Warning...!!⚠️⚠️⚠️
Area 21+..
Bocil dan jomlo dilarang membaca dengan mata terbuka...!
...
"Hh,, h,, h,,,,,, hah....hngggggghhh...!"
Suara seorang perempuan yang berada di atas ranjang karena kenikmatan yang diberikan oleh suaminya.
Sudah beberapa kali Ia melakukan pelepasan namun suaminya sepertinya masih setia bermain tanpa hati.
'Sial..! Suamiku sangat hebat, aku suka ini,,!' gumam perempuan itu dengan mulut terbuka mengeluarkan suara engrangan.
"Bagaimana? Kau masih mau?!!" Tanya sang suami sambil menyengir dengan tatapan kosong.
"Hh,, hh,," Sarah meracau tak jelas membuat Andra semakin semangat menyiksa perempuan di bawahnya.
'Seandainya kau tahu, kalau aku tidak menjerit karena kesakitan, tapi karena menikmati permainanmu, suamiku tercinta,' gumam Sarah di antara racauannya.
"Kenapa? Ingin berhenti?!" Lagi tanya Andra meskipun perempuan di bawahnya adalah perempuan bisu yang tidak bisa menjawabnya.
Tapi ia tetap senang mempermainkan perempuan itu.
Hanya seperti itu saja, setiap malam istrinya hanya bisa meracau tak jelas, dan dia semakin menikmati permainannya karena sekaligus bisa mendapat kenikmatan dari pergulatan mereka, ia juga mendapat kepuasan mendengar jeritan kesakitan istrinya.
Andra terus bekerja keras sampai perempuan di bawahnya akhirnya tidak bersuara lagi, bahkan tidak membuat gerakan apapun lagi.
"Kau sudah pingsan?" Cibir Andra meraba tubuh Perempuan itu hingga ia menyentuh wajah istrinya.
"Bicaralah!!" Teriaknya pada Sarah.
"Haha,, " Andra tertawa puas lalu kembali memberikan dorongan dengan sangat keras namun tidak mendengar suara apapun lagi dari bibir Sarah.
"Baru segini saja udah pingsan..!" Kembali cibir Andra tidak menghentikan permainannya sampai Ia mendapat kepuasan penutup lalu meninggalkan tubuh istrinya di atas ranjang.
Pria itu kemudian meraba-raba samping tempat tidur dan mendapatkan tongkatnya lalu berjalan dengan tubuh telanjang ke dalam kamar mandi.
"Sayangku,, maafkan aku,," ucap Andra saat ia sudah lama berdiri di bawah guyuran shower.
Air mata yang keluar dari kelopak matanya bercampur dengan air hangat yang mengalir dari kepalanya.
Pikirannya sedang tertuju pada sesosok gadis yang sangat ia rindukan, gadis bernama Putri yang ia temui di negara MR.
Gadis biasa berbalut pakaian KW, namun hatinya penuh dengan tekad dan kekuatan yang sangat besar sehingga bisa meluluhkan hati seorang pria dingin seperti Andra.
"Putri, Aku harap kau mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku, lelaki yang tidak cacat dan lelaki yang bisa melindungimu lebih baik dari aku." Ucap Andra.
...
Seorang perempuan yang baru saja mengalami kecelakaan bersama kekasihnya terbangun dari tidurnya.
'Ayah,,'
'Ayah..!' perempuan itu kebingungan saat ia berteriak pada ayahnya namun suaranya tidak keluar.
"Putriku," Angkasa langsung berlari menghampiri putrinya saat dari tempatnya berdiri ia melihat putrinya sudah duduk.
'Ayah,, aku,,' Sarah berusaha berbicara pada ayahnya tapi tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya selain suara erangan nya.
"Sarah, putriku sayang, jangan bicara dulu." Ucap Angkasa memeluk erat putrinya saat pria itu tidak bisa menahan air matanya.
"Nngghh!! Ngghh!! Ngghh!!!!" Terdengar suara dengan Sara karena tidak terima dengan keadaannya saat itu.
"Kau tidak bisu,, tidak bisu, ini hanya keadaan sementara saja sayang," ucap Angkasa menenangkan putrinya.
Sayangnya, apapun yang dikatakan Angkasa untuk membujuk putrinya, semuanya tidak berhasil hingga jalan terakhir yang harus ia tempuh adalah memanggil dokter untuk menyuntikkan obat penenang pada Sarah.
"Sayang, maafkan ayah," ucap Angkasa ketika melihat putrinya kembali tertidur.
"Gadis kecilku yang malang," Angkasa mencium puncak kepala Sarah.
@Info
⚠️⚠️⚠️Novel ini tidak diperuntukkan untuk orang alim, apa lagi yang tidak bisa membaca adegan Ranjang..!
*Aku baik-baik saja Ayah,* tulis Sara di buku catatannya.
"Ayah tahu, ayah menyayangimu," ucap Angkasa memeluk putrinya dengan erat.
Hatinya bergejolak melihat putrinya baru saja mengalami kecelakaan dan dinyatakan mengalami gangguan pita suara.
Meski dapat disembuhkan, tapi perlu beberapa bulan melakukan terapi hingga pita suara anak perempuannya bisa kembali normal.
"Sayangku, maaf mama terlambat." Leora muncul dari balik pintu karena perempuan itu baru saja tiba setelah mengambil beberapa pakaian putrinya.
Melihat ibunya, Sara menangis sambil memeluk perempuan yang selalu menjadi penguatnya.
"Apapun keadaan Putri Mama, Putri Mama selalu menjadi yang terbaik." Ucap Leora tak bisa menahan aliran air matanya.
Putrinya yang selalu dimanjakan oleh suaminya itu kini mengalami kejadian yang sangat pahit.
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana putrinya akan menghadapi dunia saat semua orang kini memandangnya sebagai perempuan yang cacat.
Lebih parahnya lagi, putrinya belum menikah, ia tidak bisa tenang saat memikirkannya.
Setelah keharuan keluarga kecil itu, Sara mengambil catatannya dan menulis sesuatu di buku catatan itu.
*Bagaimana keadaan pria yang bersamaku? Dia adalah kekasihku.* Sara menunjukkan catatannya pada ayah dan ibunya.
"Jadi kalian sepasang kekasih? Bagaimana bisa?" Tanya Angkasa.
*Ceritanya panjang, dia mengenalku sebagai Putri. Aku menyamar menjadi seorang perempuan biasa-biasa saja. Bagaimana keadaannya?* Lagi tulis Sara di buku catatannya.
"Dia tidak terlalu baik sayang, dia ada di ruang sebelah, Apa kau mau menemuinya?" Tanya Angkasa dijawab anggukan Sara lalu ketiga orang itu segera pergi ke kamar sebelah.
Tiba di sana, terlihat seorang gadis perempuan yang lebih muda dari Sarah sedang duduk di atas ranjang sembari mengelap wajah pria yang masih tertidur dengan berbagai selang memenuhi tubuhnya.
"Halo Paman, Tante,, dan Kakak Sarah." Langsung sambut perempuan muda itu sembari turun dari tempat tidur.
Sara berjalan ke arah ranjang dan menatap pria yang ia cintai.
Terlihat menyedihkan, lebih menyedihkan dari dirinya yang kini harus menerima fakta menjadi seorang perempuan cacat.
"Dimana ibu dan ayahmu?" Tanya Angkasa pada Ana.
"Sedang mengurus susuatu. Ayah dan ibuku berencana membawa Kakakku kembali ke negara kami." Ucap Ana kembali meneteskan air matanya saat ia kembali melihat pada kakaknya yang berbaring di tempat tidur.
Sangat menyedihkan!
"Jangan menangis sayang," Leora memeluk Ana.
"Maafkan aku Tante, aku sangat sedih, sekarang Kakakku tidak bisa lagi memarahiku dan tidak bisa lagi menuruti semua keinginanku. Sekarang dia berbaring tidak berdaya di sana," Isak Ana.
Sementara Angkasa yang berdiri, pria itu memandangi putrinya yang terlihat sangat mencintai pria yang sedang berbaring di tempat tidur.
'Aku harus berbicara dengan Samudra, sepertinya memercepat pernikahan mereka berdua adalah jalan yang tepat.' gumam Angkasa.
Samudra dan Laila memasuki kamar Andra.
"Apa kata dokter?" Tanya Angkasa yang tahu kalau Samudra baru saja berbicara dengan dokter tentang keadaan Andra.
"Dia bilang, kemungkinan besar Andra mengalami kebutaan." Jawab Samudra.
"Tunggu, Apakah anak kita sudah saling kenal?" Tanya Samudra saat pria itu melihat Sarah sedang duduk di tepi tempat tidur sembari memegangi tangan Andra.
Perempuan itu menangis sembari memandang nanar pada Angkasa. Terlihat cinta yang tulus di tatapan Sarah.
"Ya, Aku ingin membicarakan ini denganmu." Ucap Angkasa pada Samudra.
@Info
Selamat tahun baru 2022, Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita semua.
Setelah 3 hari terus berbaring di tempat tidur, Andra terbangun dan terkejut mendapati kegelapan di depan matanya.
Sarah yang melihat pria itu sadar, ia langsung berdiri dan menyentuh tangan Andra.
Merasakan sentuhan yang familiar, Andra memegang tangan Sarah.
"Putri?" Tanya Andra.
"Maaf Tuan, dia bukan putri, namanya Sara, Putri Tuan Angkasa dan Nyonya Leora, calon istri Tuan." Ucap Ririn yang merupakan sekertaris pribadi Andra.
Dengan begitu, Andra langsung menghempaskan tangan Sarah dan memperlihatkan raut kejijikan dengan tatapan kosongnya.
"Nyalakan lampunya..!" Teriak Andra dengan tatapan kosong.
Dia tidak suka dipermainkan, apa lagi dengan sebuah perjodohan.
Menjijikkan!
"Ma,, maaf Tuan, ini, ini jam 12 siang. Dan,," Ririn tergagap.
"Apa?! Apa kau sedang mengatakan kalau aku tidak bisa melihat?" Bentak Andra menyentuh matanya.
"Maaf Tuan," jawab Ririn.
Andra kembali histeris.
Sementara Ririn, sekertaris itu memandang penuh cibir pada Sarah yang kini menangis tanpa suara.
'Dasar perempuan cacat,, lihat saja, aku tidak akan membiarkan pernikahan kalian terjadi..!' gumamnya.
"Tuan, tolong jangan seperti ini." Ririn mengusap punggung Andra.
"Jangan sentuh aku!" Bentak Andra dalam keputusasaannya.
'Astaga,, sebaiknya aku keluar memanggil dokter.' Gumam Sarah langsung berlari keluar dari ruangan untuk mencari dokter.
Perempuan itu tidak kuat melihat kekasihnya kini menjadi buta, apalagi disaat terakhir mereka bersama-sama mereka berencana pergi ke suatu tempat untuk melihat kembang api.
Sekarang, bahkan untuk melihatnya, membicarakannya saja pasti akan sangat menyakiti pria itu.
'Dasar gadis bodoh!' Gumam Ririn menekan nurse call di kamar Andra.
Sembari menunggu dokter, Ririn hanya berdiri di pojokan menunggu pria yang ada di atas ranjang selesai dengan kemarahannya.
"Buta..!" Andra menggertakkan giginya dan mengepal kuat tangannya sembari menggunakan pikirannya untuk mencerna segala sesuatu yang menimpa dirinya.
Setelah amarahnya mulai mereda, ia kemudian membuka mulutnya untuk berbicara.
"Katakan semua yang sudah terjadi." Ucapnya membuat Ririn langsung mendekati Andra.
"Tuan pergi ke negara Mr untuk melakukan pekerjaan dan saat saya menyusul ke sana, Tuan sudah berada di rumah sakit dan siap dipindahkan ke mari.
"Saat itu, Tuan mengalami kecelakaan dan kebetulan, Ayah Tuan berjumpa dengan sahabat lamanya di rumah sakit hingga memutuskan untuk menjodohkan Tuan dengan putrinya." Jawab Ririn yang tidak mau mengatakan bahwasannya Andra sudah kecelakaan bersama seorang perempuan yang akhirnya dijodohkan dengan Andra.
"Perempuan bisu itu?" Tanya Andra mencibir.
"Ya, Tuan." Jawab Ririn.
"Lancang sekali..!" Geram Andra.
"Bagaimana kabar perempuan yang kecelakaan bersama ku?" Tanya Andra yang wajahnya kembali cemas saat mengingat seorang perempuan yang ia cintai.
'Perempuan itu adalah Sarah, kalau aku mengatakannya, mungkin saja Tuan akan menerima perjodohannya karena kasihan. Lebih baik mengarang cerita dari pada membiarkan Tuan menikah dengan perempuan cacat.' gumam Ririn.
"Tuan dan perempuan itu dibawa ke rumah sakit yang berbeda, jadi saya belum sempat menyelidikinya karena sibuk mengurus perusahaan Tuan dan juga mengurus berkas berkas pernikahan Tuan yang dipercayakan oleh Ayah Tuan pada saya." Jawab Ririn.
"Cari gadis itu dan bawa dia padaku." Ucap Andra.
'Gadisku, kau harus selamat..!" Gumam Andra mengingat wajah kekasihnya.
"Baik Tuan." Jawab Ririn memutar bola matanya.
'Bodoh sekali jika aku harus membawa saingan cintaku pada Tuan. Pokoknya, apapun yang terjadi, gadis itu tidak akan pernah menemui Tuan..!' Gumam Ririn.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!