NovelToon NovelToon

Mentari

Perkenalan Tokoh

* Mentari Ayu Lestari Algantara*

Mentari Ayu Lestari Algantara biasa dipanggil Mentari anak dari Ibu Anita dan Hadi Algantara, memiliki saudara Aldi Algantara. Mentari merupakan salah satu pewaris Algantara Grup. Dia seorang mahasiswi di kampus Mahardika yaitu salah satu kampus elit di kotanya. Memiliki ciri-ciri mata bulat, bulu mata lentik, lesung pipi, hidup mancung, berbadan mungil. Dia gadis periang, polos/lugu, ramah, lemah lembut dan penurut. Mentari sangat takut dengan darah, ia akan menangis sejadi-jadinya kalau melihat darah bisa dibilang cengeng. Memiliki sahabat bernama Siska Amelia biasa dipanggil siska dan Rionaldo Mahendradatta biasa dipanggil Rionaldo atau Rio

Mentari : Kemewahan tidak menjamin hidup bahagia tapi hidup sederhana ditengah kemewahan itu merupakan kebahagiaan tersendiri. Hidup sederhana itulah kunci bahagia.

*Arka Mahardika Purnawan*

Arka Mahardika Purnawan biasa dipanggil Arka. Arka merupakan anak semata wayang pengusaha kaya bernama Dewi dan Rahmat Purnawan. Dia CEO perusahaan holding purnawan dan Dosen dikampus swasta elitnya sendiri yaitu Kampus Mahardika. Memiliki ciri-ciri badan kekar, alis tebal, hidung mancung, tegas dan dingin. Memiliki Asisten bernama Brian Holmes biasa dipanggil asisten Brian.

Arka : Mencintai tidak semudah memimpin. Apalagi mencintai orang yang tidak mengerti apa itu cinta

*Rionaldo Mahendradatta*

Rionaldo Mahendradatta biasa dipanggil Rionaldo atau Rio. Anak dari Ayu dan Adi Mahendradatta. Mahasiswa kampus Mahardika, teman sekelas Mentari dan Siska.. Ciri-ciri alis tebal, lesung pipi dan tinggi badan 165 cm. Orangnya ramah dan murah senyum. Laki-laki pengagum rahasia Mentari.

Rionaldo : cinta datang karena terbiasa; biasa bertemu dan bersama.

*Aldi Algantara*

Aldi Algantara biasa dipanggil Aldi. Kakak Mentari Ayu Lestari Algantara ini memiliki ciri-ciri mata sipit, hidung mancung dan alis tebal. Memiliki sifat jail yang jauh dari kata seorang pemimpin perusahaan Algantara Grup. Memiliki sahabat yang bernama Arka Mahardika Purnawan. Masalah pasangan hidup, Aldi masih dalam pencarian

Aldi : Cinta tulus dia yang menerima kita apa adanya

*Siska Amelia*

Siska Amelia biasa dipanggil Siska. Siska ini anak dari keluarga terpandang di kotanya, sehingga orang tuanya menyekolahkan dia dikampus Mahardika. Dia tinggal di apartemen milik orang tuanya selama kuliah. Memiliki ciri-ciri Mata sipit, rambut panjang hitam, wajah bulat dan punya gigi gingsul. Dilihat dari jauh saja sudah ditau kalau Siska ini gadis peranakan indo dan korea. Memiliki sifat baik hati, siap menemani Mentari kapanpun Mentari butuhkan. Siska yang tau betul bagaimana Rionaldo mencintai mentari dengan tulus dan bagaimana butanya Mentari dengan cinta.

Siska : Sahabat sejati aku yaitu Mentari dan Rionaldo. Sahabat sejati itu yang tau keadaan sahabatnya sedangkan baik-baik saja atau sebaliknya

*Brian Holmes*

Brian Holmes biasa dipanggil asisten Brian, dia merupakan asisten kepercayaan Arka Mahardika Purnawan. Brian ini berawal dari asisten di perusahaan setelah bosnya mengenal yang namanya cinta atau bisa dibilang jatuh cinta dengan seorang mahasiswinya sendiri yang bernama Mentari, maka dia dipercayakan untuk mengawasi Mentari. Bisa dibilang kehadiran Mentari menambah beban kerja Brian. Memiliki ciri-ciri mata tajam seperti elang, dingin seperti kulkas dan alis tebal. Biasa diluar kantor berpakaian kasual dengan kacamata hitam dan topi hitam layaknya seorang detektif.

Brian : Fokus pada tujuan yaitu Asisten kepercayaan Arka Mahardika Purnawan

.

.

.

.

Jangan lupa dukungannya yaa teman-teman😊

Episode 1

Langit mulai redup, warna jingga yang menghiasi langit sedikit demi sedikit mulai pamit bersama matahari. Bintang dan bulan siap untuk berperan menghiasi langit dimalam hari.

Mentari yang baru pulang dari kampus dengan perut kosong ditambah badan memanggil untuk segera istrahat membuat tuannya tidak bisa melawan selain mengikuti kehendaknya.

Mentari masuk dalam rumah langsung menuju meja makan.

"Bun.. ada makanan enak gak?"

"Kamu baru pulang sekarang, dari mana?" Tanya balik ibu Anita sambil menaruh cumi bakar dan sayur tumis kangkung pedas

"Ma syaa Allah bunda, rajin amat masak cumi bakar.. aku makan ya?" Izin Mentari sudah tidak tahan melihat menu untuk malam ini.

"Mandi dulu baru makan" larang ibu Anita yang masih menyendok lauk didapur. Ia tidak tau kalau putrinya itu sedang menikmati makanannya

"Nanggung bun" jawab Mentari yang sudah nambah nasi 2 kali. "Alhamdulillah, kenyang" sambungnya lagi sambil mengusap perutnya karena kenyang

Ibu Anita, menuju meja makan dengan semangkuk sup ditangannya dan Mentari sementara minum tanda ritual makanannya akan berakhir.

"Sudah makan?" Tanya ibu Anita

"Iya Bun, Mentari lapar sekali... Mentari kekamar dulu ya bunda" pamit Mentari sambil mengangkat tasnya.

Ibu Anita dan Pak Hadi makan malam berdua tanpa Mentari sedangkan mentari dikamar membersihkan diri dan lanjut kerja tugas kampus sebagai nilai tambahan untuk UAS nanti, jadi seorang mahasiswa/i semakin dekat dengan akhir semester maka tingkat kesibukannya makin bertambah

"Bun, Mentari gak makan sekalian?" tanya papa Hadi baru ia sadar ternyata mereka hanya makan berdua

"Sudah makan tadi pa, dia yang duluan makan katanya lapar sekali" jawab ibu Anita dengan suapan terakhir lalu ia minum

Papa Hadi mendengar itu hanya mengangguk lalu ia kembali lanjut makan begitupun dengan ibu Anita menunggu suaminya selesai makan

Berbeda dengan Mentari yang masih fokus belajar untuk final besok pagi.

"Huuaammm" Mentari menguap sambil menutup mulut

"Ngantuk, udah jam berapa sekarang?" Tanya mentari seorang diri dalam kamar lalu ia meraih ponselnya "lahhhh.. baru jam 9 sudah mengantuk, apa kabar nilai nanti" sambungnya lagi masih memaksakan diri untuk terus belajar

15 menit kemudian, bukannya belajar malah enak tidur berbantalkan lengannya diatas meja, tidurnya sangat nyenyak sampai panggilan telfon ia tidak dengar.

...*******************...

Pagi yang cerah dengan cahaya mulai masuk disela-sela gorden kamar mentari. Mentari masih berada dibalik selimut yang hangat, membuat empunya susah untuk bangkit dari tempat tidur.

"Tok tok tok"

"Mentari, gak kekampus?.. sekarang sudah pukul 7 pagi" teriak ibu Anita dibalik pintu kamar putrinya itu

Meskipun mentari masih tidur, telinganya masih mampu menangkap ucapan bundanya itu kalau sekarang sudah pukul 7 pagi. Mentari menyibakkan selimutnya lalu bagun dengan cepat lari membuka pintu kamar dengan rambut singa

"Bunda, benar sudah jam 7?" Tanya Mentari memastikan

"Iya" jawab ibu Anita dengan tangan yang dia lipat didada..

"sudah mau wisudah tapi masih suka terlambat bangun pagi" sambungnya lagi dan kali ini ia marah karena dia kira Mentari sudah siap-siap kekampus ternyata belum bangun.

"Efek belajar bun" jawab mentari lalu lari kekamar mandi.

10 menit kemudian, mentari sudah duduk dimeja makan dengan cepat mengambil satu roti tawar lalu mengolesnya dengan selei rasa kacang dan lari menuju mobil yang sudah ditunggu oleh papa Hadi dihalaman rumah

"Ayo pa, nanti mentari terlambat" ucapnya sambil mengunyah roti tawar yang dia bawa tadi

Papa Hadi menyusuri jalan kota dengan pelan, mentari melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Mentari menepuk-nepuk tangannya diatas kursi mobil diatara dirinya dan papanya itu.

"Papa, lambat amat bawa mobil" batin Mentari

Papa Hadi yang masih fokus nyetir teralih ditangan mentari yang suka menepuk tempat duduk

"Kenapa?" Tanya papa Hadi

"Mentari sudah mau terlambat pa" jawab mentari dengan cepat karena pertanyaan ini yang dia tunggu dari tadi

"Tanya dulu teman-teman kamu, jalanan sedikit macet"

Mentari mendengar perintah dari papanya tanpa berpikir panjang dia langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lalu mengirim pesan kepada Siska

✉️ Mentari : Sis, udah ada dosen?

Setelah selesai mengirim pesan kepada siska, mentari mengembalikan ponselnya dalam tas. Papa Hadi hanya memperhatikan putrinya sekilas lalu kembali fokus nyetir.

"Belum terlambat kan?" Tanya papa Hadi lagi

"Belum dibalas pa"

"Chat lagi dong, takutnya kamu terlambat"

Mentari kembali mengeluarkan ponselnya dan kali ini dia chat Rionaldo

✉️ "Rio, sudah ada dosen?"

✉️ Rionaldo : tinggal tuan rumahnya yang ditunggu

✉️ Mentari : aku serius

✉️ Rionaldo : iya, aku juga serius.. UASnya diruang dosen, jam 4 sore

Mentari membaca pesan dari Rionaldo itu tidak ada kata yang keluar dari bibirnya selain "apa" dengan ekspresi kaget. Mentari sudah tidak ada semangat diwajahnya karena tadi malam belajar mati-matian demi UAS hari ini ternyata malah disuruh UAS diruangan dosen jam 4 sore.

"Nasib-nasib" batin mentari sambil menggigit jari

Papa hadi menyadari perubahan mentari "kenapa nak?"

"Diundur jadi jam 4 sore pa" jawab Mentari

"Jadi kita pulang sekarang?" Tanya papa Hadi dan menoleh kiri kanan mencari pembelokan

"Ehhh.. jangan pa, aku nunggunya dikampus sama teman-teman" larang Mentari kepada papanya itu dan papa Hadi hanya mengiyakan apa yang diucapkan putrinya

10 menit kemudian Mentari sampai di fakultasnya, dengan santai masuk kelas mencari Siska.

"Sis, benar kita UAS nanti diruangan dosen?" Tanya mentari belum percaya

Siska mendengar pertanyaan mentari yang awalnya menulis langsung berhenti dan menatap wajah mentari yang dia kira hanya bercanda

"UAS apa?" Tanya balik Siska

Kali ini bukan hanya Siska yang bingung, mentari pun ikut bingung dengan pertanyaan balik Siska.

"Hari ini kita UAS kata Rionaldo dipindahkan jam 4 sore" jelas Mentari

"Aku gak dengar info UAS hari ini"

"Aku dikasih tau sama Rionaldo" ulang Mentari lagi meyakinkan Siska dengan jawabannya itu

"mungkin mau UAS duluan, supaya cepat gitu" jawab Siska lalu dia lanjut tulis tugasnya

Mentari hanya mengangguk dia akan coba tanya langsung kepada Rionaldo kalau sudah ada dia dalam kelas. Mentari ikut fokus melihat Siska yang menulis sampai mahasiswa/i lain ikut masuk kelas. Rionaldo pun ikut masuk kelas, mentari melihat Rionaldo langsung menghampirinya

"Maksudnya UAS sore jam 4?" Tanya mentari to the point

Rionaldo melihat kiri kanan dengan senyum sedikit tergambar diwajahnya "ssttttt.. nanti aku jelaskan" larang Rionaldo

"Jelaskan apa?" Tanya lagi mentari yang tidak mengerti maksud dari Rionaldo

Rionaldo langsung menarik tangan mentari membawanya diluar kelas, karena Rionaldo paham betul dengan sifat polos mentari bukan hanya mempermalukan dirinya tapi orang yang ada disekitarnya juga.

"Jam 4 sore, hanya kita berdua yang UAS karena aku ada kegiatan makanya aku minta sama dosen kita UAS jam 4. Supaya aman tinggal urus skripsi.. atau kamu tidak mau?" Tanya Rionaldo

Mentari berpikir sejenak "hhmmmmm, gimana ya?"

"Ya udah aku kasih tau aja dosen kalau gitu, aku sudah jelas mau UAS jam 4 sore ini" ucapan final Rionaldo

"Heeeee, enak aja.. aku mau juga cepat lah.. tapi gimana kalau aku gak tau jawabannya?" Tanya Mentari lagi untuk meyakinkan dirinya

"Ada aku yang bisa bantu kamu, kenapa sih harus ragu-ragu" ucap Rionaldo

"Oke, fix.. aku siap kapten" jawab mentari dengan tangan hormat sembari ia senyum

"Oke, makanya jangan ragu dengan kapten ini" jawab Rionaldo membanggakan diri.

Waktu begitu cepat berputar tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, mentari dan Rionaldo sudah siap menuju ruangan dosen tempat dimana untuk UAS.

Mentari dan Rionaldo jalan beriringan. Mentari yang tegangan orangnya ia membuka tasnya mencari buku catatan untuk UASnya saat ini.

"Kenapa buka tas lagi?, Kita udah mau masuk ruangan dosen" ucap Rionaldo

"Otak aku tidak secerdas kamu, gimana kalau aku lupa jawabannya?" Tanya balik mentari

Rionaldo hanya ketawa lucu mendengar ucapan mentari "santai, tetap kita bisa menjawab"

"Percaya diri bangat ya" jawab mentari lalu ia berhenti dipintu masuk dengan menghela napas kemudian mengetuk pintu dan memberi salam

Rionaldo ingin memberi tahu cara kode kalau nanti tidak tau jawaban dari soal agar aman dan tetap terkendali

"Eehhh, jangan dulu.. kamu sudah tau bagaimana caranya nanti kalau tidak tau jawabannya?"

Mentari menggeleng pelan dengan muka bingung "belum"

"Angkat jari sesuai nomor yang kamu tidak tau" ucap Rionaldo sebelum dosen menyuruh mereka masuk.

"Masuk" dosen mempersilahkan selanjutnya setelah keluar dua orang mahasiswa dari ruangannya.

Yang dipersilahkan selanjutnya tidak lain adalah Mentari dan Rionaldo. Mereka pun masuk beriringan, awalnya tidak memperhatikan dua mahasiswa yang ada didepannya kali ini.

"Ada apa?" Tanya dosen Bagus yang sedikit suka ganggu mahasiswi di kampus. Ganggu disini paling suka lihat mahasiswa dan mahasiswi yang datang bersamaan

"Yang menghadap kemarin pak.." jawab Rionaldo

"Ohhh Rionaldo Mahendradatta dan kamu?" Tanya pak Bagus sambil menunjuk Mentari

Mentari baru buka mulut tiba-tiba Rionaldo bersuara "sama pak, kami berdua mau UAS"

"Kenapa tidak sama-sama yang lain saja?" Tanya pak Bagus lagi

"Aaaaaaa" ucap mentari bingung karena disini dia hanya ikut Rionaldo

"Gini pak, saya dan Mentari ada kegiatan besok jadi kami berdua tidak bisa ikut pak. Kami mengambil waktu untuk UAS sore ini pak, terima kasih pak atas waktu yang telah bapak luangkan untuk saya dan Mentari sore ini" ucap Rionaldo dengan sopan kepada dosen pak Bagus

Pak bagus bukan merespon ucapan Rionaldo malah curiga kepada dua orang didepannya ini

"Kalian ini teman?" Tanya pak Bagus lagi

"Iya pak" jawab Mentari dengan cepat dan Rionaldo hanya menoleh ke tempat lain dengan nada lirih "mati aku".

Biasanya pak Bagus dengan jawaban teman ini jadi senjatanya mengganggu mahasiswa kampus. Tapi entah rezeki mereka hari ini pak bagus tidak banyak bertanya

"Ohh... Ini soal UAS kalian berdua tapi kalian berdua harus pisah, tunggu saya telfon dulu asisten saya untuk mengawasi salah satu diantara kalian"

Setelah memberikan soal kepada Rionaldo dan mentari kemudian pak Bagus menelfon asistennya. Tidak lama kemudian asistennya mengetuk pintu dan masuk. Asisten pak bagus bukan mengawasi Rionaldo melainkan Mentari.

Rionaldo kerja soal tidak fokus matanya selalu kearah Mentari. Rionaldo melihat asisten pak Bagus selalu perhatikan Mentari yang lagi fokus menjawab soal yang diberikan pak Bagus

"Ngapain asisten pak Bagus selalu memperhatikan mentari" batin Rionaldo yang sudah menjawab semua soal yang diberikan dosen tetapi dia masih menunggu mentari

Mentari sudah menjawab semua soal yang diberikan oleh pak Bagus. Mentari menoleh kearah Rionaldo

"Kita kumpul yuk" ajak mentari dari sudut ruangan dan Rionaldo pun mengangguk iya lalu berdiri menuju meja pak Bagus.

Pak Bagus sebelum mulai UAS mata kuliahnya ia menyuruh asistennya untuk memberi jarak antara Rionaldo dan mentari.

"Yakin jawabanmu sudah benar semua?" Tanya asisten pak Bagus itu lagi

"Iya" jawab Mentari penuh yakin dan Rionaldo pun ikut menghampiri mentari

"Ini banyak yang salah, tulis nomor kontak kamu disini nanti saya informasikan kalau banyak salah" ucap asisten tersebut penuh perhatian kepada mentari tersebut

"Tapi...." Ucap mentari bingung sambil melirik Rionaldo meminta bantuannya

Rionaldo mengerti maksud dari Mentari, dia pun menghampiri asisten tersebut "pakai nomor saya saja pak, kebetulan saya dan Mentari tetangga pak"

"Ohh" jawab singkat asisten tersebut dengan tangan yang dimasukkan dalam saku celana sambil jalan mengitari Mentari

"Bagaimana pak?" Tanya Rionaldo lagi memastikan kepada asdos tersebut, "maaf pak, kami harus pulang waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 sore" sambungnya lagi mengingatkan asdos tersebut kalau waktu sudah menjelang malam

"Iya pak, kami harus pulang" timpal Mentari sambil melihat asdos tersebut yang sudah membuatnya tidak nyaman berada diruangan itu

"Oke, silahkan" ucap asdos tersebut mempersilahkan mereka pulang

Mentari dan Rionaldo pulang, karena sudah menjelang malam jadi Rionaldo lah yang antar pulang Mentari. Mereka berdua menuju parkiran tanpa berpikir mentari masuk dalam mobil dan duduk santai sambil menunggu Rionaldo masuk

"Rionaldo, kamu mau tunggu asdos tadi yang membuat rambut aku ingin berdiri saking sakit hati?" Tanya mentari

Rionaldo menghampiri mentari dijendela mobil "gimana aku mau masuk, kamu bisa bawa mobil?

Mentari tanpa berpikir langsung menjawab sambil mengomel "tadi aku diremehkan sama asdos yang sok tau itu sekarang kamu juga,. Ahhhh memang laki-laki tidak punya perasaan"

Rionaldo bukan meladenin ucapan Mentari malah ia ketawa "hahahaha"

Mentari langsung keluar dari mobil dan duduk diparkiran tanpa alas dengan tas sampingnya yang dia pegang

Rionaldo sudah duduk dibagian sopir tetapi Mentari masih duduk di luar karena tidak terima dia diremehkan seperti tadi

"Ayo masuk, ini sudah malam.. mana dalam kampus ini banyak hantu.. disini saja sisa satu mobil yang belum pulang.. atau kamu mau...." Ucap Rionaldo menggantung ucapannya

Mentari langsung bangkit dari duduknya dan masuk dalam mobil "enak aja aku numpang sama asdos tadi"

Rionaldo pun mengantar Mentari pulang sedangkan orang tua Mentari terutama bunda Anita sudah panik dirumah karena mentari yang belum pulang sampai sekarang

...***JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE NYA YAA TEMAN-TEMAN...

...SEMOGA KITA SEHAT SELALU... AAMIIIN🤲***...

Episode 2

Hari ini Mentari lagi membantu ibunya didapur bukan tidak ada alasan jika dia rajin tetapi hari ini kakaknya Aldi akan balik ke Indonesia setelah menyelesaikan studi S2 dan kerja sebagai asisten dosen di kampusnya sendiri kurang lebih satu tahun selama di luar negeri

"Bun, jam berapa kak Aldi dijemput di bandara?" Tanya Mentari ingin sekali menjemput kakaknya itu

"Papa yang tau, tadi aldi telepon papa kalau tidak salah siang kalau bukan sore" jawab ibu anita sambil membalik ikan gorengnya agar tidak hangus

"Oh gitu" jawab mentari lalu ia lanjut membantu ibunya sampai selesai

Setelah selesai Mentari menuju ruang tengah dimana disana ada tv untuk nonton, sementara ibunya masih membersihkan alat dapur yang mereka gunakan tadi.

Papa Hadi baru pulang rumah, setelah membuka sepatunya ia duduk disamping putrinya yang lagi nonton

"Kamu, gak mau ikut jemput kakak kamu di bandara?"

Mentari menoleh dengan cepat kearah papanya itu "mau dong pa" jawabnya dengan antusias

"Ya udah, siap-siap sekarang. Kakak mu sudah di bandara"

Mentari mendengar kakaknya sudah di bandara ia langsung lari menuju kamarnya memakai kerudung dan tidak lupa memakai sweater

Papa Hadi menuju Bandara yang ditemani oleh Mentari. Tidak lama kemudian mereka sampai, tanpa berpikir panjang Mentari langsung masuk diruang tunggu mencari kakaknya. Ia mencari setiap barisan kursi berharap kakaknya lagi duduk disana, tapi bukan Aldi namanya kalau tidak ketemuan dengan sahabat-sahabatnya walaupun belum sampai rumah, baru sampai di Indonesia

Mentari kembali ke papanya memberi tahu kalau dirinya tidak mendapatkan kakaknya itu

"Pa, kak Aldi mungkin sudah pulang, aku cari dimana-mana gak ketemu"

"Papa telfon dulu kalau gitu" ucap papa Hadi lalu mengambil ponsel dalam saku celananya

📞"Assalamualaikum nak, kamu dimana?.. oohh gitu.. ya udah.. kami tunggu dirumah ya.. cepat pulang bunda menunggu mu" ucap papa Hadi dalam telefon dengan anak sulungnya itu

Mentari yang sudah tidak sabar menunggu "gimana pa?"

"Kita pulang, teman-temannya yang antar pulang" ucap papa Hadi lalu mereka pulang.

...*****💛💛💛*****...

Makan malam kali ini, keluarga Hadi memiliki personil lengkap. Makan malam terasa nikmat, papa Hadi malah nambah nasi dan lauk

"Papa nambah lho, memang masakan aku enak ya pa?"

"Karena anak papa lengkap malam ini" jawab papa Hadi

Mentari memanyunkan bibirnya "muji kah supaya rajin masak"

"Enak dek, ini kamu yang masak?" Tanya Aldi

"Iya kak, hanya bantu bunda sih sebenarnya" jawab jujur Mentari yang mengundang tawa kakak dan kedua orang tua mereka

Makan malam sudah selesai dan berpindah keruang keluarga. Lagi asyik cerita tiba-tiba ponsel Mentari bunyi

"Ting Ting Ting"

"Ponsel siapa tu yang bunyi?" Tanya Aldi

"Ponsel aku" jawab Mentari lalu ia menjauh sedikit dan mengangkat telfon dari Rionaldo

📞"Halo, nanti aku telfon balik ya, lagi kumpul-kumpul dengan keluarga" ucap Mentari dalam telfon

Rionaldo yang ada di apartemennya lagi baring-baring sambil menelfon Mentari rencana ingin tau bagaimana hasil finalnya

📞"Ohh iya, ada keluarga yang datang?" tanya Rionaldo lagi penasaran sedangkan Mentari hendak ingin mematikan sambungan telfon itu dia urungkan niatnya kembali menjawab pertanyaan temannya itu

📞"Hanya keluarga inti.. sudah yaa, by" ucap Mentari lalu mematikan sambungan telfon lalu ia kembali ke tempat duduknya semula

"Siapa yang nelpon?" Tanya Aldi kepada adiknya itu yang baru duduk

"Teman kampus" jawab Mentari lalu mereka kembali ke inti cerita.

Mereka hanya cerita berempat tetapi ramai seperti satu kampung, belum suara tawa mereka yang menggelegar. Papa Hadi begitu bahagia melihat kedua anaknya kumpul bersama mereka saat ini. Papa Hadi langsung meminta anaknya untuk main game

"Gimana kita main game" tawar papa Hadi

"Game apa pa?" Tanya balik Mentari penasaran

"Gamenya jawab pertanyaannya dari papa, gimana?" Tanya papa Hadi kepada kedua anaknya itu

"Oke, sudah lama juga kan kita gak main game.. sebelum papa sibuk dikantor dan Aldi kuliah luar negeri" timpal ibu Anita mendukung suaminya

"Oke.. pertanyaannya adalah telur dulu baru ayam atau ayam dulu baru telur?"

Dengan penuh percaya diri Aldi mengangkat tangan dengan cepat

"Ayam dulu baru telur pa"

Mentari dengan ketawa mengejek "eehhh kak, emang ayam dari mana kalau bukan dari telur, berarti telur dulu baru ayam.. kakak sih terlalu percaya diri" ucapnya sambil menggeleng kepada heran kepada kakaknya itu seakan jawaban sudah benar

"Dek, dimana-mana ayam dulu baru telur.. telur itu dari mana kalau bukan dari ayam.. jadi yang benar ayam dulu baru telur" ulang Aldi lagi kepada adiknya itu yang tidak mau kalah

Ibu Anita dan papa Hadi dengan keahlian masing-masing melerai anaknya

"Gini, sudah lupa kisah nabi nuh As? Dulu papa sering ceritakan kalian berdua waktu kecil.. siapa yang masih ingat... hayo?"

Mentari mulai mengingat-ingat cerita papanya waktu mereka kecil tentang nabi Nuh As. Mentari tiba-tiba teringat dan menoleh kearah kakaknya

"Kakak yang benar, aku yang salah karena cerita dari nabi Nuh As semua binatang dalam kapal berpasang-pasangan" jelas Mentari

Papa Hadi langsung senyum "nah itukan, salah bukan berarti tidak menang dan yang menang jangan terlalu berbangga diri"

Aldi mendengar ucapan papanya itu sepertinya ada unsur lain yang terlibat dalam game ini selain mereka bertiga

Papa Hadi langsung menyuruh istrinya untuk mengumumkan siapa yang menang. Ibu Anita pun siap-siap mengumumkan siapa pemenangnya

"Juara satu dalam game ini adalah Mentari" ucap ibu Anita yang membuat Aldi kaget karena merasa dirinya benar tapi kalah sedangkan Mentari tidak kalah kaget dari kakaknya karena jawabannya salah malah tapi malah jadi pemenang

"Gimana ceritanya jawaban salah jadi pemenang" ujar Mentari

"Lah" jawab Aldi sambil mengangkat tangannya kedepan "benar tapi kalah"

"Adik kamu menang bukan karena jawabannya tetapi ia mampu mengingat cerita nabi Nuh As waktu kalian masih kecil" jelas ibu Anita sebelum melanjutkan ucapannya "tapi hadiahnya sama antara juara satu dan juara harapan"

"Bunda masa gitu, gak ada juara dua tapi ada juara harapan" protes Mentari lagi

"Iya, karena juara harapan itu yang diharapkan untuk jadi pemenang kedepannya bukan hanya pemenang saat ini" jawab papa Hadi yang membuat Aldi menautkan tangannya didepan dada dengan bangga

"Benar itu pa, tapi pa bun kayaknya aku harus istirahat" pamit Aldi yang hanya diangguki oleh kedua orang tua dan adiknya itu.

Merekapun ikut istrahat dikamar masing-masing, begitupun dengan Mentari sampai dikamar ia kembali teringat kalau dirinya janji Rionaldo untuk menelponnya kembali. Mentari duduk santai diatas tempat tidur sambil menelfon Rionaldo, berkali-kali ditelfon tidak angkat Mentari mencoba lagi dengan harapan kali ini akan dijawab teleponnya

📞"Assalamualaikum, kenapa telfon jam gini?" Tanya Rionaldo to the point

📞"Wa'alaikumussalam, kan tadi aku janji mau telfon balik.. ngegas bangat sih, kalau gak mau ditelfon tinggal bilang kalau lagi malas" jawab mentari. Ia tidak suka kalau Rionaldo mengatakan hal demikian

Mentari mendengar Rionaldo menarik napas dan mengeluarkannya dengan pelan untuk menormalkan perasaannya yang kaget karena nada dering ponselnya itu, dengan lembut Rionaldo berkata diseberang telfon yang didengar secara jelas

📞"mentari ini sudah tengah malam, aku tadi kaget siapa yang menelepon tengah malam seperti ini ternyata kamu, untung kamu sahabat aku"

📞"Oohh.. hehehehe... Ya udah, aku matikan sambungan telfonnya dan kembali tidur.. assalamualaikum" ucap Mentari dengan kesal karena baru kali ini ia dengar Rionaldo cepat tidur dan protes karena meneleponnya tengah malam

📞"Wa'alaikumussalam" jawab Rionaldo yang sudah tidak sanggup menahan rasa kantuknya

"iya, aku tahu nih pasti habis ketemuan dengan pacar kamu kan makanya pas aku menelfon sudah ngantuk.. haalllaaaahhh.. memang laki-laki kalau sudah ketemuan dengan cewek, sahabatnya pasti dilupa" ucap mentari kesal. karena tidak biasanya Rionaldo seperti itu. Mentari sengaja mengomel panjang lebar kayak emak-emak ditelfon agar Rionaldo hilang rasa kantuknya dan benar sesuai prediksinya gara-gara ucapannya itu membuat Rionaldo rasa kantuknya hilang seketika

📞"Tau dari mana?" Tanya Rionaldo seakan membenarkan ucapan mentari

"Benar kan dugaan aku.. sudahlah, katanya ngantuk,, tidur sana.. nanti gak bisa ketemuan dengan cewek kamu besok pagi gara-gara aku yang menelfon tengah malam" kesal Mentari yang membuat Rionaldo menahan tawanya

📞"Kamu kenapa sih?" Tanya lagi Rionaldo pura-pura tidak tau apa-apa padahal mentari sudah kebakaran jenggot

Mentari mendengar Rionaldo malah bertanya lagi seakan malas pusing

📞"sahabat aku yang baik., sudah dulu ya, kita akhiri dari pada aku tambah kesal sama kamu"

📞"Aku gak ngomong apa-apa lho dari tadi hanya kamu saja....." Tut tut tut.. sambungan telfon dari mentari terputus

Rionaldo kembali merebahkan badannya keatas tempat tidur dengan berbantalkan lengan. Rionaldo mencoba menutup mata ingin kembali tidur tetapi matanya sudah tidak bisa tertutup lagi.

Rionaldo memutar badannya menghadap tembok tapi lagi-lagi tidak bisa tidur. Dia mengambil ponselnya dari pada baring-baring tidak ngapa-ngapain dan bingung memikirkan keanehan mentari mending dia buka media sosial. Belum lama membuka Facebooknya ia berpindah ke Instagram, baru lima menit Rionaldo sudah melihat postingan Mentari kepala laki-laki setengah dengan caption "setengah manusia sadar"

Rionaldo bukannya fokus difoto melainkan merasa lucu dengan caption-nya "ini anak aneh" ucapnya seorang diri dalam kamar.

Rionaldo memantau postingan mentari karena dibanjiri banyak komentar melihat caption mentari seperti itu, dia larut membaca komentar sampai lupa kalau sekarang sudah pukul 3 pagi.

Tidak jauh beda dengan mentari yang belum tidur dari semalam, dia hanya main medsos sampai lupa waktu. Dia melihat dipostingnya dibanjiri komentar ia ikut berkomentar

"teman-teman gak mau tau siapa orangnya?"

Dari pertanyaan mentari dikolom komentar itu, semua yang sudah meninggalkan kolom komentar kembali berkomentar

"Siapa?" Pertanyaan sebagian besar dari para komentar sosmed

Mentari kembali membalas berkomentar tersebut "dia teman jauh saya" ucap mentari asal

Rionaldo yang kembali penasaran dengan komentar postingan Mentari "hhmmm teman jauh" batinnya setelah membaca semua komentar lalu menonaktifkan ponselnya untuk tidur meskipun waktu sudah menunjukan pukul 4 pagi.

Rionaldo penasaran dengan postingan Mentari tapi kalau ikut berkomentar akan ketahuan sama Mentari kalau dirinya belum tidur. Rasa gengsi itu membuat Rionaldo tidak tau tentang keluarga jauh mentari itu sehingga dirinya kali ini tertidur.

Sementara disini lain yaitu Mentari. ia sudah tertidur dengan ponsel masih di genggamannya. sebelum ia tidur memasang alarm agar tidak terlambat bangun meskipun tidurnya sudah pagi. Entah apa maksud dari alarm Mentari ini. Mentari masih bergelut dengan mimpi indahnya tiba-tiba ponselnya bergetar

"iihhh.. apa tu" ucap Mentari kaget dengan cepat menarik tangannya dan menjauh dengan duduk dibibir ranjang. ia pelan-pelan mengintip ditengah tempat tidurnya tapi tidak menemukan apa-apa dan kembali bergetar dibalik bad cover Mentari lagi

"apa kodok?" Mentari bertanya-tanya dalam hati, dengan takut Mentari mengambil tongsis hpnya untuk mengait ujung bad covernya yang menutupi yang bergerak itu. Pelan tapi pasti itu yang mentari lakukan, dengan hati-hati bad cover itu tergeser dan melihat benda pipih yang terus bergerak

"ya Allah, jantung sudah mau copot ternyata alarm" gumam Mentari sambil memegang kepalanya, "oleng kayaknya" sambungnya lagi

"haaaoomm" Mentari menguap dengan pelan menuju kaca dikamarnya, "mata merah gara-gara tidak cepat tidur, ditambah bengkak lagi kelopak mata ku" sambungnya sambil memegang matanya itu

Rionaldo di apartemen yang masih dibalik selimutnya, Ia pun pelan-pelan bangkit tempat tidur

"Haaoomm" Rionaldo menguap rasa mengantuk belum hilang. Ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidur tetapi badannya serasa pegal-pegal dan tenggorokannya terasa sakit.

...***SEMOGA SUKA❤️.....

...MENTARI SELALU MENUNGGU TEMAN-TEMAN UNTUK MAMPIR 😁🌹...

.......

.......

.......

.......

.......

...JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA TEMAN-TEMAN....

...👇...

...KOMEN, LIKE DAN VOTE...

...TERIMA KASIH 🙏***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!