NovelToon NovelToon

PENGKHIANATAN!

Bab 1

"Selamat ya untuk calon Baby kalian yang akan lahir"

"Selamat Nyonya , Tuan , sekarang kalian akan menjadi Bunda dan Ayah"

Dan masih banyak lagi yang mengucapkan kata selamat pada calon Ayah dan Bunda tersebut.

Acara 7 bulanan Mora Aditama berjalan sangat meriah, bahkan halaman rumah nya di penuhi oleh orang-orang penting dari berbagai kalangan bisnis.

Sedangkan sang Suami, Aron Putra Gerald sedang menyapa beberapa kolega bisnis nya.

"Hai hai Moraaaaa" teriak kedua sahabat Mora.

Mora hanya tersenyum kecil dan merentangkan tangan nya.

"Uh bumil satu ini cantik sekali" goda Afnan

"Kan memang dari sono nya juga udah cantik" timpal Elisa dengan tersenyum kecil.

"Kalian ini bisa saja, oh iya dimana Winda?" tanya Mora mencari kesana kemari.

"Lagi ke toilet dulu" jawab Afnan.

Mora lalu mengajak sahabat nya untuk makan jamuan disana, ia yang memang sedang hamil besar gampang sekali lapar.

"Hai semua nya" sapa Aron dengan ramah.

"Ehh sayang, kau mau makan?" tanya Mora lembut

Aron menganggukan kepala dan mengecup kepala Mora dengan lembut.

"Uhhh manis sekali" ceplos Elisa tertawa kecil.

Aron hanya terkekeh dan membawa makanan yang sudah di ambil oleh Mora.

Mereka duduk di kursi yang memang sudah tersedia disana.

"Hai, maaf lama ya" ucap Winda dengan tak enak.

"Tidak apa, ayo duduklah" balas Mora tersenyum lembut.

"Thank You" ucap Winda.

Mereka makan dengan di selingi perbincangan yang seputar Mora dan Aron saja, bahkan Afnan senang sekali jika harus menggoda sang sahabat.

Setelah menemani sang Istri makan, Aron kembali lagi menjamu kolega bisnis nya.

"Mana istri mu, Aron?" tanya rekan bisnis Aron.

"Sebentar ya" ucap Aron

Aron lalu menghampiri Mora yang sedang bersama dengan teman-temannya,lalu ia membawa Mora ke hadapan rekan bisnis nya.

"Kenalkan dia Istri saya, Tuan, Nyonya" ucap Aron dengan merangkul bahu Mora.

"Halo Tuan, Nyonya , semoga menikmati acara nya ya" sapa Mora dengan ramah dan lembut.

"Hai Nyonya Aron, wah anda sangat cantik sekali" puji Istri rekan bisnis Aron.

"Terimakasih Nyonya, anda juga lebih cantik" balas Mora tersenyum lembut.

"Anda bisa saja" ucap nya dengan tersenyum malu.

"Tuan, bolehkah saya mengajak Istri anda berbincang?" tanya Istri rekan nya pada Aron.

"Boleh Nyonya, silahkan" jawab Aron ramah.

"Aku kesana dulu ya, Mas" pamit Mora mengecup pipi Suami nya.

Mora pergi ke tempat duduk yang tak jauh dari sana, bahkan ia berjalan dengan perlahan karena memang agak susah sejak kehamilannya yang sudah besar.

"Ada apa, Nyonya?" tanya Mora dengan bingung saat menatap manik mata wanita paruh baya di hadapan nya sedikit sendu.

"Tidak apa, kau sangat cantik sekali dan bahkan sangat lembut" jawab Wanita tersebut dengan tersenyum.

"Anda bisa saja, Nyonya" ucap Mora malu.

"Panggil saja Hesti, Nak" ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum.

"Maaf Nyonya, saya tak enak apalagi anda ini Istri dari Tuan Darma Widiatma" balas Mora tak enak.

"Tidak apa, saya juga manusia biasa kok" ucap Nyonya Hesti dengan terkekeh.

"Kau mengingatkan aku pada Putri ku yang hilang" ucap Nyonya Hesti dengan lirih.

"Jika anda berkenan,bolehkah saya menganggap anda Putri saya?" tanya Nyonya Hesti dengan penuh permohonan.

Mora tersenyum dan mengusap lembut lengan Nyonya Hesti yang sedang menggenggam tangannya.

"Boleh Nyonya, asal anda tidak keberatan dan bisa mengobati luka anda" jawab Mora dengan tersenyum lembut.

Senyuman Nyonya Hesti seketika langsung merekah, bahkan ia sempat meneteskan air mata bahagia nya.

Mora tersenyum kecil dan menghapus air mata di pipi Nyonya Hesti.

"Loh Nyonya, kenapa anda menangis?" tanya Aron dengan sedikit takut.

Tuan Darma pun langsung menatap Istri nya dengan sejuta pertanyaan di sorot mata nya.

"Ini air mata bahagia, saya sangat bahagia saat Istri anda mau menjadi teman saya" jawab Nyonya Hesti dengan terkekeh.

Mora sedikit heran saat Nyonya Hesti menyebut nya sebagai teman, tetapi ia tidak ambil pusing dan hanya menganggukan kepala saja.

"Ah begitu ya, saya kira ada apa" ucap Aron dengan tersenyum.

Aron lalu meminta izin untuk membawa sang Istri pergi, karena acara nya sudah selesai dan anak yatim-piatu dari panti asuhan tempat Mora di besarkan akan pulang.

Mora memeluk Ibu panti dengan sangat hangat, ia bahkan seperti tidak rela dengan kepergian sang Ibu.

"Ibu, ini ada rezeki buat adik-adik Mora di panti" ucap Mora dengan memberikan amplop cokelat ke tangan Ibu-Nya.

"Terimakasih Nak, semoga kamu selalu bahagia ya" balas Ibu panti dengan mengusap kepala Mora yang tertutup hijab.

Mora menganggukan kepala dengan senyuman di wajah nya.

"Adik-adik, kemarilah" panggil Aron dengan tersenyum.

"Ayo berbaris ya, ini Abang ada sedikit hadiah buat kalian" ucap Aron kembali.

"Terimakasih, Abang" balas anak-anak tersebut dengan riang.

Ibu panti langsung mendekati Aron, ia tidak enak karena tadi Mora juga sudah memberi uang.

"Nak, tadi Istri mu sudah memberi Ibu uang" ucap Ibu panti dengan tak enak.

"Tidak apa Bu, aku dan Mora ikhlas kok" balas Aron dengan lembut.

Ibu tidak bisa menolak lagi, karena memang Aron dan Mora selalu saja memberi segala kebutuhan pada Panti tersebut.

Afnan, Elisa dan Winda pun ikut serta memberi uang pada anak-anak tersebut. Mereka memang sudah sering kesana bahkan mereka juga selalu memberi bantuan pada Panti tersebut.

"Mora, boleh saya ikut memberi pada mereka?" tanya Nyonya Hesti

"Boleh Nyonya, saya tidak akan melarang ataupun menyuruh siapapun untuk berbagi tetapi saya hanya mengingatkan bahwa sebagian dari harta kita ada hak mereka" jawab Mora dengan tutur kata yang lembut.

Nyonya Hesti hanya tersenyum, lalu ia melakukan hal yang sama seperti Aron dan yang lainnya.

Setelah semua nya selesai, satu persatu para tamu undangan berpamitan karena memang acara sudah selesai.

Mora dan Aron langsung saja pergi ke kamar nya , mereka akan membersihkan diri terlebih dulu.

"Mas, aku dulu ya mandi nya" ucap Mora dengan membuka kerudung yang di pakai nya.

Aron langsung saja memeluk Mora, ia menghirup wangi dari rambut Mora sambil tangannya membelai perut buncit sang Istri.

"Bersama saja, ya" mohon Aron dengan tersenyum kecil.

"Baiklah" balas Mora.

Lalu mereka masuk ke kamar mandi bersama.

***

Sedangkan di bawah, semua para pelayan sedang membereskan semua bekas acara tersebut.

"Nyonya Mora selalu saja baik dan santun ya" ucap pelayan disana.

"Ya, bahkan dia tidak sombong sama sekali pada siapapun apalagi sama kita" timpal yang lainnya.

"Eh jangan ngobrol terus, ayo beresin semua nya mana besok mau liburan kan" tegur Kepala pelayan disana.

"Siap Pak Jay" balas mereka dengan cepat.

Pak Jay hanya menggelengkan kepala dan berlalu dari sana, ia melihat semua pekerjaan anak buah nya dan ia juga ikut membantu nya.

Besok pagi, mereka semua akan berlibur ke Puncak bersama dengan kedua majikannya , sedangkan mansion akan di jaga oleh orang kepercayaan Tuan Aron.

.

.

.

Bab 2

Ke esokan pagi nya, semua orang sudah berkumpul di halaman depan mansion Aron.

"Apa semua nya sudah siap?" tanya Mora melihat satu persatu pelayan nya.

"Sudah Nyonya" jawab Bibi Mar.

Dari dalam Aron datang dengan memegang ponsel nya, lalu ia menghampiri sang Istri.

"Ayo berangkat" ajak Aron dengan tersenyum.

Mora menganggukan kepala, lalu mereka masuk ke dalam mobil pribadi sedangkan pelayan dan yang lainnya naik Bus.

Di mansion hanya ada kepala pelayan dan beberapa penjaga saja.

Selama perjalanan berlangsung, Mora menyenderkan tubuh nya pada sandaran mobil. Mora merasa sangat mengantuk dan ia pun memilih memejamkan mata nya.

"Kemari, tidurlah karena perjalanan masih panjang" ucap Aron lembut.

Mora tersenyum dan menyandarkan kepala nya pada bahu sang Suami, bahkan tangannya pun ikut serta memeluk tubuh sang Suami.

Aron pun memeluk Mora dengan lembut, tangannya terus saja mengusap perut sang Istri dengan lembut.

"Mas" panggil Mora

"Kenapa sayang?" tanya Aron menyimpan ponsel nya.

Mora langsung saja membenarkan duduk nya, ia menatap sang Suami dengan tersenyum.

Sedangkan Aron, ia malah mengerutkan kening karena bingung.

"Ibu panti akan mengadakan tasyakuran untuk Anak panti yang mendapatkan frestasi memukau, jadi aku di minta kesana" jelas Mora dengan lembut.

"Apa boleh aku kesana? Terus nginep disana beberapa hari bersama Afnan dan Elisa juga kok" izin Mora

Aron langsung saja tertawa kecil, ia selalu saja di buat jatuh cinta dengan setiap perlakuan Mora yang sopan, lemah lembut dan baik.

"Boleh sayang, memang nya kapan? Kalau kebetulan bukan jadwal Mas ke luar kota , Mas akan ikut serta" ucap Aron tersenyum.

"3 hari lagi, Mas" balas Mora.

"Pas aku ke luar Kota sayang, maaf ya" ucap Aron dengan penuh penyesalan.

"Tidak apa Mas, Ibu juga pasti ngerti kok" balas Mora lembut.

Aron memeluk tubuh sang Istri, lalu ia mengecup pucuk kepala nya berkali-kali.

"Makin tembem aja nih" olok Aron dengan gemas.

"Ihhh ini kan ada Baby di dalam nya" ucap Mora dengan cemberut.

Aron langsung tergelak dan mengecup pipi Mora dengan gemas.

Mora hanya bisa tersenyum saja dengan kelakuan sang Suami.

"Gak apa gendut sekarang juga yang terpenting Baby sehat saja" ucap Mora sambil mengusap lembut perut nya.

"Kamu juga harus selalu sehat, sayang" balas Aron lembut.

Mora dan Aron terus saja berbincang seputar kehamilan Mora, Aron sangat menunggu dimana dia akan menjadi Ayah dan akan ada yang memanggil nya Ayah.

***

Sesampai nya di Puncak, Mora dan Aron langsung saja masuk ke Villa milik Aron.

"Semua nya sudah di atur ya, dan tiap kamar ada nama kalian" ucap Aron

"Baik Tuan" balas mereka.

"Silahkan istirahat dulu, setelah itu kita akan bbq'an di depan Villa" ucap Mora lembut.

"Siap Nyonya" balas para pelayan

Lalu Mora dan Aron masuk ke kamar yang di lantai bawah, Aron menyuruh Mora untuk istirahat terlebih dulu.

"Aku akan mandi dulu saja, Mas" ucap Mora dengan berlalu ke kamar mandi.

"Baiklah, Mas akan ke gazebo belakang dulu ya" izin Aron mengecup kening Mora terlebih dulu.

Mora hanya menganggukan kepala saja, lalu ia masuk ke kamar mandi.

"Uhhh, kayak nya enak kalau berendam" gumam Mora

Lalu Mora merendam diri nya di bathup, ia memejamkan mata nya dengan santai.

Hingga beberapa saat, Mora menyudahi acara berendam dan mandi nya.

"Kemana Mas Aron" ucap Mora dengan bingung.

"Aku berpakaian dulu saja" gumam Mora.

Setelah selesai, Mora langsung saja keluar dari kamar dan mencari suami nya.

"Bi, lihat Mas Aron gak?" tanya Mora pada pelayan disana.

"Tadi sih bibi lihat ada di gazebo belakang sedang menelepon, Nyonya" jawab Bibi dengan sopan.

"Oh yasudah, Bi" ucap Mora ramah.

Mora memilih untuk ke depan saja, ia akan melihat persiapan untuk nanti malam bakar-bakar.

"Nyonya" sapa pelayan dengan ramah.

"Terus kan saja, oh iyaa tolong nanti cumi sama yang lainnya jangan di hidangkan di piring Mas Aron ya" ucap Mora dengan lembut.

"Baik Nyonya, apa Nyonya perlu sesuatu?" tanya Bibi

"Tidak perlu, Bi" jawab Mora.

Bibi menganggukan kepala dan pergi dari hadapan Mora, tetapi ia menyuruh temannya untuk menghidangkan minuman dan beberapa camilan untuk Mora.

Mora menikmati ke indahan sore hari di halaman Villa, ia memang sangat suka jika berlibur ke Puncak yang suasana nya sangat sejuk dan adem.

"Hai sayang" sapa Aron yang baru saja datang.

"Sudah selesai nelpon nya, Mas?" tanya Mora tersenyum.

"Oh oh sudah sayang, tadi klien menanyakan sesuatu tentang pekerjaan" jawab Aron sedikit gugup.

"Sini duduk, Mas. Disini sejuk sekali ya" ucap Mora menghirup udara dengan tersenyum.

"Hemm iya, disini sangat enak dan adem" balas Aron lembut.

"Maaf ya Mas, aku selalu saja mengajak berlibur ke Puncak ataupun pantai , aku tidak terlalu suka ke luar negeri semenjak hamil" ucap Mora lirih.

Aron tersenyum lalu mengecup kepala Mora yang di tutupi hijab instan nya.

"Tidak apa sayang, nanti kita akan berlibur ke luar negeri setelah Baby lahir" balas Aron tersenyum.

"Heem, oh iya aku ingin makan bakar seafood dan aku juga sudah meminta Bibi untuk memisahkan semua nya untuk kamu agar tidak tercampur seafood nya" jelas Mora

"Uhh pengertian sekali sih Istri sholehah ku" ucap Aron dengan memeluk tubuh Mora.

"Mas bisa saja" balas Mora dengan tersipu.

Aron hanya terkekeh dan duduk di bawah sambil berhadapan dengan perut buncit istri nya.

"Sayang, sehat-sehat ya dan jangan buat Bunda kelelahan, Oke. Nanti kalau kamu cowo, kamu dan Ayah yang akan jaga Bunda dan bila kamu cewe, Ayah akan menjaga kalian berdua" ucap Aron mengecup perut Mora.

"Iyaa Ayah-Ku sayang" balas Mora dengan suara khas anak kecil.

Mora dan Aron langsung saja tertawa kecil , mereka merasa sangat tidak sabar untuk kedatangan Baby nya.

"Ayo kita masuk dulu, nanti kita keluar lagi kalau sudah waktu nya bakar-bakar" ajak Aron dengan mengulurkan tangannya pada Mora.

Mora menerima uluran tersebut dan berlalu bersama Aron ke dalam Villa.

Para pelayan dan penjaga disana di buat tersenyum dengan tingkah sang majikan.

Bahkan Mora tidak pernah sekalipun memarahi kesalahan mereka, hanya saja dia selalu menegur atau menasehati nya dengan tutur kata yang lemah lembut.

Bahkan mereka setiap bulan nya mendapatkan bonus yang lumayan besar dari Mora.

Semua keuangan di mansion di atur oleh Mora, bahkan Aron pun tidak tahu menahu dengan semua biaya di mansion nya.

"Bersyukur banget ya Tuan Aron, sudah dia kaya, tampan eh dapat Istri sholehah, lemah lembut, baik lagi" ucap pelayan dengan berbinar.

"Iyaa, dan kita juga bersyukur mendapatkan majikan baik seperti mereka itu" balas temannya.

.

.

.

Bab 3

Malam hari pun tiba, semua orang berkumpul di halaman Villa tersebut.

Aron menggelar tikar untuk duduk Istri nya dan Bibi Mey.

"Mas, aku ingin makan seafood pokok nya" ucap Mora dengan berbinar.

"Iya, tapi jangan terlalu banyak ya" balas Aron lembut.

"Oke, aku bikin dulu bumbu nya ya sama Bibi" ucap Mora

Aron menganggukan kepala, lalu ia ikut bergabung bersama dengan yang lainnya untuk memanggang Ikan, Ayam , Sosis dan masih banyak lagi.

"Bibi, tolong dong semua bahannya di cuci dulu ya" ucap Mora ramah.

"Baik Nyonya, saya sekalian mengambil makanan ringan ya" balas Bibi sopan.

"Iyaa" ucap Mora sambil menganggukan kepala nya.

Lalu Mora menyiapkan yang lainnya selagi menunggu, ia mengambil bahan-bahan untuk membuat minuman segar.

"Udara udah sejuk juga pengen aja mereka minum yang dingin" gumam Mora tersenyum kecil.

Mora meminta pelayan lainnya untuk menata di tikar yang sebelah. Lalu ia kembali lagi membuat yang lainnya.

Hingga Bibi datang dan memberikan bahan untuk membuat sambal.

"Bibi, tolong buatkan saos sambal pedas untuk bakar seafood nya ya" ucap Mora dengan berbinar.

"Baik Nyonya" balas Bibi patuh.

"Sedangkan sambal yang lainnya akan di buat oleh aku sama pelayan lainnya" ucap Mora kembali.

"Biar mereka yang melakukannya saja Nyonya, anda instruksi kan saja apa-apa nya" ucap Bibi dengan cepat.

"Iyaa Bibi ku" balas Mora dengan terkekeh.

Bibi hanya tersenyum kecil saja, lalu Mora menyuruh ini dan itu pada pelayan yang menemani nya.

Sedangkan Aron, dia masih sibuk dengan bakaran nya bersama dengan penjaga lainnya.

Hingga terdengar lah suara ponsel Aron yang bertanda ada yang memanggil.

"Lanjutkan ya, saya angkat telepon dulu" ucap Aron pada anak buah nya.

"Baik Tuan" balas anak buah nya dengan patuh.

Lalu Aron pergi ke tempat yang sepi, ia bahkan menelepon sambil memandang Mora yang sedang membuat sambal.

"Hemmm, ada apa?" tanya Aron lembut.

"......"

"Jangan menelepon dulu ya, nanti aku akan kasih kabar" balas Aron dengan menutup teleponnya.

Aron lalu menghampiri sang Istri yang sedang menatap nya dengan penuh kebingungan.

"Siapa yang telpon, Mas?" tanya Mora penasaran.

"Klien Mas, Sayang" jawab Aron lembut.

"Ohh iyaa" balas Mora menganggukan kepala nya.

"Tuan, Nyonya semua nya sudah siap" ucap Bibi pelayan dengan membawa nampan.

"Ahh yasudah, siapkan saja semua nya dan tata di atas tikar" balas Mora lembut.

"Baik Nyonya" jawab Bibi pelayan dengan ramah.

Lalu Aron duduk di samping Mora, ia dengan sayang mengusap lembut perut buncit Mora.

"Kapan sih lahirannya, udah gemes banget" ucap Aron dengan mengecup perut Mora.

"Sabar Mas, nanti 2 bulan lagi" balas Mora terkekeh.

"Ahh aku sudah tidak sabar banget, sayang" ucap Aron lembut.

Mora hanya tertawa kecil saja, ia memeluk tubuh Aron dengan sayang.

"Tuan, Nyonya silahkan" ucap Bibi

"Terimakasih, Bi" balas Mora.

Lalu mereka duduk bersama di atas tikar tersebut, mereka langsung saja menyantap makanan hasil bakar-bakar nya.

Mora makan dengan sangat lahap, apalagi ada seafood kesukaannya.

"Enak, hmm?" tanya Mora dengan lembut.

"Emmmm enak banget Mas" jawab Mora dengan tersenyum kecil.

"Makanlah, tapi jangan terlalu banyak" ucap Aron dengan membersihkan sisa makanan di sudut bibir Mora.

"Huum" balas Mora dengan tersenyum.

Kedua nya lalu fokus kembali pada makananya, mereka akan langsung istirahat setelah makan malam.

Setelah selesai, Mora dan Aron langsung saja masuk ke kamar nya. Mereka akan langsung istirahat karena lelah.

***

Ke esokan pagi nya, Mora sudah bangun sejak jam 3 dini hari karena memang itu sudah kebiasaannya.

Mora duduk santai di balkon kamar Villa, ia duduk termenung dengan sorot mata yang menatap ke arah langit.

"Sayang" panggil Aron dengan lembut.

"Eh iya, Mas" jawab Mora dengan bangun dari duduk nya.

Aron langsung saja menghampiri Mora yang sedang berdiri di dekat pintu masuk ke arah balkon.

"Sedang apa disini, hmm?" tanya Aron dengan memeluk Mora.

Mora hanya menggelengkan kepala saja, lalu ia membalas pelukan sang Suami.

"Ayo kita jalan-jalan pagi, sayang" ajak Aron dengan mengusap lembut rambut indah Istri nya.

"Sebentar aku pakai kerudung dulu, ya" ucap Mora tersenyum.

Aron menganggukan kepala , lalu mereka masuk ke dalam kamar untuk bersiap.

"Ayo Mas" ucap Mora yang sudah siap.

Kedua nya lalu keluar kamar, dengan hati-hati Mora menuruni tangga dengan di pegang oleh Aron.

"Hati-hati" ucap Aron meringis ngeri.

Mora hanya tersenyum manis saja, lalu mereka langsung saja keluar Villa.

Aron membawa Mora jalan-jalan keluar dari Villa, ia akan membawa nya ke tepi danau yang tak jauh dari sana.

"Udara nya dingin sekali ya, Mas" ucap Mora

"Iya, tapi seger sayang gak kaya di Kota" balas Aron lembut.

Aron memeluk pinggang sang Istri dengan sayang, bahkan Aron sesekali mengecup pucuk kepala Mora yang terhalang oleh kerudung.

"Bagaimana persiapan di Panti, sayang?" tanya Aron.

"Sudah hampir selesai, Mas. Aku juga sudah transfer buat dana bulanan" jawab Mora lembut.

"Di tambahin kan?" tanya Aron menatap Mora

"Iyaa Mas, tapi jika kamu mau nambahin boleh kok" jawab Mora tersenyum.

Aron membawa Mora duduk terlebih dulu, ia takut Mora kelelahan.

"Nanti saja saat nganterin kamu, sayang" balas Aron mengusap kening Mora yang penuh dengan keringat.

Mora menganggukan kepala dan meminta air minum yang di pegang oleh Aron.

"Jangan terburu-buru" ucap Aron dengan terkekeh.

"Hemm haus sekali, Mas" balas Mora dengan tersenyum malu.

Aron menggelengkan kepala dengan kelakuan sang Istri, ia sering kali di buat tersenyum dengan tingkah Istri nya, Mora.

"Dasar kau ini" ucap Aron dengan gemas.

"Disini indah sekali" ucap Mora dengan memandang kesana-kemari.

Aron hanya diam dengan mengulum senyum saja, lalu Mora bangkit dari duduk nya dan berjalan kecil ke dekat danau.

"Sayang, jangan terlalu pinggir" teriak Aron dengan tersenyum.

Mora menggelengkan kepala dengan membalas senyuman sang Suami.

Drttt Drrtttt

Aron langsung mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menghubungi nya pagi-pagi.

"Hai haloo" ucap Aron dengan berbinar

"Kapan pulang? Aku rindu sekali" balas seseorang di seberang sana dengan manja.

"Besok aku pulang dan kita akan langsung pergi berlibur" ucap Aron dengan semangat.

"Oke, aku tunggu sayang" balasan seorang disana.

Tut.

Panggilan pun berhenti, dan Aron dengan cepat menyimpan kembali ponsel nya. Aron tersenyum dengan berbinar saat setelah selesai bertelpon.

"Mas" panggil Mora dengan lembut.

Deg.

"E i iya sayang" balas Aron dengan membalikan tubuh nya gugup.

"Ayo pulang" ajak Mora tersenyum.

"Baiklah" balas Aron

Mereka lalu berjalan meninggalkan danau tersebut, di sepanjang jalan, hati dan pikiran Aron sangat tidak enak ia takut Mora mendengar perbincangannya tadi.

"Semoga saja dia tidak mendengar perbincangan ku" batin Aron dengan helaan nafas kasar.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!