🎶 Tiup lilinnya,tiup lilinnya,tiup lilinnya sekarang juga,sekarang juga....🎶
Lagu ulang tahun diiringi tepuk tangan memekak memenuhi ruangan itu.
Puhh...
Feby meniup lilin dan tepuk tangan kembali terdengar.
" Ssstt...Renata tuh" kode Dea.
" Kamu aja yang rayu dia,kamu kan temennya" ujar Sera sambil cekikikan.
Dea berjalan menghampiri Renata yang sedang mengobrol dengan teman-temannya yang lain.
" Hay Re!" ikut aku yuk" ajak Dea setelah menyapa Renata terlebih dahulu.
Renata Khairani,siswi sebuah SMA ternama.Bisa mengecam pendidikan di sana karena bea siswa prestasi.Meski teman-temannya berasal dari kalangan atas,itu tidak membuat Renata minder.
" Mau kemana?" tanya Renata pada Dea.
" Ke kamar dong,kan acaranya udah selesai" jawab Dea.
Acara ulang tahun di gelar di pulau Dewata.Semua teman sekelas Renata ikut,karena yang berulang tahun memfasilitasi dua buah bus untuk para siswa yang ikut.
" Nanti aja deh,gak enak sama Feby" tolak Renata halus.
" Oh oke deh kalo begitu,aku duluan ya" pamit Dea.
" Oh,oke" kata Renata.
" Ingat ya,kamar kita di lantai delapan,nomor delapan delapan" teriak Dea.
Dea berjalan menghampiri Sera," Bagaimana?" tanya Sera.
" Aman" jawab Dea.
" Kamu udah pastiin kan kalo kamar itu kosong?" tanya Sera.
" Udah tenang aja,aku udah tanya sama resepsionisnya" jawab Dea.
Dea dan Sera adalah teman dekat Renata.Mereka bermaksud mengerjai Renata dan memberikan nomor kamar yang salah.Setahu Dea dan Sera,Renata sedikit penakut.
...****************...
Renata berjalan menyusuri koridor hotel,mencari nomor kamar yang diberikan oleh Dea tadi.
" Oh,akhirnya ketemu juga" ujar Renata lega.
Ceklek
Renata membuka pintu dan langsung masuk ke kamar itu.Tanpa menyalakan lampunya,Renata langsung berbaring di kasur.
" Geser dong De,sempit nih" pinta Renata pada orang di sampingnya.Renata mengira orang itu adalah Dea.
" Kan enak yang sempit-sempit sayang" kata orang yang berada di sebelah Renata.
" Siapa kamu? kenapa berada di kamarku? Kemana Dea dan Sera?" tanya Renata yang sudah ketakutan.
Klik
Lampu kamar menyala,Renata menatap laki-laki yang berdiri di hadapannya.
" Dea? Sera? Siapa mereka?" tanya laki-laki itu.
" Ini kamarku,harusnya aku yang bertanya kenapa kamu bisa masuk dan tidur di ranjangku" ujar lelaki itu.
" Maaf,aku sudah salah kamar" ucap Renata sambil berjalan kearah pintu keluar.
" Eits...tidak semudah itu Nona" kata laki-laki itu sambil menahan tangan Renata.
" Kamu tidak bisa seenaknya keluar masuk kamar ini" tambahnya.
" Apa maksud anda?" tanya Renata dengan suara bergetar bahkan hampir menangis.
" Tidak perlu berpura-pura takut atau apalah,sayang.Aku tahu maksud kamu masuk ke kamar ini,kamu mau menggodaku kan" oceh lelaki itu.
" Maaf Tuan,saya kan sudah bilang kalo saya salah kamar.Lagi pula mana saya tahu ini kamar Tuan,teman saya bilang nomor kamar saya adalah delapan delapan.Kebetulan pintu tidak terkunci,ya saya langsung masuk aja" Renata menjelaskan.
Hahaha...laki-laki itu tertawa dengan sangat keras,membuat bulu kuduk merinding.
" Kamu pikir aku akan percaya begitu saja,hem?" tanya laki-laki itu lalu menghempaskan tubuh Renata dengan kasar ke atas kasur.
" Aku biasanya akan menolak cewek gak jelas dan tidak punya sopan santun,tapi khusus malam ini aku membuat pengecualian" ujar lelaki itu.
Laki-laki itu mengunci pintu kamar dan mematikan lampunya kembali,lalu kembali naik ke atas kasur.Dibalik cahaya remang,suasana romantis pun semakin terasa,begitu pikir laki-laki itu.
Sret! Dia menarik paksa baju Renata hingga sobek.
" Wow...tubuhmu ternyata sangat indah sayang.Pasti banyak yang sudah terpuaskan oleh tubuh molekmu ini" ujar laki-laki itu.
" Jangan Tuan,aku mohon.Hiks..." kata Renata disela tangisannya.
Laki-laki itu tidak peduli,akal sehatnya sudah tertutup oleh rasa yang mendesaknya untuk menyelesaikan permainan.
Renata sudah pasrah menerima nasibnya,kesuciannya telah direnggut oleh orang yang sama sekali tidak dikenalnya disaat usianya belum genap sembilan belas tahun.
Bruk,
Lelaki itu menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Renata,pelepasan pertama membuat lelah.Tapi,itu tidak berlangsung lama karena lelaki itu bangkit dan mengulangi perbuatannya.
Lelaki itu sudah tertidur dengan nyenyak di sampingnya.Renata bangkit lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa pergulatannya.
" Maaf Tuan,aku pinjam bajumu" kata Renata lirih.
Tling! sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Renata.Dea mengirimkan nomor kamar mereka.Dengan langkah tertatih Renata menuju kamarnya,sesampainya di kamar dia langsung di serbu oleh Dea dan Sera.
" Pake baju siapa kamu Re?" tanya Dea.
" Tega kamu De,di bayar berapa kamu oleh laki-laki yang ada di kamar itu hah" teriak Renata.
" Aku memang orang miskin De,tapi bukan berarti kalian bisa mempermainkan hidupku" ujar Renata sambil nangis sesenggukan.
" Aku gak ngerti maksudmu Re,ini serius.Laki-laki siapa yang kamu maksud?" tanya Dea.
" Gak usah berkilah,De.Aku cukup tau sekarang,teman seperti apa kamu" jawab Renata.
Renata mengemasi barang-barang miliknya lalu keluar dari kamar itu.Dengan sisa uang yang dia punya,malam itu juga dia memutuskan kembali ke Ibukota.
Semenjak kejadian malam itu,Renata menjauhi teman-temannya.Dia lebih sering sendiri dan menghindar.
" Re...tunggu Re" seru Dea sambil mengejar Renata.
" Mau apalagi De,hemm?" Mau menjebak aku lagi hah?" tanya Renata dengan kesal.
" Aku sama sekali gak ngerti maksud kamu Re.Menjebak gimana maksudnya? Aku sama Sera sengaja memberi nomor kamar yang salah dan kosong hanya untuk menjahili kamu aja,gak bermaksud menjebak atau yang lainnya" jelas Dea.
" Apa,kamar kosong kamu bilang.Lalu siapa laki-laki yang ada di kamar itu De,hantu?" tanya Renata.
" Laki-laki?" serius aku gak tau.Aku tanya sama resepsionis kalo kamar itu kosong,dan aku udah pesan kamar itu.Bagaimana laki-laki itu bisa masuk,kunci kamarnya aja ada sama aku" jawab Dea.
" Udah lah De,gak usah berbelit-belit.Terima kasih karena selama ini kamu sudah baik sama aku,udah menganggap aku sebagai sahabat kamu.Terima kasih" ucap Renata lalu melangkah pergi karena jam sekolah telah usai.
" Aku harus cari tau apa yang terjadi malam itu,kalo sampe terjadi apa-apa sama Renata akulah orang yang pantas untuk disalahkan" monolog Dea.
...****************...
Di sebuah gedung pencakar langit,seorang pria tampan sedang melampiaskan emosinya pada dua orang suruhannya.Pria itu memaki bahkan menghajar kedua orang itu.
" Mencari gadis seperti itu saja kalian tidak becus" hardik Pria itu.
Delon Sanjaya,ceo tampan dan sukses di usianya yang terbilang masih muda.Di usia dua puluhan tahun dia sudah memegang kendali perusahaan orang tuanya.Tapi,meski kaya dan tampan hingga usianya dua puluh delapan tahun dia masih berstatus single.
Wanita cuma dijadikan pelampiasan untuk memuaskan dirinya saja.Kuliah di negara luar membuatnya hanyut dalam pergaulan bebas.Sehingga dia dijuluki casanova oleh teman-temannya.
" Maaf Tuan,menurut keterangan pihak hotel,gadis itu hanya tamu dan pihak hotel sendiri tidak tahu gadis itu berasal dari mana.Yang resepsionis itu tahu,gadis itu tamu undangan di acara ulang tahun yang diadakan di hotel itu" tutur si A.
" Lagipula kenapa sih kamu ambil kamar yang biasa,biasanya kamu ambil suite room" Gino menimpali.Gino adalah asisten juga sahabat Delon.
" Aku malas dikejar-kejar oleh siluman" jawab Delon.Siluman yang dimaksud adalah Sita,wanita yang dijodohkan dengannya.
" Biar siluman begitu,tapi goyangannya asik bro" ujar Gino.
Delon menyandarkan kepalanya di kursi,matanya menerawang.
" Emang apa sih kelebihan gadis itu,sehingga kamu terus mencarinya?" tanya Gino.
" Dia masih segel dan aku merasa bersalah padanya" jawab Delon.
" What?" Dapet rezeki nomplok dong.Gimana rasanya dapat yang masih segel?" tanya Gino.
" Bukan rasa segelnya,tapi rasa bersalahku padanya yang terus menghantuiku.Dia sudah berusaha menjelaskan padaku,tapi aku tidak mempercayainya" jawab Delon.
" Berapa banyak kamu menggempurnya?" tanya Gino.
" Berkali-kali" jawab Delon lesu.
" Kejadian itu sudah sebulan,bisa jadi sekarang gadis itu sedang hamil" ujar Gino.
" Itu yang aku khawatirkan.Jika dilihat dari sikapnya,dia gadis baik-baik.Kasihan jika dia harus hamil" ucap Delon dengan lirih.
" Sudah waktunya pulang,ayo" ajak Gino.
Delon mengemasi barang-barangnya lalu keluar dari ruang kerjanya bersama Gino.
" Kemana kita malam ini?" tanya Gino sambil mengemudikan mobilnya.
" Aku mau tidur" jawab Delon tidak bersemangat.
" Ayo lah men,kita bersenang-senang.Lupakan gadis segelmu itu dan cari yang baru.Sudah sebulan kamu puasa" ujar Gino.
" Kamu saja yang pergi,aku malas" balas Delon.
Gino menghentikan mobilnya di depan rumah Delon,tante Marita sedang duduk di teras bersama Om Erwin suaminya.
" Sore Tante,Om" sapa Gino,sedangkan Delon langsung masuk tanpa menyapa kedua orang tuanya.
" Kenapa tu anak,masam gitu mukanya?" tanya Om Erwin.
" Biasa Om,kerjaan menumpuk" jawab Gino bohong.
" Ya udah Om karena haripun semakin sore menjelang malam,Gino pamit dulu ya" pamit Gino.
Om Erwin dan Tante Marita masuk ke rumah,Delon sedang menonton TV.
" De,orang tua Sita terus mendesak Mama agar kalian segera menikah" tutur Tante Marita.
" Kenapa sih Ma,di zaman modern seperti ini masih ada saja ajang perjodohan.Delon sudah pernah bilang,Delon gak cinta sama Sita Ma" ujar Delon.
" Tapi De,perjodohan ini sudah di sepakati oleh papa dan mama sedari kalian kecil.Kami tidak mungkin membatalkannya" kata Tante Marita.
" Mama sama Papa pernah gak mikirin Delon,sedikit aja Ma.Delon gak cinta sama Sita Ma,Sita bukan gadis baik-baik" ujar Delon dengan nada tinggi.
" Delon,jaga bicara kamu.Kalo kamu gak suka sama Sita ya udah,tapi jangan memfitnahnya" hardik Om Erwin.
" Terserah Papa sama Mama mau bilang apa,yang pasti Delon tetap menolak perjodohan ini" kata Delon.
" Baik,Papa ikuti kemauan kamu.Tapi ingat,kamu akan Papa coret dari daftar warisan" ancam Om Erwin.
" Papa pikir Delon gak bisa hidup tanpa harta Papa.Papa salah Pa,Delon gak butuh harta Papa,yang Delon butuh adalah kebahagiaan dan Delon bisa bahagia dengan cara Delon sendiri" balas Delon lalu masuk ke kamarnya.
" Pa,jangan terlalu keras padanya.Beri dia waktu" kata Tante Marita.
" Dia laki-laki mah,sudah sewajarnya Papa bersikap keras sama dia" ujar Om Erwin.
Delon keluar dari kamarnya sambil menyeret koper.
" Kamu mau kemana Nak?" tanya Tante Marita.
" Mau cari kebebasan Ma,Delon capek diatur dan dikekang.Delon sudah besar Ma,sudah dewasa,Delon berhak menentukan pilihan Delon sendiri" jawab Delon.
" Pergilah jika kamu mampu hidup tanpa harta" ujar Om Erwin.
" Pa" ucap Tante Marita.
" Oke,akan Delon buktikan" kata Delon lalu melangkah keluar dan pergi menggunakan mobilnya.
Delon mengemudikan mobilnya ke rumah pribadinya yang dia beli tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.Rumah itu biasa digunakan Delon untuk bersenang-senang bersama gadis-gadis bayarannya.
" Akan aku buktikan,bahwa aku bisa hidup tanpa embel-embel Papa" gumam Delon.
Delon memasukkan mobilnya ke garasi,lalu masuk ke rumahnya.Delon menghempaskan tubuhnya di kasur dan kembali membayangkan malam penuh keringat bersama gadis yang dia tidak tau namanya.Yang dia ingat hanya wajah penuh ketakutan.
" Siapa kamu dan dimana kamu berada gadis segel,kenapa kamu menghilang bagai ditelan bumi.Kemana lagi aku harus mencarimu,jangan hantui aku dengan rasa bersalahku" monolog Delon.
Delon memejamkan matanya,mencoba mencari rasa yang dia dapatkan malam itu.Rasa yang membuat dia ingin melakukannya lagi,tapi hanya dengan gadis itu.
" Aku bisa gila kalau seperti ini terus" gumam Delon yang dengan perlahan mulai memejamkan matanya.
Renata duduk di kursinya sambil membaca buku.Setiap pulang sekolah Renata bekerja di perpustakaan kota.Pukul sembilan malam perpustakaan tutup, barulah dia pulang ke rumahnya.
" Hai" sapa seseorang padanya.
" Ada yang bisa saya bantu?" tanya Renata ramah.
" Aku lagi cari buku tentang bisnis,bisa tunjukan dimana tempatnya?" tanya orang itu.
" Mari saya antar" tawar Renata.
Renata berjalan menuju rak buku yang dimaksud.
" Namaku Gino,namamu siapa?" tanya Gino.
" Renata" jawab Renata singkat.
" Ini raknya,anda bisa mencarinya sendiri" kata Renata.
" Baiklah,terima kasih Renata" ucap Gino.
Renata kembali ke kursinya.
" Aku seperti pernah melihat gadis itu,tapi dimana ya?" ah sudahlah,aku cari buku saja" monolog Gino.
Setelah menemukan buku yang di cari,Gino pun duduk di hadapan Renata.Diam-diam Gino memotret Renata.
" Cantik" ujarnya.
" Renata,Aku pulang dulu ya.Terima kasih bukunya" pamit Gino.
" Silahkan mas,terima kasih sudah mampir" ucap Renata sopan.
Gino bersiul di sepanjang perjalanan menuju rumah Delon,sebelum pulang ke rumahnya dia berencana mampir ke rumah sahabatnya itu.
" Muka lo,ceria bener" kata Delon yang sedang duduk santai di teras rumahnya.
" Aku baru saja ketemu cewek cantik,namanya Renata.Orangnya ramah,senyumnya oh Tuhan...manis banget bro.Aku meleleh dibuatnya" ujar Gino sambil senyum-senyum.
" Dasar casanova tengik" kata Delon.
" Bodo amat ah yang penting cantik" balas Gino.
" Oya Delon,kalo lo keluar dari rumah berarti lo gak masuk kantor dong ya,trus lo mau ngapain sekarang?" tanya Gino.
" Kamu lupa,kalo aku masih punya sebuah bar?" tanya Delon.
" Oh iya ya,kenapa aku bisa lupa.Ini mungkin karena aku terlalu bahagia karena bertemu dengan gadis secantik Renata" ujar Gino.
" Aku sudah menyebar pengumuman dimana-mana,aku tidak akan putus asa" gumam Delon.
Gino yang masih bisa mendengar gumaman sahabatnya pun merasa iba.Semenjak kejadian malam itu,Delon seperti kehilangan separuh nyawanya.
" Kamu tidak punya fotonya,tidak tau namanya,lalu bagaimana kamu akan mencarinya? Apa isi pengumuman itu?" tanya Gino.
" Aku menulis nama Dea dan Sera di kertas itu,aku ingat gadis itu pernah menyebut nama kedua temannya" jawab Delon.
" Semoga kamu bisa cepat bertemu dengannya" ujar Gino dan Delon pun mengangguk.
...****************...
Keesokan harinya,sekolah dibikin gempar oleh sebuah kertas yang bertuliskan tentang seseorang sedang mencari keberadaan Dea dan Sera.Kebetulan hari ini Renata tidak masuk sekolah,jadi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.
" Sera,siapa kira-kira yang mencari kita? Aku takut" tanya Dea.
" Aku juga gak tau De,kita hubungi dia atau abaikan saja.Aku juga takut" Sera pun sama dengan Dea,takut jika surat itu adalah petaka bagi mereka.
" Bagaimana kalo seseorang menghubungi orang itu,bisa mati kita" ujar Dea.
" Oh Tuhan,kenapa hari ulang tahun Feby banyak membawa masalah.Urusan kita sama Renata aja belum kelar,sudah datang masalah baru" keluh Sera.
" Trus gimana dong,kita temui orang ini atau kita diam saja?" tanya Dea.
" Kita abaikan sajalah,,mungkin hanya orang iseng yang sedang menjahili kita" jawab Sera.
Dea dan Sera tengah duduk di kantin sambil menikmati bakso dan es teh manisnya.Tiba-tiba ada orang yang datang menghampiri mereka.
" Dea,Sera,ada yang nyariin tuh" kata Ilyas,teman sekelas Dea dan Sera.
" Siapa?" tanya Dea.
" Aku" jawab Seorang lelaki berbadan tinggi tegap dan berwajah sangat tampan.
" Ka...kamu siapa?" tanya Dea.
" Aku Delon,orang yang sedang mencari kalian" jawab Orang itu yang ternyata adalah Delon.
" Apa kita pernah bertemu?" tanya Sera.
" Tidak" jawab Delon datar dengan tatapan mata yang tajam.
" Lalu,kenapa anda mencari kami?" tanya Dea.
" Aku mencari temanmu" jawab Delon.
" Temanku?" siapa?" tanya Dea lagi.
" Seorang gadis yang kamu beri nomor kamar hotel yang salah" jawab Delon.
" Kalo aku tidak mau memberitahumu,bagaimana?" tanya Dea.
" Dengan sangat terpaksa aku akan membawamu ke kantor polisi" jawab Delon dengan sedikit ancaman.
Wajah Sera dan Dea berubah pucat,keringat mengucur deras,tubuh gemetar saat tahu dirinya akan dibawa ke kantor polisi.
" Tunjukan padaku dimana gadis itu"
" Aku tidak tahu" kata Dea.
" Dia tidak masuk sekolah hari ini" timpal Sera.
" Rumahnya?" tanya Delon.
Sera dan Dea pun menggeleng," Kami tidak tahu,walau pun kami berteman,tapi dia tidak pernah menunjukkan dimana dia tinggal" jawab Dea.
" Oke baiklah kalo begitu,karena kalian tidak mau menunjukkan gadis itu padaku,jangan harap kalian bisa hidup tenang.Karena aku,Delon Sanjaya tidak akan membebaskan kalian" ujar Delon lalu pergi.
" Delon sajaya,diakah Ceo dari Sanjaya grup? Jika benar berarti kita dalam bahaya" kata Sera.
" Apa itu Sanjaya grup?" tanya Dea.
" Sanjaya grup adalah perusahaan besar yang bergerak dibanyak bidang,termasuk pabrik furniture yang dipegang oleh papaku" jawab Sera.
" Ayo kejar" ajak Dea sambil menarik tangan Sera.
" Hei mau kemana kalian,mau kabur?" tanya pemilik kantin.
" Aku lupa bayar" kata Dea sambil menepuk keningnya lalu membayar bakso dan es teh manis yang mereka berdua pesan tadi.
Dea dan Sera berlari ke parkiran,tapi tidak ada siapa-siapa di sana.Dea berlari ke gerbang sekolah dan bertanya pada satpam.
" Apa bapak lihat ada orang yang keluar dari gerbang ini,seorang laki-laki,tampan dan gagah?" tanya Dea.
" Maksudnya Tuan Delon?" satpam balik bertanya.
" Nah tepat sekali" jawab Dea.
" Dia sudah pergi Non" ujar Satpam.
" Eh tunggu tunggu,bapak kenal sama orang yang bernama Delon,bagaimana bisa?" tanya Dea.
" Bisa lah Non,Tuan Delon kan anak dari pemilik sekolah ini" jawab Satpam.
Duarr!!! Bagai petir di siang bolong,jawaban pak satmam berhasil membuat Dea oleng bahkan nyaris jatuh.
" Pemilik sekolah ini?" tanya Dea lirih lalu berjalan menghampiri Sera yang masih setia menunggunya di parkiran.
" Apa dia sudah pergi?" tanya Sera dan dijawab anggukan kepala oleh Dea.
" Kamu kenapa lesu begitu?" tanya Sera.
Dea duduk di bawah pohon yang ada di parkiran," Kita dalam bahaya" ujar Dea sambil menerawang jauh dengan tatapan mata yang kosong.
" Bahaya kenapa,jelasin dong De.Jangan bikin aku takut" kata Sera.
" Ternyata Delon anak dari pemilik sekolah ini"
" Hancur kita,benar-benar hancur.Tapi,kita tidak mungkin menunjukkan keberadaan Renata,kasihan dia jika harus masuk ke dalam masalah yang kita buat" ujar Sera.
" Kita harus menyelesaikan semua ini.Masalah ini kita yang buat,kita juga yang harus menyelesaikan" tekad Dea.
" Ayo kita temui dia,aku yakin dia ada di Sanjaya Grup sekarang" ajak Sera.
Dea dan Sera menuju kelasnya untuk mengambil tas mereka,kemudian mereka pergi ke Sanjaya grup untuk menemui Delon.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!