NovelToon NovelToon

Setulus Cinta Sang Tuan Muda

Episode 01 // Pertemuan Kembali

"Will you marry me honey?"

Suara itu terdengar nyaring di hadapan seorang gadis yang telah lama menunggu di taman. Gadis itu menolah dan terkejut melihat keberadaan kekasihnya yang duduk berjongkok, dengan sebuah cincin berlian di depannya.

Astaga dia melamarku, kekasih yang selama ini aku cintai melamarku, ini bukan sebuah mimpi? tuhan, aku bahagia, aku ingin menikah dengannya, batin Mita tersenyum haru.

"Sayang!" panggil Kevin, karena Mita sepertinya melupakan dirinya yang duduk berjongkok di depannya, karena sibuk tersenyum dan bahagia melihat pemandangan itu.

"Iya aku mau sayang, aku mau menikah denganmu," Mita menjawabnya dengan secepatnya, tanpa memikirkan apapun lagi. Iya yakin Kelvin adalah pria yang tepat untuk masa depannya nanti.

"Terima kasih sayang," Kelvin tersenyum lalu memeluk Mita dengan sangat erat.

Kelvin mencium pucuk rambut Mita dengan tulus, menyium bibir mungil Mita perlahan semakin memanas, sampai akhirnya Mita yang menghentikannya karena kesulitan bernafas.

"Terima kasih sayang, telah menemaniku selama ini," Mita tersenyum bahagia memandang kekasihnya.

"Iya sayang, aku sangat mencintaimu," balas Kelvin mengusap pipi putih sang calon istri yang baru saja ia lamar.

"Benarkah? kau akan menjadi yang terbaik untukku?" Mita memandang wajah Kelvin dengan tulus. Berharap Kelvin mengangguk dan bersedia menjaganya sampai kapanpun.

"Iya sayang," Kelvin tersenyum miring, Mita tidak menyadari hal itu terlihat dari raut wajah Kelvin. Cinta membutakan semuanya. Mita hanya berfokus untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.

***

"Andra! kamu Andra, kan?" tanya Mita langsung duduk di samping Andra.

Andra mengangguk, "Iya, aku Andra. Ternyata kau masih mengingat ku Mita."

"kenapa harus lupa? kau kan sahabatku. sahabat terbaik ku lagi."

mita menampilkan senyumannya. namun ia menatap ke arah papanya dengan raut wajah aneh. kenapa papanya bisa berkerja sama dengan Andra? bukannya Andra itu.

"mita!" panggil sang papa dengan berat hati mengatakan hal ini ke putrinya.

mita mendongak menampilkan senyumannya. helaian nafas terdengar. mita semakin bingung.

"begini. perusahaan papa di ambang kebangkrutan. jadi, nak Andra ke sini untuk menolong kami."

"bagus dong, pa. makasih ya, ndra?"

Andra tidak menjawabnya ia hanya terdiam. tidak ingin membuka suara.

"namun nak Andra. memiliki sebuah persyaratan yang harus dipenuhi. coba kamu baca, nak!"

mita mengangguk dan mengambil map yang disodorkan. ia memahami setiap lebarnya. namun matanya menelisik, ketika melihat kertas terakhir. mita harus menikah dengan Andra?

mita refleks menjatuhkannya dengan pandangan kosong. ayahnya hanya bisa pasrah dengan keputusan mita nantinya.

"mita kan sudah memiliki kekasih, pa."

"menikah denganku! tinggalkan kekasih mu!"

mita menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan perkataan Andra..apa? meninggal kan kekasihnya? ia tidak salah dengar? nadia menggepalkan tangannya

"sebenarnya apa mau kamu, ndra?"

"menikah denganmu. apa lagi?"

"tapi ini salah. aku ngak bisa."

"nak Andra..."

"tidak! bagaimana pun caranya kamu harus menikah denganku. atau perusahaan papamu akan bangkrut detik ini juga!" ancam Andra.

"kamu tega sama aku. kamu berubah."

"semuanya tergantung kamu, Mita. aku akan menunggunya dalam tiga detik. satu... dua..."

Mita berperang dengan hatinya. kalau ia menentangnya. perusahaan keluarga nya akan bangkrut. mita melihat raut wajah papanya yang terlihat sedih dan menunduk. ia tidak boleh egois.

"tiga..."

"aku mau, menikah denganmu. aku akan menandatanganinya."

"pilihan yang tepat!" Andra menyeringai.

Episode 02 // Mansion

"Silahkan masuk nyonya muda!! tuan Andra telah menunggu di dalam."

Seorang maid muda dengan pelayanan yang terlihat terampil dan dengan pakaian rapi menyambut kedatangan dirinya. Mita mengangguk sopan, mengikuti arah instruksi dari maid muda itu, ketika mulai memasuki pintu utama.

"Selamat datang sayang!" Andra memeluk Mita bahagia. Rasanya Andra ingin sekali bermesraan dengan gadis nya. Namun, gadisnya ketakutan karena ulahnya. Baiklah, Andra mengerti keadaan gadisnya yang masih kaku dan ketakutan. Tampak belum siap menerima dirinya.

Tubuh Mita menegang. Ini pertama kali Andra berani memeluknya dan berkata lembut kepadanya. Mita gemetar dan menghindari sentuhan Andra, "Jangan sentuh aku!" kata Mita menghindar dari pelukan Andra. Mita benar-benar ketakutan melihat kehadiran Andra.

"Baik, aku lupa, kita belum halal," ucapnya tanpa dosa dan merasa bersalah. Dan Mita tidak habis pikir dengan raut wajah Andra yang kembali datar, dan tidak merasa bersalah telah menghancurkan hidupnya.

kenapa aku takut dengan sikap Andra, Tuhan! tolong aku, batin Mita berharap lepas dari situasi ini.

"Nyonya muda! silahkan duduk," akhirnya lamunan Mita sedikit buyar, ketika mendengar seorang maid muda menyuruhnya untuk duduk di salah satu kursi mewah, yang berhadapan langsung dengan Andra.

Mita mengangguk, melepaskan sejenak pandangannya ke arah Andra. Mita kembali membantin dan sekilas melihat Andra. Andra, kamu memang sudah berubah.

"Apa kabar Mita?" tanya Andra memandang Mita yang dari tadi hanya diam membisu.

"Baik," jawabnya singkat. Padahal Andra hanya menyapanya. Tapi, kenapa dia begitu kesal dan ingin sekali marah mendengar suara itu.

"Kamu jangan takut Mita! apa kamu sudah lupa denganku, ini Andra sahabatmu, bukan orang lain."

"Aku tidak takut denganmu," jawab Mita langsung.

Kamu bukan sahabatku, kamu monster Ndra, kamu monster yang telah menghancurkan hidupku, aku kecewa denganmu, batin Mita menggepalkan tangannya.

Tidak terasa buliran air mata jatuh dari pipi Mita, takut, kesal dan marah, seperti itu yang ia rasakan saat ini. Dia takut melihat Andra dan frustasi dengan hidupnya yang di permainkan oleh takdir.

"Mita! kamu kenapa menangis? apakah aku menyakitimu?" Andra benar-benar panik melihat gadisnya menangis. Apakah dirinya keterlaluan. Walaupun seperti itu, ini juga demi kebaikan gadisnya.

"Tidak," jawabnya singkat lalu menghapus air matanya.

"Apakah kamu lelah?" Andra memegang tangan Mita dengan lembut. Mungkin Mita kelelahan karena baru sampai di mension.

Mita langsung menepisnya, membuat Andra geram dengan kelakuan Mita. Tenyata gadisnya sedikit pembankang dan Andra tidak menyukai itu, gadisnya harus menurut kepadanya dan bergantung kepadanya.

"Sekarang apa mau mu?" bentak Andra marah, semua penghuni mension takut melihat Andra. Andra mencengkram wajah Mita dengan cukup kasar, membuat wajah Mita memandang langsung ke arah Andra.

"Aku tidak menyukai gadis pembangkang, dan melawan, atau keluargamu akan tahu akibatnya."

Mita menangis, terkejut mendengar ancaman Andra. Andra membentaknya. Di mana Mita akan meminta pertolongan kabur dari rumah ini.

Seakan tersadar Andra melepaskan cengkraman itu dan mengatur emosinya. Kenapa aku kasar kepadanya? argh, pasti dia sangat ketakutan, batin Andra menyesal.

"Dimas! antar dia ke kamar!" perintah Andra melemas.

"Baik tuan muda," Dimas yang dari tadi menunggu perintah, langsung berjalan dan beralih membawa koper Mita.

"Silahkan nyonya muda!"

Mita mulai menghapus air matanya, dan menuruti perintah Andra. Bahkan rasa perih di wajahnya tidak terasa, karena ketakutan dirinya akan melihat kemarahan Andra untuk pertama kalinya.

"Ini kamar nyonya muda, silahkan istirahat! kalau nyonya muda ada perlu panggil saya."

"Baik," Mita langsung membuka kamar tersebut.

"Nyonya muda!" Dimas memanggil kembali. Membuat Mita memberhentikan langkahnya untuk masuk ke dalam kamar mewah itu.

"Iya," Mita berbalik dan menatap wajah tegas bodyguard Andra itu, yang bernama Dimas.

"Maaf nyonya muda atas kelancangan saya! sebaiknya nyonya muda menuruti segala perintah tuan Andra! karena itu akan berdampak ke keluarga nyonya muda dan kita pekerja di sini, mohon maaf saya permisi."

Apakah aku salah? aku membuat mereka di dalam kesengsaraan, kemarahan Andra pasti berdampak ke semua orang, batin Mita menatap kosong kepergian Dimas.

Mita langsung memasuki kamar mewah yang telah di sediakan Andra, memilih istirahat itulah pikirannya saat ini.

Episode 03 // Keikhlasan Hati

"Argh, kenapa aku kasar seperti itu ke Mita, pasti sekarang dia sangat membenciku, aku harus minta maaf, aku akan ke kamarnya."

Andra memasuki kamar Mita tanpa mengetuk pintu, terlihat jelas tubuh Mita tengah tertidur lelap dengan selimut membungkus tubuh mungilnya.

"Mita!" panggil Andra lembut. Tidak ada jawaban dari Mita, membuat Andra tampak khawatir gadisnya kenapa-kenapa, dan segera beranjak mendekati tubuh mungil itu.

"Mit!" Andra mendekat dan mencoba menyentuh tubuh Mita dengan sangat lembut.

"Ternyata dia tertidur, mungkin dia kelelahan, atau dia masih marah denganku karena aku kasar tadi kepadanya."

Andra mengelus pelan surai Mita, tanpa niat ingin membangunkan gadisnya. "Maafkan aku Mita! maaf, aku bersalah kepadamu," Andra menunduk dan menyesalinya, "Maafkan aku yang sudah menyakitimu! maafkan aku yang telah memaksamu," ujar Andra lirih.

"Kamu tidak salah Ndra,

aku yang salah." Mita terbangun dari tidurnya dan tersenyum ke arah Andra.

"Mita! maaf, aku menganggu tidurmu?" ujar Andra merasa bersalah lagi.

"Tidak, aku baru saja tertidur."

Jadi, Mita memang mengetahui dari tadi Andra masuk ke dalam kamar ini dan memanggilnya, namun Mita berpura-pura tertidur.

"Mita! apakah kamu benci denganku?" tanya Andra pelan.

"Tidak sama sekali."

"Maafkan aku yang telah menghancurkan hidupmu?"

"Tidak Ndra, mungkin ini semua sudah takdirku." Mita tidak bisa menyalahkan takdir. Dia harus pasrah walau tampak menyakitkan untuk dia lewatkan.

"Andra!" panggil Mita kembali. Mita menghela nafas pelan dan semoga Andra memahaminya dan memberikan nya izin kepadanya, "Apa aku boleh meminta sesuatu?" tanya Mita kembali dengan lembut.

"Apapun akan aku berikan semuanya untukmu Mita."

"Aku ingin menemui Kelvin, untuk yang terakhir kalinya."

Andra langsung geram, dan berdiri membelakangi Mita. "Aku tidak mengizinkanmu!" jawabnya marah.

Mita menunduk dan bersedih. Menyesali perkataannya tadi. Padahal dia akan mengakhiri semua ini. Sebaiknya aku tidak berhalusinasi, pasti Andra tidak akan mengizinkanku, batin Mita pasrah.

Karena tidak tega melihat gadisnya bersedih, Andra mengalah, dan memandang gadisnya kembali, "Baiklah, tapi aku yang mengantarmu," final Andra diangguki oleh Mita langsung.

"Benarkah?" tanya Mita bahagia.

"Iya," Andra tersenyum melihat Mita tersenyum kembali. Karena semenjak pertemuan pertama gadisnya tidak pernah sebahagia ini.

"Besok aku antar kamu menemui

Kelvin."

"Baik." ucap Mita kembali tersenyum melihat kearah Andra. Ternyata Andra tidak berubah secara keseluruhan. Mungkin tadi dia tidak bisa mengontrol emosinya. Mita sebaiknya tidak memancing emosi Andra, agar tidak menyakiti semua orang.

"Sekarang tidurlah!! Aku akan menunggu sampai kamu tertidur."

Mita mengangguk lalu mulai memejamkan mata indahnya, membuat Andra tersenyum tipis melihat gadisnya yang mulai menurut kepadanya.

***

"Mita!" panggil sang mama tampak sedih, melihat putri pertamanya kini akan benar-benar melepaskan masa lajang nya hanya karena kontrak itu.

"Iya ma," gadis itu berbalik dan memandang ke arah mamanya, "Mama kenapa sedih??"

"Mita tidak tersiksa kan? kalau Mita tidak kuat, mama dan papa bisa bawa Mita kabur dari sini."

Naluri Rani sebagai seorang ibu, melihat putrinya menikah tanpa dasar cinta membuat Rani benar-benar terpukul. Ia akan melakukan apapun untuk putrinya agar Mita tidak tersiksa seperti sekarang ini.

"Ma! Mita menerima Andra sebagai calon suami Mita, mama tenang ya? kalau kita kabur dari sini, itu malah membuat kita dalam masalah yang lebih besar lagi ma."

Rani memandang sendu wajah anak gadisnya. Mama mengetahui nak, perasaan Mita saat ini, maafkan kami, telah menghancurkan masa depanmu, batin Rani mengusap surai anaknya dengan lembut.

"Andra tidak menyakiti Mita kan kemarin?" Tanya Rani penasaran. Karena ia sungguh khawatir dengan keadaan putri pertamanya, ketika para bodyguard Andra menjemput Mita di kediaman mereka kemarin.

"Tidak ma, kan Andra sahabat Mita, mana Andra tega buat Mita menangis," jawab Mita meyakinkan. Andra selalu memperlakukan dirinya dengan baik sampai saat ini, walaupun sebenarnya kemarin Andra menyakitinya dan membuat Mita ketakutan. Namun, selang beberapa jam, Andra meminta maaf kepadanya dan mereka baikan.

"Ya sudah, sekarang Mita hapus air matanya! tersenyum sayang, Mita pasti kuat menghadapi cobaan ini."

Mita mengangguk, mendengarkan perkataan mamanya, menghapus air mata yang jatuh di pipi, dan terakhir mencoba tersenyum.

Aku pasti kuat, aku harus tersenyum, layaknya seorang pengantin baru yang sedang dilanda kebahagiaan, batin Mita meyakinkan dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!