NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Duda Tampan Sekuel Mami Sambung

awal

"Nek Aku berangkat dulu ya Assalamualaikum..."" ujar gadis cantik berusia 21 tahun yang bernama lengkap Savira Larasati yang akrab di sapa Vira dia pamit berangkat ke tempat kerjanya

"Waalaikumsalam kerjanya hati-hati ra" ujar Sumi nenek Vira

Mereka hanya tinggal berdua di rumah yang bisa di bilang gubuk hasil peninggalan kakek Vira harta satu-satunya yang mereka miliki

Vira tidak pernah memilih pekerjaan apa saja yang penting halal untuk mencukupi kehidupan sehari-hari mereka berdua dan saat ini Vira bekerja sebagai cleaning servis

Hanya Vira yang bekerja sementara neneknya dilarang Vira bekerja karena beliau sudah sangat tua, Orang tua Vira sudah meninggalkan saat dia masih berusia 3 tahun,ayah nya kecelakaan dan ibunya meninggal karena sakit-sakitan sejak di tinggal ayah nya,Vira perempuan periang dan ramah senyum manis nya membuat banyak lelaki terpesona tetapi Vira tak mau meladeni karena dia merasa masih harus membahagiakan nenek nya dulu untuk urusan jodoh di serahkan nya pada Allah jika memang sudah waktunya Vira akan menerima asalkan nenek nya setuju

Sejak lulus SMP kakek Vira meninggal dan Vira sudah bekerja selain untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah nya,apa saja di kerjakan mulai dari mencuci piring sampai pakaian orang,satu keinginan Savira bisa kuliah tapi mungkin itu hanya cita-cita nya saja karena uang nya selama ini habis untuk biaya pengobatan nenek nya

Saat ini Vira bekerja menjadi Office Girl di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi Mungkin bagi sebagian orang itu pekerjaan rendah tapi bagi Vira semua pekerjaan sama saja yang penting tidak mencuri dan sebagainya apalagi gajih disini cukup besar untuk sekelas Office Girl seperti dirinya bisa membiayai hidup dan membawa nenek nya berobat itu sudah sangat membahagiakan bagi Vira

***

Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan gedung besar bertulis kan DA Group. Satpam membuka pintu untuk seseorang yang ada di dalam mobil mewah itu

"Selamat siang, pak" sapa Satpam membungkukkan badan nya sopan

"Selamat siang" sahut Dani ramah sejak memutuskan pindah dari kota yang di tempati Melinda kehidupan Dani berubah total dia mulai menata kehidupan nya dari nol lagi dan bersikap sangat ramah selalu menghargai orang lain,kini perusahaan yang dia rintis dari nol mulai berkembang pesat mama nya pun sangat bahagia saat ini tapi apalah arti uang banyak jika hati nya masih kosong belum ada perempuan yang bisa menarik hati Dani karena dia terlalu trauma berumah tangga akibat Clara dan Bella dulu

Seorang wanita paruh baya ikut turun dari mobilnya,di umurnya yang sudah menginjak 50 tahun ke atas tapi wajahnya tetap cantik berpakaian sederhana tapi elegan

Kemudian wanita paruh baya itu pun berjalan masuk sambil menenteng tasnya walaupun kelihatan biasa tapi harganya jangan di tanya lagi Dani sangat menyayangi mama nya itu dan memberikan apapun untuk mama nya

Ponsel yang berada di tas berdering tangannya merogoh tasnya, karena tidak fokus dia hampir jatuh kalau saja tidak ada orang yang memegang tubuh nya itu

"Anda tidak apa-apa?"" tanya sang gadis dengan nada khawatir.

"Tidak apa-apa, terimakasih" jawab wanita paruh baya sambil menoleh ke arah sang gadis kemudian keningnya berkerut setelah melihat sang gadis seperti mengingat kan dia akan senyum Melinda mantan menantu nya dulu,ya ini versi Melinda muda saat pertama kali bertemu Dani dulu

"Syukurlah kalau anda tidak apa-apa"ujar gadis itu lega

"Sekali lagi terima kasih ya" kata wanita paruh baya itu ramah, sang gadis mengulas senyum.

"Sama-sama bu, kalau begitu saya permisi dulu" ucap nya sambil membungkukkan badan lalu pergi

Kepergian gadis itu membuat wanita paruh baya itu tersenyum sendiri dengan pemikiran nya

"Baik sekali dia, anaknya juga cantik mengingat kan ku pada Melinda" gumamnya lanjut berjalan masuk ke lift khusus buat petinggi perusahaan menuju lantai teratas gedung ini sedangkan Dani sudah berjalan duluan keatas karena ada meeting penting yang harus segera dia hadiri

Setelah lift berhenti beliau keluar lalu menuju ke ruangan Dani,Melihat siapa yang datang membuat wanita yang tak lain adalah sekretaris Dani berdiri mengulas senyum.

"Selamat siang, Bu"sapa Utari sopan

"Selamat siang ri, apa kamu tidak ikut meeting pagi ini?" tanya mama Dani dengan senyum khas nya

"Tidak Bu, Pak Dani hanya rapat bulanan seperti biasanya tentang kinerja pegawai" jawab Utari lembut

"Mari bu saya antar bu" tawarnya.

"Tidak usah ri,saya bisa sendiri" tolak nya

"Baik Bu" Utari menganggukkan kepala nya sopan niat hatinya ingin berdekatan dengan calon mertua karena Utari tahu Dani seorang Duda bahkan sudah sangat lama

Mama Dani memang kerap datang ke perusahaan Dani karena dia harus memantau anak lelakinya ini dia tak ingin lagi kecolongan seperti dulu,tiga kali menikah tiga kali pula Dani mengalami kegagalan dan itu semua datang dari kalangan sekretaris nya jadi Mama Dani sudah trauma Dani menikahi sekretaris sendiri kali ini dia ingin Dani mendapatkan perempuan yang baik yang bisa memberikan nya keturunan serta menuntun Dani lebih baik untuk harta tak pernah dia pikirkan Dani mampu menafkahi nya nanti

Mama Dani duduk di ruang anak lelakinya itu sembari menunggu Dani, sekilas dia teringat akan Melinda,apa kabar mantan menantu nya itu apakah sudah melahirkan karena terakhir mama Dani mendengar kan kabar kalau Melinda sudah melahirkan

menikah

"Ma..." sapa Dani setelah menyelesaikan rapat nya melihat mama nya sudah berada di dalam ruangan nya

" Dan,mama rasa kamu sudah harus menikah lagi Dan agar ada yang mengurusi mu, kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga melupakan masa depan...!!" ucap Mama Dani

"Ma,,jangan membahas yang tidak penting,aku belum menemukan pengganti Melinda InsyaAllah nanti setelah sudah ada calon yang baik aku akan menikah ma" sahut Dani,ya...Dani ingin istri seperti Melinda ntah itu obsesi atau kah karena rasa bersalah nya dulu membuat nya ingin mencari pengganti seperti Melinda perempuan cantik dan sabar

"Seperti Melinda.." gumam Mama Dani pelan sambil menarik sudut bibirnya kecil

"Mama tahu kan betapa bersalahnya aku pada Melinda,jadi aku tak ingin salah memilih lagi ma,cukup sudah kehidupan kelam ku dulu kini prioritas ku saat ini hanya bekerja ma untuk perempuan tak aku pikirkan itu hanya akan mengganggu pekerjaan ku saja" sahut Dani sambil mengecek lembaran kertas di hadapan nya ini

"Dan,,jangan menyalahkan diri mu sendiri kamu butuh keturunan Dan,bukan nya kamu sudah berobat pasti saat ini kamu sudah sembuh dan bisa hidup normal kembali"

"Ma,,tolong jangan bahas itu dulu" pinta Dani membuat mama nya diam,bukan Dani tak ingin menikah lagi tapi kali ini dia harus lebih hati-hati dalam memilih pasangan hidup dia tak mau kecolongan lagi seperti Clara dan Bella

Mama Dani mengalah dia tak memperpanjang perdebatan mereka lagi,sejak mereka pindah mama Dani sendiri banyak menghabiskan waktu nya di butik,ya...Dani sengaja membangun kan satu buah butik yang bersebelahan dengan kantor nya untuk mama nya itu tapi hampir tiap hari mama Dani tetap datang ke kantor untuk mengawasi anak nya ini setelah itu baru ke butik lagi, meskipun sebentar dia tetap datang

Tok tok tok.

Ketukan pintu membuat mama dan anak ini menoleh ke arah suara

"Masuk" jawab Dani

Utari masuk dengan membawa dua minuman di atas nampan, meletakkannya dengan hati-hati di atas meja sang atasan

"Silahkan Pak, Bu, diminum" ucap Utari tersenyum manis

"terima kasih ri, sekarang kamu boleh pergi"

Dani menyuruh Utari keluar dari ruangannya dan Utari menganggukkan kepala sopan lalu hendak keluar

"Terima kasih Utari..." ucap mama Dani sembari mengulas senyum manisnya

"Sama-sama Bu, saya permisi dulu pak"Utari berjalan pelan sambil melirik sebentar ke arah Dani yang berwajah datar, sebelum dia berbalik badan lalu keluar dari ruangan sang atasan

Bu Maria mama Dani bukannya tidak tahu kalau Utari sekertaris nya Dani punya perasaan lebih ke anaknya itu. Tapi Mama Dani trauma akan sekretaris jadi membuat nya malah tidak suka ke Utari yang sering kali mencari perhatian kepada Dani hanya dia berusaha bersikap profesional selaku orang tua Dani

Untung saja cara kerja Utari bagus jadi masih dipertahankan oleh perusahaan dan tak ada alasan untuk mama Dani meminta Dani memecatnya

"Ma, ada yang mama pikirkan?" tanya Dani menyentuh lengan mama nya yang terdiam

"Mama sudah tua nak,mama takut tidak bisa melihat cucu dari kamu tidak bisa melihat kamu bahagia" ucap perempuan tua ini

Bu Maria menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca "Mama ingin punya cucu dari kamu,hanya itu tidak lebih" lanjutnya dengan air mata menetes di pipi yang putih walaupun ada yang sedikit berkeriput, Dani segera menghapus air mata mamanya lembut dia sangat menyayangi perempuan tua ini hanya Mama nya yang Dani punya saat ini,hanya mama nya yang setia pada nya menjadi penguat hidup nya

"Maafkan aku Ma.." ucapnya penuh sesal "Apa yang harus aku lakukan untuk mama agar mama bisa bahagia?" lanjut Dani

"Menikah lah nak,, menikah segera hanya itu yang bisa membuat mama bahagia saat ini"

"Baiklah aku akan segera menikah bersabar ma" ucap nya memeluk perempuan tua itu membuat mama Dani tersenyum

"Tapi kamu masih ingat kan syarat mama??" tanya nya

"Siap bos....jangan pilih sekretaris lagi...!!!" jawab Dani terkekeh kecil dan di anggukkan oleh mama nya

Wajah perempuan tua itu mulai tersenyum kembali

"Bagaimana kalau mama jodoh kan secara tiga yang kamu cari tidak ada yang bertahan lama kali ini bagaimana jika pilihan mama"

"Jangan ma,,aku bisa mencari nya sendiri....!!! sebenarnya aku sudah punya beberapa pilihan dan akan segera aku kenalkan pada mama" jawab Dani asal dia tak ingin mama nya menjodohkan dengan anak teman atau keluarga nya,Dani paling anti perjodohan

"Yang benar Dan,kamu yakin?" tanya mama nya tersenyum

" ya,,aku minta mama bersabar sebentar saja aku ingin memilih dari mereka yang mana yang terbaik agar bisa membuat mama bahagia" alasan Dani

" Mama akan bahagia jika kamu bahagia nak" ucap Mama Dani memeluk tubuh putra nya lagi

menarik

Setelah mamanya pergi Dani menghempaskan badannya ke sofa dengan kasar, memijat pelipisnya yang sedikit pusing

Dia meremas kepala sendiri yang jelas ada di otaknya kini siapa perempuan yang harus dia nikahi segera agar mama nya tidak bersedih lagi

Karena kelemahan Dani adalah air mata mamanya

"Hufft, yang terpenting buat mama senang, untuk kedepannya itu nanti bisa aku pikirkan,aku harus segera bergerak mencari"ucap Dani bermonolog sendiri sambil terus memijat pelipisnya

***

Ketika Bu Maria keluar dari ruangan Dani langkah kaki nya berhenti sejenak melihat pemandangan yang ada di depannya

Di sana ada seorang gadis muda dengan rambut dikuncir kuda dan berseragam office girl yang tadi menolongnya sedang membersihkan kaca-kaca di kantornya, sambil sesekali bercanda bersama temannya.

"Perempuan cantik yang baik hati" gumam nya sambil melihat ke arah perempuan tersebut hatinya menghangat melihat itu, jarang sekali ada gadis yang umurnya masih muda mempunyai semangat yang tinggi,mama Dani tersenyum, beberapa menit setelah melihat itu dia segera meninggalkan kantor Dani

***

Pekerjaan Savira sudah selesai, dia tengah bersiap-siap pulang dan berencana akan membeli beberapa persediaan rumahnya karena sudah banyak yang habis

"Ra kamu pulang naik apa?" tanya Riko pada Vira teman sesama profesi nya

"Naik ojek mas" jawab Vira singkat mengulas senyum, senyum manis karena Vira memang perempuan yang sangat ramah,dia pekerjaan yang paling muda jadi dengan siapapun dia akan berlaku sopan untuk panggilan

"Gimana kalau aku antar kamu?" tanya Riko lagi

"Tidak usah mas, terima kasih."

Vira menolak halus tawaran Riko karena takut merepotkan

"Vir, kamu udah punya pacar?" tanya Riko dengan nada gugup

"Belum mas, untuk saat ini aku mau fokus bekerja dulu dan mengurus nenek karena hanya dia yang aku punya" jawab Vira jujur

"Jangan terlalu semangat berkerja Vir, sampai lupa cari pacar nanti malah jadi perawan tua lo" goda Riko sambil tersenyum ke arah Vira

"Aku masih terlalu muda mas untuk menikah apalagi saat ini nenek sangat membutuhkan ku,belum ada kepikiran untuk itu mas" sahut Vira lagi

"Kamu suka Vira Ko, tinggal ngomong aja kali ko,jangan sok ngasih petuah segala" celetuk Tami ikutan nimbrung ke pembicaraan Vira dan Riko

Mendengar celetukan Tami wajah Riko memerah menahan malu sedangkan Vira malah tertawa renyah seperti menjadikan itu candaan

"Lagian ya Vir, kamu gak peka sama kodean Riko?"

Vira menggeleng dapat pertanyaan dari Tami sambil tersenyum.

"Kamu gak ada sedikitpun perasaan ke Riko Vir?" tanya Tami lagi dengan mata memicing.

"Mbak Tami jangan aneh-aneh deh pertanyaan nya" jawab Vira mulai gugup

Riko menatap tajam Tami lalu Vira melirik Riko sebentar.

"Perasaan sebagai teman aja mbak" jawab Vira masih dengan mengulas senyum

"Yaaahhh, cuma di anggap teman kamu ko,kasihan amat nasib kamu udah kasih sinyal susah-susah tiap hari tapi tetap aja nggak ke pancing tu umpan"ucap Tami ngomong sok dramatis, Vira terkekeh melihat Tami yang memang berbicara selalu sesuka hati nya sendiri

Vira berdiri sambil mengalungkan tasnya di leher nya dan bersiap pulang kalau sudah ngerumpi dengan Tami sudah pasti tak kenal waktu menurut Vira lebih baik dia menyudahi segera karena nenek nya tinggal sendiri di rumah

"Emm kalau gitu, aku duluan ya mas, mbak Tami,Assalamualaikum" pamitnya melangkah keluar ruangan khusus pekerja bersih-bersih

"Waalaikumsalam" jawab Tami dan Riko berbarengan

Vira berjalan tergesa-gesa tidak menengok kanan kiri, dia tidak tahu bahwa ada seseorang yang dari sebelah kiri.

Brukk.

"awwww.......Aduhh.."ringis Vira menahan sakit pantat nya terduduk di lantai

Hidung Vira mencium bau wewangian perpaduan antara wangi Musk dan segar yang menguat, membuat Vira tanpa sadar menghirupnya meskipun tubuh nya sakit dia masih bisa merasakan kesegaran dari tubuh seseorang yang berdiri di hadapan nya ini

Vira mendongakkan kepalanya menatap siapa yang tadi tabrakan dengannya apakah dia yang menabrak atau dia yang di tabrak

Matanya seketika melebar setelah dia tahu siapa yang dia tabrak kemudian Vira langsung berdiri dan menunduk takut, sementara orang di depannya menatap Vira dengan tatapan datar

"Maaf pak, saya tidak sengaja." ucap Vira takut-takut

"Siapa nama kamu?"

Tubuh Vira gemetar mendengar pertanyaan dingin dan datar itu

"Saya tanya, siapa nama kamu?" mengulangi pertanyaan yang sama dengan nada biasa saja karena Vira belum menjawab pertanyaan nya

"Vir...Sa-vira pak."" jawab Vira dengan nada gemetar

Seseorang didepannya menatap menelisik karena dia belum pernah melihat gadis itu karena Vira sendiri keluar dengan pakaian rapi bukan pakaian office girl nya yang sudah di lepaskan nya tadi di ruangan

"Kamu bekerja di bagian mana?"

Vira meneguk susah salivanya.

"Office Girl, pak." jawab Vira semakin gemetaran, orang itu mengangguk paham

"Baiklah Vira, lain kali hati-hati kalau sedang jalan jangan lihat kiri kanan perhatian siapa lawan mu di depan" ucap Dani pelan lalu pergi membuat Vira melongo lalu mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Hufft, kirain mau di pecat tadi" ucap Vira bernafas lega sambil mengelus dadanya

"Ngomong-ngomong, bener kata teman-teman kalau Pak Dani itu memang ganteng dan ramah" gumamnya sendiri

Vira berlari kecil melangkahkan kakinya ke depan gedung perusahaan, di sana sudah ada ojek langganannya yang sedang menunggunya.

"Maaf pak, saya telat." ucap Vira sambil menerima helm yang disodorkan bapak ojek lalu memakainya.

"Gak apa neng" jawabnya mengulas senyum.

"Terima kasih, pak."

Vira mendudukkan pantatnya di jok belakang motor, kemudian setelah Vira duduk, tukang ojek melajukan motornya ke jalan.

"Mau mampir dulu neng?" tanyanya pada Vira

"Iya pak ke pasar dulu ya ada keperluan yang saya ingin beli" jawabnya, tukang ojek mengangguk kan kepalanya.

Vira lebih suka memilih belanja di pasar dari pada supermarket selain harganya yang lebih terjangkau, di pasar juga jauh lebih lengkap dia bisa membeli apa saja dalam jumlah sedikit dan masih bisa di tawar lagi meskipun harus berkeliling pasar,lelah sudah pasti tapi Vira tak pernah menjadi kan itu beban malah dengan senang hati dia melakukan nya demi nenek tercintanya

Setelah membeli keperluannya di pasar Vira pulang menuju rumahnya,beberapa kantong plastik Vira taruh di depan dan sisa nya dia yang pegang karena belanjaan Vira tak begitu banyak

Motor yang membawa Vira berhenti di lampu merah, tepat di sampingnya ada mobil sedan mewah yang juga berhenti Vita tidak tahu bahwa didalam mobil mewah itu ada seorang yang menatapnya.

"Gadis yang cukup cantik dan menarik" gumamnya sambil tersenyum tipis dan melajukan mobilnya menelusuri jalanan yang masih sangat ramai karena memang jam pulang kantor

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!