NovelToon NovelToon

DUKA KIRANA

Karyawan baru

Kirana adalah sosok gadis yang baik,manis dan tidak sombong.

Ia bekerja di sebuah perusahaan sebagai staff admin keuangan.

Dia tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah rumah sederhana.

Pagi ini Kirana mau berangkat kerja lebih awal,karena ada satu tugas yang belum terselesaikan kemarin.

"Sarapan dulu Ki..,kata ibu ketika melihat Kirana keluar kamar dengan tergesa-gesa.

"Iya Bu,sebentar."

Lalu Kirana menuju meja makan di mana ayah dan ibunya sudah menunggunya untuk sarapan.

"Kelihatannya kamu terburu-buru banget Ki ada apa?" tanya ibu.

"Ada pekerjaan yang kemaren yang belum aku selesaikan Bu," Kirana menjelaskan pada ibu.

"Oh begitu,tapi kamu harus sarapan dulu biar perutmu gak kosong."

"Iya Bu,aku sarapan dikit aja."

"Hemmm," kata ibu sambil geleng2 kepala.

Setelah menyelesaikan sarapannya,Kirana kemudian pamit pada ayah dan ibunya.

"Aku berangkat ya Bu,ayah," katanya sambil mencium tangan keduanya.

Bergegas Kirana menuju motornya dan melaju dengan cepat.

Sesampainya di kantor Kirana buru-buru masuk ke ruangan nya dan bergegas mengerjakan pekerjaan yang kemaren belum kelar ia kerjakan.

"Loh Ki, pagi amat kamu datang emang ngapain?" tanya Tari teman kantor Kirana.

Kirana gak mendengar Tari yang b

icara padanya, ia terus saja mengerjakan pekerjaan nya.

Tari memperhatikan Kirana kemudian ia menghampiri meja Kirana dan mengagetkan nya.

"Hello....! any body here…" seru Tari sambil bibirnya Monyong.

"Eh kamu Tari maaf aku gak sa

dar kalau ada kamu dari tadi," kata Kirana sambil tangan nya tetap memegang keyboard komputer.

"Emang kamu ya dari tadi aku di cuekin sama kamu Ki, emangnya kamu ngerjain apa sih sampai- sampai kamu gak denger kalau aku sapa tadi."

"Ini Tar ,laporan yang tanggal kemaren belum aku selesaikan makanya tadi aku datang pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan laporan yang ini." Kata Kirana sambil menunjuk ke arah komputer yang ada di depannya.

Tari memperhatikan komputer Kirana, lalu ia berkata pada Kirana.

"Emang kemaren kamu ngapain aja sih sampai gak kelar pekerjaannya?"

"Aku kemaren di beri tugas sama pak Cahyo banyak banget Tar dan itu harus selesai hari ini juga katanya."

"Hah..! gitu ya pantesan kamu kemaren gak beranjak dari kursi mu.

"Ya sudahlah selesaikanlah dulu itu tugas dari pak Cahyo,biar gak kena damprat nanti kalo belum kelar."

Tari pergi meninggalkan Kirana yang masih tetap sibuk dengan komputernya.

Tari duduk di mejanya yang tak jauh dari meja Kirana,kemudian dia mulai menyalakan komputer dan mulai mengeluarkan semua buku-buku yang di laci mejanya.

Sekilas dia melirik ke arah Kirana yang serius banget mengerjakan tugasnya.

Satu jam berlalu dan Kirana sudah menyelesaikan semua tugas yang di berikan pak Cahyo kemaren padanya.

"Huhhh.......,capek juga mengerjakan dengan tergesa-gesa." kata Kirana sambil menghela napas panjang.

Kemudian dia membereskan semua tumpukan kertas yang ada di mejanya dan merapikan mejanya.

Lalu ia membawa tumpukan kertas yang tadi di kerjakan nya dan menuju ke ruangan pak Cahyo.

"Tok tok ..,permisi pak," kata Kirana .

"Masuk Ki," jawab pak Cahyo dari dalam.

Lalu Kirana memasuki ruangan pak Cahyo di sana ia melihat seorang lelaki seumuran dengan nya duduk di kursi depan mejanya pak cahyo.

"Permisi pak," kata Kirana sambil tersenyum.

"Silahkan," kata laki-laki itu dengan sopan.

Kemudian Kirana menyodorkan tumpukan kertas yang ada di tangan nya pada pak Cahyo.

"Ini pak tugas yang kemaren."

"Ya,taruh aja di situ."

"Baik pak."

"Saya permisi dulu pak," kata Kirana kemudian lalu menganggukkan kepalanya pada laki-laki yang duduk di depan meja pak Cahyo.

Laki- laki itu balas mengangguk.

Kemudian Kirana keluar dari ruangannya pak Cahyo.

"Bagaiman Hans kamu jadi bekerja di perusahaan ini?" tanya pak Cahyo pada laki- laki yang duduk di depannya.

"Ya saya jalani dulu om," kata Hans

"Terus bagaiman kabar papa kamu sekarang ini?"

"Alhamdulillah sudah agak baikan om."

"Syukurlah Hans,om turut prihatin dengan kerugian yang menimpa perusahaan papa kamu."

"Makasih om,om sudah mau membantu saya dengan memberikan pekerjaan di perusahaan om ini."

"Iya Hans semoga kamu betah kerja di sini." Kata pak Cahyo sambil menepuk pundak Hans

"Ayo aku tunjukkan meja kamu," kata pak Cahyo kemudian.

Lalu mereka beranjak keluar ruangan pak Cahyo dan menuju meja kerja Hans.

Pak Cahyo dan Hans berjalan bersama melewati meja demi meja karyawan,tiba di depan meja Kirana dan Tari pak Cahyo berhenti,kemudian ia menunjuk ke arah meja yang terletak di seberang meja Kirana.

"Itu Hans meja kamu, kata pak Cahyo.

"Baik om terimakasih banyak," kata Hans sambil menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah om tinggal dulu ya,silahkan kalau kamu mau berkenalan dulu sama anak- anak yang ada di sini."

"Iya om," kata Hans lagi.

Kemudian pak Cahyo meninggalkan Hans sendiri.

Hans menoleh ke kanan dan ke kiri lalu ia menoleh ke meja yang ia belakangi.

Kemudian ia membalikkan badan nya dan melihat ke arah Kirana.

"Hai,kenalkan aku Hans," kata Hans sambil mengulurkan tangan nya pada Kirana.

Kirana memandang Hans sesaat.

"Aku karyawan baru di sini," kata Hans lagi sambil tersenyum padanya.

Kirana tersenyum lalu menjabat tangan Hans.

"Kirana," katanya.

Kemudian mereka saling berjabat tangan.

"Hai," sapa Tari tiba-tiba.

"Ada karyawan baru ya," lanjutnya sambil melirik ke arah Hans.

Hans tersenyum pada Tari sambil berkata.

"Kenalkan namaku Hans," kata Hans sambil mengulurkan tangan nya pada Tari.

Tari menyambut uluran tangan Hans dengan tersenyum.

"Tari," katanya.

"Oke teman-teman aku kembali ke mejaku ya," kata Hans sambil melambaikan tangan nya.

Kemudian Hans menuju ke meja kerjanya yang tepat berada di seberang meja kerja Kirana.

Lalu dia duduk di kursinya dan memperhatikan keadaan sekelilingnya,ketika pandangan nya tertuju pada Kirana dia bergumam dalam hati.

"Cantik dan anggun,kelihatan nya dia wanita yang baik."

Hans tersenyum sambil memperhatikan Kirana yang sedang mengerjakan pekerjaan nya di komputer.

Lalu pandangan nya beralih pada Tari yang duduk di meja sebelah Kirana.

"Mereka wanita-wanita yang ramah kelihatan nya, bisa di jadikan teman," Hans ngomong sendiri.

Tiba-tiba Hans di kejutkan oleh suara dari belakang nya.

"Halo bro,baru ya di sini?"

"Hai bro,iya aku baru masuk hari ini,

kenalkan namaku Hans," kata Hans sambil mengulurkan tangan nya.

"Aku Doni,selamat datang di tempat kami dan semoga kamu betah dan senang di sini bro."

"Iya bro kayaknya aku pasti betah karena kalian orang- orang baik semua."

"Oke bro, selamat bekerja ya," kata Doni lalu pergi meninggalkan Hans.

Makan siang

Ini adalah hari ke dua Hans masuk kerja.

Setelah selesai sarapan pagi Hans langsung ngeloyor pergi ke garasi mengambil sepeda motornya.

Dan tak berapa lama kemudian ia pun berangkat kerja dengan mengendari motornya, di tengah perjalanan ia melihat Kirana yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu angkot.

"Itu kan Kirana," kata Hans ketika melihat Kirana.

Lalu Hans menepikan motornya mendekati Kirana, Kirana kaget ketika melihat Hans yang tiba-tiba ada di depannya.

"Hai..., bareng aku yuk," ajak Hans tanpa basa basi pada Kirana.

"Emmmm....enggak, aku naik angkot saja," kata Kirana menolak ajakan Hans dengan sopan.

"Beneran nih gak mau ikut...?" seloroh Hans pada Kirana sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya bener, kamu jalan aja dulu Hans....,"

"Gak ah, aku mau nungguin kamu di sini sampai dapat angkot, aku gak tega cewek secantik kamu di pinggir jalan sendirian begini, kalau ada yang nyulik kamu gimana...??" kata Hans pada Kirana.

Kirana tersenyum mendengar ucapan Hans dan ia pun tetap tidak mau di ajak bareng naik motor Hans, sampai akhirnya ada angkot yang menepi lalu ia masuk ke dalam angkot dan tak berapa lama kemudian angkot tersebut melaju di jalan raya.

Hans akhirnya juga melaju dengan motornya berada di belakang angkot tersebut.

Dari dalam angkot diam-diam Kirana memperhatikan Hans yang mengendari sepeda motornya.

"Turun depan sana pak.." kata Kirana pada sopir angkotnya.

"Iya neng," lalu sopir angkot menepikan angkotnya di pinggir jalan tepat di depan gedung perkantoran Kirana.

Lalu Kirana berjalan menuju ke dalam kantor, tapi tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil namanya.

"Kirana...!! tunggu....!!!"

Kirana menoleh ke arah suara yang memanggilnya tersebut dan ternyata itu adalah suara Hans yang mengikutinya dari tadi, lalu Kirana menghentikan langkahnya dan menunggu Hans yang berjalan menuju ke arahnya.

"Ada apa Hans?" tanya Kirana setelah Hans mendekat padanya.

"Gak ada aku cuma ingin kita bareng masuk ke kantor," kata Hans dengan tersenyum pada Kirana.

"Oh," kata Kirana sembari berjalan beriringan dengan Hans.

"Ki..?" tanya Hans.

"Iya," jawab Kirana.

"Kamu udah berapa lama kerja di sini?"

"Sudah lima tahun,"

"Cukup lama juga ya,"

"Iya," lalu Kirana berbelok ke kiri menuju ke ruangan nya.

Hans pun bergegas menuju ke arah meja kerjanya yang tepat berhadapan dengan meja kerja Kirana yang ada di seberangnya sana.

Kirana meletakkan tas nya di mejanya, lalu ia duduk di kursi kerjanya dan sepintas pandanganya tertuju pada Hans yang ada di seberangnya sana.

"Hayoo....lagi merhatiin karyawan baru ya......," seloroh Tari mengagetkan Kirana.

"Ah, enggak kok," kata Kirana mengelak.

"Enggak gimana, itu tadi buktinya aku lihat tadi kamu lagi merhatiin si Hans,"

"Cuma liat aja kok,"

"Sepertinya dia laki-laki yang baik Ki...."

"Terus........." kata Kirana pada Tari sambil mengerutkan alisnya.

"Terus......bisa dong di jadiin pacar......,"

'Ah, kamu ada-ada saja Tar," Kirana menepuk lengan tari sambil tersenyum.

"Nah...nah....kan...jadi tersipu malu gitu ...," seloroh Tari pada Kirana.

"Apaan sih kamu Tar....,"

"Eh..eh....dia ngeliatin ke sini tuh Ki...," seru Tari pada Kirana yang juga melihat Hans lagi memperhatikan mereka berdua.

Lalu Tari melambaikan tangannya pada Hans sambil tersenyum, Hans pun tersenyum pada mereka.

"Apaan sih kamu Tar, lebay banget," kata Kirana yang jadi malu melihat tingkah Tari.

"Aduhhhh...gak pa pa kali... kan biar tambah akrab Ki..." seloroh Tari pada Kirana sambil meninju lengan Kirana.

"Udah ah balik sana ke meja mu...!!" teriak Kirana dengan gemes pada Tari sahabatnya itu.

"Iya iya ...aku balik....," kata Tari sambil ngeloyor pergi menuju ke arah mejanya yang tepat berada di samping meja Kirana.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul dua belas siang ini, dan Hans mulai merasa matanya sangat panas karena sedari pagi tadi ia memantengi komputer yang ada di depannya.

Kemudian ia menyeruput kopi yang ada di depannya.

Tiba-tiba ia melihat ke arah seberang di mana Kirana sedang duduk di meja kerjanya dengan mengerjakan sesuatu di komputernya.

Diam-diam Hans memandangi wajah Kirana sambil tersenyum sendiri.

"Emmmm...cantik juga Kirana itu," Hans ngomong sendiri sambil mengagumi wajah cantik Kirana.

Tiba-tiba Kirana merasakan seperti ada yang memperhatikan dirinya, lalu ia melihat ke depan ke arah Hans dan ternyata benar Hans sedang memperhatikan dirinya.

Hans yang ketahuan oleh Kirana. sedang memperhatikan dirinya, dan dengan santainya ia melambaikan tangan nya pada Kirana sambil tersenyum manis padanya.

Kirana pun tersenyum pada Hans dan kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi.

Tiba-tiba Hans berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke arah Kirana, Kirana kaget karena Hans sudah berdiri di depannya.

"Hai...makan siang bareng yuk," ajak Hans pada Kirana sambil menundukkan kepalanya memandang Kirana.

"Iya iya...mau......!!!" teriak Tari dari sebelah meja Kirana yang mendengar ajakan Hans.

"Tari.....!!" teriak Kirana balik sambil melotot ke arah tari.

"Iya kan Ki....mau kan.....???" kata Tari dengan tersenyum menggoda pada Kirana.

"Oke, yuk kita makan siang di kantin," ajak Hans pada mereka.

Lalu Kirana dan Tari berjalan beriringan bersama Hans juga menuju ke kantin.

Dan setiba di kantin mereka duduk di sebuah meja yang kelihatan masih kosong.

"Mau makan apa Ki?" tanya Hans pada Kirana.

"Emmmm...terserah kamu aja Hans," kata Kirana agak sungkan.

"Aduhhhh...kok terserah sih....," celetuk Tari yang duduk di samping Kirana.

Kirana menoleh pada Tari dan mencubit pahanya dengan cubitan kecil membuat Tari agak meringis.

Hans tersenyum melihat tingkah mereka berdua, kemudian ia menyodorkan daftar menu makanan yang ada di meja pada Kirana dan Tari.

"Ayo di pilih sendiri menu makanannya," kata Hans seraya menyodorkan daftar menu makanan tersebut pada mereka berdua.

Dengan sigap Tari langsung mengambil daftar makanan tersebut, lalu ia membacanya satu persatu, Kirana pun ikutan melihat menu makanan tersebut.

"Aku makan.......chicken katsu aja sama minumnya.....jus alpukat," kata Tari tiba-tiba.

"Terus kamu makan apa Ki?" tanya Hans pada Kirana yang belum menyebutkan makanan nya.

"Emmmm....aku makan soto ayam saja," kata Kirana.

"Minumnya apa Ki?" tanya Hans

"Minumnya jeruk hangat,"

"Oke," kata Hans sambil melambaikan tangannya pada pelayan kantin yang kemudian menghampirinya.

"Ini pesanannya mbak," kata Hans seraya menyerahkan pesanan mereka.

"Baik mas," kata pelayan itu yang bergegas pergi meninggalkan meja Hans.

Dan tak lama kemudian pelayan itu datang sambil membawa pesanan mereka.

"Ayo di makan," kata Hans pada Kirana dan Tari.

"Oke Hans," kata Tari.

Dan Kirana hanya menyunggingkan senyumnya pada Hans sambil menganggukkan kepalanya.

Mencari tahu

"Tari...," tiba-tiba Hans menghampiri meja kerja Tari dan dengan suara pelan ia berkata pada Tari.

"Iya Hans, ada apa?" tanya tari dengan penasaran.

'Kirana kemana kok gak ada di mejanya?" tanya Hans pada Tari.

"Kayaknya tadi dia pamit ke kamar mandi...., ada apa sih Hans?" Tari balik tanya pada Hans.

"Emmmm...Kirana sudah punya pacar belum?"

"Belum, memangnya kenapa Hans?"

"Emmmm.....gak ada sih cuman nanya aja, kok cewek secantik Kirana belum punya pacar," seloroh Hans pada Tari.

"Bukanya gak punya pacar, banyak disini cowok yang jatuh hati pada Kirana, tapi Kirana tidak mau."

"Kenapa memangnya Kirana kok tidak mau?"

"Mungkin gak ada yang cocok buat Kirana?"

"Emmmm..begitu ya," kata Hans sambil mengerucutkan bibirnya.

"Oke Tar, aku balik kemejaku ya, sepertinya Kirana berjalan menuju ke sini," kata Hans .

Tari menganggukkan kepalanya dan melihat Hans yang dengan terburu-buru meninggalkan tempatnya.

Dari seberang Hans melihat Kirana yang sudah duduk di kursi kerjanya lagi, Hans tersenyum sendiri lalu ia pun sibuk dengan pekerjaannya lagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore ini dan Hans berencana ingin mengajak Kirana pulang bareng.

Dengan memberanikan diri Hans menghampiri Kirana yang sedang berkemas-kemas untuk pulang.

"Ki....pulang bareng aku ya?" ajak Hans pada Kirana.

Kirana diam dan memandang Hans agak lama.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu Ki...aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok, aku cuma pingin pulang bareng aja sama kamu," kata Hans seraya mengangkat kedua bahu dan tangannya.

Kirana merasa kasihan pada Hans melihat sikapnya yang seperti itu dan akhirnya ia pun mau di ajak Hans pulang bareng.

Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju ke arah parkir sepeda motor.

"Ayok Ki, naik," kata Hans.

"Iya," jawab Kirana sambil mengambil posisi duduk di belakang Hans.

"Sudah siap Ki?" tanya Hans.

"Sudah,"

Lalu Hans mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Dan selama dalam perjalanan mereka saling diam tidak banyak bicara.

Tiba-tiba Hans memecah kekakuan di antara mereka dengan bertanya sesuatu pada Kirana.

"Emmmm.....nanti jalan ke mana ini Ki?"

"Lurus saja terus belok kiri di situ rumahku,"

"Oke, aku boleh mampir tidak nanti kalau sudah sampai rumahmu?" Hans makin memberanikan diri.

"Emmmm......boleh?"

"Oke,"

Setiba di halaman rumah Kirana, Hans dan Kirana turun dari sepeda motor dan berjalan menuju ke rumah.

"Ayo Hans masuk," kata Kirana sesampai mereka di ruang tamu.

Hans lalu duduk di ruang tamu sambil memperlihatkan kondisi sekeliling.

"Oh ya Hans, aku buatkan minum dulu ya sebentar," kata Kirana sambil bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Hans memperhatikan sebuah foto yang terpampang di ruang tamu tersebut, foto yang memperlihatkan kedua orang tua yang menggendong anaknya yang masih kecil.

Tak berapa lama kemudian Kirana datang sambil membawa nampan yang berisi segelas teh hangat.

"Silahkan Hans di minum tehnya,"

"Iya Ki, terimakasih jadi merepotkan kamu,"

"Ah, gak apa-apa Hans kamu kan tamu,"

"Oh ya Ki, itu foto siapa?" Hans menunjuk pada foto yang diperhatikan nya tadi.

"Oh...itu, foto ayah ibuku dan juga aku,' kata Kirana sambil menatap foto yang terpajang di dinding tersebut.

"Kamu anak tunggal?" tanya Hans lagi.

"Iya,"

Hans menganggukkan kepalanya, lalu dengan perlahan ia mengambil gelas yang berisi teh tersebut dan meminumnya dengan perlahan.

"Kamu asli orang sini Ki? tanya Hans lebih lanjut.

"Iya,"

"Oh,"

"Kalau kamu sendiri Hans?" Kirana balik tanya pada Hans.

"Aku dari luar kota, dan di sini aku ngontrak di jalan Ahmad Yani sana."

"Berarti kamu sendirian di sini Hans?"

"Iya, aku merantau Ki ingin cari pengalaman yang lebih banyak."

"Orang tuamu masih ada?"

"Masih, ada semua mereka tinggal berdua, karena adikku sudah menikah dan ikut suaminya dan aku jauh juga dari mereka.

"Lantas untuk biaya hidup kedua orang tuamu siapa yang menanggungnya?"

"Ya... akulah Ki..mereka kan jadi tanggung jawabku," kata Hans.

Kirana mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menatap Hans kagum, karena ternyata Hans adalah anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Hans segera pamit pulang pada Kirana.

"Oh ya Ki, aku mau pulang soalnya sudah malam ini," kata Hans pada Kirana yang kelihatannya sudah lelah.

"Loh kok buru-buru Hans," kata Kirana.

"Iya Ki, lagian udah lama ini kita ngobrolnya dan kelihatanya kamu juga capek," kata Hans dengan mengangkat kedua alisnya.

Lalu Hans beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu dan Kirana mengikutinya

dari belakang.

"Aku pulang dulu ya Ki," kata Hans sambil berjalan menuju ke arah sepeda motornya yang ada di depan rumah Kirana.

"Iya Hans," jawab Kirana.

Kemudian Kirana masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ke kamarnya, lalu ia bergegas mandi dan setelah selesai mandi ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil mengingat-ingat wajah Hans.

"Kenapa ya tiba-tiba aku jadi akrab dengan Hans, tapi tak apalah sepertinya Hans orangnya baik," Kirana ngomong sendiri..

Tiba-tiba ibu masuk ke dalam kamar dan mencari Kirana.

"Tadi siapa yang datang Ki?" tanya ibu.

"Oh, itu tadi Hans Bu, karyawan baru di kantornya aku dan tadi dia ngajak aku pulang bareng sekalian mampir ke rumah Bu," Kirana menjelaskan pada ibunya.

"Oh...begitu, rumahnya di mana dia?" tanya ibu lebih lanjut.

"Dia anak rantau Bu, rumahnya di luar kota dan di sini dia ngontrak di jalan Ahmad Yani sana,"

"Oh....agak dekat dengan daerah sini ya," kata ibu lagi.

"Iya Bu," jawab Kirana.

"Kamu gak makan dulu Ki?"

"Iya Bu,"

Kemudian ibu mengajak Kirana ke ruang makan dan mereka pun makin malam bersama bareng ayah Kirana juga.

Jauh di rumah kontrakan Hans, Hans yang baru tiba dari rumah Kirana lansung saja menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kenapa aku jadi kepikiran Kirana terus ya, rasanya aku ingin selalu berada di dekatnya dan ingin selalu memandang wajahnya yang ayu itu," Hans tersenyum geli sendiri dengan perasaan yang sedang ia rasakan saat ini.

Tiba-tiba ponselnya berdering, lalu ia mengangkat telepon yang ternyata berasal dari mamanya.

"Hans...kamu lagi apa...?" tanya mamanya dari seberang.

"Aku lagi tiduran ma, capek ini baru datang kerja," kata Hans.

"Loh kok baru datang kerja jam segini? emangnya kamu lembur?" tanya mama penuh selidik.

"Emmmm enggak sih ma... sebenarnya. aku tadi pulang kerja jam empat, tapi aku mampir dulu ke rumah temanku,"

"Teman? cewek apa cowok!!?" tanya mama dengan nada penasaran.

"Cewek ma,"

"Oh, ya sudah kamu jangan malam-malam tidurnya, harus istirahat yang banyak dan jangan banyak keluyuran, ngerti Hans...?" tanya mama.

"Iya ma," jawab Hans sambil mengakhiri percakapannya dengan mamanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!