Adinda putri malindo
Seorang gadis lulusan terbaik di Oxford University, jauh berbeda dengan gadis lugu yang dikenal oleh abi dan umminya. Karna pengaruh pergaulan bebas di negara sana, Adinda merubah style pakaiannya dan mengesampingkan syariat agama yang di anutnya. Dia merupakan anak tunggal yang menjadi harapan satu - satunya oleh ummi dan abinya. Namun, apa dikata hanya dunia saja yang bisa ia capai, tidak dengan akhirat. Sekarang dia menjabat sebagai CEO di perusahaan besar "Malindo grup" perusahaan milik abinya yang berpusat di Kota Jakarta. Jabatan itu dipercaya pada Adinda karna abinya harus mengurus ibu Adinda yang harus cuci darah 2 kali seminggu karna gagal ginjal.
Hamzah ismail putra, merupakan pewaris tunggal perusahaan Putra. Namun, dia kurang tertarik dengan dunia bisnis. Karna, menghargai Ayah dan Ibunya Hamzah mau mengelola perusahaan, dibimbing oleh ayahnya sendiri dan meninggalkan pesantren yang ia bangun pada temannya Sakhi.
Adinda yang tengah sibuk meneliti berkas, tiba tiba terperanjat mendengar dentingan suara ponsel, yang menelusup melalui celah telinganya.
Dert dert dert
"Huh, mengganggu pekerjaan ku saja." ujar Adinda sambil meraih ponselnya. Ia pun menatap layar ponselnya, membaca nama yang tertera pada layar ponselnya.
"Abi maaf kan anakmu ini, Bi." gumam Adinda sambil mengangkat telponnya.
"Assalamualaikum Din." ujar Abi.
"Waalaikumsalam Bi." ujarnya
"Ada apa Abi menelpon? apa ummi baik baik saja bi?" timpalny lagi.
"Segeralah kerumah sakit nak !, ummi mu merengek ingin bertemu denganmu."
"Kenapa ummi bisa begitu Abi?" tanya Adinda lagi.
"Abi juga tidak tau, Nak! cepatlah kemari ya, Nak! Abi sudah dipanggil ummimu, sudah dulu ya, Nak. Assalamualaikum." ujar abi
" Baiklah abi aku akan kesana sekarang, walaikumsalam."
Mereka pun mengakhiri panggilannya masing-masing, Adinda pun menyimpan telpon pribadinya. Kemudian, meraih gangang telepon kantor dan menelpon sekretarisnya untuk memberikan perintah. Tak lama mereka pun terhubung.
"Hallo Billy bereskan berkasku! aku akan kerumah sakit!" ujar Ceo muda itu.
"Baik, Nona muda." ujar sekretaris tersebut.
Adinda memang terkenal dingin, enggan memberikan salam atau tersenyum kepada orang lain, kecuali abi dan umminya. Karna, litulah, terlihat jelas ketegasan dan kewibawaannya walaupun dalam balutan kefeminiman wanita. Adinda berjalan ke arah knop pintu dan membukannya, ia berjalan ke arah lift untuk turun menuju loby. Kemudian, langsung masuk ke mobilnya dan melajukan kendaraannya, membelah jalanan jakarta menuju rumah sakit.
"Abi apakah Adinda sudah diperjalanan ...?" lirih ummi dengan mata yang sayu.
"Iya ummi, sebentar lagi dia akan sampai! Jadi, bersabarlah." Mengelus kepala istrinya yang terbaring lemah itu.
Dalam waktu 20 menit, Adinda pun sampai di depan rumah sakit milik keluarganya itu. Adinda pun memarkirkan mobilnya, dan berjalan menyusuri koridor rumah sakit, menuju keruangan VVIP tempat ibunya terbaring.
Tok tok tok
"Masuk!" ujar Abi.
"Assalamualaikum Abi, Ummi!" sapa Adinda
sambil menutup pintu ruangan.
"Walaikumasalam." ujar mereka serentak.
Adinda pun berjalan mendekati bangkar rumah sakit, tempat ibunya terbaring. Kemudian, menyalimi Abi dan Umminya. Memang, ini kebiasaan Adinda dari dia masih kecil hingga dewasa.
"Bagaimana keadaan ummi? Apa lebih baik? Apa ummi sudah makan? Minum obat?" tanyanya tak henti - henti, hingga membuat umminya pun tersenyum.
"Yang mana yang harus ummi jawab, Nak! ummi baik baik saja dan ummi sudah makan dan minum obat ...." jawab ummi lirih.
"Syukurlah Ummi Dinda ikut senang." ucap Adinda.
"Dinda, apa kamu sangat menyayangi Ummi, Nak ...?" ujarnya lirih.
"Pertanyaan apa itu Ummi? Tentu saja Dinda menyayangi Ummi. Apapun akan Dinda lakukan buat Ummi." ucapnya sambil mencium tangan wanita yang tak berdaya itu.
"Benarkah, Nak! apapun akan kamu lakukan untuk Ummi?" ucapnya.
"Tentu Ummi, apa yang Ummi inginkan?" tanya Adinda.
"Apa Abi juga boleh, Nak?" celetuk Abi.
"Tentu Abi, karna kalian yang merawatku, bersusah payah menjagaku, hingga aku seperti ini." Adinda membuat mereka pun berlinang air mana.
"Nak! Ummi ingin kamu berubah, lebih taat agama, menutup aurat, dan belajar agama di pesantren milik teman Abi, karna ummi ingin sekali melihatmu lebih baik dari pada yang sekarang, Nak ...!" lirih Ummi sambil menghapus air matanya.
"Ya Adinda, Abi juga sangat berharap sama seperti ummimu, Nak." ujar Abi setuju dengan perkataan Ummi Adinda.
"Ummi, Abi! Maafkan Adinda, Adinda hanya belum bisa menerima permintaan Ummi dan Abi." ucap Adinda.
"Ummi mohon Adinda, kali ini saja! Agar kita bisa berkumpul lagi disana." Menggengam tangan anak tunggalnya itu.
"Beri Adinda waktu Ummi Abi!" ujarnya tertunduk karna merasa bersalah.
"Baiklah, Nak! Apakah kamu sudah makan, Nak?" ujar ummi yang sangat menyayanginya.
"Belum Ummi, karna Dinda buru buru kesini." ucapnya.
"Baiklah, Abi akan beli sebentar ke resto depan ya, Nak!" ujar Abi hendak berdiri.
"Tidak usah Abi, Adinda saja sendiri! Dinda juga mau pamit ke kantor, karna ada meeting sore ini." ujar Adinda tertunduk lesu.
Padahal, Adinda sangat ingin menemani Umminya, karna kondisi Umminya yang semakin memburuk saja.
"Baiklah, Nak! berhati hatilah, Nak!" ujar Abi sambil menjulurkan tangannya ke Adinda.
"Iya Abi! jika ada apa apa, kabari Adinda. Assalamualaikum Ummi, Abi! Adinda ke kantor dulu." ujarnya sambil menyalimi kedua orang tuanya dan meninggalkan ruangan Umminya.
Tok tok tok
"Masuk!" ujar tuan muda yang duduk di ruang kebesaran itu.
"Assalamualaikum Pak Hamzah" ujar sekretaris David.
"Waalaikumsalam, ada apa David?" jawabnya dengan lembut.
"Begini Pak Hamzah, tuan besar memerintahkan anda untuk membereskan permasalahan restoran yang ada di Bali Tuan! "ujarnya.
"Oh baiklah David, atur saja jadwalku, dan siapkan berkas yang akan ku bawa!" ujarnya.
"Baik tuan, saya permisi keruangan saya."
"Silahkan" ujar Hamzah yang masih sibuk dengan laporan keuangan hotel dan resto miliknya yang terkenal di Jakarta.
Adinda yang baru saja, menindih kursi kebesarannya dikagetkan oles suara ketukan pintu.
Tok tok tok
" Ya masuk!" ujar dinda
"Permisi Nona muda, rapat akan segera dimulai!" ujarnya.
"Baiklah saya akan menyusul." ujar Nona mudanya itu.
Adinda pun keluar dari ruangannya dan pergi menuju keruangan rapat yang akan segera berlangsung. Setelah 2 jam berlalu, rapat pun selesai dengan baik. Hasil keputusan dari pertemuan tersebut , mengharuskan Adinda untuk meninjau perusahaannya di Kota Bali. Satu sisi dia sangat senang, akan kemajuan perusahaan furniturenya di Bali berkembang cukup pesat. Disisi lain, dia tidak ingin meninggalkan umminya, dengan kondisi yang semakin menurun. Namun, bagaimana lagi, dia harus memenuhi tanggung jawab yang dipercayakan abinya untuknya.
Tak terasa hari pun berlalu begitu cepat, sekarang sudah menunjukkan pukul 8 pagi saja, dimana 1 jam lagi dia harus keluar kota dan meninggalkan umminya.
Adinda pun bersiap siap dan bergegas kerumah sakit Malindo, untuk berpamitan pada abi dan umminya. Sesampainya dirumah sakit dia memarkirkan mobilnya dan berjalan ke ruangan umminya.
"Assalamualaikum Ummi, Abi." ujarnya sambil menyalimi orang tuanya. Terlihat ummi yang tengah disuapi abi.
"Abi, sini Adinda yang akan menyuapi Ummi!" ujarnya meraih piring ditangan abinya.
Dinda pun menyuapi Umminya dengan telaten.
"Ummi Abi! kemarin kan Adinda sudah bilang Adinda, akan ke Bali hari ini, untuk melihat perusahaan kita. Jadi, Adinda pamit ya! karna 1 jam lagi pesawat akan lepas landas." ujar Adinda.
"Baiklah, Nak! jaga dirimu baik baik, jangan sampai menyusahkan Abimu, dan jangan telat makan karna terlalu sibuk berkerja. Satu hal lagi, jangan lupa pesan Ummi tempo hari, Nak! karna Ummi sangat berharap padamu." lirih Ummi
Adinda pun terdiam menatap raut wajah Umminya.
"Betul kata Ummimu, Nak! Abi juga punya harapan yang sama dengan Ummimu, Nak!" ujar Abi.
"Baiklah, Abi! Adinda akan berusaha, Adinda harus pergi sekarang." Ia pun memeluk Umminya dengan sangat lama.
"Sudah sudah, ayo berangkatlah! nanti kamu terlambat, Nak!" ujar Abi.
"Sebentar saja Abi, Adinda akan merindukan Ummi." ujarnya sambil mencium tangan ummi.
"Apa Ummimu saja yang dipeluk?" celetuk Abi.
Adinda dan Ummi pun terkekeh dibuatnya, karna sifat Abi yang iri atas perlakuan Adinda terhadap umminya.
"Kemarilah Abiku sayang!" Adinda pun memeluk Abinya dan pamitan kemudian keluar dari ruangan umminya, untuk pergi ke bandara.
>>>>
"Cepatlah pak! kita sudah terlambat, cepat sedikit!" ujar tuan muda.
"Baik Tuan, 15 menit lagi kita sampai." ujar
sopir pribadi tersebut, sambil mempercepat laju kendaraannnya.
BRAAK
Tiba tiba mobilnya menyerempet mobil mewah disebelahnya.
"Allahuakbar, berhati hatilah pak! ayo kita turun untuk meminta maaf!" ujar Hamzah.
"Maaf Tuan muda." Sambil turun mengikuti Tuan mudanya.
"Apa kau tidak bisa berhati hati?" ucap wanita berpakaian minim tersebut.
"Maaf Nona, saya buru buru karna saya sudah terlambat, sekali lagi saya minta maaf." Sambil menunduk karna malu melihat pakaian wanita tersebut dan merasa bersalah.
"Apa kau saja yang buru buru, aku juga buru buru tapi tidak seceroboh kau." ujarnya yang terkenal ketus.
"Baik Nona, saya akan bertanggung jawab, ini kartu nama saya, silahkan Nona hubungi! mohon maaf Nona saya tidak ada waktu assalamualaikum." ujarnya berlalu pergi dan sopirnya mengikuti dibelakang
"Dasar tidak punya tanggung jawab."gerutu gadis itu sambil melempar kartu nama tersebut ke sembarang arah.
>>>
_
_
_
_
kenalin nama auhtor arin, sekarang author ada dibangku perkuliahan 😌oh iya ini karya pertama author doaain ya supaya semangat🤗🤗 terus nulisanya
makasih udah baca 😘😘
reader : sama sama thor semagat terus😁😁
author : Adinda jangan lupa jadiin faf abis tu like komen and share yak😁😁
adinda : ogah akh tor😏
author : pecat ni yaa😏
adinda : ya deh😑
soalnya reader author jarang
"Dasar tidak punya tanggung jawab" gerutu gadis itu sambil melempar kartu nama tersebut ke sembarang arah.
Dia pun masuk ke mobil mewah yang tergores itu dan melajukannya memecah jalanan jakarta.
"Ampuni dosa Hamzah ya Allah,Hamzah gak sengaja melihat wanita itu," batinnya dengan wajah yang masih merona.
"Apakah aku tidak bertanggung jawab ya? Tapi aku malu melihat wanita itu lama lama. Apa wanita itu tidak malu ya?" batinnya kembali bertanya.
"Pak! Setelah antar saya kebandara, sampaikan pesan saya pada sekretaris saya. Jika ada yang menghubungi kantor meminta pertanggung jawaban kejadian tadi berapa pun yang dia minta berikan ya! Aku sangat malu bertemu dengannya karna pakaiannya itu," ujar tuan muda itu.
"Baiklah tuan muda," sopir yang serius menyetir.
Tak lama mereka sampai di bandara disambut oleh asistennya bernama Sian, yang mengikuti Hamzah kemana pun ia pergi. Hamzah langsung masuk ke jet pribadinya, sementara barang-barangnya sudah dimasukkan oleh asistennya sebelum ia sampai bandara.
"Sian apakah semua sudah siap? Jika sudah kita harus segera berangkat!" ujarnnya.
"Sudah tuan, kita akan berangkat segera!" ujar asistennya.
"Oke silahkan keruanganmu , aku akan beristirahat," ujar Hamzah
"Baik tuan!" Sian pun berlalu dari ruangan bosnya.
****
Adinda pun sampai dibandara dan disambut oleh asistennya dan 2 orang supir kantor.
"Vivy apakah semua sudah siap?" ujarnya
"Sudah Nona, kita akan berangkat!" ujar Vivy
"Oke, ambil barangku di bagasi dan bawa kembali mobilku ke rumah dan ini kuncinya." Sambil menyodorkan kuncinya.
Vivy pun bergegas mengambil kunci tersebut dari tangan nonanya. Kemudian, ia pun memerintahkan sopir tersebut, sambil menyerahkan dan mengiringi nona mudanya ke pesawat.
"Vivy aku akan beristirahat, kembali keruanganmu jika sudah sampai, silahkan bangunkan aku!" ucap Dinda
"Baiklah Nona, jika Nona membutuhkan sesuatu panggil saya saja," Adinda pun mengangguk setuju dan Vivy pun berlalu meninggalkan Adinda kembali keruangannya.
Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat mendarat dengan selamat baik itu pesawat Hamzah maupun Adinda. Vivy pun pergi ke kamar yang ada dalam pesawat milik keluarga malindo, untuk membangukan Adinda yang sedang beristirahat.
"Maaf Nona, ayo bangun! Kita sudah sampai," ujar Vivy.
"Oh cepat sekali, baiklah aku akan keluar sebentar lagi."ujarnya bagun dari tempat tidur yang ada dalam pesawat pribadi itu. Karna memang ruangan itu dikhususkan untuk bepergian dalam atau luar negri.
Adinda pun bangun dan pergi ke kamar mandi yang ada di pesawat, untuk membersihkan tubuhnya yang baru saja bangun. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi bagaimana lagi ia tak boleh membebani abinya yang sudah tua dan sibuk mengurusi ummi yang sakit.
"Apakah jemputan sudah siap? " tanya Adinda yang baru saja sampai di dekat Vivy.
"Sudah Nona! itu mobilnya, supir sedang memasukkan barang." ujar Vivy
Setelah selesai, mobil itu pun menghampiri Dinda. Adinda pun berjalan dan masuk ke bangku belakang dan kemudian Vivy disampingnya karna didepan sudah ada orang kepercayaan perusahaan Adinda yang ada disana.
" Nona sebaiknya anda beistirahat dulu ke apartemen Nona!" ujar Han orng kepercayaannya itu.
"Tidak usah! Aku sudah beristirahat, langsung keperusahaan!" ujar Dinda yang tidak dapat dibantah oleh siapa pun
"Baiklah Nona!" ujar Han.
Mobil melaju dengan cepat, tak ada sedikit pun obrolan basa- basi dari mereka, semua yang ada dalam mobil pun paham dengan sikap Adinda. setengah jam kemudian Adinda dan yang lainya sudah sampai diperusahaan.
"Vivy silahkan kembali ke apartemen saya duluan! Tidak usah menunggu saya," ujar dinda
"Baik Nona," ujar Vivy
"Mari saya antar ke ruangan Nona muda" ujar Han.
Adinda pun berjalan di depan diiringi oleh Han. Semua orang yang berada di kantor menyapanya dengan sangat ramah. Namun, Adinda hanya berjalan dengan kewibawaan yang dia miliki.
" Han! Apakah berkas yang saya minta kemarin sudah siap?" tanya Bos muda itu sembari menduduki kursinya.
"Sudah nona, akan saya ambilkan," jawab Han.
"Baik, jangan terlalu lama dan suruh OB antarkan kopi keruangan ku," ujar Dinda.
"Baik Nona," han berlalu dari ruangan Dinda
****
Hamzah membuka tirai apartemen miliknya, kemudian merentangkan tangannya melihat keindahan kota Bali di ketinggian Apartementnya.
" Alhamdullilah, akhirnya sampai juga di Bali. Kita segera ke resto ya, Sian !" ujar bos itu.
"Iya, tuan saya juga lapar! Soalnya gk sempat makan tuan." ujar Sian.
Hamzah pun terkekeh mendengar ucapan asistennya tersebut. Badan sudah bulat seperti donat, pendek dan perut buncit dengan pikiran cuma makan saja. Hamzah pun menepuk jidatnya.
"Siapa yang mau mengajakmu makan? Aku ingin ke kantor restoranku. Bukan mencicipi makanan," ujar Hamzah yang masih terkekeh akan tingkah asistennya itu.
"Hehe, maaf tuan saya fikir makan," ujarnya dengan tampang bodoh.
"Dasar gentong karet!"celetuk Hamzah sambil berlalu menuju mobil yang sudah tersedia.
"Tuan, beneran ngak makan nih?" tanyanya memastikan, namun tak di gubrisnya sama sekali.
****
Adinda yang sedang memainkan pena di tangannya dengan pikiran kosong dan melamun. Dikagetkan oleh suara ketukkan pintu dari luar, ternyata itu Han
"Permisi Nona muda, ini berkas yang Nona minta" ujar Han sambil menyerahkannya.
Setelah Adinda menerimanya, Han pun pamit untuk keluar dan kembali keruangannya. Sementara Adinda sibuk meneliti berkasnya. Tak terasa, karna sibuknya meneliti berkas dan mencheck laptop yang ada diatas meja CEO itu, Adinda terlupa untuk makan siang.
" Han tolong datang keruanganku dan ambil dokumen ini, aku rasa tak ada masalah. Aku mau makan siang!" ujar Dinda di seberang telpon.
"Baik Nona! Segera saya keruangan Nona," ujarnya
Adinda mengakhiri panggilannya, dan membereskan berkas itu kebali. Kemudian, Adinda pun bersiap menuju resto favoritnya dan orang tuanya. Ia pun masuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan standart hingga membelah jalanan kota Bali nan eksotis itu.
>>>>
"sian kemarilah sebentar sebelum aku kemari david memberi tahuku ada permasalahan di reto dan hotel ini?" ujar Hamzah
"benar sekali tuan" ujar Sian
"lalu kenapa tidak ada permasalahan sama sekali "gumamnya
"baiklah aku akan menelphon ayah silahkan kembali " ujar pria tersebut
Hamzah pun langsung menghubungi ayahnya
(telpon tersambung)
"*assalamualaikum ayah ?"
"waalaikumsalam nak, apakah kau sampai dengan selamat kau tak menghubungi ayah dan ibu nak?" ujar pria paruh baya tersebut
"maaf yah hanphone ku lowbat ,makanya aku baru telpon sekarang, oh iya ayah aku telah mengecheck dokumen yang ada disini namun tidak ada permasalahan ayah"ujarnya dibalik telpon
"maafkan ayah nak ayah membohongimu ayah hanya ingin kau beristirahat ,karna ayah lihat kau sangat sibuk akhir akhir ini" ujar pria itu
"ayah aku tidak apa apa ayah jadi berhentilah untuk membohongi anak mu ini" ujar Hamzah
"tidak nak ayah juga ingin kau carikan menantu agar kau ada yang mengurus dan tak terlalu memikirkan perkerjaan mu yang padat itu" ujar ayah yang mengoda anaknya itu
"ohh ayah sudahlah jangan mengodaku" ujar Hamzah
"baiklah ayah tutup dulu telponnya nikmati liburmu dan carikan ayah menantu" ayahnya terkekeh
"yaa baiklah pak tua tampan" ujar Hamzah
"sudahlah assalamualaikum" ujar ayah
"walaikumsalam ayah" sambil mematikan telponnya*
Hamzah tersenyum melihat tingkah laku ayahnya itu
"*Sian aku akan kebawah untuk makan dan kembali ke apartemen ku karna tidak ada masalah yang di khawatirkan" ujar Hamzah
"baik tuan apa ada yang tuan perlukan?" ujarnya
" tidak ada terima kasih " Hamzah pun segera pergi ke lantai bawah untuk makan
****
"Aku lapar sekali! Sudah lama aku tidak kemari," gumam Dinda sambil memarkirkkan mobilnya.
Dinda pun masuk ke dalam resto itu, mencari tempat duduk yang nyaman menurutnya. Pelayan itu pun menghampiri pelanggan setianya, kemudian Adinda memesan makanan favoritnya.
"Selamat datang Nona, mau pesan apa?" ujar pelayannya.
"Saya mau pesan nasi jinggo dan ayam betutu minumannya lemon tea saja!" ujarnya.
"Baik Nona, silahkan menunggu!"ujarnya berlalu pergi.
"Kenapa aku harus ke toilet juga, padahal aku sangat lapar," gerutu Dinda
Dia pun berjalan ke arah toilet, baru beberapa langkah saja dia di tabrak oleh sosok laki laki tinggi, putih dengan badan atletisnya membuat Adinda terjatuh.
"Maaf Nona, saya tidak sengaja!"ujarnya laki-laki itu.
"Apa kau tak punya mata?" ujar Dinda dengan ketusnya
"Maaf Nona, sekali lagi saya mohon maaf!" ujarnya.
Orang orang yang berada dalam resto itu pun menatap mereka karna perdebatan keduanya.
"Enyahlah kau dari sini!" ujar Dinda berlalu ke toilet.
_
_
_
Siapakah laki laki yang menabrak Dinda itu ??
mungkin kah jodoh Dinda🤣🤣🤣
Dinda : ekh thor santay dong masa jodoh nyebelin gitu! tau kok gua jones thor.
author : Kan siapa taqu dlDinda kan nasibmu ditangan author 🤣
dinda: Iya deh thor yang bagus-bagus aja ya nasibnya😚😚
athor : Tergantung😎
dinda : Ikh author nyebelin🙄🙄
Oke reader gimana kelanjutannya tungguin episodenya ya😉😉
Jangan lupa like komen and share.
selamat membaca 😁
"enyahlah kau dari sini" ujar Dinda berlalu ke toilet
Disisi lain Hamzah tengah duduk sembari menunggu temannya yang ada Di Bali untuk sekedar berbincang bincang bertukar pikiran dan bertemu melepas rindu karna jarang sekali bertemu
" *hay bro, how are you?" ujar delon
" oh hay i'am fine thank you and you?" ujar Hamzah*
" *i'am fine too?"
"aku dengar dari pegawaiku ada keributan diluar sana ,apa itu kau delon?" ujarnya
"ya ,aku tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik dan dia marah padaku"
" haha, kenapa kau bisa menabrak gadis itu?"
"aku hanya buru buru menemuimu"
"apa kau sangat merindukanku hingga begitu teburu buru" goda Hamzah
" huh kau ini kau kira kau siapa*"
Dan mereka pun terkekeh bersama tak lama kemudian makanan pun datang dan mereka menikmati hidangan yang sudah diperintahkan Hamzah kepada pegawai resto miliknya sesembari mengobrol dan terus berlanjut dan tak tau arahnya kemana dan sesekali mereka pun saling goda.
"emm.. rasanya tidak berbeda masih sama seperti saat usiaku 10 tahun, tak ada yang berubah" ujar Adinda sambil menyantap nasi jinggo dan ayam betutunya.
Setelah selesai makan Adinda pun beranjak dan membayar pesanannya tiba tiba seorang pria menahannya
"*nona biar saya yang bayar pesanan nona sebagai permintaan maaf saya nona"ujar pria itu
"aku tak butuh uangmu aku juga sudah membayarnya*"
Adinda pun berlalu pergi meninggalkan laki laki yang tengah mematung sambil menatapi Adinda yang tiba tiba hilang dibalik pintu.
"*zina mata"seseorang menepuk pundak Delon tak lain adalah sahabatnya Hamzah
"akh kau ini mengagetkanku saja,ku rasa kau harus check up kerumah sakit Hamzah"
"kenapa?"
"sepertinya ada kelainan padamu hingga kau tak tertarik sama sekali dengan wanita" celetuk Delon*
"*Hey kau ini apa yang kau katakan aku tidak seperti itu" ujarnya sedikit kesal
"buktinya kau sampai sekarang belum menikah juga dengan wanita manapun!"
"Kau pikir kau sudah menikah" berlalu meninggalkan Delon yang terkekeh melihat sahabatnya itu
"Hey Hamzah aku hanya bercanda*"
"*iya aku tau ,aku akan beristirahat ke apartemen ku " ujar Hamzah
"oke aku akan menyusulmu"
"terserahmu"
"huh dia itu mengesalkan sekali" gerutu Hamzah sambil berjalan Meninggalkan Delon*
Hamzah pun masuk ke mobilnya dan memasang seltbeltnya dan menancap gas berlalu dari restonya untuk pulang beristirahat ke apartemennya diiringi oleh delon yang masih di belakang nya.
"sungguh menyebalkan sekali lelaki itu tuhan jauhkanlah dari ku tuhan " gerutu Adinda di atas kereta besinya itu
Adinda pun berhenti di depan swalayan untuk membeli cemilan karna dia tidak bisa jika tak mengemil saat bosan
setelah membeli cemilan Adinda pun melajukan mobilnya ke apartemennya dengan kecepatan sedang dan tak terasa dia sudah sampai diparkiran apartemen.Disambut oleh Vivy yang menunggunya di loby apartemen.
"*kenapa menungguku Vivy" ujarnya
"tidak apa apa nona sudah kewajiban saya "
hey kau wanita yang tadi aku tabrak di resto kan" ujar Pria tersebut*
tanpa menghiraukan dinda pun mendahului Vivy berjalan namun tangan Vivy asistennya pun ditahan oleh Delon
"*hey bukan makhram" ujar Hamzah
" hey agama kita berbeda " ujar Delon
"tuan tolong lepaskan" ujar Vivy
"maaf (sambil melepaskan pegangannya) apakah dia Bosmu?"
"Dia mulai lagi " Gumam Hamzah dan berlalu pergi ke dalam apartemen nya*
"*iya tuan,maaf atas perlakuan nona terhadapmu tuan dia memamg sangat dingin dengan orang yang tidak dia kenal" ujar Vivy sambil meninggalkan Delon namun delon meneriakinya
"Siapa nama nonamu?" ujarnya
"Adinda tuan*"
Vivi pun masuk ke apartemen yang ditempati oleh nonanya
Dasar kau Sian aku suruh membereskan apartemen malah tertidur gerutu Hamzah
"Sian bagunlah aku menyuruhmu untuk membersihakan apartemen ini kenapa kau malah tidur"
Beberapa kali Hamzah membangunkan Asisten yang sudah dianggapnya seperti saudaranya itu namun Sian tak mengubris dengannya
" *Kenapa kau teriak teriak tidak jelas " Delon nyelonong masuk
"heh kau ini ucapakan salam kenapa*!"
"*Hey kita berbeda,kenapa kau marah marah tidak jelas" ujarnya merebahkan tubuh di atas sofa yang diduduki sama oleh Hamzah dan dirinya
"Kau liat saja sendiri aku menyuruhnya membereskan apartemen ini dia malah tertidur" (sambil menatap ke arah Sian*)
Delon pun ikun mengarahkan pandangannya ke Sian dengan tersenyum jail
"*Apakah kau mempunyai ide yang sama denganku?" ujar Delon
"Baiklah aku mengerti*"
mereka pun tersenyum jail dan mereka berjalan kedapur untuk mengambil baskom berisi air es dan panci untuk mengerjai Sian mereka pun meletakan panci disebelah Sian dan baskom berisi air tepat di mana kaki sian akan menapak tak lama kemudian .....
p
l
e
t
a
k
!!?
Sian pun kaget dan memasukkan kakinya kedalam baskom air es tersebut hingga membuatnya panik dan berteriak teriak dengan begitu tidak jelas hingga perut buncitnya terombang ambing berlarian kesana kemari
Hingga membuat Hamzah dan Delon tertawa melihat tingkah Sian panik tersebut dan tiba tiba Sian pun tersadar melihat tuan dan sahabat tuannya tertawa terbahak bahak
"*kenapa kau berhenti"ujar Delon
"maaf tuan saya kira ada apa apa" ujarnya*
"*Sian aku memerintahkanmu membereskan apartemen ini kenapa kau tidak membereskannya" ujar hamzah sementara Delon asik dengan remot tv
"maaf* *tuan saya sudah membersikan bagian kamar saya hanya kelelahan karna kurang tidur beberapa hari ini kan tuan tau kalo ayah saya sakit"ujarnya memelas
"baiklah kali ini saya maafkan kembalilah bekerja"
" baik tuan saya permisi" dan melanjutkan pekerjaannya
"apa tidak ada siaran lain,seperti tausiyah atau semacamnya acara ini benar benar tidak bermutu?"ujar Hamzah meraih remote tv dari tangan Delon*
"*ck ,kau ini menggangguku saja"
"ini apartementku jadi bebas saja"
"hey kau tau kan wanita tadi"
"wanita yang mana ,bukankah semua wanita kau goda"celetuk Hamzah
"ck kau ini wanita yang tadi aku tabrak dan bertemu di loby"
"kenapa memangnya?" dengan nada tak ingin membahas wanita pakaian minim itu*
"*Kau tak lihat Dia ,sexi dan sangat menarik" ujar Delon
"Aku tidak melihatnya , aku sangat malu dengan katamu yang sexi itu"
"tapi dia juga cantik" ujarnya
"walaupun kau puji dia tapi sayangnya Cantik cantik ketus*"
"*hah kau ini kalo membicarakan wanita tetap saja kau begitu"
"kau kan sudah tau aku ,aku hanya ingin dijodohkan dengan wanita baik baik"
"ya ya tapi bagaimana aku mendekatinya ya "tanyanya pada Hamzah
"suruh saja suruhanmu mencari infonya*
" baiklah"
>>>
"*Vivy kau istirahatlah kau pasti sangat lelah bukan?"
"tidak usah nona saya belum masak makan malam untuk kita nanti"
"tidak usah kau istirahatlah aku akan memesankan makanan untuk kita setelah aku bersih bersih nanti"
"baiklah nona*"
YA Begitu lah Adinda dia tidak menganggap perbedaan antara dirinya dan Asistennya walaupun diluarnya dia Sangat dingin namun tidak dengan orang orang yang sudha dia kenal lama
Adinda pun masuk ke kamar mandinya sementara Vivy menyiapkan piyama untuk nonanya
Adinda pun berendam dalm bathup kamar mandinya tersebut dengan air hangat untuk menenangkan diri . Entah kenapa sejak meninggalkan kota jakarta tadi pagi perasaannya tidak enak sama sekali"
Adinda pun keluar dari kamar mandi dengan piyamanya dan mengeeringkan rambutnya yang basah di depan cermin setelah kering ia pun mengganti bajunya dengan piyama tidur.
"Astaga aku lupa memesan makanan " sesegera mungkin ia memesan makanannya untuk santapan malam ini sembari menunggu Adinda pun menghubungi sahabat satu satunya kimberly dengan vidio call
"hey ,how are you sist? tumben menghubungiku " celetuk kim nampak wajah kim yang masih kusut itu
"*baik ,kenapa apa aku tidak boleh menghubungi mu lagi?, baik akan aku matikan! ujarnya dengan ketus
"hahah aku hanya bercanda" ujar kimberly yang terkekeh melihat Adinda yang mengerucutkan bibirnya
"ck kau ini, kenapa dengan mukamu? apa belum disetrika goda Adinda
"apa apaan belum disetrika aku hanya baru pulang dari kantor dan sangat lelah*"
"oo seperti itu , Bagaimana dengan hatimu apakah sudah lebih baik karna minggu lalu aku mendengar gadis menangis memelukku dan bercerita kalo dia ditinggal nikah" goda Adinda yang tahu sahabatnya itu ditinggal kekasihnya karna harus menikah dengan pilihan ibunya
"ck kau ini sudah aku sudah mulai terbiasa dengannya,bagaimana denganmu apakah jomblo akutmu sudah sembuh" kata kim yang terkekeh membalas ledekan dari Adinda
mereka pun terus bergurau dan bercanda layaknya seorang adik kakak tiba tiba bel pun berbunyi sepertinya pesanan sudah datang
"*sudah dulu ya kim aku akan mengisi perutku karna pesananku sudah datang"
"Ok baiklah cepatlah kembali"
"Baiklah*"
mereka pun sama sama menutup pintu
dan Adinda pun beranjak keluar kamar untuk menerima pesanannya yang sudah dibayar melalui e bankingnya. Namun Vivy telah membawa pesanannya masuk dan mulai menatanya dipiring
"*Bukankah kau beristirahat Vivy?"
"Ia nona hanya saja aku mendengarkan bel berkali kali jadi aku menemuinya*"
"baiklah ayo makan"
Mereka pun menyantap makanan bersama tanpa sepatah kata pun selesai makan Vivy pun mengemasi piring kotor sementara Adinda pergi ke kamarnya, membaca novel dan terlelap
dert dert dert (getar telpon )
Getar handphone membangunkan Adinda tepat pukul 3 pagi
" huh siapa sih yang mengganggu tidurku sepagi ini "Dinda pun membiarkan handpone nya bergetar
Namun pangilan itu terus menerus memanggil tak henti henti sehingga tanpa melihat Dinda pun mengakatnya
"*Assalamualaikum nak ,kenapa tidak mengangkat telpon abi" lirih pria di seberang sana
"waalaikumsalam abi ,maafkan Adinda ,dinda kira siapa yang menelpon dinda ada apa abi menelpon sepagi ini" ujar Adinda*
Abi Adinda pun mengutarakan apa yang akan dia sampaikan kepada Adinda tiba tiba
B
R
A
K
K
" *dinda" panggilnya
"dinda" abi terus memanggil dinda
"nak apa kau degar abi" tegasnya lagi*
merasa tak ada jawaban abi pun memutuskan sambungan telponnya berharap akan ditelpon lagi oleh anak tunggalnya
_
_
_
Hayo dinda kenapa?? ada yang tau
Reader : ngak thor 😪 kasih tau dong thor
Author : oke baca episode selanjutnya yaa hihi😁😁
kimberly : jangan deh kalian gk usah baca kan aku sama Delon gk dipajang author
Delon : iya nih masa Hamzah dong sama Adinda aja
panas nih kuping ujar dinda dan Hamzah
Hamzah : thor bikinin aja deh
author : gk😏
oke kita pindah novel sebelah
iya deh author kasih tapi jangan lupa favorit komen like and share ya ,dinda,Hamzah ,kim dan Delon (sindiran halus)😉
siap thorr🤗🤗🤗
Delon crisspratama ( Ali syakieb) kak ali punten yak ga izin ambil fotonya😁
Kimberly ananta yoga (margin wieheerm ) maaf ya kk cantik gk izin dulu😍😍
see you reader cintah😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!