NovelToon NovelToon

My Name Is Bayu

Ulang Tahun Hera

"Bayu!!" seru Raden dengan nafas tersengal-sengal. Raden yang kalah bermain bola merasa kesal dengan cewek tomboy yang beberapa kali mengalahkan teamnya.

" Kenapa?" tanya Bayu yang menantang Raden.

"Lo, gak bisa kabur gitu aja. Lo, udah bikin team gue kalah, sekarang lo harus bayar," kata Raden sambil menatap tajam wajah Bayu.

"Cih, lo itu udah kalah, Den. Jangan pancing gue ya, lo gak tau dengan siapa lo berurusan. Hah!" teriak Bayu yang mendorong bahu Raden dan langsung pergi meninggalkannya.

"Dasar cewek bar-bar, awas gue pasti menang lawan team lo, Bay," kata Raden yang mengepalkan tangannya.

Bayu yang langsung pulang kerumah dengan sedikit lelah karena pertandingan bola yang sangat dia nantikan, mengalahkan team Raden suatu kebanggaan buat dirinya dan juga teamnya. Bayu segera membersihkan badannya yang lengket karena keringat yang banyak sehabis bermain bola. Selesai mandi Bayu menggunakan celana pendek selutut dan kaos dengan motif kartun tazmania devil warna dongker, Bayu akan kerumah Hera sahabatnya yang hari ini akan berulang tahun. Semua sahabatnya sudah berkumpul di rumah Hera. Bayu menyimpan seragam putih abu-abunya di tempat pakaian kotor dan dia lalu keluar kamar. Bayu melihat mamanya yang asik nonton televisi dengan acara favoritnya.

"Kamu mau kemana lagi, Kak?" tanya mama Ana.

"Mau kerumahnya Hera, Ma. Hari ini Hera ulang tahun dan ada acara makan-makan," jawab Bayu yang sangat lembut pada mamanya tapi tidak di luar yang sangat dingin juga bengal.

"Ya sudah,hati-hati jangan terlalu sore pulangnya. Kamu besok ada ulangan kan?" tanya sang mama.

"Gampang, masalah ulangan mah," ujar Bayu yang menampilkan jejeran giginya.

"Kamu itu perempuan, malah seperti laki-laki. Adik dan kakakmu yang laki-laki malah seperti perempuan," kata sang mama yang melihat penampilan anak gadisnya seperti laki-laki.

"Mamanya aja dulu ngidam apaan?" tanya Bayu dengan senyum.

"Gak tau ngidam apaan," jawab mama Ana.

"Ya sudah Bayu pergi dulu ya,Ma. Bayu gak akan lama kok," katanya yang mencium tangan mamanya.

"Hati-hati," ujar sang mama.

"Yaelah, Ma. Rumah Hera kan di belakang rumah kita," kata Bayu.

"Kamu itu, sudah sana. Mau mama marah," kata mama Ana yang melotot pada Bayu lalu Bayu langsung berlari dan mengucapkan salam. Mama Ana hanya menggelengkan kepalanya melihat anak gadisnya seperti laki-laki yang senangnya bikin onar.

Sesampainya di rumah Hera, Bayu melihat teman-temannya sudah hadir termasuk sahabatnya yang sudah sahabat dari kecil masih bersama walaupun kita bukan lagi anak SD tapi rasanya baru kemarin melihat mereka dengan culun. Hera melirik ke arah pintu dan melihat Bayu yang bersandar di tembok sambil mendekap kedua tangannya.

"Napa lo berdiri disitu? Kagak mau masuk lo?" tanya Hera membuat yang lain menengok.

"Tau tuh, Bayu. Gimana pertandingan di sekolah? Kalah atau menang?" tanya Elina yang menghampiri Bayu.

"Menang telak dong. Tak ada yang bisa kalahkan team gue lah," kata Bayu dengan jumawa.

"Jangan sombong anak muda!" sahut Tata dengan wajah yang bermake-up natural dan sangat cantik.

"Eh, sorry ya gue kagak sombong. Ini fakta loh," jawab Bayu yang duduk di sofa lalu menyesapkan minuman yang ada didepannya.

"Bayu, ih... Nyebelin lo" rengek Diandra yang selalu manja pada sahabatnya.

"Napa sih lo? Gak jelas banget deh," kata Bayu.

"Itukan minuman gue, kenapa di minum sih," ujarnya.

"Ya maaf, gue gak tau. Habis gue haus," jawab Bayu dengan santai.

"Sudah-sudah, Di. Sana ambil lagi kan masih banyak di belakang," ujar Hera dengan bijak. Diantara ketiga sahabatnya Hera yang paling dewasa ya walaupun usianya masih dibawah Bayu.

"Fardan dan genknya belum kesini?" tanya Bayu berdiri dan berjalan ke arah meja makan membantu yang lain membereskan makanan.

"Belum, katanya sih mau kesini. Sudah gue hubungi kok, tapi tau tuh," jawab Hera.

"Alah, palingan si Fardan lagi ngejar cewek matre itu. Cantiknya nggak tapi mau aja tuh si Fardan di bodohi sama si nenek lampir," kata Tata dan di angguki Elina.

"Emangnya udah jadian?" tanya Bayu yang penasaran lalu duduk di kursi yang kosong.

"Jadian sih nggak, hanya saja Fardan terus di bodohi dimanfaatkan sama nenek lampir. Masa setiap hari harus antar jemput sekolah, ogah banget gue mah kalo jadi Fardan," kata Tata yang terlihat kesal dengan sahabat cowoknya itu.

"Kaya apa sih cewek itu? Kok gue kagak pernah liat tuh cewek?" tanya Bayu.

"Rumahnya dekat sama Elina, lo tanya aja sama Elina," ujar Tata.

"Ya, El. Rumahnya dekat denganmu?" tanya Bayu yang masih penasaran kepengen liat wajah cewek yang buat sahabat cowoknya itu sampe tergila-gila.

"Iya, nanti pulangnya lo ikut gue aja. Biasanya tuh nenek lampir ada di depan dan biasanya Fardan juga ada," kata Elina.

"Assalamu'alaikum," sapa empat cowok yang datang kerumah Hera.

Mereka Zaky, Handi, Fardan dan Kahfi. Keempat cowok itu adalah sahabat para gadis yang dari kecil mereka bermain bersama. Walaupun sering bersama mereka tak memiliki perasaan apapun, mereka menganggap semua sahabat dan teman sejak kecil.

"Tumben,lo datang, Dan?" tanya Tata yang menghampiri F4 kw. Karena Fardan and the genk menamai diri mereka F4.

"Ya elah kagak boleh nih gue datang ke acara ulang tahun sahabat gue sendiri," jawab Fardan.

"Elo,Ta. Macam-macam sama Fardan elo gak bisa deket sama Mada loh," kata Diandra.

"Nah lo, gue gak ikutan ya," ujar Bayu yang langsung kebelakang membawa makanan. Karena acara ulang tahun Hera di taman belakang rumahnya.

"Apa lo?" tanya Tata menatap Diandra. Tata menyukai Mada teman Fardan yang kece abis namun sepertinya Mada tak begitu menyukai Tata padahal Tata cantik dan banyak laki-laki yang mengejarnya.

"Lo,masih suka sama Mada?" tanya Fardan.

"Nggak!" seru Tata yang pipinya bersemu merah.

"Alah gak usah bohong, lo," ledek Diandra.

"Dian, apa sih lo!" Tata menatap tajam wajah Diandra.

"Kabur ah, Kaf, tunggu gue gak mau jadi santapan singa betina yang lapar," kata Diandra yang berlari mengikuti Kahfi ke taman.

"Mada itu udah punya cewek, Ta," kata Fardan berjalan membantu Tata membawa makanan ke taman.

"Lagian siapa yang suka sama Mada," kata Tata yang berbohong padahal hati kecilnya mengatakan dia menyukai Mada saat pertama kali melihatnya di rumah Fardan.

"Udah gak usah bohong. Gue tau lo itu gak bisa bohong, bilang aja elo suka sama Mada," kata Fardan.

"Ck, udah gue bilang gue itu gak suka sama Mada. Lagian gue juga udah punya cowok kok," sangkal Tata.

"Zek, sambalnya mana?" tanya Tata mengalihkan pembicaraannya dengan Fardan yang terus menanyai dirinya itu suka pada temannya.

"Apaan!" seru Zaky yang sedang membakar ikan.

"Sambal b***o!" teriak Tata.

Delapan remaja itu bersenang-senang, mereka bernyanyi dan tertawa bercanda bersama. Persahabatan mereka yang terjalin sejak masih sekolah dasar membuat mereka sudah terbiasa dengan tingkah konyol dan gurauan mereka. Apalagi Bayu manusia super gesrek yang paling gesrek diantara yang lain. Bayu selalu iseng pada sahabatnya itu dan kadang membuat mereka kesal dengan tingkah Bayu.

"Bay, malam nobar MU, yuk," ajak Handi yang merangkul pundak Bayu.

"Oke jam berapa? Ah, nanti lo malah ngapel lagi kerumahnya si Yuni," kata Bayu.

"Eh, iya gue lupa nanti malam kan malam minggu. Sorry,lupa kalo lo itu jomblo," ujar Handi cengengesan.

"Ck, songong lo. Kasihan amat si Yuni punya cowok yang rada somplak," kata Bayu.

"Eits.. Somplak tapi ganteng kan," kata Handi menaikkan alisnya dan tersenyum.

"Ganteng pala lo, gue mah ogah banget naksir cowok kaya Lo," kata Bayu yang menaikkan bahunya.

"Jelas aja lo gak naksir gue, wong lo aja cowok. Hahahaha," tawa Handi membuat Bayu kesal.

"S***l Lo,Han. Gue cewek tau," kata Bayu dengan kesal menatap Handi.

Hera hanya tersenyum melihat sahabat-sahabatnya senang dan bahagia. Semoga persahabatan ini sampai kita tua dan memiliki keluarga dan akan menjadi cerita nanti kelak pada anak cucu kita. Batin  Hera dengan tersenyum menatap sahabatnya.

"Fardan, tumben lo hari ini gak antar si nenek lampir?" tanya Tata sambil mengunyah makanan.

"Nenek lampir?" Fardan mengerutkan keningnya.

"Iya, cewek lo yang selalu memanfaatkan lo itu," kata Tata.

"Kalin maksud lo,Ta?" tanya Fardan dan Tata mengangguk pelan.

"Kok lo panggil dia nenek lampir sih?" tanya Kahfi yang sedari tadi diam saja. Memang diantara delapan remaja itu hanya Kahfi yang paling diam dan cuek pada cewek, tapi jika itu urusan sahabat ceweknya dia paling gercep.

"Tau tuh si Tata, namanya Kalin,Ta. Bukan nenek lampir," jawab Fardan.

"Bodo amat, ah. Gue gak suka liat sahabat gue di manfaatkan sama tuh cewek, lo gak sadar ya, Dan. Kalo lo itu cuma dimanfaatkan sama nenek lampir itu," kata Tata.

"Emang iya Kalin memanfaatkan gue?" tanya Fardan yang menutupinya. Memang benar apa yang dikatakan sahabatnya itu jika Fardan hanya dimanfaatkan oleh Kalin yang gak pernah menyukai Fardan. Fardan yang tergila-gila dengan Kalin yang sudah memasuki hatinya.

"Ih, lo itu b***o atau pura-pura b***o?" tanya Tata.

"Tau tuh, Fardan. Udah tau nenek lampir gak cinta masih aja nyosor, kaya kagak ada cewek lain aja," ujar Diandra dan di angguki Elina.

"Cinta, sob. Fardan cinta mati sama Kalin, gue jadi cowok aja suka sama Kalin yang anggun dan cantik," kata Zaky.

"Uweeee," Tata dan yang lain mengeluarkan lidah mereka seakan mual mendengar kata-kata Zaky.

"Lah, emang kenyataannya kan," ujar Zaky yang mendapatkan tatapan tajam dari Fardan.

"Nenek lampir lo bilang cantik, jidat lo kepentok apaan, Zak?" tanya Tata yang tertawa mendengar Zaky.

"Kepentok tembok tadi waktu di depan rumah Hera," jawab Diandra dan semuanya tertawa.

"Ah, lo pada rese. Gue balik," ujar Zaky.

"Ih, gitu aja ngambek. Gak asik Lo,Zak," kata Hera yang menahan tawanya.

"Eh, lo liat Fardan lagi terima telepon tuh," kata Bayu yang menunjuk Fardan yang duduk di bangku taman rumah Hera.

"Pasti nenek lampir minta di antar ke mana gitu," jawab Elina.

Kemudian Fardan pamit pulang duluan karena dia akan antar Kalin kerumah temannya dan Fardan dengan siap mengantar kekasihnya itu.

"Ah, lo gak asik pulang duluan, bro," kata Handi.

"Sorry, gue mau antar Kalin kerumah temannya. Nanti malam kita jadi kan kumpul disini lagi?" tanya Fardan.

"Gue, mau ngapel kerumah Yuni," kata Handi.

"Sakti juga mau kerumah," ujar Diandra.

"Jadi yang di basecamp siapa?" tanya Kahfi.

"Ada gue,Tata, Zaky sama Elina," jawab Bayu.

"Kalian tunggu basecamp aja, kalian kan jomblo," ledek Handi yang langsung kena timpukan Bayu dan yang lainnya.

****

Hai... Reader ini karya ku yang hmmmmm... keberadaan aku lupa ya 😁

Jangan lupa like, komen, hadiah dan vote nya ya.

Judulnya sama dengan author,, sedikit bocoran ya reader ini kisah author saat remaja...

Semoga suka

Salam ByYou

Pertemuan Pertama dengan Gilang

"Ah, curang lo, Bay!" sahut Zaky yang melempar bola ke tanah dengan kesal.

"Hahahaha," Bayu tertawa melihat sahabatnya yang kalah ketika bermain bola.

"Bisa main gak sih, lo?" tanya Zaky dengan kesal.

"Diih, orang lo sendiri yang salah. Kenapa jadi gue yang salah," kata Bayu yang meminum air mineral.

"Harusnya kan offside, kok malah out sih," ujar Zaky.

"Berarti wasit yang salah," jawab Bayu yang masih terkekeh.

"Parah, lo. Ogah ah gue maen bola sama lo lagi!" sahut Zaky

"Yeee, bodo amat. Gue juga ogah maen bareng lo, baperan terlalu lemah," kata Bayu dengan santai berjalan pulang.

"Eh, mau kemana Lo?" tanya Zaky yang menarik kaos Bayu.

"Apaan sih lo, Zak!"

"Bareng pulangnya," jawab Zaky dengan manja.

"Manja, lo. Cowok tapi kelakuan kaya cewek, gak malu sama cewek lo?" goda Bayu.

"Bodo amat," ujar Zaky yang merangkul pundak Bayu.

Bayu yang pulang bareng Zaky lalu masuk kedalam rumah melihat kakaknya sedang duduk di teras sambil membaca majalah. Kak Damar melihat Bayu yang bajunya basah kuyup karena keringat.

"Kamu, main bola lagi?" tanya kak Damar.

"Iya, memang kenapa?" tanya Bayu balik.

"Kamu itu perempuan, tapi tingkah lakumu kaya laki-laki," kata kak Damar.

"Memangnya masalah ya, Kak?" tanya Bayu dengan santai.

"Dengar kaka, bagaimana cowok akan suka sama kamu. Kalau penampilan kamu aja kaya cowok," kata Damar.

"Kak, Tuhan itu menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dan gak mungkin Bayu gak ada jodohnya, kalau sudah ketemu jodohnya pasti gak akan kemana," jawab Bayu yang mengeluyur masuk kedalam.

Damar hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik perempuannya seperti laki-laki yang hobby maen bola dan selalu berantem dengan cowok di sekolahnya. Damar selalu di panggil oleh guru BP di sekolah Bayu, karena adiknya itu sering terlibat perkelahian dengan anak laki-laki.

Tak lama Bayu masuk, Gilang sahabat Damar datang dengan motor sport warna hitamnya dengan cool Gilang memarkirkan motornya di garasi belakang mobil Damar. Gilang menggunakan celana cargo dan kaos dongker yang ketat sehingga tercetak otot-ototnya itu. Dari atas balkon kamarnya Bayu mengintip siapa yang datang, lalu Bayu memicingkan matanya melihat sosok laki-laki tampan dengan gaya yang cool. Gilang membuka helm dan kacamatanya lalu tersenyum melihat Damar yang duduk menatap wajah ganteng sahabatnya itu.

"Apa kabar, Lo?" tanya Damar.

"Gue baik, sorry gue baru kerumah lo, Mar," ujar Gilang.

"Oh, rupanya lo masih ingat ya ma gue," kata Damar yang cuek padahal hatinya sangat senang bertemu dengan sahabat lamanya.

"Ingatlah, Bro. Lo aja yang kagak peka," ujar Gilang tersenyum. "Nih, oleh-oleh buat lo dan keluarga Lo," kata Gilang yang memberikan sebuah paperbag.

"Wah, thanks ya, Sob," ucap Damar dengan mata berbinar membuka paperbag itu.

"Giliran dapat oleh-oleh aja girang, tadi lo marah-marah sama gue. Dasar mata hadiah lo," ujar Gilang yang duduk di samping Damar.

"Biarin," jawab Damar.

Dari dalam rumah Bayu menatap kagum sosok laki-laki yang menjadi sahabatnya itu, Bayu memang tidak semua teman kakaknya itu. Seperti Gilang yang tidak pernah Bayu lihat sebelumnya, Bayu tampaknya diam sambil menatap kagum wajah tampan Gilang yang mirip artis India Akshay Kumar idolanya itu. Kulit yang sawo matang, dan otot yang atletis juga hidung yang mancung. Ah, bisa gila Bayu terus menghalu membayangkan wajah tampan artis India idolanya. Bayu mengacak-acak rambut pendeknya itu, menggusar rambutnya kebelakang sambil memejamkan matanya.

"Kamu kenapa, dek?" tanya mama Ana yang masuk dari dapur.

"Ah, tidak apa-apa. Ma, Bayu mau tanya itu teman kak Damar?" tanya Bayu yang mendekati mamanya.

"Siapa?" tanya mama balik.

"Itu yang di teras sedang ngobrol dengan kak Damar," kata Bayu.

Mama Ana pun mengintip ke jendela melihat dengan siapa anaknya bicara, lalu mama Ana keluar menemui sahabat anaknya sewaktu SMP dulu. Gilang tersenyum dan Bayu melihat senyuman Gilang membuat hatinya makin tak karuan. Jantungnya seakan berdetak kencang seperti genderang.

"Oh, jantung tolong kondisikan. Ini kenapa ya, gue kok jadi salting begini," gumam Bayu yang menghembuskan nafas dan mengaturnya.

"Bay, sini. Mau mama kenalin nih sama Gilang," ujat mama Ana yang memanggil Bayu dengan sedikit keras.

Jantung Bayu berdetak dengan kencang saat berjalan menuju teras untuk bertemu dengan Gilang sahabat kakaknya itu. Jantung Bayu semakin menggila ketika sudah berhadapan dengan Gilang, senyum Gilang seperti menghipnotis dirinya yang hanya menatap betapa tampan sang pemilik senyuman itu. 

"Ini adek gue, Bayu namanya. Kaya cowok sih tapi dia itu cewek aslinya," kata Damar.

"Hai, namaku Bayu Indara Frianda," kata Bayu yang mengulurkan tangannya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Gilang, aku kira adik lo cowok ternyata cewek. Hanya namanya saja yang seperti cowok," ujar Gilang terkekeh.

"Ya Tuhan sungguh indah ciptaanMu," batin Bayu saat menatap Gilang yang tersenyum dengan sangat tampan sekali.

Bayu menatap kagum Gilang yang sedang tersenyum, namun Bayu tidak mau berharap rasa sukanya pada Gilang terbalas. Sejak pertama Bayu melihat Gilang datang ke rumahnya, Bayu menyukai sosok Gilang yang merupakan sahabat kakaknya. Gilang yang duduk di samping Damar langsung terdiam dan kembali mengobrol dengan Damar dan mama Ana, Bayu pun pamit masuk kedalam. Didalam kamar Bayu mengingat kembali senyum pemuda tampan itu lalu dia pun tersenyum sendiri mengingatnya.

"Kak Gilang ganteng banget ya," ucapnya tersenyum sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kamu kenapa, Dek?" tanya mama Ana yang masuk ke kamar Bayu.

"Ah, tidak apa-apa. Ada apa, ma?" Bayu berbalik tanya pada mamanya.

"Itu di depan ada Diandra," kata mama.

"Lah, tumben amat tuh anak. Biasanya langsung nyelonong aja masuk ke kamar, sekarang dimana,Diandranya?" tanya Bayu yang berdiri memakai sandal buku bergambar doraemon.

"Mama, suruh tunggu di taman belakang," jawab mama Ana.

"Makasih, Ma. Bayu temui Diandra dulu ya, Ma," ujar Bayu yang keluar dari kamarnya.

Bayu berjalan menuju taman belakang dimana Diandra menunggu dirinya disana. Bayu melihat sahabatnya tengah termenung dan matanya sembab habis menangis, Bayu kemudian mendekati Diandra yang duduk sendiri.

"Di, lo nangis? Kenapa?" tanya Bayu yang duduk di samping Diandra.

"Bay, ternyata lo dan yang lain benar. Kalo sakti bukan cowok baik, dia ternyata selingkuh dengan cewek lain," ujar Diandra yang menangis dan memeluk Bayu.

"Hei, lo kenapa?" tanya Bayu yang membalas pelukan sahabatnya itu.

"Sakti, gue kecewa dengannya. Dia cowok breng***k ternyata aku salah menerima Sakti," kata Diandra.

"Ah, lo kemana aja baru sadar tuh cowok bukan cowok baik. Dia itu playboy cap kadal, berapa banyak cewek yang kena perangkapnya. Lo aja yang bucin tingkat dewa," ujar Bayu.

"Ih, Bayu jahat lo. Bukannya menenangkan hati gue malah nyalahin gue," 

"Lah, emang iya lo yang gak pernah percaya sama kita. Kahfi aja pernah liat Sakti sama cewek lain,lo nya aja yang b***o," ujar Bayu

"Ish, nyebelin lo. Gue kan udah minta maaf sama lo dan teman-teman yang lain," kata Diandra.

"Lo, baru sadar di kadalin sama tuh cowok?"

"Eh, Bay. Tuh di depan ada cowok kece siapa tuh?" tanya Diandra mengalihkan pertanyaan Bayu.

"Kenapa emang? Naksir Lo? Gebetan gue itu," kata Bayu.

"What? Lo naksir tuh cowok?" 

"Bukan naksir dodol, gue cuma kagum tuh cowok ganteng abis," ujar Bayu.

"Ternyata lo bisa juga suka sama cowok, gue kira lo gak suka sama cowok," ledek Diandra.

"S***l lo, lo kira gue l***i yang kagak suka sama cowok," kata Bayu yang marah Diandra tertawa.

"Ya, maaf. Habis lo gak pernah ngelirik cowok," ujar Diandra yang menutup mulutnya menahan tawa.

"Tapi ini rahasia kita berdua, awas Lo jangan sampe yang lain tau. Apalagi F4 kw jangan sampe tau," kata Bayu dengan mengancam.

"Iya gue gak janji," kata Diandra yang terkekeh.

"Ah, Di. Lo cari ribut ma gue ya," 

"Oke..Oke..Gue gak bakal cerita dan kasih tau yang lain, rahasia lo aman. It's oke sob, cool down," jawab Diandra tersenyum menatap wajah Bayu sahabatnya.

"Nah, gitu dong. Nanti gue bakal bantuin lo buat musnahin cowok playboy cap kadal," kata Bayu yang tertawa dengan merangkul sahabatnya.

"Tapi, Bay. Tuh cowok keren juga ya, kak Damar kok gak pernah bilang ya kalo punya teman sekeren dan seganteng itu," kata Diandra yang membayangkan wajah Gilang.

"Eits, enak aja itu gebetan gue. Awas lo ya, berani deketin kak Gilang gue bikin lo gak bisa jalan lo," ancam Bayu dengan ketus.

"Yaelah, Bay. Dikit doang kali, pelit amat lo sama gue. Mau loh gue ceritain sama yang lain," balas Diandra yang mengancam Bayu.

"Wah, nih anak harus gue kasih sianida juga," ujar Bayu yang memiting leher Diandra.

"Bay, gue gak bisa nafas!"

"Bayu!" panggil mama Ana saat melihat Bayu memiting leher Diandra.

"Eh, mama," jawab Bayu yang melepaskan Diandra.

"Kamu itu, Diandra mau di apakan?"

"Ya ni, Ma. Diandra mau di bunuh pake racun sianida sama Bayu," adu Diandra pada mama Ana.

"B********k lo, gue cuma bercanda kali," jawab Bayu yang menggaruk tekuknya yang tak gatal.

Diandra tersenyum karena ada yang membelanya. Mama Ana melotot pada Bayu dan kemudian menjewer telinga anaknya itu setelah menyimpan minuman di meja.

"Awwwwww, sakit. Ma. Mama kira Bayu anak kecil yang di jewer telinganya,"

"Kamu itu anak siapa, sih?" tanya Mama Ana kesal.

"Anak orang lewat kali, Ma," jawab Bayu asal.

" Aduh, mama makin pusing liat kamu," kata Mama.

"Mamanya dulu ngidam apa saat hamil Bayu?" tanya Bayu yang menggosok telinganya.

"Ngidam pengen anak macan ya, Ma. Jadi anaknya kaya macan, galak jadinya," jawab Diandra terkekeh.

"Iya, betul kamu. Mama ngidam macan sama singa," kata mama Ana tertawa.

"B*******k lo, Di!"

****

Hai reader jangan lupa like,komen, hadiah dan votenya ya...

Terus dukung author agar terus berkarya dan semangat untuk up..

Salam ByYou

Jangan Sakiti Sahabat Gue

"S***l lo, Bay," ucap Sakti yang badannya terjatuh setelah di tendang oleh Bayu.

"Lo tuh cowok s*****n, berani lo mempermainkan Diandra."

"Dasar cewek gila lo!"

"Lo yang gila? Masih lo nyakitin Diandra, lo berhadapan ma gue!" kata Bayu yang menarik kerah baju.

"Dasar cewek bar-bar!" teriak Sakti yang sebagian wajahnya tak berbentuk.

Bayu menghajar habis Sakti yang sedang berjalan berdua dengan seorang perempuan yang mana adalah kekasih barunya. Bayu yang pulang dari sekolah dan sedang menunggu bus di halte bersama teman cewek dan cowoknya melihat Sakti sedang jalan berdua dengan seorang cewek, tanpa basa basi lagi Bayu langsung menghajar dan menendang Sakti tanpa ampun seperti orang keset*nan. Kalif teman sekolah langsung menjauhkan Bayu dan Sakti tersungkur di tanah dengan bibir yang berdarah juga wajah yang sudah sedikit tak berbentuk. Di bantu sang cewek Sakti bangun.

"B*******k lo, Bay.!" teriak Sakti memegang wajahnya.

"Lo tuh yang b********k. Dasar b**********n lo cowok l******t!" teriak Bayu sambil menunjuk wajah Sakti dengan telunjuknya.

Sakti memang terkenal playboy, banyak cewek yang sudah di permainan olehnya. Sakti memang memiliki wajah yang tampan dan kulit yang putih juga perawakan yang tinggi. Diandra yang menyukai Sakti merasa tersanjung ketika Sakti memintanya menjadi pacarnya. Dua bulan menjadi pacar Sakti Diandra merasakan bahwa cowok itu sudah berselingkuh dengan cewek lain. Kahfi yang pernah memergoki Sakti sedang jalan bersama cewek selain Diandra, tapi Diandra tak menghiraukan ucapan Kahfi dan sahabat yang lainnya.

"Awas lo ya, berani lo deketin Diandra lagi gue gak yakin wajah lo akan berubah," kata Bayu yang menarik kerah baju Sakti.

"S**l lo, Bay. Kalo cowok udah abis lo sama gue!" sahut Sakti.

"Lo yang abis sama gue. Sini,lo kalau berani jangan liat gue cewek,lo. Gue cewek juga berani sama lo, dasar pengecut, Lo!"

"Dasar cewek gila, Lo."

"Kurang ajar, Lo." Bayu mendekati Sakti

Hugh

Satu bogem dan tendangan kaki Bayu di wajah juga perut Sakti membuat laki-laki itu tersungkur ke tanah dan Bayu menaiki tubuh Sakti ingin menghajarnya lagi. Tapi tangan Bayu di cekal oleh Kalif dan menyuruhnya bangun.

"Udah, Bay. Lo gak malu di liatin orang, bangun liat wajahnya udah babak belur gitu sama lo," kata Kalif dan Bayu pun akhirnya bangun merapikan seragamnya.

"Dengerin ya lo b*********n, jangan sampe gue liat Lo di rumah Diandra lagi. Awas aja lo berani deketin sahabat gue, abis lo sama gue," kata Bayu yang meninggalkan Sakti dan ceweknya itu.

"Dasar cewek bar-bar, b******t lo, Bay!" teriak Sakti yang memegang sudut bibirnya yang berdarah.

Bayu pulang dengan hati yang kesal melihat Sakti yang sudah mempermainkan hati Diandra sahabatnya itu. Di jalan Bayu bertemu dengan Gilang yang mengendarai motor sportnya dan kemudian dia berhenti di depan Bayu. Bayu terkejut melihat sosok laki-laki pujaannya, dengan wajah malu dengan penampilannya seperti cowok membuat Gilang terkekeh. 

"Hai, mau ikut?" tanya Gilang yang membuka kacamatanya dengan senyuman yang membuat Bayue menganga menatap wajah tampannya.

"Kak Gilang," jawab Bayu dengan malu merapikan pakaiannya.

"Kamu pulang sekolah? Kakak baru liat kamu pakai rok," ujar Gilang yang terkekeh melihat adik sahabatnya memakai rok abu-abu.

Seminggu mengenal Gilang, perasaan Bayu semakin besar. Gilang yang tak tahu perasaan abege yang ada di hadapannya. Bayu yang menahan malu hanya tersenyum lalu menatap kembali wajah tampan laki-laki pujaannya.

"Hei, kok bengong. Mau pulang bareng gak? Kebetulan kaka ingin kerumah mu," kata Gilang.

"Gak usah, Kak. Aku pulang sendiri aja, kebetulan aku mau mampir kerumah teman," jawab Bayu.

"Ya sudah kakak antar kerumahnya temannya," kata Gilang yang langsung menarik tangan Bayu lalu Gilang memakaikan helm dan langsung menyuruhnya naik di atas jok motornya. 

Deg

Jantung Bayu berdetak sangat kencang saat memandang wajah Gilang yang memakaikan helm di kepalanya. Senyuman Gilang membuat jantung Bayu makin tak karuan detaknya.

Mau tidak mau Bayu duduk di belakang Gilang, Bayu bingung karena saat ini dia masih menggunakan rok seragam sekolah jadi agak sulit untuk duduknya. Untung saja Bayu memakai celana pendek sehingga dia tak begitu khawatir dengan roknya yang terlihat bagian dalamnya. Gilang yang tersenyum ketika Bayu naik di belakang motornya, tangan Bayu memegang pundak Gilang dan jantung Bayu makin berdebar kencang ketika berdekatan dengan laki-laki pujaannya.

"Pegangannya jangan di bahu," ujar Gilang.

"Hah!" teriak Bayu yang mendekatkan wajahnya ke depan bahu Gilang.

"Pegangannya jangan di bahu," kata Gilang lalu berhentikan motornya dan kemudian menarik tangan Bayu lalu di letakkan di pinggang Gilang. Bayu hanya diam dan dia semakin salah tingkah, jantung Bayu seakan keluar dari peredarannya.

"Rumahnya dimana?" tanya Gilang yang berhenti karena lampu merah.

"Aku lupa, maaf. Rumahnya dibelakang rumah aku, Kak," jawab Bayu yang menepuk jidatnya.

"Jadi sekarang kita pulang kerumah?" tanya Gilang dan Bayu mengangguk sambil menampilkan jejeran giginya.

Gilang menyalakan mesin motornya lalu berbelok arah kerumah Bayu. Bayu tersenyum senang siang ini dia bisa berdekatan dengan Gilang laki-laki yang dia sukai. Bibir Bayu masih terus mengulas senyum karena dia bisa menyentuh laki-laki pujaannya. Kemudian motor sport Gilang berhenti di depan gerbang rumah Bayu, lalu Bayu turun dan dengan sigap Gilang membuka helm yang dipakai Bayu. 

"Jantung, tolong kondisikan," gumam Bayu dalam hatinya.

"Dek, kakak masukkan motor dulu ya," ujar Gilang.

"Aku juga masuk dulu ya, Kak," kata Bayu yang berlari langsung masuk kedalam rumah.

Gilang yang melihat Bayu berlari merasa heran kenapa tuh anak buru-buru masuk kedalam. Gilang memasukkan motor sportnya kedalam garasi rumah Bayu di samping motor matic milik Damar. Kemudian Damar melihat sahabatnya memarkirkan motornya dan langsung duduk di teras sambil menarik nafas panjang.

"Kenapa, Lo?" tanya Damar yang membawa minuman dingin untuk Gilang.

"Thanks ya, Bro. Lo tau aja kalo gue lagi haus," ujar Gilang yang langsung meminum air yang di bawa Damar.

Kemudian Bayu keluar dia memakai celana pendek sehingga lutut dan kaos berwarna biru dongker bergambar doraemon. Dia memakai sandal jepit santai karena rumah Diandra dekat dengannya, hanya berapa rumah saja.

"Kamu mau kemana, Dek?" tanya Damar yang melihat adiknya memakai sweater hoodienya.

"Kerumah Diandra, Kak," jawabnya dengan mengunyah coklat di mulutnya.

"Mau kakak antar," ujar Gilang.

"Gak usah, Kak. Orang rumahnya dekat ko, itu beberapa rumah dari sini," kata Bayu yang langsung mengeluyur pergi meninggalkan laki-laki yang sedang duduk di teras.

"Adik lo tadi gue lihat berantem sama cowok, dan cowok itu kalah," kata Gilang yang melihat selintas Bayu sedang menghajar Sakti.

"Lo baru liat adik gue itu hobbynya berkelahi sama cowok," jawab Damar tersenyum.

"Tapi sepertinya dia membela temannya yang sudah di permainkan sama cowok itu," kata Gilang.

"Itu bukan yang pertama, Lang. Dia itu sering banget berkelahi, gak tau turunan dari siapa," ujar Damar. Gilang terdiam dan baru pertama kali melihat adik sahabatnya itu seperti anak laki-laki yang bersifat bar-bar dan bengal.

Di rumah Diandra Bayu duduk di ranjang sambil membaca buku komik kesukaannya dan memakan cemilan yang sudah di siapkan Diandra. Bayu melihat foto Diandra dan Sakti yang di pajang di meja belajar Diandra. Sebenarnya Diandra itu cantik dan banyak laki-laki yang mengejarnya namun Diandra malah jatuh cinta dengan Sakti cowok playboy cap kadal. Diandra kemudian masuk sambil membawa beberapa buku komik dan novel yang biasa dia sewa di tempat penyewaan buku, atau dia beli bersama Bayu dan sahabat yang lain.

"Lo, ketemu Sakti dimana?" tanya Diandra yang duduk di samping Bayu sambil memangku bantal mickey mouse.

"Di jalan pas gue pulang sekolah, gue liat dia lagi jalan sama cewek. Terus gue kesal gue hajar aja tuh playboy, gue bikin dia babak belur. Kalo aja gak di tahan sama Kalif udah abis tuh kadal," kata Bayu.

"Lo bikin dia babak belur, aduh gue bisa bayangkan wajah gantengnya pasti berubah," kata Diandra tersenyum.

"Ganteng apaan, lo matanya minus 10 ya? Kadal gitu di bilang ganteng, iih...Gue mah gak naksir Ama cowok model begitu," kata Bayu yang bergidik menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya begitu memuja Sakti.

"Gue udah putusin Sakti, Bay. Lo bener waktu kemarin gue kerumahnya gue liat dia lagi dengan cewek di rumahnya yang gak ada orang," kata Diandra sendu.

"Lo, itu cantik masih banyak cowok yang mau sama lo. Tapi ingat lo harus hati-hati sama cowok jangan sampai di permainkan lagi, pengalaman sama Sakti dulu jadikan pelajaran," kata Bayu.

"Siap, my friend," jawab Diandra yang memeluk Bayu.

"Apaan sih, Di. N****s Lo peluk- peluk gue, gue masih normal kali. Gue suka sama cowok," kata Bayu yang melepaskan pelukan lalu menjauh dari Diandra dan Diandra tertawa melihat tingkah Bayu.

"Bay, lo udah tau si nenek lampir dapat gebetan baru?" 

"Terus Fardan gimana? Parah hati, dong," ujar Bayu.

"Semalam mereka kumpul di basecamp, katanya Fardan frustasi," kata Diandra.

"Nanti malam kita kumpul di basecamp, Di. Kasih tau yang lain kita support Fardan," kata Bayu dengan tampang serius.

Malam harinya delapan remaja berkumpul di basecamp yang berada di belakang rumah Hera. Hera sengaja membuat sebuah rumah kecil yang menghubungkan dengan rumah utamanya. Tempat itu khusus basecamp sahabatnya hanya sekedar ngobrol atau bercanda dan yang lainnya. Fardan yang sedang patah hati dia hanya diam sambil bermain gitar menyanyi dengan galau.

"Udah, Dan. Tuh nenek lampir ngapain sih dipikirkan?" tanya Tata yang memberikan makanan dan minuman pada Fardan.

"Lo, gak pernah ngerasain patah hati sih," ujar Fardan yang menyesap minuman.

"Yeee, napa lo bawa-bawa gue sih," kata Tata.

"Eh, Dan. Lo, jadian aja sama Diandra kan sama- sama kalian di sakiti," kata Zaki dan di angguki yang lain dengan senyum.

"Apa!" Fardan dan Diandra bersamaan.

"Ogah, gue sama cewek manja kaya Diandra," kata Fardan bergidik.

"Eh, emang gue mau sama lo. Sorry aja ya, selera gue mah tinggi. Gue pengen cowok gue itu kaya Kim Soohyun yang ganteng," kata Diandra.

"Fardan juga Kim bi hun, hahahaha," ujar Hera tertawa begitu juga yang lain.

****

Hai... Reader jangan lupa like, hadiah, komentar dan vote nya ya.

Selamat Tahun Baru 2022

semangat di tahun baru ..

Salam ByYou

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!