Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
Author POV
Hello Guys..
Namanya Indira Wisnu, biasa di panggil Dira..
Dia adalah anak pertama dari pasangan Indra Wisnu dan Rena Wisnu..
Dia terlahir di keluarga yang kaya raya.. Orang tua nya merupakan orang terkaya di kota B.
Dia orangnya santai dan tidak perduli dengan omongan orang berbeda dengan adiknya yang pendiam.
Sebentar lagi umur Dira 18 tahun, sekitar sebulan lagi.. Berat badannya 45 kg, tidak pernah naik bahkan sering turun.. hmm, dia kuyus guys 😁😁
Adiknya bernama Raina Wisnu, umurnya 14 tahun, kelas 2 SMP
Semenjak Dira kuliah, Dira tidak tinggal dengan orang tuanya ,Dira tinggal bersama kakek nya di Kota A sedangkan orang tua Dira tinggal di kota B
Dira mengambil jurusan Pendidikan kimia di Universitas X.. yang sangat tekenal dan favorit setiap orang..
Kakek Dira sangat memanjakan Dira seperti anak kecil. Kakeknya lebih kaya dari Ayahnya
Owh ya lupa, aku perkenalkan kakek Dira bernama Bomo Wisnu. Dira memanggilnya Eyang..
Nenek Dira meninggal sejak Ia masih kecil, dan eyang Dira tinggal sendirian di rumahnya yang sangat besar itu..
Eyang bisa saja mengajak Ayah Dira tinggal di rumahnya, berhubung rumahnya yang besar dan Eyang Dira tinggal sendiri di sini..
Tapi karena perselisihan ayah Dira pindah ke kota B, setelah lulus SMA ayah Dira mengirim Dira kerumah eyang dengan alasan Dira bisa menemani eyang nya
Selain menemani eyang, Dira juga bisa kuliah di universitas favorit yang dia impikan sejak dulu..
Eyang Dira juga mengangkat seorang anak laki - laki dulu, yang usianya lebih tua 5 tahun dari Dira
Anak laki laki itu bernama Arif Wisnu.
Arif yang tinggal bersama eyang Dira , tapi semenjak mengurusi perusahaan eyang, Arif sangat sibuk. Bahkan dia harus ke luar kota dan meninggalkan eyang sendiri di rumah.
Flashback On
Ayah Dira adalah satu satunya anak dari Bomo Wisnu, dan ayah Dira hanya punya 2 orang putri .
Karena tidak mempunyai cucu laki-laki yang lebih tua dari cucu perempuannya, Eyang Dira memangkat cucu laki-laki dari panti asuhan..
Indra Wisnu tidak setuju dengan hal itu, tapi tidak ada yang bisa membantah seorang Bomo Wisnu.
Dia adalah orang terkaya di Kota A, dia bahkan dijuluki tuan besar kota A.
Awalnya Bomo Wisnu ingin menyuruh Indra Wisnu untuk merawat cucu laki-laki angkatnya itu
Tapi karena Indra Wisnu tidak setuju, dia pun merawatnya sendiri.
Bomo Wisnu pun menyuruh anaknya pergi ke rumahnya yang ada di kota B karena dia tidak ingin ada perselisihan lagi dengan anak semata wayangnya itu.
Namun setelah beberapa bulan, mereka pun mulai bicara seperti biasa.Indra Wisnu tetap tinggal di kota B.
Tetapi Bomo Wisnu tidak menyerahkan Arif Wisnu (cucu angkat nya) ke Indra Wisnu.
Karena itu bisa saja jadi alasan perselisihan lagi dengan anaknya itu..
Semenjak itu Dira tidak pernah bertemu dengan eyangnya dari usia 7 tahun..
Usia Arif Wisnu saat itu adalah 12 tahun, dia dianggap seperti cucu sendiri oleh Bomo Wisnu.
Flashback Off
Walaupun Dira tidak pernah bertemu dengan eyannya, Ia selalu mendapat hadiah dari eyangnya sekali sebulan, dan bahkan saat usianya 17 tahun dia diberikan hadiah mobil oleh eyangnya. tapi dia menolaknya
Bukan hanya hadiah sekali sebulan, eyangnya juga memberi fasilitas lengkap untuk Dira dan memberi uang jajan yang fantastis ke Dira setiap bulan.. Maklum orang kaya guys.
Pagi Hari
Saat akan pergi ke rumah eyangnya dia berpamitan ke Ayah dan Ibunya.
"Ayah, Ibu, aku pamit, aku akan pulang setelah bergelar sarjana" kata Dira
"Ya nak, jaga diri baik-baik" kata Indra Wisnu.
"Ya, Yah" Jawab Indira
"Jangan bantah dan kecewakan eyang mu Indira" Kata Rena Wisnu
"ya bu pasti, aku kan enggak seperti ayah, hehehe" Jawab Dira sambil melihat ayahnya.
"Hm, kamu ini" kata ayah Dira sambil tersenyum tipis.
Merekapun saling berpelukan karena sebentar lagi akan berpisah
Indra Wisnu mengantarkan Dira ke Bandara.
Dira naik pesawat ke kota di mana eyang nya tinggal, tentu dia di bagian VIP karena eyang nya yang memesankan tiket pesawat..
Dira memeluk ayahnya dan meneteskan air mata saat harus berpisah dari ayahnya itu.
"Dira akan merindukan ayah" kata Dira
"Ayah yang akan lebih merindukanmu" kata ayah Dira.
Dira pun naik ke pesawat itu, dengan perasaan yang was was karena baru pertama kali naik pesawat..
Beberapa jam kemudian pesawat mendarat..
*Di bandara*
"Indira" kata laki laki tua di seberang
"Eyang" kata Dira
Dira tidak menyangka kalau eyang nya yang akan menjemputnya ke bandara..
Dira langsung memeluk eyangnya.
Bomo Wisnu bingung melihat sikap cucu perempuan pertamanya seperti sedang mencari seseorang.
Dia pun bertanya pada cucunya
"Siapa yang kau cari??" tanya Eyang
"Eyang kenapa kau yang kesini?? "
tanya Dira balik.
"Kalau bukan eyang Siapa lagi?? " Jawab eyang Dira dengan pertanyaan.
"Dimana kak Arif ??, kenapa bukan dia yang menjemput ku??" Tanya Dira lagi.
"Dia sangat sibuk, dia akan pulang nanti malam" Jawab Eyang Dira
"Malam, ini masih siang Eyang berapa lama aku harus menunggu dia?? " tanya Dira lagi.
"Eyang akan mengajak mu berjalan jalan mengelilingi rumah eyang, sambil menunggu kakak mu pulang" Jawab Eyang Indira.
"Tapi Eyang" Rengek Dira
"Sudahlah Indira kamu ini sudah harus bersikap dewasa, tidak semua keinginanmu harus dituruti sekarang" Kata eyang Dira
"Tapi aku sangat ingin bertemu dengan kak Arif, aku hanya berbicara dengannya hanya lewat telepon dia tidak pernah video call denganku, kalau eyang sering" Dira menunjukkan wajah yang sedih
"Kamu ingin bertemu dengan kakakmu?? " Tanya Eyang Dira
"Ya eyang" Jawab Dira semangat
"Sungguh ??" tanya eyangnya lagi
" Iya eyang" Jawab Dira dengan penuh penekanan.
" Baiklah eyang akan menelpon sopir eyang yang ada di rumah, kamu pergi dengan sopir itu ke kantornya Arif " Jelas Bomo Wisnu sambil menunjukkan ke arah mobilnya.
"Apa eyang akan menunggu sopir eyang yang lain di sini?? " tanya Dira
" Ya, memangnya kenapa Indira ??" tanya eyang nya balik
"Eyang itu sudah tua, apa pinggang eyang tidak akan sakit menunggu sambil berdiri di sini ???" Jawab Indira sambil mendudukkan eyang nya sambil tertawa..
" Aku ini seorang Bomo Wisnu, ayah mu saja tidak berani melawanku" kata eyang nya..
"Sudahlah, sana kamu berangkat dengan sopir itu ke kantor " sambung eyang Dira
" Ya eyang " kata Dira sambil. menuju ke mobil.
Bersambung
Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
Author POV
Yoga Pratama adalah seorang remaja yang baru saja lulus SMA, dia adalah teman SMA nya Indira Wisnu.
Dia keturunan laki-laki satu- satunya di keluarga Pratama.
Awalnya Yoga memiliki segalanya tetapi sejak kedua orang tuanya meninggal dia tidak mempunyai apa - apa lagi selain tante nya, dia pun diasuh oleh tante nya itu dan tinggal di kota B.
Dia punya kakak sepupu kembar laki - laki dan perempuan yang usianya 23 tahun yang merupakan anak bibinya.
Kedua sepupu nya itu merupakan keturunan dari seorang Agung Kusuma.
Agung Kusuma merupakan suami dari Vera Pratama (tante Yoga) yang kini menjadi Vera Kusuma. Dia adalah orang terkaya kedua di kota B , setelah Ayah nya Indira.
Agung Kusuma sangat ingin mengalahkan Indra Wisnu, dia sudah berusaha keras, tapi tetap gagal.
Saat sore hari setelah kelulusan, Yoga mulai bicara pada tante nya bagaimana tentang pendidikan nya selanjutnya, awalnya dia merasa tidak enak hati. Tapi dia tetap coba bicara dengan tante nya.
"Apa aku harus bicara dengan tante" batin Yoga
"Ah, sudahlah asal coba, kalo tidak di izinkan juga tidak apa - apa" batinnya lagi
*Ruang Tengah*
Tante Yoga sedang duduk di sofa sedang nonton Tv, Yoga pun menghampiri nya.
"Tante, apa aku boleh bicara??" Kata Yoga pelan
"Tentu saja, nak" Jawab tante Vera
"Apa aku boleh kuliah, tante?? " Tanya Yoga dengan suara rendah
"Tidak boleh" kata laki - laki paruh baya yang tiba-tiba datang dari arah pintu.
"Kapan kamu pulang ??" Tanya tante Vera pada laki - laki itu, sambil bangun dari posisi duduk nya.
" Apa maksudmu dengan mengatakan tidak?? " Tanya tante Vera lagi.
"Dia sudah tinggal bersama kita selama lebih dari 10 tahun, aku sudah bosan membiayai pendidikan anak ini" Kata laki-laki paruh baya itu
"Dia anak dari adikku mana mungkin aku menelantarkan dia" bela tante Vera
"Dia sudah jadi benalu di keluarga kita" kata laki-laki itu lagi
"Dia bukan benalu dia sudah ku anggap sebagai anakku" bela tante Vera lagi.
" Baiklah Om aku tidak akan meneruskan pendidikan ku " kata Yoga pasrah
Laki - laki paruh baya yang tidak setuju Yoga melanjutkan kuliah nya adalah Agung Kusuma.
Dia tidak pernah suka Yoga tinggal bersama nya. Bahkan dia sering menyuruhnya membersihkan mobil nya saat tidak ada tante Vera yang membela nya.
Dia menganggap Yoga adalah benalu dalam hidup nya, padahal Ayah Yoga lah yang mempunyai segala yang dimiliki oleh Agung Kusuma selama ini.
Yoga pun sudah tau, mungkin tante nya akan setuju setuju saja tapi Om nya tidak akan setuju.
Saat masih kecil pun, om nya berniat menyekolahkan nya di tempat yang biasa, tapi karena ada tante nya dia bisa bersekolah di tempat yang sama dengan kedua sepupu nya, tempat - tempat kalangan elit bersekolah.
"Bagus lah kamu mengerti juga posisi mu di rumah ini, atau kalau kamu tidak mengerti aku akan menunjukkan posisi mu di rumah ini" Kata Om Agung dengan penuh penekanan.
"Apa kamu tidak tau diri hah?? , ini rumah Yoga, bukan rumah kita" kata tegas tante Vera
"Sudah lah tante, tidak baik bertengkar karena hal sepele." kata Yoga dengan volume rendah
"Tidak bisa Yoga, Om kamu sudah keterlaluan, ini rumah kamu, dan semua aset juga milik kamu" Bela tante Vera untuk Yoga
"Vera, dengar ini, selama ini siapa yang membangun perusahaan semenjak adik mu itu meninggal?? ,siapa yang membuat rumah ini tetap berdiri?? ".Tanya angkuh om agung
"Aku" Sambung Om Agung dengan membanggakan diri
"Astaga kamu ini, kacang lupa kulit nya tidak bisa kah kamu menganggap Yoga seperti anak mu sendiri?? Kata tante Vera
" Tidak bisa, dia bukan lah keturunan ku" Jawab Om Agung
"Jika dia ingin melanjutkan pendidikannya, dia harus pergi dari rumah ini" Sambung Om Agung lagi.
"Ayolah, suamiku jangan seperti ini" Rayu tante Vera, yang tidak berani melihat wajah suami nya yang sudah memerah.
Tante Vera tidak berani melawan suaminya saat, suaminya sedang marah.
Begitu pun dengan Yoga, karena hanya menumpang hidup di Om dan tante nya walaupun rumah dan aset berharga lainnya adalah miliknya sendiri.
Om Agung tidak ingin berdebat lagi dengan Istrinya, dia pergi meninggalkan ruangan tengah dengan wajah yang penuh dengan amarah.
Yoga pun pergi meninggalkan ruangan itu meninggalkan tante nya sendiri yang sedang memikirkan nasib anak satu - satu nya iti dari adik satu-satunya.
*Dalam Kamar*
yoga memikirkan bagaimana nasib nya kalau pendidikannya tidak di lanjutkan, bagimana nasib nya setelah ini.
"Bagaimana nasibku sekarang, kalau aku mencari pekerjaan hanya dengan ijazah SMA aku tidak akan dapat pekerjaan yang layak" Kata Yoga kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa - apa.
"Apa aku harus pergi dari rumah ini??" sambungnya
"Tapi..."
Belum dia melanjutkan perkataannya, tiba - tiba smarth phone nya berdering
Telepon dari sahabatnya, Aulia Wijaya
"Hai Yo, apa kamu tidak melihat hasil SNMPTN di sekolah?" kata Aulia memulai pembicaraan
"Tidak " Jawab Yoga singkat
"Apa kamu tidak ingin melihatnya?" Tanya Aulia
"Apa aku lulus? " Tanya Yoga khawatir
"Lihat saja sendiri, mungkin kamu tidak lulus ha ha ha" Ejek Aulia
"Hm, apa kamu lulus ??" Tanya Yoga
"Tidak, hehe" Jawab Aulia sambil tertawa
"Sudahlah jangan khawatir, kamu pastu lulus kamu kan ada di peringkat pertama saat pemeringkatan". Jelas Aulia yang sudah tahu segala tentang sahabatnya itu.
"Aku tidak begitu yakin, soalnya SNMPTN belum tentu hanya untuk orang yang pintar" Jelas Yoga khawatir
"Kawan, kamu ini orang terpintar di kelas bahkan anak dari orang terkaya pun bisa kau kalahkan" Kata Aulia menenangkan.
"Baiklah aku akan ke sekolah untuk melihat hasilnya, tunggu aku" Kata Yoga
"Baiklah" Jawab Aulia singkat
Yoga pun menutup teleponnya.
Yoga memakai motor peninggalan Ayahnya untuk ke sekolah..
Setelah 15 menit perjalanan Yoga pun sampai di sekolah
*Sekolah*
"Yoga" teriak Aulia, langsung menghampiri Yoga di tempat parkir motor .
"Aulia, kamu pasti sudah melihat hasilnya, ya kan ??" tanya Yoga curiga
"Tidak" kata Aulia berpura - pura.
Yoga langsung pergi ke papan pengumuman, untuk melihat hasil SNMPTN nya.
Setelah mencari - cari , ternyata namanya ada dipaling bawah diurutan ke 21, dia lulus jurusan bisnis di Universitas X yang ada di kota A.
"Yey, aku lulus " kata Yoga senang sambil memeluk Aulia
"Selamat ya Yo" Kata Aulia
Bersambung
Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
Indira POV
*Wisnu corporotion*
Aku senang sekali karena aku sudah sampai di kantor kakak ku..
Aku langsung menanyakan di resepsionis di mana ruang kak Arif.
Resepsionis itu langsung mengenaliku, karena kakek sudah memberi tahu kalau cucu perempuan pertamanya akan datang.
"Selamat siang mba, ada yang bisa saya bantu?? " kata resepsionis itu padaku
"Saya Indira Wisnu, ingin bertemu dengan Arif Wisnu, di mana ruang kerja nya?? "tanyaku
"Mohon maaf nona Indira, saya tidak mengenali nona " kata resepsionis itu merasa bersalah karena tidak tau kalau yang didepannya adalah cucu dari pemilik perusahaan.
"Ya, untuk kali ini saya maafkan, tolong jangan di ulangi lagi, di mana ruangan kakakku??" kataku berpura - pura dingin 😁
"Di lantai 5 nona, tapi saat ini pak Arif sedang meeting jadi tidak bisa di ganggu, nona." Jawab resepsionis itu sopan.
"Apa dia tidak mau mememui adik nya?? " Kataku dengan teriak
Seorang pria seumurun dengan kak Arif yang dengan baju lengkap seperti seorang yang penting dalam perusahaan, ia mendengarkan teriakanku pada resepsionis, langsung menghampiriku.
"Hai, nona apa yang terjadi" pria itu bertanya padaku
"Saya ingin menemui kakak saya, Arif Wisnu" Jawabku kesal
"Owh maaf nona, pak Arif sedang meeting, tunggu 10 menit lagi nona" kata pria itu
" Siapa nama resepsionis ini??"tanyaku pada pria itu
"parimita, nona" jawab pria itu dengan sopan
"Owh, kalo namamu?? "tanyaku lagi
"Agus, nona" jawab pria itu dengan sopan
"Oke - oke" kataku sambil melihat ke resepsionis dan pak Agus.
"Nona, apa maksud nona, menyanyakan nama kami?? " kata Agus
"Aku ingin memberitahu kak Arif bahwa kalian membiarkan ku menunggu di sini" kataku pura - pura mengancam.
"Maafkan saya nona, saya hanya di suruh untuk melarang orang yang ingin bertemu dengan pak Arif selama meeting, saya tidak tahu kalau nona di izinkan untuk bertemu dengan pak Arif walaupun sedang meeting" kata resepsionis membela diri.
"Hm, kamu awalnya minta maaf karena belum tau kalau saya adalah Indira Wisnu" kataku tegas
"Kamu juga, sepertinya jabatan mu lebih tinggi dari resepsionis ini, kenapa kau suruh aku menunggu di sini" Kataku pada pak Agus
" Maaf nona, saya tidak bermaksud membuat nona menunggu.... "
Belum pak Agus melanjutkan perkataannya, tiba - tiba ada seorang pria datang dan memotong perkataannya.
"Tanpa makanan, ya kan Indi" kata seorang pria yang memotong perkataan pak Agus.
Aku seperti mengenal suara itu, tapi tidak dengan wajah nya, hanya satu orang yang memmanggilku Indi.
Hanya kak Arif yang memanggilku Indi, itu adalah panggilan kesayangannya padaku.
Aku langsung memeluk kak Arif setelah aku tersadar bahwa yang berbicara itu adalah kak Arif.
"Kenapa kalian tidak memberi adikku makanan atau cemilan?? " kata kak Arif pada pak Agus dan resepsionis.
"Maaf pak, saya tidak tahu kalau nona Indira butuh makanan" kata resepsionis itu menunduk merasa bersalah.
"Maafkan saya juga pak, saya juga tidak tahu kalau nona Indira membutuhkan makanan saat menunggu" Kata pak Agus.
"Sudahlah kak, aku hanya bercanda pada mereka, ha ha ha ha" kataku sambil tertawa.
"Indi, kamu lebih konyol dari apa yang aku bayangkan " jawab kak Arif sambil tersenyhm tipis.
"Kak, apa aku boleh melihat ruangan kakak ??" tanyaku sambil menggandeng tangan kak Arif.
"Tentu saja Indi" kata kak Arif melepaskan gandengan tanganku dan langsung merangkul leherku. dan mengajakku ke lantai 5 dimana ruangan kak Arif berada.
Aku sebenarnya merasa risih, karena baru pertama kali aku di rangkul oleh pria asing selain ayah dan eyang ku, walaupun kak Arif, kakak ku.
Tapi dia melihatku tidak nyaman, dia bertanya padaku.
" Kamu kenapa Indi" tanya kak Arif
"Aku tidak papa kak, hanya saja geli, he he he" jawabku cengengesan.
" Owh, kamu masih menanggap aku orang asing ?? " tanya kak Arif penasaran
"Tidak kak, hanya saja ini baru pertama kali nya kita bertemu setelah 11 tahun" kataku mengelak.
Kak Arif pun langsung melepaskan tangannya dari leher ku. Dan saat ini kami sudah ada di depan lift ,kami langsung masuk dan kak Arif menekan tombol no 5, untuk menuju ruangan nya.
*Dalam Lift"
" Kak Arif sudah punya pacar?? " tanyaku pada kak Arif
"Punya" jawab kak Arif singkat
"Hm, siapa namanya??" tanyaku lagi
"Namanya aku belum tau, karena masih dalam khayalan ku" jawab kak Arif santai.
"Owh" jawab ku singkat
" Memangnya kenapa " tanya kak Arif
"Tidak ada, hanya ingin tau calon kakak iparku" jawabku
"Seandainya kamu tau, kalau kamu yang aku inginkan selama ini" kata kak Arif dengan suara yang tidak terdengar olehku.
"Apa?" tanyaku singkat
"Itu tidak penting" jawab kak Arif sambil menggandeng tanganku keluar lift.
Kak Arif langsung mengajakku ke ruangannya, disana ruangan yang paling luas, aku dulu pernah melihat ruangan ini, tapi karena sudah 11 tahun banyak yng berubah dari ruangan ini.
*Ruangan Direktur Utama Wisnu corporotion*
"Kak, apa kau senang mendapatkan semua ini, kekayaan, jabatan, kekuasaan ini?? " tanyaku ke kak Arif
"Aku senang, tapi kadang aku malu dengan Paman Indra , ayahmu Indi" jawab kak Arif gelisah
"Seharusnya semua jabatan ini milik ayahmu, tapi semenjak aku datang ke keluarga Wisnu, dia pergi meninggalkan semuanya" sambung kak Arif.
"Kak ini sudah jadi nasib buruk kakak, menjadi penerus keluarga Wisnu, karena aku harus jadi nyonya di keluarga yang lain, ha ha ha" jawabku sambil tertawa
"Aku akan menjadi nyonya, suami ku nanti yang akan bekerja mencari nafkah untukku dan semua pekerjaan rumah di kerjakan oleh pembantu" kataku penuh percaya diri.
"Kalau suami mu nanti bukan pekerja keras sepertiku, bagaiamana ??" tanya kak Arif
"Aku akan meninggalkannya" jawabku cengengesan.
"Kamu ini" kata kak Arif singkat
" Kak, ruangan ini sangat bagus, ada kamar di dalamnya, lengkap dengan fasilitasnya" kataku kagum melihat ada kamar di dalam ruang kak Arif.
" Ya, itu kamarku saat aku merasa lelah dan tidak sanggup untuk pulang ke rumah" jelas kak Arif.
" Apa kamu tidak mau melihat isi kulkasku?? " tanya kak Arif.
"Di mana kak??, apa makanannya banyak, apa minuman kesukaanku ada??" jawabku dengan banyak pertanyaan.
"Astaga kamu ini, ternyata masih doyan makan, tapi badan kamu gk gemuk-gemuk malah terlihat semakin kurus" ejek kak Arif kepadaku.
" Aku kan makan pake hati kak, jadi semuanya baik padaku, lemak - lemak itu sudah pergi tanpa harus ku suruh pergi 😂😂" jelasku sambil tertawa.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!