Sebelumnya aku harapkan kalian masukkan ke list favorit mu, like dan berikan komentar. Dukungan kalian membuat aku semangat untuk update.
Happy Reading
Prolog
Kasih permata adalah anak orang tidak mampu, yang berhasil masuk sekolah favorit di kotanya. Dia merupakan murid pindahan dari desa.
Karena ayahnya menikah lagi, dengan wanita di kota. Kemudian Kasih mengikuti sang ayah pergi ke kota, karena ibu kandungnya telah meninggal dunia.
Kasih terpaksa mengikuti ayahnya pergi ke kota, dan melanjutkan pendidikannya di sana. Ayah Kasih bernama Subroto, biasa di panggil Broto.
Broto sudah lama bekerja di kota, dan pulang pada saat istrinya telah meninggal. Kemudian Broto kembali lagi ke kota dengan mengikutsertakan Kasih pergi bersamanya. Broto harus bekerja dan tak mendapatkan cuti yang lama.
Broto yang baru sehari pulang ke kampungnya, langsung menyuruh Kasih untuk berkemas. Karena kini mereka akan pindah ke kota.
Broto menikah dengan Suzzana, pemilik perusahaan properti. Awalnya Broto adalah pegawai yang di percaya oleh Suzzana, lalu Suzzana akhirnya tertarik dan mau menikah dengan Broto.
Broto memiliki wajah tampan, walaupun usianya kini menginjak 45 tahun. Dan rupa Kasih pun menuruni sang ibu, dengan wajah cantik khas gadis desa.
Suzzana memiliki anak seumuran Kasih yang bernama Cempaka.
Wajah Kasih terlihat cantik, tetapi tertutupi dengan penampilannya yang culun dan kuno.
Kasih mendapatkan beasiswa, untuk dapat bersekolah di tempat favorit. Kasih sungguh beruntung, dia bisa masuk ke sekolah yang bergengsi dan juga mahal.
Kasih bertemu dengan Satria Wirawan, anak pemilik yayasan yang terkenal badung dan paling populer di sekolah.
Satria tertarik pada Kasih, karena ingin menggodanya. Kasih mempunyai wajah cantik, hanya saja penampilannya sangat culun.
Awal mula Kisah Kasih Untuk Satria
Awal mula perkenalan yang tidak mengenakan, di saat Kasih akan masuk ke dalam sekolah. Bertabrakan dengan Satria yang dengan cepat melajukan motornya, untuk masuk ke dalam gerbang sekolah. Karena gerbang akan ditutup. Kasih terlihat memarahi Satria, yang notabenenya adalah anak kepala yayasan dan terpopuler di sekolah.
"Hey, kamu punya mata gak sih?" Kasih terlihat marah-marah pada seorang pemuda, yang sedang mengendarai motor sport keluaran terbaru berwarna merah.
"Aku sudah pencet klakson, tapi kamu gak juga dengar." Satria menjawab kemarahan Kasih.
"Tapi kamu hampir aja membuat aku celaka. Kalau saja aku kenapa-napa, apa kamu mau tanggung jawab, hah!" Kasih terlihat menajamkan pandangannya ke arah Satria.
Banyak para siswa yang melihat kemarahan Kasih pada Satria. Mereka tidak mengetahui dan mengenal gadis yang baru saja memarahi Satria. Karena mereka baru pertama kali melihat Kasih.
"Heh, sudah-sudah. Sebaiknya kalian masuk kelas," ucap Roni yang merupakan satpam sekolah. Dia melerai perdebatan antara Kasih dan Satria.
"Kamu, murid baru?" Roni bertanya pada Kasih.
"Iya, Pak. Bisa tunjukkan ruang kepala sekolah?" tanya Kasih pada Roni yang telah
"Oh, kamu murid baru. Pantas saja gak kenal sama aku," ujar Satria dengan tersenyum sarkas.
"Memangnya kamu siapa?" tanya Kasih sembari menautkan kedua alisnya. "Mau kamu anak kepala sekolah atau anak presiden aku gak takut, toh kamu yang salah." Kasih membalas ucapan Satria seraya berjalan meninggalkannya.
"Ish, apa dia belum tahu siapa aku?" Satria terlihat geram pada Kasih yang telah mempermalukannya.
Satria melihat penampilan Kasih, tidak seperti gadis di sekolah, yang selalu mengikuti trendsetter. Penampilan yang culun dengan rambut di kepang dua, dan memakai kacamata yang tebal.
Kemudian Satria langsung bergegas, menuju kelasnya di lantai dua.
Kasih telah menemui kepala sekolah, dan akan memasuki kelasnya. Kini Kasih berada di kelas 12 A, karena dia masuk sebagai penerima beasiswa berprestasi. Di sekolah tempat Kasih, ada tiga golongan yang di bagi dalam beberapa kelas.
Yaitu kelas A dengan golongan beasiswa berprestasi, golongan B beasiswa tidak mampu, dan golongan C merupakan anak dengan orang tua berpenghasilan tinggi. Dan fasilitas yang di dapat di kelas golongan C sangatlah mewah.
Terdapat AC, dan juga lemari pendingin di dalamnya.
Kasih termasuk dalam kelas beasiswa yang berprestasi. Dia mulai memperkenalkan diri pada teman-teman nya.
"Selamat pagi, namaku Kasih Permata. Biasa di panggil Kasih, dan aku berasal dari desa di sebrang kota ini." Kasih memperkenalkan dirinya di depan kelas.
Semua siswa memandang remeh penampilan Kasih yang cupu. Karena di kelas beasiswa berprestasi, tidak hanya anak orang miskin saja, tetapi ada anak-anak orang kaya di dalamnya. Karena kelas berprestasi adalah kelas favorit dan memiliki siswa unggulan.
"Silakan Kasih, kamu duduk di sebelah Janet." Soraya memerintahkan Kasih untuk duduk di sebelah Janet. Namun pandangan Janet terhadap Kasih terlihat sinis.
"Baik, Bu." Kasih langsung menghampiri bangku yang kosong di sebelah Janet.
Pelajaran pun di mulai, Soraya mulai menjelaskan materi yang telah dia pelajari sebelumnya.
Usai jam pelajaran berakhir, Kasih langsung merapikan tasnya.
"Hey, namaku Alicia." Seorang gadis menghampiri Kasih sambil mengulurkan tangannya.
"Salam kenal juga," balas Kasih sembari menjabat tangan Alicia.
"Kasih, kita ke kantin, yuk!" Alicia mengajak Kasih ke kantin.
Kemudian Kasih dan Alicia, berjalan menuju kantin. Saat Kasih melewati kelas 12 C, yaitu golongan orang tua berpenghasilan tinggi, terlihat Satria yang sedang berdiri di depan pintu.
Kasih nampak acuh, saat Satria memandangnya.
'Bukankah dia yang memarahiku saat masuk sekolah?' Satria memandang sinis ke arah Kasih.
Segera dia mengikuti Kasih, dan berjalan di belakangnya.
Satria langsung memajukan kaki kanannya, untuk menghambat laju Kasih. Seketika tubuh Kasih pun terjatuh ke lantai.
"Auw ... " pekik Kasih yang meringis kesakitan.
Kasih jatuh tersungkur ke lantai, beruntung langkah kakinya belum sampai tangga. Jika Satria menjegal kakinya, saat akan menuruni anak tangga, maka Kasih akan jatuh terguling.
Kasih bangkit, karena di tolong oleh Alicia.
Kasih langsung menoleh ke arah seseorang yang menjegal kakinya.
"Kamu lagi!" geram Kasih sambil menajamkan kedua matanya ke arah Satria.
"Aku sudah bilang, akan memperkenalkan diri. Dan kalau kamu belum tahu siapa aku, sebaiknya tanyakan teman di sebelah mu." Satria berucap dengan nada sombong
"Heh, orang jelek!" Wajah Kasih terlihat meledek ke arah Satria. "Mau kamu anak orang paling kaya sekalipun, aku gak takut!" Kasih langsung mendorong tubuh Satria dengan jari telunjuknya.
"Hah, berani kamu!" Satria memajukan badannya, bermaksud ingin mendekati Kasih. Namun tiba-tiba ada gadis yang langsung muncul dari arah belakang Kasih, dan berdiri di tengah mereka.
"Kalian lagi ngeributin apa, sih?" tanya gadis yang langsung memeluk lengan Satria.
"Cempaka?" lirih Kasih yang melihat Cempaka berdiri di depannya.
Cempaka pura-pura tak mengenal Kasih, dia tidak ingin nama baiknya tercemar. Karena Kasih dan Cempaka kini menjadi saudara sambung.
Cempaka tak menghiraukan panggilan Kasih, dia langsung menuntun lengan Satria berjalan meninggalkan Kasih.
"Ayo, Kasih." Alicia menuntun tangan Kasih berjalan menuju tangga.
"Kamu kenal sama Cempaka?" tanya Alicia
'Ah, iya. Aku lupa jika Cempaka berpesan agar mereka tidak saling menyapa saat di sekolah.' Kasih teringat dengan pesan Cempaka sebelum berangkat ke sekolah.
Cempaka tidak ingin di ketahui teman-temannya jika memiliki saudara sambung yang culun seperti Kasih.
Silakan like, dan berikan komentar mu
Jangan lupa tinggalkan jejak like, rate 5 dan komentar mu ya guys! Dan masukkan ke list favorit mu. Terima kasih
Bel berbunyi, seluruh siswa masuk ke dalam kelas karena telah habis waktu beristirahat.
"Kasih Permata," panggil salah seorang guru perempuan paruh baya yang bernama Lina Puji Astuti. Merangkap sebagai wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.
"Iya, Bu!" sahut Kasih yang langsung berdiri.
"Rapikan tasmu, karena akan pindah ke kelas 12 C." Lina memberitahu Kasih agar cepat berkemas.
"Pindah?" Kasih terlihat bingung dengan kepindahannya yang mendadak.
"Iya, sudah. Sebaiknya kamu nanyanya nanti saja. Sekarang lebih baik kamu cepat ikut ibu," ucap Lina.
Kasih pun menurut, dia segera merapikan peralatan sekolahnya.
Alicia nampak sedih dan kecewa saat Kasih di pindahkan ke kelas lain
Kemudian Kasih mengikuti bu guru Lina, menuju kelas 12 C.
"Silakan masuk," ucap Lina yang sudah masuk ke dalam kelas 12 C.
"Anak-anak, kalian kedatangan murid baru. Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya," kata Lina yang memperkenalkan Kasih di depan kelas.
Cempaka terkejut, saat Kasih masuk ke dalam kelasnya. Padahal Kasih mendaftar di kelas golongan beasiswa. Kenapa dia harus di pindahkan ke kelas golongan orang tua berpendapatan tinggi?
Semua itu adalah rencana Satria, dia meminta pada Lina agar memindahkan Kasih ke kelasnya.
Flashback saat jam istirahat
Satria terlihat memasuki ruang wakil kepala sekolah.
"Maaf Bu Lina, aku boleh meminta tolong padamu?"
Sebelum bel istirahat usai, Satria meminta tolong pada Bu Lina.
"Minta tolong apa?" Lina terheran, karena tak biasanya Satria meminta tolong padanya.
"Bisa pindahkan, murid baru ke kelasku?" pinta Satria.
"Murid baru?" Lina nampak berpikir.
"Kalau kau tidak bisa, aku akan laporkan ke ayahku." Satria mengancam Lina.
"Ba-baik," jawab Lina tergagap disertai anggukan kepalanya.
Tanpa banyak bertanya, Lina langsung menuju ke kelas tempat Kasih.
Dan biang keladi yang membuat Kasih pindah kelas adalah Satria. Satria ingin membalaskan dendamnya tadi pagi.
Satria akan membuat Kasih menjadi kekasihnya, lalu akan mempermalukannya seperti tadi pagi.
Sementara Kasih nampak bingung, dengan penampilan para gadis di hadapannya. Mereka semua terlihat tampil modis dan trendy. Sedangkan penampilan Kasih sangatlah culun.
"Kasih, silakan menuju ke bangku yang kosong." Lina mempersilakan Kasih menempati bangku kosong yang berada di sebelah Satria.
Satria sengaja menyuruh pindah teman sebangkunya, agar rencananya mengerjai Kasih berjalan lancar.
Kasih berjalan menuju tempat duduk, dengan laki-laki yang tadi pagi dia marahi.
Dengan tatapan malas, Kasih langsung duduk di bangkunya.
Kasih tak menyapa, atau pun menoleh ke arah Satria. Justru pandangannya begitu sinis, saat melihat Satria.
Pelajaran pun di mulai, sang guru sedang menjelaskan mata pelajarannya. Kasih terlihat sangat serius mengamati guru, yang sedang mengajar.
Jam pelajaran berakhir, seluruh siswa merapikan bukunya. Ketua kelas memberi aba-aba dan memberi salam perpisahan pada sang guru.
Saat Kasih akan melangkahkan kaki, tiba-tiba kakinya di jegal oleh Cempaka.
"Akh ... " pekik Kasih yang jatuh tersungkur ke lantai.
"Eh, Cem--" Kasih menghentikan ucapannya saat Cempaka memelototinya.
Seketika Kasih langsung bangkit, dan di tolong oleh pemuda tampan di hadapannya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya pemuda itu seraya mengulurkan tangannya.
"Aku enggak apa-apa," jawab Kasih seraya mengibaskan roknya.
"Andika Putranegara." Pemuda itu memperkenalkan diri pada Kasih
"Kasih Permata," Kasih terlihat tersenyum tipis.
Satria terlihat kesal, saat Andika menolong Kasih yang terjatuh.
"Terima kasih, kamu sudah menolongku." Kasih berucap lalu mengulurkan tangannya.
Andika membalas uluran tangan Kasih, dan mereka pun berjabat tangan.
Kasih dan Andika berjalan bersama, dan Satria terlihat kesal karena Kasih tak menatapnya sama sekali.
Padahal Satria adalah anak laki-laki, yang paling populer di sekolah. Banyak para gadis yang ingin menjadi kekasihnya. Dan semua siswa sangat takut pada Satria, karena dia adalah anak pemilik yayasan. Jika ada kesalahan sedikit di mata Satria, dia tidak segan-segan untuk menghukum orang tersebut.
Satria segera beranjak dari bangku, lalu berlari mengejar Kasih.
Kasih dan Andika sedang berjalan melewati tangga, tiba-tiba dari arah belakang muncul Satria.
"Hey, gadis cupu..." Satria mencoba memanggil Kasih.
Kasih tak menoleh sedikitpun, karena dia tidak merasa memiliki nama gadis cupu. Dengan santainya, dia masih berjalan bersama Andika.
Satria sangat kesal karena Kasih telah mengacuhkan panggilannya.
Saat Kasih akan berbelok menuju lorong, kakinya di jegal oleh Satria. Membuat tubuhnya oleng, lalu hampir terjatuh. Dengan sigap Andika menarik lengan Kasih, agar tidak jatuh ke lantai.
"Hey, kamu jalan gak punya mata?" Kasih langsung berbalik menghadap Satria.
Kasih terlihat geram, dan ingin marah pada Satria. Namun dia urungkan, karena melihat Cempaka yang datang menghampiri Satria.
"Satria, kenapa kamu gak nungguin aku?" Cempaka memanggil Satria, lalu berjalan menghampirinya. Kedua mata Cempaka membulat ke arah Kasih, menandakan jika Kasih harus segera pergi dari hadapannya.
Kasih pun langsung pergi, dari hadapan Satria dan juga Cempaka.
"Kamu kenapa sih, Sat?" Cempaka melihat keanehan di mata Satria, saat menatap kepergian Kasih.
"Aku kesal padanya," ucap Satria.
"Kesal kenapa? Memangnya kamu sudah pernah bertemu dengan gadis culun itu?" tanya Cempaka dengan nada mengejek.
"Tadi pagi, dia memarahiku di depan para siswa. Dan dia telah membuatku malu," ucap Satria dengan nada kesal.
"Oh, kamu mau balas dendam?" Cempaka mengambil kesempatan untuk mengerjai Kasih.
Sejak awal Cempaka memang tidak suka, dengan kehadiran Kasih di rumahnya. Saat Satria menyatakan kekesalannya tentang Kasih, maka itulah kesempatan Cempaka untuk membuat Kasih menyesal, telah satu kelas dengannya.
Sesampainya di rumah, Kasih langsung menuju kamarnya. Dia membuka seragam dan mengganti dengan baju santai.
"Heh, enak-enakan santai di kamar." Cempaka berdiri di depan pintu kamar Kasih. Dengan wajah angkuh, dia menatap tajam ke arah Kasih.
"Eh, kamu. Mau apa?" tanya Kasih yang langsung berdiri dari duduknya.
"Jangan mentang-mentang kamu anak om Broto, yang kini sudah menjadi papa tiriku. Lantas hidup kamu bisa enak-enakan. Sekarang kamu bantu mbok Iyem, di dapur!" perintah Cempaka sambil bertolak pinggang.
Kasih segera bergegas menuju dapur, untuk membantu mbok Iyem.
Cempaka melipat kedua tangannya di dada, sambil tersenyum melihat ekspresi wajah Kasih yang ketakutan.
"Kamu pikir, bisa enak-enakan tinggal di sini!' ucap Cempaka dengan seringai licik di senyuman nya.
Dia langsung bergegas menuju kamarnya, merasa puas telah mengerjai Kasih.
"Lagian, kenapa mama bisa suka sama om Broto, sih?" gumam Cempaka seraya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur
Cempaka memang tidak suka, dengan kehadiran Kasih sejak awal. Dia malu mempunyai saudara tiri seorang gadis desa, yang culun dan norak.
Cempaka bisa di ejek oleh teman-temannya, jika satu sekolah dengan Kasih.
Sebelum teman-temannya tahu, Cempaka harus mengancam Kasih.
Like dan berikan komentar
Sesampainya di sekolah, Kasih langsung menuju kelasnya. Dia melihat ada Satria yang sudah duduk di bangkunya.
Kasih pun berjalan ke arah tempat dia duduk, kemudian langsung menaruh tasnya. Saat Kasih akan beranjak pergi, tiba-tiba tangannya di tarik oleh Satria.
"Kasih!" panggil Satria sambil memegang tangan Kasih.
"Iya," jawab Kasih sambil melihat Satria dengan tatapan malas.
"Kamu mau gak, jadi pacar aku?" Satria langsung menyatakan perasaannya pada Kasih.
Kasih menatap tak percaya ke arah Satria, dia baru saja bertemu kemarin dan hari ini. Kenapa tiba-tiba Satria menyatakan perasaannya?
"Jangan membodohi aku," ucap Kasih seraya menepis tangan Satria lalu beranjak pergi meninggalkan tempat duduknya.
"Kasih, kalau kamu gak percaya sekarang juga aku umumin ke teman-teman." Satria berteriak saat Kasih berjalan meninggalkannya pergi menuju pintu.
Langkah Kasih terhenti, saat Satria berteriak di dalam kelas.
"Kasih, aku suka sama kamu."
Tetapi bukannya menoleh, Kasih malah meneruskan langkahnya pergi meninggalkan Satria.
Satria merasa di acuhkan oleh Kasih, akhirnya berteriak
"Kasih, aku suka sama kamu!" Satria semakin meninggikan suaranya, berharap Kasih menghentikan langkahnya.
Saat Satria mengumumkan perasaannya, tiba-tiba saja muncul Cempaka. Cempaka yang ingin masuk kelas, berpapasan dengan Kasih yang akan keluar kelas.
Cempaka terkejut dengan pengakuan Satria, yang telah menyatakan cintanya pada Kasih. Dia langsung menatap tajam ke arah Kasih.
Kasih yang melihat Cempaka, langsung menundukkan kepalanya.
Satria merasa di acuhkan oleh Kasih, kemudian dia langsung mengejarnya.
"Sat, apa yang kamu lakukan?" Cempaka menahan Satria yang hendak menghampiri Kasih, dia memegangi lengan Satria.
"Kamu gak usah ikut campur sama urusan ku," ucap Satria yang langsung melepaskan tangan Cempaka.
Cempaka terlihat begitu kesal, saat Satria mengacuhkan nya.
"Ish, Kasih. Awas aja kamu, ya!" Cempaka terlihat mengepalkan kedua tangannya. Dia langsung berjalan menuju bangkunya.
Satria mengejar Kasih, yang akan berjalan ke kantin.
"Kasih, apa kamu gak percaya kalau aku benar-benar suka sama kamu?" Satria semakin meninggi kan suaranya.
"Maaf Satria, aku gak ada waktu untuk ngeladenin kamu," ucap Kasih menegaskan pada Satria sembari mendorong dadanya dengan jari telunjuknya.
Satria merasa geram, karena baru kali ini dia menyatakan perasaannya pada seorang gadis namun di tolak.
Padahal banyak gadis di sekolahnya, ingin sekali mendekatinya. Tetapi hal itu berbeda dengan Kasih, dia terlihat mengacuhkan Satria.
Semua siswa melihat ke arah Satria, dan memandangnya iba karena di tolak oleh gadis baru dengan penampilan cupu.
Berharap ingin mempermalukan Kasih, justru dialah yang malu, karena penolakan Kasih.
Satria langsung menundukkan kepalanya, berjalan lunglai menuju kelasnya.
Cempaka melihat Satria masuk ke dalam kelas, dan berjalan menuju bangkunya dengan wajah lesu.
"Satria, apa sih yang kamu sukai dari gadis cupu itu?" Cempaka sudah berdiri di sebelah bangku Satria.
"Sejak kapan, aku curhat sama kamu?" Satria menjawab dengan nada ketus.
"Sat, apa sih untungnya kamu jadian sama dia? Sedangkan aku, selalu kamu tolak," ucap Cempaka mendengus kesal.
"Bukan urusan kamu," ucap Satria yang langsung merebahkan kepalanya di atas meja.
"Sat ..." Cempaka memanggil Satria.
"Pergi sana, jangan ganggu aku," ucap Satria sembari mendorong lengan Cempaka.
Cempaka terlihat kesal, karena di dorong oleh Satria.
Bel masuk pun berbunyi, seluruh siswa masuk ke dalam kelas.
Begitu juga dengan Kasih yang telah selesai membeli makanan di kantin, dia pun berjalan menuju bangkunya.
Saat akan duduk, Kasih tak melihat tasnya di bangku. Padahal tadi Kasih menaruh tasnya di bangku.
"Satria, dimana tasku?" tanya Kasih sembari mengeraskan suaranya sambil menatap tajam ke arah Satria.
Satria terdiam, dia tak menjawab pertanyaan Kasih.
"Satria..." pekik Kasih.
Semua murid pada melihat ke arah Kasih, karena dia baru saja membentak Satria.
Satria menjadi salah tingkah, saat semua siswa melihat ke arahnya.
Satria langsung berdiri, dan berjalan meninggalkan tempat duduknya. Dia pun keluar dari kelas, dan malas menanggapi suara Kasih.
"Satria!" teriak Kasih seraya berlari menghampiri Satria, yang telah sampai di depan pintu kelas.
Kasih menarik tangan Satria, seketika tubuh Satria hampir terjatuh dan mendekati Kasih sehingga membuat jarak mereka sangat dekat.
Di depan teman-temannya, Satria nampak seperti sedang memeluk Kasih.
Cempaka terlihat cemburu, saat Satria dan Kasih sedang beradu pandang di depan kelas.
"Hey, kalian berdua lagi ngapain?" tanya seorang guru wanita kisaran usia 35 tahun masuk ke kelas. Melihat Kasih dan Satria sedang beradu pandang.
Keduanya langsung menegakkan badannya, lalu berjalan menuju tempat duduk.
"Apa yang barusan terjadi?" tanya guru cantik bernama Viola.
"Biasa, Bu. Satria sedang merayu," celetuk salah seorang anak laki-laki bernama Doni. Dia adalah teman satu geng dengan Satria.
Satria hanya terdiam, biasanya dia langsung marah saat di ledek. Tapi tidak hari ini, dia terlihat malu saat berdiri berdampingan dengan Kasih.
"Bu, tas saya di umpetin sama Satria. Tapi dia gak mau ngaku," ujar Kasih yang lantang mengadu pada Viola.
"Satria, kamu jangan terus membuat ulah," ucap Viola memberi nasihat.
"Ada bukti gak, kalau aku yang umpetin tas kamu?" Satria bertanya pada Kasih.
Kasih terdiam, dia memang tidak punya bukti tentang Satria yang menyembunyikan tasnya.
"Tapi aku yakin, kamu yang umpetin. Karena kamu sejak tadi duduk di situ," balas Kasih seraya menunjuk ke arah tempat duduknya.
"Jangan menuduh tanpa bukti," ucap Satria yang menatap tajam ke arah Kasih.
"Iya, sudah. Kita lanjutkan belajarnya." Viola menengahi perdebatan antara Kasih dan Satria.
Satria dan Kasih berjalan menuju bangkunya.
Tiba-tiba ada petugas kebersihan, yang datang membawa tas di tangannya.
"Permisi," sapanya yang berdiri di depan pintu.
"Iya, Pak Tarno silakan masuk!" ucap Viola yang mempersilakan pak Tarno masuk ke dalam kelas.
"Saya menemukan tas di dalam tempat sampah. Pas saya lihat, di bukunya tertulis nama Kasih Permata kelas 12 C," ucap pak Tarno seraya memberikan tas berwarna pink.
"Iya, Pak! Itu tas milikku." Kasih langsung berjalan menghampiri pak Tarno, "kenapa bisa ada di tong sampah?" tanya Kasih kepada pak Tarno.
"Bapak, gak tahu!" jawab pak Tarno seraya menggelengkan kepalanya.
"Oh, ya udah. Terima kasih Pak," ucap Kasih yang langsung mengambil tas dari tangan pak Tarno.
Kasih kembali berjalan menuju bangkunya, dia langsung menatap sinis ke arah Satria.
Satria takut dengan tatapan sinis dari Kasih, dia langsung menghadapkan pandangan nya ke arah depan kelas
"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya." Viola memulai pelajarannya.
Kasih masih kesal dengan Satria, dia sangat tahu jika yang menyembunyikan tasnya adalah Satria.
Silakan like dan berikan komentar mu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!