NovelToon NovelToon

TYWI ( TYO WIENDA)

Pertemuan

Pagi menjelang siang ditaman kota ada seorang cewek cantik duduk manis dikursi taman sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba kejadian buruk menimpanya.

Bugg

"Awww.. . "pekik Wienda

"Hey siapa yang lempar kaleng bekas sembarangan" teriak Wienda marah

Dari arah belakang muncul seorang cowok cool yang bisa membekukan waktu.

"Sorry gak sengaja" kata Tyo.

"Sampah tu dibuang ketempat sampah, bukan main lempar sembarangan aja" omel Wienda

"Ya sorry galak amat" jawab Tyo santai

"Ni kena kepalaku kalo gue gagar otak gimana mau tanggung jawab" nyolot Wienda

"Ya gak mungkinlah masa cuma gitu doang gagar otak. Kenapa gak gila aja sekalian" jawab Tyo

Melihat Wienda yang terus ngomel bukannya pergi malah duduk dikursi yang tadi diduduki Wienda. Wienda yang melihat omelannya tak sirespon memilih pergi namun belum sempat melangkah tangannya dah dicekala Tyo.

"Mau kemana lo, duduk" interupsi Tyo

"Hello siapa lo nyuruh nyuruh gue duduk" sentak Wienda

Tyo mendudukkan Wienda begitu aja karena merasa Wienda enggan duduk.

"Bibir lo gak capek ngoceh mulu" ujar Tyo

"Huh" Wienda mengepalkan kedua tangannya geram menahan kekesalannya pada cowok disampingnya.

Mereka berdua duduk diam sekitar setengah jam yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Kruk... kruk ..

"Hahaha berhenti ngoceh ternyata amunisinya habis" kata Tyo

"Diam" sanggah Wienda cepat.

"Ayo" Tyo menarik tangan Wienda

"Kemana" tanya Wienda

"Cari makan, biar lo gak pingsan didepan gue" ketus Tyo

"Gue bisa cari sendiri" tolak Wienda

"Gak ada penolakan, gue gak suka dibantah" kata Tyo tegas

Wienda yang emang kelaparan menurut saja digeret Tyo. Mereka menuju kafe terdekat.

"Mbak" Tyo memanggil pelayan kafe

"Iya, mas sama mbaknya mau pesan apa" tanya pelayan

"Mau makan apa lo" tanya Tyo pada Wienda

"Terserah" jawab Wienda

"Itu bukan jawaban" kata Tyo

Wienda memutar mata malas.

"Gue pesen ni ma minumnya ni" kata Wienda

"Itu doang" tanya Tyo

"Heeh" jawab Wienda

"Samain aja mbak" kata Tyo pada pelayan

"Baik mas mbak tunggu sebentar ya" pamit pelayan

Mereka menunggu makanan dalam keheningan sampai makanan itu tiba. Wienda tidak peduli dia langsung menyantap makanan miliknya. Ditengah-tengah makan mereka dihampiri sepasang cewek cowok. Lebih tepatnya menghampiri Tyo.

"Hay Yo lagi makan juga lo" sapa sicewek

"Heeh" jawab Tyo dingin

"Siapa ni Yo cewek lo" tanya lagi sicewek

"Heeh" lagi-lagi dengan dingin

"Gak lo kenalin ke gue Yo" kata sicewek yang ternyata bernama Raisa

"Kenalin ni cewek gue, gak kalah cantik kan sama lo" kata Tyo

Wienda melotot menatap Tyo. Tyo yang mengerti langsung menggenggam tangan Wienda dan meremas lembut.

"Wienda" terpaksa Wienda mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Raisa yang lebih dulu.

"Gue Raisa mantannya Tyo" jawab Raisa

"Gak usah disebutin" Tyo menarik tangan Wienda yang masih berjabat tangan

"Biar dia gak cemburu liat gue tar" kata Raisa percaya diri

"Ngapain cemburu sama lo gak penting" kata Tyo jengah.

"Oh ya kenalin cowok baru gue, namanya Dimas dia CEO" kata Raisa bangga

"Hay Dimas" menyalami Wienda

"Wienda"jawab Wienda

"Sayang kita gabung sama mereka aja ya" kata Raisa

"Tar ganggu mereka, kita cari tempat lain aja" jawab Dimas sungkan

"Lebih baik kalian cari tempat lain biar gak ganggu acara kita" kata Tyo

"Ya ya ya takut banget yang kencannya terganggu" ledek Raisa

"Ayo gak enak" kata Dimas menarik tangan Raisa

"Pergi sana jauh-jauh" usir Tyo

"Cemburu ya liat mantan gandeng cogan" kata Wienda tersenyum meledek

"Siapa yang cemburu" omel Tyo

"Ya elo lah masa gue" balas wienda

ting

notif pesan masuk. Tyo segera merogoh hpnya disaku celana bahannya.

"Ayo pergi" sekali lagi menggenggam tangan Wienda dan menariknya pergi dari kafe setelah membayar makanannya. Belum sempat Wienda protes Tyo sudah membukakan pintu mobilnya.

"Masuk" katanya tegas

"Mau kemana" tanya Wienda.

Tyo tidak menjawab langsung menutup pintu mobilnya dan berjalan memutarinya dan masuk duduk dibelakang kemudi. langsung tancap gas menuju rumah sakit.

Ajakan nikah 1

"Ngapain kita kerumah sakit" tanya Wienda begitu sampai parkiran rumah sakit.

"Gue ada operasi sebentar" tutur Tyo

"Lo sakit" tanya Wienda

"Gak, gue dokter" jawab Tyo

"Ha dokter?" Wienda melongo tak percaya.

"Iya lo tunggu diruanga gue" Tyo masih setia menggenggam tangan Wienda membawa masuk keruangannya.

"Tunggu disini jangan kemana-mana" interupsi Tyo

"Lama gak" tanya Wienda

"Gak palingan 2 jam" jawab Tyo

"Ha 2 jam gila aja lo nyuruh gue nunggu 2 jam, ogah gue pulang" Wienda berdiri dari duduknya

"Gak bisa. Lo tunggu disini tar gue yang antar lo pulang" Tyo pergi tak lupa mengunci pintu ruangannya.

"Hey, kenapa dikunci" teriak Wienda tapi diabaikan Tyo.

"Dasar dokter gila baru juga ketemu dah main kurung aja. nyebelin" teriak Wienda.

Teriakan serta gedoran pintu yang Wienda lakukan tidak membuahkan hasil akhirnya Wienda nyerah dan memainkan henponnya. Menelpon seseorang pun percuma. Dengan kekesalan yang menumpuk lama-lama matanya terpejam karena lelah. Wienda tertidur disofa.

2 jam lebih Tyo melakukan operasi dengan tim medis lain. Tyo segera pergi keruangannya.

Ceklek.

Tyo tersenyum melihat Wienda tertidur disofa. Cantik satu kata yang ada dipikirannya. Tyo mendudukkan bokongnya disofa single sebelah Wienda. Tyo yang juga merasa lelah ikut terlelap. Tidak tau berapa lama mereka terlelap sampai akhirnya seorang perempuan paruh baya masuk ruangan itu dan bikin heboh.

"Hay apa yang kalian lakukan tidur disini" suara wanita paru baya tersebut yang belakangan diketahui mamanya Tyo nyonya Dewi.

Tyo mengerjapkan matanya mengumpulkan penglihatannya. Begitu jelas penglihatannya matanya melotot melihat Mamanya ada disini.

"Mama" kaget Tyo

"Apa yang kamu lakukan disini, siapa ini" tanya Mama Dewi

"Dia Wienda dia pacarku" jawab Tyo

Wienda yang mendengar melotot mau memberi bantahan tapi urung dilakukan melihat Tyo memelas lewat sorot matanya "Drama apalagi ini" batin Wienda

"Pacar, sejak kapan, kok Mama gak tau" tanya Mama Dewi

"Sejak hari ini karena kita baru jadian tadi pagi" jawab Tyo asal

"Baru jadian tadi pagi udah tidur berdua diruangan gini" sinis Mama Dewi

"Ini gak seperti yang mama bayangin" bantah Tyo sementara Wienda hanya menyimak.

"Jelaskan" perintah Mama

Tyo menjelaskan kenapa Wienda bisa tertidur diruangannya tanpa ditambahi atau dikurangi dan Wienda juga membenarkan cerita Tyo.

"Oke Mama terima alasan kalian, tapi tuk menghindari fitnah kalian harus menikah secepatnya" kata Mama Dewi

Bagai disambar petir disiang bolong Wienda kaget sampai-sampai terjatuh dari sofa yang diduduki. Mama Dewi yang melihat reaksi Wienda seperti itu bertanya.

"Kamu tidak mau menikah dengan anak saya" tanya Mama Dewi

"Ma...maaf tante saya terkejut" jawab wienda terbata

"Ta... tapi saya masih kuliah tante dan belum kepikiran tuk menikah" jawab Wienda jujur

" Kamu menolak menikah dengan anak tante" tanya Mama Dewi mengintimidasi

Wienda tidak bisa menjawab lagi.

"Ma kenapa harus buru-buru nikah kita jalani aja dulu, lagian kita baru jadian tadi pagi kita masih perlu waktu tuk mengenal lebih dekat lagi" sambung Tyo

"Mama gak mau tau, pokoknya kalian nikah 2 minggu lagi" putus Mama

"Ya ampun Mama. Yang mau nikah tu aku lo Ma, yang njalanin juga aku kenapa jadi Mama yang antusias" tanya Tyo

"Karena Mama pengen cepat punya cucu" jawab Mama

"Wienda juga masih kuliah" tambah Tyo

"Kuliah tidak menghalangi pernikahan kalian" eyel Mama

Tyo dan Wienda saling pandang dengan menggeleng tanda menolak.

"Besuk Mama akan ketemu orang tuamu" tambah Mama

"Sekarang temani Mama makan" ajak Mama

Wienda hanya menghela nafas panjang.

ajakan nikah 2

Mereka makan bertiga dengan obrolan didominasi oleh Mama. Tyo dan Wienda hanya sekedarnya menanggapi.

"Rumah kamu dimana Wien" tanya Mama

"Dijl xxx kota xxx tan" jawab Wienda

"Kamu dari luar kota" Mama lagi

"Iya tante dan disini aku kost" jawab Wienda

"Saudara kamu" tambah Mama

"Saudara aku ada 3 tan aku anak pertama" jelas Wienda

"Beri tau orang tuamu besuk Mama datang kerumahmu" terang Mama Dewi

"Mama dah selesai Mama mau pergi dulu Mama ada acara. Jangan lupa siapkan dirimu besuk" tambah Mama

"Iya tan" jawab Wienda dengan anggukan kepala

"BTW nama lo siapa, gue belum tau nama lo tapi dah mau dinikahin aja" kekeh Wienda

"Gue Tyo. Tyo Wildan Pratama. Dan panggil gue mas" kata Tyo

"Oke gue mau ngomong serius, batalin rencana Mama lo" pinta Wienda

"Gak bisa" jawab Tyo

"Kenapa" tanya Wienda

"Karena gue juga mau nikah sama lo" tegas Tyo

"Kenapa" tanya lagi

"Gak tau pokoknya kita harus nikah" jawab Tyo

"Alasan lo mau nikah ma gue itu apa?" tanya Wienda memperjelas

"Gue gak tau Wienda, tapi seharian bareng lo gue nyaman. Dan gue belum pernah ngrasa seperti ini dengan orang baru" jelas Tyo

"Cuma alasan nyaman" tanya Wienda

" Emang lo gak mau nikah ma gue, gue ganteng mapan dan yang paling penting gue tajir" promosi Tyo

"Gue gak peduli" jawab Wienda

"Gue gak mau nikah cuma alasan nyaman, jika suatu saat rasa nyaman itu hilang lo akan nyesel dah nikahin gue, dan gue gak mau itu terjadi, lagipula gue gak cinta ma lo" jelas Wienda

"Gue ngerti dan gue pasti bisa buat lo jatuh cinta ma gue begitupun sebaliknya lo bisa bikin gue jatuh cinta ma lo. Mulai hari ini detik ini kita mulai semua dari awal. Lo mau jadi pacar gue dan nikah ma gue? Gue janji gue bakal bikin lo bahagia" kata Tyo

"Jawaban gue masih sama. Gue belum pengin nikah dan gue juga harus kelarin kuliah gue dulu biar ortu bangga" jawab Wienda

"Dasar kepala batu. Nikah pun lo tetep bisa lanjut kuliah, dan gue yang tanggung semua" tambah Tyo

"Lo maksa banget sih buat nikah ma gue, emang gak ada cewek yang mau sama lo ya" remeh Wienda

"Banyak tapi gue maunya sama lo" tambah Tyo

"Kenapa? Gue orangnya malas" Wienda

"Gue rajin" Tyo

"Gue gak suka mandi" Wienda

"Gue yang mandiin" Tyo

"Gue matre" Wienda

"Duit gue banyak" Tyo

"Gue gak bisa masak" Wienda

"Gue bisa" Tyo

"Haish" Wienda mengacak-acak rambutnya sendiri

"Rayuan lo gak mempan" kekeh Tyo

"Ayo gue anterin lo balik dah malam" menarik dan menggenggam tangan Wienda

Wienda pasrah mengikuti Tyo dengan hati mendumel, kesel, marah.

"Gimana ceritanya tiba-tiba harus nikah secepat itu dengan orang ini" lirih Wienda tapi masih bisa didengar Tyo

"Tenang aja lo nikah ma gue gak bikin lo sengsara" kekeh Tyo sambil membukakan pintu mobil.

Didalam mobil suasana hening mereka larut dalam pikiran masing-masing.

"Harus ya nikah ma ni cewek bawel, tapi klo nolak Mama gimana kayaknya Mama dah suka banget ma ni cewek" monolog Tyo

"Harus ya nikah ma ni cowok, ganteng sih tapi pemaksa, trus gimana tanggapan orang tua gue nanti, tiba-tiba gue nikah" batin Wienda

"Hah pusing" teriak Wienda

"Ngagetin aja lo"

"Btw kost-an lo mana" tanya Tyo

"jl Ampera" jawab Wienda.

Tanpa bertanya lagi Tyo langsung melajukan mobilnya menuju kost-an Wienda

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!