Seorang gadis cantik, berkulit putih, tinggi nya sekitar 160cm, gadis mungil dan imut itu mempunyai hidung yang tidak terlalu mancung dan rambut lurus sepanjang di bawah dada, serta bibir tipis yang menggoda.
Tengah berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan menenteng sepatu high heels nya yang tidak terlalu tinggi
" Dok.. bagaimana kondisi ibu saya? ".
" Kondisi bu Aminah sekarang sudah baik-baik saja ".
" Hm... Kau dari..?? ".
" Ahk... Ini dari wawancara dok.. makanya aku pake baju formal kaya gini hehe ". Memakai kembali sepatu high heels nya, imejnya benar-benar sudah tidak ada.
" Apa sekarang aku bisa masuk dok? ".
" Oh.. silahkan... ".
" Kalo gitu saya permisi yah ... ".
" Iya dok.. terimakasih atas bantuannya ". Menunduk memberi hormat
" Assalamualaikum "
" Waalaikum salam "
Dokter hanya tersenyum menanggapi nya dan berlalu pergi.
" Seperti biasanya laras juga cantik hari ini ". Gumam dokter ilham. Di nantikan kena mentalmu dokter..
Yah... Gadis cantik itu bernama Nur Larasati Hidayah, seorang wanita sholeh yang bisa dibilang jarang di temui di zaman sekarang, walaupun dia tidak berhijab, tetapi baju yang dia kenakan selalu wajar dan tertutup dan tentu saja dia rajin beribadah. Seorang anak tunggal dari pasangan pak Hidayah dan juga bu Aminah, ayahnya sudah berpulang saat usia Laras baru menginjak 13 tahun. dan disitulah peran bu Aminah bertambah.
Berusai sekitar 26 tahun.
Dialah protagonis dari cerita ini
🍋🍋🍋
Di sisi lain...
" Apa-apaan ini!!!... Apa kalian masih anak magang hah!! ". Teriak seorang lelaki gagah dan pastinya tampan
" Ma.. maaf.. pak.. ka.. kami akan mengulangi nya dengan baik ". Tubuh mereka bergetar. Bagaikan anak-anak kelinci yang di hadapkan dengan seekor harimau buas.
" Hahh!! ... Cepat ulangi, dan aku tidak mau tau... Besok sudah harus jadi.. mengerti!!?! ".
" Ba.. baik pak ".
Setelah itu.. lelaki itu kemudian keluar dari ruangan rapat dengan perasaan kesal dan juga marah nya di ikuti oleh asistennya.
" Wah... Pak Indra marah lagi nih... "
" Ha....h nakutin.. ih.. ngeri ".
" Nakutin... Tapi malah lebih tampan gak sih ".
" Iya yah.. ".
Bisik-bisik para karyawan yang melihat bosnya itu keluar dari ruangan rapat dengan wajah yang kesal. Pemuja wajah tampan, ayo kita kumpul.
Yah.. dialah protagonis pria dalam cerita ini. Namanya Muhammad Andra Ansari. Seorang pemuda tampan dan gagah yang baru berusia 30 tahun, tapi sudah memegang sebuah perusahaan besar dimana ada banyak cabang-cabangnya, baik di dalam maupun luar negeri.
Pria yang berbakat.., dengan wajah tampannya dan jangan lupa dia juga pria yang sholeh. (Laki-laki sempurna sih) -----> Author
Walaupun dia selalu dingin kepada orang-orang, tapi sebenarnya dia adalah lelaki yang hangat jika bersama dengan orang-orang terdekat nya
Hai guys ini novel ke-2 ku, jadi kalo ada yang tertarik silahkan mampir yah...☺️
Laras masuk kedalam ruangan ibunya, setelah dokter Ilham pergi.
" Assalamualaikum bu " salam Laras, dan melihat ibunya tengah duduk di ranjang pasien dengan senyum nya. ah.. sungguh pemandangan yang indah, damai dan tentram.
" waalaikum salam " Laras pun duduk di sebuah kursi di sebelah ranjang bu Aminah.
" gimana keadaan ibu? udah gak sakit kan? " tanya nya, terlihat jelas jika Laras sangat khawatir.
" gak pa-pa, udah baikan " mengelus-elus tangan anaknya itu.
" Alhamdulillah... " syukur Laras " kalo gitu ibu makan dulu yah " mengambil mangkok bubur yang ada di nakas.
bu Aminah menanggapi nya dengan senyuman dan mengangguk lemah. kalau tidak makan bisa tidak sembuh bukan?.
Laras pun mulai menyuapi ibunya sedikit demi sedikit. pelan-pelan saja. setelah beberapa suap, bubur itu pun habis.
" ini bu... Diminum dulu air putih nya ". Menyodorkan segelas air putih
" Mana.. sini ibu minum ". Menerima air putih yang di sodorkan
" Jadi, gimana hasil wawancara nya? " Tanya ibu Aminah setelah meneguk air putih yang ada ditangannya
" Hmmm masih belum jelas sih bu,. ." Jawab Laras, baru juga diwawancarai tadi, mana mungkin kan kalau hasilnya langsung keluar
" Kalo gitu gimana kita bisa tau kalo kau di terima atau tidak? " Manaruh gelas di nakas, ibu sama sekali tidak tau itu
" Hmm mungkin besok pagi atau biasanya tiga hari setelah di wawancara baru pesannya Masuk bu, itupun kalo di terima sih " Terkekeh lalu menunduk. Ah.. berharaplah agar di terima
" Hus.. jangan ragu kaya gitu... Seharusnya bersyukur karna bisa di wawancara dengan lancar " Tegur bu Aminah
" Hehe iya bu maaf... Semoga kali ini juga hamba di terima yah Allah amin...." Menepahkan tangannya layaknya seorang berdoa
" Amin... "
Sebenarnya Laras sudah punya pekerjaan, dan bisa di bilang pekerjaan nya ini lumayan bagus, hanya saja gajinya belum mencukupi untuk biaya rumah sakit sang ibu. Makanya Laras memilih pekerjaan yang mempunyai gaji besar. Laras sudah berulang kali mengganti-ganti perusahaan, untuk mendapatkan gaji yang besar untuk biaya rumah sakit ibunya. Bukannya Laras tidak percaya kepada Allah SWT. yang pastinya sudah mempunyai rencana untuk hamba-hamba-Nya. hanya saja di perusahaan nya yang lalu, dia selalu risih dengan tatapan yang tidak senonoh dari bosnya, karena itu dia memilih resign dari kantornya yang dulu dan memilih sebuah perusahaan yang besar dan dia berharap semoga kali ini berhasil.
" Kira-kira paling lambat di terima pemberitahuan nya kapan? " Apa akan lama?
" Hmmm yang paling cepat sih.. besok, trus.. kalo paling lambat mungkin sekitar 3 hari deh bu "
Aminah hanya manggut-manggut.
" Udah bu.. sekarang ibu istirahat yah... Biar laras ajah yang mikirin tentang perkerjaan " Menarik selimut ibunya dan membantu membaringkan tubuh ibunya
" Iya ibu tau... Maaf yah.. udh buat anak ibu ini cemas " Membelai pipi Laras
" Gak papa bu... Ibu tidur ajah yah.. ". Membelai tangan Aminah yang ada di pipi nya dengan tersenyum lembut
Aminah hanya mengangguk dan melepas tangannya dari pipi laras.
Lalu mencoba untuk menutup matanya... Namun tiba-tiba..
Kring...
Pesan masuk di handphone Laras
" Hah???! ... Alhamdulillah... Akhirnya diterima ". Ucap syukur Laras yang baru melihat pesan di handphone nya. Sempat laras terkejut melihatnya, tapi langsung ucapan syukur yang di keluarkan nya.
Mungkin orang-orang jaman sekarang akan mengatakan hal gila dan mengapresiasikannya dengan berlebihan, tapi lain halnya dengan laras yang lebih berpikir dewasa dan berkepribadian tenang, dia langsung mengingat nama Tuhannya dan bersyukur atas berkah dan juga Rahmat nya.
" Kenapa nak? ". Tanya ibu yang tidak jadi tidur karena mendengar Laras. Kau mengagetkan ibu
" Eh.. ini bu, aku di terima bu ". Senang laras dengan wajah berbinarnya
" Alhamdulillah...., Tapi kok cepat banget nak? Ibu kira besok yang paling cepat ". Aku kira akan lama
" Gak tau juga bu ". Terlihat berfikir tapi tidak bisa menemukan jawabannya
" Gak usah di pikirin, yang penting kita bersyukur kan ". Mengelus-elus kepala laras
" Hehe iya bu ".
" Ibu tidur ajah yah... Istirahat ".
" Hmm ibu tidur nih, tapi jangan ribut lagi ". Menutup matanya dan berbaring
" Iya bu ".
Tak lama kemudian..
Allahuakbar Allahuakbar... Suara adzan berkumandang
" Wah... Udah asar ajah nih, mending ke musholla dekat sini ajah deh, ibu juga udah tidur ". Bangkit dari kursi nya dan menuju ke musholla rumah sakit
...*****...
" Haaah gak ada yang becus semua sih ". Kesal Andra yang langsung duduk di kursi kebesarannya
" Sabar bos.. ". Ucap asistennya
" Huuufff... Iya-iya gw tau ". Balas ketus Andra
" Hehe yaelah... Di nasehatin malah di jawab kek gitu ". Gumam Alan.
Yah... dia adalah asisten Andra plus sahabat karibnya. Andra dan Alan sudah berteman sejak kecil, sejak masih di taman kanak-kanak. Alan adalah anak dari orang kepercayaan ayah Andra. Ikatan mereka semakin kuat saat kedua orang tuanya sepakat untuk memasukkan nya ke dalam pondok pesantren. Yah.. Mereka berdua mantan anak pondok.
Selama 3 tahun mereka berdua bersama di dalam pondok, dan keluar untuk melanjutkan pendidikan nya di jenjang SMA sampai bangkuh kuliah. Seterusnya hingga sampai sekarang, benar-benar persahabatan bagai kepompong.
" Oh yah Lan, tadi di depan kok gue gak liat sekretaris gue sih.. ". Ucap tiba-tiba Andra yang sudah beralih topik. Malas memikirkan bawahannya yang tidak becus.
" Lo lupa, kan lo yang pecat dia karna gak becus " duduk di sofa di dalam ruangan itu. Kau tidak mungkin jadi pikun kan
" Ah.. gue ingat tuh.. jadi, udah ada pengganti nya kan? ".
" Kalo soal interview sih udah, tapi baru di seleksi sih, mungkin paling lambat 3 hari deh ".
" Haah!!? Tiga hari?.. kelamaan tuh.. langsung ajah, gak usah basa basi ". Tidak mungkin kan tidak ada yang menjaga ruangan ku
" Oke deh bos, gue kasi tau bagian HRD dulu ". Berdiri dan melangkah keluar ruangan. Kau kira sekertaris itu satpam apa
Andra hanya mengangguk menanggapi.
Berhentilah mengoceh
Tak lama kemudian...
Ceklek...
" Gimana, udah? ". Tanya Andra yang melihat Alan masuk. Aku harap kau tidak mengecewakan ku
" Udah bos, katanya besok udah bisa masuk ". Duduk kembali di sofa. Aku tidak akan mengecewakanmu
" Bagus deh.. ". Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi nya
" Gak mau liat data dirinya dulu bos? ". Mungkin itu akan membantumu
" Entar ajah ". Memijit-mijit keningnya, terlalu pusing memikirkan nya
Allahuakbar Allahuakbar... Suara adzan berkumandang
" Udah adzan.. yuk ke musholla ". Ajak Andra dan segera bangkit dari duduknya yang di ikuti Alan.
Mereka berdua pun melangkah menuju musholla di kantornya itu.
Epilog
...ΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya
Tok.. tok.. tok...
" Masuk " sahut Andra dari dalam
" Ini pak... Saya ingin memperkenalkan sekretaris bapak yang baru ". Ucap sopan dan formal Alan
Andra yang mendengar suara Alan yang hormat dan juga sopan, menjadi lebih serius dalam menanggapi nya.
Yah... Itulah mereka, terkadang bercanda dan juga terkadang serius, lucu bukan?
Jika ada orang lain, mereka akan berperilaku selayaknya atasan dan juga bawahan, begitu pun sebaliknya.
Andra menatap alan dengan wajah datarnya
" Mana? ".
Satu kata terucap dari bibir Andra, dan alan tau kalau sekarang Andra memang sedang serius. Jika Andra hanya menjawab nya dengan singkat, berarti Andra cukup serius sekarang dan apapun yang diakatakan nya tidak bisa dibantah.
" Silahkan nona ". Mempersilahkan nya masuk
" Permisi pak... Perkenalkan nama saya Nur Larasati Hidayah, anda bisa memanggil saya Laras ". Masuk dan langsung Memperkenalkan dirinya dengan tersenyum manis
'laras' batin Andra bersamaan saat laras mengatakan 'laras'.
Andra sempat bengong melihatnya... Sampai suara laras membangunkan nya.
" Semoga saya bisa menjadi sekretaris yang bisa anda andalkan "
" Ah.. iya... ". Jawabnya gelagapan, sedangkan Alan heran melihat tingkah bosnya itu 'apa dia pengen gw ajak bercanda sekarang. Ah... Mana mungkin lah' pikir alan.
'wah... Gantengnya makhluk ciptaan mu ini ya Allah..' batin Laras.
" Lan kau bisa tunjukkan tempatnya ". Melirik kearah Alan
" Baik pak ". Sopan Alan dengan sedikit berbungkuk.
" Mari nona laras, saya antarkan ketempat nona ". Beralih melihat laras
" Baik pak alan ". Tersenyum menanggapi, walaupun suara alan tadi membangunkan nya dari lamunan atas kekagumannya terhadap Andra, dia tetap mencoba untuk tersenyum semanis mungkin.
" Kalo begitu saya permisi pak ". Pamit Alan
" Mari pak ". Sahut Laras, dan Andra hanya mengangguk saja
Mereka berdua keluar ruangan dengan tertib.
'kau tidak berubah laras, senyuman mu tetap manis semanis madu, cara berpakaian mu yang tertutup itu juga tidak berubah'. Batin Andra yang senyum sendiri saat mengingat Laras.
Senyumannya yang manis tidak akan terlupakan oleh Andra, cara berpakaian nya yang tertutup, walaupun tidak berjilbab itu tetap membuat pikiran Andra serasa melayang.
'aku mencarimu selama 4 tahun ini tapi tidak mendapatkan hasil, dan akhirnya kau datang Dengan sendirinya kepadaku, ah... Jodoh emang gak kemana. Alhamdulillah ya Allah.. engkau telah mengabulkan doaku selama 4 tahun ini'.
'ah... Cinta pertama ku, wanitaku...'. batin tiada hentinya bersyukur Andra saat melihat laras.
Dia bisa langsung mengetahui nya hanya dengan sekali pandang. Padahal Andra bertemu pertama kali dengan Latad 13 tahun yang lalu dan saat itu umur Andra baru 17 tahun, saat itupula wajah Laras tidak pernah dia lupakan, padahal umur laras waktu itu baru 13 tahun.
Bisa dibayangkan sebagaimana cintanya Andra terhadap laras, bahkan sangking cintanya dia tidak pernah dekat dengan wanita manapun, bahkan saat ada wanita yang menyentuhnya dia akan memandang jijik melihatnya.
Menurutnya hati dan tubuhnya hanya untuk laras, dan baginya laras juga adalah miliknya.
Andra akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan hati laras, yah.... Tentunya dengan cara yang masih masuk akal dan tidak membahayakan.
Ceklek..
Pintu terbuka dan menyadarkan Andra dari lamunannya, lalu mendongak dan mendapati Alan yang sudah masuk tanpa permisi terlebih dahulu.
" Assalamualaikum.... ". Salamnya seperti orang-orang yang menyapa saat ada di mesjid dengan suara yang sedikit lantang dan wajah yang nyengir kuda.
Andra menyerngitkan dahinya dan menjawab
" waalaikum salam... ". Kalo masuk tuh, ketuk dulu napa, pikir Andra.. yang masih memandang tidak suka kepada Alan, dan kita sekarang tidak sedang di mesjid.
TBC
novel kedua ku ini , semoga sukses. bisa membuat kalian para readers bersemangat membacanya.
jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
like , komen, dan juga vote nya 😙
" napa tuh muka, santai ajah kelesss.... Liatin gue.... gue tau kalo muka gue tuh gak ada duanya, tapi kan aneh kalo gue ditatap tajam amah sejenis gue, kalo cewek sih senang tapi kalo sejenis merinding gue ". Duduk tanpa dosa di sofa dan mengusap kedua lengannya dengan gaya seolah kedinginan.
" Hais.... " Menggelengkan kepalanya " udah?... ".
" Apanya? ".
" Celoteh yang gak jelasnya... ". Apa kau masih waras dengan perkataan mu.
" Hehe udah ". Membuat wajah polos, yang menurut Andra menjijikkan bukannya imut.
" Kan udah gue bilang dari dulu.. kalo masuk tuh.. ketuk dulu bambang... ". Sudah ku suar kan berkali-kali kata-kata itu di telingan mu.
" Hehe iya.. iya... Bos... ". Menggaruk kepalanya yang tak gatal. Menimpali candaan bosnya itu sudah biasa bagi Alan, yah.. dan juga sebaliknya.
" Bos, gue penasaran deh dengan mimik-mimik wajah bos ini ". Menatap andra dengan intens
" Apanya?... Jangan tatap gue kaya gitu, malah jadi gue kan yang merinding ".
" Ye.... Gue masih normal kali bos... Wajah lo tuh, kaya habis menang lotre ajah, dari tadi kok senyum-senyum sendiri, jadi merinding kan gue ". Mengulang perkataan andra untuk membuatnya kesal
" Emangnya keliatan banget yah, kalo gue lagi seneng? ". Tak memperdulikan ejekan Alan. Kalo pastinya sih... Andra bahkan tidak mendengar ejekan itu.
" iya keliatan banget, mungkin anak umur 5 tahun ajah, kalo liat wajah lo pasti tau kalo situ lagi seneng ". Lagi-lagi ejek alan " kenapa sih?... Beneran menang lotre? ". Dan tolong berhentilah tersenyum, itu mengerikan
Andra kembali tersenyum yang membuat Alan lagi-lagi bergidik ngeri apa akan terjadi badai kencang yang memporak-porandakan nih pikir alan.
Andra yang tidak pernah tersenyum malu dan simpul seperti itu, tiba-tiba saja terseyum seperti itu dan yang mengejutkan andra tersenyum nya lama.
" Lo ingat gak, sama perempuan yang gue cari-cari selama ini ". Menatap alan dengan serius
" Hmmm gue ingat... Terus??? ".
" Laras!... ". Satu kata terucap dari bibir andra
" Laras??.. kenapa dengan laras?.. ". Mengangkat sebelah alisnya " eh!!!? Tunggu dulu.....". Menarik napas " Haaaa????? Maksud loh... ". Menutup mulutnya dengan tangannya, terlihat sekali jika Alan sama sekali tidak percaya dan terkejut
" Hmm jodoh emang gak kemana...". Tersenyum "lo tau kan gimana banting tulang nya gue cari-cari dia selama ini tapi hasilnya nihil... Eh.. ini malah dia sendiri yang datang ". Tiba-tiba senyuman nya menjadi tersenyum tipis hingga terlihat jika akan menangis
" Banting tulang... Banting tulang..! Padahal yang banting tulang disini tuh kan gue, lo mah tinggal duduk-duduk sambil suruh-suruh gue ". Ketus alan " tapi pantas ajah lo gak bisa move on.. move on buat cari gadis yang lo maksud, gile... Man... Cantik banget... ". Menarik nafas " mana bajunya tertutup gitu.. wis... My tipe sih ". Melihat keatas dengan membayangkan wajah laras.
" My tipe.. my tipe... Ngomong lagi gw tampol lo ". Mengangkat berkas yang ditangannya. Dan bergaya ingin melemparkan nya ke alan.
" Iya.. iya.. ampun bre.. gue tau kalo laras tuh tipe lo juga, secara kita kan sehati sejiwa... Setanah air men.. ". Proklamasikan ikatan persahabatan nya. Siapa yang tidak tau sih, kedekatan kalian. Malahan ada yang mengira kalo mereka punya hubungan yang.. ehem.. ehem..
" Pengen muntah gue ngedernya.. ". Menaruh kembali berkas yang dipegangnya ke atas meja
" Tapi emang benar kan...".
" Iya juga sih... Laras tuh tipe-tipe calon istri idaman... Ah... Mantap dah.... ". Kembali tersenyum malu-malu
" We.... Bukan itunya bre... Maksud gue tuh kita beneran sehati sejiwa dan setanah air ".
" Bre**sek lo... ". Melempar berkas yang ada di mejanya , untung alan dengan cekatan menghindar dan alhasil berkas yang dilempar nya berhamburan di lantai, tapi tentu saja tidak ada yang peduli. Haaah sungguh orang-orang yang merepotkan
" Tapi benar juga sih.... Huuufff untung gak setubuh ".
" Isss ngeri lo... Gue masih normal ". Melindungi bagian dadanya dengan kedua telapak tangannya.
Andra memutar kedua bola matanya, malas meladeni asisten satunya itu.
" Mending lo buatkan gue kopi ama cari tau latar belakang nya Laras deh... Malas gue lama-lama liat muka lo ". Mengusirnya dengan mengibas-ngibaskan tangannya. Ku jadikan OB kau baru tau rasa.
" Cih... Oke-oke.... ". Keluar dengan berat hati
Sedangkan di balik pintu
" Wa... Mimpi apa aku semalam ". Memegang kedua pipinya. Hei tenanglah, kau tidak sedang mendapatkan lotre
" Laras ". Penggil seseorang yang Membuyar kan kesenangan laras
" Ah... Iya pak Alan, ada yang bisa saya bantu? ". Berhentilah bersikap seperti pegawai mini market. Dan tentu saja Laras terkejut dengan suara Alan yang datang tiba-tiba.
" Bos menyuruhmu membuatkan kopi untuk nya " . mulailah Alan melemparkan tanggung jawabnya
'hei... Kopi apa?'
" Baik pak ". Tentu saja harus disetujui
" Oke, kalo gitu aku pergi dulu ". Melangkah pergi "ohya... Dan tidak perlu memanggilku dengan sebutan pak, panggil saja Alan. Oke?! ". Dia tidak terlalu tua untuk dipanggil Pak. " Gak usah formal-formal juga oke? "
" Baik Alan ". Tanpa ragu Laras mengatakannya "oh iya, kopi apa yang disukai Pak Andra? ". Akhirnya terlontar pertanyaan yang sedari tadi ditampungnya.
Berpikir sejenak " hmm " dan berakhir dengan mengangkat kedua bahunya. " Kau tanyakan saja sendiri, kalo gitu aku pergi dulu. Dah... ". Masih sempat Alan mengucapkan kata selamat tinggal nya.
" Haaaaah.. ". Helaan nafas panjang berhasil keluar dari mulut Laras. Dengan terpaksa Laras harus menanyakan nya sendiri.
Tok.. tok.. tok...
" Masuk "
" Permisi pak ". Terkejut melihat berkas yang berhamburan di dekat pintu. Rupanya masih belum dibereskan.
" Hmmmm ada apa ". Beralih menatap Laras
" Anu pak.. kopi apa yang anda sukai?. Tadi pak Alan menyuruh saya membuatkan anda kopi ". Dan mulailah Laras menyalahkan Alan
'Dasar asisten gak becus, malah lempar tanggung jawab'
" Kopi hitam saja " seharusnya kau tidak menyuruh Alan membuatkannya.
" Baik pak " sebelum pergi Laras menyempatkan untuk memungut berkas-berkas yang berhamburan.
" Maaf pak, saya lancang mengambil nya ". Menaruh berkasnya di meja Andra. Tidak Laras, itu sudah perbuatan yang benar
" Hm tidak apa-apa, terima kasih ". Tersenyum, walau sedikit
'wa... Ganteng banget ya Allah..'
" Iya pak, kalo begitu saya permisi ". Keluar dari ruangan itu setelah mendapatkan anggukan dari yang punya.
" Ahk... Sialan, kenapa gw gak pungut sih tadi, pasti dia pikir gue laki-laki kotor, ahk... Awas ajah lo Alan ". Astaghfirullah, berhentilah berbicara kasar.
Sedangkan di pantry, tempat Laras membuat kopi
" Tadi katanya kopi hitam kan? " Mengambil gelas beserta kopinya, bersiap membuat kopi
" Eh.. hai.. kamu sekretaris baru itukan ". Mulailah orang-orang menyapa nya
" Hmm iya, hai juga ". Ah.. semoga aku tidak di bully
" Oh.. perkenalkan aku Rina Angraini panggil ajah Rina, bagian devisi keuangan " tersenyum lebar, menandakan kalo dia bukanlah musuh
" Ohh.. salam kenal, aku Nur Larasati Hidayah, panggil aja Laras sekretaris pak Andra " dia bukan musuh, jadi cobalah untuk tetap tersenyum ramah
" Aku tau ". Sudah dikatakan di awal kan
" Kalo gitu aku duluan yah, kopinya juga sudah jadi " jangan sampai membuat pimpinan mu menunggu
" Ah iya.. lain kali kita ngobrol lagi yah.. ". Masih dengan senyumannya
" Iya ". Pergi dari tempatnya dan kembali ke ruangan pimpinannya
Tok.. tok.. tok..
" Permisi pak ". Masuk setelah mendapatkan persetujuan
" Ini pak, kopi anda " tidak terlalu percaya diri dengan hasilnya, tenanglah Laras, Andra akan meminum apapun yang kau buat
" Taruh saja di atas meja " mencoba untuk tetap tenang, bagaimana tidak. Kopi buatan kekasih hatinya akan segera di luncurkan ke tenggorokan nya
" Baik pak, kalo gitu saya permisi ". Pamit secepatnya sebelum dapat semburan cara membuat kopi
" Hmm ".
Setelah Laras keluar dari ruangan itu. Andra langsung mengambil Handphone nya dan cekrek.. cekrek.. cekrek... Tidak bisa terhitung berapa foto kopi yang diambil nya. Mungkin Andra akan menjadikan foto itu sebagai wasiat keluarganya. Sungguh dramatis
Andra mengangkat kopi itu dan dia pun meminumnya " hahh gile... Enak banget..". Detik itu juga kopi hitam tanpa gula kesukaannya diganti menjadi kopi hitam dengan bergula.
TBC
jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
like, komen dan vote nya 😙
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!