Sad boy, itulah julukan yang pantas untuk pemuda itu. Pemuda itu bernama Erfin.
Erfin kuliah sudah menjelang semester 6 di universitas Lalowaru, kota Puhul
Menjelang siang hari, Erfin sedang berjalan melewati lapangan kampus, lapangan sepak takraw , tiba-tiba dia melihat dilapangan sedang berlangsung pertandingan, walaupun hanya pertandingan biasa, yang kalah harus push up 10x. Biasa, hanya bertujuan mencari keringat.
Erfin hanya menontonnya sebentar dan tidak menghiraukannya lagi
Tiba-tiba ada bola yang melewati dirinya lewat diasamping telinganya.
Tidak lama setelah itu, seseorang memanggilnya "Oyy Erfin.." panggil pemuda itu "Tolong ambilkan bola kami yang disana" ucap pemuda itu sambil menunjuk kearah bola takraw
Bola takraw itu sengaja di tendangnya untuk mengenai Erfin, tapi sayangnya hanya lewat disamping telinganya.
Pemuda yang menendang bola itu tadinya berpikir sudah mau menang, dengan skor 20 : 20, tapi dengan kecerobohannya dia salah menendang dan berakhir dengan kekalahannya.
Pemuda yang kalah itu tidak terima dan harus push up 10x, ketika dia melihat Erfin berjalan melewati lapangan, dengan sengaja bola ditendangnya untuk mengenai kepala Erfin untuk melampiaskan kekesalannya.
...
Erfin mengambil bolanya dan melemparkannya kearah pemuda itu dengan pelan.
Tapi pemuda itu menendangnga lagi dan mengenai muka Erfin.
Seketika muka Erfin memerah dengan bekas bola takraw dimukanya dan hidungnya berdarah.
"Hahahaha Aduh..maaf Erfin tadi aku tidak sengaja haha" Ucap pemuda itu sambil tertawa
Walaupun selalu di bully, tapi Erfin hanya bisa pasrah dan ikut tertawa jika orang lain menertawakannya.
"Haha tidak apa-apa, lagian nggak sakit kok" ucap Erfin dengan tertawa pahit
Pemuda lainnya juga tidak bisa menahan tawanya hingga memegang perutnya.
Erfin tidak memedulikannya lagi dan mengusap hidungnya dengan bajunya dan berjalan menjauh dari lapangan.
Erfin yang hanya orang miskin menjadi bahan bullyan di kampus.
Dia tidak punya teman, walaupun ada sebagian wanita mendekatinya tapi Erfin sudah trauma dengan wanita karena 3 tahun lalu waktu dia masih SMA, dia mempunyai pacar, tetapi ternyata dia hanya salah satu dari sekian banyak pacar wanita itu. Setelah wanita itu ketahuan bahwa mempunyai banyak pacar, dia meninggalkan Erfin begitu saja bahkan berkata 'Kamu hanya badut pemapiasanku'.
Apakah kalian tidak merasakan sakit hati? Ya sakit boy :(
Karena peristiwa itulah Erfin tidak memercayai wanita lagi.
Erfin memang tampan, tapi hanya dengan ketampanan saja tidak bisa membuat orang bahagia, dedengan ketampanan saja tidak bisa membeli tas hermes, dengan ketampanan saja tidak bisa membuat kita kenyang.
Erfin hanya punya ibu dan 5 bersaudara, 2 laki-laki dan 3 perempuan. Sedangkan ayahnya sudah tiada.
Dia anak bungsu, dan tinggal hanya dia yang belum menikah dan melanjutkan pendidikan dijenjang universitas. Itupun dengan beasiswa dari pemerintah.
Ada seorang temannya yang tidak mengejek Erfin, bahkan dia mau berteman dengan Erfin.
Erfin hanya bisa menerimanya sebagai temannya tapi tidak terlalu memperdulikannya karena dalam pikirannya teman bisa hilang kapan saja.
...
Waktu sudah menunjukkan jam 1 siang, dan Erfin bertanya di Grub kelasnya tentang mata kuliah apa yang akan masuk.
'Sebentar yang masuk mata kuliah apa ya?' ucap Erfin di dalam grub kelas
Tapi tidak ada yang menanggapinya padahal yang lihat ada 20 dari 35 orang anggota kelas. 36 termasuk dirinya
Erfin tidak mempertanyakannya lagi karena memang sudah biasa diabaikan oleh teman-teman kelasnya.
Erfin berjalan melewati setiap kelas berharap dapat melihat teman-temannya yang akan masuk perkuliahan agar dia bisa masuk juga.
Setelah beberapa saat Erfin tidak melihat teman-temannya dalam kelas dan pergi di gazebo taman kampus.
Erfin melamun, memikirkan kehidupannya yang sekarang ini betapa susah dan sedihnya. Kalau bukan karena memikirkan ibu nya yang memaksa dia untuk kuliah agar kedepannya mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Mungkin sekarang dia menjadi nelayan yang hasilnya paling banyak 50rb perhari.
Tiba-tiba ada suara memecah keheningan "Kamu nggak masuk mata kuliah?"
Erfin tersadar, kemudian melihat wanita cantik yang memakai riasan tipis diseberang meja gazebo didepannya.
Wanita itu mempunyai kecantikan alami, tidak bisa disamakan dengan wanita yang lainnya yang dengan riasan tebal.
"Nisa,?!.kayaknya hari ini cuman satu mata kuliah, dan itu pagi tadi". Erfin menjawab secukupnya dan kemudian mengabaikannya.
Erfin dan Nisa satu jurusan yaitu jurusan Ekonomi, hanya beda kelas.
Erfin berada dikelas B dan Nisa dikelas A.
"Ohh..aku juga tidak ada mata kuliah siang ini, hanya pagi tadi juga" ucap Nisa
Erfin kembali menatap kosong pada kejauhan dan tidak mendengar perkataan Nisa.
Bagi Erfin kehidupannya ini sangat tidak adil karena menempatkan dirinya pada kemiskinan dan tanpa keahlian dibidang manapun.
Tidak mempunyai teman lagi dan tidak percaya lagi kepada wanita.
Nisa hanya ingin dekat dengan Erfin, entah kenapa berada didekat Erfin rasanya nyaman dan tentram. Entah perasaan apa itu. Nisa juga buka tipe cewek yang materialistis. Tapi Erfin bahkan tidak memberi ruang untuk menempatkan Nisa di matanya karena sudah trauma dengan wanita, yang selalu membohongi dan memanfaatkan laki-laki.
Erfin melihat kembali grub kelasnya dan tidak ada tanggapan sama sekali. Kemudian bersiap untuk pulang ke kosannya yang dekat kampus.
Nisa yang melihat Erfin akan pergi dengan cepat berkata "Kita makan siang dulu yuk, biar aku yang traktir" ucap Nisa dengan tulus
Erfin sebenarnya sudah lapar sejak tadi, tapi uangnya bahkan tidak cukup untuk menjalani hidup sampai semester depan, jadi dia menghemat.
Mendengar ada yang mau mentraktir dia, dia sangat tertolong. Tapi dia berpikir kembali tidak mau berurusan dengan wanita lagi dan mengurungkan niatnya dan berkata "Aku tidak lapar" ucap Erfin singkat dan langsung meninggalkan Nisa.
Nisa mau tidak mau merelakannya pergi dan menuju kantin kampus seorang diri.
Nisa adalah cewek incaran banyak pria dikampus, tapi dengan statusnya yang anak orang kaya, hanya satu pria yang berani mendekatinya namanya Fauzan.
Fauzan memang anak orang kaya tapi dibandingkan dengan Nisa, Fauzan tidak layak disebut didepan keluarga Nisa.
Keluarga Nisa bisa dikatakan Keluarga elit dikota puhul ini.
Tapi bagaimanapun Fauzan dengan tekadnya mendekati Nisa tapi Nisa selalu menolaknya.
...
Nisa tiba dikantin Kampus, tiba-tiba seorang pemuda dengan pedenya berjalan mendekati Nisa dengan membawa bunga mawar di tangannya, diikuti oleh 4 orang temannya yang selalu mengikutinya.
Pemuda itu tidak lain adalah Fauzan yang mau menembak Nisa
"Nisa, maukah kau menjadi pacarku?" Fauzan memberikan seikat bunga mawar kepada Nisa
"Eh tidak, bisakah aku menjadi pacarmu" Ucap Fauzan membenarkan perkataan sebelumnya.
Nisa melihat sekeliling dan melihat semua orang berteriak dan mendukung Fauzan
"Terima!"
"Terima!"
"Terima!"
Ternyata ini sudah direncanakan oleh Fauzan dan orang-orang yang mendukungnya adalah orang yang di traktir Fauzan sebelumnya.
"Sudah berapa kali aku memberi tahumu, aku tidak akan pernah menerimamu"
"Aku sudah berbaik hati untuk tidak melaporkan ini kepada keluargaku, kalau aku melaporkannya kamu taukan konsekuensinya?" ucap Nisa dengan kesal
Selama ini dia selalu menolak Fauzan beberapa kali, tapi dia memaklumi karena memang dia cantik dan menjadi bunga kampus, dan tidak melaporkan kekeluarganya karena hanya masalah kecil.
Tapi belakangan ini, dia selalu menembak Nisa dimanapun tempatnya, bahkan didepan dosen.
Dosen pun tidak bisa melakukan apa-apa, karena Fauzan adalah salah satu donatur Kampus ini. Walaupun hanya beberapa miliar.
Mendengar Nisa berkata begitu, seketika Fauzan memucat dan berkata "Baiklah aku tidak mengganggumu lagi" ucap Fauzan dan langsung meninggalkan kantin diikuti oleh 4 orang temannya.
*Jika banyak yang suka, Author akan dengan semangat melanjutkannya. :)
Pada sore hari, Erfin sedang istrahat berbaring sepulang dari kampus, seiring berjalannya waktu Erfin pun tertidur.
Erfin bermimpi berada di dalam sebuah gua dan ada seorang lelaki tua yang menghampirinya.
Lelaki tua itu menjulurkan dua kepalan tangannya dan tanpa basa basi langsung memberi pilihan kepada Erfin untuk memilih tangan kanan atau tangan kiri.
Erfin pun memilih tangan kanan tanpa berpikir dua kali, ya iyalah tangan kanan, karena yang baik-baik selalu di dahulukan yang kanan bukan?
Setelah Erfin memilih tangan kanan, lelaki tua pun membuka kepalan tangan kanannya dan memperlihatkan selembar kertas kecil dan berderet 17 digit angka.
Kemudian lelaki tua itupun berbicara "Nak, kamu beruntung memilih tangan kanan dan tidak memilih tangan kiri. Yang ada di tangan kiri ini adalah kamu tidak akan melihat duniamu yang sebelumnya lagi atau disebut dengan kematian".
"Sedangkan yang ada di tangan kanan adalah uang dengan 17 digit angka, dengan sistem yang akan membantumu mengelolanya" Ucap lelaki tua itu, dan langsung menghilang
Erfin pun langsung terbangun dari tidurnya, dan waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Erfin merasa didalam perutnya sudah menyebar cabai dengan pedas level 1 juta.
Melihat ke reskuker, nasinya sudah dingin dan menarik papan *** untuk memanaskannya kembali.
Erfin merogoh dompetnya, kemudian membukanya dan terlihat uang 50rb dua lembar. Erfin mengambil satu lembar uang 50rb itu dan bersiap membeli mi instan di warung dekat kosnya. Tiba-tiba " DING" Ponselnya berbunyi
Erfin merogoh saku celananya dan melihat dilayar ponsel :
Profil Sistem
Nama : Erfin
No Rek : 78934656548xxxxxx
Saldo : 5300000000000000
Bank : BRI
Transaksi : Semua jenis Bank
Alat Transaksi : (Masukkan nomor rekening) Kirim
(Scan kode QR)
Erfin berpikir sejenak, 'bukankah aku tadi bermimpi mendapatkan uang dengan sistem?'
Tapi Erfin tidak menghiraukannya lagi karena itu hanya mimpi kan?
Erfin menutup kembali panel sistem tersebut dan mengabaikannya dan pergi membeli mi instan dengan uang 50rb nya tadi.
Setelah makan, Erfin mengambil ponselnya dan melihat grub lagi untuk memastikan kalau ada tugas kuliah.
Setelah membuka grub, yang terlihat bukannya tugas melainkan teman-temannya sedang mendiskusikan tentang acara malam minggu nanti.
Karena ini hari kamis dan malam jumat, berarti 2 hari lagi acara tersebut diselenggarakan
Seorang teman kelas Erfin yang bernama Fiki mengetikkan kalimat 'Aku yang akan menyewa kamar VIP pada malam minggu nanti, tempatnya di hotel dragon. Tapi untuk makannya, kalian hanya perlu membayar 1 juta perorang'
Fiki yang akan menyelenggarakan acara malam minggu nanti dan mengundang semua teman sekelasnya.
Sementara Erfin sebenarnya tidak suka dengan keramaian, kecuali hanya proses perkuliahan tidak ada pilihan lain kan?
Lagian uang yang ada didompetnya hanya tinggal selembaran 50 ribu.
Seketika dalam grub pecah dengan sanjungan terhadap Fiki
"Fiki, kamu memang teman terbaik!"
"Fiki memang tidak pelit!"
"Dia kan orangnya memang tidak pelit!"
Segala macam sanjungan pecah didalam grub kelas B
"Sudah, sudah, kalian tidak perlu memujiku seperti itu, aku hanya ingin kita berkumpul saja malam minggu. Dari pada dirumah kan?" Ucap Fiki dengan pura-pura rendah hati
Fiki ini suka cari muka, karena di kelas B ada wanita incarannya yaitu ketua kelas.
Fiki juga lumayan tampan, tapi tidak sebanding dengan Erfin
Ketua kelas ini bernama Ica, dialah yang sering menghubungi dosen tentang mata kuliah. Ica juga sedikit cantik tapi juga orangnya pemilih, memilih teman pergaulannya sendiri yaitu orang-orang kaya.
Tapi kalau soal tugasnya sebagai ketua kelas ya harus menyeluruh bukan?
Erfin yang malas ikut acara karena tidak punya uang, dan alasan lain yaitu tidak suka keramaian berniat mematikan ponselnya, tiba-tiba ada panggilan whatsapp dari riko.
"Halo riko, ada apa?" tanya Erfin setelah mengangkat panggilan
"Malam minggu kamu mau ikut keacara kan?" tanya Riko
"Kalau soal membayar 1 juta, nanti aku bayarin" tambah riko
Riko ingin menjemput Erfin untuk pergi bersama, walaupun rumahnya jauh dengan kos Erfin, tapi dia berfikir Erfin tidak punya kendaraan jadi biarlah walaupun jauh, dia tidak tega juga tidak mengajak Erfin.
Tapi jawaban Erfin membuatnya melongo
"Aku tidak suka dengan keramaian, kalian pergilah" ucap Erfin dengan sedikit tegas
Riko yang sudah tau temperamen Erfin, tidak menyalahkannya dan berkata "Biarkan aku menjadi temanmu yang baik, kamu kan sudah menganggapku teman bukan?"
"Jadi biarkan aku menjemputmu, nanti kita berangkat bersama" ucap Riko
Kemudian Riko menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari pihak lain.
Riko mempunyai mobil walaupun cuman MPV Avanza yang harganya hanya 206 juta.
Erfin melihat layar ponselnya seketika baper dengan perkataan Riko tadi
"Hanya dia yang seperhatian ini sama aku, baiklah aku akan menjadi temannya" ucap Erfin sambil tersenyum penuh arti
Erfin melihat dompetnya seketika tidak enakan sama Riko. Tiba-tiba dia teringat dengan sistem
Dia membuka profil sistemnya melihat jika sistemnya terkait dengan atm nya, berarti uang yang ada disistem ini semuanya ada di dalam atm nya?
Dia berniat untuk menarik uang di bank terdekat.
Erfin bersiap dengan memakai setelan andalannya, baju kemeja yang sudah luntur dan celana kain hitam dengan sepatu hitamnya. Kemudian meninggalkan kos-kosannya yaitu kos-kosan mawar.
Erfin naik angkutan umum untuk pergi ke bank terdekat
Erfin turun dari mobil dan pergi ke bagian atm untuk mengecek saldonya.
Setelah melihat nominal saldo yang tertera dilayar, Erfin membelalakkan matanya,
"5300000002352000"
"Lima ratus tiga puluh juta"
Dia tidak menghitung 2 jutanya karena itu uangnya sebelumnya, bukan dari sistem.
"Lima miliar tiga ratus juta"
"Lima puluh tiga miliar"
"Lima ratus tiga puluh miliar"
"Lima triliun tiga ratus miliar"
"Lima ratus tiga puluh triliun"
"Lima ribu tiga ratus triliun"
"Ahh sampai tidak tau lagi bagaimana membacanya" ucap Erfin kagum
Erfin tidak berhenti membelalakkan matanya, untung saja ada seseorang yang menegurnya karna harus mengantri.
Kemudian Erfin menarik 5 juta untuk isi dompetnya. Erfin belum biasa memegang uang banyak, jadi dia hanya bisa menarik 5 juta.
Setelah menrik uang, Erfin kembali ke kos-kosannya dan masih dengan dadanya berdegup kencang seperti habis melihat hantu.
Sesampainya dikos, Erfin langsung tidur.
Keesokan harinya, Erfin bangun jam 7 pagi dan bersiap ke kampus karena jam 8 ada mata kuliah.
Setelah mengikuti perkuliahan, tidak ada lagi mata kuliah.
1 hari kemudian, tibalah malam minggu dan Riko datang menjemput Erfin di kosnya.
Dijalan, Erfin tidak banyak bicara karena masih syok. Sedangkan Riko hanya bisa memaklumi karena dia pikir biasanya Erfin juga pendiam
Sesampainya dihotel Dragon, Erfin dan Riko dikejutkan dengan suara bogar dari mobil Marcedes benz G 400 L yang telah dimodifikasi
Dan yang turun adalah Fiki dengan satu temannya
Riko pun menyapa Fiki "Fiki, ruangan berapa yang kamu pesan? ayo masuk bersama" Ucap Riko
Riko sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Fiki, tapi mau gimana lagi? dia yang menyelenggarakan acara kali ini
"Di ruang VIP nomor 11, kalian masuklah dulu, aku ada urusan sebentar" ucap Fiki
Kemudian dia baru sadar kalau ada Erfin dibelakang Riko. Melihat Erfin bersiap masuk kedalam, Fiki mencibir "Ternyata kamu datang, kamu tidak pantas memasuki hotel Dragon dengan pakaianmu seperti ini, aku tidak berharap atas kedatanganmu kali ini" ucap Fiki dengan jijik
"Fiki jaga omonganmu, dia teman kita juga"
"Lagian aku yang memaksanya tadi, sebenarnya dia tidak mau datang"
"Kamu niat tidak sih undang kita?" Riko berbicara dengan nada tinggi, tidak terima dengan perkataan Fiki sebelumnya.
Melihat Riko yang naik darah, Fiki sedikit melunak "Baiklah.. kalian masuklah lebih dulu" ucap Fiki
Mereka berduapun masuk dan mencari kamar VIP nomor 11.
Diperjalanan, Riko menenangkan Erfin "Kamu tidak perlu menganggapnya serius, cukup acuh tak acuh seperti biasanya saja, dia memang seperti itu" ucap Riko menenangkan Erfin
"Iya terimakasih" ucap Erfin singkat
Dalam hatinya 'baru juga memesan kamar VIP sudah sesombong itu, bagaimana dia melihat nominal uangku? aku saja masih syok hehe'.
Merekapun masuk dikamar VIP nomor 11 dan sudah banyak orang didalamnya
Kemudian seseorang bertanya "Kapan Fiki akan sampai?"
"Tadi sudah sampai tapi katanya ada sedikit urusan" jawab Riko
"Eh Riko, kamu datang sendirian?" ucap salah satu temannya dengan berpura-pura tidak lihat
"Senov, aku datang dengan Erfin, jangan berpura-pura deh" Riko marah, tadi Fiki sekarang Senov
Apakah sebenci itu mereka kepada Erfin?
Didalam ruangan hanya ada 25 orang termasuk Erfin dan Riko
...
Diluar hotel
"Ayah, aku sudah memesan kamar VIP dengan teman-temanku dengan harga 10 juta, belum lagi untuk biaya makanan mereka, pokoknya 500juta harus ada" ucap Fiki dengan tegas
Ayah fiki adalah seorang pengusaha, tapi hanya pengusaha kecil. Tapi untuk uang 500 juta tidak terlalu berat baginya, apalagi untuk anak tercintanya
"Ding" bunyi ponsel Fiki
Dia melihat notifikasi dan ternyata ayahnya mentransfernya uang 500juta, seketika Fiki melompat dengan senang.
Kemudian Fiki memasuki kamar VIP nomor 11
Hotel Dragon
Kamar VIP nomor 11, Fiki masuk dengan bahagia dan menyuruh teman-temannya untuk memesan makanan.
"Teman-teman sekalian, silahkan memesan makanan" ucap Fiki dengan pedenya
"Ahh Fiki, kamu keren sekali malam ini" ucap salah satu temannya
Untuk menyenangkan Fiki, mereka selalu menyanjungnya, karena makanan disini mahal-mahal dan Fiki hanya menyuruh mereka membayar 1 juta, itupun uang 1 juta itu sebenarnya tidak perlu, hanya formalitas agar yang miskin-miskin tidak usah datang.
Tapi ternyata orang miskin seperti Erfin bahkan bisa masuk, jadi biarkanlah.
'Tunggu saat pengumpulan uang, aku akan mempermalukanmu' batin Fiki
Semua orangpun memesan makanan dan bir. Dalam sebuah acara, bir sudah menjadi inti dari acara tersebut.
Melihat Erfin tidak memesan, Riko yang duduk disampingnya menegurnya lagi
"Jangan sungkan, pesan saja, kalaupun dia suruh kamu bayar biar aku yang bayarkan, aku bawa uang lebih kok" ucap Riko menenangkan Erfin
Mendengar itu Erfin tidak malu-malu lagi dan langsung memesan, kapan lagi kan makan makanan enak seperti ini.
Kalau di kos pasti makan mi instan lagi, mungkin sih
Karena sudah ada sistem ini, sudah tidak ada lagi yang dirisaukan Erfin
Bahkan dia berniat membeli rumah dan memanggil ibunya untuk tinggal bersama.
Tapi dia berpikir lagi, alasan apa yang akan diberikannya untuk orang-orang termasuk ibunya
Jadi satu-satunya cara dia harus berbohong bahwa dia memenangkan lotre.
5 menit kemudian makanan sudah sampai, berbagai macam makanan sudah dihidangkan, dimeja didepan Erfin dan Riko makanan mahal berjejer dan siap disantap kapan saja
Ketika semuanya sudah duduk, smuanya langsung makan dengan lahap dan tanpa sisa
"Baiklah karena sudah selesai makan, silahkan untuk membayar masing-masing satu juta untuk membayar makanan, dan kekurangannya biar aku yang bayar" Fiki membuat pengumuman kepada teman-temannya
"Uang yang sudah terkumpul, biar ketua kelas yang memegangnya" tambah Fiki lagi
'Baiklah Erfin, aku mau lihat kamu dipermalukan karena sudah merusak mod ku' ucap Fiki dalam hati
Masing-masing dari mereka membayar 1 juta dan memberikan ketua kelas untuk mengumpulnya
"Aku lupa satu hal, aku tidak membayar dari harga makanan yang dipesan Erfin" Ucap Fiki dengan seringainya
Semua teman-temannya tidak memperdulikannya, sedangkan Riko langsung berdiri dengan marah "Fiki, apa maksudmu? Erfin juga-" belum selesai Riko berbicara langsung dipotong oleh Erfin "Tidak masalah, kebetulan aku bawa 5 juta" ucap Erfin santai
Erfin tidak tau harga makanan yang dihabiskannya tadi, tapi walaupun itu lebih dari 5 juta juga tidak masalah, dia punya sistem sekarang
"Hahaha Erfin, kamu kira harga makanan yang kamu pesan tadi 5 juta? asal kamu tau makanan yang kamu pesan tadi totalnya 15 juta, dan kamu harus membayarnya sendiri" ucap Fiki meremehkan
Erfin melihat Fiki meremehkannya malah tersenyum. Baru juga punya uang sedikit, gayanya selangit, baiklah aku tidak akan merendah lagi
"Kalau begitu sekalian semuanya aku yang bayar termasuk harga ruangan VIP nya" Erfin dengan pedenya mengatakan kata-kata tersebut
Bagaimana tidak, pihak lain selalu meremehkannya. Dan selama ini Erfin cukup sabar menahan ledekan dari teman-temannya
"Memangnya kamu mau bayar pakai apa?! Mau jual diri?" ucap Fiki
Erfin bukan karakter seperti yang ada di novel-novel yang berdebat dulu kemudian menunjukkan kebisaannya.
Dia langsung pada intinya untuk membuat pihak lain menganga lebar sampai dagunya rapat ditanah
Karena selama ini dia cukup menderita, setelah ada sistem dengan uang yang banyak ini, haruskah dia membiarkan dirinya dihina lagi? jelas tidak.
Erfin memanggil pelayan dan memberikan kartu atm dan tanpa bertanya total harganya, Erfin berkata "Semuanya aku yang bayar" Dengan tenangnya Erfin memberi atm kepada pelayan
Melihat tingkah laku Erfin yang sok-sok an, Fiki mengejek "Kalau mau sok kaya, sesuaukan dengan kemampuan, kalau tidak kamu sendiri yang akan malu" ucap fiki
Erfin tidak meladeninya lagi dan menunggu pembayaran selesai
Melihat Erfin mengabaikannya, Fiki tambah marah.
"Baiklah, kalau kamu ingin mempermalukan dirimu sendiri" Fiki tidak terima dia diremehkan dan ingin melihat Erfin mempermalukan dirinya sendiri
Erfin melihat teman-temannya yang lain menatap dirinya dengan tatapan meremehkan
Dia tidak perduli, sejak awal dia memang tidak menganggap mereka teman bukan?
Kecuali Riko yang selalu membantunya bicara untuk membelanya
Riko panik melihat Erfin ingin membayar semuanya, itu hampir 500 juta loh, sementara uang beasiswa hanya 4 juta persemester. Gimana dia tidak panik coba
"Erfin, walaupun aku bilang bawa uang lebih, tapi bahkan tidak cukup 50 juta, gimana mau bayarnya?" tanya Riko menatap lekat Erfin
Erfin ini orangnya pendiam dan malas pusing, tetapi sekali bergerak bahkan lupa daratan
Ada kata-kata yang viral 'Diam jadi polisi, bergerak suruh aborsi' kurang lebih seperti itu
"Tidak usah ikut campur, aku tidak bilang mau memakai uangmu" jawab Erfin dengan tegas
Melihat Erfin yang tenang, Riko berpikir 'apakah selama ini Erfin menabung? bahkan semua uang beasiswanya dia tabung, itu juga bahkan tidak cukup 50 juta'
5 menit kemudian, pelayan mengembalikan kartu atm Erfin
Melihat kartu atm nya Erfin dikembalikan, Fiki lebih jijik lagi.
"Bukankah sudah kubilang? tidak usah sok-sok an, malah sok-sok an mau membayar se-" Fiki belum menyelesaikan ucapannya, pelayan itu berkata "Tuan, total harga semuanya termasuk sewa ruangan ini semuanya 432 juta dan sudah dibayar. Terimakasih dan silahkan berkunjung lain kali.
Pelayan itupun pergi, sedangkan teman-teman Erfin membelalakkan matanya dengan mulut terbuka sampai dagunya rapat di tanah
Mereka tidak percaya dengan kejadian yang ada didepan mereka ini
Bahkan Fiki tidak berharap Erfin dapat membayar semuanya yang dapat membuat dia malu kepada ketua kelas yaitu Ica.
Erfin tidak memperdulikan reaksi semua orang dan langsung meninggalkan ruangan diikuti oleh Riko
"Erfin dari mana kamu mendapat uang sebanyak itu? bahkan kalah kamu menabung semua uang beasiswamu, itu juga tidak akan sampai 50 juta bukan?" tanya Riko dengan penasaran
Melihat Riko yang mulai penasaran dengan asal uangnya, Erfin berpikir kembali dan sudah saatnya membuat kebohongan
"Oohh itu aku mendapatkannya dari hasil menang lotre" ucap Erfin singkat
Erfin hanya bisa berbohong, dan kemungkinan tidak akan pernah jujur kalau soal asal uang ini dari mana
Hanya untuk sementara ini, harus menggunakan kebohongan dengan mengatakan hasil menang lotre
"Memangnya seberapa banyak kamu memenagkan lotre?"
"Bahkan kamu memenangkan lotre, kamu juga tidak harus membayar semua tagihan mereka tadi" ucap Riko
"Tidak banyak, cuman 1M, dan kalau soal membayar tagihan mereka, anggap saja sedekah" Jawab Erfin
Uang segitu dipermasalahkan? bagaimana reaksinya ketika melihat nominal uang Erfin? bahkan pingsan tidak bisa dihindari
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!