Bola masih dikuasai oleh Witan, masih witan melewati beberapa pemain lawan dan kini menusuk ke dalam kotak penalti... apakah dia akan melakukan shooting? Oh tidak pemirsa, ternyata Witan memberikan bola pada seorang Dewangga yang berdiri bebas di dalam kotak penalti! Apakah yang terjadi pemirsa? Oh gooolllll.....!!!
Sebuah gol yang sangat cantik dari seorang Dewangga, berhasil memanfaatkan umpan manis yang aduhai dari seorang Witan yang menari-nari sebelumnya melewati beberapa pemain lawan. Sujud syukur dilakukan Dewa sebagai bentuk rasa syukurnya karena telah berhasil mencetak gol, 1-0 timnas Indonesia unggul sementara berkat gol yang dicetak oleh Aleyandra Dewangga!
Prriiitttt... Prriiitttt... Prriiitttt...
Oh peluit panjang telah dibunyikan oleh wasit Abdul Qodir dari Qatar, dengan ini maka Alhamdulillah wakanda berhasil menjuarai turnamen aepaep cup 2020 yang diselenggarakan di Singapore! Alhamdulillah pemirsa kita patut bersyukur dan mengapresiasi kerja keras para pemain timnas kita, kita lihat saja bahkan seorang Dewangga sampai menangis tersedu-sedu di tengah lapangan mengekspresikan kegembiraan atas kemenangan yang diraih dan tentu berkat gol darinya.
Tentunya ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi Dewangga karena bisa mempersembahkan gelar juara pertama Indonesia di ajang ini berkat satu gol yang ia cetak, namun tentunya kita juga tidak bisa melupakan jasa para pemain timnas lainnya yang telah berjuang pada hari ini.
...|||...
2 tahun kemudian...
Aleyandra Dewangga, seorang pemain timnas junior Indonesia yang sekarang juga membela club kota Semarang di liga Indonesia kini tengah menjalani kesehariannya sebagai seorang mahasiswa di universitas ternama di kotanya yakni universitas Semarang.
Ya selain sebagai pemain sepakbola, Dewa juga harus menyelesaikan pendidikannya yang tinggal menyisakan 2 semester lagi sebelum ia akan diwisuda dan tentunya resmi menjadi sarjana.
"Hai, Dewangga!"
"Aduh makin ganteng aja deh!"
"Eh gue kangen loh lihat lu main di timnas, kapan lu main lagi Dewa?"
Seperti biasa, kharisma seorang Dewa memang menjadi daya tarik bagi para wanita di kampus itu. Tak jarang ia langsung dikerubungi banyak wanita yang mengidolakan dirinya serta mengagumi ketampanan wajahnya, namun itu semua justru membuat ia merasa risih.
"Duh sorry guys, gue harus buru-buru! Ada kelas soalnya, nanti aja ya kita ngobrol-ngobrol bahas bolanya! Permisi...." ucap Dewa menolak bicara dengan para gadis tersebut.
Tampak raut kekecewaan muncul di wajah para mahasiswi pengidola Dewa itu, mereka harus terima kenyataan karena Dewa memang harus kuliah.
Dewa bergegas menuju kelasnya dengan terburu-buru, ia melirik jam di tangannya karena khawatir akan terlambat masuk kesana.
"Duh mampus nih gue kalo sampe telat, bisa-bisa kena amuk sama pak Marcel nih!" gumam Dewa merasa cemas sambil terus berlari.
Brukkk...
Saking paniknya ia takut telat, Dewa sampai tak melihat jalan dan akhirnya menabrak tubuh seorang perempuan yang juga tengah berjalan dari arah berlawanan.
"Duhhh...." rintih wanita itu kesakitan, tubuhnya terpental dan buku-buku yang ia bawa juga berhamburan di lantai akibat membentur badan kekar atletis milik Dewa.
Dewa yang kepalang panik langsung berlari begitu saja meninggalkan wanita tersebut tanpa membantunya, ia lebih takut telat dan dimarahi dosennya daripada menolong wanita itu.
"Heh, kurang ajar lu main pergi aja! Bukannya ditolongin dulu kek, emang ngeselin banget tuh cowok!" teriak wanita itu memegangi sikunya.
Dewa terus berlari dan berlari mengejar mimpi yang sebentar lagi akan ia capai, muncul di dalam bayangannya kalau ia sudah berhasil menjadi sarjana hukum dan membahagiakan kedua orang tuanya.
•
•
Tak terasa akhirnya Dewa sampai di kelasnya, ia beruntung karena dosennya belum datang dan tentu saja Dewa langsung membuka pintu masuk ke dalam ruangannya. Namun, tiba-tiba ada seseorang menahan dirinya yang hendak melangkahkan kakinya ke dalam kelas tersebut.
"Tunggu!" ucap orang itu sembari mencengkeram lengan Dewa pelan.
Sontak Dewa terkejut lalu menoleh, rupanya itu adalah teman kuliahnya yang bernama Ibrahim si wibu berkacamata yang pendiam.
"Lu mau ngapain, Wa?" tanya Ibrahim heran.
"Lah, gimana sih? Gue mau masuk ke dalam, kan ada kelasnya pak Marcel sekarang! Ah kebanyakan ngemil bawang sih lu, jadwal kelas sendiri aja lupa!" jawab Dewa melepas paksa lengannya.
Ceklek...
Dewa membuka pintu itu, namun yang ia lihat hanya sebuah ruang kosong tanpa penghuni dan hanya terisi kursi serta meja dan beberapa perlengkapan lainnya di dalam sana.
"Gimana? Siapa sekarang yang keseringan ngemil bawang, ha? Gue tuh mau bilangin sama lu, pak Marcel gak bisa dateng gara-gara istrinya sakit jatuh dari tangga!" ucap Ibrahim.
"Hehehe, kok gue gak tau ya?' ujar Dewa nyengir sembari garuk-garuk kepala.
"Yeh makanya buka tuh hp!" ujar Ibrahim menunjuk ke arah kantung baju Dewa yang terdapat ponsel di dalam sana.
Tanpa berkata-kata lagi, Ibrahim langsung pergi meninggalkan Dewa dengan earphone tersumpal di kedua telinganya.
Sementara Dewa masih terpaku disana kebingungan harus apa sekarang, ia pun mengecek ponselnya untuk memastikan yang dikatakan Ibrahim tadi itu benar kalau pak Marcel sudah mengabari muridnya melalui chat.
"Wah iya, ini pak Marcel kirim chat sejam yang lalu! Buset dah tau gini gue gak perlu buru-buru, mana gue sampe nabrak si Vivi tadi..." gumam Dewa sembari mengepalkan tangannya.
Dewa pun duduk disana karena merasa lelah setelah berlari dari arah parkiran ke dalam kampus, ia mengipas-ngipaskan tubuhnya dengan telapak tangan karena gerah dan kepanasan.
"Haish capek banget gue! Nanti-nanti aja deh gue temuin si Vivi, lagian dia juga gak kenapa-napa kok tadi!" ujar Dewa merasa sangat letih.
Akhirnya ia menguap karena rasa lelah dan letih yang hinggap di tubuhnya, ia pun membaringkan tubuhnya di kursi yang kosong karena memang disana cukup sepi tak begitu banyak orang. Dewa menggunakan tasnya sebagai bantalan agar kepalanya tidak sakit, ia mulai memejamkan mata hingga akhirnya tertidur pulas disana sambil mendengkur pelan akibat capek.
Tak lama kemudian Dewa sudah sampai di dunia mimpinya yang terang dan penuh kebahagiaan, ya saat ini ia bermimpi sudah memakai seragam Real Madrid dan tengah tampil dalam laga perdananya disana melawan FC Barcelona.
"Wah cakep bener nih stadion, kalo gue ajak temen-temen di PSIS bisa pada kegirangan kali ya? Ahaha sayang sekali skill mereka gak ada yang bisa melebihi gue, buktinya dari sekian banyak pemain yang ikut seleksi cuma gue yang dipilih!" gumam Dewa sembari melirik ke sekeliling stadion.
Prriiitttt... Prriiitttt...
"Woi, oper gua, oper gua! Fix gol nih, fix gol!" teriak Dewa meminta bola pada temannya disana.
"Dewa, ambil nih!"
Sebuah bola melayang di udara menuju ke arah kepalanya, dengan sekuat tenaga Dewa meloncat dan berhasil melebihi tinggi para bek Barca.
Ssssiiiiuuuttttt....
Gooolllll....
Dewa langsung berlari ke pinggir lapangan merayakan golnya dengan berselebrasi layaknya seorang Christiano Ronaldo.
Ciprat... ciprat...
"Woi, bangun woi!"
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
...||...
...**HALO GUYS!...
...KALI INI AUTHOR MEMBUAT CERITA DENGAN TEMA YANG BERBEDA LAGI, YUP SEKARANG AUTHOR MENGAMBIL TEMA SEPAKBOLA!...
...KENAPA BEGITU? YA KARENA AUTHOR SEKARANG LAGI TERGILA-GILA BOLA, SEMOGA KALIAN BISA TERHIBUR YA SAMA CERITA AUTHOR INI!...
...😇😇😇...
...YUK DIKLIK TOMBOL FAVORIT NYA**!...
Tak kenal maka tak sayang, itulah sebabnya pada bab kali ini author mau kasih perkenalan tokoh dulu ke kalian para pembaca setia novel-novel petrik yang ganteng dan cantik ini!
Oh ya, tapi sebelumnya author mau kasih tau aja sih kalau novel Dewa Pemikat ini bercerita tentang sosok pesepakbola ganteng yang lagi viral yaitu Alfeandra Dewangga! Tapi, di novel ini author kemas dalam cerita yang seru dan tentunya berbeda dari kisah nyata kehidupan Dewangga ya guys!
Author juga mengganti sedikit nama depan Dewa yakni jadi Aleyandra Dewangga, hal ini untuk mencegah adanya pihak-pihak yang tidak senang tentunya.
Seperti yang kita tahu, Dewangga aslinya juga bermain sebagai bek di timnas Indonesia! Namun, pada novel ini author bikin Dewangga sebagai striker supaya lebih keren ya guys!
Oke itu aja pembukanya, sekarang kita langsung cus masuk ke bagian perkenalan + visualnya!
...CEKIDOT>>>...
...↓↓↓...
...•••...
ALEYANDRA DEWANGGA
Visualnya foto asli ya guys*
Kalau mau lihat foto-foto lainnya, baca aja terus novel ini😁
...•...
...Biodata di novel...
...❤️...
Nama Lengkap : Aleyandra Dewangga
Nama Panggilan : Dewa
Umur : 20 tahun
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 23 Januari 2001
Agama : (Kosongkan saja)
Hobi : Main bola
Cita-cita : Jadi pemain Real Madrid
Status : Single (tapi lagi otw dapet pacar)
...•...
Dewa adalah pesebakbola asal Indonesia yang masih terhitung muda karena baru berusia 20 tahun, ia bermain di depan atau biasa disebut sebagai striker tajam nan mematikan. Dewa saat ini membela club PSIS Semorong dan dibina langsung oleh seorang pelatih handal asal negara asing, bakatnya tumbuh sejak masih di dalam kandungan sang ibu. Ya saat itu Dewa sudah bermain bola bersama cacing-cacing di perut ibunya, makanya sampai sekarang Dewa menjadi pesepakbola handal dan tampan yang digandrungi kaum hawa.
Sejak kecil Dewa selalu bermimpi bisa bermain untuk club sepakbola idolanya yakni Real Madrid, maka dari itu Dewa rajin latihan bersama bapaknya sebelum akhirnya bertemu seorang pria tua namanya Imran Imammudin yang membawa Dewa ke akademi PSIS karena terkesan dengan bakat yang dimiliki Dewa dalam penguasaan bola.
Selain jago bola, Dewa juga jago di bidang akademik loh guys contohnya saja ia sering meraih ranking 1 ketika SD dan berlanjut sampai SMP. Namun, sejak masuk akademi PSIS Dewa jadi berkurang waktu belajarnya. Ya akhirnya saat duduk di bangku SMA, Dewa selalu tidak masuk sekolah dan terdepak dari 10 besar ranking kelas.
Saat ini Dewangga tengah menempuh pendidikan tertinggi yakni kuliah, ia berkuliah di universitas negeri Semarang dan mengambil jurusan hukum karena ia suka menghukum orang. Di kampus ini juga ia menjadi idola banyak mahasiswi disana, setiap hari ada aja yang minta foto walau ia sedang vakum membela timnas Indonesia.
Dewa memiliki banyak teman di PSIS, diantaranya Arhan yang juga berwajah tampan dan menjadi incaran kaum hawa rahim anget. Tak hanya teman pria, Dewa juga punya teman wanita loh. Mau tau dia siapa? Yaudah nanti dibahas sendiri aja di bagian bawah, sabar ya!😁
...•••...
VIVI MONICA
...Biodata di novel...
...❤️...
Nama Lengkap : Vivi Monica
Nama Panggilan : Vivi
Umur : 19 tahun
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 17 Oktober 2002
Agama : Cie kepo nih yeee
Hobi : Main game
Cita-cita : Jadi ibu rumah tangga yang baik & benar
Status : Jomblo (kayak yang baca)
...•...
Vivi yang cantik nan manis ini ialah sahabat Dewa sejak mereka masih duduk di bangku SMP, saat itu Vivi memang juniornya Dewa tapi selalu bertemu karena satu ekskul yakni PMR (Pemuda Mabuk Ranjau) di sekolahnya dulu. Maka dari itu Vivi bisa dekat dengan Dewa dan menjadi sahabat hingga sekarang, biarpun selalu saja ada yang mengatakan kalau mereka berdua saling mencintai.
Mereka selalu satu sekolah dimulai dari SMP, SMA, hingga sekarang kuliah di kampus yang sama juga yakni universitas negeri Semarang. Namun, bedanya kali ini di kampus mereka jarang bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Kalau Dewa adalah pemain bola, nah Vivi ini sama juga guys dia pemain juga tepatnya pemain game online yang handal. Jika ia sedang tidak sibuk kuliah atau semacamnya, pasti Vivi menyempatkan diri untuk bermain games guys.
Tak jurang juga Vivi diajak menemani Dewa ke tempat latihan PSIS, mereka memang sangat dekat walau hubungannya hanya sebatas teman dan tak lebih. Mereka menjunjung tinggi persahabatan serta mengucap janji kalau tak akan ada yang meninggalkan serta tidak boleh terbawa perasaan, itulah sebabnya Vivi & Dewa selalu nyaman bersahabat walau mereka beda gender.
Vivi bukan hanya memiliki sahabat cowok seperti Dewa, ia juga punya sahabat cewek bahkan banyak dan cantik-cantik.
...•••...
ARHAN PERMATA
Love love dari mas Arhan❤️
...•...
...Biodata di novel...
Nama Lengkap : Arhan Permata
Nama Panggilan : Arhan
Umur : 19 tahun
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 4 Februari 2002
Agama : Coba tanyakan pada Mbah dukun
Hobi : Main bola
Cita-cita : Memiliki hatimu eaaa
Status : Pacarnya Acha😍
...•...
Sama seperti Dewa, Arhan juga pemain bola yang bermain di PSIS dan juga membela timnas Indonesia. Bedanya, Arhan bermain sebagai winger kiri yang suka menyuplai bola dan memiliki kelebihan melempar bola panjang jauh sampai ke kotak penalti.
Arhan pun masih meneruskan pendidikannya walau ia juga sibuk menjadi pesepakbola, jurusan yang diambilnya ialah manajemen. Walau begitu, Arhan berbeda kampus dengan Dewa karena mereka memang baru kenal sejak bergabung di PSIS.
Lagi-lagi tak jauh berbeda dengan Dewa, Arhan yang memiliki wajah tampan manis nan memukau menjadi idaman para kaum hawa di kampusnya serta para pendukung PSIS. Kebanyakan dari mereka memang hanya menonton bola untuk melihat Arhan seorang, tidak fokus pada permainan bolanya.
...•••...
JESSICA ARABELLA
...Biodata di novel...
...❤️...
Nama Lengkap : Jessica Arabella
Nama Panggilan : Jessi
Umur : 19 tahun
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 11 Mei 2002
Agama : YNTKTS
Hobi : Main game
Cita-cita : Jadi pro player epep
Status : Jomblo
...•...
Jessica atau Jessi adalah teman baik Vivi yang selalu mengikuti kemanapun Vivi pergi, ya Jessi sampai jatuh hati pada Arhan juga berkat Vivi karena ikut menemani gadis itu menonton Dewa di tempat latihan PSIS serta sering nyetadion bareng.
Walau disibukkan dengan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswi dan streamer game, Jessi selalu bisa menyempatkan diri untuk menghibur dirinya dengan menyaksikan latihan Arhan secara langsung.
Jessica juga yang selalu mengompor-ngomporkan sahabatnya alias Vivi untuk menyatakan cintanya pada Dewa, itu karena ia tahu kalau Vivi memang menyimpan rasa pada Dewa walau dia selalu menutupinya dari siapapun.
...•••...
...~Selesai~...
...•••...
Maksudnya selesai untuk perkenalan kali ini ya guys, nanti akan ada lagi perkenalan part selanjutnya karena masih banyak karakter atau tokoh di novel ini.
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
...Bila kamu tak bisa mencapai cita-cita mu, biarlah dan jangan terlalu memikirkan itu! Ayo cari cita-cita lainnya yang bisa kamu raih!...
...———...
...🌹🌹🌹...
Dewa keliling kampus mencari sosok wanita yang selama ini selalu menemaninya kemanapun ia pergi, ya sudah tentu yang ia cari ialah Vivi sahabatnya sejak lama dan bahkan sudah ia anggap sebagai saudara sendiri karena Vivi sangat baik padanya.
Akhirnya pria itu berhasil menemukan wanita yang ia cari, senyum tersimpul di wajahnya begitu melihat sosok gadis cantik yang tengah duduk disana sembari memegang laptop. Tanpa basa-basi Dewa bergegas mendekati Vivi dengan mengendap-endap, ia mengejutkan gadis itu dari belakang hingga membuat Vivi terkejut hebat.
"Duaaarrr....!!" kejut Dewa sembari menepuk pundak Vivi, gadis itu kaget dan hampir saja laptop di tangannya terlempar.
Dewa malah tertawa melihat ekspresi wajah Vivi yang menurutnya lucu, ia pun duduk di samping gadis itu sambil masih tertawa terbahak-bahak. Padahal Vivi menatapnya penuh kekesalan dan amarah yang menggebu-gebu, ia mengelus dadanya menahan emosi yang hendak meluap.
"Ish, Dewa! Lu kok nyebelin banget sih? Gue lagi ngerjain tugas loh, kalo sampe laptop gue ancur gara-gara lu pokoknya lu harus tanggung jawab!" ujar Vivi kesal dengan jantung yang berdetak kencang.
"Hahaha, yaelah lebay banget sih! Buktinya tuh laptop lu gak kenapa-napa kan? Udah sih lagian lu serius banget main laptopnya, yaudah gue kagetin aja biar seru!" ujar Dewa masih terkekeh.
"Ah lu mah selalu deh gangguin gue terus!" umpat Vivi tampak kesal dan sebal pada temannya itu.
"Iya iya sorry, maafin gue ya? Tadi tuh gue maksudnya cuma mau iseng aja, tapi kalo lu gak suka yaudah maaf! Gue janji deh gak bakal ngulangin itu lagi, jangan marah lah!" ujar Dewa langsung meminta maaf dan bersuara lembut, ia memang paling takut kalau Vivi marah padanya.
Vivi hanya diam lalu membuang muka dan memasang earphone di telinganya, rupanya gadis itu masih kesal dengan Dewa yang sudah mengagetkan dirinya tadi.
Melihat itu membuat Dewa garuk-garuk kepala bingung, sungguh ia menyesal telah melakukan itu hingga membuat Vivi sampai marah seperti ini. Dewa pun coba menggeser duduknya mendekati Vivi sambil terus menatap wajah gadis itu, ia melempar senyum sembari memiringkan kepalanya agar dapat melihat jelas wajah Vivi.
Vivi masih tetap tak perduli dan menjauh dari Dewa, semakin Dewa berusaha mendekatinya semakin keras juga usaha Vivi untuk menjauh darinya. Tentu hal itu membuat Dewa cukup frustasi karena gagal membuat Vivi memaafkannya kembali, justru Vivi malah semakin marah padanya dan terus fokus mengerjakan tugasnya di laptop.
"Vi, ayolah jangan begini terus sama gue! Kan gue tadi udah minta maaf, masa lu gak mau maafin gue sih? Hey, nanti cantiknya ilang loh kalo ngambek kayak gitu terus!" ucap Dewa berusaha membujuk temannya agar tak ngambek.
Namun, Vivi masih tetap diam tak menggubrisnya karena ia menggunakan earphone di telinganya sehingga tak mendengar kata-kata yang dilontarkan Dewa.
Dewa pun menepuk jidatnya sembari memalingkan wajah ke arah lain, cukup sulit rupanya untuk bisa membujuk seorang gadis yang tengah marah padanya. Bahkan bermacam-macam cara sudah dilakukan oleh Dewa tapi tetap gagal, akhirnya ia tampak frustasi dan garuk-garuk kepalanya.
Barulah Vivi melepas earphone dari telinganya dan menutup laptop karena tugasnya sudah selesai, ia melirik ke arah Dewa yang berada di sampingnya sambil terkekeh kecil.
"Heh, lu kenapa?" ujar Vivi.
Sontak Dewa terkejut karena mendengar suara sahabatnya kembali, ia langsung senang dan menoleh ke arah samping menatap wajah cantik Vivi yang kini dapat ia lihat dengan jelas.
"Alhamdulillah, akhirnya lu mau nengok ke gue juga dan kasih senyuman manis lu itu! Nah gitu dong, kan gue jadi agak lega gak ngerasa bersalah lagi! Coba aja daritadi lu begini, jadi kan gue gak perlu susah-susah cari cara buat hibur lu! Lagian lu itu ngambekan banget sih, masa dikagetin gitu aja reaksinya sampe kayak tadi!" ujar Dewa.
"Ya lagian lu iseng banget, udah tau gue lagi ngerjain tugas malah diganggu! Padahal gue susah-susah cari tempat sepi biar bisa fokus ngerjain tugas, eh malah lu ikut nyusul kesini segala!" ucap Vivi.
"Hehe, justru gue kesini mau bantu lu ngerjain tugas supaya cepet kelar! Gue kan sahabat yang baik dan pengertian, mana coba gue lihat dong tugas lu?" ujar Dewa tersenyum.
"Yaelah belagu banget lu! Udah gak perlu, gue udah selesai ngerjain tugasnya!" ucap Vivi membereskan barang-barangnya disana lalu berdiri.
"Lah lah, terus lu mau kemana sekarang?" tanya Dewa penasaran.
"Pulang!" jawab Vivi singkat lalu pergi meninggalkan pria itu sendirian disana.
"Eh, jangan lah!" ujar Dewa berteriak, ia pun ikut pergi dari sana mengejar sahabatnya yang lebih dulu pergi.
Dewa berlari kemudian berhasil menyusul Vivi dan bahkan mendahului gadis itu, ia berdiri di depan Vivi menghalangi gadisnya agar tak lanjut berjalan.
"Jangan pulang dulu!" ujar Dewa ngos-ngosan.
"Lah, mang ngapa?" tanya Vivi jutek.
"Ya gue masih mau main sama lu, mending kita santai dulu disini sekalian mabar! Udah lama juga kan kita gak main game bareng berdua, ayolah mumpung sekarang gue lagi free!" ucap Dewa.
Vivi tampak jual mahal sambil membuang muka, ia membenarkan posisi tas di punggungnya sembari memainkan bibir bawahnya.
"Ogah! Gue mau pulang aja, capek soalnya seharian ketemu lu terus!" ujar Vivi lalu melangkahkan kaki.
"Tunggu!" ucap Dewa menggenggam tangan Vivi, ia menahan gadis itu agar tak pergi dari sana.
"Yaudah kalo lu mau pulang, gue anter aja gimana?" sambungnya menawarkan tumpangan.
"Gak mau, gue bisa balik sendiri kok! Lagian emang lu gak ada jadwal latihan apa?" ujar Vivi.
"Gak ada, makanya itu gue gabut!" jawab Dewa sambil menggelengkan kepalanya.
"Hadeh, yaudah lu ngapain kek gitu asal jangan ganggu gue terus! Gue tuh capek tau gak ketemu sama lu mulu, sehari ini aja gue udah sial dua kali gara-gara ketemu lu!" ucap Vivi.
"Ya ampun, perasaan kita baru ketemu sekarang deh mana ada dua kali sih?" ujar Dewa.
"Dih dia pura-pura lupa! Heh, emang lu gak inget tadi nabrak gue pas lagi mau jalan di lorong?" ucap Vivi.
Dewa pun coba mengingatnya kembali, ya ia pun teringat ketika menabrak tubuh wanita saat ia tengah terburu-buru menuju kelasnya. Namun, ia malah tertawa terbahak-bahak saat itu setelah berhasil mengingatnya. Tentu saja Vivi bertambah kesal pada sahabatnya dan langsung menghujani tubuh Dewa dengan pukulan kasar, ia menggunakan tasnya sebagai benda untuk memukul Dewa.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!