NovelToon NovelToon

Gairah Cinta Adik Ipar

Perselingkuhan Panas

Terlihat sepasang kekasih sedang dimabuk asmara, menikmati sebuah hubungan terlarang yang seharusnya tidak dia lakukan bersama kekasihnya itu, mereka sudah tidak malu lagi untuk menaggalkan seluruh pakaiannya.

Romi mengerang penuh kenikmatan saat seorang wanita yang berada di atas pinggulnya sedang berpacu kuda.

Wanita yang di atas tubuh Romi beberapa kali m*nd*s*h, menikmati indahnya bercinta.

Romi sangat terlena dibuatnya, seketika dia membalikan posisi membuat posisi terbalik, wanita itu kini berada di bawahnya kekuasannya.

Romi semakin mempercepat gerakan pinggulnya dengan penuh berirama, menghantam mahkota itu lebih dalam.

"Akh... cepat Romi! Ahhhh... " Wanita itu semakin merintih tak karuan.

Itulah yang selalu dilakukan Romi dengan selingkuhannya, Dona. Sebenarnya Dona adalah kekasihnya dari semasa kuliahnya, namun dia dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya yang bernama Ghea.

Selama 3 tahun menikah, Romi tidak pernah menyentuhnya Ghea sama sekali, sampai akhirnya diam-diam Ghea jatuh hati pada adik iparnya sendiri yang selalu memberikan perhatian padanya.

Adik iparnya itu bernama Gibran. Gibran adalah seorang playboy kelas kakap, yang selalu mempermainkan hati wanita, sudah banyak wanita yang dia kencani lalu dia tinggalkan tanpa belas kasihan.

Bagaimana wanita tidak akan terpesona padanya, dia memiliki wajah yang sangat tampan, berkulit kuning, memiliki badan yang atletis dan berotot, bahkan dia memiliki tatapan yang begitu menggoda.

Namun hasrat keplayboyannya seketika hilang begitu saja ketika dia bertemu dengan Ghea, dia jatuh cinta pada pandangan pertama.

Usia Ghea seumuran dengan Gibran, sekarang ini usianya 27 tahun, sementara usia Romi 4 tahun lebih tua dari mereka.

Ghea adalah anak dari panti asuhan milik Pak Reza, ayahnya Gibran. Ghea memiliki otak yang sangat encer dan selalu jadi murid teladan membuat Pak Reza tertarik untuk membiayai kuliahnya sampai dia diberi pekerjaan sebagai asisten pribadinya.

Karena itu dia menginginkan Ghea menikah dengan salah satu anaknya, awalnya dia ingin menjodohkan dengan Gibran agar Gibran tidak jadi playboy lagi dan berharap penurus perusahaanya itu adalah Gibran, darah dagingnya sendiri. Sementara Romi adalah anak yang di bawa oleh istri keduanya itu.

Tapi sayangnya Gibran tidak pernah menanggapi keinganan ayahnya itu, dia saat itu masih kuliah di Amerika, dia sangat membenci keluarganya karena ibunya meninggal gara-gara ayahnya menikah lagi, bahkan dia belum pernah melihat wajahnya wanita yang akan di jodohkannya itu, hanya mengetahui namanya saja.

****************

Tiga tahun yang lalu...

Pak Reza menberikan foto Gibran kepada Ghea, "Ini adalah foto anak om, om ingin sekali menikahkanmu dengan dia."

Ghea tidak bisa menolak permintaan Pak Reza karena dia telah berjasa besar terhadapnya bahkan dia juga pemilik panti asuhan yang mengurusnya sampai besar.

Saat melihat foto Gibran, Ghea sangat terpana dengan ketampanan Gibran kala itu, membuat dia langsung menganggukan kepalanya dengan perjodohan itu.

Namun sayangnya Gibran yang sedang kuliah di Amerika tidak pernah menanggapi perjodohan itu, Pak Reza menyuruhnya pulang untuk mempertemukan Ghea dengannya, tapi Gibran bersikukuh tidak akan pulang dan menolak perjodohan itu.

Sampai akhirnya Pak Reza menjodohkan Ghea dengan Romi, kakak tirinya Gibran, karena Pak Reza ingin sekali Ghea jadi menantunya.

Ghea tidak bisa menolak walaupun dia merasa tidak tertarik dengan Romi, karena selalu ingat jasa Pak Reza kepadanya, begitu juga Romi, dia tidak bisa menolak karena dia ingin berguna di depan ayah tirinya itu, walaupun sebenarnya di sudah memiliki seorang kekasih saat itu.

Bahkan Gibran tidak datang saat Romi dan Ghea menikah, dia sebenarnya tidak berniat untuk kembali lagi ke negara tempat kelahirannya itu.

Setelah tiga tahun lamanya menikah, Romi tidak pernah menyentuh Ghea, karena dia masih berhubungan dengan kekasihnya itu. Padahal Ghea berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Romi, selalu menyiapkan apa yang dibutuhkan Romi.

Romi selalu bersikap dingin padanya, tapi di depan ayahnya dia terlihat seperti seorang suami yang sangat romantis, karena mereka masih tinggal satu atap dengan Pak Reza dan istrinya itu.

****************

Hari ini Gibran pulang ke negeri asalnya karena dia sangat merindukan ibunya, ingin mendatangi makam ibu kandungnya itu.

Gibran menyimpan baket bunga di makam ibunya, "Mama, maafkan Gibran baru datang kesini lagi."

Dia tidak pulang ke rumah tapi memilih tidur di hotel, dia sama sekali tidak ingin bertemu dengan keluarganya.

Drrrtt... drtttt...

Ponsel Gibran bergetar, dia melihat ada pesan dari Pak Reza.

[Ayah tau kamu sedang ada di Indonesia, ayo pulang ke rumah. Ayah lagi sakit.]

Gibran menghela nafas berkali-kali, dia sebenarnya malas bertemu ibu tiri dan kakak tirinya itu tapi dia terpaksa harus pulang untuk melihat kondisi sang ayah.

Ckiiiittt...

Sebuah mobil mendarat di halaman yang luas melewati gerbang yang begitu tinggi, Gibran keluar dari mobil spotnya, berjalan menulusuri halaman rumah yang sudah 5 tahun tidak dia injak.

Langkahnya terhenti saat matanya tertuju pada satu titik yang sangat membuat matanya berbinar-binar, ya dia melihat seorang wanita yang sedang menyiram bunga di taman, matanya liar memperhatikan di setiap lekuk tubuh wanita itu, sesuai dengan tipe idealnya.

Namun sayang sekali wajahnya tertutup dengan rambut panjangnya itu, Gibran terus memperhatikannya penasaran dengan wajah wanita itu, wanita masih sibuk menyirami bunga-bunga yang ada disana, akhirnya dia menyibakan rambutnya, perlahan-lahan terlihat bagaimana cantiknya paras wanita itu sampai membuat Gibran tak berkedip.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Gibran tiba-tiba berdebar-debar tidak menentu saat melihat paras cantik wanita yang sedang menyiram bunga-bunga itu, benar-benar membuatnya sangat penasaran.

Siapa dia?

Apa dia pembantu baru disini?

Dia harus jadi milikku!

Dia berjalan berbelok arah mendekati wanita itu, menginjak selang di belakangnya, wanita itu menepak-nepak kran karena tiba-tiba airnya berhenti, dia merasa ada seseorang sedang berada di belakangnya, sontak dia membalikan badan sehingga berhadapan dengan Gibran.

Tentu saja wanita itu sangat mengenali wajah Gibran, orang yang dulu menolak untuk dijodohkan dengannya, ya wanita itu adalah Ghea.

"Siapa namamu? Apa kamu pembantu baru disini?" tanya Gibran dengan tatapan menggoda, dia memperhatikan lekuk tubuh Ghea dari bawah ke atas, wanita yang sangat sempurna.

Gibran melangkah lebih dekat sampai kakinya lepas dari selang yang dari tadi diinjeknya itu hingga kran yang masih di pegang Ghea memuncrat mengeluarkan air mengenai wajah Gibran.

byurrr... byuurrrr...

"Oh ya ampun!" Ghea langsung panik, dia memutar kran yang dipegangnya lalu mengusap-usap baju Gibran yang basah.

Pak Reza yang mendengar kegaduhan itu langsung ke luar, dia sumringah saat melihat anak yang sangat dia rindukan ada di depan rumahnya.

"Gibran!" Pak Reza berjalan setengah berlari menghampiri Gibran yang sedang berdiri di dekat menantunya.

"Ada apa ini, Ghea?" tanya Pak Reza kepada Ghea saat melihat baju Gibran basah.

Gibran memelototkan matanya saat mendengar nama Ghea, jadi ternyata wanita dihadapannya ini adalah kakak iparnya, "Ghea?"

...****************...

...Maaf bab bagian awal part ini harus di edit karena wajib di revisi! 🙏🙏...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...

Kakak Iparku Sangat Cantik

Gibran sama sekali tak percaya ternyata wanita yang dulu di jodohkan dengannya itu sangat cantik bahkan mampu membuat jantungnya berdebar-debar saat ini.

Matanya masih tak bisa lepas memandangi Ghea yang sedang menyajikan minuman di ruang tamu, kebetulan hari ini adalah hari minggu jadi Ghea tidak bekerja hari ini.

"Jadi kamu istrinya kak Romi?" tanya Gibran, dia sudah mengganti bajunya yang basah kena semprotan air kran tadi.

Ghea hanya mengangguk dan bersikap dingin padanya.

Gibran menghela nafas, "Kenapa kamu melakukan pekerjaan pembantu seperti ini? Kamu seharusnya diam saja, biar pembantu disini yang mengerjakannya."

Sikap Ghea tetap saja dingin padanya, "Aku sudah terbiasa seperti ini, dan aku sama sekali tidak keberatan."

Pembicaraan mereka terhenti saat Pak Reza dan Bu Rosa datang.

"Saya tidak ingin teh manis, buatkan saya jus jeruk saja," kata Bu Rosa begitu melihat ada tiga gelas teh manis di atas meja.

"Oh iya mah." Ghea sama sekali tidak keberatan dengan hal itu, dia pergi ke dapur kembali.

Gibran merasa keberatan dengan perlakuan ibu tirinya itu terhadap kakak iparnya, tapi dia tidak ingin membuat kegaduhan karena dia baru tiba di rumah itu.

"Bagaimana kabarmu, Gibran? Mama sangat mengkhawatirkanmu dan mendoakanmu agar kamu baik-baik saja." tanya Bu Rosa dengan lembut.

Gibran sama sekali tidak tersentuh dengan hal itu, "Sangat baik," jawabnya singkat.

"Ayah sudah tidak kuat mengurus perusahaan lagi karena itu ayah ingin kamu bekerja menggantikan posisi ayah..."

Bu Rosa merasa keberatan dengan hal itu, "Loh kok gitu sih, Romi sudah lama bekerja di perusahaan lho, kenapa gak Romi aja?"

Gibran sama sekali tidak tertarik dengan tawaran dari ayahnya itu, "Aku sudah bilang dari dulu sama ayah, aku tidak tertarik bekerja di perusahaan, aku akan kembali lagi ke Amerika besok,"

"Perusahaan itu adalah milik ibumu juga, kamu sama sekali tidak kasian dengan perjuangan ibumu yang sudah membuat TVC Media menjadi maju," Pak Reza kekeuh ingin Gibran yang menggantikan posisinya di TVC Media.

"Ya sudah lah yah, kan Gibran sudah bilang tidak ingin bekerja disana," Bu Rosa tetap ingin putranya yang memimpin perusahaan TVC Media itu.

Gibran sangat ingat sekali dulu memang ibunya adalah wanita karir, TVC Media adalah perusahaan yang didirikan oleh kedua orang tuanya, dia tidak bisa membiarkan orang lain mengusai TVC Media.

"Oke aku akan mencoba dulu selama satu bulan," Gibran memutuskan untuk mengambil jabatan itu di TVC Media.

Tentu saja kata itu sangat membuat Pak Reza senang tapi sebaliknya malah membuat Bu Rosa kecewa, tanpa basa basi dia pergi meninggalkan ruang tamu padahal Ghea baru tiba disana dengan membawa jus jeruk pesanannya.

"Mama, ini jus jeruknya!" Ghea memanggil Bu Rosa yang bergidig pergi dengan penuh kecewa.

"Biarkan saja!" Pak Reza meminta Ghea untuk tidak mengejarnya, dia malah menyuruh Ghea duduk, "Ayo duduk!"

"Ada apa, ayah?"

Lagi-lagi Gibran tidak bisa memalingkan tatapannya itu, matanya begitu betah melihat cantiknya wajah Ghea.

"Gibran!"

Kata itu menganggetkannya.

"Oh ada apa, ayah?"

"Ghea ini adalah asisten ayah, mulai besok dia yang akan menjadi asisten kamu."

Keduanya tercengang mendengar ucapan Pak Reza.

"Ghea, tolong ajari adik iparmu ini tentang segala sesuatu mengenai TVC Media, dia harus mempelajari itu semua. Hukum atau marahi saja dia jika tidak nurut."

Tentu saja Ghea tidak bisa menolaknya, "Oh i-iya ayah,"

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...

Bercocok Tanam

Ghea membawa Gibran ke ruang kerjanya Pak Reza, dia memberikan beberapa berkas yang harus dipelajari oleh Gibran sampai menumpuk di atas meja.

Gibran malah lebih fokus memandangi Ghea di bandingkan dengan buku-buku yang tertumpuk di meja itu, ada rasa sesal di dalam batinnya kenapa dulu dia tidak menyetujui perjodohan itu.

Dia benar-benar cantik, bantinnya.

Ternyata Ghea tidak bisa melupakan penolakan itu makanya dia bersikap jutek pada Gibran.

"Ini berkas-berkas yang harus kamu pelajari! Baca semuanya!"

"Terus kamu mau kemana?"

"Ini sudah malam, tentu saja mau tidur."

"Hhh... jutek sekali."

Ghea tidak peduli dengan keluhan Gibran itu.

"Duduk dulu disini, nanti kalau ada yang tidak dimengerti, gimana?"

Ghea menghela nafas, dia segera duduk membuat mereka saling berhadapan yang hanya dihalangi oleh meja dan gundukan buku.

Gibran mulai membaca salah satu berkas disana, sebentar-sebentar dia melirik Ghea ternyata Ghea sedang fokus memainkan ponselnya.

[Ini sudah malam, kamu belum pulang, Mas?]

Ghea sedang mengirim pesan kepada Romi.

"Sudah berapa lama kamu jadi asisten ayah?" Gibran sangat penasaran soal itu.

"Lima tahun,"

"Oh pantas aku tidak pernah melihatmu, selama lima tahun itu aku masih di Amerika,"

Ghea tidak menanggapinya karena memperhatikan ponselnya, berharap ada balasan dari suaminya itu.

****************

Terlihat wanita cantik sedang menunggu seseorang menjemputnya di depan Cafe, wanita itu sumringah begitu ada sebuah mobil yang tak asing baginya berhenti di depannya.

"Ayo sayang!" Rupanya Romi menjemput Dona dari tempat kerjanya.

Dona tersenyum manis, dia masuk ke dalam mobil itu. Romi selalu menyempatkan diri untuk menjemput sang kekasih.

Romi segera melajukan mobilnya dengan santai dan mengantarkannya ke depan rumah.

"Kau tidak akan mampir?" tanya Dona begitu mereka berada di depan pintu dan Dona sudah membuka kunci pintu rumah.

"Mmm... lain kali saja, aku sedikit lelah." Romi memang kelelahan habis main golf bersama teman-temannya.

Namun sepertinya Dona masih ingin besana dengan Romi malam ini.

Tiba-tiba Dona mengecup bibir Romi dengan sangat lama membuat h*sr*t Romi bergejolak menginginkan lebih dari itu. Romi segera menarik lengan Dona dan mencumbunya dengan begitu n*fs*, menyeretnya masuk ke dalam rumah.

Mereka saling bercumbu mesra penuh gairah, saling memainkan lidah menjelajahi setiap sudut bibir mereka yang basah, saling menberikan gigitan-gigitan kecil yang membuat l*b*do mereka semakin tak tertahankan.

Romi membopong tubuh Dona ke kamar, dan merebahkannya ke kasur, Dona menarik kemeja Romi dan mencumbunya lagi dan lagi, sehingga tubuh Romi berada di atasnya.

Dengan nafas berderu Romi membuka kancing baju Dona, dia mencium leher Dona dan menghis*pnya menikmati aroma wangi tubuh wanita yang dicintainya itu, sementara tangannya sedang sibuk membuka ikatan br* di punggung Dona sehingga kain itu terlepas sehinga terlihat dua benda kenyal di bawah mukanya itu.

Tanpa berpikir panjang, Romi melahap dengan rakus seperti bayi.

Kini lidahnya menari-nari memainkan koko chipnya membuat tubuh Dona menggerinjal.

"Romii... "

Dia membuka seluruh pakaian yang dia gunakan, dan melai menyatukan kedua tubuh mereka.

"Aahhh... Dona sayang!"

Mereka terbuai dengan permainan ini begitu menikmatinya membuat mereka mengerang bersama-sama saat gelombang itu sama-sama keluar dari milik mereka masing-masing.

"Aarrkkhhh....!"

Romi terkulai lemas di atas tubuh Dona yang banyak mengeluarkan keringat itu dan menyandarkan kepalanya di dada Dona.

...****************...

...Jangan kaget kalau part ini tulisannya agak beda soalnya direvisi bagian belakangnya, semoga lulus rieview 🤦‍♂️🙏...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!