NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia Anak SMA

Bab 1 : Perjodohan

...Novel ini adalah karya perdana author. Jadi, mohon maaf bila masih ada penulisan yang kurang sempurna. Jika kalian menemukan alur cerita yang menurut kalian jelek, membosankan, tidak asyik. Silahkan diskip dan tinggalkan tanpa meninggalkan jejak buruk di novel ini. Karena karya ini hanya cerita fiksi yang author tulis sengaja untuk menghibur para reader pecinta Noveltoon. Terima kasih.🙏...

...HAPPY READING...

Pagi itu jam telah menunjukkan pukul 6.15.

"Shesa ... ayo lekas turun, Nak. Nanti kamu terlambat loh sekolahnya," ajak Mama Anggita dibalik pintu kamar, Shesa masih bersiap - siap dan merapikan dirinya untuk berangkat ke sekolah.

"Iya Ma bentar, sebentar lagi Shesa turun," jawab Shesa dari dalam kamar.

"Yes ... hari ini aku bakal hangout sama teman-teman, udah nggak sabar nih," seru Shesa dalam hati dengan senangnya, karena hari ini ia akan pergi jalan-jalan dengan ketiga sahabatnya sepulang sekolah.

Tak lama kemudian Shesa menyusul mamanya turun dan menuju meja makan, sudah ada papa Sadewa yg menunggunya dan mama Anggita .

"Pagi Pa ... pagi Ma ... muach ... muach," sapa Shesa pada keduanya sembari mencium pipi Dewa dan Anggi.

"Tumben anak papa ceria sekali hari ini! Ada sesuatu yg membuatmu senang rupanya," tanya Dewa menyelidik sambil tersenyum pada Shesa.

"Iya nih, hari ini anak Mama kelihatan happy banget deh." sahut Anggi dengan senangnya.

"Iya dong Ma ... hari ini kan PAS nya udah selesai jadi hari ini tuh aku mau hangout sama teman teman aku pulang sekolah nanti, boleh ya Pa, Ma?" pinta Shesa dengan senangnya.

Dewa dan Anggi belum sempat menjawab permintaan Shesa. Tiba-tiba saja terdengar suara telepon berdering.

"kriinngggg ... krinnnggg ... kriiiiiinnggg"

"Bentar ya sayang, mama angkat telepon dulu," seru Anggi.

"Iya Ma!" sahut Shesa.

Sejenak kemudian "Pa, telepon untuk papa!" seru Anggi pada Dewa sambil memberikan gagang telpon itu kepada suaminya.

"Hmm ..." jawab Dewa singkat, perlahan Dewa berdiri dan menuju telepon yg diberikan istrinya.

"Halo, hai Hendra apa kabar kamu, sudah lama kita nggak ketemu ... apa? Kamu di Surabaya sekarang? Kenapa nggak ngabarin? Ok ok segera aku siapkan semuanya, jangan khawatir semua pasti beres, baik-baik sampai ketemu nanti!" jawab Papa Dewa dengan begitu senangnya saat menerima telpon dari seorang temannya.

Papa Dewa lantas menutup telpon dan bergegas menuju meja makan.

"Siapa Pa? Kok Papa kelihatan seneng banget!" tanya Mama Anggi.

"Oo ... tadi Hendra, Ma! Teman kuliah Papa dulu, sekarang dia ada di Surabaya, oh iya Shesa hari ini sepulang sekolah kamu jangan kemana-mana, papa ada acara di rumah membahas sesuatu yg penting sama kamu ya!" pinta Dewa pada Shesa.

"Tapi pa ... hari ini aku ... aa ..." seru Shesa belum sempat menyelesaikan kata-katanya.

"Lain hari kan bisa, toh masih banyak waktu kan, hari ini papa bener-bener ingin bicara suatu hal sama kamu, penting!" jawab Dewa tegas.

"Sepenting itukah, Pa?" tanya Shesa menyelidik.

"Sudah kamu jangan banyak tanya, habiskan sarapanmu terus berangkat , sepulang sekolah Papa yg akan jemput kamu" seru Dewa sambil melahap sarapannya sesendok.

"Iya, Pa." jawab Shesa lemas.

Anggi melihat anak gadisnya bersedih karena gagal pergi bersama teman-temannya mencoba menghiburnya.

"Sudahlah sayang, ayo lekas dimakan, nanti nasinya dingin loh!" hibur Anggi pada Shesa

"Iya, ma! Oh iya Pa, Hendra itu siapa? Teman papa?" tanya Shesa menyelidik

"Iya dia teman Papa semasa kuliah dulu, Hendrawan Perkasa namanya, kamu tahu dia memiliki anak laki-laki yg luar biasa, cerdas, pintar, masih muda, dan sangat berbakat, Ia juga merupakan pimpinan perusahaan ternama di kota ini, PT Elang Perkasa Company itu nama perusahaannya dan namanya Rayvano Adiputra Perkasa." jawab Dewa dengan bangga.

"Oohhh..." seru Shesa datar sambil melahap sarapannya menu nasi goreng telur ceplok favoritnya.

"Ada apa ya kira-kira ... ah papa kelihatan seneng banget, pasti ada sesuatu yg dirahasiakan, waduh hangout ku kacau deh," racau Shesa dalam hati sambil mengunyah pelan makanannya.

Setelah menghabiskan sarapannya Shesa lalu berpamitan kepada Dewa dan Anggi.

"Shesa berangkat dulu pa ... ma ...." Shesa mengulurkan tangannya dan mencium kedua tangan orang tuanya.

"Hati-hati sayang!" jawab Anggi.

"Hmm iya...jangan lupa nanti Papa yg jemput!" sahut Dewa.

"Siap papa, jangan khawatir pa, aku akan selalu menurut kata papa!" seru Shesa yg diselingi tawa Dewa dan Anggi.

"Dasar anak Papa yg nakal!" sahut Dewa dengan mencubit hidung Shesa yang mancung.

"Awww sakit Pa ... ampun ampun!" pinta Shesa pada Dewa untuk melepaskan cubitannya di hidung Shesa.

"Udah dulu Pa ... Ma ... Assalamualaikum!" salam Shesa untuk keduanya sembari melambaikan tangan, lantas ia berlalu menuju taksi yg sudah menunggunya dari tadi.

"Waalaikum salam," jawab keduanya

******

Di dalam rumah

"Oh iya Pa ... memangnya ada hal penting apa yg mau papa omongin sama Shesa?" tanya Anggi pada Dewa penasaran.

"Kita harus bersiap- siap hari ini Ma, karena Hendrawan dan Putranya akan datang melamar putri kita Shesa!" jawab Dewa

"Secepat itu Pa? Tapi Shesa masih sekolah Pa, apa dia mau berhenti sekolah karena perjodohan ini?" tanya Anggi yang sedikit shok mendengar ucapan suaminya tadi.

"Ini permintaan ibu Hendra Ma, supaya pernikahan itu dipercepat, mama tahu kan nenek Triana itu sudah mulai sakit-sakitan dan semakin banyak permintaannya, karena Hendra sangat menyayanginya, dia meminta papa untuk segera membujuk Shesa supaya mau menikah secepatnya dengan putranya," tutur Dewa pada Anggi.

"Kira-kira Shesa mau tidak, Pa? Papa tahu sendiri Shesa itu keras kepala sekali , dia ingin menjadi desainer ternama Pa, dia bersikeras mimpinya itu harus terwujud, apa kita tidak terlalu memaksakan kehendak Pa?" kata Anggi dengan ragu.

"Soal membujuk itu tugas Mama, Papa yakin Shesa pasti mengerti, lagipula ini juga untuk kebaikannya Ma, dia sudah dewasa, sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk, papa yakin Shesa pasti mau, biar ada yang menjaganya ma, Papa sudah tua, Papa takut tidak bisa menyaksikannya menikah, Rayvano adalah pria yang pasti bertanggung jawab pada Shesa, Papa sudah bertemu dengan Vano dan dia benar-benar pria sejati, pekerja keras, pantang menyerah, apalagi dia putra dari sahabat Papa, sudah pasti keluarganya akan menyayanginya Ma, Mama jangan khawatir, percaya Papa, Papa tahu yg terbaik untuk anak-anak Papa," seru Dewa sambil memeluk istrinya.

"Baiklah Pa ... Mama ikut Papa saja," jawab Anggi sendu.

******

Di sekolah.

Shesa perlahan melangkahkan kakinya menuju halaman sekolah, nampak dari jauh beberapa orang gadis melambaikan tangan padanya.

"Shesa ... Sha ... Shesa!" seru Mita dari kejauhan.

Shesa datang menghampiri ketiga sahabatnya dengan sedikit lemas.

"Kamu kenapa Sha, sakit?" tanya Monic.

"He em ... nggak panas!" sahut Nabila sambil memegang kening Shesa.

"Ada apa Sha?? nggak biasa loh selemas ini, hari ini kita kan mau jalan , masa iya kamu lemes gini, biasanya yang paling hore tuh kamu loh Sha," imbuh Mita.

Perlahan Shesa buka suara, dengan nada rendah dia menjelaskan kepada ketiga sahabatnya itu.

"Hari ini aku nggak ikut guys, sorry banget!" seru Shesa pelan.

"Loh, why Shesa?" tanya Monic menyelidik.

"Hari ini papaku jemput aku pulang sekolah, ada suatu hal penting yg mau diomongin, sorry, ya!" jelas Shesa pada ketiga sahabatnya sambil merapatkan kedua tangannya seolah minta ampun.

BERSAMBUNG

❤❤❤❤❤

...karya author yang pertama, mohon dukungannya ya😊...

Bab 2 : Di Sekolah

"What!? Shesa, kita kan udah janji hari ini, hari ini pasti bakal seru Sha, mumpung nih kita udah kelar PAS, waktu yang tepat buat kita jalan- jalan bareng, ya nggak sih guys!" sahut Mita dengan nada kecewa.

"Iya nih, ada apa sih Sha?" tanya Monic menyahut.

"Nggak biasanya loh kamu batalin tiba-tiba saat pas kita mau jalan, biasanya tuh kamu yang paling aktif loh, hmm!" seru Nabila kompak dengan kedua kawannya Mita dan Monic.

"Iya ... iya maafin aku! Tapi aku bener-bener nggak bisa guys!" seru Shesa dengan menyesal.

"Jadi kita batal dong?" sahut Monic.

"Gini aja, kalian bertiga aja yang pergi, aku nggak papa kok, lain hari aku janji pasti bisa ikut kalian semua, janji!" ucap Shesa sembari merapatkan kedua tangannya seolah minta pengampunan.

"Sayang banget kamu nggak ikut Sha, nggak ada kamu nggak seru tahu!" sahut Mita sambil memanyunkan bibirnya.

Shesa menatap ketiga sahabatnya dengan manja.

"Ohh sini-sini peluk peluk!" seru Shesa sambil memeluk ketiga sahabatnya, mereka berempat saling berpelukan dengan kasih sayang persahabatan.

Tak berselang lama bel masuk kelas berbunyi.

"kriinnngg ... krriiinnggg ... krriinngggg!!"

"Kita masuk kelas dulu yuk, Guys!" ajak Shesa sambil melepas pelukannya dari ketiga sahabatnya.

Mita, Nabila dan Monic menganggukkan kepala dan mengikuti Shesa dari belakang, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang menuju ruang 11A, kelas Shesa.

"Tak tak tak," suara langkah kaki bu Dewi memasuki kelas Shesa.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa bu Dewi kepada seluruh siswa.

"Selamat pagi bu Dewi!" jawab semua siswa serentak.

"Baiklah anak-anak, karena kemarin kita sudah rampung melaksanakan kegiatan PAS, maka untuk hari ini ibu tidak akan memberi kalian pelajaran, ya!" seru bu Dewi kepada siswanya.

"Asikk ... jamkos,"

"Wah ... mantap bu!"

"Yeay ... jamkos, kita bisa ke kantin sepuasnya,"

Riuh suara siswa dengan senang karena tidak mendapati pelajaran hari ini.

"Tapi, hari ini ibu akan mendatangkan seseorang buat kalian, ya anggap aja tamu istimewa, karena hari ini beliau akan datang ke sekolah kita untuk membicarakan ulang tahun sekolah yang ke 10 minggu depan bersama dewan guru, beliau adalah anak dari pemilik yayasan dari Sekolah kita, beliau akan menyampaikan kepada kalian tentang hal yang menginspirasi dan memotivasi, supaya kalian lebih giat lagi belajarnya, dan fokus pada cita-cita kalian!" ucap bu Dewi dengan bangga.

"Anak pemilik yayasan? Kayak pernah denger!"

"Siapa sih? Siapa ya kira-kira?"

"Nggak tahu tuh siapa ya?"

Para siswa saling berbisik penasaran siapa sosok yg akan menjadi tamu istimewa di kelas 11A.

"Kalian pasti sudah penasaran siapakah beliau? Salah satu clue nya adalah beliau itu masih muda, cerdas, pekerja keras, ganteng, tentunya beliau masih single, beliau merupakan CEO dari perusahaan ternama di kota ini, PT. Elang Perkasa Company, ada yang tahu siapa namanya?" lugas Bu Dewi sambil mengacungkan tangannya .

Para siswa terdiam dan saling menggelengkan kepala menandakan bahwa mereka tidak tahu siapa yang dimaksud bu Dewi, sejenak kelas hening dan tiba-tiba.

"Rayvano Adiputra Perkasa!" ucap Shesa memecah keheningan sambil berdiri dengan lantang.

Shesa menoleh ke kanan dan ke kiri memperhatikan semua mata tertuju padanya.

sambil senyum-senyum kemudian Shesa duduk lagi di bangkunya.

"He he...salah ya!" Shesa menggaruk-nggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kamu benar Shesa, iya memang betul, beliau adalah Rayvano Adiputra Perkasa pemilik tertinggi PT. Elang Perkasa Company, ibu salut padamu Shesa, terimakasih sudah menjawab!" ucap Bu Dewi, Shesa pun tersenyum pada bu Dewi.

"Kok Shesa tahu ya? Jangan-jangan mereka sudah kenal?"

"Shesa pasti taulah, kan ayahnya juga pebisnis handal!"

"Shesa pasti kenal tuh sama CEO itu"

Desas desus para siswa membicarakan Shesa.

"Shesa, kamu kenal sama dia?" tanya Mita keheranan yang duduk di sebelah dengan Shesa.

"Iya Sha, kamu kenal?" sahut Monic yg duduk dibelakang Shesa.

"He em, jadi penasaran aku!" lanjut Nabila menambahkan.

"Nggak ... aku nggak kenal kok sama dia, gini ya guys, papaku pernah ngomong sih tentang PT. Elang Perkasa Company, dan Rayvano Adiputra Perkasa itu CEO nya, gitu doang sih, dan aku belom ketemu kok sama dia, sumpah!" tukas Shesa dengan serius kepada ketiga sahabatnya.

"Oww ... gitu" jawab ketiganya berbarengan.

"Baiklah anak-anak, karena beliau masih dalam perjalanan menuju Sekolah, kalian bisa santai-santai dulu sambil menunggu pak Vano datang, sebentar ya ibu keluar dulu nanti ibu kesini lagi bersama pak Vano." pamit Bu Dewi sambil melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Iya bu Dewi!" jawab siswa serentak.

*******

Tiba-tiba saja Shesa merasa ingin ke kamar kecil.

"Eh bentar ya Mit, aku ke kamar kecil dulu" pamit Shesa pada Mita, dan Mita mengangguk dan tersenyum.

Setelah Shesa selesai dari kamar kecil, ia lantas keluar dengan sedikit terburu-buru karena takut jika pak Vano sudah datang di kelasnya.

Shesa berjalan menunduk tanpa melihat arah depan sambil merapikan jam tangannya yang dia lepas tadi saat mencuci tangan.

Tiba-tiba ...

"Bruuukkk..."

Tanpa sadar Shesa menabrak seseorang.

"Awwww ... sorry sorry Anda tidak apa-apa, Tuan? Maaf saya tidak lihat depan tadi!" seru Shesa pada seseorang yang ia tabrak, sembari merapatkan kedua tangannya untuk minta maaf.

Pria itu terlihat dingin, dia membelakangi Shesa, dengan sikap santai pria itu merapikan jasnya yang sudah disentuh Shesa tadi, Shesa hanya melihat pria itu dari belakang, terlihat siluet seksi yang menggoda, badan tinggi tegap, rambut hitam legam dengan model yang modis untuk pria modern, tubuh yang terlihat kekar meskipun terbalut dengan jas, wangi yang menggoda membuat Shesa terbius seperti aroma yang menenangkan jiwanya itu.

sejenak Shesa terpejam merasakan sensasi harum semerbak yang memikat dari pria tersebut, dan tiba-tiba saja dia berkata.

"Hai bocah? Lain kali kalau jalan dipakai mata, kau tahu siapa yang kau tabrak hari ini?" seru Vano sambil pergi berlalu meninggalkan Shesa.

"Maaf Tuan kalau berbicara tolong dijaga bahasanya! saya kan sudah minta maaf tidak usah pake mata segala dong, bocah bocah, emangnya situ siapa? Sok banget jadi cowok!" seru Shesa kesal, namun Vano segera berlalu meninggalkan Shesa yang sedang mengumpat kesal.

"Hei ... hei berhenti Anda! Saya belum selesai bicara, hei Tuan sombong!" sahut Shesa dengan kesalnya, Vano tersenyum sinis dan tetap berlalu tanpa menghiraukan teriakan Shesa.

"Dasar cowok stres! Awas kau ya, kalau ketemu aku tabok mulut besar mu, masa aku dibilang bocah sih! Dasar stress!" umpat Shesa sambil berlalu pergi.

Shesa tak henti hentinya mengumpat Vano, mulutnya komat kamit seolah-olah sedang membaca mantra, hari ini ia benar-benar dibuat kesal oleh pria yang belum Ia sadari jika pria itu adalah Vano.

Shesa datang dan masuk ke kelas, terlihat jelas amarah di wajahnya yang cantik, meskipun sedang marah tapi Shesa masih terlihat cantik, bibirnya yang sedikit manyun membuat ketiga temannya penasaran.

"Shesa kenapa lagi tuh?" bisik Monic pada Nabila yang sedari tadi memperhatikan Shesa, Nabila hanya mengangkat pundaknya menandakan ketidaktahuannya.

...BERSAMBUNG...

...🍁🍁🍁🍁...

Bab 3 : tak pantas mendapat hormat

Shesa terus saja mengumpat sembari memukul meja dengan tangannya berkali-kali.

"Ihhh ... kesel-kesel!! Awas kamu ya, dasar cowok stress!" umpat Shesa dengan kesal.

"Shesa, apa apan sih! Kamu tuh kenapa lagi? Jangan-jangan kesambet setan kamar mandi kali, ya? Hii ngeri!" sahut Mita yang heran melihat tingkah aneh sahabatnya itu.

"Enak aja kesambet setan, dengerin kalian semua, disini ada cowok stres yang sedang berkeliaran, hati-hati kalau kalian melihatnya, sumpah ngeselin banget!" seru Shesa mengingatkan ketiga sahabatnya.

"Cowok stres? Maksudmu siapa Sha?" tanya Monic yang sedari tadi memperhatikan tingkah Shesa yang aneh.

"He em ... he emm" timpal Nabila.

"Udah ah, aku males ngomongin tuh cowok!" jawab Shesa dengan wajah cemberut, Ketiga sahabatnya saling menatap dan penasaran, sebenarnya siapa yang dimaksud cowok stres itu.

Tak lama kemudian bu Dewi datang dan memasuki ruang kelas 11A.

"Baiklah anak-anak sesuai janji ibu tadi, hari ini ibu akan mendatangkan seseorang untuk presentasi dihadapan kalian, ingat ya jaga kesopanan kalian, karena beliau ini anak dari pemilik yayasan sekolah kita, yang cewek- cewek ibu berharap kalian bisa menahan diri kalian, karena yang akan hadir kali ini bukan orang sembarangan, dia masih muda dan tentunya masih single." ucap bu Dewi dengan tersenyum renyah dihadapan siswanya.

"Waahhh ... masih jomblo rupanya,"

"CEO masih jomblo? Penasaran aku!"

"Pasti dia ganteng banget!"

Riuhnya suara siswa cewek menanti kedatangan Vano.

"Anak-anak ibu ada hal penting yg tidak bisa ditinggalkan, pak Vano sudah didepan kelas, maka dari itu ibu pamit dulu, kalian bisa berbincang-bincang dengan beliau sepuasnya, tapi ingat seperti kata ibu tadi, jaga sopan santun kalian, ok!" seru bu Dewi mengingatkan seluruh siswanya.

"Iya bu!" jawab mereka serentak, bu Dewi melangkahkan kakinya keluar kelas dan menyambut Vano dengan hormat.

"Silakan pak Vano, anak-anak sudah menunggu!" ucap bu Dewi mempersilakan Vano memasuki ruang kelas.

"Terima kasih bu Dewi!" jawab Vano singkat, kemudian perlahan Vano masuk ke ruang kelas.

******

Sementara itu disaat yang bersamaan Shesa mendapati ponselnya berdering, ternyata ada pesan dari Papa Dewa.

"Papa! Ada apa ya?" tanya Shesa dalam hati.

Shesa sibuk membalas pesan dari Papa Dewa, sehingga ia tidak menyadari bahwa Vano sudah memasuki ruang kelas.

"Wah ... tampannya!"

"Ya ampun ... pangeran datang darimana nih!"

"Omaigad ... dia cakep banget!"

Para siswi begitu antusias dengan kedatangan Vano, yang sangat memukau siapa saja yang melihatnya, cara berjalannya yang elegan, menampakkan betapa gagahnya sosok Rayvano Adiputra Perkasa.

"Ehem ehem ... Selamat pagi semua!" deheman suara Vano yang mantap dan seksi, tak lantas membuat mata cewek-cewek itu terpejam menatap Vano, tak terkecuali Mita, Nabila dan Monic.

Tak henti-hentinya mereka berdecak kagum dengan ketampanan Vano, wajah cool dengan bulu-bulu tipis di pipi dan dagunya, menampakkan aura bak seorang pangeran tampan.

"Ya ampun ... ternyata pak Vano setampan ini, aku padamu pak!" seru Nabila dengan senangnya.

"Pak Vano benar-benar pangeran tampan, andai aku jadi pacarnya, hmm so sweet!" seru Monic kegirangan.

"Shesa! Shesa, coba lihat deh, pak Vano begitu cool, hmmm idaman aku banget Sha!" pinta Mita sembari menarik-narik tangan Shesa berharap ia melihat Vano.

"Apaan sih Mita, bentar dong, lagi ngomong sama papa nih!" jawab Shesa dg cuek.

*******

"Shesa! Nanti Papa tidak bisa jemput kamu pulang, ada rapat mendadak yg harus segera papa hadiri!" pesan Dewa lewat WhatsApp.

"Nanti ada seseorang yang akan menggantikan Papa, kamu pergi saja bersamanya, setelah itu kita ketemu di rumah, oh iya nak, dia membawa mobil warna putih!" imbuh Dewa menjelaskan.

"Seseorang siapa pa? Teman papa atau siapa pa? Emangnya nggak apa-apa Shesa pergi sama dia? Ih biasanya papa protektif banget loh!" protes Shesa.

"Shesa! Dia adalah calon suamimu!" ujar Dewa singkat, sontak saja pernyataan Dewa membuat Shesa kaget-sekagetnya.

"Whaaaattttt ...!" teriak Shesa memecah suasana dalam kelas, sembari menutup mulutnya, Shesa dengan segera menyimpan ponselnya ke dalam tas, dan berusaha tenang dihadapan teman-temannya.

*********

"Sstttt Shesa, jangan berisik! Kamu kenapa sih?" tanya Mita.

"Engaak ... nggak papa santai saja, bukan apa-apa kok, hehe!" jawab Shesa gugup, tiba-tiba terdengar suara bariton yang cukup familiar ditelinga Shesa.

"Hei kamu, tidak kah kamu bisa menghormati tamu yang berdiri di depan kelasmu ini Nona?" ucap Vano yang berdiri di depan kelas sambil membelakangi para siswa.

Seolah pernah mendengar suara itu, Shesa bergegas mencari sumber suara , benar saja suara itu datang dari depan kelas, seseorang yang dengan elegan, memasukkan salah satu tangannya ke dalam kantung celana, dan tak lain orang itu adalah cowok yg tak sengaja ditabrak Shesa tadi, dan sudah membuat Shesa kesal bukan main.

"Kamu...!" tiba-tiba Shesa berdiri dengan lantang dan bergerak melangkah maju ke arah Vano.

"Oh jadi ini tamu istimewanya, bicara tentang hormat, Anda pak Vano yang terhormat, tidak pantas anda mendapat hormat dari saya, karena anda sendiri tidak pernah menghormati orang lain!" ucap Shesa penuh kekesalan pada Vano, dan Vano hanya terdiam dan melihat dua bola mata itu menatapnya dg tajam, sejenak harum parfum Vano membius kemarahan Shesa, kemudian dengan cepat ia tersadar.

"Maaf pak CEO...saya pamit keluar kelas dan saya tidak tertarik dengan pembahasan yang akan anda kemukakan!" Seru Shesa sambil berlalu begitu saja meninggalkan kelas, Vano terdiam merasakan sentuhan lembut rambut Shesa yang panjang, rambut Shesa yang tertiup oleh angin, membuat rambutnya tersibak ke wajah Vano yang tampan, sejenak Vano terpejam dengan sentuhan lembut itu.

"Kenapa aku merasa sudah dekat sekali dengannya!" Vano tertunduk dan mulai melanjutkan kembali pembahasannya.

"Baik...kita lanjutkan, catatan untuk kalian semua, siapapun yang berani bersikap seperti teman kalian tadi, siap-siap kalian keluar dari sekolah ini!" ancam Vano.

Seluruh siswa mulai saling berbisik membicarakan Vano dan Shesa.

"Ih...Shesa kok berani banget ya sama pak Vano!"

"Jangan -jangan mereka sudah ketemu sebelumnya!"

"Shesa nggak takut apa dikeluarin dari sekolah, secara pak Vano kan punya andil besar di sekolah kita ini!"

Semua siswa saling berbisik membicarakan Vano dan Shesa.

*******

"Mita? Ada apa sih dengan Shesa?" tanya Monic yg sedari tadi bingung dan heran melihat tingkah Shesa yang aneh.

"Mana aku tahu Mon!" jawab Mita singkat.

"Eh kalian inget nggak sih pas Shesa marah-marah, kesel banget dia sehabis dari kamar mandi tadi?" timpal Nabila.

"Shesa bilang ada cowok stres di sekolah kita, menurut kalian siapa coba?" seru Monic yang menduga kalau cowok itu adalah Vano. Mereka bertiga saling menatap penuh curiga.

"Jangan-jangan cowok stres itu, paaak..." belum sempat Mita melanjutkan pembicaraannya tiba-tiba Vano sudah berdiri di dekat mereka.

"Cowok stres siapa maksud kalian?" tanya Vano yang tiba-tiba membuat Mita terkaget, Mita pun perlahan menoleh ke arah Vano.

"Eh...pak Vano, bukan pak, bukan siapa-siapa kok, kami cuma bercanda tadi!" seru Mita sambil cengar cengir karena hampir saja ketahuan kalau mereka sedang membicarakan Vano, dengan elegannya Vano melangkah ke depan kelas.

"Dengar kalian semuanya, saya paling tidak suka disaat saya sedang menerangkan sesuatu, ada yang tidak memperhatikan saya , apalagi bercanda, kalian faham!" seru Vano dengan suara sedikit keras, Mita, Monic dan Nabila menunduk pucat.

"Kalau tidak suka dengan saya silakan keluar dari kelas ini, seperti teman kalian tadi si...siapa namanya?" tanya Vano.

"Shesa pak, Deandra Rashesa!" jawab Mita lugas.

"Deg"

Sejenak Vano bergumam dalam hati.

"Deandra Rashesa.....!"

BERSAMBUNG

💐💐💐💐💐

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!