‘’Papa dan mama sangat tidak setuju jika kamu tetap pada pendirianku untuk menyewa Rahim supaya kamu bisa mendapatkan anak.’’ tuan Bisseling menggertak penuh amarah menolak tentang keputusan Lancelot yang berkeinginan untuk mendapatkan anak tanpa adanya tali pernikahan, sebenarnya bukan sebuah rencana lebih tepatnya pemberitahuan.
‘’Papa dan mama setuju atau tidak aku tetap akan melakukannya, aku tetep tidak akan menikah dengan wanita manapun dan aku tetap pada pendirianku yaitu menyewa rahim untuk mendapatkan anak dari darah dagingku sendiri, bukankah yang penting aku punya anak dari darah dagingku sendiri, ada atau tidak pernikahanku itu tidak penting Ma, Pa.’’ tegas Lancelot dingin tanpa menghiraukan penolakan kedua orang tuanya, Lancelot kini benar-benar menjadi pria yang sangat egois.
‘’Dan papa pastikan jika anak kamu tidak akan masuk dalam daftar harta warisan Papa,’’ tuan Bisseling menjawab tak kalah sengit dan dingin.
‘’Anak itu kini sudah lahir dan dia darah dagingku, Mama dan papa setuju atau tidak anak itu akan segera aku bawa pulang dan akan aku rawat di rumahku sendiri,’’ tegas Lancelot tetap dingin dan abai akan penolakan papanya.
‘’Apa." tuan Bisseling kini semakin murka mendengar jawaban dari Lancelot yang santai tanpa dosa" Bahkan kamu tidak memberitahukan ke kami sebelumnya , kamu anggap apa kami ini, patung? kami ini orang tuamu Lanc.’’ tuan Bisseling semakin meninggikan suaranya satu oktaf.
‘’Aku sudah dewasa, aku bisa menentukan jalan hidupku sendiri .’’ jawab Lancelot dingin dan tetap tenang merasa benar dengan keputusannya.
‘’Lanc ,kenapa kamu tidak menikah saja dengan anak teman mama? bukankah banyak sekali anak-anak teman mama maupun papa, mereka cantik-cantik dan berpendidikan,’’ protes nyonya Bisseling tidak paham dengan jalan pikiran Putranya.
‘’Siapa ma? Aku tidak suka wanita yang sukanya hanya pergi ke bar dan tidak tahu bagaiamana cara menghargai suami, merawat keluarga, aku tidak suka wanita yang sukanya selingkuh.’’ jawaban Lancelot menegaskan ‘’Dan apa seorang wanita yang bisanya menghianati pasangannya itu yang mama ingin kan jadi menantu di rumah ini?’’ tegas Lancelot semakin menekankan.
''Terserah, kamu mau Berbuat apa Lanc, papa dan mama sudah cukup pusing memikirkanmu." putus tuan Bisseling meninggalkan ruang kekuarga yang dijadikannya tempat untuk berdebat.
Setelah berdebat sedikit sengit dengan orang tuanya beberapa saat Lancelot segera bergegas pergi meninggalkan kediaman Bisseling dengan wajah datar, bandara udara itu yang menjadi tujuan utama Lancelot kareana hari ini dia akan terbang ke benua Amerika . Hari ini anak Lancelot dari rahim dari seorang wanita yang dia kontrak telah lahir.
‘‘Aku ke bandara sekarang dan terbang ke Amerika sekarang , langsung pisah kan ibu dan bayinya jangan sampai ibunya menemuinya,’’ perintah Lancelot pada anak buahnya dan juga pada dokter yang telah dibayarnya untuk mengurus kelahiran anaknya, dibalik panggilan video call.
‘’Siap tuan dan selamat tuan anak anda sangat cantik dan sehat, dan semua berjalan normal.’’
‘’Sebentar lagi aku sampai,sekarang aku sudah berada di bandara.’’
Lancelot segera menutup video call ya dan melangkahkan kakinya menuju dimana pesawat telah di parkir, Lancelot satu-satunya anak lelaki dalam keluarga Bisseling, orang tua Lancelot sangat menginginkan Lancelot punya keturunan dan memiliki keluarga namun sayangnya semua Harapan itu telah dipatahkan oleh Lancelot, karena Lancelot pernah jatuh cinta dan dihianati sehingga membuat hati Lancelot membeku dan tidak mau lagi berdekatan dengan wanita. Selama kurun waktu lebih dari lima tahun Lancelot menjadi seorang pria dingin dan acuh, Lancelot memilih bekerja keras untuk melupakan wanita ya, tujuan Lancelot sekarang supaya mampu memimpin perusahaan keluarganya dengan baik. Di perusahaan orang tuanya pencapaian demi pencapaikan telah di ukir oleh Lancelot, Lancelot berusaha mewujudkan semua sesuai dengan target kini perusahaan keluarganya maju pesat di bawah pimpinannya. Untuk mencapai negara yang dimaksud Lancelot harus menempuh perjalanan lebih dari empat belas jam, kini Lancelot sudah sampai di negara yang dimaksud. Lancelot setelah turun dari pesawat dan melewati imigrasi Lancelot langsung menuju rumah sakit di mana anaknya telah dilahirkan , sesampinya rumah sakit Lancelot dan pengawalnya langsung menemui dokter yang dipercaya oleh Lancelot dalam penanganan kelahiran putrinya.
‘’Selamat datang tuan , mari saya tunjukkan keberadaan bayi anda.’’ Seorang dokter langsung mengantar Lancelot menuju kesebuah ruangan khusus bayi. Di sebuah box bayi, telah tertidur seorang bayi perempuan yang begitu mungil, lucu dan manis, wajah Lancelot sangat berbinar, wajah yang di penuhi gurat kebahagiaan itu tersenyum simpul begitu melihat seorang bayi berwajah blasteran cina dan bule tengah tidur pulas.
‘’Kapan bayiku bisa aku bawa pulang ke negara Hongkong?’’ tanya Lancelot yang sudah tidak sabar ingin menimang putri tunggalnya.
‘’Jika bayinya sehat lusa sudah boleh melakukan perjalanan jauh, namun ingat harus ada dokter pendamping,karena kesehatan bayi baru lahir tidak bisa di prediksi ,’’ jelas dokter .
‘’Bukankah dalam kontrak kamu harus ikut mengantar anakku sampai rumah dengan selamat,’’ tegas Lancelot.
‘’Ya saya akan mengantar sampai rumah dengan selamat namun selama di rumah harus tetap ada dokter pendamping, karena saya tidak bisa terlalu lama berada di negara Hongkong,’’ dokter kembali mengingatkan Lancelot.
‘’Soal itu jangan khawatir, selain dokter aku juga sudah menyiapkan perawat khusus,’’ tegas Lancelot meyakinkan, dan dokter itu tentunya sangat percaya dengan pengakuan Lancelot.
‘’Baiklah saatnya kita harus segera mengurus berkas-berkasnya supaya lusa anda dan bayi anda bisa segera terbang ke negara Hongkong.’’ dokter segera mengajak Lancelot dan sekretarisnya menuju ruangan sang dokter.
Dokter, Lancelot dan sekretaris pribadi Lancelot kini sudah berada di ruangan dokter tersebut, di ruangan dokter seorang pengacara sudah menunggu, dia pengacara keluarga Lancelot yang bertugas untuk mengurus dokumen anak Lancelot. Uang kembali berbicara dengan uang apapun sangat mudah termasuk memilliki anak kandung tanpa harus terikat tali pernikahan. Ditangan pengacara semua telah beres untuk urusan dokumen hak asuh anak Lancelot sudah selesai , sekretaris Lancelot kini sudah menyiapkan dokumen perjalanan untuk sang bayi dan yang lainnya ,selain dokter spesialis Lancelot juga menyewa seorang suster yang handal, namun untuk menutup semua rahasia maka dokter dan suster tidak mengantar sampai rumah Lancelot melainkan hanya sampai di hotel yang telah disewa oleh Lancelot. Bayi merah itu kini sudah berada di dalam pesawat dengan didampingi oleh dokter suster dan beberapa asisten Lancelot , cuaca hari ini sangat cerah sehingga perjalan mereka tidak ada kendala sama sekali, perjalanan mereka memakan waktu empat belas jam ,begitu pesawaat sudah mendarat dengan selamat mereka langsung menuju imigrasi untuk bisa keluar dari imigrasi, di imigrasipun semua berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Begitu keluar dari bandara beberapa mobil mewah sudah berjajar untuk mengantar mereka menuju hotel yang telah di sewa oleh Lancelot, di sebuah kamar hotel telahterjadi pertukaran pengasuh bayi Lancelot.
Bayi merah itu kini sudah berpindah tangan dari tangan seorang dokter spesialis bayi dari benua Amerika di berikan kepada seorang dokter berkewarga negaraan Hongkong. Setelah serah terima bayi Lancelot, seorang dokter perempuan, suster, Lancelot beserta rombongan lainnya segera pergi meninggalkan hotel yang telah disewa oleh Lancelot untuk serah terima bayi. Sedangkan para tamu lainnya dipersilakan menikmati liburan di negara Hongkong dengan fasilitas dari Lancelot, selain hadiah liburan mereka yang terlibat dalam proses kelahiran bayi Lancelot mendapat hadiah uang tuanai dengan jumlah yang fantastis, mengingat Lancelot seorang Putra pengusaha sukses di negara Hongkong. Lancelot dua bersaudara kakaknya perempuan namun kakaknya mengikuti suaminya tinggal di negara London, sehingga Lancelot merupakan anak tuan Bisseling yang di tuntut untuk mengelola perusahaan keluarga.
Rombongan bayi Lancelot kini menuju sebuah rumah yang berada di kawasan elit yang berada di kota pinggiran negara Hongkong. Sebuah rumah mewah dengan tiga lantai dan di lingkari gerbang yang tinggi dengan cat berwana abu-abu itu yang biasanya sepi kini semuanya telah berubah, semua penghuni rumah tersebut tengah di sibukkan dengan berbagai aktifitas untuk menyambut kedatangan sang majiakan yaitu Lancelot dan Putrinya. Sebuah kamar berukuran besar berwarna peach mendominasi kamar bayi yang di desain sendiri oleh Lancelot untuk Putri tungglanya kini sudah sangat bersih dan rapi dan tidak seorangpun diperbolehkan untuk memasukinya tanpa seijin Lancelot.
Nyonya bisseling walau dia menolak keputusan gila sang Putra dalam memilih jalan hidupnya terutama dalam hal anak nyatanya nyonya Bisseling tetap ikut mempersiapkan untuk menyambut kedatangan cucunya, sakit hati yang dialami oleh Lancelot karena penghiantan sang kekasih beberapa tahun yang lalu membuat Lancelot menjadi lelaki yang dingin, selama ini waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja mengembangkan bisnis kedua orang tuanya. Karena terlalu sibuk dan mengejar ambisi kini Lancelot sampai tidak menyadari jika usianya hampir empat puluh tahun dan masih melajang.
"Mbak kamu masih baru ya?" sapa nyonya Bisseling ketus pada seorang pembantu yang berkulit coklat dan berambut ikal di kucir kuda yang sedang mengelap sofa.
"Iya nyonya." jawab perempuan dua puluh lima tahun itu sopan.
"Pantas aku baru melihatmu, kerja yang bersih sebab anakku tidak suka kotor, dan kamu juga harus selalu bersih dan rapi, aku tidak ingin melihat pembantu di rumah ini kumal, apa lagi sekarang bakal ada cucuku anak satu-satunya putraku, apa kamu sudah pernah punya anak?" cerocos nyonya Bisseling bagai rem kereta yang lagi blong'' Namamu siapa dan dari mana asal kamu aku yakin kamu bukan penduduk local, perasaan baru kali ini aku lihat anakku mengambil pembantu dari negara lain, biasanya dia berani bayar mahal untuk mengambil orang lokal, kenapa dia tertarik denganmu, aneh, benar-benar aneh." Hanifah belum juga menjawab nyonya Bisseling terus nyerocos, nyonya Bisseling dibuat terkejut untuk kedua kalinya dengan kelakuan anak lelakinya yaitu Lancelot kelakuan yang tidak bisa ditebak.
"Nama saya Hanifah nyonya saya berasal dari Indonesia, tugas saya bersih-bersih rumah dan saya baru bekerja sekitar dua minggu, biasa di panggil Hani, apa alasan tuan mengambil saya, saya juga tidak tahu nyonya." jelas Hanifah panjang lebar namun tetap sopan walau tanpa diminta oleh nyonya Bisseling.
"Bagus kerja yang benar, aku tidak ingin kalian mengecewakan anak dan cucuku nanti, cucuku harus terus steril tidak boleh kena kotor." nyonya Bisseling tetap ngomel sambil mengamati cara kerja Hanifah.
"Di bungkus plastik saja nyonya bayinya biar tetap bersih dan higienis, kalau perlu di steril pakai alkohol." usul Hanifah asal ceplos tanpa memikirkan apa akibatnya.
"Kau ingin Membunuh anak dan dan cucuku ya?" teriak nyonya Bisseling melengking tidak bisa mengontrol emosinya.
"Maaf nyonya, saya salah omong." tukas Hanifah yang baru sadar akan kecerobohannya "Maaf, maaf, maafkan saya nyonya, lain kali saya akan lebih berhati-hati." kini Hanifah langsung berubah gugup.
"Anakku ini benar-benar bisa bikin orang tua stress, lihat wanita dari kaca mana juga, bisa-bisanya ngambil pembantu modelan kaya kamu, hadiuhhh." keluh nyonya Bisseling ngoceh tidak karuan.
"Lah, apa salah saya nyonya, kan anak nyonya yang milih saya untuk bekerja di rumah ini," Hanifah bertanya pada nyonya Bisseling tanpa dosa, namun nyonya Bisseling tidak menggubrisnya malah terus melangkah pergi entah kemana dengan, segala omelan yang tidak berhenti dari mulutnya, sedangkan Hanifah terus menatap punggung nyonya bisseling dengan perasaan takut sampai tubuh nyonya Bisseling hilang tertutup tembok penyekat.
Setelah kepergian nyonya Bisseling Hanifah kembali melakukan pekerjaannya tanpa menghiraukan ocehan nyonya Bisseling, dari segi bahasa Hanifah tidak kesulitan karena kemahiran Hanifah dalam bahasa inggris sehingga membuat Hanifah memiliki nilai plus dan membuat Lancelot tertarik pada Hanifah untuk mempekerjakan Hanifah, apalagi Lancelot pernah mendengar jika pekerja dari Indonesia itu mayoritas menggunakan hati, mereka jika bekerja tidak sekedar bekerja saja. Hanifah merupakan pembantu pertamanya yang berasal dari negara lain sedangkan pembantu lainnya merupakan penduduk lokal dan tentunya dengan gaji yang sangat tinggi, namun tidak dengan Hanifah Hanifah tetap menerima gaji sesuai dengan peraturan yang ada di kontrak kerja seperti pekerja overseas lainnya.
"Hani, cepat selesaikan pekerjaanmu dan cuci tangan pakai sabun sampai bersih taruh lapnya pada tempatnya !" perintah Joyce kepala pelayan di rumah Lancelot yang sudah berusia empat puluh tahun lebih.
"Baik, kakak." semua pembantu memanggilnya kakak karena dua yqbf paling lama menjadi pelayan di rumah Lancelot.
"Klear, sudah beres makanannya?" kini Joyce menghampiri Klear yang bekerja sebagai koki yang bertugas hari ini.
"Beres, kak." Klear mengacungkan jpol tanda sudah beres.
Kini Joyce menuju lantai dua untuk mengecek pelayan yang bertugas di lantai dua" Athena, sudah beres?"
"Sedikit lagi kak!" sahut Athena wanita berusia tiga puluh lima tahun itu.
Joyce terus menuju ke lantai paling atas di atas terdapat sebuah taman dan juga kolam renang, yang bertugas di lantai atas seorang laki-laki berusia lima puluh tahun merupakan suami Joyce yang bernama Kao, rumah yang begitu luas dan mewah itu hari ini bertambah satu penghuni. Selesai mengecek dari lantai atas Joyce kembali turun untuk memastikan bahwa semua akan baik-baik saja ketika Lancelot pulang.
"Joyce!" panggil nyonya Bisseling begitu melihat Joyce turun dari tangga lantai atas.
"Ya, nyonya." sahut Joyce menghampiri nyonya Bisseling yang berdiri di depan pintu kamar calon cucunya.
"Aku mau lihat kamar cucuku." pinta nyonya Bisseling dingin.
"Apa nyonya sudah minta ijin pada tuan Lanc?" ucwo Joyce penuh selidik, kalau soal menjaga rumah Joyce memang sudah alinya.
"Kenapa aku harus tanya pada putraku, ini rumah putraku, aku mananya dan aku juga grand mothernya." jawab nyonya Bisseling tsk mau di bantah.
"Maaf, nyonya kita harus menunggu dulu tuan Lanc datang." Joyce langsung pergi meninggalkan nyonya Bisseling yang masih mematung di depan pintu.
"Dasar pelayan kurang diuntung!"
Nyonya Bisseling ngomel-ngomel sendiri dengan wajah kesal dan perasaan tidak puas, pasalnya hanya kamar bayi yang belum dicek oleh nyonya Bisseling dan nyonya Bisseling juga belum tahu bentuk serta model kamar yang akan di tempati oleh cucunya nanti, sebagai seorang nenek nyonya Bisseling juga ingin memastikan kenyamanan buat cucunya, untuk ruangan lainnya selain Joyce nyonya Bisseling juga bisa membuka sendiri dan mengeceknya. Nyonya Bisseling tidak berhasil masuk di kamar bayi Lancelot akhirnya dia kembali turun ke lantai dasar untuk ikut menyambut kedatangan cucunya yang sebentar lagi datang, seorang cucu yang tidak diketahui siapa ibunya, seorang cucu yang lahir entah dari wanita ras mana, suku mana, negara mana, berambut lurus atau keriting, bermata coklat atau biru dan seperti apa wanita yang rela mengandung benih putranya tanpa adanya hubungan badan selayaknya pasangan normal, kelakuan Lancelot kali ini benar-benar di luar dugaan keluarga Bisseling, hal seperti ini sebenarnya bukan hal tabu bagi warga yang berduit di negara tersebut. .
"Sebenarnya anakku ini kesambet setan apa, setan dari mana bisa-bisanya dia mengikuti aliran sesat." nyonya Bisseling mengomel dengan sendirinya tanpa menghiruakan siapapun yang ada di sekitarnya.
"Nyonya lima belas menit lagi tuan Lancelot tiba." Joyce memberitahu nyonya Bisseling yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.
"Ya, eh Joyce, kemana Hani?" kini entah kenapa tiba-tiba nyonya Bisseling tertarik untuk mencari keberadaan Hanifah.
"Dia sudah berkumpul di depan bersama dengan pelayan lainnya nyonya." jelas Joyce yang sudah terlihat lebih rapi dan bersih karena sudah berganti baju.
"Apa Hani sudah ganti baju dan mandi?" tanya nyonya Bisseling diluar prediksi Joyce.
"Mereka semua hanya ganti baju dan cuci tangan Nyonya," jelas Joyce yang masih berdiri di hadapan nyonya Bisseling.
"Suruh dia mandi aku ingin dia juga cantik dan bersih seperti pekerja lainnya!" perintah nyonya Bisseling membuat Joyce langsung terperangah pasalnya nyonya Bisseling tidak pernah mengurus sedetail ini tentang pelayan di rumah Lancelot.
"Tapi, Nyonya!" Joyce berusaha membantah.
"Jalanan macet, mereka baru datang dua puluh menit lagi." jawab nyonya Bisseling tetap fokus pada tabletnya tanpa melihat ke arah Joyce " Oh ya dan lagi beri Hani baju yang baru jansb pakai baju yang sekarang!" perintah nyonya Bisseling. Lagi-lagi Joyce terperangah untuk kedua kalinya.
"Baju Hani masih baru nyonya, semua pekerja di sini yang baru masuk selalu di kasih seragam yang baru!" Joyce berusaha menjelaskannya.
"Turuti perintahku dandani Hani dengan baju yang baru." nyonya Bisseling tetap pada pendiriannya dan tidak mau dibantah.
Joyce dengan perasaan kesal penuh keheranan menghampiri Hanifah yang sudah ikut berkumpul dengan para pelayan lainnya di salah satu ruangan khusus untuk para pekerja makan atau sekedar beristirahat sebentar setelah makan.
"Hani, ikut saya!" perintah Joyce tegas, Joyce biarpun dia sudah lama bekerja pada Lancelot namun Joyce termasuk pimpinan yang baik dan selalu berusaha berbuat adil pada semua pekerja.
"Iya, kak." Hani langsung mengikuti langkah Joyce yang menuju kamar mandi khusus pekerja tanpa tanya.
"Hani kamu mandi sekarang dan ganti baju." Joyce memerintahkan Hani untuk mandi sambil menyodorkan baju yang masih baru dan harum" Hari ini nyonya benar-benar membuatku pusing, kamu tahu gak?, gak biasanya nyonya menyuruh orang mandi di siang bolong dan ini hanya berlaku padamu, aku heran dengan ulah nyonya." kini Joyce menumpahkan uneg-uneg hatinya pada Hani tanpa sungkan.
"Apa saya melakukan kesalahan yang fatal kak?" tanya Hani khawatir dan takut mengingat tadi dia menjawab asal.
"Aku rasa nyonya cocok denganmu, semoga dugaanku benar, mandi yang cepat lima belas menit lagi mereka sampai dan lagi nyonya juga pesan agar kamu dandan yang rapi."
Joyce langsung meninggalkan Hani yang masih berdiri dan berusaha mencerna supaya mengerti dengan ucapan Joyce tentang dirinya dan nyonya. Karena waktu yang sudah mepet Hani segera masuk ke kamar mandi dengan kecepatan mandi yang super cepat secepat sepur express, maka Hani hanya dalam waktu sepuluh menit Hani sudah selesai mandi ganti baju berdandan ala kadarnya seperti pelayan lainnya, yang membedakan kulit Hanifah yang berwarna coklat sawo matang dan harus menjadikan Hanifah mudah dikenal oleh penghuni rumah Lancelot lainnya, karena para penghuni rumah Lancelot lainnya memiliki warna kulit yang sangat kontras dengan warna kulit Hanifah, wanita berkulit eksotik itulah sebutan yang tepat untuk Hanifah. Hanifah terlihat lebih manis dan lagi Hanifah tidak memiliki bau badan jika berkeringat berbeda dengan pekerja lainnya, sedikit berkeringat sudah menimbulkan bau badan yang kurang sedap.
Tidak hanya Hanifah ataupun Joyce, pekerja yang lainnya juga merasa heran dengan kelakuan nyonya Bisseling kali ini, apalagi nyonya Bisseling melakukan hal berbeda dengan Hanifah, dan baru kali ini nyonya Bisseling banyak bicara dengan pekerja baru yang ada di rumah Lancelot. Biasanya nyonya Bisseling datang hanya ingin bertemu dengan putranya atau sekedar memastikan jika sang Putra dalam keadaan baik-baik saja, tanpa mau ikut mengatur para pekerja. Tidak terkecuali semua penghuni rumah Lancelot sudah benar-benar siap dan siaga untuk menyambut kedatangan Lancelot beserta rombongan, nyonya Bisseling segera menuju pintu utama untuk menyambut sang Putra dan sang cucu karena barusan dia telpon Lancelot jika Lancelot bakal sampai rumah dalam waktu kurang dari lima menit, tidak hanya nyonya Bisseling pekerja lainnya juga sudah siap di belakang nyonya Bisseling, Tuan Bisseling sengaja tidak ikut menyambut kedatangan anak dan cucunya karena tuan Bisseling belum bisa menerima keputusan Lancelot yang di anggap melampaui batas.
Rombongan mobil yang di tunggu telah tiba mobil kedua di isi sekretaris dan pengawal lainnya sedang mobil pertama di isi oleh Lancelot bersama dengan anaknya beserta dokter dan dua suster. Lancelot keluar dari mobil dulu, Lancelot dengan penuh ke hati-hatian mengambil bayinya dari pangkuan sang suster, kini Lancelot mengambil bayinya dari sang suster dan menggendong sendiri anaknya untuk masuk ke dalam rumah Lancelot. Nyonya Bisseling terkejut melihat Lancelot bisa menggendong bayi dengan baik tanpa canggung, nyonya Bisseling bingung dari mana Lancelot belajar menggendong bayi baru lahir, pasalnya nyonya Bisseling tidak pernah milihat Lancelot berbaur dengan anak-anak apalagi bayi yang baru saja di lahirkan. Lancelot dengan didampingi oleh dokter dan suster Lancelot melangkah menuju pintu utama, di pintu utama sudah berdiri nyonya Bisseling dengan senyum yang mengembang indah penuh cinta.
"Hai, ma, terima kasih sudah bersedih menyambut kedatangan kami, lihatlah ma anakku tidur terus." adu Bisseling mpada nyonya Bisseling.
"Mama bahagia jika anak mama ini bahagia." ucap nyonya Bisseling haru "Hai cucu nenek, lihatlah Lanc, dia begitu cantik." nyonya Bisseling memuji bayi yang masih memejamkan mata yang berada dalam gendongan Lancelot.
"Terima kasih, Ma, dia anakku, darah dagingku ma,"
Ibu dan anak itu kini mereka menuju ke lantai dua setelah menyapa dan berbasa basi sebentar dengan semua pelayannya, karena kamar bayi berada di lantai dua dekat kamat Lancelot, maka Lancelot membawa bayina langsung menuju kamar bayi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!