NovelToon NovelToon

Hai.. Tentaraku.

Malaikat Dari Tuhan Untukku

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja diantara kami dan tanpa tahu siapa dan apa identitasnya aku mulai merindu seorang diri. Tersenyum manis saat mengingat tangannya yang kuat dan kokoh itu terulur di depan muka ku bermaksud membantuku agar bisa bangun dari jatuh sesaat setelah bertabrakan tubuh dengannya.

"Apa kamu baik-baik saja"

Aku terbengong dan mendongak "oh my god! Malaikatku sudah diturunkan Tuhan untukku. Ya dia pasti malaikat penjaga hatiku yang sering patah ini" Racauku dalam hati girang tak tertolong.

Karena aku hanya diam saja, ia mulai jongkok dan memeriksa kakiku.

"Apakah ini terkilir? " Memeriksa lagi apakah ada yang cedera denganku karena aku tidak merespon satupun pertanyaannya.

"Ampun Tuhan! Jantungku.. Oh tolong kenapa seperti aku mau pingsan?"

Brukk

"Hei mbak. Mbak tolong bangun! "

Aku membuka mata "ah silau sekali. Dimana ini?"

Menoleh ke kanan dan kiri siapa tahu ada orang tapi ternyata hanya aku seorang diri di tempat yang serba putih. "Apakah ini surga? Oh no! Apa aku sudah mati?" Batinku

"TIDAK! " teriakku kencang. Tidak aku berteriak terlampau kencang.

Aku meraung memohon ampunan karena menganggap sudah mati dan akan mendapat hisab yang buruk seperti yang biasa tayang di sinetron-sinetron azab tontonan mama. Aku mulai menangis teringat karena sering mencuri udang goreng mama yang paling mantap itu. "Mama loly minta maaf ma" Berderai-derai sudah air mata ini.

Tiba-tiba aku dikagetkan dengan pelukan yang sangat erat "sayang.. Loly.. Jawab mama nak. Are you okay baby? "

Siapa yang memelukku? Hantu kah?

Ku tengok di sebelah kiriku. Oh mama. Tunggu! Kok di surga ada mama?

"Ma.. Kenapa mama disini? Alam kita sudah beda. Loly sudah mati ma" Lirihku yang masih tak mengerti bahwa kami di kamar rumah sakit kota ku sendiri Jombang.

"Hei bangun dari hayalanmu itu! Dasar anak gadis kok suka halu. Siapa yang mati? Hah. "

Aku terkaget dengan teriakan mama juga dengan pukulan tangannya yang lembut di bahuku.

"Aduh aduh.. Ampun ma. Ikhlaskan Loly ya ma"

"Dasar gadis oneng. Loly kamu masih hidup nak. Ayo sadarlah! " Elus mama kemudian.

"Jadi Loly masih hidup? Loly belum mati? "

"Belum. Kamu itu hanya kecelakaan kecil. Mengapa sampai geser otaknya? "

Ah dasar. Jangan kaget dengan mamaku. Memang orangnya berjiwa muda dan agak konyol sepertiku.. Hehe

Tapi aku bersyukur setidaknya aku tidak mati di usia muda. Aku kan belum bertemu pangeranku.

"Alhamdulillah ma.. Loly kira sudah mati karena disini hanya sendiri" Kulihat seluruh ruangan "dan ruangan ini serba putih. Hehehe. Papa dimana ma? "

Mama hanya menunduk lalu menampakkan senyum manis. "Loly setelah boleh pulang kita pindah ya ke surabaya. Kasihan nenek sendirian disana. Mama kan tidak punya saudara".

Mama mengalihkan pembicaraan seperti ada yang disembunyikan, tunggu.

" Loh kok pindah? Tapi ya sudahlah tidak masalah kita pindah. Kan Loly juga mau daftar beasiswa di universitas bagus di sana. Doakan Loly lulus seleksi beasiswa ya ma. "

"Iya sayangku. Anak gadis mama satu-satunya. Pasti mama doakan semoga anak mama yang cantik jelita tiada tara ini mendapatkan hasil yang terbaik"

"Aamiin" Kami bersama lalu saling menoleh dan tertawa. Entah , beginilah kami karena sering berdua jadi seperti sahabat juga karena mamaku yang tidak kolot serta selalu mengerti aku.

Esoknya aku sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah dari rumah sakit itu oleh dokter yang bertugas.

Sesampainya kami di rumah dibuat heran oleh banyaknya barang yang morat marit (berantakan) dimana-mana.

"Ma ini tas Loly kok dibuang? Dan semua ini barang Loly kan ma? "

"Sebentar sayang kita periksa dulu ke dalam. Semoga tidak benar"

Saat kami berjalan memasuki rumah terdengar suara tawa dua orang berjenis kelamin perempuan. Tawa yang renyah dan bahagia seperti telah memenangkan undian lotre miliaran rupiah.

"Hahaha.. Biarkan saja. Salah sendiri mamanya yang sudah usang itu melarang kamu memindahkan barang-barang anaknya ke gudang belakang".

" Iya mi. Kan jena maunya kamar itu untuk jena. Lagian harusnya dua orang itu tidak tinggal disini lagi. Bukannya papa dan orang jelek itu sudah bercerai? "

Belum juga terjawab sudah keduluan Loly menyahuti obrolan dua orang asing yang sedang duduk santai dan oh tidak gadis itu. Bukannya dia jena sahabat kecilnya?

"Jena kok kamu disini? Dan apa maksud kata-kata kalian tadi?"

Menoleh ke arah mama "siapa yang bercerai ma? "

Loly sedikit bingung.

Baru kemarin sore ia diminta mamanya untuk membeli tepung pisang goreng di salah satu minimarket dekat rumah lalu ia bertabrakan dengan seseorang dan masuk rumah sakit karena pingsan. Tapi setelah pulang kenapa semuanya sudah berubah? Apa yang salah sebenarnya? Ini tidak beres pikirnya.

"Ma kenapa diam saja. Siapa yang bercerai? Dan.. "

Belum selesai Loly bertanya pada mamanya yang terlihat sudah pucat sudah dipotong oleh mami Jena.

"Hei gadis buangan. Sama seperti mamanya. Cih merepotkan saja. Kalian itu sudah tidak dibutuhkan lagi disini. Dan oh ya Ronald papa kamu itu sudah menikah denganku dua tahun yang lalu. Jadi sesuai janjinya setelah dua tahun dia bercerai dengan mamamu yang bodoh dan kalian harus keluar dari rumah ini" Sarkas mami Jena.

"Ada apa ini ribut-ribut? " Papa Ronald turun dari lantai dua.

"Pa, kenapa tidak pernah pulang? Loly rindu papa. " Loly bergegas ke arah papa dan memeluknya.

"Papa sedang sibuk nak. Setelah ini tolong pindah ke kamar dekat gudang ya. Kamarmu biar ditempati oleh Jena. Dia menyukai nya"

Loly mendongak menatap tak percaya papanya akan berkata begitu.

"Kenapa Loly harus pindah? Itu kamar Loly".

" Tidak Loly, itu menjadi kamar Jena sekarang. Jadi bersikaplah lebih dewasa. Dia saudaramu sekarang. Papa minta akurlah kalian berdua"

Lantas Loly melepas pelukannya pada sang papa. Lalu menatap mamanya yang hanya terdiam membeku ditempat semula ia berdiri.

Apakah ini alasan papa jarang pulang dan hanya sesekali saja bahkan sehari pun tidak pernah menginap lagi di rumah. Kini sang papa telah pulang dengan membawa bom yang seketika memporak porandakan impiannya. Keluarga bahagia layaknya novel yang selalu ia baca.

Seketika Loly luruh merosot ke lantai. Air mata tak dapat terelakkan. Semuanya hancur. Mimpinya ingin pergi ke negara ginseng bersama mama dan papa untuk merayakan kelulusan. Ia mendapat juara satu seperti yang selalu papa bilang harus berprestasi untuk membuat papa bangga dan bahagia agar kerja kerasnya tidak sia-sia.

Kembali mendongak dan berjalan ke arah mamanya "Apa mama sudah tahu? "

Mama hanya menganggukkan kepala bahkan mengusap air mata sendiri saja sudah tak sanggup. Mama pasti lebih hancur.

Selamat Tinggal Jombang

Ku hampiri mamaku. Ku raih tubuhnya dan ku peluk dengan sangat erat seakan mengatakan tidak masalah ma, kita mengalah bukan berarti kalah. Kita tidak akan bersaing dengan mereka karena level kita berbeda.

"Karena papa sudah memiliki keluarga baru, baiklah tidak masalah. Loly akan ikut dengan mama saja" Kataku tanpa menoleh papa.

Aku sangat terluka tapi melihat mama yang hanya diam tanpa kata ku urungkan mendebat papa yang ternyata selama ini bermain serong bahkan sudah menikah diam-diam.

"Tidak usah pindah Loly. Kamu bisa tinggal di rumah ini. Papa cuma minta kamu untuk pindah kamar saja bukan pindah rumah" Bujuk papa.

"Cih. Tidak berperasaan sama sekali. Menyuruhku pindah kamar itu sama saja mengusirku dari rumahku sendiri. Semoga pilihan papa tidak salah" Batinku bergejolak.

Terlihat mami Jena menghampiri papa memegang dan mengelus tangannya.

"Sudahlah mas. Loly itu sudah besar. Biarkan dia menentukan pilihannya sendiri. Mungkin ia tidak menyukai kami" Rayunya dengan wajah murung. Berlagak korban saja.

Papa hanya menghembuskan nafas kasar. Susah sekali mengatur anak kandungnya sendiri. Pasti Fika tidak mendidiknya dengan benar. Ngapain saja selama ini. Kesal sekali rasanya.

"Sebaiknya papa urus saja keluarga papa yang berharga itu. Maaf Loly akan pergi saja dengan mama" Kata terakhir yang ku ucap sebelum membereskan semua barang milikku dan mama.

Setelah mobil pengangkut barang pesanan kami datang, kami berkemas dan pergi.

Selamat tinggal Jombang kota kelahiranku. Terima kasih sudah menemani 18 tahun ku dengan baik. Aku akan kembali.

Beberapa jam berlalu.

Sampai juga di Surabaya.

"Selamat datang Surabaya. Mari kita taklukkan dunia" Teriakku saat memasuki perbatasan kota.

Mama menoleh dan mencebik. "Jangan teriak Loly! Pak sopir kaget loh".

Aku hanya nyengir menunjukkan deretan gigi rapih dengan mengangkat tangan mengacungkan dua jari " Peace ma ".

Ah akhirnya bisa melihat wajah normal mama lagi, tidak pucat seperti di Jombang tadi.

Semoga kita bahagia tanpa papa ya ma.

Ku genggam tangan mama lalu menyenderkan kepala di bahunya.

" Bagaimana perasaan mama saat tahu papa mendua? " Tanyaku lirih.

Mama menghembuskan nafas berat. Seberat itukah.

"Lebih buruk dari saat kamu melihat song joong ki menikahi song hye ko" Jawab mama memberi perumpamaan seperti patah hati tersakit yang pernah ku rasa.

"Sejak kapan mama tahu papa menikah lagi? ".

"Dari awal mama tahu. Hanya tidak menyangka ada perjanjian seperti itu diantara papamu dan Erika"

"Ma.. Tante Erika itu sahabat mama kan? "

"Iya sayang. Sudah, kita lupakan saja mereka. Anggap sebagai mimpi buruk. Dan kamu harapan mama satu-satunya. Jadilah manusia yang memanusiakan manusia. Kamu tahu artinya? ".

" Siap bos" Jawabku sambil mengangkat tangan memberi tanda hormat layaknya angkatan militer.

Mobil berhenti tepat di perumahan sederhana milik nenek.

Barang-barang selesai diturunkan.

"Bu, barangnya tidak sekalian dimasukkan ke dalam? " Tanya pak sopir bersama rekannya.

"Boleh dibantu pak?" Mama kembali bertanya.

"Boleh bu".

" Sebentar ya pak. "

Aku dan mama mengetok pintu dan segera dibuka oleh mbak yang membantu mengurus kebutuhan nenek.

Barang-barang sudah dimasukkan ke dalam rumah tanpa tertinggal.

Aku memasuki kamar yang akan menjadi tempatku tinggal nanti. Mulai mengamati ternyata tidak buruk juga. Tapi apapun keadaanya aku akan menerima.

"Bagaimana nak, apa kamu suka kamar ini? " Tiba-tiba mama sudah berada di belakangku.

"Suka ma tapi apa boleh nanti Loly pasang wallaper dan beberapa sticker?"

"Boleh nak. Lakukan sesukamu. Ini kamarmu sekarang. "

Mama pergi lagi dan aku mulai menata ruangan dan merapihkan barangku.

Nenek sedang tidur. Karena ini sudah malam, aku hanya memasukkan baju dan menata beberapa aksesoris saja.

Sisanya akan ku rapihkan besok setelah membeli hiasan untuk kamar.

Ku rebahkan badanku. "Nyaman sekali. Hari ini sungguh berat. Papa jahat." Lirihku. Karena lelah menangis akupun tertidur.

Tidak seperti di Jombang. Disana aku selalu terbangun karena suara adzan subuh yang sangat kencang karena letak rumahku berjarak dua rumah saja dari mushola.

Di rumah nenek yang sekarang ku tinggali mushola nya agak jauh dari rumah jadi suara adzan hanya sayup-sayup saja. Jika ingin banhun tepat waktu aku harus memasang alarm di jam sholat subuh.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.

Mama selalu mengajarkan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. Karena aku beragam Islam jadi Tuhanku adalah ALLAH SWT. Tiada Tuhan yang ku sembah melainkan ALLAH.

Meski kami adalah orang awam dalam ilmu agama, mama selalu mengingatkan agar aku tidak meninggalkan sholat dan selalu menjaga diri dari laranganNya.

Seperti saat ini.

tok tok tok.

"Loly ayo banguun. Sudah jam setengah lima, waktunya sholat subuh. Sudah menjadi anak gadis tidak boleh telat. Masa harus dibangunin terus. "

"Baik ma. " sahutku dari dalam.

Kalian tahu? Teriakan mama saat subuh begini menandakan bahwa mama sehat. Entah dengan hatinya. Mama tidak pernah mau membebankan kehancuran hatinya pada ku. Padahal aku sangat ingin menjadi tempat mama bersandar. Karena papa sudah tidak peduli pada kami.

Sholat subuh sudah ku lakukan. Aku masih terlampau jauh dari 'alim. Karenanya aku selalu berusaha untuk tidak meninggalkan sholat. Sebab yang ku tahu hanya sebatas melaksanakan kewajiban pada Tuhan adalah bentuk rasa syukurku atas setiap kesempatan yang sudah ALLAH berikan pada ku.

Aku mulai keluar dari kamar dan menghampiri mama yang sedang bersiap akan pergi berjalan-jalan santai ke sekitar rumah.

"Loly tidak ikut ya ma? "

"Kenapa nak? "

Mama khawatir aku sakit. Ia memeriksa suhu tubuhku dengan menempelkan punggung tangannya di keningku.

"Loly tidak sakit ma. Hanya sedang malas, ingin tiduran saja"

"Anak gadis kok tiduran saja. Setelah subuh itu tidak boleh tidur. kamu mau bla bla bla. "

Ah mamaku ini masih subuh juga sudah ngomel-ngomel.

"iya iya ma. Loly ikut. Nih bersiap nih." Aku berlalu ke kamar untuk mengganti daster rumahanku dengan kaos lengan panjang dan celana training panjang lalu mengenakan jilbab segi empat. Tidak syar'i memang.

Sambil berjalan santai ku lihat kanan dan kiri hanya ada perumahan saja. Karena hari minggu jadi banyak orang yang juga sedang berolahraga di taman ujung perumahan.

Cletakk..

Hp ku terjatuh dari saku.

Setelah ku cek ternyata saku kiriku berlubang. Makanya hp itu jatuh. Sudah akan ku ambil aku keduluan seseorang.

"maaf mbak ini hp nya" ia mengambil dan menyodorkan memberikan hp padaku.

"iya terima kasih"

Ku terima. Baru saja ku angkat wajahku "oh my god!!! Dia kan yang waktu itu di depan alfxxxxx.

" Mari mbak. Permisi tante. "

PERKENALAN.

Loly Veronica seorang gadis remaja 18 tahun. Baru saja lulus dari salah satu SMA swasta di Jombang dengan membawa juara satu. Loly merupakan siswi berprestasi namun lain dengan kesehariannya yang sangat halu. Hal itu disebabkan hobinya yang sangat menggandrungi novel. Ia selalu menganggap bahwa setiap kisah akan berakhir bahagia begitu pula hidupnya.

Joan Andi Tama ketua pasukan khusus angkatan militer yang bertugas menangkap para penjahat kelas kakap. Meski begitu ia tidak pernah gagal dalam misinya. Di usianya yang ke 28 tahun belum pernah ada satu pun wanita yang bisa menggetarkan hatinya. Ia ingin menikah tapi dengan siapa? Kenalan wanita saja tidak punya. Tapi menjadi berbeda setelah pertemuan singkatnya dengan gadis kecil itu. Imut sekali.

Apakah kisah Loly akan benar berakhir bahagia seperti cerita-cerita di novel yang ia baca?

Simak kisah lengkapnya hanya di "Hai Tentaraku".

Btw ini novel pertama ku. Jadi mohon saran dan dukungannya ya..

Selamat membaca.

Salam hangat

Kim Amaterasu

Naksir Berondong

Tanganku masih mengatung dengan hp yang sudah berada dalam genggaman.

PLAK.

"Ah ma.. Kok ditabok sih? " sungutku terkejut.

"Kebiasaan, kamu itu perempuan harus jaga sikap. Masa lihat yang ganteng sedikit langsung ngeblank".

Mama mengomel lagi.

Belum juga menjawab tangan mama sudah nangkring di pinggangku yang ramping.

" Aduh aduh aduh maa.. Ya jangan dicubit juga Loly nya. Suka banget KDRT ".

Sedap sekali cubitan mamaku ini. Panas euy.

Aku cemberut tidak menerima kekerasan dalam rumah tangga antara aku dan mama ini.

Eh mama malah senyum-senyum sendiri. Terlihat sedikit aneh.

" Katanya anak perempuan tidak boleh senyum-senyum sendiri. Nanti kesambet loh ma".

Mama terbengong dengan ucapanku. haha

Aku tersenyum jahil.

"Jangan-jangan mama naksir cowok tadi ya? Ih ma, Loly gak mau punya papa berondong tau ".

Satu, dua, tiga.

" Loly..... ". Mama kesal gengs. Hahaha

Sebelum mama melakukan kekerasan dalam rumah tangga dalam bentuk yang lain, aku segera berlari ke tempat yang paling aman. Rumah nenek.

Pov Joan

Setelah misi menegangkan dua minggu lalu team ku mendapatkan cuti satu minggu.

Dua hari sudah ku habiskan menunggui di rumah anggotaku yang terkena luka tembak di bagian tangannya saat menjalankan misi tersebut. Untung saja hanya tergores karena aku sempat menariknya saat pimpinan mereka akan menembak. Kini tinggal empat hari masa cuti ku.

Aku memutuskan untuk berjalan santai di lingkungan perumahan orang tuaku.

Saat mendekati ujung jalan perumahan tepatnya taman aku melihat ibu paruh baya yang berjalan dengan seorang gadis, mungkin anaknya.

Seketika aku terfokus dengan gadis imut berkerudung di samping ibu itu.

Bukankah dia yang aku jumpai di Jombang dua hari lalu?.

Untuk memastikannya aku berjalan mendekat ke arah mereka. Semakin dekat langkah ku jantung ini berdetak lebih kencang. Senyumnya semanis ini bagaimana aku tidak terpesona?.

PLETAK.

Benda apa yang terjatuh? Aku tidak membawa apapun kemari jadi tidak mungkin barang milik ku yang jatuh. Setelah ku toleh, di bawah tepatnya satu langkah di belakang gadis itu ada benda kotak berwarna rose gold tergeletak.

Secara spontan aku berjalan lalu meraih benda tersebut. Oh, hp nya terjatuh. Langsung saja ku berikan padanya.

"Maaf mbak ini hp nya".

Ku pandangi saja wajahnya. Ekpresi itu, kenapa selalu terbengong saat melihatku?. Apa aku aneh?. Begitu pikirku.

" Iya makasih". Jawabnya.

Ah halus sekali suaranya.

Sebenarnya aku ingin berkenalan tapi bibir ini tiba-tiba saja sangat kaku. Merasa agak kelu dan sulit mengucap sekedar kata tanya siapa nama mu?.

"Mari mbak, permisi tante".

Sial. Kenapa malah berpamitan sih.

Segera aku bergegas pulang untuk menanyakan hal penting ini pada mama. Sebagai ibu-ibu arisan mama pasti tahu gosip terkini.

Siapa nama gadis imutku Tuhan?? Aku mau berjodoh dengannya. Gila. Aku sudah jatuh cinta pada anak orang. Inikah cinta? Hahaha.

Pov end.

"Assalamu'alaikum". Salam ketika akan membuka pintu rumah.

Walau tak nampak ada orang yang akan menjawab salam tetapi mama pernah mengatakan tetaplah mengucapkan salam meski tidak ada yang akan menjawab. Kenapa? Aku juga belum tanya mama. hehe

Segera ku hampiri mama yang sedang menjemur pakaian di teras belakang.

Ku peluk mama dari belakang.

" Astaghfirullahal 'adhiim".

Mama terkejut dengan pelukanku. Aku memang tipe cowok penyayang keluarga, bisa disebut family man. Semenjak papa gugur dalam medan hanya mama dan adikku Rini Wulandari yang saat ini di pesantren yang menjadi pelepas lelahku.

"Ma, Jo lagi jatuh cinta". Sahutku tak menghiraukan keterkejutan mama.

" Benarkah? Apa perlu mama lamarkan sekarang? ". Mama senangnya bukan main dan melupakan jemuran bajunya.

Mama menggeret tanganku ke kursi yang berada di teras belakang rumah.

" Siapa dia Jo? Orang mana? Apa mama sudah kenal? ".

Aku tersenyum mendengarkan pertanyaan mama yang beruntun itu. Bingung jawabnya kan.

Aku mengusap lembut tangan mama.

"Pertanyaan mana yang harus Jo jawab lebih dulu ma? " Aku bertanya dengan lembut kepada mama.

"Semuanya" Wajah mama cerah sekali seperti mentari pagi ini.

"Baiklah akan Jo jawab pertanyaan mama tapi tolong bantu Jo ya ".

" Everything for you son".

"Baiklah, sebenarnya Jo belum tahu namanya dan dimana rumahnya" Aku meringis menggaruk kepala bagian belakang ku yang tidak gatal.

Haaa.. Mama melongo tidak percaya. Bagaimana tidak. Umurku sudah 28 tahun belun pernah naksir cewek, belum pernah berpacaran. Baru sekalinya jatuh cinta malah tidak tahu siapa yang ku cintai.

Jangan-jangan pacar orang lagi. Apakah ini yang disebut galau karena ketidakpastian yang sering disebut-sebut oleh beberapa temanku ya?.

Katanya kalau belum ada kepastian merek resah, gelisahjuga gugup dalam waktu yang bersamaan. Apakah aku galau?

No, ini tidak keren.

Dasar narsis Jo ini (author).

"Kalau tidak tahu namanya ya bagaimana mama mau bantu Jo". Wajah mama murung lagi. Aku harus bagaimana lagi. Memang begitu kenyataannya.

" Ya mau bagaimana ma" Aku menunduk lesu.

Triing.. Seperti ada sebuah lampu neon menyala di atas kepalaku. Aha aku punya ide.

"Jadi gini ma, tadi itu Jo baru aja ketemu sama dia di ujung jalan perumahan kita ini".

" Tapi Jo masih belum tahu namanya karena Jo baru pertama ini melihat dia. Coba deh mama tanya sama teman-teman arisan mama. Siapa tahu dia warga baru disini". Lanjutku.

Mama melihat ku tak percaya.

"Joan Andi Tama. Kamu bilang baru saja bertemu dan tidak bertanya namanya? Kamu gimana sih Jo?"

Aku hanya meringis saja di depan mama. Malu dong kalau mama tahu aku nervous di depan cewek. Masa sudah tampan dan gagah begini ngadepin satu cewek engga berani maju sendiri malah minta bantu mama. Mama tidak boleh tahu ini. Haha.

"Ck. Dasar kamu Jo. Semoga saja dia bukan milik orang lain".

Bagai tersengat belut listrik aku melihat mama dengan cepat seperti berita sekilas info.

" Tenang saja Jo. Dengan kekuatan super emak yang mama punya, mama pasti mendapatkan informasi lengkap dari gadis mu itu".

Enak saja orang lain mau sama cewek yang ditaksir anakku. Huh.

Sebelum janur kuning melengkung mari kita berjuang untuk meraih kemenangan. Batin mama Joan.

Sudahlah terserah mama saja. Yang penting nanti aku bisa mendapatkan gadis itu. Semoga dia memang bukan milik orang lain. Biar aku tidak menjadi pebinor. Hiii serem.

Joan menikmati waktu libur dengan hanya dengan tiduran tidak jelas di kamarnya.

Bosan juga. Biasanya dia menjalankan berbagai misi berbahaya yang menegangkan tapi kini ia hanya berdiam diri.

"Vin, gue tunggu lo sekarang di cafe hoki".

Di cafe.

" Kenapa tuh muka kusut banget kaya kanebo kering? ". kevin

" Sial. Gua jatuh cinta vin".

"Hahaha. Bisa juga lo jatuh cinta?" Ledek Kevin.

"Gue masih normal kali. Emangnya Lo, buaya kadal buntung".

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!