NovelToon NovelToon

4 Istri

Ch 1 Perkenalan dan cek

Hari itu sangat cerah. Suasana pasar yang ramai dengan segala hiruk pikuknya. Para ibuk-ibuk berjalan membawa tentengan belanjaan mereka.

Ditengah kerumunan hiruk pikuk tersebut tiba-tiba keheningan terjadi. Lima buah mobil jip melaju di tengah jalanan pasar. Seorang laki-laki bersama para anak buahnya tampak menduduki mobil jip tersebut.

Laki-laki itu adalah Gashar begitulah orang menamainya karena dia sangat ganas dan kasar. Semua keinginan harus dituruti semua orang. Dia adalah seorang preman besar atau sering disebut mafia. Posisinya di kota tersebut lebih dari seorang presiden.

Dia memiliki banyak bisnis besar dan beberapa lahan yang luas bahkan lahan pasar tersebut juga miliknya.

Kediaman tempat tinggalnya juga sangat luar biasa. Rumahnya berdiri mewah bahkan lebih indah dari istana presiden. Mobil mewah dan juga mobil sport turut hadir menghiasi rumahnya. Pemandangan langsung menuju pantai juga salah satu keindahan rumahnya.

Seperti biasa ketika dia lewat dipasar tersebut semua orang tunduk memberi hormat pada nya. Jangan coba-coba menentang kalau tidak mau celaka. Karena dia harus diperlakukan seperti raja.

Tak kala sedang melewati jalanan, seorang anak kecil lewat berlari hendak mengambil mainannya. Hal ini sontak membuat supir Gashar kaget dan ngerem mendadak. Supir Gashar pun segera turun.

"Woi ini anak siapa.. tolong dijaga *******" teriak supir Gashar dengan garang.

"Maaf pak itu adek saya.. saya sedang belanja jadi gak liat dia nyebrang" jawab seorang wanita menghampiri.

"Heh.. kau tak tau kah kalau Gashar lewat semua aktifitas kalian itu hentikan.. ini kau malah asikan belanja kata kau" balas supir Gashar marah.

"Ya saya tau dia lewat.. terus apa urusannya sama saya.. toh dia cuman preman pasar" jawab wanita itu merasa tak terima.

Mendengar perkataan tersebut Gashar turun dari mobilnya dan berjalan ke arah wanita itu.

"Bos.. ini anak kayaknya udah merasa jadi ratu aja" kata supir Gashar melihat Gashar yang berjalan kearahnya.

"Ya.. dia memang calon ratu kota ini" balas Gashar kepada supirnya sambil tersenyum menatap wanita tersebut.

"Ngomong apa sih.. sorry aku gak ada waktu buat kalian dan maafin adek aku.. dan satu lagi aku gak peduli siapapun kalian yang jelas tiap manusia punya haknya masing-masing" jawab wanita itu lalu pergi.

"Lah bos.. berani-beraninya dia ngomong gitu sama bos" kata sang supir kesal.

"Hahaha.. aku suka dia.. kau cari tau siapa dia, dimana tinggalnya, abis itu kalau dia masih punya bapak silahkan kau bilang ke bapaknya bahwa Gashar menginginkan anaknya" balas Gashar tersenyum kecil.

"Lah bos... yang benar aja?" tanya supir bingung.

Gashar hanya menatap tajam dan diam, ini pertanda bahwa dia serius dan perintahnya harus dilaksanakan.

Sang supir memerintahkan salah satu orangnya untuk mengikuti wanita tersebut dan mencari tau informasi tentangnya.

Gashar kembali ke kediamannya dengan beserta rombongannya. Seperti biasa hobinya di rumah adalah berendam didalam kolamnya yang jernih sambil menikmati jus jeruk kesukaannya.

Dalam waktu 20 menit, orang suruhan sang supir datang menemui Gashar.

"Bos.. saya sudah dapat informasi tentang wanita dipasar tadi" kata orang suruhan tersebut kepada Gashar.

"Oh ya.. jelaskan padaku" balas Gashar.

"Namanya Anisa bos sering dipanggil Ana.. dia juga masih gadis.. dia tinggal diperumahan merak bos.. ayahnya bekerja di pabrik tekstil kepunyaan bos juga" jelas orang suruhan tersebut kepada Gashar.

"Jadi ayahnya salah satu karyawan saja juga... bagus lah kalau begitu.. sekarang kau pergi kerumahnya.. kau bawa ini uang lalu bilang ke bapaknya bahwa Gashar menginginkan anaknya" balas Gashar sambil memberi cek dengan nilai yang diberikan adalah limapuluh juta rupiah.

Orang suruhan Gashar langsung segera menuju rumah Ana dengan membawa cek tersebut.

Ch 2 Tak ada pilihan

Tepat pada sore hari orang suruhan Gashar datang kerumah Ana. Dengan membawa cek dan lamaran Gashar.

"Assalamualaikum..." sahut sang suruhan sambil mengetok pintu.

"Walaikumusalam bang.. ada perlu apa ya?" Ana membuka pintu dan bertanya setelah mendapati orang yang tak ia kenal.

"Bapak kamu ada dirumah?" orang suruhan tersebut balik bertanya.

"Ada" jawab Ana singkat.

"Oh silahkan panggil bapak kamu saya mau bicara dengannya" balas orang suruhan tersebut.

"Ada perlu apa ya?" tiba-tiba bapaknya Ana keluar dari kamarnya.

"Saya orang suruhannya Gashar.. ada pesan yang harus sampaikan ke bapak" jawab orang tersebut.

"(Hah ada perlu apa Gashar menyuruh orang kemari)" kata bapaknya Ana dalam hati karena merasa mulai khawatir.

Bapaknya ana mulai sedikit gemetar. Ia tahu Gashar jika menginginkan sesuatu pasti tidak bisa ditolak. Ia punya firasat bahwa yang diinginkan Gashar pasti putrinya karena dia sendiri tak punya apa-apa selain putrinya dan dia pun tak punya masalah dengan Gashar.

"Maaf dek.. saya lagi sibuk.. ada banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan" jawab bapaknya Ana mencoba menghindar.

"Ini adalah pesannya Gashar.. ingat tak ada yang lebih penting dikota ini selain kepentingan Gashar" balas orang suruhan tersebut sedikit membentak.

"Emangnya Gashar mau apa dari saya?" tanya bapaknya Ana semakin gelisah.

"Ini saya membawa cek lima puluh juta.. dan Gashar menginginkan anak bapak" jawab orang suruhan tersebut dengan tegas sambil memberikan cek tersebut.

"Hah?" Ana sangat terkejut.

"Tolong kamu bilang ke bos kamu itu.. saya bukan barang yang diperjual belikan dan saya punya hak untuk diri saya sendiri" balas Ana marah dan merobek cek tersebut.

"Saya tak peduli tentang pendapat kamu.. yang jelas besok Gashar akan menyuruh orang lagi untuk menjemput kamu.. kamu tak punya pilihan lain atau bapak kamu taruhannya" balas orang tersebut sambil beranjak pergi.

Bapaknya Ana benar-benar merasa terpukul dengan pesan Gashar tersebut. Ia tak tau harus berbuat apa. Dua tahun lalu dia kehilangan istrinya dan sekarang harus kehilangan anaknya.

"Pak.. kita harus berbuat apa.. Gashar itu orang yang kejam.. Ana takut pak" Ana menangis di pundak bapaknya.

"Tak ada pilihan lain nak.. Gashar itu adalah orang paling berkuasa disini.. kita tak bisa menentangnya" jawab bapaknya yang juga sudah bergelinangan air mata.

"Pak kita kabur aja dari kota ini.. kita pindah keluar kota.. pasti masih ada jalan pak". balas Ana membujuk bapaknya.

"Tetap tak akan bisa nak.. orang-orangnya Gashar pasti sudah mengawasi kita.. mungkin ini sudah takdir kamu nak" jawab bapaknya Ana pasrah.

"Tapi pak.. Ana sangat takut sama dia.. dia udah punya tiga istri.. dan kata orang-orang istrinya sangat menderita karena disiksa" Ana semakin menangis sejadi-jadinya.

Malam itu mereka habiskan dengan mengeluarkan air mata. Mata mereka tetap terjaga menantikan hari esok. Ana sudah mulai merasa frustasi. Dia nekat ingin mengakhiri hidupnya malam itu.

Tapi takdir berkata lain. Bapaknya Ana berada tepat waktu ketika menyaksikan Ana mencoba gantung diri dikamarnya. Dengan cekatan bapaknya Ana langsung menggendong Ana dan menjatuhkannya dikasur.

"Kamu sudah gila apa" kata bapaknya Ana merasa amat deg-degan menyaksikan apa yang akan dilakukan putrinya.

"Saya lebih baik mati dari pada menjadi istri ******** itu pak" jawab Ana yang tak henti-hentinya.

"Bapak juga tak rela nak kamu menikah sama dia.. tapi bapak juga tak rela kamu mati dengan cara begini nak" balas bapaknya Ana yang semakin merasa terpuruk.

Benar-benar malam yang panjang bagi Ana dan bapaknya. Ini sudah seperti musibah besar bagi mereka. Menjadi lemah dan tertindas merupakan suatu hal yang amat menyakitkan. Dari dalam lubuk hati mereka, mereka sangat mengutuk Gashar.

Sekali lagi tak ada pilihan.

Ch 3 Terpaksa

Benar saja tepat pukul 8:25am rombongan mobil jip dengan algojo bersenjata laras panjang datang kerumah Ana.

Ana dan Bapaknya mencoba berdiam diri didalam rumah. Mereka menutup semua gorden jendela agar bisa mengelabui anak buah Gashar dan menganggap mereka sudah kabur. Mereka terus menahan suara meski mendengar teriakan para algojo Gashar.

"Saya tau kalian didalam.. keluarlah atau kami akan paksa kalian keluar dengan kekerasan" teriak seorang algojo dari depan pintu.

Tak mendengar sahutan sama sekali para algojo langsung mendobrak pintu depan rumah Ana. Dengan segera mereka menggeledah rumah tersebut mencari keberadaan Ana.

Kurang dari 30 detik seorang algojo menemukan Ana dan bapaknya bersembunyi dibawah kolong tempat tidur. Dengan kekuatan algojo tersebut dia langsung membalikan dipan tersebut.

"Ayo ikut.. Gashar sudah lama menunggu" kata seorang algojo sambil menarik tangan Ana.

"Saya mohon jangan bawa anak saya" pinta bapak Ana sambil mencoba menarik tangan anaknya.

"Pak kami tidak diminta melakukan kekerasan.. tapi jika bapak terus mencoba menghalangi kami jangan salahkan saya jika tangan saya akan melukai bapak" jawab algojo tersebut dengan terus menyeret Ana.

Bapaknya Ana hanya bisa menangis. Dia tak sanggup berbuat apa-apa lagi. Dia hanya bisa pasrah melepas kepergian anaknya.

Para algojo langsung memasukannya ke mobil dan membawa Ana langsung ke kediaman Gashar.

Dikediamannya Gashar sudah berkumpul ramai orang-orangnya Gashar. Penghulu pun sudah turut hadir disana.

Ana kemudian dimasukan ke suatu ruangan untuk dirias. Disana sudah disediakan langsung sebuah gaun penganten yang sangat indah.

Ana hanya bisa terus-terusan menangis. Seperti telur diujung tanduk nasibnya sekarang. Dia hanya bisa berdoa agar Gashar segera ditimpa musibah.

Butuh waktu 2 jam lebih untuk merias Ana yang terus-terusan menangis. Tiap kali di make up tiap kali juga luntur karena air matanya.

Setelah rias dianggap selesai. Ana langsung dibawa untuk langsung melakukan ijab kabul. Terlihat Gashar dan seorang penghulu yang sudah menantikan Ana sejak lama.

"Mohon kepada kedua wali mempelai turut hadir disini" kata penghulu tersebut.

"Saya walinya wanita tersebut" seorang algojo berdiri dan mewakili walinya ana.

"Apa kamu punya hubungan darah dengannya?" tanya penghulu tersebut.

"Tidak.. saya hanya mewakili orang tuanya yang tak bisa hadiri disini" jawab algojo tersebut.

"Tanpa wali yang jelas maka pernikahan ini tak bisa dilangsungkan" jelas sang penghulu.

"Kalian ini gimana sih.. cepat jemput kembali walinya Ana" bentak Gashar dengan sangat tegas.

Dengan segera para algojo kembali kerumahnya Ana untuk menjemput bapaknya. Dalam hati Ana mulai merasa ada harapan. Dia berharap agar bapaknya kabur sebelum para algojo berhasil menemukannya.

Dua jam sudah menunggu tapi tampak bapaknya Ana belum juga muncul. Harapan Ana kian membesar.

"Sebelum wali wanita hadir maka pernikahan ini akan kita tunda untuk sementara waktu" kata penghulu yang sudah sangat menunggu lama.

"Tidak bisa.. apapun yang terjadi pernikahan ini harus dilakukan sekarang" bentak Gashar dengan tatapannya yang tajam.

Sang penghulu langsung gemetaran. Dengan anggukan terpaksa ia mencoba melangsungkan ijab kabul.

Mendengar kata-kata itu Ana kembali hilang harapan. Memang Gashar sangat tak bisa dibantahkan keinginannya.

Tepat sebelum penghulu membacakan ijab kabul, para algojo sudah kembali bersama bapaknya Ana.

"Kenapa kalian lama sekali?" tanya Gashar yang sudah mulai kesal.

"Bos.. bapaknya Gashar mencoba kabur dengan menaiki bis keluar kota.. jadi kami terpaksa mengejar bis tersebut dan cukup memakan waktu" jawab sang algojo.

"Sudahlah.. penghulu karena bapaknya mempelai wanita sudah ada disini.. jadi anda tak punya alasan untuk menunda pernikahan saya" kata Gashar dengan tegas.

Langsung saja setelah kehadiran bapaknya Ana pernikahan segera dilaksankan.

Tetesan air mata kesedihan mulai membasahi pipinya. Ia tak menyangka bahwa akan ada momen seburuk ini dalam hidupnya. Ia menyesal memiliki wajah yang cantik tapi malah membawa petaka baginya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!