Sophia De Catarino adalah nama dari seorang ibu tiri dari para pemeran antagonis novel. Shopia merupakan anak dari pembisnis kaya di daerah Trieste. Ia menikah dengan Marquis William George yang sama sekali tidak mencintainya. Meski usia mereka terpaut 19 tahun, Shopia tetap tulus pada William dan merawat anak anak William. Namun, William tewas karena keracunan , dan Shopia mengemban tugas sebagai single parent.
Sayang nya, banyak pembaca budiman yang menghujat anak anak tiri dari Shopia karena perilaku tengil yang mereka tunjukan pada para protagonis nya.
Shopia yang hanya berstatus sebagai ibu tiri juga sering di injak injak oleh anak nya sendiri karena bukan keturunan bangsawan. Meski begitu, Shopia tetap lah sabar dan berusaha mendidik anak nya dengan sepenuh hati.
Hingga pada puncak nya saat mereka~anak anak tiri Shopia~ membunuh protagonis wanita. Hal itu menyebabkan seluruh keluarga Marquis Catarino bersitegang dengan keluarga Baron Geino dan Putra Mahkota daerah Firenz.
Keluarga Marquis Catarino akhirnya dicabut gelar kebangsawanan nya dan dipenggal di depan warga kota. Parah nya, mereka di arak di seluruh balai kota.
Kira-kira begitu lah sedikit kisah Shopia yang tertera di novel. Dan sekarang, aku, Shopia Hadi, seorang guru killer keturunan Italia-Indonesia harus terjebak di tubuh Shopia de Catarino.
Tunggu saja anak -anak , aku akan mendisiplinkan kalian!
***
Shopia mulai mengerjapkan mata hijau nya tatkala bau bau an menyengat memasuki indra penciuman. Ia melenguh , dalam mimpi nya, Shopia tengah berlarian di sebuah padang rumput yang luas. Hamparan bunga kerap mewarnai mimpi nya . Dikala ia masih bersenang-senang di alam mimpi, bau-bauan menyengat kembali menyeruak masuk ke hidung nya.
Ah, siapa sih yang menggangu tidur indah gadis itu.
Awal nya dia mengabaikan, namun bau bau an di sekitar semakin menusuk. Dia yang sudah muak akhir nya terbangun.
" Siapa yang berani menggangu tidurku di hari minggu yang berharga ini!" Shopia memekik dengan penglihatan yang masih setengah buram. Ia mengedipkan mata nya berulang kali hingga pemandangan di depan nya nampak jelas.
" What! Kuda?!" Shopia melongo dan mendapati dirinya tengah tertidur di atas tumpukan jerami di dalam kandang kuda.
Banyak kuda-kuda berjejeran dengan rapi di dalam pagar kayu, menunggu majikan mereka untuk memberi makanan. Sebagian dari mereka bersuara khas yang Shopia sendiri tidak tau.
" I-ini , kenapa aku dikandang kuda?" Shopia tidak bisa mencerna semua nya. Seingatnya, tadi malam ia hanya meminum sedikit wine dan membaca beberapa novel milik penulis ANWi , dan tiba-tiba saja dia di kandang kuda.
Ayolah, tidak ada logika yang masuk akal. Mungkin itu akan sedikit logis jika Shopia ternyata diculik. Tetapi, sebelum menikmati wine, Shopia ingat betul bahwa ia telah mengunci apartemen nya dengan sandi terumit yang pernah ada.
" Ukh" Gadis bergaun biru itu tak tinggal diam. Ia mencoba berdiri walaupun seluruh otot nya terasa kelu.
Gadis bermanik hijau itu mencoba untuk mencari jalan keluar. Matanya menyapu sekitar. Sejauh mata memandang, pintu keluar yang Shopia cari ternyata ada di bagian paling kanan dari kandang.
Ia segera beranjak ke sana. " Haduh ! Persetan dengan si culun yang selalu membuat keributan di kelas! Kandang ini benar benar bau dan tidak terawat!" Keluh Shopia.
Beberapa menit, ia akhirnya sampai di depan pintu dan ketika akan membuka pintu itu---
Brak
" Nyonya , Anda baik baik saja ?" Seorang gadis bernama Jane membuka pintu dengan kasar.
Hei , hei, seperti nya Jane malah menyakiti Nyonya nya sendiri.
" Akh, kepala ku. Siapa orang sialan yang mendorong pintu raksasa ini!" Rancau Shopia sembari memegangi dahi nya yang berubah merah.
Jane membulatkan mata nya dan berkata, " Akhhh Nyonya, maafkan Saya. Ampuni Saya , Nyonya." Lontar Jane dengan panik. Ia segera membantu Shopia untuk bangkit.
" Lepas!" Shopia menelaah Jane dari atas hingga bawah. Ia manggut manggut , mata nya menyipit dan detik berikutnya, ia berhasil menyimpulkan. " Jadi ternyata kau , orang yang membawa ku kesini. Dasar!" Wajah Shopia ber api-api.
" Hari liburku yang amat berharga, kau mengacaukan semua nya ! Sekarang, antar aku pulang!"
" Ta-Tapi Nyonya." Ucapan Jane terpotong oleh Shopia.
" Aku tidak perduli. Cepat! Atau aku lapor ke pihak berwenang bahwa kau telah membuat keributan dengan ku. Asal kau tau yah, Inspektur Mark adalah teman masa kecil ku!" Tegas Shopia ketus. Ia juga mengutuk gaun sialan yang melekat di tubuhnya.
Jane hanya bisa pasrah dan mengantarkan Nyonya nya ke mansion utama. Padahal , baru tadi malam sang Nyonya memaksa untuk memberi makan kuda karena para pekerja mendadak sakit keras.
Dengan tampang tidak manis, cenderung sangar, Shopia berkata." Haduh , baju apa yang kau pakaikan pada ku sih? Aku merasa sangat risih. Ditambah lagi, kenapa bagian dada nya amat menyembul!" Komentar pedas itu keluar dari mulut Shopia. Ia memandang ke arah dada nya sendiri.
Jane kaget setengah mati dengan perkataan Shopia. Bagimana bisa gadis yang biasa nya elegan dan lemah lembut , bisa berkata se-frontal itu. Jane menggeleng, mungkin Nyonya nya kerasukan.
***
Wajah Shopia sangat buruk sekarang. Bibir nya menganga, mata hijau nya setengah menyipit dan tubuhnya kaku seperti patung. Ia sangat tidak menyangka bisa melihat sebuah bangunan layaknya abad 19. Suasana nya pun terasa asing, bagaikan negeri di dalam dongeng.
" Siapa pemilik bangunan mewah nan megah ini ?" Sophia bertanya. Sinar di mata nya masih menunjukan rasa kagum. Andai saja anak didik nya melihat ini, mereka akan memotret Shopia dan memajang foto itu di majalah dinding sekolah, sebagai tanda bahwa guru killer tidak hanya bisa marah dan memberi perintah, melainkan bisa merasakan kekaguman terhadap sesuatu.
" Anda dan Lord William tentu nya, Nyonya." Jane membalas. Ia jadi yakin dengan spekulasi bahwa Nyonya nya kerasukan sesuatu. Jangan-jangan ada penyihir yang melakukan itu? Ah, tidak boleh berpikir negatif, pikir Jane. Ia menggeleng sembari menutup mata nya.
" Aku? Sejak kapan?" Shopia tak percaya.
" Sejak kau menikah dengan ayah dan menjadi benalu di keluarga kami." Seorang lelaki menjawab pertanyaan Shopia dengan ketus. Jane yang melihat itu hanya bisa menundukan kepala.
" Siapa kau? Dimana sopan santun mu pada orang tua?" Dalam sekejap mata, sikap Shopia berubah drastis.
Anak itu menarik sudut bibit nya. " Jangan mengatur! Usia mu saja hanya dua tahun lebih tua dari ku." Pandangan lelaki itu meremehkan Shopia.
Gadis bersurai pirang itu tak tinggal diam. Ia menghela nafas dalam dan mengeluarkan dengan berkata, " Bagaimana kau bisa bersikap begitu pada orang dewasa. Apa kau tidak kasian pada ayah ibu mu yang akan dipertanyakan etika dalam mengajari anak nya. Apa kau tidak malu dengan anak kecil di luaran sana yang justru bersikap lebih baik dari mu. Jika kau mau, aku bisa mengajarimu tata krama atau aturan dasar dan semacam nya. Tapi khursus tata krama ini berbayar. Ingat itu!" Setelah puas, Shopia kembali menghela nafas nya.
Lelaki yang bernama Lewis itu menjadi heran dengan sikap aneh ibu tiri nya. Ia memiringkan kepala menatap pelayan Shopia.
" Jane, apa pergi di kandang kuda bisa merubah orang menjadi aneh?" Tanya Lewis De Catarino polos. Usia nya baru menginjak 18 tahun dan perayaan debutante nya akan di selenggarakan minggu depan.
" Saya juga tidak tau, Tuan Muda." Balas Jane pasrah.
Dipikir-pikir, pakaian yang mereka kenakan sangat aneh. Apakah sekarang sedang trend gaun klasik kerajaan jaman dulu? Batin Shopia
" Hei, antar aku pulang!" Shopia menagih janji pada Jane.
Jane mnyelingak cepat ke arah Shopia. Kali ini ia ingin mencoba untuk meyakinkan nyonya nya , ia berkata." Tapi Nyonya, kita sudah sampai. Ini mansion Anda. Saya harap Anda tidak melupakan itu." Balas Jane dengan mengecilkan suara di akhir kalimat.
" Jangan bercanda! Bagaimana mungkin aku tinggal di sini. Jelas jelas ini mansion dan bukan apartemen." Tukas Shopia tak mau kalah.
Melihat pertengkaran mereka, Lewis jadi geram sendiri. " Lady Shopia De Catarino, kau memang tinggal disini, di kediaman mewah keluarga Catarino." Tegas Lewis. Tanpa sadar ia telah mengakui bahwa Shopia adalah anggota keluarga Catarino.
" Tunggu, nama ku Shopia Hadi bukan Shopia De Catarino."
Jane menggigit bibir bawah nya dan berusaha memperjelas. " Nama Anda Shopia De Catarino dan bukan Shopia yang lain." Tangguh Jane.
" Aku Shopia De Catarino? Sebentar, biar kutebak, berarti kau gadis yang suka membuat kue , nama mu Jane kan? Dan kau, anak dari Marquis William George De Catarino XI yang tampan dengan rambut cokelat tetapi tidak memiliki etika sedikit pun. Benar tidak?" Shopia memastikan dengan menunjuk Jane dan Lewis.
Jane mengangguk. Akhirnya, Tuhan telah mengembalikan ingatan dari Nyonya nya. Sementara itu, Lewis mendesah pelan dan meninggalkan Shopia dan Jane.
" Jadi, aku masuk novel." Gumam Shopia. Ia berusaha bersikap kalem. Namun, Shopia mengingat bagian ketika keluarga Catarino dihabisi tanpa sisa. Ia mendelik dan segera menyelingak ke arah Lewis.
" Nak Lewis, khursus tata krama untuk mu akan kuberi gratis!" Pekik nya melengking agar Lewis mendengar.
Disisi lain, seorang pria yang hampir berkepala empat , melihat aksi dari istri dan anak nya. Ia tersenyum manis.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!