NovelToon NovelToon

Aku Dan Kamu

BAB 1 : Pemilihan Ketua Osis

Pagi cerah hari ini. Marvel sudah siap dengan perlengkapannya untuk ke sekolah. Ia bersiap serapi mungkin karna hari ini ada pemilihan ketua osis.

Remaja yang baru saja menginjak umur 16 tahun itu sedang mencalonkan dirinya untuk menjadi ketua osis.

Marvel itu pintar, jadi saat masih di sekolah dasar ia loncat kelas dan meninggalkan kembarannya di kelas 2 sementara Marvel berada di kelas tiga. Dan sekarang, Marvel yang harusnya ada di bangku kelas 10 malah berada di kelas 11.

Marvel turun dari kamarnya. Ia di sambut dengan sarapan yang lezat di meja makan, tentu saja itu buatan bundanya, Kiara.

"Bang gak usah mikirin jodoh Sky ya. Sky gak mau nikah. Ntar perusahaan kan Marvel yang lanjutin." ucap Skyler menolak. Skyler Anggara, Pria yang usianya sudah 27 tahun dan akan menginjak umur 28 tahun itu masih belum memiliki jodoh.

Skyler langsung mendapat jitakan dari abangnya itu.

"Bocah, kalau gak mau nikah, terus jadi perjaka tua gitu?" tanya Nathan.

"Ya, Sky sengaja buat lanjutin gelar abang itu. Perjaka tua, keren kan?" tanya Skyler.

"Keren dari mana? Kalau kamu gak nikah artinya kamu gak laku." sindir Kiara.

"Kak Kiara kok gitu atuh. Skyler ini ganteng, kaya, pintar. Banyak kok cewe yang ngantri buat jadi pacar Sky." balas Skyler.

"Ya kalau gitu ayo nikah. Temen-temen kamu aja udah pada nikah." ucap Kiara.

"Hahaha kak! Kalau kakak omongin generasi Sky, ya udah pada nikah. Tapi kalau omongin generasi Marvel, belum ada yang nikah. Contoh aja Adnan sampai sekarang jomblo. Aksa sama Alaska ga ada bedanya, mereka malah ikutin Sky jadi Playboy. Elkan doang yang keliatannya punya orang yang di sukai. Kalau Marvel, agak di ragukan buat punya pacar." ucap Skyler langsung mendapat tatapan tajam dari Marvel.

"Pacaran gak guna." suara Marvel itu mampu mendiamkan Skyler. 3 kata bagi Marvel itu sudah cukup panjang untuk hari ini.

"Morning semua!" teriak seorang anak perempuan yang berusia sama dengan Marvel. Dia adalah Maureen Anggara, kembaran Marvel.

Maureen duduk dengan riang di meja makan. Ia mengambil roti bakar miliknya dan memakannya.

"Gimana rasanya udah masuk semester dua?" tanya Kiara.

"Maureen senang banget bun. Rupanya SMA asik banget." jawab Maureen. "Di kelas sepuluh IPA 3 orangnya asik bun." jawab Maureen antusias.

"Kelas sebelas IPS gimana kak?" tanya Kiara kepada Marvel.

"Biasa aja." jawab Marvel datar dan selalu irit bicara. Marvel selalu suka melakukan tindakan dari pada memperbanyak bicaranya.

"Bun Maureen juga pengen kelas sebelas. Tapi otaknya kak Marvel gak bisa Maureen kalahin." ucap Maureen sambil memajukan bibirnya.

"Eh siapa bilang? Maureen itu pinter. Kan sering belajar sama Uncle, artinya Maureen udah pinter!" sahut Skyler.

"Hm? gitu ya? Kalau gitu Maureen bakalan belajar terus sama Uncle Sky!" ucap Maureen senang.

"Berangkat." ucap Marvel sambil memegang tangan Maureen. Maureen mengangguk dan menyalimi kedua orang tuanya begitu pun Marvel.

Marvel memberikan helm kepada Maureen. Maureen pun memakainya.

"Pakai mobil aja kak. Panas tau!" ucap Maureen.

"Macet." jawab Marvel singkat. Maureen memajukan bibirnya. Ia kesal dengan Marvel. Biasanya juga Marvel dan Maureen pergi menaiki mobil, tapi ntah kenapa hari ini Marvel malah mengeluarkan motor sportnya itu. Maureen semakin kesal karna ia sangat susah menaiki motor Marvel mengingat rok sekolahnya yang diatas lutut.

"Tidak ramah! Huh! Bintang satu!" ucap Maureen sambil memberikan jempol kebawah. Marvel hanya menyikapinya dengan melihat saja. Marvel pun mulai menjalankan motornya.

Hanya 10 menit perjalanan saja mereka sudah sampai di SMA Singgasana. Biasanya jika menggunakan mobil, mereka akan menempuh waktu sekitar 20 menit karna terkadang macet, apa lagi ini hari senin.

"Wow! Cepat!" puji Maureen. Marvel tetaplah Marvel, walau di puji ekspresi wajahnya itu tetap saja datar. Marvel berjalan mendahului Maureen. Maureen pun mengikuti Marvel.

"Huh! dasar batu es kutub! Komplit! Sekalian pinguennya bawa!" kesal Maureen yang sedari tadi mengajak Marvel berbicara tapi sama sekali tak di respons.

"Hai Marvel! Aku bawa makan siang buat kamu. Enak banget, cobain yah!" ucap seorang siswi. Marvel menatap siswi itu sebentar lalu pergi tanpa mengambil makanan itu.

"Maureen! Tunggu dulu! ini.." perkataan siswi itu berhenti saat Maureen di tarik pergi oleh Marvel.

"Kalau bukan adiknya Marvel, udah gue bunuh lo Maureen!" ucap siswi itu.

•••

"Kak kelas aku di sana! Ini kawasan anak IPS." ucap Maureen. Marvel sama sekali tidak merespons ucapan Maureen tadi. Ia menggengam tangan adiknya itu sampai masuk ke kelasnya. Marvel melepaskan tangan Maureen lalu meletakkan tasnya. Marvel memasukkan tangannya ke saku.

"Apa?!" tanya Maureen kesal.

"Ku antar." jawab Marvel. Marvel menyelonong begitu saja tanpa menunggu Maureen.

"Kak tunggu!" ucap Maureen kesal. Maureen sudah biasa dengan sikap seenaknya Marvel. Tapi ntah kenapa hari ini dia sangat kesal.

Marvel masuk ke kelas Maureen dan memeriksa laci adiknya itu. Ia menemukan beberapa bungkus coklat dan langsung mengambilnya.

"Kak, ada coklat. Maureen mau!" ucap Maureen sumringah. Matanya berbinar melihat coklat. Marvel menatap Maureen lalu berjalan keluar dan membuang coklat itu.

"Kok di buang?! Kan sayang!" ucap Maureen yang sudah tidak dapat menahan kesalnya.

"Gak sehat." jawab Marvel. Marvel masuk ke kelas Maureen. Maureen hanya mematung di tempatnya.

"Maureen! Kebetulan! Gua ada hadiah buat lu." ucap seorang Siswa. Mendengar itu, Marvel keluar dari kelas Maureen dan menatap tajam siswa laki-laki itu.

"Apa?" tanya Marvel dengan nada garang.

"Hadiah buat Maureen lah masa buat lu!" jawab siswa itu. Marvel mengambil hadiah itu dan membukanya. Marvel menaikkan alisnya sebelah dan menutup kembali hadiah itu. Lalu mengembalikannya kepada siswa itu.

"Pergi." ucap Marvel sambil menatap tajam siswa itu.

"Ck, Ren. Gua kalau punya kakak kayak Marvel, gua langsung kabur dari rumah. Gila aja lu tahan sama sikap dia yang irit bicara dan pikirannya sama sekali gak ketebak." ucap siswa itu lalu pergi. Marvel pun ikut pergi dengan siswa itu. Sepertinya dia kembali ke kelas. Upacara akan segera di mulai.

"Emang isi hadiahnya apa?" gumam Maureen.

•••

"Semua kandidat ayo siap-siap! Kita akan mulai pembacaan visi misi setelah upacara!" ucap ketua osis yang lama. Mereka semua mengangguk mengerti.

"Semangat Marvel! Kamu pasti bisa!" ucap Wakil ketua osis.

"Hm." jawab Marvel singkat. Wakil ketua osis itu hanya tersenyum saja.

Upacara di mulai. Marvel diam di barisannya, ia melaksanakan upacara dengan khidmat. Setelah upacara itu selesai, Para pasangan kandidat ketua dan wakil ketua osis pun di panggil untuk penyampaian Visi dan Misinya.

Semua pasangan kandidat sudah di panggil, saat ini adalah giliran Marvel.

"Baiklah kita panggilkan Pasangan Kandidat nomor urut tiga yaitu Marvel Rathan Anggara sebagai calon Ketua Osis dan Elkan Keizo Prince sebagai wakil ketua osis." ucap wakil ketua osisnya. Marvel sengaja memilih Elkan sebagai pasangannya, mengingat dirinya dan Elkan sangat terkenal di kalangan Siswi SMA Singgasana, membuat peluang mereka untuk menang semakin besar.

"KAK MARVEL!" teriak Maureen. Marvel tersenyum tipis kearah Maureen berbeda dengan Elkan yang memberikan senyum manisnya kepada semua orang.

•••Bersambung...

Haloo ini nih novel generasi kelima. Author akhirnya kebablasan buat generasi kelima. Tapi tenang aja novel ini khusus generasi kelima Elkan, Marvel dan Maureen. Nanti author akan kasih sedikit cerita tentang Adnan, Skyler, Akra dan Alaska. Tapi inti cerita ini adalah Marvel, Maureen dn Elkan.

BAB 2 : Dia Adikku

Acara pemilihan itu selesai, Maureen kembali ke kelasnya. Ia sangat senang Marvel dan Elkan akhirnya terpilih menjadi ketua dan wakil ketua osis.

Maureen juga turut penasaran sama seperti yang lainnya. Kenapa bukan Elkan yang menjadi ketua? Kenapa dia malah menjadi wakil ketua? Padahal Marvel lebih muda dari pada Elkan, sifat Marvel yang dingin dan cuek itu pun membuat banyak orang sedikit ragu. Tapi melihat wakil ketua Osisnya adalah Elkan, mereka bisa sedikit merasa lega.

"Reen!" panggil seorang siswi. Maureen berbalik dan langsung berlari dan memeluk siswi itu.

"Ana!" ucap Maureen senang. "Kemana aja? Kak Elkan nyariin loh." ucap Maureen.

"Haha kamu yang nyariin aku atau kak Elkan?" goda Ana.

Anastasia Kirania atau biasa di panggil Ana ini adalah sahabat karib dari Maureen. Ana sudah lama tidak masuk sekolah sampai beredar kabar bahwa ia telah pindah ke luar negri dan membuat Maureen yang statusnya sahabat Ana dari Bangku Sekolah Menengah Pertama ini sangat sedih bahkan sering murung.

"Kamu kemana aja? Udah satu semester gak masuk?!" tanya Maureen heboh.

"Aku kan ikut pertukaran pelajar. Ini baru pulang." jawab Ana.

"Aa Kangen!" ucap Maureen memeluk Ana lagi.

•••

"Yap semua dokumennya di rangkap aja. Rangkap juga dokumen Osis yang tahun sebelumnya." ucap Elkan. Hanya Elkan yang sibuk dan banyak bicara. Sedangkan Marvel hanya diam sambil menganalisis dokumen Osis tahun sebelumnya. Marvel juga menyusun struktur osis untuk tahun ini.

Elkan ibaratkan mulut Marvel. Elkan yang akan bicara dan memerintah atas izin dan perintah dari Marvel, Marvel akan bicara jika itu sangat penting, contohnya rapat.

"Formulir masuk Osis." ucap Marvel sambil menyodorkan kertas yang baru ia print tadi.

"Sekarang banget?" tanya Elkan.

"Jamkos, bagikan." jawab Marvel singkat. Elkan sebenarnya agak merinding bekerja sama dengan Marvel. Tapi ia harus membiasakan dirinya.

Elkan mengambil setengah kertas itu dan setengahnya lagi di tangan Marvel.

"Lu ikut?" tanya Elkan. Marvel hanya mengangguk.

"Yakin ikut? Ntar kalau lu ikut yang ada mereka gak jadi masuk osis." ucap Elkan. Tapi ucapan Elkan itu tak di gubris oleh Marvel ia malah berjalan meninggalkan Elkan yang masih berdiri di depan ruang osis.

"Woi cuy tunggu!" teriak Elkan. "Bisa darting gua kerja sama lu!" teriak Elkan lagi. Marvel masih tak mengubris Elkan.

Ck, ga jelas. batin Marvel.

Marvel berjalan kearah toilet dan melihat toilet wanita yang ramai. Marvel yang sama sekali tidak ada rasa penasaran pun melewati saja toilet itu karna ia akan membagikan formulir ini kepada anak kelas sepuluh Kelas IPA dan Elkan tetap mengejar Marvel di belakang.

"Kak Marvel!" teriak seseorang. Pendengaran Marvel cukup tajam. Ia mendengar namanya di sebut di ributnya kerumunan itu. Marvel pun berbalik dan menemukan Elkan yang ingin menghampirinya.

"Maureen." ucap Marvel kepada Elkan. Mereka berdua pun menerobos kerumunan itu.

Marvel melihat Maureen yang berusaha melawan sedangkan Ana sudah terduduk lemah.

"Ana!" ucap Elkan kaget dan menghampiri Ana. Ia menggendong Ana dan membawanya ke UKS secepatnya.

Sedangkan mereka, pembully Ana dan Maureen langsung berhenti saat melihat wajah garang Marvel. Sepertinya mereka salah telah mengganggu Maureen.

Tatapan tajam Marvel mampu menusuk ke jantung mereka.

"Kak Marvel?" tanya seorang pembully itu. Ia menghampiri Marvel dan bergelayut manja di lengannya Marvel. Marvel yang tidak suka kulitnya di sentuh orang lain langsung menghentakkan tangannya.

"Kalau lu lupa, Dia adik gua." ucap Marvel kepada siswi yang membully Ana dan Maureen. "Dan kalau lu lupa lagi, Ana itu calon Elkan." ucap Marvel lagi. Hari ini dia sudah terlalu banyak mengeluarkan kata. Tadi itu termasuk kata paling panjangnya ketika berbicara kepada siswa dalam 3 tahun terakhir.

"Jangan lihat aja, seret mereka ke BK." ucap Marvel dengan nada yang masih dingin kepada para siswi yang melihat kejadian itu. Mereka hanya melihat tanpa mau melerai.

Marvel menarik tangan Maureen dan membawanya ke UKS.

"Elkan jaga Maureen. Ada dua tikus yang harus di selesaikan." ucap Marvel. Kalimat ini adalah kalimat yang cukup panjang bagi Elkan. Sepertinya Marvel memang sangat marah.

Marvel keluar dari UKS. Maureen menatap Elkan takut.

"Kak Elkan, kalau kak Marvel ngelakuin hal yang aneh-aneh gimana?" tanya Maureen.

"Gak bakalan Reen. Marvel itu orang yang paling bijak yang kakak kenal." jawab Elkan menenangkan Maureen.

"Huft! keadaan Ana gimana kak?" tanya Maureen.

"Kayaknya dia hanya Shok dan ada benturan cukup kuat di kepalanya. Itu opimi anak PMR. Mereka lagi panggil dokter." jawab Elkan. Maureen hanya mengangguk.

•••

Marvel sampai di ruang BK. Sudah ada Ibu Fira di sana.

"Menurut kamu gimana Marvel?" tanya Bu Fira.

"Ini suatu tindakan pembullyan tingkat fisik yang harus di kasih Skorsing agar membuat efek jera kepada mereka." jawab Marvel. "Kalau perlu, kita panggil kedua orang tua mereka, juga orang tua korban." ucap Marvel masih dengan nada dinginnya yang membuat ketiga siswi pembullyan itu merinding. Bahkan Bu Fira yang tidak bersalah pun ikut merinding.

"Oke kamu jangan serem gitu. Ibu merinding lihat kamu." ucap Bu Fira. Marvel tidak merespons.

"Karna kebetulan orang tua saya dan Maureen sedang tidak ada di rumah, saya akan menelpon Om saya. Karna kalau saya jadi walinya, saya merasa tidak profesional." ucap Marvel. Ini juga termasuk kalimat terpanjangnya jika berbicara dengan guru.

"Oh oke, ibu akan menelpon orang tua Ana dan juga mereka bertiga." ucap Bu Fira.

"Sementara menunggu orang tua kalian datang, Hormat bendera sekarang." ucap Marvel. Ini yang bu Fira suka dari Marvel. Ia membuat hukuman yang akan membuat mereka bertiga jera dan tidak melakukan kesalahan lagi.

"Kok di skor? Panggil orang tua? sama hormat bendera? Gak adil banget!" ucap salah satu dari pembully itu, bernama Tasya.

"Sejak kalian masuk SMA Singgasana, kalian di perkirakan sudah membully 5 anak lainnya. Itu belum termasuk Maureen dan Anastasia." jawab Marvel membuat mereka tercengang. Dari mana ia tau semua itu?

Lagi-lagi bu Fira tidak habis pikir dengan Marvel yang sudah menyelidiki mereka sebelum menghukum mereka.

"Apa lagi? hormat bendera sekarang!" ucap Bu Fira. Dengan malas mereka berdiri dan berjalan malas menuju tiang bendera.

•••

"Hah? Proyek apa?" tanya Skyler kepada Adnan. Ada Akra dan Alaska juga di sana.

"Gua ada ide untuk buat proyek Gelang pasangan." ucap Adnan.

"Basi!" jawab Skyler, Akra dan Alaska bersamaan.

Drtt....Drtttt.....

"Ya dengan Skyler Anggara. Ini siapa?" jawab Skyler.

".........."

"Apa?! Baik saya akan segera kesana." jawab Skyler.

"Ada apa?" tanya Akra.

"Maureen di Bully. Ana juga." ucap Skyler.

"Ntar, Ana yang di bicarakan Elkan itu kan?" tanya Alaska.

"Iya dia." jawab Skyler.

"Wah parah banget Maureen Anggara di bully!" ucap Akra kesal.

•••Bersambung...

BAB 3 : Masakan Marvel

Setelah Skyler datang, bukannya ia memperbaiki suasana, tapi ia malah memperburuk suasana. Untung ada Adnan yang menyelesaikan semuanya. Sepertinya Marvel kali ini melakukan kesalahan dengan memanggil Skyler.

Setelah masalah itu selesai dan ketiga pembully itu di skors selama 4 hari, Skyler dan yang lainnya langsung menghampiri Elkan di UKS.

"Maureen! Kamu ga apa-apa?" tanya Skyler.

"Ga apa Uncle, makasih udah mau datang." ucap Maureen tersenyum manis.

"Ana gimana Kan?" tanya Akra.

"Udah lebih baikan bang. Tadi kata dokternya cuman Shok aja karna ada darah keluar dari keningnya." jawab Elkan. Akra mengangguk.

"Bagikan ini." ucap Marvel sambil memberikan formulir Osis itu.

"Hah! Gak ada tempat sih lu. Ini mereka masih belum baikan, masa kita nyebarin itu." ucap Elkan kesal

"Ada mereka." jawab Marvel singkat. Akhirnya mau tak mau Elkan harus ikut dengan Marvel untuk membagikan formulir itu.

"Kak Marvel! Tinggalin 2 formulir dong aku sama Ana mau masuk." ucap Maureen. Marvel meninggalkan dua formulir untuk Maureen dan Ana.

•••

Marvel dan Elkan masuk kedalam kelas, semua siswi bersorak senang saat kedua pria tampan, most wanted sekolah serta ketua dan wakil ketua osis baru masuk.

"Kak aku mau masuk osis!" teriak salah satu siswi.

"Tenang dulu, kita belum kasih tau tujuan kita kan? Lagian kita cari anggota yang serius bukan yang mau masuk karna mau dekat sama kita berdua." jawab Elkan.

"Yah!" jawab semua siswi itu.

"Yang ingin masuk ambil ini. Kami akan menyeleksinya." ucap Marvel dengan nada datar tanpa irama. Mereka pun maju dan rata-rata yang maju adalah para siswi.

Pulang...

Semua anggota yang mengambil formulir tadi berkumpul termasuk Ana dan Maureen. Elkan membacakan siapa-siapa saja yang di terima dan di bidang mana mereka akan di tugaskan.

"Baik selamat bagi yang di terima. Untuk yang tidak di terima, kalian bukan tidak bagus tapi mungkin belum rejeki. Dan semua ini atas persetujuan Pak Bagas selaku pembina kita." jelas Elkan. Mereka mengangguk mengerti.

"Untuk ketua osis, ada yang mau di sampaikan?" tanya Elkan. Marvel mengangguk.

"Terima kasih karna telah bergabung dan selamat datang untuk pengurus osis baru. Bagi yang tidak masuk jangan berkecil hati. Untuk semua pengurus osis saya akan adakan rapat. Rapat ini akan dihadiri kepala sekolah serta para pembina osis. Jadi semuanya wajib datang." ucap Marvel tegas.

"Baik!" jawab mereka semua.

"Untuk jadwal akan saya infokan di grup." ucap Marvel lagi.

"Baiklah kalian udah boleh pulang." sahut Elkan.

"Arhan gak ikut?" tanya Elkan. Marvel hanya menaikkan bahunya yang berarti ia tak tau.

"Hai hai! Bang Elkan gua nebeng ya. Motor gua tadi habis bensin." ucap Arhan. Arhan Arlata adalah anak dari Galen dan Arabella Arlata.

"Beli lah." ucap Maureen.

"Ren gua lagi bokek. Papa gak kasih gua uang jajan. Jahat banget kan." ucap Arhan.

"Ya Om Galen gak kasih lu jajan karna lu nongkrong mulu gak mau belajar. Apa kabar Arlata Crop kalau di tangan lu!" ucap Elkan.

"Bang Elkan kalau ngomong suka bener deh. Eh tapikan gua mayan pintar bang. Otak gua kan sebelas dua belas sama Maureen dan Ana." ucap Arhan.

"Lo di bawah gue ya Arhan! Ibaratkan Ana rank satu, gue rank dua dan lu rank lima!" ucap Maureen.

"Buset, jauh bener? Kok lu ngasih penilaian gak nanggung-nanggung?" tanya Arhan.

"Banyak bacot." ucap Marvel berjalan meninggalkan mereka.

"Kak Marvel!" teriak Maureen berlari mengejar Marvel.

"Gua nebeng ya." ucap Arhan lagi.

"Ck, dasar beban!" ucap Elkan. Elkan kesal, seharusnya ia bisa lebih dekat dengan Ana karna hanya berdua saja di mobil. Tapi Arhan datang menganggu. Tak terbayangkan betapa kesalnya Elkan.

•••

"Kak, kakak pernah mikir buat pacaran gak sih? Nyariin Maureen kakak ipar gitu." ucap Maureen.

"Gak niat nikah." jawab Marvel. Maureen mengerucutkan bibirnya. Kenapa bisa kakaknya tidak mau menikah? Artinya ia tidak akan punya kakak perempuan. Marvel sangat menyebalkan.

"Sampai, turun!" ucap Marvel. Maureen turun dengan lesu.

"Kenapa?" tanta Marvel.

"Kakak harus nikah! Aku pengen punya kakak cewe! Gak apa walau kakak ipar!" ucap Maureen.

"Suruh bunda angkat anak." jawab Marvel sepele.

"Gak boleh! Anak perempuan Bunda cuman Maureen. Tapi menantu perempuan bunda cuman dari kakak dan itu hanya satu!" ucap Maureen. Marvel menghampiri Maureen lalu mengelus rambut Maureen lembut.

"Baiklah, carikan aku kakak ipar yang kau suka." ucap Marvel. Maureen tersenyum senang. Marvel memang sangat dingin dengan orang luar, tapi dengan Maureen sisi lembut Marvel sedikit terlihat.

"Oke akan aku carikan kak. Aku carikan yang cantik, pintar, baik, dan ceria. Yang paling penting bisa terima kakak yang dingin, tidak peka dan tidak bisa di tebak ini." ucap Maureen. Marvel tersenyum tipis dan kembali mengelus rambut adik tersayangnya itu.

"Terserah." jawab Marvel. Marvel menurunkan tangannya dari Maureen dan masuk kedalam rumah. Maureen pun menyusul Marvel dengan berlari karna bahagia.

"Maureen jangan berlari!" ucap Marvel. Maureen hanya memberi cengirannya. Marvel masuk ke kamarnya dan pergi mandi sedangkan Maureen masih memikirkan tipe-tipe kakak ipar yang pas untuk kakak kulkas sepuluh pintunya itu.

Malam tiba, Skyler dan Maureen sedang bingung karna Kiara sama sekali tidak memasakkan mereka makanan sebelum pergi.

"Bunda sama Ayah belum pulang ya? Jadi siapa yang masak?" tanya Maureen.

"Kita delivery aja." jawab Skyler.

"Nanti kak Marvel gak mau makan Uncle. Kak Marvel paling anti sama makanan luar." jawab Maureen.

"Jadi gimana? Masa kita mau mati karna kelaparan?" tanya Skyler.

"Uncle masak, Maureen gak pandai masak." ucap Maureen.

"Seharusnya kamu yang masak, cewe itu harus bisa masak. Jangan-jangan kamu cewe jadi-jadian ya." ucap Skyler. Maureen cemberut. Ia sangat lapar dan Skyler malah memancing amarahnya.

"Ck, berisik sekali." ucap Marvel sambil berjalan melewati meja makan dan mengambil apron lalu mengenakannya di tubuhnya agar bajunya tidak kotor.

"Aku yang akan masak." ucap Marvel.

"Nah bagus!" ucap Skyler. Maureen yang pertama kali melihat kakaknya itu menggunakan Apron langsung membuat vidio Marvel tengah memasak. Ia yakin followersnya akan bertambah jika ia posting ini di media sosial.

Dua puluh menit menahan lapar, Akhirnya Marvel selesai dengan masakannya. Tampilan masakan Marvel sangat menggugah selera. Sepertinya itu enak.

"Markicob! Mari kita coba!" ucap Skyler senang. begitu pun dengan Maureen yang juga tampak senang.

Marvel duduk di meja makan dengan wajah datarnya dan mencoba ayam goreng serta nasi goreng buatannya.

"Woah! Jinjja? Daebak! Ini enak banget!" ucap Maureen. "Kak Marvel lain kali harus masak lagi sih. Ini sumpah enak banget, kalau boleh jujur lebih enak dari masakan bunda." ucap Maureen.

"Setuju, masakan Papa sama masakan Kak Kiara kalah sama masakan kamu Vel!" ucap Skyler.

"Yah Maureen gak pernah ngerasain masakan Grandpa. Gimana rasanya Uncle?" tanya Maureen.

"Ya mau gimana? Grandpa dan Grandma kamu udah meninggal bahkan sebelum kalian di buat. Masakan Papa itu gak bisa di gambarkan dengan kata-kata, bahkan masakan mama Kinan aja kalah." jawab Skyler. Maureen mengangguk sedangkan Marvel tetap di posisi diam sambil menikmati masakannya itu.

"Simple aja sebenarnya, selagi ada sosmed orang yang gak pandai masak jadi pinter masak." ucap Skyler.

•••Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!