NovelToon NovelToon

Rindu Indigo Usil

Sadar Dari Koma

...----------------...

*****

"Aaaaaaaaaaa.... Bruuuk."

Mobil yang melaju sangat cepat itu menghantam pembatas jalan lalu menabrak pohon besar disana.

Kecelakaan yang dialami seorang wanita muda berusia 21 tahun itu membuatnya harus dirawat di RS selama beberapa bulan..

"Bu-n-da."

"Sayang, syukurlah Tuhan akhirnya anak hamba sadar. Kamu mau apa sayang, mau makan, mau minum atau?"

"Minu-m Ma."

Wanita dewasa itu cepat-cepat memberikan minum untuk anak gadisnya yang sudah koma selama 3 bulan itu, kecelakaan yang menimpa anaknya membuat ia harus bolak-balik ke rumah dan RS.

"Sayang, kamu itu bikin mama khawatir saja. Bagaimana bisa kamu nggak sadar selama 3 bulan."

"3 bulan Mama bilang?"

"Ia sayang, tiga bulan." jawab mamanya tegas.

"Selama itu ya Ma, Rindu komanya."

"Ia sayang, tapi puji Tuhan kamu udah sadar sekarang. Mama senang sekali."

"Maafin Rindu ya Ma, Rindu bikin Mama khawatir."

"Tidak apa-apa sayang, yang paling penting sekarang adalah anak mama yang cantik ini sudah sadar dan lebih sehat."

Ternyata Rindu, gadis yang kecelakaan itu mengalami koma selama tiga bulan. Sang ibunda yang harus menjaganya juga harus bolak-balik rumah dan kantor sangat kesulitan.

Memang mereka memiliki seorang asisten rumah tangga, tapi ibunya ingin ia sendiri yang menjaga anaknya. Ibunya sangat menyayangi Rindu, anak semata wayangnya.

"Oh ya ampun, mama sampai lupa panggil dokter."

Mamanya memanggil dokter dan akhirnya dokter datang memeriksa keadaan Rindu.

"Alhamdulilah keadaan Rindu semakin baik, jika terus seperti ini, maka 3 hari lagi Rindu sudah bisa pulang."

"Benar Dok? anak saya akan segera pulih dan bisa pulang ke rumah?"

"Benar Bu, kalau begitu saya tinggal untuk memeriksa pasien yang lain."

"Baik Dokter, terimakasih."

"Ma, Rindu udah bisa pulang?"

"Ia sayang, tiga hari lagi kamu bisa pulang. Kamu lekas sembuh ya sayang."

"Ia Ma, lagian Rindu bosan di sini, badan Rindu sakit semua tidur-tidur terus. Hehehe."

"Oya Ma, Rindu mau ke toilet."

"Ya udah sayang, sini mama bantuin kamu."

Mamanya membantu Rindu menuju toilet, Rindu masuk dan mamanya menunggu didepan pintu.

"Akkkkhhhhh Mama...." teriak Rindu.

"Sayang, kamu kenapa, buka pintunya sayang," mamanya khawatir.

Rindu dengan tangan yang gemetar meraih kenop pintu dan akhirnya Mamanya bisa masuk.

"Sayang ada apa?"

Mamanya menemukan Rindu duduk dengan tubuhnya yang terus bergetar, langsung saja ia bawa Rindu kembali ke tempat tidurnya.

"Ini minum dulu sayang, baru cerita sama Mama."

Rindu meneguk air yang diberikan mamanya.

"Makasih Ma."

"Ia sayang, sekarang coba cerita sama mama, ada apa?"

"Tadi Rindu ngeliat hantu Ma di toilet, makanya Rindu teriak. Hantunya serem banget Ma, mukanya hancur tak berbentuk lagi."

"Kamu yakin sayang, kenapa pas mama masuk, mama nggak ngeliat."

"Maksud Mama, Mama bisa liat hantu selama ini?"

"Ia sayang, mama memang bisa melihat mereka selama ini. Awalnya mama takut kalau sampai kamu seperti mama, tapi sekarang sepertinya sudah terjadi."

"Maksud Mama?"

"Ya mungkin saja sekarang kamu sudah memiliki kelebihan seperti mama, apa karena kamu baru sadar dari koma ya."

"Rindu mana paham Ma, bisa nggak sih ma dihilangkan, Rindu nggak mau liat yang serem-serem kek tadi."

"Nggak bisa sayang, kalau bisa, udah mama hilangkan kemampuan mama sejak dulu. Pernah mama berusaha menghilangkannya, tapi tetap saja tidak bisa sayang, hingga akhirnya mama harus belajar perlahan-lahan menerima kelebihan mama, dan sekarang semuanya terasa biasa untuk mama."

"Tapi Ma, Rindu kan takut," ucap Rindu.

"Tidak apa-apa sayang, anak mama kan anak yang pintar, mama yakin nanti kamu akan terbiasa dan menerima akan kehadiran mereka. Intinya kamu jangan sampai membayangkan yang serem-serem, nanti malah nongol di depan kamu. Hehehehe, bayangkan saja oppa-oppa korea kamu itu."

"Ah, Mama bisa aja. Kalau itu Ma, tiap hari Rindu bayangkan Ma. Hahahaha."

"Ye, dasar kamu. Giliran oppa korea, Min Y, kamu senang banget."

"Hahaha Mama kan tau Rindu kek gimana halunya. Wkwkwkw," ujar Rindu.

"Sayang, mama tinggal ke kantin boleh ya. Mama mau cari makan sebentar."

"Boleh Ma, Mama pergilah, Mama juga harus makan. Jangan sampai malah Mama yang sakit gara-gara jagain Rindu."

"Ia sayang, mama pergi ya."

******

Bu Mita meninggalkan anaknya sendirian dan berlalu ke kantin. Rindu yang ditinggalkan mamanya sebenarnya takut, tapi ia tak bisa menahan mamanya terus, apalagi mamanya belum makan.

"Ya Tuhan, jaga Rindu, jauhkan hantu-hantu jelek itu dari hadapan Rindu. Apalagi kata orang di RS banyak hantunya, Rindu kan takut Tuhan," Rindu berdoa.

Saat Rindu membuka matanya, ia kaget bukan main karena seorang suster tiba-tiba sudah ada di kamarnya.

"Astaga Tuhan, apa ini. Pergi kamu pergi, jangan ganggu Rindu."

"Apa kamu mengusir suster Rindu?"

"Suster, apa Suster bukan hantu?" ucap Rindu tanpa dosa.

"Hantu, astagfirullah Rindu. Ini suster bukan hantu."

"Hehehhe maafin Rindu Suster, Rindu pikir Suster ini hantu, abis tiba-tiba ada di depan Rindu. Hehehehe"

"Ada-ada saja kamu, tadi suster masuk kamu lagi berdoa makanya suster nggak gangguin kamu."

"Gitu ya Sus."

"Ia, suster ke sini mau ngecek keadaan kamu."

"Ya udah silahkan Sus, maafin Rindu ya soal tadi."

"Ia nggak apa-apa."

Suster memeriksa keadaan Rindu lalu keluar, tak lama mamanya kembali dengan membawa makanan untuk Rindu juga.

"Sayang, ini mama bawakan makanan kesukaan kamu, kita makan sama-sama ya."

"Makasih ya Ma, ayo Ma."

Ibu dan anak itu menyantap makanan hingga tak tersisa, apalagi Rindu yang rasanya sudah sangat sangat sangat lapar.

"Rindu akhirnya kenyang juga Ma, lama nggak makan enak. Hehehhe."

Mamanya tersenyum melihat Rindu yang mengelus perutnya karena kekenyangan.

"Kamu ma lapar nggak lapar, makannya selalu banyak."

"Mama gitu banget sama anak sendiri."

"Hahahahaha."

Mamanya tertawa mendengar cibiran Rindu..

******

Tiga hari berlalu begitu cepat, akhirnya Rindu bisa pulang ke rumah.

"Gimana keadaan Rindu Dok, apa sudah bisa pulang hari ini?"

"Alhamdulillah Rindu sudah sangat baik dan bisa pulang sekarang."

"Beneran Dok? yes akhirnya Rindu bisa pulang Ma."

"Ia sayang, mama juga senang dengarnya."

"Ia benar Rindu, akhirnya Rindu bisa pulang sekarang," ucap sang dokter.

Setelah memeriksa keadaan Rindu dan dinyatakan sudah benar-benar pulih, dokter meninggalkan ruangan, dan mamanya Rindu langsung keluar mengurus administrasi.

Sekembalinya dari mengurus administrasi, mamanya langsung menelpon ke rumahnya.

"Halo Bibi, tolong katakan pada Pak supir untuk menjemput saya dan Rindu, karena hari ini Rindu sudah diijinkan untuk pulang."

"Baik Nyonya, saya akan menyuruh Pak Agung ke sana."

"Makasih ya Bi."

"Sama-sama Nyonya."

Bu Mita mengakhiri obrolannya dengan asisten rumah tangganya.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Pak Agung datang.

"Maaf Nyonya saya baru sampai."

"Ia tidak apa-apa Pak, tolong bawakan tas Rindu ya Pak."

"Baik Nyonya."

Rindu dan mamanya meninggalkan kamar dan melangkah ke parkiran di mana Pak Agung memarkirkan mobil mereka.

Pak Agung memasukan barang-barang Rindu ke dalam bagasi lalu masuk dan duduk di depan, mulai menghidupkan mobil yang membawa mereka kembali ke rumah.

...----------------...

See you next episode kesayangan Author.

Jaga kesehatan ya kalian.

...----------------...

Senjata Makan Tuan

...----------------...

*****

Mobil yang dikendarai Rindu dan mamanya akhirnya memasuki halaman rumah mereka.

Rindu dan mamanya keluar diikuti pak supir yang membawakan tas Rindu.

"Terimakasih ya Pak."

"Ia sama-sama Nyonya."

Pak Agung kembali keluar untuk memarkirkan mobil kembali ke garasi.

Rindu memang tinggal berdua sama mamanya saja, ditambah bibi dan pak supir mereka. Suami Bu Mita meninggal sejak Rindu masih kecil, membesarkan Rindu seorang diri menjadi tanggung jawab besar Bu Mita.

"Ma, makasih ya. Mama selalu ada untuk Rindu."

"Ia sayang, semua karena mama sayang sama Rindu."

"Kapan Rindu akan masuk kuliah Ma?"

"Satu Minggu lagi sayang, mama akan daftarkan kamu nanti di Universitas Gunadarma, apa kamu mau?"

"Ia mau Ma, Rindu mau dimana saja, asal dekat sama Mama," Rindu memeluk mamanya

"Ia sayang, kita akan selalu sama-sama."

Bu Mita mengantarkan anaknya kedalam kamarnya lalu kembali keluar dan berjalan menuju kamarnya, ia ingin beristirahat sejenak, capek rasanya selama ini menjaga Rindu di RS.

Besok ia akan kembali bekerja seperti biasa, pasti kerjaannya sudah menumpuk di kantor.

"Akhirnya Rindu sembuh, terimakasih Tuhan. Dengan begitu, hamba bisa mulai bekerja besok. Kerjaan pasti sudah menunggu di kantor," Bu Mita berucap dalam hatinya.

Tak terasa matanya tertutup, kelelahan membuatnya menjadi mudah terlelap, bahkan lupa untuk mandi terlebih dahulu.

Sedangkan Rindu yang berada di dalam kamarnya sedang memainkan handphonenya.

Tiba-tiba....

Wuuuusshhhh...

"Eh, apaan tu. Kok angin bisa tiba-tiba gitu, kan jendelanya masih ketutup," Rindu berucap pada dirinya sendiri.

Bulu kuduk Rindu berdiri, tiba-tiba ia merasa ketakutan.

"Ya ampun ada apa lagi ini, jangan datang ya hantu jelek, pergi sana. Pergi dari kamar Rindu, maaf Rindu tidak menerima tamu sembarangan," ucap Rindu dengan tangan menutup matanya.

Hi hi hi hi hi hi....

"Rindu, nama kamu Rindu ya," suara itu muncul dari belakang Rindu.

"Pergi, pergi, jangan ganggu Rindu. Rindu bau, belum mandi ini."

Wuuuusshhhh....

Suasana kembali normal, Rindu perlahan menjauhkan tangan yang menutupi matanya, ternyata tak ada apa-apa lagi di sana.

"Huuusss syukurlah."

Rindu beranjak dan mengambil handuk, lalu masuk ke dalam kamar mandinya.

Setelah bersih-bersih dan tidur sebentar, Rindu bangun saat hari sudah sore. Bu Mita ibunya juga ternyata baru bangun.

"Ma."

"Ia sayang."

"Mama udah makan?"

"Belum sayang, mama juga baru bangun dan habis mandi."

"Oh ia Ma."

Rindu melangkah ke dapur menemui bibi.

"Bi, Rindu boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa Non?"

"Bibi tolong siapkan makanan untuk Rindu dan Mama ya."

"Baik Non, Non sama Nyonya tunggu saja di meja ya."

"Terimakasih ya Bi."

Rindu kembali ke ruang tengah menemui mamanya.

"Ma, makan yuk. Rindu udah minta tolong Bi Ina untuk menyiapkan makanan di meja makan."

"Ia sayang, makasih ya."

"Ia Mam."

Rindu dan mamanya berjalan kearah meja makan.

"Silahkan Nyonya, Non Rindu."

"Makasih ya Bi."

"Makasih Bi Ina," ucap Rindu.

"Sama-sama Non, Nyonya, bibi kembali ke dapur ya."

Bi Ina kembali ke dapur guna melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Bu Mita dan Rindu mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan.

"Mama besok masuk kantor?"

"Ia sayang, pasti kerjaan mama udah banyak banget."

"Mama yang semangat ya, maaf Rindu belum bisa bantuin Mama."

"Tidak apa-apa sayang, ini sudah menjadi tugas mama. Tugas Rindu sekarang adalah belajar, kelak Rindu akan menggantikan mama di kantor."

"Ia Ma."

Keduanya melanjutkan makan mereka hingga selesai.

Saat malam datang, setelah makan malam, Rindu dan semua penghuni rumah kini sedang terlelap.

Tiba-tiba plafon kamar Rindu seperti ada yang melangkah di sana.

Tap tap tap tap tap...

Langkah kaki itu sangat jelas di sana, Rindu masih nyaman dalam tidurnya, makhluk itu melihat Rindu dan menyeringai.

Tap tap tap tap tap...

Langkah kaki itu seakan turun dari atas plafon menuju lantai kamar Rindu. Lidahnya meliuk-liuk seakan ingin menjilati wajah Rindu.

Tiba-tiba Rindu terbangun dari tidurnya dan langsung menampar makhluk itu.

Plak...

"Pergi kamu."

Setelah itu ia kembali tertidur, makhluk yang tadinya ingin menjilat wajah Rindu langsung hilang seketika. Pada kenyataannya, Rindu bukan sepenuhnya sadar saat menampar makhluk itu, tapi karena dalam tidurnya ia sedang bermimpi menampar salah satu teman di sekolahnya yang suka bully sesama teman lainnya.

*****

Pagi menjemput, kini Bu Mita sedang bersiap ke kantor, ia keluar dari kamarnya menuruni tangga menuju ruang tengah.

"Bi, Rindu sudah bangun apa belum?"

"Belum Nyonya, saya belum melihat non Rindu turun dari kamarnya."

"Oh ya udah, entar kalau dia bangun, jangan lupa suruh makan dan obatnya ditelan ya Bi."

"Baik Nyonya."

Bu Mita berjalan kearah meja makan, lalu menyantap sarapan yang sudah disiapkan Bi Ina.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Bu Mita meninggalkan rumah dengan diantar Pak Agung ke kantor.

"Terimakasih ya Pak."

"Sama-sama Bu, saya pamit pulang."

Pak Agung kembali dan Bu Mita masuk ke kantornya.

"Selamat pagi Bu."

"Selamat pagi Bu."

"Selamat pagi Bu."

Karyawan yang sudah hadir di sana menyapa Bu Mita, selaku Direktur mereka. Bu Mita membalas sapaan mereka dengan senyum di wajahnya.

"Ririn jika ada dokumen yang harus saya tanda tangani, segera bawa masuk ke ruangan saya," ucap Bu Mita.

"Baik Bu," jawab Ririn yang menjabat sebagai Sekretaris Direktur.

Di rumahnya, Rindu baru bangun saat jam menunjuk pada angka 8.

Hooooaammmmm...

"Enak banget kalau baru bangun gini, jam berapa ya sekarang."

Rindu mengambil handphonenya dan melihat jam disitu, rupanya sudah jam 8 pagi.

"Mandi dulu ah," Rindu beranjak masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan mandinya, Rindu menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai dasar.

"Pagi Bi, maaf Rindu baru bangun. Hehehhe."

"Ia Non, nggak apa-apa, lagian non Rindu kan baru sembuh dari sakit, jadi wajib istirahat yang banyak. Kata nyonya jangan lupa makan, lalu obatnya ditelan ya Non."

"Baik Bi, Rindu ke meja makan dulu ya."

"Silahkan Non."

Rindu melangkah ke meja makan, sedangkan Bi Ina kembali melanjutkan pekerjaannya membersihkan meja dan perabotan lainnya.

Rindu menyantap sarapannya, sekali-kali ia memainkan handphonenya, hingga makanan habis ia makan.

"Non minta makan dong."

"Oh silahkan Pak, ambil saja di dapur ya."

Rindu menjawab, ia mengira yang minta makanan adalah Pak Agung supir mereka. Hingga ia sadar bahwa Pak Agung nggak mungkin kalau mau makan saja harus minta sama Rindu.

"Uhhhmm bau apa ni, kayak bau kapur deh."

Rindu mengangkat kepalanya dan ya, di depannya berdiri sesosok pocong dengan buntalan seperti bantal guling.

"Astaga Bibi kesini cepat."

Rindu berteriak sehingga membuat Bi Ina yang mendengar teriakannya langsung berlari kearah meja makan.

"Huf huf huf, ada apa Non?"

"I-itu Bi."

Rindu menunjuk kepada pocong di depannya, sedangkan Bi Ina kebingungan karena tak melihat pocong itu.

"Apa Non, ada apa?"

"Itu Bi, ada pocong di samping Bibi."

"Pocong? aaaaaa Non bibi takut."

Bi Ina malah berlari dan sembunyi di belakang Rindu.

"Kok Bibi malah sembunyi di belakang Rindu sih, kan Rindu yang takut Bi."

"Bibi juga takut Non, di mana pocongnya Non?"

"Masih di depan sana Bi, nah kan sekarang malah ngetawain Rindu sama Bibi."

"Ha ha ha ha ha."

"Om pocong, pergi ya. Jangan ganggu Rindu, ganggu Bi Ina saja."

"Jangan Non, jangan bibi, Pak Agung saja."

"Hahahahhaha," Rindu dibuat tertawa oleh ucapan Bi Ina.

Pocong yang menjahili mereka berdua melompat-lompat dan kemudian hilang.

"Akhirnya."

"Akhirnya apa Non?"

"Akhirnya pocongnya ada di belakang Bibi," Rindu mulai jail.

"Ampun ampun, jangan."

Bi Ina lari terbirit-birit keluar dari dalam rumah.

"Hahahhah hahahahaha."

Rindu terbahak-bahak melihat Bi Ina yang berlari keluar, ia tertawa sampai perutnya sakit.

...----------------...

See you next episode kesayangan Author.

Jaga kesehatan ya kalian. Borahae.

...----------------...

Kekonyolan Rindu

...----------------...

*****

Saat ini Rindu sedang duduk di taman samping rumahnya, menikmati sore hari yang sejuk. Saat ia sedang menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di kursi taman, tiba-tiba ia mendengar suara cekikan seseorang..

Ya seseorang, karena Rindu berpikir ya itu manusia yang tertawa cekikikan di sore hari.

Hihihihihi....

"Siapa sih ketawanya gitu amat, serem tau.!"

Hihihihihi...

"Woi stop.! Sembarang aja cekikikan kek gitu, entar dikira kuntilanak sama orang-orang baru tau rasa loh."

Rindu berucap masih dengan matanya yang tertutup.

Wuuuusshhhh....

"Duh, kok malah anginnya kek gini sih? kan bikin merinding jadinya."

Rindu membuka matanya, suara cekikikan itu memang tak terdengar lagi, tapi yang membuat Rindu membulatkan matanya adalah sosok yang ada di hadapannya..

Kuntilanak dengan rambut panjang, daster putih khas mereka sedang duduk santai di depan pohon dan melihat ke arah Rindu, menunjukan matanya yang menakutkan buat Rindu, karena sebelah bola matanya sudah tidak ada di tempatnya, tapi sedang dalam genggaman tangannya..

"Aduh, gimana ini. Ternyata si kunti beneran yang tertawa tadi, mampus dah gue."

Rindu tidak bisa bergerak dari bangku tempatnya duduk, ia masih merasa ketakutan karena belum terbiasa.

"Rindu ayo masuk sayang, hari sudah sore."

Tiba-tiba mamanya datang menyapa Rindu, dan saat Rindu berbalik melihat ke arah kunti lagi, ternyata sudah tak ada di sana.

"Huufff, akhirnya pergi juga dia, untuk Mama datang," Rindu bergumam.

"Ayo sayang masuk."

"Yes Mam, oh ia Ma, Mama kan bisa lihat hantu, tadi Mama lihat nggak si kunti di sana tadi."

Rindu menunjuk ke arah pohon dimana tadi ia melihat kuntilanak itu.

"Ia sayang, mama lihat, tapi mama pura-pura nggak lihat dan langsung manggil kamu tadi. Kenapa? kamu masih takut?"

"Ia Ma, Rindu belum terbiasa, jadi pasti Rindu masih suka takut Ma."

"Ia sayang, itu wajar kok. Sekarang masuk dan mandi ya."

"Siap Mam."

Walau Rindu sudah berusia 21 tahun, tapi mamanya masih sangat memanjakan Rindu, begitupun Rindu masih selalu bermanja-manja pada mamanya. Karena hanya ada mereka berdua, tentu mereka akan selalu saling menyayangi.

Saat makan malam, Rindu dan mamanya menikmati makanan dengan tenang, hingga makanan habis lalu dilanjutkan dengan menonton acara TV menunggu waktu tidur mereka.

"Sayang, udah malam. Tidur yuk."

"Ayo Ma, Rindu juga udah ngantuk nih."

Ibu dan anak itu melangkahkan kaki mereka menuju kamar masing-masing, kamar Rindu memang berhadapan dengan kamar mamanya agar jika terjadi sesuatu Rindu bisa langsung tau, atau mamanya juga bisa langsung tau. Begitulah alasan Rindu memilih kamar di depan kamar mamanya..

"Anak manis, anak manis, tidurlah dengan tenang, Ibu di sini bersama mu."

"Nina bobo, oh nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk. Hihihihihi."

Saat Rindu terlelap tiba-tiba ada yang bernyanyi di kamarnya, Rindu merasakan seseorang membelai rambutnya, ia berpikir mungkin itu mamanya, tapi saat cekikan itu terdengar, Rindu langsung sadar itu bukan mamanya.

Tidak berani membuka matanya, Rindu terus berpura-pura menutup mata, seakan ia sedang terlelap.

"Aduh, ini kan suara cekikan kunti yang tadi, apa ini kunti yang sama? gawat, jangan-jangan dia dendam lagi gara-gara tadi Rindu kata-katain, oh Tuhan Yesus tolonglah Rindu."

Rindu hanya bisa bermonolog dengan pikirannya sendiri, agar suaranya tak terdengar oleh kuntilanak yang sedang menyanyikan lagu di samping tempat tidurnya.

"Aduh gimana ini, mana bisa Rindu tidur kalau kek gini, mana bau lagi. Udah jelek, bau, nggak bisa mandi apa, pake parfum kek biar nggak bau-bau amat kek gini."

Masih di dalam hatinya, Rindu berucap tanpa suara. Hingga ia menemukan ide konyolnya.

"Hahahahah," Rindu tertawa dalam hatinya sebelum menjalankan aksi konyol itu.

Bersiap, tarik nafas pelan-pelan, jangan sampai ketahuan kalau dia lagi akting, Rindu yakin bahwa si kunti tepat di sebelah kirinya.

Tiba-tiba Rindu dalam tidur pura-puranya mengangkat kaki dan menendang ke arah kuntilanak itu..

Bruukk..

"Gol gol gol."

Rindu berucap gol setelah ia menendang kuntilanak itu dan membuatnya jatuh ke lantai..

"Aduuhh. Ini anak, lagi tidur kok malah gol gol gol, dipikirnya lagi nonton bola apa? mana sakit banget lagi bokong miss."

Kuntilanak berucap membuat Rindu menahan tawanya setengah mati, tak lama kuntilanak itu meninggalkan kamar Rindu..

"Ha ha ha. Hahahhahaha."

Rindu tak dapat menahan tawanya, ia tertawa berguling-guling di kasurnya, tak menyangka ide konyolnya bisa membuat si kunti pergi..

Setelah puas tertawa, ia kembali memejamkan matanya dan masuk dalam alam mimpinya.

*****

"Pagi Mam."

"Pagi sayang, ayo sarapan sama mama."

Rindu duduk dan menikmati roti dengan selai kacang tanah dipadukan dengan segelas susu hangat yang disiapkan Bi Ina untuknya.

"Mama berangkat kerja dulu ya sayang, kamu di rumah baik-baik ya, kalau ada yang mau disiapkan sebelum masuk kuliah, mending siapkan dari sekarang, agar nanti tidak repot lagi."

"Siap Mam, Mama hati-hati ya di jalan. Cup."

"Bye sayang, cup."

"Bye Mam."

Bu Mita meninggalkan rumah menuju kantor diantar Pak Agung, sopir pribadi keluarga mereka, Pak Agung sudah bekerja sejak Rindu masih kecil, kira-kira saat Rindu berusia 1 tahun, dan sekarang usia Rindu 21 tahun, yang artinya Pak Agung sudah 20 tahun bekerja dengan keluarga Rindu..

Siang hari di rumahnya Rindu merasa sangat bosan, masih berapa hari lagi kuliahnya dimulai. Rindu berencana ke mall saja siang ini, sekalian belanja apa saja yang diperlukannya untuk kuliah nanti.

Rindu mengirim pesan ke mamanya.

"Ma, Rindu ijin ke mall ya."

"Ia sayang, diantar Pak Agung tapi ya."

"Siap Mam, makasih ya Ma, Rindu siap-siap dulu. Muuacchh."

Rindu langsung bersiap-siap ke mall, tentu ia sangat excited pergi ke mall, berbelanja, makan, mengelilingi mall, itu adalah kesukaan Rindu sejak ia kecil.

"Pak, ayo antarin Rindu ke mall."

"Siap Non Rindu."

Pak Agung mengeluarkan mobil dari bagasi, Rindu masuk dan duduk di belakang. Usia 21 tahun dengan kecantikan yang membuat siapa saja ketika melihatnya pasti terpukau, Rindu memakai jeans dengan kaos putih dipadukan dengan sneakers kesukaannya, terlihat sederhana namun selalu memukau jika dipakai Rindu.

"Terimakasih ya Pak, Pak Agung mau nunggu Rindu di parkiran aja, atau mau masuk kedalam nemenin Rindu belanja."

"Bapak di parkiran aja boleh ya Non."

"Boleh Pak, ya udah Rindu masuk ya."

"Silahkan Non."

Rindu masuk kedalam mall meninggalkan Pak Agung yang memilih untuk menunggu nonanya di mobil saja.

Mall besar itu membuat Rindu berkeliling kesana-kemari mencari keperulannya, terkadang ia singgah makan di kafe-kafe sekitar, lalu kembali berkeliling dari lantai satu hingga ke lantai lima mall itu, bukan hal sulit kan, hanya perlu menaiki lift.

Setelah selesai belanja, ditangannya ia membawa banyak sekali belanjaannya, ia berjalan pelan hendak keluar dari mall itu..

"Kak mau aku bantuin?"

Tiba-tiba ada anak kecil yang berbicara padanya, menawarkan bantuan untuk Rindu yang sedang kesusahan.

"Nggak usah Dek, kakak bisa kok. Kamu ngapain di sini sayang, mama sama papa kamu di mana?"

"Aku udah nggak punya mama sama papa Kak, aku di sini setiap hari, bermain bersama anak-anak yang datang ke sini bersama orang tuanya."

"Ya ampun Dek, kasian sekali kamu."

Rindu merasa kasihan pada anak kecil itu, bahkan ia belum sadar apakah anak itu manusia sepertinya ataukah hantu.

...----------------...

...See you next episode kesayangan Author....

...Jaga kesehatan ya kalian. Borahae....

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!