NovelToon NovelToon

You'Ll Always Be The One

Chapter 1

"Berjanjilah untuk menungguku. Jangan pernah pergi dari sini. Aku akan menjemputmu" Ucap seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.

Dan seorang anak perempuan berusia 4 tahun yang sedang duduk di depannya langsung mengangguk. Sambil tersenyum.

Tiba-tiba scene berubah,

Ciiiitttt, braakkkkkk, terdengar suara benda tertabrak dan terjatuh di aspal. Sesaat kemudian terdengar suara jeritan seorang wanita.

"Tidaakkkk, Alan.... No.....! Jerit wanita itu.

"Kamu pembunuh! Kamu pembunuh! Kamu membunuh Alanku! Pergi dari sini! Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" Teriak seorang wanita lainnya.

"Tidak! Aku tidak membunuhnya! Aku tidak membunuhnya! Alan jangan pergiiiii!"

"Hah! Hah! Hufff! Hah" Suara helaan nafas keluar dari bibir seorang gadis cantik.

"Mimpi itu lagi" Gumannya pelan. Perlahan dia menegakkan posisi duduknya. Rupanya dia sempat tertidur tadi.

"Ah, bagaimana aku bisa tertidur?" Gumannya kesal. Perlahan terdengar pintu terbuka. Masuklah seorang gadis yang berpenampilan girly dengan kacamata baca bertengger di hidung mungilnya.

"Ibu sudah bangun?" Tanya gadis yang bernama Lisa itu kepada atasannya. Lisa adalah asisten pribadi dari atasannya yang seorang Broadcasting Manager di kantor HD TV. Salah satu TV terbesar yang ada di negeri ini.

"Kenapa kamu nggak bangunin aku?" Tanya atasannya itu.

"Ibu kelihatan lelah sekali. Jadi ya aku biarkan saja Ibu tidur sebentar. Wong belum ada jadwal lagi" Jelas Lisa.

Atasannya itu hanya menghela nafasnya.

"Apa terlihat sekali jika aku kelelahan?" Tanya gadis itu. Dan Lisa hanya mengangguk.

"Siapa juga yang tidak lelah. Ibu menghandle semua sendirian. Di tambah semua harus beres sebelum General Manager yang baru datang lusa" Tambah Lisa.

"Kan ada kamu yang bantuin" Kembali gadis itu berujar sambil menuju ke arah meja kerjanya. Meraih gelasnya lantas meminum isinya sampai tandas. Meraih beberapa berkas yang tampak bertaburan di mejanya. Menelitinya satu persatu.

"Tapi kan semua keputusan tetap sama Ibu"

"Kamu sudah banyak membantuku, Lis. Kalau nggak ada kamu mungkin aku nggak bisa pulang ke rumah" Ucapnya lagi sambil bercanda.

Perlahan dia berjalan menuju pintu keluar ruangannya.

"Apa shooting untuk news pukul 12 sudah di mulai?" Tanya gadis itu. Berjalan menuju ke sebuah ruangan bertuliskan Studio 1 di bagian pintu masuknya.

"Sepertinya sudah" Jawab Lisa sambil mengikuti atasannya itu.

Natasya Ariana, begitu nama yang tersemat di ID Card yang tergantung manis di dadanya. Dengan Broadcasting Manager tertulis sebagai jabatannya.

Berusia 24 tahun, bertubuh tinggi langsing. Dengan tinggi 170 cm. Ia tampak lebih cocok menjadi seorang model ketimbang menjadi seseorang yang hanya berdiri di belakang layar.

Apalagi ia juga memiliki wajah yang cantik dan senyum yang menawan. Membuat siapa saja akan terpana saat menatapnya. Namun sayang tidak semua orang bisa melihat senyum indahnya. Karena ia terkenal sangat dingin dan galak pada orang yang tidak ia kenal.

Kredit Drama Wiki

Natasya memasuki studio 1 dimana tampak kru dan semua orang tengah melakukan proses shooting untuk berita yang tengah ditayangkan.

"Ada masalah bang Sam" Tanyanya pada seorang pria paruh baya yang menjadi sutradara dalam proses shooting itu.

"Tidak ada Bu, semua berjalan lancar" Jawab orang di panggil bang Sam itu.

"Bagus. Teruskan kalau begitu. Ada masalah cepat beritahu" Perintahnya dingin dan tegas.

"Baik Bu. Oh iya tadi Roy dari bagian musik bertanya kenapa konsep untuk konser Mandy belum juga turun. Ia bermaksud untuk memulai persiapan shootingnya" Ucap bang Sam yang langsung membuat mata Natasya membulat.

"Bang, aku sudah menyerahkan konsepku dua hari lalu ke bagian Music Developing Centre. Supaya manager Kim bisa langsung meng-acc-nya. Supaya bagian lapangan bisa langsung membuat persiapan. Bagaimana bisa konsepnya belum turun ke bang Roy kecuali.... sialan kau Alex Kim" Umpat Natasya yang membuat bang Sam melongo.

Pasalnya tidak ada seorangpun yang berani melawan Alex Kim pemilik divisi Music dan Entertainment. Tapi siapa juga yang tidak mengenal Natasya. Manager divisi Penyiaran yang memang terkenal blak-blakan tanpa rasa takut kepada siapapun.

Natasya langsung melangkah keluar dari studio 1. Meraih ponselnya lantas mendial nomer seseorang.

"Halo, Alex tidak bisakah kamu membantu sedikit saja pekerjaanku. Tanda tangani konsep konsernya Mandy dan serahkan kepada bagian produksi agar mereka bisa langsung memulai persiapannya!" Ucapnya kesal. Dan "tuut" dia mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari seberang.

Sementara orang yang bernama Alex Kim, orang yang baru saja dihubungi Natasya hanya bisa tersenyum. Mendengar omelan Natasya yang malah terdengar seperti alunan sebuah melodi yang sangat indah di telinga Alex.

"Dia benar-benar sulit ditaklukkan" Ucap pria itu sambil mengusap lembut ujung bibirnya. Dia pikir akan mudah untuk mendapatkan hati seorang Natasya sang Manager Penyiaran.

Namun nyatanya hampir setahun ini usahanya tidak kunjung mendapatkan hasil seperti yang dia inginkan. Hati gadis itu tampak begitu dingin tak tersentuh. Membuatnya semakin penasaran untuk mendapatkan hati gadis itu.

"Huh bikin kesal saja!" Umpat Natasya. Dia paling benci jika ada orang yang seolah mempersulit pekerjaannya. Dia sudah jauh-jauh hari membuat konsep konser untuk merayakan 10 tahun berkarirnya Mandy, penyanyi yang tengah naik daun saat ini. Dan berada di bawah naungan HD Entertainment.

Dia harus bolak balik, ke sana kemari. Berdiskusi dengan banyak orang dari berbagai divisi hingga konsep itu tercipta. Tapi sang Manager divisi musik malah terkesan mempersulitnya.

"Apa susahnya sih tinggal tanda tangan doang. Trus serahin ke bagian produksi. Selesai" Natasya masih terus mengumpat kesal saat ia kembali ke ruangannya. Masih diikuti Lisa yang hanya diam mendengarkan umpatan dan makian atasannya itu pada orang yang bernama Alex Kim itu.

Tiiing,

Sebuah pesan masuk,

"Aku akan menandatanganinya jika kamu ada di depanku"

"Brengsek!" Natasya kembali memaki.

"Sabar Bu. Abaikan saja. Nanti Ibu darah tinggi lo kalau marah-marah terus" Lisa mencoba menenangkan.

"Kayaknya betul deh. Darah tinggiku mulai kumat tiap kali berhubungan dengan si Kim itu" Ucap Natasya sambil memijat pelan pelipisnya. Rasa pusing tiba-tiba saja menderanya.

"Lisa apa ada yang harus aku handle lagi" Tanya Natasya.

"Sepertinya tidak ada Bu. Semua sudah Anda approve dan sudah diserahkan ke bagian produksi. Semua sudah on the way. Tinggal kita mengeceknya lagi nanti" Jelas Lisa.

"Kalau begitu aku balik dululah. Pusing aku gara-gara si Kim itu" Ucapnya sambil meraih hand bagnya dan kunci mobilnya.

"Baik Bu" Jawab Lisa.

"Kabari aku jika ada masalah" Ucap Natasya sambil keluar dari ruangannya. Langsung menuju basement. Di mana Honda Brio berwarna hitamnya sudah menunggu dengan cantik.

Tak lama setelah kepergian Natasya. Pintu terbuka. Nampak seorang pria bertubuh tinggi dengan aksen oriental Korea di wajahnya masuk ke ruangan Natasya. Tampan, itu kesan pertama yang timbul saat bertemu dengan pria itu. Tubuh tinggi dan proporsional menjadi pelengkap tampilan pria itu. Membuat semua wanita pasti akan tergila-gila padanya.

Lisa yang masih membereskan berkas-berkas di meja Natasya langsung menghentikan pekerjaannya.

"Eh, Pak Kim ada yang bisa saya bantu?" Tanya Lisa pada pria yang ternyata adalah Alex Kim.

"Di mana bosmu?" Ucapnya sambil menatap keseluruhan ruangan kerja Natasya yang langsung menghadap ke balkon kantor itu. Hingga pemandangan halaman depan kantor HD TV terlihat jelas dari ruangan kerja Natasya.

"Oh, Ibu baru saja keluar. Anda yang bisa dibantu?" Jawab Lisa.

"Keluar? Ke mana?" Tanyanya heran. Melirik jam di pergelangan tangannya. Memang sudah waktunya jam pulang. Pikir Alex Kim. Pria itu lantas menghadap jendela kaca di ruangan itu. Hingga dia bisa melihat sebuah Honda Brio hitam melesat keluar dari halaman kantor HD TV. Dan dia tahu persis siapa pemilik mobil itu.

"Pulang. Ibu sedikit lelah. Jadi dia pulang lebih awal" Jawab Lisa.

Dan tanpa basa-basi, Alex langsung keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Lisa yang hanya bisa menghela nafasnya.

Suasana jalanan ibukota sore itu tidak terlalu macet. Hingga Natasya tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di rumahnya.

Kredit google.com

Rumah minimalis berlantai dua ia pilih sebagai tempat tinggalnya bersama sahabat karibnya Hera. Serta adiknya Nadya.

Begitu mobilnya sudah terparkir di garasinya. Natasya langsung masuk ke rumahnya. Langsung menuju kamarnya di lantai dua. Ia baru menghubungi Hera. Dan ternyata Hera harus lembur karena banyak pelanggan yang berkunjung ke restorannya.

Hera seorang chef yang bekerja di sebuah restoran Italia di Jakarta. Natasya langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur queen size-nya. Lelah sekali rasanya. Perlahan ia memejamkan matanya. Pikirannya mulai menerawang ke mana-mana.

Adiknya sudah masuk semester akhir tahun depan. Sang adik kuliah di National University of Singapore ( NUS). Mengambil spesialiasi di bidang keuangan sama dengan dirinya. Ia sengaja mengirim adiknya kuliah di luar. Walaupun pada awalnya Nadya, sang adik mati-matian menolak.

"Aku bisa kuliah di UI. Kenapa juga aku harus ke NUS atau UTM ( Universitas Teknologi Mara yang ada di Shah Alam, Selangor, Malaysia)" Tolak sang adik 2 tahun lalu.

"Tolonglah Nad, kali ini kamu menurut dengan kakak" Bujuk Natasya kala itu.

"Beri aku alasan kenapa aku harus menuruti kakak kali ini?" Tanya Nadya tegas. Natasya sedikit berpikir. Adiknya paling tidak suka dibohongi. Akhirnya Natasya menarik nafasnya.

"Kakak dengar mereka tengah mencari kita" Jawab Natasya lirih. Sejenak Nadya terpaku.

"Apa itu benar? Kalau begitu kita pergi saja sama-sama" Sang adik berujar.

"Tidak bisa. Kakak tidak bisa pergi dari sini" Jawab Natasya lirih.

"Kakak masih menunggu kak Adit datang?" Tanya sang adik lagi. Pertanyaan Nadya sontak membuat Natasya terkejut. Nama Adit memang sudah lama tidak pernah keluar dari bibir Natasya. Namun nama itu jelas berada di sudut hatinya yang paling dalam.

"Tidak. Hanya saja kita tidak bisa membebani keluarga Kusuma terus. Mereka jelas akan semakin kesulitan untuk menyembunyikan identitas kita berdua" Jelas Natasya berusaha menghindari tatapan tajam mata Nadya.

Sejenak Nadya berpikir. Dia tahu jika sang kakak telah banyak berkorban demi dirinya selama ini. Apapun selalu kakaknya lakukan demi dirinya. Hingga akhirnya dia hanya mampu menarik nafasnya pelan.

"NUS aku akan pergi ke sana. UTM terlalu jauh" Jawab Nadya akhirnya.

"Tidak apa-apa jika kamu ingin ke UTM. Itu hanya di Selangor. Malaysia" Jawab Natasya.

"NUS, aku akan ke Singapura. Banyak temanku di sana. Jadi aku tidak akan kesepian" Terang Nadya.

Natasya menarik nafasnya pelan. Lantas masuk ke kamar mandinya. Melucuti pakaiannya dan mulai ritual mandinya di bawah guyuran showernya. Tak terasa air matanya turun bercampur dengan air dari shower.

"Masih adakah kebahagiaan yang tersisa untukku? Aku lelah. Sampai kapan aku harus bersembunyi terus. Melarikan diri dari kenyataan tentang siapa diriku yang sebenarnya" Bisik hati Natasya.

Tanpa Natasya tahu. Sebuah Fortuner hitam tampak berhenti tidak jauh dari rumah Natasya. Seorang pria dengan kacamata hitam bertengger manis di hidung mancungnya tampak mengamati Natasya yang langsung masuk ke dalam rumahnya setelah memarkirkan Brionya.

Tak lama mobil itu pun mulai meninggalkan rumah Natasya.

Sementara itu di Surabaya, di waktu yang sama. Seorang pria tampan dengan aksen wajah Cina tampak tengah memandang keramaian lalu lintas jalanan kota Surabaya dari jendela kantor miliknya. Sebuah bank yang cukup ternama di Surabaya.

Kedua tangannya bertaut di belakang punggung kokohnya.

"Semua sudah siap Tuan. Anda akan mengambil penerbangan pertama ke Jakarta dan langsung menuju ke HD TV" Ucap Leo sang asisten pribadinya.

"Hemm" Jawab pria dengan tinggi 180 cm itu, tanpa menengok ke arah Leo.

"Semua barang Anda juga sudah dikirim ke sana. Dan akan tiba bersamaan dengan Anda masuk ke kantor HD TV"

Dan kemudian pria itu berbalik. Bisa dilihat betapa tampannya wajah pria itu. Wajah khas keturunan Cina dengan kulit putihnya. Hidung mancung. Alis tebalnya. Serta bibir tipis yang seksi seakan menjadi paket komplit bagi pria itu.

"Aku akan tinggal di apartemenku. Beritahukan itu pada Kakek" Ucapnya tegas dengan suara baritonenya yang terdengar seksi di telinga kaum hawa.

"Baik tuan. Dan ini berkas-berkas yang harus Anda lihat dan pelajari tentang HD TV" Ucap Leo sambil meletakkan beberapa berkas di atas meja kerja tuannya itu.

"Hemmm. Kau boleh pergi sekarang" Titahnya.

Sepeninggal asistennya. Pria itu hanya bisa menarik nafasnya pelan.

"Semoga kepulanganku kali ini. Aku bisa mendapatkan kabar tentangmu. Dan memenuhi janjiku padamu 20 tahun yang lalu" Gumannya.

Perlahan ia kembali menatap jalanan kota Surabaya yang lusa akan segera ia tinggalkan.

****

Hai readers, ketemu lagi. Kali ini author hadir dengan cerita tentang Kaizo Aditya dan Natasya Ariana. Yang kemarin sempat kenalan pas nikahannya Lee Joon dan Nina. Semoga kalian suka dengan alur dan ceritanya 🤗🤗🤗

Jadi tetep dukung author ya,

Happy reading readers and salam sayang dari author, muah 😘😘😘

****

Chapter 2

"Tuan besar menginginkan dia kembali, Nyonya" Lapor seorang pria kepada atasannya. Seorang wanita yang sudah berumur agak lanjut, namun masih terlihat cantik di usianya.

Braakkkk,

Terdengar suara meja di gebrak.

"Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kakek tua itu? Apa ia juga ingin memberikan HD TV kepada anak adopsi itu?" Tanya wanita itu.

"Yang saya dengar. Tuan Besar ingin tuan Kai mengatasi masalah finansial yang sekarang tengah dialami HD TV" Jawab pria itu takut-takut.

"Berani sekali Kakek tua itu ikut campur urusan HD TV. Lagi pula dari mana ia tahu jika stasiun TV sedang ada masalah finansial" Tanya wanita itu.

"Tuan Besar memiliki koneksi di mana-mana Nyonya. Mungkin dia tahu dari situ. Lagi pula asisten Tuan Besar sangat bisa diandalkan dalam hal seperti ini"

Wanita itu menghela nafasnya. Dia tidak memungkiri ada masalah keuangan di stasiun tv. Salah satu perusahaan yang berada di bawah naungan HD GROUP. Yang menjadi tanggungjawabnya. Dan akhir-akhir ini bermasalah keuangannya karena ulahnya. Karena ia hobi sekali, menggratiskan program-program bagi teman sosialitanya. Gengsinya terlalu tinggi dihadapan teman sosialita.

Sebenarnya Nyonya Sarah, nama wanita itu. Menginginkan HD TV menjadi milik putrinya. Tiffany Hadiwinata. Namun rumor yang beredar mengatakan kalau bos besar Hadiwinata, menginginkan stasiun tv mereka berada dibawah kendali cucu tertuanya Kaizo Aditya. Yang saat ini masih berada di Surabaya. Menghandle beberapa bank yang menjadi bagian dari HD GROUP.

Kaizo sendiri sebenarnya kurang menyukai bidang pertelevisian. Bukan passionnya menurutnya. Namun dengan dalih untuk mengatasi masalah keuangan yang tengah di hadapi stasiun tv mereka. Akhirnya Kai, begitu ia biasa disapa mau tidak mau harus mengikuti kemauan kakeknya. Meninggalkan passionnya di bidang keuangan, beralih ke bidang pertelevisian.

"Lalu bagaimana pencarianmu tentang dia?" Tanya ibu Sarah lagi.

"Menurut hasil penyelidikan saya. Dia sudah meninggalkan negeri ini dua tahun lalu. Dan masih belum ada tanda-tanda dia akan kembali" Jawab pria itu.

"Lebih bagus kalau dia tidak pernah kembali. Dan kau Kaizo Aditya. Jangan pernah bermimpi kamu bisa memiliki HD TV karena HD TV adalah milik Tiffany Hadiwinata. Cucu sah dari keluarga Hadiwinata. Bukan sepertimu yang hanya seorang anak adopsi" Ucap Ibu Sarah mantap.

*****

"Oh astaga! Astaga! Aku kesiangan!" Teriak Natasya sambil keluar dari kamarnya di lantai dua. Gara-gara keasyikan menggarap konsep acara konser untuk penyanyi baru di stasiun tv mereka. Natasya tidur ketika jam hampir menunjukkan jam 2 pagi. Padahal pagi ini, GM mereka yang baru akan datang.

"Hera! Aku sarapan di kantor saja" Teriaknya pada Hera sahabat karibnya.

"Dasar ceroboh. Pasti keasyikan nggarap konsep. Terus lupa nyetel alarm" Gerutu Hera. Gadis manis asal Bandung. Yang sejak SMP sudah menjadi teman baiknya.

Natasya hanya nyengir kuda. Meminum kopinya kilat sambil mencomot satu keping roti tawar berselai stawberry favoritnya. Yang sudah Hera sediakan di atas meja makan mereka.

"Pake ojol-ku saja. Dia sudah ada di depan. Kalau pake mobilmu pasti tambah lama sampainya" Ucap Hera.

"Ya sudah kamu bawa mobilku saja" Natasya berucap sambil menyerahkan kunci mobilnya. Yang langsung diterima Hera.

"Aku pergi. Bye bye, Ra" Ucap Natasya sambil berlari keluar rumahnya. Menenteng tas dan sepatunya yang belum sempat ia pakai. Untungnya hari ini dia memilih celana panjang sebagai outfitnya. Jadi dia tidak ada masalah harus naik ojol

"Mas, yang make jadinya saya. Saya kesiangan" Ucap Natasya pada Mas ojol berseragam hijau yang sudah stand by di depan rumahnya.

"Yo wis. Tak rubahe sik nomor teleponnya" Sahut tukang ojol yang sering jadi langganan mereka. Natasya hanya mengangguk sambil memakai heels 5 senti-nya. Memakai sling bagnya. Lantas memeriksa ponselnya. Ada beberapa panggilan namun diabaikannya.

"Ayo mbak sudah. Katanya kesiangan" Kata Mas ojol-nya.

"He e Mas. Ngebut ya" Ucap Natasya, naik ke motor Vario tukang ojol-nya sambil memakai helmnya.

"Gak mau Mbak. Belum kawin" Ucap Mas ojol-nya sambil menstater motornya. Mulai meninggalkan rumah Natasya bersamaan dengan Hera yang keluar rumah.

"Woo, tak kasih bintang 2 lo kalau nggak mau ngebut" Canda Natasya.

"Jangan gitu dong Mbak. Nanti saya nggak dapat bonus dong" Rajuk tukang ojol-nya.

"Makanya ngebut. 20 menit kamu harus sampai di kantor saya 20 menit" Goda Natasya di sela-sela tukang ojol-nya yang memang agak ngebut hari itu.

"Wis, wis, wis angel iki. Angel iki" Ucap tukang ojol itu yang hanya mendapat kekehan dari Natasya.

Lampu merah menyala ketika mereka baru separuh jalan. Namun mata Natasya tiba-tiba saja menangkap sesosok pria yang membuatnya penasaran. Pria itu baru saja keluar dari minimarket di tepi jalan. Di seberang lampu merah tempat ojol Natasya berhenti.

"Mas, saya turun di sini saja" Ucap Natasya langsung melompat turun dari motor ojol yang dinaikinya sambil melepaskan helmnya. Matanya tidak berkedip menatap pria di seberang jalan yang perlahan mulai berjalan ke arah sebuah mobil yang tengah menunggunya.

"Katanya telat. Kok turun disini?" Jawab Mas ojol-nya. Sambil menerima

helmnya kembali.

"Ada urusan. Nanti tak transfer, sama tak kasih bintang 7 biar puyeng" Ucap Natasya sambil berlari menyeberang jalan.

"Wis, pagi-pagi dapat pelanggan gemblung" Guman Mas ojol-nya.

Nafas Natasya masih terengah-engah ketika sampai di seberang jalan. Dan sialnya, begitu dia sampai di seberang jalan. Dia melihat pria itu sudah membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya. Membuat Natasya hanya bisa melihay siluet wajah pria itu dari samping.

Kredit google.com

"No! No! Please jangan pergi dulu. Tolong berhenti! Berhenti! Kak Adit!" Teriak Natasya.

Membuat Kai yang sudah duduk di mobilnya sontak menoleh ke belakang. Merasa ada yang memanggil nama kecilnya. Dan dilihatnya Natasya yang tengah mengejar seseorang. Setidaknya itu yang dipikirkannya. Padahal Natasya tengah mengejar mobilnya.

"Kenapa seperti ada yang memanggilku" Guman Kai.

"Ada apa tuan?" Tanya Leo dari kursi depan.

"Tidak ada. Jalan saja terus" Ucap Kai. Sambil meminum kopi dari minimarket yang ia beli tadi.

"Oh shi*t" Umpat Natasya. Ketika dilihatnya mobil pria itu semakin menjauh. Jelas dia sudah tidak bisa mengejarnya lagi.

"Ah, ada apa dengan diriku. Dia jelas bukan kak Adit-nya" Batin Natasya.

Natasya melihat sekelilingnya. Dan dia kembali merutuki kebodohannya. Tempatnya berada, bukanlah tempat di mana dia dengan mudah mendapat taksi, ataupun ojol. Bahkan itu bukan jalur yang dilalui bus.

Dia menghela nafasnya sejenak. Lantas menghubungi Lisa.

"Lisa,tolong gantikan aku untuk menyambut GM yang baru. Aku akan terlambat datang hari ini" Ucapnya singkat lantas mematikan sambungan teleponnya.Tanpa menunggu jawaban dari Lisa. Membuat Lisa di ujung sana hanya bisa menarik nafasnya pelan.

Ini bukan kali pertama, atasannya itu meminta dirinya menggantikan dia untuk menghadiri acara penting di kantor mereka. Dengan berbagai alasan tentunya. Namun yang umum dia dengar adalah "aku malas bertemu wajah-wajah munafik mereka".

Ucapan yang kalau didengar petinggi stasiun TV mereka akan membuat Natasya langsung dipecat saat itu juga. Tapi Natasya tidak takut.

"Beneran Sa, kalau aku dipecat. Pesangon dapat. Kerjaan baru dapat" Ucap Natasya girang.

Bagaimana tidak. Semenjak setahun yang lalu banyak stasiun TV dan beberapa production house (PH) berlomba-lomba untuk bisa menggaet Natasya agar mau bergabung dengan mereka. Prestasi kerja Natasya yang cemerlang sudah beredar keluar dari HD TV.

Natasya sendiri juga heran. Bagaimana dirinya yang lulusan S1 bidang analisis keuangan bisa terdampar di sebuah stasiun TV dengan jabatan Broadcasting Manager. Sungguh jabatan yang sangat-sangat mletre dari spesialisasinya.

Semuanya bermula ketika Natasya mati-matian ingin mengirim Nadya kuliah ke luar negeri. Selain untuk menghapus jejak adiknya. Natasya tidak ingin Nadya melihat dirinya yang bekerja keras mati-matian demi dirinya dan Nadya. Yang pasti akan membuat Nadya lebih memilih tidak kuliah. Daripada melihat kakaknya itu bekerja keras membanting tulang demi biaya kuliahnya.

Dan sang dosen yang saat itu menjadi pembimbing skripsinya menawarkan Natasya untuk mencoba melamar menjad asisten Broadcasting Manager. Sebuah jabatan yang membuat Natasya geleng-geleng kepala.

"Pak, Bapak nggak salah ngasih saran ke saya. Saya ini tukang buat laporan keuangan. Bukan orang yang suka bidang pertelevisian" Kilahnya waktu itu.

"Bapak melihat ada yang lain dalam setiap laporan keuanganmu.Ada seni pertunjukan yang nampak tersembunyi di sana" Jelas dosennya.

"Haish, mana ada seni pertunjukan dalam laporan keuangan. Bapak ni ngaco deh" Lagi-lagi Natasya mencoba menyangkal.

"Sudah coba saja dulu. Bayarannya lumayan kok. Cukup buat hidup kamu sebulan plus bisa dapat bonus. Lagipula ini yang nyari adik bapak" Ucap pak dosen itu lagi.

Dan singkat kata, Natasya mengikuti saran pak dosennya. Walaupun tes dan seleksinya ternyata cukup susah menurut Natasya. Ia baru tahu susahnya tes untuk masuk dunia pertelevisian. Apalagi bagi Natasya yang sama sekali tidak punya basic dunia pertelevisian.

Dan sungguh di luar dugaan. Natasya lolos seleksi dan diterima jadi asisten Broadcasting Manager. Cukup membuatnya untuk berkata "wow" saat itu. Sempat berpikir dia diterima karena nepotisme. Namun hal itu disangkal oleh bu Monica yang saat itu menjadi atasannya.

"Kakak saya memang bilang ada mahasiswanya yang ikut seleksi jadi asisten saya. Tapi dia tidak bilang itu kamu. Saya baru tahu kamu murid kakak saya ketika saya membaca resume kamu tadi pagi. Itupun saya hanya menduga karena jurusan kuliah kamu sama dengan bidang yang diajar oleh kakak saya" Jelas bu Monica saat itu.

Dan mulai saat itu. Natasya bersusah payah menyesuaikan diri dengan dunia pertelevisian. Sempat berpikir untuk menyerah.Namun bu Monica yang ternyata memiliki pendapat yang sama dengan sang kakak terus menyemangati Natasya untuk terus belajar. Dan akhirnya dalam waktu 4 bulan,Natasya mampu menguasai ilmu broadcasting dengan baik. Dibawah bimbingan bu Monica, yang benar-benar surprise dengan kemampuan Natasya.

Hingga akhirnya 2 tahun lalu, bu Monica memutuskan mengundurkan diri. Karena ingin lebih fokus pada keluarga dan suaminya. Dan bu Monica merekomendasikan nama Natasya menjadi penggantinya. Yang langsung disetujui oleh pihak dewan direksi.

Dan disinilah Natasya sekarang. Berjibaku dengan dunia penyiaran pertelevisian yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Lisa dengan cepat ikut bergabung dengan para manager dan kepala divisi di lobi kantor guna menyambut GM mereka yang baru.

"Melarikan diri lagi atasanmu?" Tanya salah seorang kepala divisi yang cukup dekat dengan Lisa.

"Tahu sendirilah kamu gimana atasanku. Dia bilang akan terlambat datang. Tapi palingan seperti biasa. Dia lagi nongkrong di rooftop" Keluh Lisa yang disambut kekehan oleh temannya itu.

"Bosmu memang antik" Kata temannya itu lagi.

"Iya, orang lain sibuk menutupi status nikahnya. Ini dia sibuk menutupi status single-nya. Sampai aku disuruh memanggil Ibu sama dia" Ujar Lisa lagi.

"Jadi bosmu itu masih single? Wah berita heboh ni. Kamu kan tahu banyak yang naksir bosmu. Tapi semua mengira kalau dia sudah menikah. Jadi pada mundur teratur" Oceh teman Lisa lagi.

"Ssstt ini rahasia. Kalau sampai bocor bisa dimakan aku sama dia" Lisa kembali berujar.

"Iya sih. Bosmu tu serem banget. Tapi juga cantik banget" Sahut temannya lagi.

"Iyalah, kalau nggak mana mungkin pak Kim nguber bu Bos terus. Walau ditolak terus" Jawab Lisa.

"Iya sudah jadi rahasia umum. Cinta segitiga di kantor ini. Bosmu, Pak Kim dan Mandy" Ucap temannya itu lagi.

Dan bisik-bisik itu berhenti, ketika sebuah mobil Lexus ES 300h 2022 berhenti di lobi kantor HD TV.

Kredit google.com

Dan seorang pria tampan, mengenakan setelan formal berwarna hitam keluar dari mobil mewah itu. Setelah pintunya dibukakan oleh asistennya.

Sejenak para karyawan itu melongo. Mengagumi ketampanan cucu tertua keluarga Hadiwinata itu. Yang justru menampilkan ekspresi dingin dan juteknya.

"Selamat datang pak General Manager!" Ucap para karyawan itu serentak sambil membungkukkan badan.

Sejenak Kai hanya terdiam dan menghela nafasnya.Memandang logo stasiun tv milik kakeknya.

"Apa yang sudah kau siapkan untukku di sini. Apa yang kau sembunyikan di sini" ujar Kai dalam hati.

****

Hai, hai, hai up lagi readers. Judul baru mohon dukungannya ya,

Seperti biasa berikan like, vote, gift and comment,

Happy reading ya readers.

Terima kasih and salam sayang dari author, muah 😘😘😘

*****

Chapter 3

Kai berjalan melewati barisan karyawan yang masih berdiri berjajar menyambutnya. Wajah tampannya benar-benar membuat para karyawan melongo dibuatnya. Setelan formal hitam yang membalut tubuh seksi dan proporsionalnya kala itu semakin membuat dirinya terlihat "wow".

Kredit google.com

Walaupun aura yang terpancar adalah aura dingin dan membunuh. Serta tatapan mata yang setajam elang, tidak membuat para karyawan itu terlihat takut dengan dirinya. Malah membuat karyawannya semakin terpesona. Namun hal itu tidak digubris Kai sama sekali.

Kai langsung menuju ruang kerjanya. Karena meeting dewan direksi baru akan dilaksanakan esok hari.

Kredit google.com

Sebuah ruang kerja bernuansa putih, krim dan coklat muda menyambut Kai saat memasukinya. Mendudukkan diri di kursi kerjanya. Sejenak memejamkan matanya. Menghirup nafas di tempatnya yang baru. Menikmati suasana ruang kerjanya yang baru. Berusaha mencari kekuatan di dalamnya. Lantas Kai membuka mata kembali.

"Oke, mari kita mulai. Leo berikan aku schedule berikutnya" Ucap Kai yang lansung mendapat senyuman dari Leo.

"Semoga kali ini Anda lebih beruntung tuan" Bisik Leo dalam hatinya.

Lantas mulai memberikan berkas-berkas dan data terbaru yang berhubungan dengan stasiun TV mereka.

Sedang Natasya, yang juga sampai tak lama setelah kedatangan GM mereka yang baru. Malah memilih naik ke rooftop kantor mereka. Bukannya ikut menyambut kedatangan GM tapi Natasya malah masuk ke kantin. Membeli satu cup kopi dan seporsi sandwich.

Dan disinilah ia duduk di rooftop kantornya. Sambil menikmati sarapan paginya dengan earphone yang nampak menempel cantik di telinganya.

Sebuah lagu Cina berjudul A Little Sweet mengalun lembut di telinganya. Lagu soundtrack drama Cina Love 020 yang dibawakan Silence Wang berkolaborasi dengan BY2. Beberapa kali bibir mungilnya turut berguman menyenandungkan reff dari lagu itu.

Hingga bunyi notifikasi pesan masuk mengacaukan lagu yang tengah di dengarnya.

"Hadeuh, siapa sih" Kesalnya sambil mengecek ponselnya.

"Aduh, lupa aku" Teriaknya. Lantas segera mengirim tagihan ojol-nya dan memberi bintang pada mas ojol-nya.

Ternyata itu adalah pesan dari mas ojol-nya yang protes karena belum dibayar dan belum diberi penilaian.

"He, he sori mas, aku lupa" Gumannya sambil menatap layar ponselnya.

"Sayangnya ratingnya cuma sampai 5, coba kalau sampai 10 tak kasih 11 wis" Ocehnya lagi. Lantas melompat turun dari tempat dia duduk. Menuruni anak tangga mulai turun dari rooftop.

Tanpa sadar aksinya itu dilihat oleh Kai yang melihatnya dari ruang kerjanya. Ruang kerjanya memang langsung menghadap rooftop, yang lantainya lebih rendah satu lantai dari ruang kerjanya. Hingga dia bisa melihat tingkah Natasya dengan jelas dari tempat duduknya.

"Aneh" Satu kata yang keluar dari bibirnya.

Sedang Natasya sudah mulai mengerjakan pekerjaannya ketika ponselnya berbunyi.

"Yang benar?" Tanyanya.

"Oke-oke aku akan mengurusnya" Ucapnya lagi sambil keluar dari ruangannya. Bersamaan dengan Lisa yang mau masuk ke ruangan Bosnya itu.

"Ke mana Bu?" Tanya Lisa.

"Mau bikin perhitungan sama si Kim itu" Ujarnya sambil melangkah menjauh. Lisa kembali geleng-geleng kepala melihat bosnya itu.

Teringat jika tadi pagi, Alex Kim juga menanyakan ke mana bosnya, kenapa tidak ikut menyambut GM mereka yang baru.

Natasya baru saja keluar dari lift, ketika dia melihat sesosok tubuh yang tampak berdiri membelakanginya. Berdiri di sudut ruangan, hingga mungkin tidak ada yang menyadari kehadirannya di sana.

"Angela? Kenapa kamu di sini?" Tanyanya kepada gadis yang bernama Angela itu. Bisa Natasya lihat jika gadis itu tengah menangis.

"Angela kamu kenapa? Kenapa kamu menangis? Apa Alex marah-marah lagi padamu?" Cecar Natasya. Sedang yang ditanya hanya diam saja. Membuat Natasya langsung memeluk gadis kecil itu.

"Ya sudah, jika belum mau cerita sama kakak" Ucap Natasya lirih.

"Kak, emangnya aku salah ya menjadi murid Kak Alex" Tanya Angela.

"Tentu saja tidak. Kenapa? Siapa yang mengatakan hal itu padamu"

"Mereka bilang aku tidak pantas menjadi murid Kak Alex. Mereka bilang aku hanya ingin menggoda Kak Alex. Hingga Kak Alex tidak mau menerima cinta Kak Mandy" Curhat Angela lagi.

Dan Natasya hanya bisa menarik nafasnya pelan. Gosip itu lagi yang dia dengar. Padahal hal yang sesungguhnya terjadi adalah Alex Kim tidak mau menerima Mandy yang cinta mati padanya karena Alex Kim terus-terusan mengejarnya. Meski dia sudah berkali-kali menolak. Dan mengatakan kalau Mandy yang mencintainya.

"Baiklah, sekarang kakak tanya. Kamu nyaman tidak selama berlatih dengan Alex?" Tanya Natasya. Angela mengangguk.

"Kamu merasa tidak nyaman dengan gosip itu?" Tanya Natasya lagi.Dan lagi-lagi Angela mengangguk.

"Lalu, apa kamu ingin pindah label? Kakak tidak masalah jika kamu ingin pindah label asalkan kamu nyaman?" Kali ini pertanyaan Natasya membuat Angela diam. Dia tampak berpikir.

"Baik. Kakak berikan waktu kamu untuk berpikir. Beritahu kakak jika kamu sudah punya keputusan. Baik kamu mau stay di sini, atau mau pindah label. Kakak akan tetap mendukungmu. Kakak yang membawamu kemari, jadi kakak juga yang akan bertanggungjawab pada kamu" Ucap Natasya panjang lebar. Angela terdiam mendengar semua kata-kata Natasya.

"Pikirkan dulu. Kamu mau ke MDC kan? Bareng yuk kakak juga mau ke sana" Ajak Natasya membuat Angela mengembangkan senyumnya.

"Kenapa Kakak mau ke MDC? Mau ketemu kak Alex ya?" Tanya Angela yang akhirnya berhenti menangis.

"Mau marah-marah sama kak Alex-mu itu" Jawab Natasya santai, berjalan sambil menggoyang-goyangkan pegangan tangannya pada Angela.

Sungguh Natasya sangat menyayangi Angela. Angela mengingatkannya pada sosok adiknya, Nadya yang sangat ia rindukan akhir-akhir ini.

"Memang Kakak berani marah pada kak Alex?" Tanya Angela yang kini sudah bisa tersenyum. Bertemu Natasya adalah berkah terbesar dalam hidup Angela.

Dulu dia hanyalah gadis miskin yang hidup di pinggir pantai. Ia hanya membantu ibunya yang membuka restoran kecil-kecilan. Dan untuk menghibur pengunjung yang datang. Angela sering menyanyi. Dan banyak yang memuji kalau suara Angela sangat bagus.

Hingga suatu hari, Natasya yang kebetulan sedang main ke pantai. Dia mendengar suara Angela yang tengah bernyanyi. Dan menurut Natasya suara Angela sangatlah bagus. Jadi sia-sia, jika hanya dibiarkan begitu saja.

Maka dari itu Natasya mencoba membujuk Angela untuk ikut audisi yang kebetulan saat itu sedang diadakan di stasiun tv tempatnya bekerja.

Dan kebetulan Angela berhasil lolos audisi. Dengan suara merdunya dan juga rekomendasi dari dirinya. Dan di sinilah dia. Di bawah bimbingan Alex, Angela memulai karir bernyanyinya. Hubungan keduanya pun berkembang layaknya adik dan kakak yang menyayangi satu sama lain.

"Berani. Kenapa juga kakak harus takut padanya?" Jawab Natasya.

"Kak Alex galak tahu kalau lagi marah" Curhat Angela.

"Masa sih?" Selidik Natasya.

"Sering malah. Tapi aku tahu, Kak Alex melakukan itu untuk melatihku agar mentalku tidak mudah down di kondisi apapun" Jawab Angela yang membuat Natasya tersenyum.

"Wah sudah pintar ternyata adik kakak" Puji Natasya.

Tak terasa mereka sampai di depan area yang luas dengan sebuah ruangan latihan musik didalamnya. Music Developing Centre (MDC) sebuah divisi yang khusus menangani musik dan hiburan.

Mulai dari produksi konser, pencarian bakat baru, pelatihan bagi bakat baru, rekaman, produksi lagu dan single. Pokoknya semua yang berhubungan dengan dunia musik dan hiburan berasal dari sini.

Divisi ini "dikuasai" oleh seorang manager bernama Alex Kim. Seorang komposer dan pencipta lagu. Pria blasteran Korea-Indo. Ia banyak bermukim di luar. Namun 3 tahun terakhir ini HD TV berhasil menggaetnya untuk bergabung dengan stasiun televisi ini.

Dan selama karirnya di HD TV, dia banyak mengukir prestasi cemerlang. Banyak album yang meraih kesuksesan berkat sentuhan tangan dinginnya. Salah satunya album "The One" milik penyanyi Mandy. Yang meledak di pasaran.

Membuat keduanya dihujani popularitas tak terkira. Dan berujung pada gosip yang mengatakan kalau keduanya memiliki hubungan spesial. Meski kenyataannya Mandy memang memiliki perasaan pada Alex. Tapi Alex tidak menanggapinya.

Dan sibuk mengejar si Broadcasting Manager, Natasya yang sejak awal sudah mengatakan tidak punya perasaan pada Alex. Namun hal itu tidak membuat Alex menyerah. Ia yang notabene seorang playboy mana mau menyerah begitu saja.Namun hingga detik ini, usahanya belum membuahkan hasil. Membuat Alex benar-benar pusing dibuatnya.

Untungnya kegilaan Alex itu tidak membuat hubungan Mandy dan Natasya bermasalah. Karena Mandy dan Natasya mempunyai hubungan yang cukup baik baik urusan pekerjaan atau urusan luar pekerjaan.

Angela langsung pamit menuju ruang latihannya. Mulai pemanasan dulu sebelum latihan vokal. Gadis itu tersenyum lebar mendapat kode "hwaiting" yang berarti bersemangatlah dari Natasya. Sedang Natasya sendiri langsung mencari ruang kerja Alex.

Kehadirannya di MDC cukup menyita perhatian karyawan divisi itu. Yang pasti akan menimbulkan berbagai rumor yang mungkin akan merugikan dirinya sendiri. Tapi ia tidak terlalu mempedulikan segala jenis rumor yang beredar.

"Sasha apa bosmu ada? Katakan aku ingin bertemu" Ucapnya di depan seorang wanita cantik berpakaian cukup seksi. Yang adalah asisten pribadi seorang Alex.

Sasha cukup terkejut dengan kehadiran Natasya di divisinya. Wanita yang ia tahu menjadi incaran bosnya sejak beberapa waktu terakhir ini.

"Ada Bu, silahkan masuk" Sasha langsung mempersilahkan Natasya masuk.

Natasya langsung masuk ke ruang kerja Alex. Ruangan dengan dominasi warna hitam membuatnya cocok dengan karakter Alex yang memang manly dan maskulin.

"Aku akan melihat laporannya terlebih dahulu. Setelah itu akan kuberikan keputusanku. Aku juga harus mendiskusikan hal ini dengan GM kami yang baru. Aku tutup dulu teleponnya. Aku akan menghubungimu lagi nanti jika aku sudah membuat keputusan" Ucap Alex yang tengah menelepon seseorang.

Posisinya yang membelakangi pintu masuk membuatnya tidak mengetahui jika Natasya sudah berdiri di belakangnya.

"Aku ingin bicara denganmu Alex" Sapa Natasya. Dengan cepat Alex membalikkan badannya begitu mendengar suara yang sangat ingin didengarnya dalam beberapa waktu terakhir ini.

"Oh, halo Baby, senang sekali bisa melihatmu berada di sini. Apa kamu rindu padaku?" Tanya Alex percaya diri pada Natasya.

"Cih, aku rindu padamu? Yang benar saja?" Natasya berdecih mendengar ucapan Alex.

"Woo, woo, jangan galak-galak begitu Nona. Membuatmu bertambah cantik saja, Baby" Ucap Alex lagi dengan senyum tipis terukir dibibir seksinya.

"Dia benar-benar berbeda" Batin Alex.

"Stop memanggilku dengan panggilan menggelikan itu. Dan sudah berapa kali aku bilang, panggil aku dengan panggilanku yang biasanya" Ucap Natasya. Dia sendiri heran kenapa selalu kehabisan stok kesabaran saat menghadapi Alex. Makhluk tampan yang menjadi idola di kantornya.

"Menggelikan di mananya. Bukankah itu terdengar manis, Baby" Ucap Alex lagi dengan nada menggoda.

"Alex!!"

"Lagipula kenapa aku harus memanggilmu ibu. Kamu pikir aku tidak tahu status single-mu itu" Ucap Alex lagi.

"Alex aku ke sini soal pekerjaan. Jadi jangan membicarakan hal-hal aneh di depanku" Ucap Natasya dengan perasaan dongkolnya.

"Katakan" Ujap Alex sambil berjalan mengitari Natasya. Membuat aroma lembut Natasya seketika memenuhi indera penciumannya.

"Tanda tangani konsep konsernya Mandy sekarang agar bagian produksi bisa mulai membuat persiapan" Ucap Natasya pada Alex yang justru tengah memejamkan matanya. Menikmati aroma yang benar-benar yang membuatnya mabuk kepayang.

"Alex kamu mendengarku?" Tanya Natasya karena ia tidak mendengar jawaban Alexa sambil membalikkan badan.

Dan betapa terkejutnya Natasya. Ketika dia berbalik, Alex dengan cepat menarik pinggang Natasya membuat posisi gadis itu tepat berada di depan wajah Alex. Tubuh mereka saling menempel. Namun tangan Natasya reflek menahan dada bidang Alex agar tidak menyentuh dadanya.

"Alex, lepaskan!" Natasya berusaha melepaskan diri dari kurungan tangan Alex di pinggangnya.

"Kenapa? Kenapa kamu selalu menolakku? Apa kurangnya aku? Katakan!" Tanya Alex lembut sambil menatap dalam dua bola mata Natasya.

"Aku tidak mencintaimu Alex. Sudah aku katakan ribuan kali bukan. Aku tidak mencintaimu" Jawab Natasya tegas.

"Apa kamu belum bisa melupakannya?" Bisik Alex yang membuat Natasya membulatkan matanya. Dia pikir apa Alex tahu masa lalunya.

"Apa kamu belum bisa melupakan Alan?" Tanya Alex lagi. Membuat Natasya terkejut. Bagaimana Alex tahu soal Alan.

****

Hai readers up lagi,

Ceritanya masih baru jadi mungkin alur ceritanya belum terlalu kelihatan.

Tetep dukung author ya. Like, vote, gift and comment dipersilakan,

Happy reading ya readers. Salam sayang dari author, muah 😘😘😘

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!