Episode 1
AWAL PERKENALAN
luna adalah seorang gadis yatim piatu. dia adalah gadis yang cantik, sopan berkerudung dan Sholeh. selain itu, luna juga pengahafal al-qu'an,sejak dari kecil luna hidup di pondok pesantren yatim piatu,dia gadis yang sangat baik hati dan ramah. sedangkan rehan adalah pria tampan dia seorang CEO yang kaya raya.sejak kecil, rehan sudah berkehidupan kecukuoan tetapi rehan menyamar menjadi tukang bubur keliling demi mendapatkan kehidupan yang nyaman dan damai. rehan ingin mencari gadis yang tulus mencintai nya bukan karena hartanya.
suatu hari...
ketika rehan berjualan bubur keliling..
"astaga... kenapa cuaca hari ini panas sekali?
mungkin aku akan istrhat masjid dekat pondok itu saja sambil menunggu adzan dzuhur".. .
guman rehan.
karena cuaca panas, rehan merebahkan badan nya di emperan masjid sambil melihat langit2 masjid. rehan beberapa hari ini susah untuk tidur. tetapi sesaat dia mendengarkan lantunan orang mengaji. suarany merdu dan menyejukan hati. entah kenapa rehan seakan-akan merasa nyaman dan tenang mendengar suara wanita mengaji tersebut, karena merasa menyejukan dan menenangkan rehan pun akhirnya bisa tertidur dengan nyenyak , padahal rehan udah hampir 1 minggu tidak bisa tidur nyenyak.
dan ketika rehan masih dalam mimpinya tiba-tiba ada yang memanggil
"bang... abang.. bangun bang, aku mau beli bubur nihh"..
sambil menggoyang kan badan rehan...
rehan pun kaget, teryata yang membangun kan nya adalah anak kecil yang biasa membeli buburnya ketika rehan mangkal dekat pondok tersebut. dia adalah luca...
"astagfirullah... luca kamu membuat abang kaget aja deh". jawab rehan dengan kagetny
"hehehhehe... abisnya abang susah sekali di bangunkan... jadi luca goyang badan abang aja deh... aku mau beli bubur menu biasanya bang, gak pakek sambel ya.. sambil tersenyum".
rehan pun bangun mendatangi gerobak buburnya ,, kemudian tersadar bahwa suara orang mengaji sudah tidak terdengar lagi...
dan sambil melayani luca rehan pun bertanya
"luca,, suara siapa yang mengaji tadi? suaranya merdu sekali"..
"owhh... itu suara kak luna. kak luna anaknya pak kiyai ahmad..
luca sayang deh sama kak luna , udah cantik. pinter ngaji baik banget deh sama luca".
rehan pun berdehem...
"hem... apa iya? kenalin dong sama abang rehan, hehehhe"
"wahhh... bang rehan bukan tipe nya".ejek luca
rehan pun langsung terdiam dan sadar..
"ya pasti lah dia tidak mau dengan orang penjual bubur seperti aku ini. mana aku enggak pinter mengaji lagi"
tertawa kecil mengingat hal itu
luca pun pergi sambil membawa bubur nya masuk ke pondok sambil berkata "bang bubur kalau suka sama kak luna, lamar aja deh".. hehhehe ejek luca sambil berlari
"hahh.. dasar bocah kecil,, masak iya tau orangny aja enggk suruh melamar??? ada-ada itu bocah kecil"
tetapi sesaat rehan memikirkan perkataan luca sambil berguman..
"akh... semoga saja dia jodohku, pemilik suara indah itu. penghangat jiwa ku owhh luna"...
kemudian adzan dzuhur pun tiba karena jualan bubur rehan tidak habis ,rehan biasa untuk membagikan kepada anak2 yatim piatu yang ada di pondok tersebut.
tetapi rehan tidak sadar bahwa sebenarnya ada yang memperhatikan kebaikan dari rehan tersebut..
"dorr..."
"aduhhh kaget aku"..
jawab wanita yang sedang mengintip rehan
"ciyeee ciyeee.... lagi kasamaraan sama abang bubur ya?" ejek kawan nya
teryata luna diam- diam memperhatikan rehan. luna pun malu dengan temannya dan pergi meninggalkan temanya
"yahhh... pergi deh luna..
pasti dia malu..
emang sih abang tukang bubur ganteng..
hehhehe".
hari demi hari berlalu rehan kini hanya mangkal di dekat pondok tempat luna disana
karena rehan ingin mendengarkan luna mengaji agar dia bisa tidur dengan tenang.
disuatu hari...
"kak, mau beli bubur".
dia sesok gadis berkerudung putih cantik, polos. hidungnya mancung..bibirnya merah.
"oiya dek mau beli bubur berapa?".
antusias rehan menjawab
"beli 3 aja kak".
sambil menundukkan Kepala nya agar tidak saling berpandangan.
" rehan pun bertanya apakah adek ini yang bernama luna?"
luna pun kaget
sambil menjawab terbata bata
"iii... iya. bagimana kakak bisa tahu?".
"kenalkan nama saya rehan". sambil menjulurkan tangannya..
luna pun mangatupkan tangannya di dadanya
"mohon maaf kak, kita bukan muhrim"..
hati2 berkata agar tidak menyinggung rehan
"owhh... maaf aku yang salah".
rehan malu
" sudah dulu ya kak, assalamu'alaikum"
luna bergegas pergi.. takut kalau ada fitnah
"waalaikumsalam" .jawab rehan
rehan melihat luna pergi hingga luna masuk ke gerbang pondok
"benar.. benar sangat cantik..
owh... sang Pencipta begitu indah ciptaan mu". sambil senyum2 sendiri.
tapi tiba-tiba rehan di kagetkan dengan luca..
"dorr... heheheh".
"astaga... kaget aku."
rehan terkejut hampir menabrak gobrak bubur yg dia lewati ketika melihat luca.
"hehhehe.... abang bubur jatuh cinta ya sama kak luna?"
"hayooo. .. jujur aja, kalau gak jujur dosa loh", ejek luca dengan polosnya
"hehh... kamu anak kecil tau apa sih masalah cinta?
udah sana masuk aja,, ngaji dan sekolah yang pinter gak usah mikirin cinta".
"okey luca".
ejek rehan sambil mengancungkan jempolnya ke luca
"uuhhh.... iya iya luca itu pinter tau bang kalau di sekolah an dapet juara 1 di kelas.
terus luca juga udah hafal 30 jus.. weekkk
luca gitu lohh". sambil menjulurkan lidah nya mengejek rehan.
"kalau begitu, kamu harus menyampaikan salam ku kepada kak luna mu itu.
kalau kamu emang bener pinter kamu harus bisa bujuk kak luna mu untuk menikah dengan abang tukang bubur.. hehhehe"
"idihhh... abang tukang bubur gak malu apa minta tolong sama anak kecil masalah cinta.. wekkk".
kemudian luca pergi lari sambil menjulurkan lidah nya ke rehan
"wahhhh..... sialan itu bocah. hadehh".
rehan pun jenuh dan pulang untuk istrirahat.
di malam hari rehan tidak bisa tidur selalu membayangkan sosok luna yang anggun, cantik dan sholeha..
rehan ingin melamar luna dengan percaya diri dan menekatkan hatinya bahwa dia akan melamar luna dengan pak kiyai..
dari semalam rehan tidak bisa tidur..
"akh... kenpa aku ini?? apakah ini yang di namakan cinta?"sambil tersenyum..
" tidur tak nyenyak, makan pun tak enak "sambil memegang pelepih di kepala nya..
"apakah.. aku harus benar2 melamarnya?
tp aku takut dia tidak menyukai ku..
tp aku harus melamarnya. entah.. lah dia mau menolak ataupun syukur diterima. daripada aku mati karena jatuh cinta seperti ini"
rehan berbicara dengan dirinya sendiri.
rehan pun sudah membulatkan tepatnya untuk melamar luna...
seketika dia langsung mandi dan berpakaian rapi kemudian berangkat ke pondok memakai taksi
haeiii kawan-kawan pembaca,, salam kenal dari author baru.. namaku ana...
aku belajar nulis novel nihh.. 😘✌
masih butuh belajar dan juga butuh masukan.
semoga kalian suka dengan cerita ini..
cerita pertama sihh masih standar sihh
tapi kelanjutan nya pasti Insya Allah seruu hehehhe
jangan bosen di sini aja ya kak para pembaca✌💕
perkenalkan ya kawan-kawan bunga kematian ini juga sedikit mengandung bawang hehehhe
kalau penasaran lanjutkan membaca 😄
setelah taxsi yang di naiki rehan sampai di pertengahan jalanan..
"dug.. dug... dug...
haduhhh... kenapa jantungku berdetak kencang sekali?
ehh.. pak sopir, apakah anda sudah menikah?"
"iii... iya tuan", sopir taksi kaget untuk menjawab
"owhh.,.. apakah dulu anda melamar istri anda dengan jantung berdetak seperti habis maraton?"
pak sopir kemudian tersenyum..
"hmmm... iya tuan, benar sekali"
sambil fokus menyetir pak sopir berbicara
"lalu apakah anda dulu takut kalau tidak diterima??"
"tidak tuan,, karena sebelum saya melamar, saya sudah minta izin untuk melamar istri saya".sambil tersenyum mengingat masa lalu...
"akhh... beruntung sekali kamu"
jawab rehan dengan kecewa...
"tuan apakah anda akan melamar".
"iya..", dengan senyum yg mengembang di bibir rehan...
"lalu kenapa tuan tidak membawa apa-apa?karena saya melihat tuan hanya membawa diri" hehehhe... ejek sang sopir.
"astaga.... kenapa aku melupakan itu? lantas apa yang harus aku bawa? "tanya rehan dengan bingung
pak sopir pun tersenyum kecil...
"tuan.. seharusnya anda membawa bunga terlebih dahulu ataupun membawa buah-buahan".
saran dari pak sopir taxsi
"akh... kenapa aku bisa sebodoh ini,,,
tidak terpikir oleh ku untuk hal seperti ini..
baik Pak sopir ajak aku ke toko bunga".
suruh rehan dengan gugup..
"baik tuan".
"lalu bunga apa yang harus aku bawa"? tanya rehan dengan kebingungan lagi.
"emmm.... bunga mawar merah tuan. lambang dari cinta"
"akhh... iyaaa.." rehan malu sekali karena hal ini tidak tahu .
maklum saja rehan belum pernah pacaran, meskipun banyak sekali gadis yang mengejar dirinya.
Rehan prasetiyo dia adalah seorang CEO besar di daerah XX dia tampan anak tunggal dari keluarga tiyo.
semuda itu sudah menjadi CEO pasti banyak gadis yang ingin berlabuh di hatinya..
tetapi rehan tidak ada waktu ingin menanggapi mereka karena kesibukan nya untuk menyamar menjadi tukang bubur.
dan teryata penyamaran nya tidak sia-sia dia menemukan seorang gadis yang menenangkan jiwa nya, yang menggangu pikiran nya selama ini.
gadis yang sangat anggun, sholeh dan wajah yang sangat sejuk.
rehan benar-benar menyukai nya tampa tahu asal usul nya. karena yang dia rasakan lah ketenangan jiwa dan yang dia inginkan adalah kesejukan hati dan pikirannya...
dan ketika sampai di toko bunga rehan turun dari taksi dan langsung memilih bunga mawar merah yang dia beli 10 tangkai saja agar terlihat sederhana
setelah itu rehan langsung masuk taksi dan menuju ke pondok tempat luna.
sesampainya di pondok rehan sangat terkejut karena ketika dia turun dari taksi sudah ada yang menabaraknya..
"aduuhhh...." rehan teriak kecil sambil membersihkan sendalnya karena kotor terkena pijakan kaki orang menabrak.
"ma.. aafkan saya paman..." terdengar suara anak kecil yang ketakutan
"akh... teryata kamu luca,
bikin kaget aja"...
"hah.... abang tukang bubur? kenapa disini bang? cari luca ya? bawa apa itu bang? "
cerca luca dengan pertanyaan banyak sambil melihat bunga mawar yang di pegang oleh rehan.
rehan pun spontan menjawab
"ihhh... kamu bocah cerewet sekali km.
udah deh sana ikut main sama teman2 kamu".
acuhnya rehan tampa menjawab pertanyaan bocah kecil luca
"iihhh... sebel.. yaudah deh terserah abang".
sambil cemberut ingin pergi meninggalkan rehan..
tetapi setelah luca ingin pergi meninggalkan rehan..
Tiba-tiba luca di pegang tangannya oleh rehan..
"ehh... tunggu dimana tempat nya kakakmu yg bernama luna itu?".sambil muka nya merah seperti tomat
"ohhh... teryata abang mencari kak luna ya? gak akan aku kasih tau".
ejek luca karena sempat kesal karena tadi dia diusir
"aduhh... bocah ini".
seketika rehan langsung jongkok menyamakan tingginya dengan luca.
"emmm... adik tampan, kak luna dimana sih? abang mau ktmu nih? sama abah nyai juga".sambil malu-malu berucap
"baik akan aku katakan, tapi jawab juga pertanyaan luca tadi"
"hah..". rehan tarik nafasnya..
"baiklah.. abang tadi kesini mau melamar kak luna mu, mau bertemu sama abah nyai juga untuk izin meminang kakak luna mu".
sambil senyum berbicara
"apaaa?????"
"abang gak salah?" luca sangat kanget dan berteriak
"abang punya kaca kan? abang ini terlalu Pede sekali untuk melamar kak luna.
hahhaha".ejek luca.
bukannya menjawab luca malah mengejek rehan.
dan rehan pun menjadi merah padam.
"sialannn.... ini bocah".dalam hati rehan ingin sekali mencubit pipi gemoy si luca
tapi dia takut kalau itu anak akan menangis teriak-teriak
"bang bubur, abang bubur apa udah yakin? untuk ini semua? abang bubur tahu enggk? kalau kak luna itu sudah banyak sekali yang melamar tetapi dia tolak langsung hari itu juga"
"apa? emang berapa lelaki yang sudah melamar dan di tolak?"
"sepertinya sudah hampir 10 lelaki hehhehe... "
rehan pun menelan savila nya dengan ragu ingin melanjutkan lamaran nya kepada luna
kemudian luca berkata
"emmm.... tapi kalau abang bubur penasaran dengan jawaban kak luna. abang lurus aja jalan ke samping mushola kecil ada rumah cat hijau itu persinggahannya abah nyai,,,
abang bubur bisa kesana terlebih dahulu..
tapii jangan nangis ya bang pulang nanti."
hehehhe... "
ejek luca dengan dia pergi ke teman-temannya tampa berpamitan dengan rehan.
"wahhhh... Bener-bener ya itu bocah bisa-bisanya aku di sepelekan dengan anak usia 7 tahun".
kemudian rehan terdiam mengingat perkataan luca. lalu apakah aku harus berhenti? sedangkan ini tinggal menunggu kepastian.
tapi apa salahnya di coba kan?
rehan berbicara dengan dirinya sendiri.
kemudian rehan melangkah pondok yang di tunjukan luca tadi..
rehan berjalan dengan sesekali menarik nafasnya untuk menenangkan dirinya.
Kemudian sesampainya di depan pintu..
"akhh.... gimana ini ya? "rehan ragu untuk mengetuk dan mengucapakan salam.
rehan ragu untuk mengetuk pintu tersebut dan hanya mondar-mandir didepan pintu.
"akh.. bisa mati penasaran kalau tidak segera di ungkapkan.
lebih baik aku mengeluarkan isi hati ku daripada aku galau terus, ,
entah itu mau diterima ataupun tidak yang jelas aku udah mengucapkan nya".
rehan pun mengetuk pintu di depan nya
"tookk... tokkk. tokk"...
"assalamu'alaikum"
"tookk... tokk.. took"
(rehan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam)
"assalamu'alaikum"..
rehan mengulangi kembali ucapan salam ya
"wa'alaikumsalam"..
Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menjawab di balik pintu, entah itu siapa..
"siapa ya?" tanya orang yang di dalam rumah sambil membukakan pintu.
"maaf kan saya pak nyai".
"saya rehan ingin ada keperluan dengan pak nyai"
rehan kemudian memperkenalkan dirinya
"owghh... nak rehan silakan masuk dulu..
silahkan duduk nak".
pak. nyai menujukan tikar yang sudah siap. di. lantai.
"umii... umiii"..
"iya abah, ada apa?"
datanglah wanita separuh baya yang di panggil umi datang menghampiri suara pak nyai
"umii.. tolong buatkan minum untuk nak rehan ini".
"baikk abah"..
umi pun lagsung pergi ke belakang..
"Ada apa nak rehan? " pak nyai membuka percakapan terlebih dahulu.
"emm begini pak nyai, saya datang kemari untuk melamar dek luna, karena saya menyukai dek luna dan ingin menjadikan dek luna pendamping hidup yang terakhir dalam hidup saya".ucap rehan dengan sedikit malu.
" owh... baiklah,, kalau begitu saya tidak bisa menjawab karena hanya luna yang bisa menjawab pertanyaan nak rehan" pak nyai tersenyum
kemudian sesaat waktu umi datang memberikan kopi kepada rehan dan abah..
umi pemasaran dengan apa yang di bicarakan.
"ada apa sih bah? kok kayaknya serius banget bicaranya? ayook di minum nak rehan.? " tanya umi sambil memberikan kopi nya.
"ini loh mi, nak rehan ingin melamar nak luna."
umi pun ragu ingin bertanya tetapi tetapi bertanya daripada penasaran.
"maaf nak rehan ini tukang bubur keliling yang akan jualan dekat pondok yang sering ke masjid pondok kan?" tanya umi.
"iya umi, saya hanya tukang bubur keliling yang ingin mempunyai rembulan seperti dek luna"
umi kaget dengan jawaban rehan.
"bukan begitu nak rehan, maksud umi bukan status ekonomi nya. tapi luna itu anaknya susah di tebak. hanya takut nak rehan kecewa" umi mulai bersalah dengan pertanyaan nya.
"sudah... sudah tidak usah dibahas, umi sekarang pangil kan aja nak luna, karena kita kan tidak tahu sebernya bagaimana luna itu. " titah pak nyai.
"iya abah"
umi kemudian mencari luna di asrama putri.
sesaat umi pergi,, pak nyai hanya menatap rehan dengan tersenyum dan karena sealu dilihat oleh pak nyai rehan hanya bisa tertunduk malu.
"nak rehan, kenapa datangnya sendiri? "
"karena saya ingin memiliki dek luna sendirian pak nyai".
" hahahha... " pak nyai seketika terbawa keras dengan jawaban rehan
"kamu lelaki yang berani nak rehan, saya kagum dengan keberanian mu. yahh... semoga keberanian mu mendapatkan hasil yang kamu inginkan"
"aamiin... Terima kasih pak nyai"
sesaat mereka mengobrol bersama umi dan luna datang dari belakang dapur.
"assalamu'alaikum" luna
"waalaikumsalam "pak nyai dan rehan menjawab bersamaan
" nak luna ini ada nak rehan ingin melamar dirimu".
luna kaget dengan perkataan dari abah nyai nya. luna seketika merah dan malu dengan ucapan dari Pak nyai. luna pipinya sudah merah seperti tomat.
"abah, bagaimana? "
luna meminta pendapat dari pak nyai.
"terserah nak luna, abah dan umi hanya medoakan kebahagiaan kamu saja" abah menjawab
"iyaa.. nak, umi juga mendoakan kebahagiaan nak luna" umi menambahi perkataan dari abah.
sejenak luna hanya memandang sekilas wajah rehan dan melihat bunga mawar yang di bawa oleh rehan, kemudian mendudukan pandangan nya kembali.
"nak rehan silahkan berbicara" pinta pak nyai
kemudian rehan pun mulai berbicara sambil sedikit menelan savila nya karena ada sedikit keraguan. namun, sesaat rehan berbicara.
"dek luna, saya ingin mengutarakan isi hati saya, bahwa saya ingin menjadikan dek luna sebagai pendamping hidup saya dan yang terakhir, jadi bisakah saya menjadi imam dek luna? meskipun saya bukan pria baik, InsyaAllah akan bertanggung jawab untuk dek luna, dan ini bunga mawar untuk dek luna."
luna seketika menjadi malu dan pipinya merah seperti tomat.
pak nyai dan umi hanya melihat dari mimik luna bahwa luna menyukai rehan.
"nak luna jawab saja, itu nak rehan sudah berdebar-debar jantungnya hingga terdengar di telinga umi dan abah. " abah berusaha mencairkan suasana yang tegang.
dan rehan hanya menahan malu dengan ucapan pak nyai.
"abah, jangan begitu,, lihat tuh muka mereka berdua seperti kepiting rebus". umi yang tersenyum menambahi pembicaraan malah semakin membuat rehan dan luna menjadi salah tingkah.
" sudah.. sudah.. sekarang silahkan jawab saja nak luna" pinta pak nyai.
"iya abah"..
kemudian dia mulai menghadap ke rehan tetapi dengannya wajah menunduk.
" terimakasih kak rehan atas niat baiknya, tetapi. .. " luna terdiam
rehan seperti nafasnya berhenti ,nfamun jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"katakanlah dek luna, kakak bisa menerima semua keputusan dari dek luna" jawab rehan dengan Terbata-bata.
"kak, maaf luna tidak menyukai bunga mawar"
jawab luna dengan tertunduk
"tapi luna Insya Allah menerima kak rehan. "
muka rehan dan luna seketika menjadi memerah.
"alhamdulillah" pak nyai dan umi mengucapkan syukur bersamaan.
"maaf dek luna kakak tidak tahu kalau dek luna tidak menyukai bunga mawar". rehan merasa bersalah.
" tetapi terimakasih dek luna sudah mengizinkan kakak menjadi imam dek luna ".
rehan menahan malu tapi terlihat ada cinta dan ketulusan di mata rehan.
" iya kak, gak papa kok".jawab luna
"maaf abah, umi, kak rehan. luna mau masuk ke asrama lagi"
luna sudah tidak tahan untuk menahan rasa malu nya kepada abah dan umi.
"assalamu'alaikum abah, umi, kak rehan. "
"waalaikumsalam" abah, umi dan rehan menjawab bersamaan.
"alhamdulillah nak rehan, luna emang seperti itu, dia anaknya pemalu dan luna tidak menyukai bunga mawar tapi luna menyukai bunga melati" pak nyai menjelaskan sambil tersenyum.
"maaf Pak nyai, umi, rehan tidak tahu hal itu".
dalam hati rehan dia gemerutu.
" wah ini salah pak sopir kasih masukan yang buat malu aja" batin rehan.
"yasudahlah gak papa, bukan permasalahan besar. jadi kapan nak luna akan datang kembali untuk menikah" tanya pak nyai
"tolong katakan sama dek luna bahwa saya akan menikahinya 3 hari lagi, dan saya hanya sendiri karena saya tidak punya siapapun di sini. " pinta rehan
"yasudah gak papa yang pnting kan sah agama dan hukum itu bagi umi dan abah sudah tenang"..ucap umi
" seperti nya nak rehan ini sudah tidak sabar" ejek pak nyai
seketika rehan menjadi merah pipinya karena malu.
"iiyaa pak nyai lebih cepat lebih baik, hehhehe.
kalau begitu rehan pamit pulang ya pak nyai umi? "
"iyaa silahkan nak"..
"assalamu'alaikum" rehan
"waalaikumsalam ".pak nyai dan umi menjawab bersamaan
di perjalanan menuju taksi bertemu lagi dengan si kecil luca.
" ehh abang bubur,, gimana pasti di tolak ya? "
ejek luca
"enakk aja, ya enggk mungkin lah secara abang ini ganteng. wkwkkw" jawab rehan dengan antusias
"hah... pasti abang bubur udah stress karena di tolak, duh... luca jadi ikut prihatin, semoga lekas sembuh ya bang" ejek luca kemudian pergi meninggalkan rehan
"wahh... sialan itu bocah ya! kok semena-mena kalau bicara,, seperti nya hal mustahil kalau aku di Terima oleh luna. padahal kan saya emang di Terima" grutu rehan
kemudian rehan masuk taksi dengan cemberut merasa ingin memarahi pak sopir.
"yang sabar ya tuan mungkin bukan jodohnya" Tiba-tiba pak sopir membuka pembicaraan
"apa sih pak sopir mending sekarang pak sopir fokus nyetir karena saya sudah lelah" rehan sudah males berdebat karena Takut momen bahagia nya hancur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!