NovelToon NovelToon

Devil Beside You

Awalnya, Hanzel Family

...READING GUYS...

.......

.......

.......

.......

...Bukk.. Bukk...Bukk......

Terdengar suara tendangan dan Juga gemerincing rantai akibat dari pukulan pada samsak yang berada di dalam sebuah ruangan khusus di kediaman orang nomor satu di London. Abraham Hanzel.

Di dalam sana, seorang wanita berusia 25 tahun sedang melepaskan amarahnya secara brutal kepada samsak yang tidak bersalah, Sementara sang kakak hanya berdiri mengulum senyum sambil memperhatikan sang adik, menunggu waktu Yang tepat untuk bicara,-

"Bagaimana kakak bisa melakukan ini kepada ku..? Aku tidak ingin menikahi pria itu..!" kesalnya, sambil mendelik marah kepada sang kakak.

"Bukan aku yang melakukan semua ini Alona, semua ini sudah di atur oleh Ayah." elak Kevin, yang tiba-tiba saja mendapatkan tuduhan dari Queen, tentu saja ia tidak akan terima begitu saja jika disalahkan dengan brutal seperti ini.

Tugas Kevin hanyalah mengatakan dan meyakinkan adiknya agar menerima perjodohan yang sudah diatur oleh orang tua mereka.

"Seharusnya kau bisa mengatakan TIDAK untuk perjodohan ini, Kak!" tuntutnya semakin geram membuat Kevin lagi-lagi hanya menghela nafas mencoba untuk bersabar menghadapi sang adik.

"Alona..mengertilah! perjodohan mu sudah di atur sejak lama, bahkan sebelum kita bisa menentukan keinginan kita sendiri."

"Atau begini saja, Setidaknya kau bisa mengenalnya terlebih dahulu. Kalian bisa saling bertemu, dan bicara. Setelah itu baru kau putuskan, hemm..? bagaimana..?'' Kevin menawarkan negosiasi pada sang adik yang memang sangatlah keras kepala. Sejujurnya, sangat mirip dirinya.

"Kenapa bukan kau saja yang menikah kak? bukan kah seharusnya kau yang lebih cocok untuk memiliki pasangan? aku tidak suka di jodohkan seperti ini!" kata Queen sinis.

Namun Kevin justru merasa terganggu dengan sanggahan Queen yang menyinggung urusan percintaan dirinya yang membuat dada Kevin terasa sesak. "Jangan mengurusi tentang hubungan ku Queen!" peringat Kevin tak ingin membahas hal tersebut lebih lanjut.

"Bukankah kau juga harus nya begitu? lalu kenapa kau mengurusi masalah pernikahanku, kau seharusnya tidak ikut campur!" balas Queen, menatap nyalang pada Kevin. Dasar keras kepala!

"Tapi kau harus tetap menikahi pria pilihan Ayah, suka atau tidak"

"O,YA! Huh! TAPI AKU TIDAK MAU, TUAN KEVIN HANZEL! Sampai kapan pun tidak akan!" Queen menolak mentah-mentah perintah untuk dirinya. Enak saja. Kepala Kevin tiba-tiba saja berdengung hingga membuatnya memejamkan mata.

"Ku katakan Tidak! maka Tidak!" Bukkk...Bukkkk...

"ALONA... !" bentak Kevin kesal karena sikap sang adik. Kevin sangat jarang marah kepada Queen, karena biasanya Queen selalu mematuhi semua yang Kevin katakan, tapi kali ini kelihatannya pembicaraan mereka tak akan menemukan titik terang.

Sekali lagi Kevin mencoba membujuk Queen, "Tolong jangan seperti ini. Aku dan Ayah sangat menyayangimu, Ayah tidak mungkin menjodohkan mu dengan pria sembarangan.-

"Semuanya pasti sudah di pertimbangkan dengan baik Alona, bisakah kau mengerti?" ujar Kevin lebih lembut dari sebelumnya.

Ia tau bagaimana perasaan sang adik, hanya saja, cepat atau lambat Queen juga akan menikah, lalu apa salahnya jika ia menikah sekarang. Seharusnya Queen tidak seegois ini dan menerima saja.

"Tapi aku tidak mencintainya, tuan Kevin Yang terhormat. Dan, Oohh.. jangan lupa, aku juga tidak mengenalnya. Sama sekali! Jadi pergilah, aku tidak akan menerima perjodohan ini." Tolak Queen lagi dengan lebih lantang.

Kevin sangat tau, jika adiknya akan bersikap seperti ini. Sejak kecil Queen sangatlah mandiri. Ia diajarkan untuk melakukan segala sesuatunya dengan sempurna tanpa kesalahan, jadi wajar saja jika egonya akan menolak perjodohan yang diatur orang tua mereka.

"Queen, aku tidak ingin berdebat denganmu. Sungguh. Ini sangat melelahkan, dan aku tidak ingin melukaimu.'' ujar Kevin lagi, dengan nada yang lebih lembut.

''Dengar, Siapkan saja dirimu untuk bertemu dengan keluarga mereka. Jangan lupa tentang kesepakatan kita, aku memberimu kebebasan agar kau bisa melakukan apa saja yang kau mau dengan duniamu itu. Jadi aku harap untuk kali ini kau menuruti perkataanku. Aku tidak menerima Penolakan!" tegas Kevin.

Tanpa mendengar tanggapan Queen, Kevin pun pergi meninggalkan adiknya yang manja dan juga sangat keras kepala. Manja..? itu hanya bagi Kevin.

Beginilah Kevin, ia sangat menyayangi adiknya tapi ia juga tidak suka di bantah, apalagi jika itu untuk kebaikan adiknya sendiri.

Apa yang salah dengan sebuah perjodohan? Toh semua orang pasti akan menikah. Hanya saja, mungkin caranya yang sedikit berbeda bagi orang-orang seperti mereka, pikir Kevin.

Seandainya saja Kevin lah yang di berikan kesempatan oleh Ayah mereka untuk menikahi wanita yang dicintainya, Kevin pasti akan sangat bahagia. Tapi itu cuma harapannya belaka. Harapan yang tidak akan pernah jadi kenyataan.

"Aarrrggghhhh....Kau sangat menyebalkan Kevin!! Menyebalkan Menyebalkan... !!"

Bukkk... bukkk... bukkk...

lagi-lagi Queen melampiaskan semua kemarahan nya pada Samsak yang tak berdosa. Samsak selalu saja menjadi sasaran ketika Queen sedang berada dalam mood yang buruk seperti sekarang ini.

"ARRRRGGGHH..."

Jika dipikir-pikir, seberapa lama pun Queen mengarahkan pukulannya pada samsak itu, tidak akan merubah apapun. Pukulannya tidak membantu untuk membatalkan perjodohan itu. Sialan.

Sepertinya Queen butuh sesuatu yang bisa mendinginkan emosinya saat ini. Queen tidak bisa membiarkan semuanya berjalan tanpa sebuah penolakan yang disertai usaha. Sialan.. sialan. Queen berpikir sejenak. Ia harus menemukan sesuatu yang bisa membantunya. Tapi apa?

"Air. Ya, aku butuh air untuk berendam." gumam Queen. Dengan cepat ia melepaskan sarung tinjunya, lalu mengelap keringat yang membanjiri tubuhnya. Tanpa pikir panjang Queen pun langsung meninggalkan ruangan itu untuk menuju ke kamar mandi.

...❄️...

Kevin dan Queen adalah kaka beradik dari Pasangan Pengusaha sukses ABRAHAM HANZEL dan LOSA MARCA. Tapi sayang kehidupan keluarga Abraham tidak sesukses Bisnis mereka.

Semua berawal dari kecelakaan yang menimpa sang istri.  Saat itu, Losa sedang mengandung anak kedua mereka.

Dan Pada peristiwa naas itu terjadi, sialnya Abraham Sedang berada di luar kota untuk melakukan kunjungan bisnis, dan ia hanya meninggalkan istrinya yang sedang hamil tua bersama dengan anak pertama mereka KEVIN HANZEL.

Dalam perjalanan pulang dari kunjungan cek up kehamilan, Losa mengalami peristiwa tragis yang di sengaja, alias sebuh kecelakaan yang sudah direncanakan untuk menghancurkan seorang Abraham Hanzel.

Hari itu, mobil yang digunakan Losa bersama dengan bodyguard yang di tempatkan suaminya untuk menjaga Losa di tabrak dari belakang hingga terpental dan menabrak pembatas jalan.

Tidak cukup di situ, mobil tersebut di hantam kembali oleh mobil dari arah yang berlawanan.

Melihat kejadian tersebut, orang-orang yang juga melintasi jalan tersebut langsung memanggil ambulan untuk memberikan pertolongan.

Hingga saat berada di rumah sakit, Losa sudah merasa bahwa dirinya tidak akan bisa bertahan lebih lama. Namun tidak dengan bayi dalam kandungannya. Bayi kecilnya mungkin masih memiliki kesempatan. Pikir Losa. Dan ia harap memang begitu.

Karena itu, dalam masa kritisnya Losa meminta dokter untuk menyelamatkan bayi yang ada di dalam kandungannya. Iya masih bisa bertahan sedikit lagi.. hanya sampai bayi kecilnya bisa melihat dunia. Tuhan, berikan kesempatan pada bayi kecilku, ku mohon.

Losa memilih untuk menyelamatkan bayinya dan memberikan keluarga Hanzel seorang putri yang sangat cantik rupawan.

Belum sempat Losa melihat putri kecilnya yang Malang, Losa harus menghembuskan nafas terakhirnya sambil mendekap sang malaikat kecil itu dengan hangat.

Losa pergi untuk selama-lamanya, dan hanya meninggalkan putra sulungnya, Kevin bersama dengan bayi kecil yang bahkan tak sempat ia beri nama. Putri kecilnya yang Malang. Namun Losa sudah sangat merasa terberkati karena dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu membiarkan bayi mungilnya lahir kedunia.

Peristiwa tragis tersebut menjadi sebuah pukulan terberat bagi Abraham. Belum habis duka yang di alaminya, ia harus di hadapkan kembali dengan beberapa pembunuh bayaran yang di utus untuk menghabisi dirinya pada saat berkabung.

Sehingga membuat Adam tidak memiliki pilihan lain, selain menyembunyikan keberadaan putri kecilnya yang di beri nama, Alona Queen Hanzel.

Tidak hanya itu, Abraham juga menyembunyikan keberadaan Queen rapat-rapat, bahkan tak ada satu mediapun yang mengetahui bahwa keluarga Hanzel memiliki seorang putri. Semua pihak rumah sakit sudah bekerja sama dengan Adam untuk menutupi kebenaran tentang keberadaan putri kecilnya. Adam terlalu takut, jika putrinya yang masih terlalu kecil dihadapkan dengan maut untuk kedua kalinya.

...❄️...

Pada saat ibunya meninggal, Kevin baru berusia 5 tahun. Saat itu, Ia sudah mengerti apa itu kehilangan orang yang di cintai, sehingga menjadikannya sosok yang sangat dewasa sejak ia berusia muda.

Kevin sangat menyayangi Queen, baginya adik kecil nya itu sangat lah tidak beruntung. Queen di tinggal tanpa pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Oleh karena itu Kevin bersikap sangat overprotektif terhadap Queen.

Meskipun begitu ia juga tetap memanjakan Queen, layaknya seorang putri raja. Kevin memberikan kebebasan pada Queen untuk menjalani kehidupan nya.

Dunia nya, pertemanan nya, bahkan apapun itu, Queen bisa melakukan apa saja layaknya seorang putri dari seorang Abraham Hanzel, dengan satu syarat yaitu identitasnya di sembunyikan.

Karena itu jugalah, semua orang yang mengenal Queen, hanya sebatas mengetahui bahwa ia seorang putri orang kaya, dengan dua suku nama -A.Queen.-

...❄️❄️...

Setelah 1 jam berendam, akhirnya Queen dapat menstabilkan dirinya. Queen sudah bisa berpikir dengan jernih, dan juga bisa menyusun rencana dengan lebih baik di dalam kepalanya.

Tak ingin larut pada masalah perjodohan itu, Queen memilih untuk pergi menjalani hobi yang selama ini selalu ia tekuni. Ia tak akan menghabiskan waktu untuk berdiam diri memikirkan perjodohan yang sejatinya tidak akan pernah ia terima.

Mereka pikir siapa aku..?? aku bukanlah seorang boneka yang bisa seenaknya mereka jodohkan dengan siapa saja yang mereka mau. Apalagi jika pria itu tidak dapat di bandingkan dengan seorang dari keluarga Hanzel. Jangan pernah bermimpi..!

"DAVID...Siapkan mobil, 20 menit lagi kita akan berangkat.. !"

Tanpa mendengarkan sahutan orang di seberang sana, Queen memutuskan panggilan secara sepihak.

Setelah selesai bersiap-siap, Queen pun turun untuk menemui David orang kepercayaan sekaligus sahabatnya itu.

"DAVID..? David dimana kau...?" Panggilnya, saat tidak melihat keberadaan David di tempatnya.

"YES My Queen. Aku disini. Kemana tujuan kita kali ini..?" tanya David yang memang sudah sangat akrab dengan Queen.

"Kita akan pergi ke AMRAM CLUB, Setelah itu kita kembali ke Singapore, kita harus kembali ke hotel untuk pertemuan penting dengan perwakilan dari Turki." ujar Queen, memberikan instruksi.

"Yes miss..!" Jawab David sambil memberikan hormat layaknya seorang prajurit kepada Komandannya. Queen hanya melewati David sambil menggelengkan kepala.

Bagi Queen, Sahabatnya itu sangat Ajaib. Untung saja David adalah seorang yang setia dan perhatian terhadap Queen, kalau tidak, mungkin saja David sudah menjadi pengganti samsak.

Tiga puluh menit kemudian Queen sudah sampai di AMRAM CLUB. Sebuah Club menembak yang sangat terkenal di London.

Queen sudah menjadi pelanggan VIP selama 3 tahun, dan tidak ada orang yang tidak mengenal seorang Queen di tempat ini, apalagi selama ini AMRAM Martin selaku pemilik AMRAM Club sudah mengejar-ngejar Queen selama 1 tahun terakhir.

Hanya saja, bukan Queen namanya jika mudah di taklukkan, apalagi baginya Amram hanya seorang yang dianggapnya biasa. Tidak sebanding dengan seorang Hanzel.

Dorr.. dor.. dorr...

Suara tembakan yang tepat sasaran dari senjata yang di pegang oleh Queen. Tidak hanya satu, tapi Queen menggunakan dua senjata sekaligus.

Kegiatannya itu berlangsung kurang lebih 30 menit nonstop membuat David yang melihatnya sedikit keheranan.

"Ada apa, tidak biasa nya kau seperti ini..?" David bertanya sambil menatap Queen, heran. Selama ini, dirinyalah yang paling dekat dengan Queen.

Tidak ada yang tidak David ketahui tentang wanita itu. Ini bukan seperti sahabatnya. Queen tidak pernah melakukan hobinya dengan emosi seperti ini, David sangat mengenal Queen..

"Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit terganggu tentang sesuatu." singkatnya. Enggan untuk membahas tentang perjodohan yang cukup menguras emosi tadi siang..

"Apa itu Queen. Apa ini berhubungan dengan perjodohan mu..?" tebak David sambil mengerutkan dahi menunggu jawaban Queen,

Queen menghentikan tembakannya, untuk berbalik menatap serius kepada David. "Kau tau tentang ini..?" tanyanya dengan nada yang membuat David merasa terancam.

"Ya, aku sudah mendengarnya dari Uncle dan Kevin kemaren." jawab David berusaha terlihat netral.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku sebelumnya..? Apa kau juga setuju aku menikah dengan pria pilihan Ayah... ?"

DOORR!

Queen menembakan senjatanya sekali lagi tampa menengok, dan tepat sasaran. Membuat David bergidik ngeri. Ia tidak pernah membayangkan dirinya menggantikan papan sasaran tembak wanita itu.

David memeluk Queen untuk menenangkan sahabatnya. "Tidak seperti itu Queen.."

David tau jika Queen tidak akan segan-segan untuk menghajarnya seperti biasa jika David membuatnya kesal.

"Apa kau tau siapa dia..?" Tanya Queen setelah melepaskan rengkuhan David.

David terlihat mengerutkan kening nya.

"Siapa? maksud mu laki-laki yang di jodohkan dengan mu..? Tidak. Aku dan Kevin tidak di beritahu oleh Paman siapa laki-laki pilihan seorang Abraham Hanzel." David menjawab dengan jujur.

Queen melepaskan senjata dan juga earphone penutup telinganya, lalu pergi meninggalkan David begitu saja.

"Kalian benar-benar mengesalkan.. !" teriak Queen marah. Kalau sudah seperti ini, David hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Queen. Wanita yang selama 13 tahun ini telah menjadi Nona dan juga sahabat baginya.

Bagi seorang Queen, David rela melakukan apa saja, bahkan jika itu diminta memberikan nyawanya sekalipun. Queen satu-satunya wanita yang istimewa dan memiliki tempat sendiri di hati David, meskipun David tahu dengan sangat jelas, bagi seorang Queen, David hanyalah seorang sahabat. Tidak Lebih dari itu.

...❄️...

...❄️...

...❄️...

...TOKOH-TOKOH dalam Cerita ini.....

...ALONA QUEEN HANZEL...

...KEVIN HANZEL...

...DAVID MELFO...

Awalnya, Kingston Family

...HAPPY READING...

...Pagi Hari- Kingston Family...

Triirriing... Trriiiririing..

Suara alarm membangunkan Aorion dari tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan itu artinya, Aorion harus segera menyudahi istirahatnya yang nyaman.

Meskipun sedikit enggan untuk bangun karena kelelahan setelah begitu padatnya kegiatan Yang di lakukan Aorion sebelumnya, tapi kali ini Aorion benar- benar harus bangun dan bersiap-siap untuk penerbangannya menuju London, yang tidak lain adalah  untuk bertemu dengan calon rekan bisnisnya.

Aorion meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku, lalu membuka tirai di kamar nya. "Selamat pagi Dunia.'' Aorion menghirup udara segar lalu menghembuskannya kembali, hal itu di lakukannya beberapa kali sebelum beranjak menuju walk in closet.

Tidak membutuhkan waktu lama, tiga puluh menit kemudian Aorion pun sudah turun dari kamarnya menuju ke ruang makan.

Dari kejauhan, Aorion bisa mencium wanginya aroma kopi dan juga wangi gandum yang telah di sulap menjadi roti yang begitu nikmat oleh wanita luar biasa dalam hidupnya,

Cupp...

"Morning mom.."

Sapa Aorion yang selalu memberikan kecupan dan pelukan hangat saat menyapa wanita kesayangannya tersebut.

"Morning My King" balas mommy Hana menyambut putra sulungnya dengan senyuman khas yang begitu menghangatkan.

"O, ya mom, dimana Yang Mulia kita pagi ini? tidak sarapan bersama?" tanya Aorion. Yang dimaksudkannya dengan sebutan -Yang Mulia- tidak lain adalah Daddynya sendiri, Adam Kingston.

Memang beginilah cara Aorion memanggil Daddynya. Aorion sangat senang memanggil Daddynya dengan panggilan tersebut.

"Sebentar lagi Daddy akan turun. Daddy sedang menerima sebuah panggilan penting saat mom memanggilnya tadi.'' jelas mommy Hana.

"Hem,, benarkah?" Aorion hanya menjawab singkat dan memakan sarapan yang sudah di siapkan untuknya.

Tidak lama kemudian suara langkah kaki pun  terdengar menuruni tangga. Tanpa harus berbalik Aorion tau bahwa itu Daddynya. "Selamat pagi Yang Mulia.... " 😊 Aorion menyapa Daddynya sambil tersenyum.

"Selamat pagi Son.'' Sahut Adam membalas dengan menyunggingkan senyuman kecil.

''Selamat pagi sayang.'' Ia juga mencium mesra istrinya. Setelahnya, Adam bergabung dengan putranya di meja makan.

''Apa jadwal mu minggu ini Son?" Tanya Adam, pada Aorion.

Aorion terdiam sesaat sambil mengingat-ingat apa saja yang akan ia lakukan. Ah, jika di minta mengingat seperti ini, tentu saja Aorion tidak akan bisa. Sekretarisnyalah yang paling handal dalam melakukan bagian ini.

Dalam satu hari saja Aorion bisa melakukan tiga sampai empat kali pertemuan di luar rapat yang selalu di jadwalkan di hotelnya, jadi mana ia tahu.

"Emm.. sepertinya ada beberapa pertemuan penting luar negeri Dad, dan hari ini aku akan berangkat ke London, dan akan kembali Lusa.'' sahut Aorion.

''Ada apa memang nya?" Aorion balik bertanya.

Ia juga penasaran dengan pertanyaan Daddy nya. Aorion tau betul, jika daddy nya menanyakan jadwal seperti ini, maka pastilah ada sesuatu yang mendesak untuk segera di selesaikan.

"Dad mau, kau kosongkan jadwalmu akhir pekan ini son, kita akan bertemu dengan tamu penting." perintah Adam.

Aorion menautkan kedua alisnya,"Siapa Dad...?" tanya Aorion penasaran. "Sahabat Daddy dan keluarganya." sahut Adam lagi.

"Hem. Ada apa..? apakah mereka calon klien baru kita?"

"Tidak Son, ini adalah pertemuan keluarga, karena Daddy akan menjodohkan mu dengan Putri Sahabat Daddy." kata Adam, menjelaskan semuanya.

Kini jelas sudah apa yang di inginkan oleh Daddy nya. Perjodohan. Sangat Kuno.

'''Aku tidak ingin di jodohkan Dad. Aku sudah punya kekasih. Aku rasa Dad juga tau itu.'' Ujar Aorion, tak berekspresi. Aorion berusaha mengabaikan kata-kata Yang baru saja di dengarnya.

''Dad rasa sudah jelas apa yang Dad katakan.'' sahut Adam menolak pendapat Aorion.

"Mom, lihat Daddy! bagaimana bisa dady menjodohkan aku dengan Anak sahabatnya?" Aorion.bersikap manja agar mommy nya memberikan pembelaan.

Biasa nya Aorion menggunakan cara seperti ini untuk meluluhkan hati orang tuanya, atau bisa juga untuk mendapatkan dukungan.

"My King,- Hana tersenyum lembut. "Jika Daddy mengatakan hal demikian, maka percayalah, Daddy pasti sudah memikirkan nya dan pasti sudah memilihkan untuk mu jodoh yang terbaik.-

''Coba saja bertemu dengannya, mungkin saja kau akan jatuh cinta pada pandangan pertama. hem...?" jelas mommy Hana seraya tersenyum lembut.

"Mom, kenapa mommy juga harus membela Daddy? aku tidak ingin di jodohkan seperti ini, aku bisa menentukan sendiri wanita mana yang akan aku nikahi!" Tolak Aorion, sekali lagi.

"Dan satu lagi Dad, Aku tidak akan menikahi seorang wanita dengan kasta rendahan ataupun hal lainnya yang lebih buruk dari itu. Apalagi anak sahabat Daddy itu yang tidak jelas asal usulnya!" ucap Aorion sinis.

Bukan tanpa alasan Aorion berbicara seperti itu, karena Yah, kekasihnya saat ini adalah seorang Model kelas dunia yang sangat terkenal.

Dan menurut Aorion, kekasihnya itu sudah pantas untuk berdiri di sampingnya. Siapa yang tidak mengenal Sonya Manuela, seorang Model yang namanya sudah di kenal membintangi brand-brand ternama dunia.

Dan jika pun nanti mereka akan bersanding di pelaminan, maka mereka akan menjadi pasangan yang sangat sempurna.

''Mereka bukan orang dari kasta rendah, Son. Mereka dari keluarga yang sangat terpandang, dan putrinya, aku yakin kau akan menyukai wanita itu.'' Sahut Adam masih menjaga ketenangan suaranya.

Aorion tetap kekeh pada tekadnya. Ia tak ingin menerima perjodohan tersebut,

''Tidak Dad. Aku punya kekasih, dan Sonya sudah cukup sebagai pajangan di depan publik, aku tidak membutuhkan wanita manja lainnya.'' tolak Aorion bersikeras.

"Sebaiknya kau dengarkan Daddy, dan bersikap patuh jika kau masih ingin jadi penerus Kingston!" Adam Kingston bersuara rendah, syarat akan teguran dan ancaman.

"Apa Daddy hanya bisa memberiku sebuah Ancaman? Sudahlah Dad, aku tidak ada waktu untuk melakukan ini.'' Aorion menepis serbet dari pangkuannya, kemudian beranjak.

''Mom, aku pergi, jangan merindukanku!" pamit Aorion, kesal.

''Apa ini akan baik-baik saja sayang?" Hana menyentuh pelan pundak suaminya setelah putra mereka pergi.

''Tenanglah sayang, aku tau apa yang terbaik bagi putra kita. Dan ini adalah tentang Janji ku pada almarhumah.'' sahut Adam setenang biasanya.

''Semoga saja Aorion akan berubah pikiran.'' Hana kembali berujar seraya menghela nafas.

Aorion yang sudah melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mension, sedikit memberikan aura yang menakutkan untuk di lihat di pagi hari.

Di depan mension, Aorion sudah disambut oleh bodyguard yang sudah berjejer rapi dengan sikap menunduk memberikan hormat padanya.

''Selamat pagi tuan Aorion.'' sapa Luca dengan hormat. Sementara Aorion hanya menganggukkan kepalanya dengan ekspresi yang sama.

"Luca, segera selidiki siapa sahabat Daddy yang putrinya yang ingin di jodohkan denganku. Selidiki wanita itu dengan baik tanpa kurang satu apapun. Cari semua kelemahannya atau apa saja yang bisa merubah keputusan Daddy. Aku ingin hasilnya hari ini." perintah Aorion dengan jelas.

"Baik Tuan Aorion." jawab Luca, patuh.

Heh,, mereka kira siapa diri mereka yang dengan seenaknya menginginkan Seorang Aorion Kingston menjadi menantu mereka. Mimpi!

"Ayo kita berangkat, apa Jet ku sudah siap?"

"Sudah Tuan, silahkan.."

Tanpa pikir panjang Aorion pun meninggalkan mension menuju gedung landasan pribadi milik keluarga Kingston.

Beginilah Aorion, di hadapan keluarganya ia adalah sosok anak yang begitu hangat dan menyenangkan, meskipun ia tetap keras kepala.

Tapi di luar ia sangat dingin dan juga arogan. Namun di balik itu semua, Aorion bukanlah orang yang suka mencampur adukan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Aorion akan sangat profesional tentang hal itu.

...❄️❄️...

...Keesokan harinya.....

Setibanya di London, Aorion langsung pergi Menuju Royal Kingston, salah satu hotel mewah milik keluarga Kingston yang juga merupakan tempat dimana ia dan calon rekan bisnisnya akan melakukan pertemuan. Royal Kingston yang ada di sini adalah hotel ketiga milik keluarga mereka.

Saat ini, Aorion tengah dipercayakan untuk mengelola Hotel nya sendiri yang berada di Singapore, hotel dengan nama yang sama, namun ia juga sering terlibat dalam urusan hotel yang berada di London.

Aorion adalah seseorang yang begitu percaya diri dengan apa yang ia miliki. Karena itulah, Aorion tak pernah ragu dalam membuat keputusan atau melakukan apapun yang ia inginkan.

"Tuan, rekan bisnis anda sudah berada diruang pertemuan." Luca melaporkan pada tuannya segera setelah mendapatkan telpon dari resepsionis hotel.

"Baiklah."

Tanpa berlama-lama Aorion pun pergi menemui calon rekan bisnisnya itu. Suara Pintu ruangan di buka. Dan Aorion memasuki ruangan sambil memperlihatkan senyuman ramahnya.

"Senang bertemu anda Mr.Kingston."  sapa kliennya.

"Senang bertemu dengan anda juga," Aorion terdiam karena melihat pria yang saat ini berada dihadapan.

Seseorang yang datang berbeda dengan orang yang di janjikan. Seharusnya yang Aorion temui adalah..

"Ah, maafkan saya jika membuat anda heran.'' sekali lagi Kevin tersenyum.

''Saya Kevin Hanzel. Saya menggantikan Ayah saya karena Beliau sedang ada pertemuan penting lainnya. Saya harap anda tidak keberatan." Kevin memperkenalkan dirinya dengan ramah.

"Maafkan saya, bukan saya tidak mengenal anda mr.Hanzel, lagi pula siapa yang tidak mengenal Putra mahkota dari Group Hanzel.

''Saya hanya tak mengira akan bermitra dengan orang sepenting anda." ucap Aorion bersungguh-sungguh. ''Mari kita mulai pertemuan ini."

Tanpa berlama-lama mereka pun mulai membicarakan tentang pekerjaan. Tidak terasa waktu sudah 2 jam berlalu.

Aorion begitu senang berbincang dengan kevin, meskipun Kevin sedikit lebih tua darinya tapi ia merasa cocok untuk menjadikan Kevin seorang rekan bisnis.

Mereka hampir memiliki cara pandang yang sama dalam urusan bisnis. Berbicara dengan Kevin, seperti sedang berbincang dengan seorang kakak.

"Baiklah Mr.Kingston, saya akan menunggu kontrak kerja sama kita." ucap Kevin mengakhiri pertemuan keduanya.

"Aorion saja, cukup panggil Aku Aorion, mr.Hanzel.." Aorion tersenyum sambil menjabat tangan Kevin.

"Kalau begitu kau juga cukup memanggilku Kevin. Atau kakak, mungkin.''  😊 Kevin membalas jabat tangan Aorion.

"Baiklah Kevin, senang bertemu dengan mu."

''Dengan mu juga.''

Setelah pertemuannya selesai, Aorion langsung pergi meninggalkan Hotel menuju penthouse pribadi miliknya di London.

Tempat dimana Aorion biasanya menghabiskan waktu sendiri atau bersama dengan Sonya wanita yang sudah di kencaninya selama tiga bulan terakhir.

Aorion melihat pada ponselnya yang saat ini tengah bergetar di sakunya, dan siapa lagi kalau bukan Sonya yang menghubunginya. Gadis pintar.

"Ya Baby, Aku sudah di London dan sekarang berada di penthouse. Bagaimana dengan pemotretan mu..?'' tanya Aorion berbasa-basi, seraya menghempaskan tubuhnya keatas sofa.

''Aku juga merindukan mu. Ya, temui aku setelah kau selesai. kita akan kembali bersama ke Singapore. Tapi sebelum itu, Aku harus bertemu dengan Jessy." Kata Aorion.

''Baiklah, sampai bertemu Babe, aku merindukan dirimu berada di atasku.'' Goda Aorion, lalu menutup panggilannya.

Belum juga Aorion menyimpan ponselnya. Kini benda pipih itu kembali bergetar. Namun kali ini, Luca lah yang menghubungi Aorion..

''Katakan poin pentingnya saja.'' perintah Aorion, malas.

"Identitasnya disembunyikan tuan, kami tidak dapat melacaknya." lapor Luca, secara singkat, karena ia tau jika majikan nya itu tidak menyukai hal yang bertele-tele.

"Baiklah. Biar ku urus nanti.'' tutup Aorion. ''Benar-benar mengesalkan!''

...❄️❄️...

...Sementara itu di Singapore.....

Queen yang saat ini tengah berada di hotel, mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang tengah berkicau di atas mejanya.

"Ada apa..?" tanya nya saat melihat nama yang tertera di layar. ''My K''

"Aku sudah bertemu dengannya, Calon suami mu adalah seorang Kingston, dia terlihat baik  dan juga ramah serta jangan lupa, dia juga Tampan. Namanya Aorion.''

Kevin segera memberitahu adiknya setelah ia bertemu langsung dengan calon adik iparnya tersebut.

"Oh- seorang Kingston.'' Sahut Queen tanpa minat. "Dia dan keluarganya tinggal disini bukan, di Singapore."

"Lalu kenapa kau harus bertemu dengannya di London. Apa kau terlalu santai tuan Kevin?" Queen bersuara sumbang, agar Kevin tau bahwa sebenarnya ia sungguh tidak berminat pada topik tersebut.

"Ini tentang pekerjaan Queen, aku akan melakukan kerja sama untuk proyek kita yang di London." jelas Kevin, tak menutupi kebenaran nya.

"Oh, baiklah. Aku akan buat ini menjadi pertunjukan yang menarik.'' Queen menyunggingkan senyum.

''Mari kita lihat seberapa pantas Seorang Kingston untuk bersanding dengan Putri seorang Hanzel."

Ucap Queen tiba-tiba bersemangat.

Kini, di dalam kepalanya yang kecil, sudah mulai bermunculan berbagai macam ide gila dan juga  menakutkan yang mungkin akan ia gunakan sebagai senjata, agar perjodohan nya dapat di batalkan. Namun seorang Queen tidak akan bermain begitu saja.

Tentu ia akan memilih sebuah rencana yang sempurna namun tetap terlihat elegan. Rencanakan yang mungkin akan membuat seorang Kingston tak memiliki muka.

"Alona" ujar Kevin dengan nada memperingati. Hah, seharusnya Kevin tetap merahasiakan tentang Aorion. Tapi kali ini Sepertinya ia sedikit gegabah.

Bukan Kevin nama nya jika ia tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh adiknya, Alona.

"Ya, Ya kaka ku yang menyebalkan!" sahut Queen malas.

"Queen, aku tau seperti apa dirimu. Tolong jangan buat kekacauan!" pinta Kevin.

"Yaa.. Ya... Baiklah..tuan Kevin Hanzel. Sudah Ya, aku sedang sibuk!"

Tanpa menunggu jawaban kaka nya, Queen mematikan sambungan telpon dari Kevin. Saat ini yang Queen  pikirkan hanyalah cara untuk membatalkan perjodohan tersebut.

Perjodohan yang tidak pernah ia inginkan.

Jangan pikir Queen tidak mengenal siapa sosok Aorion Kingston. Pengusaha muda yang nama nya sudah di kenal dunia karena jiwa ambisius dan juga Arogan.

Di tambah lagi, Jika melihat dari liputan media yang sering diberitakan, sudah jelas bahwa laki-laki itu sudah memiliki kekasih. Tidak tahu diri.

Sudah bagus jika Queen mau bertemu dengan pria seperti Aorion, memikirkan nya saja Queen tidak akan sudi. Apalagi untuk menikah..

"Heh! jangan bercanda! Aku tidak akan mau menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain." Queen berujar sinis.

...❄️...

...❄️...

...❄️...

...AORION KINGSTON...

...JESSY KINGSTON...

Awal dari permainan, sisi lain

...ENJOY...

.......

.......

.......

Pagi hari seperti biasa, Queen sudah bersiap untuk pergi ke "AQUEENA HOTEL". Hotel yang di dirikannya sendiri tanpa melibatkan nama besar seorang Hanzel.

Meskipun begitu, tetap saja pada awal pendirian hotel, kakaknya Kevin lah yang membantunya agar pembangunan hotel sesuai dengan keinginan seorang Queen.

Setelah tiga tahun berdiri,  'AQUEENA HOTEL' miliknya, sudah masuk ke dalam nominasi tiga besar hotel termewah serta sangat di minati di Singapore.

Hotel yang di bangun nya di atas tanah seluas kurang lebih 3000 Hektar tersebut, memang sangat mewah dan sangat di minati penduduk lokal maupun turis mancanegara.

Selain letaknya yang sangat strategis menghadap ke Pantai, letak hotelnya juga tidak jauh dari pusat perbelanjaan terbesar di Singapore.

Hal inilah yang membuat Ayahnya, Abraham Hanzel dan juga Kevin menyimpan kebanggaan tersendiri terhadap Queen.

Karena melihat kerja keras putrinya lah, seorang Abraham Hanzel memberikan kebebasan kepada Queen, untuk menentukan apa saja yang ingin dia lakukan pada hidupnya, kecuali tentang perjodohan.

Itu adalah hal mutlak yang tidak boleh di ganggu gugat oleh siapa pun.

Meskipun Queen seorang putri Raja di zaman modern, tapi tak lantas membuatnya hidup hanya untuk berfoya-foya dengan mengandalkan kekayaan orang tua serta keluarganya.

Queen sangat memegang prinsip. Dan ia juga begitu sadar betul jika dirinya ingin di hargai orang lain, maka ia harus membuat fondasi yang kuat untuk menjadi tempat agar ia bisa meletakan kakinya dengan kokoh.

Hidup di jaman sekarang, jika seorang wanita hanya mengandalkan kecantikan fisik saja, maka akan dengan mudahnya di injak-injak, dan di anggap bodoh.

Queen tidak ingin di anggap demikian. Sebaliknya, Ia ingin menjadi wanita yang mandiri, dan mapan. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Agar ia bisa selalu berbagi kepada orang lain yang membutuhkan dirinya.

Banyak hal yang di impikan seorang Queen, terlepas dari siapa dirinya. Queen juga memiliki rahasianya sendiri. Karena itulah, sejak ia bisa berdiri dengan kakinya sendiri, Queen mulai membangun pondasi untuk jalan masa depan nya.

Bukan sekedar fondasi yang di berikan berdasarkan nama besar Ayahnya, meskipun ia adalah sebuah rahasia, tapi tetap saja Queen ingin agar orang lain benar-benar memandang dan menghargainya karena kemampuan nya sendiri.

Karena itu jugalah ia menolak di jodohkan dengan Aorion Kingston. Tapi entah kenapa seakan semua orang terdekatnya tidak memahami keinginan Queen. Apakah tidak seorang  pun yang menyadari jika Queen memiliki harga diri?

Sampai kapanpun, Queen tidak akan terima jika seorang yang di jodohkan dengan nya tidak mampu menyainginya dalam hal apapun.

Karena baginya, seorang laki-laki harus lah mampu melakukan hal yang lebih di bandingkan apa yang dapat ia lakukan. itulah standar nya.

"Dav? David...?" seru Queen,mencari keberadaan David.

David adalah salah satu orang yang dianggap penting bagi Queen.

selama ini, sahabatnya itu selalu ada baginya dalam keadaan dan kondisi apapun. Bahkan bagi Queen, David lebih mengenal dirinya di bandingkan sosok Ayahnya sendiri.

Jika kau ingin mengenal seorang Queen, mungkin Kevin atau David adalah orang yang tepat untuk bertanya. Karena hanya kedua orang inilah yang Queen percaya untuk berbagi semua keluh kesah, ataupun kebahagiaan nya. Bukan berarti sang ayah tidak di percaya.

Hanya saja, selama ini Queen memang tidak di sedekat itu dengan sang ayah, bahkan untuk berbagi perasaan.

Selain karena keberadaan nya sendiri yang di rahasiakan, Queen memang harus selalu waspada akan keberadaan dirinya agar tidak menimbulkan masalah bagi ayah nya.

Queen sangat sadar, bahwa itulah bentuk kasih sayang terbesar ayahnya, yaitu rela menganggap putrinya sendiri tiada agar keselamatan Queen selalu terjaga.

"Yes my Queen, Aku disini." Sahut David cepat saat Queen meneriakkan namanya.

"O, ya, sebelum aku lupa, selamat pagi nona Alona Queen Hanzel" David mengucapkan salam sambil setengah membungkukkan badan menatap Queen yang saat ini tengah tersenyum. Ah- manisnya,

"selamat Pagi Dav." balas Queen tak kalah ramah.

"Apa mobil sudah siap?'' Alihnya. Aku ingin kita segera pergi ke hotel, karena ada beberapa berkas penting yang harus aku tanda tangani hari ini." Queen bicara sambil berjalan ke menuju ke mobil.

''Tapi sebelum itu, kita harus pergi ke yayasan, hari ini jadwal ku berkunjung.'' wajah Queen berbinar saat membicarakan anak-anak yang selama ini sudah di sponsorinya secara pribadi.

"Yap, mobil sudah siap, tapi sebelum itu," David menghentikan bicaranya sambil menahan tangan Queen. "Tolong jangan lupakan sarapan mu nona!" David tersenyum sambil mengedipkan matanya.

"Nanti saja Dav, aku sedang tidak ingin sarapan." Tolak Queen, yang enggan untuk menyentuh makanan yang sudah tersaji di atas meja.

"Eiitss. tidak tidak! Jika kau tidak ingin sarapan, Paling tidak minum dulu coklat hangat mu. Ini akan membantu mu selalu ceria sepanjang hari." cegah David sambil memberikan segelas coklat hangat untuk Queen.

Tak ingin ada perdebatan, Queen hanya bisa menuruti permintaan David. Queen tidak bisa menolak jika sahabatnya itu sudah seperti ini. Memaksa.

Glek.. Glek.. Glek. dalam sekali angkat, isi gelas  tersebut sudah tandas. Kosong tak bersisa. "Sudahkan? sekarang ayo kita berangkat." Perintahnya dengan langkah cepat.

"Ya.. Ya..Seperti permintaan mu Nona."  😊

David pun mengikuti langkah Queen tidak kalah cepat bahkan mendahuluinya untuk membukakan pintu mobil.

Didalam perjalanan, suasana terasa begitu hening. Meskipun Queen biasanya memang jarang bicara, namun saat ini terasa sangat berbeda.

"Apa kau masih memikirkan perjodohan itu Queen?" David bertanya sambil melirik kaca spion mobil untuk melihat respon Queen atas pertanyaan nya.

"Tidak!" sahut Queen cepat.

"Dav, aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku. Aku ingin kau mencari informasi kegiatan Aorion Kingston selama satu minggu ini, dan aku ingin laporannya siang ini. " perintah Queen tiba-tiba.

"Apa kah itu dia..?" tanya David penasaran.

Queen tidak menjawab, terlihat gadis itu sedang memikirkan sesuatu.

"Waw, ini menyenangkan." ucap David kembali dengan antusias. ''Kita akan berburu dan targetnya adalah seorang Kingston my Lady?" goda David menampakan senyumannya dari kaca.

"David..! berhenti menggangguku. Kita tidak akan berburu. Hanya saja, aku akan melakukan sesuatu untuk membatalkan perjodohan ini." Queen tersenyum evil,

Tentu saja kau harus membatalkannya Queen, karena kau seharusnya bersama ku. Aku yang lebih dulu  mencintaimu. Lirih David dalam hati.

...❄️❄️...

...CARE PONDATION...

Queen sedang berada di taman, dan duduk lesehan bersama dengan anak-anak yayasan yang saat ini sangat bergembira menyambut kedatangan Queen.

Queen tidak pernah datang dengan tangan kosong. Di setiap kunjungannya, Queen akan membawakan semua kebutuhan anak-anak hingga bisa mencukupi hingga kunjungan nya yang berikut.

''Sister, boleh kah aku menikahi mu jika aku sudah dewasa nanti?" seorang anak laki-laki bernama Gabriel duduk di dekat Queen, sambil menatapnya, menunggu jawaban atas pertanyaan nya tersebut.

Queen tersenyum, lalu mengusap pelan rambut Gabriel. ''Tentu boleh. Tapi apa kau yakin? karena menurutku, saat kau dewasa nanti, aku rasa aku sudah setua suster kepala. Bagaimana menurut mu, apa kau akan tetap menikahiku?" sahut Queen dengan lembut.

Gabriel terlihat memikirkan sejenak, sambil melirik kepada teman-teman nya untuk memikirkan apa yang Queen katakan padanya.

''Aku akan tetap menikahi mu sister. Karena kau sangat baik, selama ini kau menjaga kami dan juga bermain bersama kami.'' sahut Gabriel dengan polos.

''Kau sungguh-sungguh? Baiklah, kita akan lihat saat kau dewasa nanti. Sekarang, tumbuhlah menjadi anak yang sehat, pintar dan juga sayang kepada teman-teman mu. Dengan begitu, sister akan mempertimbangkan apakah kau seorang mempelai pria yang cocok untuk ku.'' balas Queen.

Dari tempatnya berdiri, mengawasi. David sudah memberikan kode kepada Queen, agar mereka segera melanjutkan rencana lainnya.

''Nah, anak-anak, seperti nya sister tidak bisa lebih lama berada di sini. Sister harus segera kembali untuk bekerja.'' pamit Queen.

''Sister akan datang lagikan minggu depan?'' tanya Lana, gadis kecil yang saat ini Queen yakin baru berusia sekitar lima tahun.

''Tentu saja sayang. Sister akan menemui kalian lagi, selama sister tidak ada, ingat apa yang harus kalian lakukan?"

''Mematuhi semua kata-kata suster penjaga dan juga suster kepala.'' sahut mereka beramai-ramai.

''Pintar.'' Queen memeluk mereka satu persatu, lalu berpamitan dengan para suster yang mengurus yayasan.

''Mari nona.'' ujar David bersikap formal di hadapan para penghuni yayasan. Setelah melambaikan tangan nya kepada anak-anak, mobil Queen pun pergi menuju ke Hotel miliknya.

...❄️❄️...

...Di Hotel......

Setelah melakukan rutinitas hariannya, yaitu mengecek berbagai hal, Queen pun kembali ke ruangan nya yang berada di Lantai teratas Hotel miliknya.

Selain sebagai kantor, ruangan tersebut juga memiliki ruang pribadi yang hanya dapat di akses oleh Queen. Ruang tersebut digunakannya untuk mengistirahatkan dirinya dari kesibukan pekerjaan nya selama ini.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan ruangan tersebut, tidak Kevin tidak pula David sahabatnya. Hanya Queen sendiri. Di sanalah tempat persembunyian nya.

Setelah beristirahat sebentar, pintu ruangan nya kembali mendapatkan ketukan.

"Masuklah.'' seru Queen. Lalu muncul lah David dari balik pintu.  ''Apa kau membawa laporannya?" Queen bertanya tanpa menoleh pada orang yang mengetuk pintu.

"Yes, my Lady, aku sudah mendapatkan semuanya. Semua yang kau butuhkan ada di dalam file ini. " jelas David singkat.

"Baiklah, terima kasih atas kerja keras mu. Dan apa saja jadwalku selanjutnya?" tanya Queen, bersikap santai.

"Seperti sebelumnya, kau ada rapat pukul tiga sore, dan malamnya akan ada makan malam bersama dengan Mr.Kurz dari Turky." jelas David.

"O, ya Queen. Minggu depan kita akan menghadiri undangan untuk menerima penghargaan yang di adakan oleh pemerintah pusat, dan Aorion Kingston juga akan menghadiri kegiatan tersebut. Semua tertera di dalam file yang ada di depan mu." Tunjuk David. Ia sengaja menyebutkan nama Aorion karena ingin melihat reaksi Queen.

Mendengar nama Kingston di ucapkan, membuat Queen menghentikan kegiatan nya sejenak. "itu bagus, kalau begitu, permainan akan di mulai di sana." Queen memberikan senyuman yang memberikan artian berbeda. lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Kau bisa kembali dan melanjutkan pekerjaan mu Dav. Jangan lupa ambilkan obat ku pada dr.Ritz,

Milik ku sudah habis." perintah Queen, yang ingin segera mengistirahatkan matanya sejenak.

"Apa kau sakit lagi Queen..?'' Tanya David yang tiba-tiba terlihat cemas akan kesehatan sahabatnya itu.

"Untuk sekarang tidak. Tapi beberapa hari belakangan sakitnya mulai muncul lagi." jelas Queen singkat.

"Baiklah, akan ku ambilkan."

"Terima kasih Dav, kau yang terbaik." ucap Queen tulus.

karena aku mencintaimu Alona, apa kau merasakan nya?

...❄️...

...❄️...

...❄️...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!