NovelToon NovelToon

GADIS NAKAL INI, TAKDIRKU!!!

1.Perkenalan Tokoh

Sebelum membaca ini, saya akan mengingatkan tentang karya pertama saya,

yang berjudul DUDA ISTIMEWA KU...

Jika kalian belum membacanya, coba baca itu terlebih dahulu sebelum membaca, novel ini...

karna novel ini adalah kelanjutan tentang cerita anak - anak dari novel pertama saya...

Yang berjudul, GADIS NAKAL INI, TAKDIRKU!!!.

Buat yang udah lama nungguin kelanjutanya...

terimakasih karna sudah sabar menunggu...

Jadi sebelum kita masuk ke Cerita...

kenalan dulu yuk sama anak - anak mereka.

Hai aku adalah Sania

aku adalah putri tunggal dari Sasya & Bram

iNi

Gimana?, aku mirip Ayah Bram kan ke bule - bulepotan? bunda Sasya nya nyepret dikitlah

tapi yang paling penting sifatku sangat mirip dengan Bundaku....kalian pasti gemas-gemas deh Sama tingkah Sansan, pokoknya bunda nggak ada apa - apanya.

Ah itu tadi adalah sepupu nakalku Sansan,

kalian jangan lupain aku Lah...

Siapa aku? tentu saja aku adalah Cindy anak pertama si duda istimewa...

Jovan Pratama.

aku sih berkepribadian sangat cuek,dan rada sadis gitu, tapi aku nggak jahat loe...

Eh sekarang giliranku ya?

Hallo Aku Aina...aku adalah anak angkat serasa anak kandung mama Vevey dan papa Jovan.

Aku paling polos...dan tidak tahu apa - apa..

Sansan suka sekali menjahiliku...

tapi adikku slalu melindungiku, meski aku anak angkat tapi semua memperlakukanku dengan adil, apalagi kak Cindy dia yang terbaik.

Aku adalah Fahad anak laki-laki satu -satunya di kediaman Jovan Pratama.

aku sangat mengaggumi pamanku dan putra tiri pamanku.

5.Aku adalah SuhaiL putra Tiri Jonathan Pratama namun Ayah Nathan slalu mengatakan aku adalah putra kandungnya pada semua orang, Namun ayahku masih memperbolehkanku untuk menemui ayah kandungku.

Aku adalah Julia aku adalah saudara kembar Julius, aku sangat suka membuat kue, aku slalu ingin menjadi seperti mommy Savinaku

Dan aku Julius...aku anak yang bandel ,sangat membangkang perkataan Daddyku, dan aku sangat kesal dengan kakak tiriku, karna dia slalu mendapat perhatian Daddy dan mommy

8.Aku Putra...anak angkat Ayah Nathan...aku akan selalu menjadi Perisai keluarga Ayah Nathan.

Hai...aku Chiko, ingatkan siapa aku?, aku adalah tangan kanan Bos Bram...dan aku akan selalu setia pada keluarganya meskipun kini aku sudah hidup menjadi seorang Panglima.

Aku Kenzo, Duda tampan yang legendaris

Jadi, kita bisa memulai ceritanya...

Alurnya di awal memang berbau bombai,...

Siapkan tisu kalian untuk menangis bersama...

Keluarga Pratama adalah keluarga yang paling bahagia, mereka adalah keluarga terbaik dan terkompak.

setelah kakek dan nenek meninggal, keluarga besar Pratama kini tinggal di Kediaman Pratama. Rumah berukuran 1000 meter itu dibagi menjadi 3, Untuk keluarga paman Nathan, paman Jovan dan ayahku Bram, meskipun kami tidak ada hubungan darah, keluarga Pratama membagikan warisan sama rata...

saat itu usianku 5 tahun, aku masih ingat paman Nathan dan Jovan memaksa ayah dan ibuku menerimanya.

" Bram, ini wasiat dari mama kau harus menerimanya, nanti kita akan membangun rumah berjejeran agar kita slalu dekat!" ujar Nathan .

" Benar, kau itu namanya melanggar perintah mama jika menolak!" sambung Jovan.

ini adalah peringatan tahun ke 3 untuk hari kematian Nenek, untuk kakek sudah memasuki tahun ke - 5.

kak Cindy saat itu berusia 8tahun, sedangkan AinuL, eh salah Aina dia berusia 6tahun aku dan Fahad selisih beberapa bulan saja, pokoknya kita seumuranlah.

siapa lagi ya???

oh ya anak paman Nathan, abang SuhaiL saat itu berumur 7tahun, lalu untuk sikembar itu masih 4tahun mereka, dan ada kak Putra dia sudah memasuki umur 12tahun, dia slalu menjaga kami saat kami sedang bermain, terlebih dia sangat protektif dengan anak - anak paman Nathan.

begitulah Kami sangat dekat saat kecil, kami tidak terpisahkan sama sekali,

" huhuhuhu, hiks hiks..."

" Aina kenapa menangis?" tanya Cindy

" Huaaaaa...itu Sansan mengajak aku menangkap kecoak, tapi aku tidak mau huhuhu!"

" Dimana anak nakal itu?"

" itu di atas lemari!" menunjuk lemari dibelakang Cindy.

" Oh, Tuhan ....apa yang kau lakukan, Sansan???"

"Hai kak Cindy ,lihat dikamar nenek ini banyak sekali kecoak terbang, aku membantu membersihkannya!" sambil memperlihatkan 2 ekor kecoak yang dipegang bagian sungut nya.

" Uaaaaaaaaaaaa....!" Cindy dan Aina berlari keluar

" kenapa?" tanya Suhail keheranan.

" Suhail, urus adikmu yang luar biasa itu!" pinta Cindy

" Siapa, adikku banyak, semuanya luar biasa!" Suhail kebingungan.

mereka ini kan bibit bibit unggul ya guys, jadi jangan heran jika mereka ini ada yang dewasa dan sangat pintar dan yang paling pintar itu adalah Sansan, karna dia terbentuk dari gen Genius dan pembuat Onar sama dengan Sansan.

" itu Sansan!"

" Sansan lagi, Sansan lagi, anak ini kenapa tidak bisa duduk diam satu menit!"

" kalian kenapa?" tanya Savina yang akan ke dapur.

" Mom, Sansan berulah lagi!" ujar Suhail.

" Oh, anak ini , apa lagi yang dia lakukan?"

" Bibi, lihat saja di kamar nenek!" ujar Cindy.

Savina pun segera masuk ke kamar mendiang IBU mertuanya.

" Bibi,...!"

" Sansan, apa yang kau lakukan dikamar nenek?"

" Bibi Sansan baru selesai menangkap ini !" memperlihatkan kecoak pada Savina dengan jarak dekat.

" Aarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggh"

( pingsan di tempat )

semuanya pun menghampiri suara teriakan itu.

Sansan menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia kebingungan kenapa bibinya pingsan.

" Sayang, sayang....!" Nathan panik melihat istrinya pingsan dan segera menggendongnya ke ranjang.

Ruang Tamu

" Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?, kak Cindy jelaskan!" pinta Vevey.

" Ma...emmm...ini salah Cindy tidak menjaga adik - adik untuk bermain di ruang bermain!"

" mama tidak puas dengan jawaban kakak!" tegas Vevey.

" kakak, ini pasti Sansan lagi, jangan marahi Cindy!" ujar Sasha yang sudah hafal kelakuan putrinya.

" aihhhh!" Vevey juga tidak bisa menyangkal, karna itu sudah pasti.

" Sansan, cepat katakan apa yang sudah kamu lakukan sampai bibimu pingsan!"

" Bunda, Sansan juga tidak mengerti kenapa Bibi pingsan, bibi bertanya pass sansan sedang apa?, Sansan hanya menjawab dan menunjukan ini !" menunjukan hasil tangkapanya .

" Uwaaaaaaaaa....!" Semua berteriak

Sasha melempat ke pelukan Bram...

" Sayang, anakmuuuuuuuuuu....!" teriak Sasha kegelian melihat kumpulan hasil buruan Sansan.

Bram hanya tersenyum, ...

" itu kan di dalam toples, apa yang kau takuti?" Bram menurunkan Istrinya, dan berjalan menghampiri Sansan yang masih membawa toples.

" Sayangku, apa kau tidak takut dengan apa yang kau tangkap?"

" Tidak Ayah, mereka kan kecil, Sansan lebih besar dari mereka, jika mereka nakal akan Ku injak!"

"kau lebih nakal dari hewan kecil itu Sansan!"

" Ssssssstttt, dia nakal seperti siapa???"ujar Bram yang tidak terima anaknya dikatai nakal oleh istrinya .

" ih, iya....Sasha omongan adalah doa, kau ini ibunya lah gimana sih?" sahut Vevey.

Aduh,Bram pasti sangat kualahan dengan anak dan istrinya selama ini.

dalam hati Vevey.

" Sansan, lain kali jangan main - main dengan serangga ini ya?"

"Aku kan berniat baik ayah!"

" Iya, Sansan memang anak yang baik, jika Sansan sudah berhasil membersihkan langsung buang saja!"

" Baik ayah!"

" Sekarang minta maaf pada bibimu di kamarnya!"

" Baik ayah!, eh tunggu...AinuL...Maafkan Sansan ya!" ujar Sansan.

Aini mengangguk, ...

" Aduhhhh....kenapa kau ganti jadi Ainul nama putri bibi?" menahan tawanya.

" Aini kau boleh memanggil Sansan Sansul sekarang!"Sahut Sasha.

" Eh, tidak boleh ....sayang kau ini bagaimana sih?" ujar Bram kesal.

" itu kan Sansan yang mulai!, aku kan membantu Aini!"

" Oh Tuhan, Bram...kau pasti minum obat sakit kepala tiap hari ya?" tanya Vevey.

" haaaa...begitulah kakak iPar, IBU dan anak ini tidak bisa membuatku hidup tenang, setiap hari ribut!!!" ujar Bram mengeluh.

" Ya sudah, Sansan ikut bibi ke kamar Bibi Vevey, letakan toplesmu itu!" Vevey menggendong Sansan dan membawanya bertemu dengan Vevey.

Bersambung....

2. Ulah Perkara

Sansan pun dibawa Vevey ke kamar Savina untuk meminta maaf, setelah itu Vevey menggendong Sansan, ke halaman belakang, Vevey sangat mengerti keponakannya ini adalah anak pintar di atas rata -rata, sangking pintarnya jadi sangat bandel.

" Bibi, ... kenapa bundaku tidak seperti bibi ya?"

" maksudnya?"

" Bibi tidak galak, bunda sangat galak!"

" Hahahaha, Sansan bundamu melewati masa yang tidak mudah sayang, diumur yang masih belia bundamu kehilangan orangtuanya, hidupnya terkatung - katung, sampai akhirnya dia bertemu dengan kami dan ayahmu!"

" lalu kapan bertemu dengan Sansan?"

" Ahahahahah, ya itu pasti setelah bundamu dan ayahmu menikah mereka bahagia karna ada dirimu!, ayahmu juga mengalami masa sulit sejak kecil, ya pokoknya ayah ibumu itu 11 12 lah, sampai akhirnya mereka saling bertemu dan saling mencintai sampai memiliki dirimu!"

" Jadi Bunda dan ayah sangat bahagia ada Sansan?, tapi kenapa bunda sering marah -marah?"

" Hehehehe, bukan marah...Bibi juga sulit menjelaskannya, nanti jika Sansan sudah besar sansan akan mengerti, dia kan kekurangan kasih sayang sejak kecil, masa mudanya juga tidak dilaluinya seperti seharusnya, dan hanya ayahmu saja yang memberikan kasih sayang yang luar biasa pada bundamu!"

" Jadi bunda merasa tersaingi dengan Sansan???"

" Hahahahahhaha, mungkin tapi dia tetap bunda yang terbaik meski kadang suka tidak mau mengalah, iyakan?"

" Ya meskipun Sansan malas mengakuinya, dia adalah bunda tercantik dan terbaik dihati Sansan!"

" Bagus itu, anak pintar!"

" Oh ya,...Sansan kan anak pintar memang kalau dewasa ingin jadi apa?"

" Ingin seperti ayah Bram!"

" What????"

" Kenapa bibi?"

" Apa alasanya?"

" kata ayah, pekerjaan ayah itu berbahaya namun banyak membantu orang lain!"

" heheh bram memang ayah yang luar biasa!"

" tentu, dia ayah Sansan tapi paman Nathan dan paman Jovan juga tidak kalah hebat karna mereka adalah paman Sansan!"

Vevey memeluk dan mencium Sansan dengan gemas...

" Bibi sangat sayang Sansan!"

" Sansan juga, Bibi Vevey yang paling mengerti Sansan!, muaaacch!" memberi kecupan imutnya.

" Lalu bagaimana dengan Bibi Savina?" sahut Savina yang datang.

" Oh Bibi, bibi Savina adalah bibi yang ...yang...yang apa ya?" berpikir

" Uh, hanya bibi Vevey rupanya yang terbaik di hati Sansan!"

" Bibi Savina itu seperti dewa dapur!"

" Apa???" Vevey dan Savina Kebingungan

" Ya , Bibi paling mengerti saat kami lapar!"

" Ahahahahhahah" Savina tertawa.

" sayang sekali sampai detik ini bibi tak bisa memasak!" ujar Vevey merasa sedih.

" Sudah bibi tidak usah memasak, paman Jovan untuk apa?"

" hilih, anak bayi berlagak!" mencubit pipi Sansan gemas.

" Sansan, papa ku Jovan datang membawa banyak makanan!" Aini yang datang memberitahu Sansan.

" Wah, aku mau!" turun dari gendongan Savina dan berlari masuk.

" Sasha kecil sasha kecil!" gumam savina.

" Hehehe, rasanya hari hari terlalui begitu cepat ya kak!" Ujar Vevey.

"Yah....benar...Vevey, oh ya Vey bagaimana caramu mendidik anak - anakmu akur satu sama lain?"

" Hahahahah, entahlah Cindy lah yang sangat pintar merangkul adik - adiknya!, kenapa kak?"

" Julius, ini sangat tidak cocok dengan Suhail!"

" julius masih sangat kecil, itu jika agak ribut wajarlah kak!"

" Hmm mm....entahlah Julius sangat sensitif jika dekat dengan Suhail!"

" Bisa kita beri pengertian pelan - pelan kak!"

" Ya, nanti biar ku Coba, dia juga tidak pernah patuh pada Daddy nya!"

" hihihi, itu tantangan kak Nathan untuk menakhlukan putranya sendiri!"

" Benar juga sih, aihhhh...aku tidak sabar untuk pindah ke sini nanti,kita berkumpul lagi !"

" Sama kak, kita beberapa tahun ini terpisah aku dimana, Sasha di mana, dan kakak juga di mana!"

" Ya masih butuh waktu 1 tahunan sampai rumah kita jadi nanti ya!"

...----------------...

Satu Tahun kemudian,

tiga keluarga itu menempati kediaman Pratama yang sudah terbangun sama, serupa berjajar.

" Ainul, Ainul mau ikut aku?"

" Kemana??"

" Aku lihat di halaman samping mangganya besar - besar!" ujar Sansan

" Benarkah?"

" Ya ayo kita berburu!" menarik tangan Aini berlari

" heh, kau Sansan, mau mengajak kak Aini kemana?" Fahad menghadang

" Ayo ikut!" Sansan juga menarik tangan Fahad berlari ke halaman sebelah.

" Sansan, kata papa kita tidak boleh ada di sini!" ujar Fahad.

" sebental saja kita ambil mangga lalu kembali!" tetap dengan. niatnya.

mereka bertiga pun sampai di lokasi.

" Sansan, apa kau yakin bisa mengambilnya?" tanya Fahad mendongak melihat ke atas pohon yang tinggi.

Aini menelan ludahnya,

Jangan sampai Sansan memintaku untuk memanjat pohon setinggi ini.

dalam hati Aini.

Fahad menggandeng tangan Aini,

" Kakak Fahad akan melindungi kakak!"

" Terimakasih Fahad!" Aini sangat terharu sampai meneteskan air mata.

Sansan yang melihat merinding sendiri,

" Sudah cukup, kita tidak sedang belpelang!"

(oh iya lupa, ini di sini Sansan tidak bisa ngomong R ya,dia cadel sampek besar, untuk yang sebelumnya, kelupaan, mau ngedit kelamaan)

" Tapi Sansan kita tidak bisa naik kan?"

tanya Aini.

" memang, kalau begitu aku akan memikilkan Calanya!" berlagak berpikir dengan keras.

beberapa saat berpikir,

" Ainiiii, aku ketemu calanya!" memegang pundak Aini, dengan erat.

Perasaanku tidak enak,

dalam hati Aini.

" Sansan, jangan memperalat kakakku, dia sangat ketakutan!" menyingkirkan tangan Sansan dari pundak Aini.

" Hiss,,,...aku hanya akan membelitahunya, jika kita cuma butuh melempali buah itu dengan Batu , pasti akan jatuh!"

" Ohhhhhhhhh....!"

Aini dan Fahad merasa lega.

"ya sudah kita cali batu dan lempali cepat!" Sansan , Fahad dan Aini segera mencari Batu dan melempari buah mangga.

" Sansan, itu mangganya besar dan warnanya berbeda, itu pasti manis! Aini Memberitahu.

" Jangan banyak bicala cepat lempal saja!" sambil sibuk mencari Batu.

" hmmm...!"Aini segera melempar sangat tepat Sasaran, dan

" Booookkkkk"

" Yeaaa lihat Sansan aku berhasil!"

"Kelja bagus, kita akan lujakan mangga hali ini!, ayo ambil!" terburu- buru .

" Tuttunggu, itu itu bukan mangga!" Ujar Sansan

" Laliiiiiiiiiiiiiiii...!" Sansan menarik kedua saudaranya berlari kencang.

" tunggu mangganya!" Ujar Aini.

" Mangga kepalamu, lihat dibelakang!, kita dikejal lebah, kau kenapa bodoh sekali???, tidak bisa membedakan mangga dan Salang lebah!!"

" Uwaaaaa lebahnya, sudah dekat!" teriak Aini

" Jangan lihat ke belakang fokus ke depan Lali lebih kencang!"

" itu, abang Suhail dan kak putla, ...ayo minta bantuan!"

Mereka berlari menghampiri Suhail dan Putra yang sedang berbincang.

namun di sisi lain Julius sedang bermain kejar - kejaran dengan Julia.

" Kakak, kembalikan, kembalikan!" teriak Julia yang berlari mengejar Julius.

" Abang Suhail, kak putla tolong kami!" Teriak Sansan yang masih memegangi tangan Aini dan Fahad juga dengan pasukan lebah yang di bawanya.

" Lelebah?" Suhail tergagap

" Cepat masuk rumah tutup pintu!" teriak Putra.

tiga anak brekele itu malah berlari mengelilingi kolam .

" Oh GOD Julia Julius!" teriak Putra berlari dengan sigap menghampiri Julia dan Julius, dan segera meraih tangan mereka namun hanya tangan Julia yang teraih.

Julius terkejut, melihat ribuan lebah dihadapanya.

tanpa berpikir panjang Suhail mendorong Julius bersama dirinya ke dalam kolam.

Byuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrr....

ngggggggg nguuuuuungggg...

Ribuan lebah itu masih bergerombol, di atas kolam.

" Tuhan, Mereka tidak bisa berenang!" Putra kebingungan. sementara dia harus menolong Julius dan Suhail, namun sekarang Julia juga harus dijaganya.

" Julia dengarkan abang ya,tiarap jangan bergerak!"

" Hiks hiks hiks Julia takut!"

" Percaya pada abang!"

" iya hiks hiks!"

Sementara 3 anak itu bersembunyi dibalik pot besar.

Bersambung...

3. Hukuman

" Aini kau membuat masalah besaL!" ujar Sansan

" ini idemu, kenapa kau menyalahkan kakakku?" Fahad tidak terima.

" Huhhhh, siapa suluh kakakmu bodoh!"

" Kau yang bodoh!"

" Huhuhuhu maafkan Aini, lalu bagaimana dengan abang Suhail???, dan Julius? huhuhu!, Julia juga!" menangis ketakutan.

" Kalian Di sini, aku akan mengalihkan Lebah itu!"

" Jajangan!" Aini memegangi tangan Sansan.

" Ya jangan, itu berbahaya!" Fahad juga Tidak tega meski Sansan mengesalkan.

" Sudahlah, kalian tetap di sini!"

Sansan tak tahan melihat Suhail dan Julius yang tenggelam muncul tenggelam muncul.

Sansan segera berlari sambil berteriak -teriak

" Woiii lebah aku di sini weeeek!" Lebah itu segera berlari ke arah Sansan.

" Sansan!" Putra semakin panik.

" Kak putla cepat tolong Abang Suhail dan Julius !, Julia jangan belgelak!" teriak Sansan sambil berlari ke arah yang jauh dari mereka.

"astaga anak itu, tidak bisa tidak membuat masalah!" Putra segera menyelamatkan Julius dan Suhail.

Aini dan Fahad segera memberitahu Savina karna rumah Savina lebih dekat.

" Bibi bibi tolong...!"

" eh kalian kenapa?"

" Bibi cepat kehalaman depan!" menarik dengan terburu.

Savina pun mengikuti Aini dan Fahad keluar,

"oh, tidak Suhail, ...Julius...putriku!" Savina sudah ketakutan melihat kedua putranya lemas basah kuyub, dan putrinya menangis ketakutan.

" Ayo panggilkan paman di rumah Om Bram!" ujar Savina panik, karna suaminya sedang berbicara hal penting di sana.

...----------------...

" Aihhh...Sansan kau slalu membuat masalah!" Sasha sangat kesal.

" huhuhu Ayah sakit...ayah halus menangkap lebah - lebah sialan itu belaninya main keloyokan huhuhuhu!" mengabaikan Sasha dan mengadu pada Ayahnya.

" hei, bunda sedang bicara denganmu!"

" Huaaaaaa ,ayah lasanya pantatku panas..huhuhu!"

" Kau ini....!"

" Sayang, masuk dan istirahatlah...tenangkanlah dirimu!, aku akan mengurus Sansan!"

" Kau itu slalu membelanya, makanya dia tidak bisa belajar dari kesalahannya!"

" lihatlah, kau seperti membicarakan dirimu sendiri!"

" Sayangggg....!!!!" tidak terima.

"nyonya, tenanglah... tuan pasti memiliki Cara sendiri untuk menangani nona kecil, mari masuk nona!" mbok Yem...menggandeng Sasha masuk ke dalam kamarnya.

" Sansan, di mana lagi yang sakit ?"

"hanya di kening saja ayah!"

" Hemmm...tahanlah biar ayah mengeluarkan racunnya!"

Sansan diam, yang berarti mengerti,...

" Aaaaaaagggggg!"

" Sudah selesai, jaga lukanya jangan terkena air, ayah akan oleskan pasta gigi untuk meredakan rasa sakitnya, ayo tidurlah!"

" Ayah, beljanjilah untuk menangkap lebah - lebah itu dan menumisnya !"

" Ayah berjanji!"

" Ayah, Sansan mencintai Ayah dan bunda!"

" Ayah tahu, cepatlah tidur!"

" ayah maafkan Sansan!"

" Ayah sudah bosan menampung kata maafmu dan bundamu, jika kata maaf itu laku dijual maka Ayah akan sangat kaya!"

" Lalu Sansan halus bagaimana ayah?"

" Tidak harus bagaimana - bagaimana, lakukan apapun yang kau mau!"

" Ayah telbaik!"

" heheh apa pantatmu benar terluka?"

" Sansan belbohong ayah!"

" Jangan suka berbohong lagi, belajarlah berkata jujur meski itu mengancam nyawamu!"

" Ya ayah...!"

" kita bicarakan masalahmu besok di ruang keluarga istirahatlah!"

Bram menyelimuti putrinya dan mencium pipi putrinya.

" Ayah bunda pasti sedang kesal!"

" Hahahahha, sudah pasti ayah akan merayu bundamu dulu, kalian itu adalah harta paling berharga untuk ayah, selamat malam!"

" Kalau begitu cepatlah ayah!"

" Okey, ...!"

Bram segera kembali ke kamarnya, ya seperti biasa Sasha sangat tidak ingin tersaingi soal kasih sayang Bram, meskipun itu putrinya sendiri...

ya mau bagaimana lagi, dia melahirkan Sansan diusia belia, ...belum puas menikmati masa remaja dia harus menjadi seorang istri, belum puas menjadi seorang istri dia harus sudah menjadi IBU muda, dan harus membagi kasih sayang orang yang dicintainya kepada putrinya

menjadi Bram itu tidak mudah bukan?

istri dan anaknya selalu membuat masalah kapan saja, dia harus menyiapkan mental baja untuk kelakuan istri dan anaknya.

itu juga kesalahan yang harus ditanggung dan dinikmati oleh Bram.

Semoga tetap gemuk ya Bram....

...----------------...

Ruang keluarga Pratama.

" Aigo...setiap hari ada ada saja...!" Jovan mengelus dada.

" Bagaimana keadaan Suhail dan Julius kak?" tanya Vevey khawatir.

" Mereka baik - baik saja hanya saja Julius sangat marah pada Suhail karna mendorongnya ke kolam!"

" Aduh, kenapa Julius tidak mau mengerti niat kakaknya itu untuk menolongnya!, bukan mencelakainya!, aku sudah menjelaskan, tapi malah dia mengira aku hanya sayang Suhail!" Nathan memegangi kepalanya.

" A duh....keras kepalanya sama dengan kakak!" ujar Jovan.

" ya sudah ini kemana Sasha dan Bram?" Tanya Vevey.

" menjeput putrinya sekolah jam segini!"

" Ya udah kamu Kumpulkan anak kita yang sudah ada dulu!, Sansan itu sudah pasti garda terdepan dalam kasus ini!" ujar Jovan menebak.

" aku akan sangat kesulitan menjadi Bram!" Ujar Nathan.

" haha a hahahaha, kakak kau ini!" Jovan tertawa.

" Yoooooo sepertinya ada yang menertawaiku?" Bram yang sudah datang bersama anak istrinya.

" Okey semua sudah berkumpul!, kita langsung saja!, okey anak - anak adakah dari kalian yang mau menceritakan detailnya?" Jovan segera ke titiknya

" Aku papah!"

Fahad mengacungkan jari.

" Okey, jagoan Papah boleh berbicara!"

" Jadi, saat itu Sansan mengajak Kami ke halaman sebelah, untuk memetik mangga!"

" Hei papa sudah bilang jangan ke Sana!"

" Tunggu Jovan, biarkan dia menyelesaikan ceritanya!" Nathan menahan Jovan yang mau mengomel.

" lanjutkan, katakan semuanya dengan jujur!" tegas Nathan.

" lalu kami melempari mangga itu dengan Batu, dan , dan ..." Fahad tidak melanjutkan bicaranya dan melihat ke arah Aini yang ketakutan.

" lalu aku melempal salang lebah kalna tidak bisa membedakan itu mangga atau bukan paman!" Sahut Sansan.

Bram dan Sasha saling menatap bingung...

" baiklah, jadi begitu ceritanya ?" Nathan menghela nafas.

" Aini , apa kau tidak Ingin bicara?" tanya Jovan.

"Huhuhuhuhu....maafkan Aini papa hiks hiks hiks!" keringat dingin bercucuran

" karena kalian bertiga menginjak halaman sebelah, maka kalian bertiga akan dihukum!"

ujar Nathan.

" Baik paman!" mereka bertiga serempak menjawab.

" sebelum itu, kalian harus tahu dihalaman sebelah itu banyak ularnya, bagaimana jika kalian di gigit, masih untung berurusan dengan lebah, pokoknya jangan mengulanginya lagi!, kakak berikan mereka hukuman!" pinta Jovan.

" kalian tidak boleh keluar dari kamar selama 10 hari!, renungkan kesalahan kalian!"

" Tapi paman kita kan sekolah?" ujar Sansan.

"kecuali sekolah!"

" Ah, baik paman!"

" Ya sudah masalah selesai, kalian boleh kembali!"

mereka pun kembali ke rumah masing-masing.

Di kamar Jovan dan Vevey.

" Haduh, Sansan ini kenapa menutupi kesalahan Aini?" Ujar Jovan.

" Bagaimana pun Sansan yang memulainya!, dia memiliki rasa tanggung jawab yang besar!, meskipun upayanya tidak merubah hasil!"

" Haikk...Sansan ini terlalu berani!"

" Bagus itu, ...!"

" Bagus ???, itu membuat masalah setiap hari!"

" Suamiku, dia hanya anak yang terlalu pin tar!"

" Kau ini bukan ibunya, kenapa slalu membelanya!"

" Aku tidak membelanya, namanya juga anak - anak sayang!, kita harus slalu sabar memberi arahan!"

" Haiiih, coba kau lihat Aini dulu, dia pasti ketakutan!, anak itu kenapa sangat lemah!" memegangi kepalanya.

" Baiklah...aku akan melihatnya!" Vevey pun segera ke kamar putrinya .

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!