Biasakan Like bab-nya😉...
Masukin list Fav juga ya🥰
Komentar positifnya biar Author
makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰
So... I Hope Enjoy The Story
...****************...
Suara sayu dari teriakan demi teriakan para pengunjung hotel terdengar di indera pendengaran seorang pria kecil yang sedang terjebak di sebuah kamar hotel.
Ia berdiri di dekat jendela kaca dengan nafas yang lama-kelamaan semakin sesak akibat banyaknya asap yang dihasilkan dari api yang membakar gedung tinggi tersebut.
Keringatnya bercucuran, orang tuanya sudah tergeletak tidak sadarkan diri di tengah kamar suite itu, hanya tersisa dirinya yang sudah tidak bisa lagi keluar karena seluruh tempat telah di kelilingi oleh kobaran api.
Ia melihat sekelebat sosok pria keluar dari kamar mandi namun, pandangannya tidak bertahan lama dan perlahan buram, detak jantung yang mulai melemah dan kesadaran yang perlahan-lahan menghilang, hingga membuat pria kecil yang memakai tokdeso lengkap itu terjatuh tidak sadarkan diri.
Suara teriakan dari orang-orang sudah tidak terdengar lagi, namun air mata terus mengalir dari pelupuk matanya.
...****************...
16 tahun lamanya, setelah ibunya meninggal dan Ayahnya di tetapkan sebagai tersangka atas sebuah kasus pemb*nuhan, Hana atau yang memiliki nama lengkap Kim Hana kembali ke Seoul, setelah lama menetap di sebuah kota kecil di Yangnim-dong, Nam-gu, Gwangju, Korea Selatan.
Ia tinggal bersama bibinya yang sudah lama menetap di sana, Hana memilih pergi karena tidak tahan dengan cemoohan orang-orang di lingkungan-nya dulu, yang mengejeknya sebagai anak pemb*nuh.
Ia tumbuh menjadi seorang gadis cantik dengan perawakan kurus dan tinggi sekitar 171 cm, serta rambut hitam panjang yang kadang terurai.
Kulit putih bersih dan bibir pink merona, tidak membuat gadis itu luput dari panasnya terik matahari dikala ia harus banting tulang untuk dirinya sendiri, serta membantu bibinya.
Setelah selesai bekerja di sebuah mall sebagai resepsionis, Hana melanjutkan pekerjaan-nya sebagai pegawai paruh waktu di sebuah restoran daging sebagai pelayan.
Sebenarnya Hana tidak ingin meninggalkan bibinya, tapi sang bibi menyuruhnya untuk melanjutkan hidupnya di ibu kota.
Walau sekarang ia sudah tidak pernah lagi mendengar cemoohan tentang anak pemb*nuh, tapi tetap saja wanita itu tidak di hormati sama sekali hanya karena statusnya yang dipandang rendah, walaupun hanya sebatas manusia antar manusia.
Kim Hana sering kali di rendahkan oleh atasan atau rekannya, bahkan ia hampir di lec*hkan oleh sang manager, untungnya wanita itu berhasil menjaga dirinya dan langsung berhenti dari tempat kerja waktu itu, sebelum ia menjadi resepsionis.
Keinginannya tidak muluk, Hana hanya ingin hidup tenang dan di hormati layaknya manusia lain, serta bisa membebaskan sang Ayah.
Hana percaya jika Ayahnya tidak mungkin melakukan hal itu, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain.
...****************...
Berbeda 180 derajat dengan Kim Hana, pria yang sedari kecil sudah mewarisi harta kekayaan orang tuanya itu, kini hidup menjadi seorang pria gila yang berlindung di balik pangkatnya sebagai bos dari JH Group.
Hidupnya berubah total saat kebakaran yang terjadi 16 tahun lalu, kala itu ia masih berusia 10 tahun.
Pria yang akrab di sapa dengan sebutan Jae Hwan atau Jung Jae Hwan itu. Kini telah berdiri dan menciptakan kerajaan-nya sendiri, setelah hal tidak terduga terjadi satu tahun setelah kematian kedua orang tuanya.
Tidak ada yang tidak tahu dengan Jae Hwan, pria dingin berahang tegas dengan segala karisma yang terpancar dari wajahnya.
Tapi dibalik ketampanannya, pria itu telah menyimpan begitu banyak kejahatan yang telah dilakukan-nya, tanpa pandang bulu.
"Kau yakin tidak ikut?" ujar seorang pria yang sedang duduk di sofa mewah diruang tersebut.
"Tidak"
"Eyyy~ kau akan menyesal hyung, kalau melewatkan ini.. akan banyak wanita cantik malam ini" sahut yang lain, dimana ada 3 pria yang sedang duduk disofa tersebut.
Jae Hwan hanya mengalihkan tatapannya dari berkas pada 3 sahabatnya itu.
"Kita pergi sekarang, sebelum akrilik itu melayang" tukas Jun yang langsung bangkit, dan menyeret kedua adiknya itu.
"......"
"apa kau ingin mati, sudah ku katakan bukan! Kalau Jae Hwan tidak mungkin mau ikut" kata Jun sambil menyeret dua pria itu masuk kedalam lift
"Sebenarnya dia kenapa? Apa jangan-jangan Hyung itu G*y?!" sahut Si Hwan
"Aku juga tidak tahu! Kalian tahu sendiri, kan. Kalau Jae Hwan sangat tidak suka pelac*r apalagi sampai berani menyentuhnya" jawab Jun
"Pria itu tidak suka wanita, tapi sering ke bar melebihi kita" cibir Si Hwan sukses mendapat anggukan setuju dari yang lain.
Jae Hwan bukan tipe pria yang mudah untuk di dekati, apalagi pria itu sangat dingin dan tidak memperdulikan sekitarnya.
...****************...
Setelah kepergian tiga pria tadi, pria yang memiliki perawakan tinggi sekitar 178 itu bangkit dari duduknya, sambil merogoh saku jas-nya untuk menghubungi seseorang.
"Pak. Sudah saatnya untuk pergi" ujar seorang pria yang baru saja masuk.
"Kapan penerbangan-nya?" tanyanya seraya memasukkan kembali ponselnya, setelah tadi selesai menghubungi seseorang.
"Pukul 15.30" sahut Jeon So, sekertaris Jae Hwan.
"Minta wakil direktur yang berangkat, aku ada keperluan lain" ucapnya berjalan menuju kursi kerjanya.
Pria yang memiliki nama lengkap Nam Jeon So itu hanya bisa menghela pelan napasnya, lalu keluar dari ruang atasannya.
Jeon So sudah lama ikut dengan Jae Hwan, bahkan sebelum pria itu memiliki kekuasaan dan kedudukan tinggi seperti sekarang.
Lagian Jeon So juga bukan tipe orang yang ingin memperpendek hidupnya dengan membantah ucapan Ketua Mafia gila yang satu ini.
Status Jae Hwan sebagai seorang ketua Mafia hanya di ketahui oleh orang-orang tertentu saja, diluar itu ia hanya dikenal sebagai CEO dari JH Group, yang mana nama perusahaan-nya di ambil dari inisialnya sendiri yaitu Jae Hwan.
Jae Hwan bangkit dari duduknya setelah selesai memeriksa 1 berkas yang tersisa. Lalu pergi dari sana menuju sebuah tempat.
...****************...
Bukan hanya Hana, tapi Jae Hwan juga punya kehidupan yang sulit. saat ia kecil paman dan bibinya mengambil alih seluruh kekayaan dan mengatas namakan seluruh fasilitas dan warisan menjadi milik mereka termasuk JJ Corp, yang di pimpin oleh Jung Beom Seok pamannya.
Untungnya bibi Cha tidak meninggalkan-nya sendiri dan memilih untuk membawa Tuan mudanya untuk tinggal di rumahnya.
Sampai Jae Hwan kelas 2 SMP, Min Yoon Wo dan Min Seok Hyun yang merupakan kerabat dari pihak ibunya, datang untuk menjemputnya setelah tahu Jae Hwan di usir dari rumahnya sendiri.
Jae Hwan pergi dan tinggal bersama 2 kakak sepupu dari pihak ibunya di New Zealand, bahkan wanita yang merawatnya juga ia ajak untuk ikut bersamanya.
Pria itu tumbuh dengan karakter dingin dan kuat yang di bentuk oleh kedua hyung-nya, tapi satu yang Yoon Wo dan Seok Hyun anggap tidak seharusnya mereka biarkan.
Yaitu membiarkan Jae Hwan menjadi seorang pria yang kejam dan kasar tanpa pandang bulu, kecuali orang-orang terkasihnya.
Kedua pria itu hanya tidak ingin Jae Hwan tewas atau terluka di tangan musuh-musuh mafianya.
Sampai saat ini, pria itu masih mencari tahu siapa saja orang yang terlibat dengan pelaku yang memb*nuh kedua orang tuanya.
Dendamnya pada pemb*nuh kedua orang tuanya begitu besar, hingga membuat pria itu mengincar siapa saja yang terikat dengan pemb*nuhnya.
Bahkan ia tidak memiliki sedikitpun ampun pada paman dan bibinya, pria itu merampas kembali apa yang menjadi haknya, dengan di bantu oleh Yoon Wo dan Seok Hyun.
Setelah melengserkan kedudukan pamannya, Jae Hwan menyerahkan seluruh kepemimpinan perusahaan pada dua pria itu.
Jae Hwan lebih memilih untuk mengelola perusahaan-nya sendiri, ketimbang membereskan kekacauan yang di buat pamannya saat perusahaan masih berada di bawah pimpinannya.
"Kau mau kemana lagi?" tanya Yoon Wo yang baru saja datang untuk menemuinya.
Pria yang lebih tua 3 tahun darinya itu lantas mendudukkan dirinya di sofa mewah yang ada di ruangan bernuansa gelap tersebut.
"Aku ingin menemui pria si*lan itu" jawabnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Yoon Wo.
"Anak itu masih saja terobsesi dengan dendamnya" gumam Yoon Wo sambil menggeleng pelan.
...****************...
Hana duduk di balik kaca dimana di sisi lainnya, ada Ayahnya yang duduk dengan mengenakan pakaian tahanan selama 16 tahun terakhir.
"Sudah berapa kali Ayah menjelaskan-nya padamu jika Ayah pelakunya, sampai kapan kamu akan menanyakan ini. Jika hanya itu yang ingin kamu tanyakan, jangan datang lagi" tukas Yoen-U yang langsung bangkit dari duduknya
"Sampai kapan Ayah akan terus menutupi kejahatan-nya? aku tahu Ayah tidak akan melakukan itu." sahut Hana tetap pada pendirian-nya, yang sangat yakin jika Ayahnya tidak akan pernah melakukan hal itu.
"Hiduplah dengan tenang, dan jangan terlibat dengan siapapun. serta jangan mempercayai siapapun. ingat itu!!!" sekali lagi Yeon-U memperingatkan putrinya, entah apa sebenarnya yang telah terjadi 16 tahun yang lalu, Apakah benar dia pelakunya? atau hanya dipakai untuk menjadi tameng bagi si pelaku yang sebenarnya.
Pria yang sudah menginjak kepala 5 itu langsung pergi tanpa menghiraukan putrinya.
Hana hanya bisa menghela pelan napasnya, lalu pergi dari sana karena setelah ini ia harus pergi ke tempat kerja.
Ucapan sang Ayah sebelumnya, membuat Hana bingung apa sebenarnya yang terjadi hari itu.
Ia berjalan melewati lorong penjara sambil terus memikirkan ucapan Ayahnya.
...****************...
Bersama dengan tangan kanannya, pria tinggi itu berjalan menuju sebuah ruangan di sana.
"Nona. ikat rambutmu jatuh" ujar sipir memanggil seorang wanita yang kala itu juga melangkah keluar berlawanan arah dengan Jae Hwan dan Jung Wo.
Sontak Jae Hwan melirik sekilas sambil terus melanjutkan langkahnya.
"......"
Mendudukkan dirinya di sebuah sofa panjang yang ada di sana.
Tatapan datarnya mengarah pada seorang pria yang baru saja masuk keruangan khusus tersebut.
"Sudah berapa lama kita tidak bertemu" tukasnya, seraya menumpukan tangannya pada kedua lututnya diiringi tatapan datar namun terasa begitu menyeramkan bagi siapa saja yang melihatnya.
"Apa kita saling mengenal?" tanyanya
"Ah. rupanya kau melupakanku,,, Benar! itu memang sudah lama sekali. pasti kau juga sudah lupa" jawab Jae Hwan menarik tipis senyumnya
"Aku benar-benar tidak mengenalmu. apa tujuanmu menemuiku?!."
"kalau begitu kau pasti mengenali ini?" katanya sambil memberi kode pada Jung Wo.
Mendapatkan kode dari bos-nya membuat pria yang memiliki nama lengkap Baek Jung Wo itu, lantas meletakkan sebuah foto di atas meja.
Seketika pria paruh baya itu mengalihkan tatapannya.
"Apa lagi yang kau inginkan dariku. bukankah aku sudah memberikan jawaban lewat orang suruhanmu selama ini." ucapnya tiba-tiba berhasil membuat Jae Hwan menarik tipis senyumnya sekali lagi.
"Apa kau sudah ingat sekarang?" ucap Jae Hwan bangkit dari duduknya lalu berdiri membelakangi pria tersebut sambil menatap para tahanan yang ada di lapangan dari jendela kaca.
"Aku sudah menjawab seluruhnya saat sidang! tidak ada lagi hal yang ku simpan." tutur pria tersebut.
"butuh waktu beberapa menit untuk anak buahku menghabisi anak kecil yang ada di foto itu." jawabnya datar.
"Apa setelah memb*nuh orang tuaku kau mendapatkan keuntungan. kau pikir aku bodoh, percaya pada omong kosongmu itu." tambahnya berbalik menatap pria yang masih duduk di sofa.
Jae Hwan berjalan menuju ke arah pria paruh baya tersebut, lalu duduk di meja tepat di hadapan pria tersebut.
"Sudah kubilang aku yang melakukan semuanya, sekarang aku sudah di penjara bukankah itu yang kau inginkan untuk pemb*nuh orang tuamu."
"Hey~ aku tidak peduli denganmu, pertanyaanku sangat mudah! katakan saja siapa yang menyuruhmu.. aku yakin kau masih menyembunyikan sesuatu dariku" jawabnya mencengkram kuat dagu pria di depannya.
"tidak mungkin hanya kau pelakunya. katakan siapa lagi yang terlibat hari itu!".
Nadanya memang terdengar rendah namun banyak tekanan yang tertuang di dalamnya.
"Aku berani sumpah. aku yang melakukan semuanya, jika kau tidak mau percaya yasudah" jawabnya seraya mengalihkan pandangannya dari Jae Hwan.
"Kenapa kau masih saja berlagak seperti anjing yang setia pada tuannya." tukasnya seraya bangkit dari duduknya.
"Jangan salahkan aku jika orang yang ada di foto berada di dalam genggamanku. jika aku mendapatkan-nya maka jangan harap kau bisa hidup tenang tanpa memikirkan penderitaan-nya." ucapnya sambil berjalan menuju pintu
"Ah~ satu lagi! aku tidak peduli kau masuk penjara karena itu memang pantas untuk pemb*nuh sepertimu,,, tapi menurutku kau terlalu bodoh untuk menyembunyikan si pelaku di belakangmu, sementara dia bebas diluar sana." tambahnya lalu melangkah keluar bersama dengan tangan kanannya.
Penuturan Jae Hwan membuat pria paruh baya itu terdiam, tapi tidak beberapa lama masuk sipir yang akan membawanya kembali ke tahanan.
"......"
"Tuan yakin dia akan buka mulut?" tanya Jung Wo yang berjalan di samping Jae Hwan.
"fifty fifty" jawabnya singkat, tanpa menoleh pada Jung Wo melainkan menatap lurus kedepan sambil melirik beberapa tahanan yang ada di tengah lapangan.
...****************...
Hana yang baru saja kembali dari toilet bergegas untuk kembali ke meja kerjanya dengan berlari kecil, hingga tanpa sengaja ia menabrak seorang pria hingga minuman pria tersebut tumpah ke pakaiannya.
.....
...****************...
...****Casting****...
>Kim Hana (23th)
-Kim Yeon-U (Ayah)
-Lee A-Yeong (Ibu)
-Lee Bong Cha (Bibi)
-Cha Hye Soo (Sahabat)
>Jung Jae Hwan (26th)
-Jung Dae Hwan (Ayah)
-Min Dae Hee (Ibu)
-Jung Beom Seok (Paman)
-Choi Yeong Ae (Bibi)
-Jung Min Seok (Sepupu)
-Jung Seo Yeon (Sepupu)
-Cha Ji Ah (Pelayan)
> Circle Jae Hwan
-Han Ye Jun 25th (Anak mentri pendidikan)
-Han Jin Sung 20th (Adik Ye Jun, masih kuliah diluar negri)
-Lee Si Hwan 22th(Pewaris perusahaan mobil terbesar di korea)
-Park Tae il 23th (Pewaris Park Group)
-Min Yoon Wo 29th (CEO JJ Corp)
-Min Seok Hyun 31th ( Presdir JJ Corp)
-Bae Arin (25th)
>Bawahan Jae Hwan
-Nam Jeon So 26th (Sekertaris/Tangan kanan di perusahaan)
-Baek Jung Wo 28th (Tangan Kanan J'Devils)
-Yoo Hak Jin (Pengacara)
-Lee So Hee (Jaksa)
Masih ada banyak nama, tapi Author hanya meletakkan yang utamanya aja ya.
⚠Gak ada ilustrasi jadi halu sendiri ya😉.
.
.
.
.
Btw Hyung itu panggilan untuk kakak laki-laki di korea ya.
❗❗❗Perhatian, ini hanyalah novel dan di buat sesuai dengan pemikiran Author, dan tidak pernah bermaksud untuk merendahkan negara atau siapapun itu, mohon untuk menjadi pembaca yang bijak😊😉
Ini adalah karya Author setelah Pengawal Cantik buat yang belum baca bisa baca ya karena novelnya juga gak kalah seru kok, jadi mohon bantuannya sekali lagi ya. jangan lupa Like, comment, share, dan votenya biar Author semangat up ep barunya.🥰🥰🥰
Buat yang udah baca pengawal cantik, ini teorinya sedikit aja kok. ehe...
Dan Disini Author ngajak kalian ber teori dan menemukan sendiri siapa pelakunya lewat seluruh petunjuk yang ada, kalian bisa tulis tebakan kalian di kolom komentar kalau mau ya😉.
.
.
.
Biasakan Like bab-nya😉...
Masukin list Fav juga ya🥰
Komentar positifnya biar Author
makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰
So... I Hope Enjoy The Story
...****************...
"Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja" sesalnya seraya mengambil gelas yang jatuh.
"Makanya kalau jalan pakai mata" kesal pria tersebut sambil mengibas-ngibas jasnya.
"Tapi jalan pakai kaki Tuan! bukan pakai mata" gumamnya pelan namun sukses di dengar oleh pria tersebut.
"Kau ya! sudah salah nyolot lagi" jawabnya menatap tajam wanita yang menunduk di depannya.
"Ini jas mahal, aku tidak mau tau kau harus menggantinya" ucapnya telak membuat Hana langsung menatapnya dengan tatapan kaget.
Karena jika dilihat dari pakaian, semua yang ia pakai dari brand ternama, pikirnya berapa tahun gajih-nya agar ia bisa mengganti jas tersebut.
"Ada apa?" tanya seorang pria yang baru saja datang menghampiri pria yang tengah berseteru dengan Hana.
Hana sedikit tercengang saat melihat pria tampan yang baru saja datang itu menghampiri mereka.
"Wanita ini menabrakku dan membuat jas baruku terkena tumpahan kopi" jawabnya dengan kekesalan yang masih berbekas
"Saya benar-benar tidak sengaja Tuan" sahut Hana sopan sambil membela diri.
Pria itu lantas menatap Hana lalu tersenyum hangat membuat siapa saja yang melihatnya akan terpana akan senyum serta ketampanan-nya, walau pria yang baru saja di tabrak Hana juga tidak kalah tampan.
"Saya akan mencuci dan mengembalikannya pada Tuan" tawar Hana, karena sudah di pastikan ia tidak akan mungkin bisa mengganti jas tersebut.
"Enak saja! aku baru saja membelinya tapi kau malah membuatnya kotor. dan sekarang ingin bernegosiasi denganku,,, tidak bisa!!!" jawab Si Hwan
"Sudahlah, berikan saja jasmu padanya, itu hanya tumpahan kopi bukan bahan kimia, kan" ucap Tae il mencoba untuk membuat suasana menjadi damai.
"Saya janji Tuan, akan segera membersihkan dan mengembalikan-nya" ucap Hana, ia berusaha untuk menyudahi ini karena nanti ia bisa di marahi sebab tidak kembali ke meja kerjanya
"TIDAK! yang ada nanti dia akan menjualnya" sahut Si Hwan keras kepala.
"Lihatlah dia juga bekerja disini jika dia menjualnya kau bisa melaporkannya bukan,,, jadi berikan saja alamatmu dan biarkan dia mengantarnya nanti" jelas Tae Il pada Si Hwan agar pria keras kepala yang satu ini bisa mengalah.
Si Hwan mendengus kesal, lalu melepaskan jasnya tidak lupa ia memberikan kartu nama-nya agar Hana bisa mengantarnya ke alamat yang tertera di sana.
"Terimakasih banyak Tuan, saya pasti akan mengembalikan-nya, Tuan tidak perlu khawatir" ujarnya sedikit membungkukkan tubuhnya, lalu pergi dari hadapan dua pria tersebut.
"Kalau sampai jas ku hilang, kau yang akan mengganti" ucap Si Hwan pada Tae il
"Iyaa"
Keduanya pergi dari sana untuk melanjutkan apa yang sebelumnya mereka cari di sana.
"......"
"Dari mana saja! kalau manager tau kau pasti akan di beri surat peringatan" tanya Hye Soo yang juga seorang resepsionis sama dengannya.
"Lalu ini jas siapa?" tanyanya lagi
"Sebentar Hye Soo biarkan aku bernapas" jawab Hana, yang masih menormalkan deru napasnya bekas lari dari tempat sebelumnya.
"Aku tidak sengaja menabrak seorang pria dan membuat jas-nya kotor" jelasnya dengan senyum yang terus terukir mana kala ada pelanggan yang menatap kearahnya.
"Bagaimana bisa! apa dia minta ganti rugi, apa jasnya mahal?"
Hye Soo terus menimpali Hana dengan pertanyaan-nya, tanpa membiarkan Hana menjawab terlebih dahulu.
"Untungnya teman pria itu baik dan membujuk yang punya Jas untuk berdamai dan sebagai gantinya aku harus mencuci pakaiannya, jika bukan karena pria itu, aku pasti sudah menghabiskan tabunganku untuk mengganti jas ini... Walau sebenarnya masih kurang" jelasnya.
Hye Soo mengangguk paham seraya menepuk pelan pundak Hana, karena ia tahu jika hidup sahabatnya itu saja sudah berat ditambah jika ia harus mengganti jas tersebut pasti akan sangat sulit untuknya.
"Lain kali hati-hati" nasehat Hye Soo diangguki paham oleh Hana.
...****************...
Pulang dari restoran , Hana berjalan menyusuri jalanan untuk pulang.
Matanya melihat ke sekitar, banyak para pejalan kaki yang juga sedang melintas, sendiri maupun bersama keluarga mereka masing-masing.
Hana hanya tersenyum simpul mengingat bagaimana saat kecil ia jalan-jalan bersama kedua orang tuanya diiringi dengan tawa bahagia.
...****************...
Seorang wanita masuk tanpa izin keruangannya, membuat sang pemilik ruangan melayangkan tatapan tajamnya pada seorang wanita yang berdiri di hadapannya.
"Untuk apa kau datang?" dinginnya.
"Kamu kenapa dingin begini! apa aku melakukan kesalahan?!, seharusnya disini aku yang marah. beberapa hari ini kau tidak mengangkat telponku!" ucapnya menatap pria yang sedang duduk di kursi kerjanya itu.
"Sadari kesalahanmu sendiri, dan pergi dari hadapanku sebelum aku mencabut seluruh fasilitas yang kuberikan" jawab Jae Hwan tanpa menatap wanita di depannya.
Wanita itu mencebikkan bibirnya, lalu berjalan ke arah kursi kerja sang kekasih.
"Kamu kenapa? katakan padaku" tanyanya lagi seraya duduk di pangkuan Jae Hwan tidak lupa wanita itu mengalungkan tangannya di leher pria tampan tersebut.
Bukannya menjawab, ia tetap saja fokus pada komputernya, tanpa menghiraukan ucapan sang wanita.
"Kamu marah karena waktu itu aku tidak datang, Hmm..." tanyanya dengan nada lembut seraya mengelus lembut surai pipi Jae Hwan.
Walau Jae Hwan adalah pria yang sulit di dekati, tapi ia tetap memiliki seorang kekasih yang bersamanya saat ia baru saja kembali dari New Zealand.
Gadis cantik yang memiliki nama lengkap Bae Arin itu lantas mengec*p sekilas bibir Jae Hwan sukses membuat pria itu menatap kearahnya.
"Aku tau kau merindukan ini" tukas Arin tersenyum lalu kembali menc*mbu kekasihnya.
"Berhenti bertingkah seperti ini, kau terlihat seperti jal*ng" ucap Jae Hwan melepaskan tautannya dengan sang kekasih.
"Kau bilang apa?" sahut Arin tidak terima
"Aku sedang tidak ingin di ganggu, keluar dari ruanganku sekarang, atau fasilitas yang kuberikan akan benar-benar ku cabut semua" ucapnya datar
Arin lantas mengambil tasnya dan pergi dari ruangan tersebut dengan hati yang masih kesal atas ucapan Jae Hwan barusan.
"......"
"Kalau bukan hartanya, aku juga tidak akan sudi berhubungan dengan mafia gila sepertinya" gerutunya sambil berjalan menuju lift.
"......"
"Ck. dasar murahan"
Setelah kepergian sang kekasih, Jae Hwan kembali pada apa yang tadi ia kerjakan.
Hebatnya, walau saling mengumpat mereka masih saja berada dalam sebuah hubungan kekasih.
"Ada apa dengan Arin?" tanya Seok Hyun yang baru saja datang bersama Ye Jun, Tae il, dan Si Hwan.
"Biasa" sahutnya singkat
"Hyung kenapa masih mempertahankannya, padahal sudah tau kalau wanita itu matre" ucap Ye Jun blak-blakkan
"Walau begitu, dia sudah menemaniku sampai aku seperti sekarang" jawab Jae Hwan seraya mendudukkan dirinya di sofa bersama yang lain.
"Walau tau dia selingkuh?" cibir Seok Hyun yang dari awal memang sudah tidak menyukai Arin berpacaran dengan adiknya.
"Ternyata masih ada yang lebih bod*h dari Si Hwan" sindir Tae il.
"Atau jangan-jangan.. Hyung mempertahankannya karena dia tau cara memu*skan di ranjang?!." ejek Tae il mengangkat sekilas kedua alisnya menggoda Jae Hwan.
"Jangan sembarangan, aku tidak pernah melewati batasanku. tidak sepertimu" jawab Jae Hwan melirik pria yang tadi mengejeknya.
"Kenapa aku, Ye Jun hyung yang begitu, iyakan hyung." tukas Tae il melirik Ye Jun.
"Itu hanya hiburan" sahut Ye Jun enteng.
"Berhenti membahas itu, kita datang kesini ingin membahas pesta ulang tahunku" kesal Si Hwan menatap satu persatu hyung-nya.
"Apa kalian tidak punya tempat lain membahas itu selain di tempatku" balas Jae Hwan, karena memang benar setiap kali ada hal yang ingin di bahas, entah kenapa kantor Jae Hwan selalu menjadi tempatnya.
"kami sudah terlanjur datang, jadi di sini saja hyung" sahut Si Hwan.
"Yoon Wo hyung mana?" tanyanya lagi.
"Dia ada meeting" sahut Seok Hyun
"Dia ikut saja apapun rencananya, kau ingin ulang tahun seperti apa tahun ini?" tanya Seok Hyun balik.
"Aku ingin yang simple saja tahun ini "Simple bagaimana?" potong Tae il.
"Makanya dengarkan dulu.. simple! hanya perayaan biasa tanpa mengundang banyak orang seperti tahun sebelumnya, cukup kita saja" jelasnya, sedangkan yang lain hanya mengangguk paham.
"kau yakin?" perjelas Ye Jun dan di angguki oleh sang penyelenggara acara.
Ye Jun menanyakan itu, karena seperti tahun-tahun sebelumnya, Si Hwan selalu mengadakan pesta meriah dengan tamu undangan dari kalangan atas.
Jae Hwan, Seok Hyun, Yoon Wo, Tae il, Ye Jun dan Si Hwan sudan saling mengenal saat mereka kecil karena itu mereka akrab sampai sekarang, kecuali Jin Sung adik Ye Jun tapi walau begitu Jin Sung sangat di sayangi oleh para pria itu layaknya adik kandung mereka sendiri.
...****************...
.
.
.
Mohon bantuannya untuk like, share, komen, vote, masukin list fav biar tau kelanjutan ceritanya, dan Author jadi semangat Up episode barunya😊
Biasakan Like bab-nya😉...
Masukin list Fav juga ya🥰
Komentar positifnya biar Author
makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰
So... I Hope Enjoy The Story
...****************...
Hana langsung membereskan barangnya yang terjatuh karena di senggol seseorang.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya berdiri di hadapan Hana yang kala itu masih membereskan barangnya.
"Aku baik-baik saja" sahutnya tanpa menatap pria yang berdiri di depannya itu.
Pria itu lantas meraih sebuah pena yang terjatuh di dekat kakinya
"Ini milikmu" ujarnya memberikan pena tersebut pada Hana yang sudah selesai membereskan barang-barangnya.
"Terimakasih" balasnya, lalu pergi dari cafe tersebut.
Senyum simpul tertarik dari sudut bibirnya, walau tidak melihat keseluruhan wajah wanita itu karena masker, tapi ia bisa merasakan jika Hana tadi tersenyum manis padanya lewat matanya yang menyipit.
"Tuan sudah saatnya untuk pergi" ucap sang bodyguard, dan di angguki olehnya.
Pria itu lantas keluar dari cafe tersebut di iringi oleh 2 bodyguardnya.
"......"
Sedangkan di sisi lain, Hana yang baru saja pulang dari tempat kerja dan mampir sebentar di cafe tadi.. berjalan kaki menuju apartemen-nya yang terletak di daerah Donggyo-ro Mapo-gu, Seoul, Korea Selatan.
Meletakkan tasnya di atas meja, wanita itu mendudukkan dirinya di kursi sambil memainkan ponselnya.
Hana menghela napasnya saat melihat sms banking, yang menginformasikan jika sejumlah uang telah di transfer ke rekeningnya.
Ia memang sering mendapatkan transferan uang dari rekening yang bahkan ia tidak tahu siapa pemiliknya, walau begitu Hana tidak pernah memakai uangnya dan tetap membiarkannya ada di rekening tersebut, karena ia juga membuka rekening baru agar tidak tercampur dengan uang yang di kirim padanya setiap 6 bulan sekali.
Tapi kali ini Hana benar-benar sudah habis kesabaran, ia sama sekali tidak tahu siapa yang mengirimkan uang padanya bahkan dalam waktu yang rutin, ditambah kali ini jumlahnya cukup besar, jika biasanya ia mendapatkan 20jt won dalam setahun kali ini rekening itu mengirimkan 30 jt won sekaligus di awal bulan, tentunya hal itu membuat Hana bingung dan semakin penasaran siapa yang mengirimkan uang padanya.
"sebenarnya siapa orang ini?" gumamnya, seraya memijat pelipisnya.
Tidak ingin semakin pusing dengan hal itu, Hana memilih untuk membersihkan dirinya dan tidur, lalu besok ia bisa ke kantor polisi untuk melaporkan hal itu, takutnya ada oknum yang menggunakan rekeningnya untuk menyimpan uang hasil penggelapan dana, atau semacamnya.
Awalnya Hana tidak peduli karena ia juga tidak menggunakan uangnya, tapi menurutnya dari pada ia akan terseret dalam suatu masalah nantinya, lebih baik mencegahnya lebih dulu.
...****************...
Seminggu berlalu setelah perseteruannya dan Si Hwan, dan seperti yang di janjikannya waktu itu, Hana pergi ke alamat yang tertera di kartu nama yang di berikan padanya.
Tidak ingin ribet, Hana pergi dengan memakai pakaian simple. celana jeans kulot yang di padukan dengan crop top berwarna lilac.
Meraih tas-nya wanita itu pergi setelah memastikan pintu apartemen-nya tertutup dengan benar.
...****************...
"Kau datang sendirian?" tanya Seok Hyun yang baru saja kembali dari dapur sambil membawa sebotol Wine di tangannya.
"Seperti yang hyung lihat" singkatnya, lalu duduk di sofa singgle yang ada di ruang tamu rumah mewah tersebut.
"Kau tidak mengajak Arin?" tanya Seok Hyun sekali lagi, walau sebenarnya ia hanya ingin memastikan jika Arin benar-benar tiak datang, karena jika pria dan wanita itu bertatap muka, maka adu mulut tanpa henti akan di mulai, antara Seok Hyun dan Arin.
"Aku malas mengajaknya, mungkin dia sedang beradu ranjang bersama selingkuhan-nya" jawabnya santai sukses membuat Tae il dan Ye Jun saling menatap satu sama lain.
"Sudahlah hyung, lepaskan saja dia. masih banyak wanita yabg mengantri untuk menjadi kekasihmu" tukas Tae il di angguki setuju oleh yang lain.
"Apa kau mau satu" tanya Si Hwan menawarkan satu jal*ng miliknya yang kini sedang duduk di sisi kanan dan kirinya.
Mendengar tawaran Si Hwan, lantas Jae Hwan menatap para wanita yang memang di bayar Si Hwan untuk menemaninya dan yang lain.
Tatapan jijik terlihat dari wajah pria itu, tanda tidak sukanya pada para wanita yang di tawarkan oleh Si Hwan.
"Sudahlah, berhenti membahas wanita.. panggil aku jika acaranya di mulai, aku ingin menelpon sebentar" ujarnya bangkit dari duduknya, lalu pergi ke balkon yang ada di lantai 3.
"......"
Sementara itu, Hana yang baru saja memasuki gerbang sebuah mansion besar yang berdiri dengan megahnya.
"Aku tidak salah tempat,kan ya?!" gumamnya celingak-celinguk mencari seorang pelayan/bodyguard yang berjaga untuk menitipkan paperbag berisi Jas mahal milik Si Hwan.
Entah kesialan atau apa? tapi tiba-tiba seorang pria menarik lengannya dan membawanya untuk masuk ke rumah mewah tersebut.
"Yak! kenapa kau menarikku ke sini." ucap Hana menghempas kuat tangan pria yang menggenggam lengannya, tanpa izin darinya.
"Oh. Kau!!!" ~ Si Hwan
"Hyung kenal? kenapa membawanya kesini?" tanya Si Hwan pada Yoon Wo yang baru saja datang, dan tiba-tiba membawa Hana masuk kedalam.
"Aku kira dia salah satu jal*ngmu, jadi kusuruh masuk." sahutnya enteng, lalu duduk di sofa setelah menyeret Hana begitu saja.
"Apa!!!, apa kau tidak punya mata? dari sisi mananya aku terlihat seperti mereka." tekan Hana menatap jijik pada beberapa jal*ng Si Hwan.
"Yak! mereka lebih berkelas darimu" tukas Si Hwan, saat melihat tatapan Hana pada jal*ngnya.
"Apa kau datang untuk mengembalikan jas-nya Si Hwan?" tanya seorang pria, yang lagi-lagi sukses membuat Hana terpana.
"Hmm... aku datang untuk mengembalikan jas-nya, tapi teman kalian malah menyeretku ke sini" jelasnya.
"Benarkan Si Hwan ucapanku! dia pasti akan mengembalikan jas-mu" tutur Tae il dengan nada yang begitu lembut, tidak lupa senyum manisnya.
"Kadal mulai beraksi" cibir Ye Jun pelan, dan di angguki setuju oleh Seok Hyun.
"Jangan terpengaruh nona! lebih baik sekarang kau pulang." ujar Ye Jun, yang tahu betul sifat masing-masing sahabatnya.
"Jangan dengarkan mereka, apa kau ingin ku antar?!" tawar Tae il dengan senyum manis yang masih saja terukir di bibirnya.
"Tidak perlu repot-repot aku bisa sendiri" jawab Hana tidak kalah ramah dan lembut.
"Dan ini jas-mu, maaf karena masalah sebelumnya." tambahnya meletakkan sebuah paper bag di atas meja, lalu melangkah pergi dari sana.
Yoon Wo yang dari tadi memang diam-diam memperhatikan-nya, menoleh saat wanita itu pergi dan menghilang dari pandangan-nya.
"......"
"Dari sisi mananya coba! bisa-bisanya mereka mengira aku jal*ng"
Hana terus mendumel sambil berjalan keluar rumah, sesekali ia menoleh ke belakang, hingga tanpa sengaja menyenggol seseorang di depannya.
"Ah~ maaf" singkatnya, lalu melangkah pergi begitu saja.
"Apa lagi!" kesalnya berbalik ketika seorang pria menahan pergelangan tangannya. dan tentunya mendapat tepisan kasar dari Hana.
Byurrr~
...****************...
.
.
.
Sekali lagi ini hanya novel ya! jadi jangan di buat serius, dan author juga gak pernah ada niatan buat ngejelekin negara atau siapapun. jadilah pembaca yang bijak
Oke😉
Jangan Lupa like, tinggalin jejak di koment, vote, dan share, biar author semangat up ep-nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!