NovelToon NovelToon

Ternyata, Istri Muda

Bab 1 (Prolog)

Sebelum membaca, pastikan Anda sudah cukup umur dan sedang dalam suasana yang bagus. Mungkin novel ini akan sedikit menguras emosi Anda, tapi mohon untuk berkomentar yang BIJAK.

Saya ulangi, Mohon Berkomentar Bijak. Jika tidak menyukai alur atau jalan ceritanya, Anda bisa meninggalkannya.

Selamat membaca dan terima kasih.

...🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃...

...Jika cinta itu penyakit, ...

...maka, pernikahan adalah penawarnya....

...Lantas, ...

... bagaimana jika pernikahan yang disebut-sebut sebagai penawar, ternyata lebih menyakitkan?...

...\~KayKha\~...

“Ra, selama menikah, kamu ngerasa mas Abram menyembunyikan sesuatu ngak?” Dania, menatap sahabat baiknya, Zahra.

“Tanya apa sih kamu ini?” Dengan gampangnua Zahra mengabaikan Dania dan fokus menatap layar ponsel yang menerima sebuah pesan.

“Aku ini udah dua tahun menikah, keluarga juga udah kenal. Menyembunyikan sesuatu ....” Zahra terkekeh pelan, kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi.

“Jangan ngaco!” Lanjut Zahra acuh tak acuh.

Dania menghela napas panjang nan berat. Sesekali menatap gelas, lalu menatap Zahra. “Ra, aku serius!” Dania mencoba mengambil titik fokus Zahra sembari menjentikkan jari beberapa kali.

“Oke oke, ngomong yang jelas!” Nada bicara Zahra mulai meninggi dan terdengar tidak sabar.

Dania segera mengambil ponsel yang ditaruh di meja, membuka kunci, dan kemudian menyodorkannya pada Zahra. “Coba lihat!” ucapnya.

Raut wajah Zahra terlihat cukup engan mengambil ponsel Dania. Namun pada akhirnya, ia tetap mengambil ponsel milik sahabat sepuluh tahunnya. Ditatapnya layar tipis berteknologi canggih dengan cermat. Wajahnya terlihat kecut, kala netra matanya fokus melihat sebuah foto. Seorang wanita dan pria yang terlihat cukup mesra, menghadap ke kamera dengan senyum lebar.

Dari sekian lama hubungan harmonis antar suami-istri, pasti ada masa dimana mereka juga mengalami kesalah pahaman. Yah, itu pasti.

Buru-buru ia meletakkan ponsel di atas meja dan mengelak dengan cepat, “Ah, itu rekan kerjanya!”

“Ra, jangan konyol ya! Bucin juga jangan gitu-gitu banget! Mana ada rekan kerja, tangannya sampe melingkar di pinggang macam uler!” Dania melotot kesal.

Wajah Zahra mulai gusar. Matanya melihat jelas tangan sang suami yang melingkar di pinggang si wanita. Namun pikirannya ngotot, ada kepercayaan, jika sang suami tidak mungkin berpaling muka darinya.

“Na-nanti aku tanya deh!” Zahra mencoba menenangkan hatinya, juga menjaga citra sang suami di hadapan Dania.

“Dih, Ra ....” Dania memutar mata. “Mana ada ceritanya maling mau ngaku? Gini deh, coba kamu selidiki dulu, Abram beneran nyeleweng atau engak?”

Hati istri mana yang tak resah?

Meski pikirannya dipaksa untuk percaya bahwa suaminya sangat setia. Perasaan wanita, tetap bisa rapuh.

“Nia, a-aku pulang dulu ya.” Zahra buru-buru memasukan ponselnya ke dalam tas, hendak pergi dari hadapan Dania. Menyembunyikan perasaan sakit yang tiba-tiba menusuk hati.

“Are you oke, Ra?” Cekal Dania memegang tangan Zahra. “Mau jalan dulu gak? Ke taman atau ... mau ke kosku?”

Zahra terdiam, menatap sahabatnya dengan pandangan nanar. Matanya terlihat fokus, tapi siapa yang sangka, tatapannya sudah terbang entah kemana. Membayangkan hal-hal yang sedikit mengusik.

“Jangan ditahan sendiri, Ra.”

“Aku mau nenangin diri dulu, Sorry!”

Zahra beranjak pergi setelah berkata demikian, meninggalkan Dania yang masih duduk di kursi. Buru-buru keluar dari cafe dan menaiki mobil pemberian Abram. Memacu pedal gas di jalanan kota Malang yang sedikit padat.

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang baik dan bijak. Jika suka, jangan lupa like dan masukkan ke daftar Favorit. Jika tidak, Anda bisa langsung meninggalkannya.

Bab 2

Zahra Ameera. Seorang ibu rumah tangga biasa yang hobi bergelut dengan desain interior. Bukan pekerja kantoran, hanya melayani suami dan beberapa kali menerima Job desain untuk mengisi waktu luang.

Hari itu, hari rabu. Zahra sudah membuat janji dengan sahabat baiknya, Dania. Pergi belanja bulanan, juga menyempatkan diri untuk mengobrol di cafe favorit mereka.

Di awali dengan percakapan remeh, hingga akhirnya berujung rasa sakit hati dan kekecewaan. Zahra pergi begitu saja meninggalkan Dania yang tidak membawa kendaraan. Menyusuri kota Malang dengan hati yang resah.

Bayang-bayang foto yang tadi diperlihatkan Dania. Seperti hujan asam, meruntuhkan segala ketegaran, juga rasa kepercayaan.

Tenang Zahra, tenang.

Ini cuma kesalahpahaman. Mungkin itu foto masa lalunya, atau mungkin ....

Jangan pikirkan, Zahra. Semua baik-baik saja. Mas Abram jelas mencintaimu. Dia bahkan gak punya sosmed, gimana mau selingkuh?

Benar ....

Mas Abram gak punya sosmed.

Dia ....

Tidak mungkin selingkuh.

Zahra mencoba menenangkan hatinya yang gundah. Sampai fokus menyetirnya hilang dan akhirnya ....

BRAK.!!!!!

Dia menabrak mobil yang ada di depannya tanpa sadar. Lalu, cepat-cepat menginjak pedal rem untuk menghentikan laju mobil. Menarik tuas rem dan segera keluar dari mobil.

Seorang lelaki bertubuh kekar, keluar dari mobil dengan wajah merah. Zahra yakin jika lelaki itu terlihat marah atas tindakan cerobohnya.

“Pak, aduh ... saya minta maaf!” Nada Zahra terdengar getar. Ia tertunduk, sesekali mengamati bagian belakang mobil yang terlihat penyok.

“Pak, Pak! Liat baik-baik, memang aku terlihat tua?” Cerca lelaki itu dengan nada tinggi.

Mendengar cercaan itu, Zahra bukannya takut. Justru dengan berani menegakkan kepalanya dan menatap lelaki itu.

Cukup ... tampan.

“Maaf, maaf, Mas ... Bang ... Om. Aduh, gimana aku panggilnya?”

“Ini lampu merah! Kita selesaiin di warung sana!” Tunjuk lelaki itu ke seberang jalan yang berjarak sekitar 200 meter.

Zahra segera masuk ke dalam mobil, menunggu lampu merah berubah hijau, dan segera pergi mengikuti lelaki itu. Sesampainya mereka di warung pinggir jalan. Zahra turun dengan membawa tas jinjing juga ponselnya. Lagi-lagi, ia menatap bamber belakang mobil yang penyok cukup parah sambil menghela napas panjang.

“Mbak bisa duduk dulu di sana!” ucap lelaki itu setelah turun dari mobil.

Tak mau berpikir lama dan menebak-nebak, Zahra segera duduk di kursi yang ada di depan warung.

“Mau minum apa?” Tawar lelaki itu.

Zahra menggeleng dengan cepat, “Oh, ngak perlu, makasih.”

Dia mengangguk, lalu memesan secangkir kopi hitam dengan sedikit gula untuk dirinya sendiri. Selesai memesan, dia langsung duduk dan mulai membahas masalah mobil penyok.

“Saya ganti rugi kok. Emm ... Mas, mau saya antar ke bengkel langganan saya? Pengerjaan di sana cukup bagus, atau Mas bisa cari bengkel sendiri.”

Lelaki itu tak menjawab, hanya menghela napas panjang dan melepas kaca mata hitamnya. Netra mata itu terpesona menatap wanita bernama, Zahra Ammera. Seorang wanita cantik dengan mata hitam, hidung mancung dan kulit putihnya.

Beberapa saat, dia larut, dalam pesona seorang Zahra.

“Mas ... hallo!” Zahra melambaikan tangan tepat di wajahnya.

“Iya iya, aku lagi mikir!”

Lima menit berlalu. Zahra mulai gusar, beberapa kali ia melihat ponselnya, juga melihat jalanan yang ramai. Pikiran mulai dihatui perasaan takut, entah itu penculikan, atau bahkan pemerasan. Satu persatu pikirannya penuh dengan hal negatif.

Aplikasi Whatsapp sudah dibuka. Tiga nomer kontak teman-temannya sudah menerima pesan masuk darinya, termasuk Dania yang baru saja ia temui. Jelas tidak mungkin jika ia menghubungi Abram, karena satu minggu ini, suaminya sedang pergi ke luar kota untuk proyek dan tidak mungkin datang dengan cepat. Baginya, ini hanya masalah sepele yang bisa ia selesaikan sendiri.

Cukup mengandalkan share-loc, semoga mereka cepat datang ke sini. Begitu harapan Zahra dalam hati.

Pemilik warung datang mengantarkan secangkir kopi hitam yang dipesan. Lelaki itu langsung membuka tutup kopi, dan mencium uap kopi yang terlihat menggoda.

“Sebenarnya, aku bukan orang sini. Kebetulan ke sini liburan aja, besok juga udah balik. Mobil itu ... juga bukan milikku.”

“Terus gimana, Mas?”

“Aku udah call yang punya mobil. Dia juga udah di jalan.”

Pikiran Zahra mulai kacau. Entah dari mana berawal, dia mulai memikirkan modus penipuan terbaru yang sedang viral belakangan ini. Beruntung, dia sudah mengubungi teman-temannya untuk datang.

Tak sampai setengah jam, Dania dan Intan datang lebih dulu ke lokasi. Wajah Zahra yang tegang, berangsur-angsur kendur.

“Ra, are you oke?” tanya Dania yang langsung turun dari motor begitu saja.

“Aku ngelamun dikit.”

“Ngelamun apa sih, Ra? Mas Abram belum kasih kabar?” Goda Intan.

Dania buru-buru memukul ringan tangan Intan, yang mulutnya asal nyablak di depan umum.

“Jadi gimana, Ra? Parah ngak?” Dania berusah mengalihkan topik.

Zahra menunjuk mobil yang berada di sebelah kanan mereka. Nampak bamper belakang mobil Jazz, penyok cukup parah. Dania dan Intan hanya menepuk jidat, mengeleng kepala sambil menatap Zahra.

Baru sebentar Zahra menjelaskan kondisi korban. Sebuah mobil sedan keluaran BMW, terpakir di belakang mobil Zahra. Seorang wanita mengenakan hoodie hitam, turun dari mobil. Wanita itu langsung menghampiri mobil Jazz yang tadi di tabrak Zahra.

“Siapa pelakunya?”

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang baik dan bijak. Jika suka, jangan lupa like dan masukkan ke daftar Favorit. Jika tidak, Anda bisa meninggalkannya.

Bab 3

“Sa-saya, Mbak.” Zahra buru-buru melangkah maju.

“Jadi gimana nih?”

Zahra terbengong sesaat. Mendapati seseorang memperlakukannya dengan culas seperti itu, hatinya sedikit takut. Namun, lelaki itu mendatangi mereka dan memecah suasana.

“Dia mau ganti rugi, kok. Kamu jangan galak-galak begitu sama cewek cantik!”

“Cantik dari mana?” Cela gadis tomboy yang terlihat lebih muda dari mereka semua. “Matamu rabun jauh? Atau dekat?”

Dania dan Intan saling memandang, sedangkan Zahra hanya tersenyum tipis.

“Lepas dulu kaca matamu!” Lelaki itu melepas paksa kaca mata hitam yang di pakai wanita itu.

“Gini, Mas, Mbak. Tadi saya sudah menawarkan kepada Masnya. Gimana kalau mobilnya di bawa ke bengkel langganan saya, atau bisa juga ke bengkel yang kalian percaya. Biayanya ke saya.”

Dua orang bersaudara itu saling melihat satu sama lain sembari memainkan kode mata. Perasaan Dania sudah mulai tak enak, begitu juga Zahra. Jangan sampai mereka mengambil kesempatan untuk memeras, begitu pikir mereka berdua.

“Abangku besok balik ke Jakarta!”

Zahra mencoba menjelaskan lagi tentang maksud hatinya untuk bertanggung jawab. Rasanya, lebih baik langsung membawa mobil itu ke bengkel, dari pada harus membayar ganti rugi yang mungkin akan lebih mahal dari perkiraan.

“Kamu ada bengkel langganan?” tanya lelaki itu.

“Iya, kita bisa ke sana sekarang kalau mau.”

“Gini aja deh, kita cari yang terbaik dan gak terlalu mahal. Kita pergi ke bengkel langganan kamu, terus ke bengkel temenku. Kita surve dulu buat harga perbaikannya.”

Saran dari lelaki itu cukup bijak menurut Zahra. Rasanya juga gak akan rugi kalau mengikuti saran itu. Zahra menatap Dania dan Intan bergantian.

“Aku temenin kamu!” “Tenang aja.” ucap keduanya.

Mereka akhirnya mencapai kesepakatan dan pergi ke bengkel untuk menanyakan harga perbaikan. Di satu bengkel langganan Zahra, biaya seluruhnya hampir menyentuh angka sepuluh juta. Sedangkan di teman lelaki itu, hanya tujuh juta. Selisih harga yang cukup banyak membuat Zarha berpikir positif.

“Jadi, mau gimana?” tanya Zahra.

“Itu terserah padamu. Hal yang jelas, di bengkel temanku kualitas pengerjaannya cukup bagus. Lagi pula, harga juga murah.”

Tanpa berpikir panjang, Zahra menyetujui untuk memperbaiki mobil Jazz itu di tempat mereka. Zahra bahkan memberikan uang muka sebagai bukti jika dia benar-benar bertanggung jawab.

“Bengkel udah fix, untuk ke depannya gimana?” tanyanya.

Zahra seketika memahami maksud lelaki itu. Dia bahkan memberikan nomer ponselnya begitu saja tanpa ragu.

“Jordhan, dia sepupuku, Sintia.”

“Aku Zahra, ini Dania, dan Intan.”

“Oke, Zahra. Aku save nomermu. Kalau mobil sudah selesai, aku akan menghubungimu.”

Masalah ganti rugi akhirnya selesai dengan baik-baik. Zahra akhirnya mengantarkan Intan untuk mengambil motor yang dititipkan di warung. Juga, meminta maaf pada Dania karena sudah meninggalkannya di cafe begitu saja.

Tanpa di sadari, langit sudah gelap. Zahra bahkan belum sempat makan sesuap nasi sejak tadi siang. Perutnya pun merasa cukup perih.

Beruntung, saat itu Dania tidak ikut turun dan memilih menemani Zahra pulang. Sehingga ia menyadari raut wajah Zahra yang pucat.

“Wajahmu kenapa pucat, Ra?”

Zahra menoleh, menatap Dania yang sedang menyetir. “Maag ... kayaknya kambuh!”

“Zahra! Kebiasaan!”

Dia, Dania. Seorang wanita karir yang mengurus bisnis konvesi. Satu tahun lebih tua dari Zahra dan masih lajang. Satu-satunya sahabat Zahra saat berada di bangku sekolah. Sejak dulu, Dania memang cukup cerewet. Tentang apa pun itu, bahkan perihal makan dia pun akan cerewet. Sama seperti sekarang, saat sahabatnya lupa makan sampai maaghnya kambuh.

Sesampainya di rumah. Dania buru-buru mengisi botol dengan air hangat, lalu membantu Zahra mengompres perutnya. Tak lupa, menyuruhnya minum obat.

“Suamimu kapan pulang?”

“Dia udah pesan penerbangan lusa.”

Dania menghela napas kasar sambil menyodorkan bubur yang mereka beli sebelum pulang.

“Begini nih, aku mana tega pulang!”

“Nginep aja. Lagian udah jam 9 juga.”

Tidak ada alasan bagi Dania menolak tawaran Zahra. Lagi pula, dia juga sering menginap saat Abram pergi untuk mengurus proyek.

Benar, setidaknya dalam sekali atau dua kali, Abram selalu pergi keluar kota untuk mengurus proyek. Paling cepat dua hari, paling lama ... bisa setengah bulan. Selama ini, hanya Dania yang selalu bisa diandalkan oleh Zahra selama Abram pergi. Itu karena dua temannya yang lain sudah berkeluarga, bahkan satu diantaranya sudah mempunyai dua anak.

“Ni ... Nia ....” Zahra menggoyangkan tubuh Dania yang sudah tertidur pulas. Setidaknya tiga kali Zahra memanggil Dania dengan suara serak dan terdengar berat. Sampai akhirnya, Zahra terbangun.

“Ya Allah, Ra!!”

...🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃...

Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang baik dan bijak. Jika suka, jangan lupa like dan masukkan ke daftar Favorit. Jika tidak, Anda bisa langsung meninggalkannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!