NovelToon NovelToon

CEO Cantik Terjerat Cinta

CEO Cantik Dan Cleaning servis

Di sebuah ruangan yang bersih dan rapi, di dalam ruangan itu ada wanita cantik yang sedang duduk di kursi dan menghadap ke depan laptop.

Wanita itu adalah Jacelyn, Wanita cantik yang anggun dan di segani di perusahaan itu, Jacelyn adalah seorang CEO di perusahaan terbesar di kota itu.

Jacelyn menampakkan wajah yang serius saat melihat data laporan perkembangan perusahaannya, Sampai seseorang mengetuk pintu

" Tok.. tok.. tok.. Permisi Buk anda memanggil saya?" sekertaris itu masuk sambil membungkukkan tubuhnya, tanda menghormati Jacelyn

Seseorang masuk ke dalam ruangan Jacelyn, dia adalah sekertaris cantik bernama Michelle.

Sebelumnya Jacelyn sudah memanggil Michelle untuk masuk kedalam ruangannya, untuk membahas tentang rekrutmen tenaga kerja di perusahaannya.

Waktu itu perusahaan Jacelyn membuka lowongan pekerjaan untuk cleaning servis, Maksud dari Jacelyn yang meminta Michelle ke ruangannya untuk membahas tentang interview tenaga kerja baru.

" Nanti biar saya sendiri saja yang interview calon pegawai baru." Ucap Jacelyn sambil meraih jasnya.

" Tapi buk.. itu kan sudah di atur dari pihak manager."

" Sudah, kamu siapkan saja mobil saya! ada yang harus saya pastikan di kantor cabang itu." Jawab tegas Jacelyn.

" Baik buk.."

Sebelumnya Jacelyn sudah melihat data laporan keuangan kantor cabang itu, Tetapi data yang di berikan tidak sesuai dengan laporan keuangan di perusahaannya.

Ketika Jacelyn pergi menuju ke kantor cabang, Jacelyn tanpa sengaja menabrak seorang pria yang hendak menyeberang jalan menuju kantor itu.

Untung saja supir pribadi Jacelyn masih sempat mengerem laju mobilnya, jadi tabrakan itu tidak terlalu serius.

Jacelyn yang mengetahui itu pun langsung keluar dari dalam mobil, untuk meminta maaf atas kejadian itu.

" Maaf mas.. masnya tidak kenapa-kenapa.? Kalau perlu saya bawa mas ke rumah sakit terdekat." Jacelyn meminta maaf kepada pria itu, sembari membantu merapikan kertas yang berserakan dimana-mana.

" Iya, saya yang seharusnya meminta maaf, karena saya tidak melihat kanan kiri dulu, tadi saya sedang terburu-buru karena hari ini saya ada interview pekerjaan" Jawab pria tersebut, yang menyalahkan kecerobohannya sendiri.

" Kalau begitu ini mas kartu nama saya, kalau mas ada apa apa setelah tabrakan ini, mas bisa hubungi saya, saya akan bertanggung jawab."

Jacelyn pun langsung kembali ke dalam mobilnya, sambil mengoceh sendiri.

" Untung saja tidak terjadi apa-apa."

Jacelyn bernafas lega dan memijat kepalanya perlahan.

Setelah Jacelyn sampai di kantor cabang itu, dia pun turun dari mobil dan memasuki kantor itu.

Jacelyn yang masuk ke dalam lift, tiba tiba dari kejauhan ada seorang pria yang berlari terburu-buru memasuki lift, Jacelyn yang menyadari itu pun langsung membuka lift itu lagi.

Ternyata seorang pria yang masuk ke dalam lift, seseorang yang di tabrakannya tadi di depan kantor cabang itu.

" Loh kamu.? " ucap Jacelyn sedikit kaget.

" Iya buk, saya orang yang sembrono tadi pas ibuk tabrak " Jawab pria itu

" Tadi kamu bilang kalau kamu terburu-buru karena ada interview."

" Iya, saya memang terburu-buru karena ada interview, saya memang melamar pekerjaan di kantor ini, dan saya minta maaf atas kejadian tadi ya buk." Pria itu sangat sopan dan ramah saat menjelaskan kepada Jacelyn.

" Ooo." jawab singkat Jacelyn

Mereka pun sampai di lantai tujuan mereka, pria itu masuk kedalam ruangan sebelah untuk interview, dan Jacelyn masuk kedalam ruangan manager kantor cabang itu.

Setelah pria itu menunggu gilirannya untuk interview, ternyata yang di dalam ruangan interview itu adalah Jacelyn.

" Selamat kamu di terima kerja di sini, kamu bisa mulai kerja besok, dan jangan sampai terlambat!" ucap Jacelyn kepada pria tersebut, Tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulut pria itu ternyata dia sudah di terima kerja.

" Tapi kan buk, saya belum berbicara apapun." jawab pria itu sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Saya sudah mempertimbangkan semuanya, itu juga sudah keputusan saya." Jawab tegas Jacelyn, yang tidak bisa di bantah perkataannya.

" Baik buk.. kalau begitu terima kasih banyak buk. "

" Iya, silahkan kamu boleh pergi." Ucap Jacelyn menyuruh pergi pria itu.

Pria itu hendak pergi, Sampai dia setengah membuka pintu itu, Jacelyn bertanya " Siapa nama kamu.?" " Saya.. Buk?"

" Iya kamu, siapa nama kamu?"

" Nama saya Pratama buk."

Setelah itu Jacelyn hanya menganggukkan kepalanya.

Sebelumnya Jacelyn sudah memasuki ruangan manager kantor cabang itu, ternyata Jacelyn memecat manager kantor karena telah melakukan pencucian uang, dan memalsukan data keuangan.

Akhirnya Sekarang Jacelyn yang menggantikan posisi sebagai manager di kantor cabang, walaupun Jacelyn seorang CEO di perusahaannya itu.

Jacelyn juga bersedia mengantikan posisi seorang OB kalau itu memang di perusahaannya sedang kekurangan pegawai.

Waktu berjalan begitu cepat, Setelah kejadian itu besok paginya Jacelyn berangkat pagi-pagi sekali dari apartemennya menuju kantor cabang.

Setelah Jacelyn sampai di kantor cabang sekitar jam enam pagi, ternyata Pratama sudah ada di dalam kantor itu.

" Selamat pagi buk.." Sapa Pratama dengan senyuman manis

Jacelyn hanya menganggukkan kepalanya sembari membalas senyum dan bergegas pergi menuju ruangannya.

Saat Jacelyn sampai di ruangannya, Jacelyn membuka berkas-berkas kontrak kerja dengan perusahaan lain, Sampai sekitar tiga puluh menit berlalu.

" Tok.. tok.. tok.." Suara ketukan pintu itu sedikit mengganggu fokus Jacelyn.

" Iya.. masuk!"

" Buk permisi, Saya mau membersihkan ruangan ini, apa ibuk tidak keberatan? Kalau ibuk keberatan, saya bisa membersihkannya nanti " Ucap Pratama memasuki ruangan Jacelyn, dan meminta izin untuk membersihkan ruangannya.

" Iya gapapa kamu bersihkan saja "

" Baik buk.. permisi ya.."

Pratama pun langsung membersihkan ruangan tersebut.

Pratama membersihkan tempat itu sembari mencuri pandangan ke arah Jacelyn, " Wahh cantik banget ya Bu manager, Andai saja aku bisa memilihnya, alangkah beruntungnya diriku ini." Pikir Pratama.

Pikirannya terlalu berlebihan, jangankan untuk memilikinya, membayangkannya aja rasanya sudah tidak mungkin.

Lima belas menit berlalu, Pratama sudah selesai membersihkan ruangannya Jacelyn.

" Sudah selesai buk, saya permisi dulu ya." ucap Pratama memecahkan keheningan di ruangan itu.

" Ooo.. iya.. Saya minta tolong bikinin saya kopi, sedikit manis ya, saya pusing jadi agak di percepat bikinnya."

" Siap buk" Pratama mengangkat tangannya seperti memberi tanda hormat kepada Jacelyn.

Pratama langsung pergi membuatkan kopi permintaan Jacelyn.

Setelah selesai Pratama kembali ke ruangan Jacelyn sambil membawa segelas teh hijau.

" Ini buk.. tapi saya minta maaf ya buk kalau saya lancang, kopi tidak baik untuk kesehatan jadi saya buatkan teh hijau tawar untuk ibuk."

Memang aneh sih, tidak tau apa yang ada di pikiran Pratama saat itu, sampai-sampai dia berani lancang kepada Jacelyn.

" Iya gapapa, kamu boleh pergi."

Untungnya Jacelyn bisa menghargai hal itu, tidak tau apa yang terjadi jika Jacelyn tidak terima dengan hal itu.

Pratama pun langsung pergi meninggalkan ruangan Jacelyn, Sedangkan Jacelyn terus meneliti perkembangan perusahaannya, sembari sedikit meminum teh yang dibuat oleh Pratama.

" Hmmm... enak juga teh bikinannya." Jacelyn menikmati teh itu, sembari memberhentikan pekerjaannya, dan sekarang dia fokus untuk menikmati teh itu sambil melihat keluar jendela menikmati pemandangan mobil yang berlalu lalang.

Waktu juga berlalu begitu cepat, sekitar dua Minggu Jacelyn bekerja di kantor cabang itu, Jacelyn sudah berusaha mencari pengganti manager, tetapi tetap tidak ada yang masuk dalam kriterianya.

" Udah beberapa hari membuka lowongan pekerjaan, untuk bagian manager tetapi tidak ada yang masuk dalam kriteria ini." ucap Jacelyn putus asa.

Tidak lama dari ocehan Jacelyn, " Tok.. tok.. tok.. " suara ketukan pintu itu membuat Jacelyn membenarkan duduknya.

" Iya, masuk "

Ternyata ada seorang wanita yang sedikit tua memasuki ruangan Jacelyn, Wanita itu berumur berkisar tiga puluh lima tahun.

" Permisi buk.. "

" Iya silahkan duduk buk.." jawab Jacelyn ramah.

" Ada keperluan apa ya buk?" Tanya Jacelyn maksud dari kedatangan ibuk itu.

" Perkenalkan nama saya Rose, dan saya ingin melamar pekerjaan di kantor ini, sebagai Manager seperti yang tertulis di papan iklan, buk."

" Baiklah bisa saya lihat berkas-berkasnya dulu ibuk.?"

Setelah itu Jacelyn melihat berkas-berkas yang di bawa Rose, setelah Jacelyn melihat dan bertanya tentang Rose, Jacelyn pun menerima Rose bekerja sebagai seorang manager di kantor cabangnya.

" Selamat ya ibuk, ibuk di terima kerja di sini, mulai besok ibuk bisa memulai pekerjaan ibuk di sini."

Alasan Jacelyn menerima Rose bekerja sebagai manager, ternyata setelah melihat data diri dan pengalaman kerja Rose, Rose sangat berpengalaman di bidang itu.

Setelah itu pun Jacelyn bisa kembali lagi di kantor pusat sebagai CEO lagi.

Di lain sisi Pratama yang sangat senang dengan pekerjaannya sekarang, dia selalu datang lebih awal dari karyawan lain.

Setelah sekitar satu bulan Pratama bekerja sebagai cleaning servis di kantor cabang itu, Pratama mendapatkan panggilan untuk pindah kerja sebagai cleaning servis tetapi bedanya di kantor pusat.

Kalian tau bukan siapa yang memindahkan Pratama ke kantor pusat? Ya pasti Jacelyn.

Waktu Jacelyn masih bekerja di kantor cabang, Jacelyn selalu melihat Pratama berangkat lebih pagi dari Jacelyn dan karyawan lain, setiap pagi juga Jacelyn di buatkan sarapan dan segelas teh hijau di meja ruangan itu.

Setelah Jacelyn pindah lagi ke kantor pusat, dia merasa ada yang kurang ketika berada di kantor pusat, yang biasanya Jacelyn di buatkan Pratama sarapan dan teh hijau, selama di kantor pusat dia tidak pernah mendapatkan itu.

Pernah juga Jacelyn meminta kepada karyawannya, tetapi rasanya berbeda dengan buatan Pratama, oleh karena itu Jacelyn meminta sekertarisnya untuk menarik Pratama bekerja di kantor pusat.

Setelah Pratama bekerja di kantor pusat itu sekitar lima bulan, Jacelyn juga merasa nyaman dengan kehadiran Pratama yang bekerja di kantornya.

Karena kedatangan Pratama, Jacelyn menjadi lebih teratur dalam hal sarapan, membuat Jacelyn bisa lebih baik setiap pagi, apa lagi Pratama juga pria tampan putih tinggi.

Seperti biasanya Pratama selalu berangkat lebih awal dari karyawan lain. Pratama juga sudah bersiap untuk bekerja, membersihkan ruangan demi ruangan, sampai dia selesai membersihkan semua ruangan itu, ada satu ruangan yang belum di bersihkan di kantor itu.

Ya itu adalah ruangan Jacelyn, ketika Pratama mau memasuki ruangan Jacelyn, tiba tiba Pratama mendengar suara tangisan dari dalam ruangan Jacelyn.

Pratama pun langsung masuk kedalam ruangan Jacelyn dan melihat Jacelyn sedang menangis.

Dan Jacelyn yang mengetahui Pratama masuk kedalam secara tiba-tiba, Jacelyn kaget dan langsung mengusap bekas air matanya.

" Maaf buk saya tiba-tiba masuk, karena saya kaget kok ada orang nangis, saya kira orang lain, ternyata ibuk sudah di sini."

" Iya gapapa, lain kali kamu harus mengetuk pintu dulu kalau mau masuk"

" Iya buk maaf ya, saya juga mau bersih-bersih ruangan ibuk "

" Ya udah kamu cepat bersihkan," jawab Jacelyn yang sedikit menoleh ke arah Pratama.

" Ya Tuhan.. Buk itu bibir ibuk kenapa berdarah?" Pratama yang mengetahui itu pun langsung pergi mengambil kotak P3K.

Setelah selesai mengambil kotak, Pratama pun langsung mengobatinya, waktu itu Jacelyn sempat menolak, tapi berkat rayuan Pratama, akhirnya Jacelyn mau.

" Buk maaf ya.. kalau saya lancang sama ibuk begini"

" Iya."

" Tapi ngomong-ngomong buk, kenapa kok bisa sampai seperti ini buk.?" Tanya Pratama yang penasaran.

" Aduhh.. sakit pelan-pelan " jawab Jacelyn kesakitan.

" Aduh maaf buk, maaf ya " jawab Pratama sedikit tertawa bercanda.

Jacelyn hanya menatap mata Pratama dengan tulus dan sembari berfikir, " Masih ada aja orang yang baik setulus dia."

Pratama yang sadar saat dia di tatap Jacelyn, " Sudah buk, sudah bersih lukanya, saya bikinin teh dulu ya buk untuk ibuk, sekalian saya mengembalikan kotak ini."

Perkataan Pratama membuat Jacelyn membuang pandangannya dari sebelumnya menatap Pratama Sekarang menatap ke arah laptop.

Terbawa Perasaan Cleaning Servis

" Maaf, buk, kalau saya tidak sopan." Sahut Pratama, yang tadinya membersihkan darah sekarang berdiri sambil menghela nafas.

" Iya ... tidak apa-apa, makasih ya" Jawab Jacelyn dengan wajah yang memerah.

" Emangnya ibu kenapa?" Tanya Pratama lebih dalam, sesuatu yang ada di benaknya terasa aneh.

" Hah?" Jawab Jacelyn yang sedikit salah tingkah.

" Kamu tadi tanya apa?" Sahut Jacelyn lagi.

" Oh, tidak apa-apa buk, saya cuma mau menawarkan teh, Ibu mau saya buatkan teh atau sekalian saya buatkan sarapan untuk ibuk, tadi saya tanya begitu buk." Jawab Pratama yang menyadarkan dirinya dengan pertanyaan konyol yang dia tanyakan tadi.

" Oh, boleh, saya tunggu di sini!" Jawab Jacelyn yang sedikit berpikir, karena pertanyaan Pratama yang pertama tadi berbeda dengan yang ini.

Jacelyn mendengar dengan jelas pertanyaan tadi sembari Jacelyn mengoceh dalam hati, " Bukanya tadi tidak begitu pertanyaannya."

Pratama pun pergi membuatkan apa yang dia tawarkan tadi ke Jacelyn, Di saat dia sedang membuat sarapan dan teh, Pratama yang mengoceh sendiri atas pertanyaan yang diajukan oleh Jacelyn.

" Pertanyaan macam apa tadi, bisa-bisanya aku bertanya seperti itu sama bos." Suara Putra yang mengeluh mengingat kejadian tadi.

Sebelumnya Jacelyn memang belum pulang dari kemarin, dia masih di ruangannya karena dia ada kerjaan yang harus di selesaikan saat itu juga.

Tentang darah yang ada di bibirnya dan luka lebam di bawah pelipis matanya, di saat Jacelyn lembur dengan pekerjaannya ternyata pacar Jacelyn itu menghampirinya.

Karena kedatangan pacarnya itu Jacelyn bertanya-tanya dengan kedatangan pacarnya, maksud kedatangan pacarnya ke kantor Jacelyn dia hendak menggunakan momen itu untuk menghilangkan keperawanan Jacelyn.

Setelah Jacelyn mengetahui niat dari pacarnya itupun langsung sedikit menjaga jarak, Sampai di suatu momen dimana pacar Jacelyn itu sudah tidak bisa menahan nafsu yang sudah menguasai tubuhnya.

Tangan pacar Jacelyn mulai memegang pundak Jacelyn, secara perlahan tangan itu meraba-raba, waktu itu Jacelyn hanya bertahan diam, sampai dimana tangan pacarnya itu sudah di atas dada besar Jacelyn.

Disaat itu Jacelyn langsung berdiri.

" Lelaki macam apa kamu ini.? hah, apa pantas orang yang belum ada ikatan sah berduaan di dalam ruangan dan berzina, jika kamu kesini hanya untuk menikmati tubuhku lebih baik kamu keluar sekarang!" ucap Jacelyn dengan nada meninggi.

Pacarnya yang mendengar itupun langsung menampar keras pipi Jacelyn.

" Plak.. " suara tamparan itu menggema di ruangan itu.

" Aku kesini hanya minta kenikmatan dengan kamu, kalau kamu tidak memberikan apa yang aku mau, segala cara akan aku lakukan untuk itu, walaupun itu harus menyakitimu."

" Dasar lelaki Bangs*t.." ucap Jacelyn itu mencoba melepas genggaman tangannya.

Pacarnya itupun langsung menggendong Jacelyn dan melemparkannya ke sofa di ruangan itu.

Jacelyn tetap mencoba berusaha untuk melepaskan diri pegangan tangan pacarnya yang begitu kuat.

" Mau apa kamu?" Jawabannya dengan nada meninggi..

" Kamu masih tanya, aku mau apa? Hahaha"

Tangan pacarnya itupun membuka kancing bajunya, setelah selesai dia melanjutkan menarik paksa rok mini yang di pakai Jacelyn.

Waktu itu Jacelyn tidak berdaya, sampai akhirnya.

" Di ruangan ini ada beberapa cctv, aku bisa saja melaporkan kamu ke polisi, jika kamu berbuat lebih dari ini!" ucap Jacelyn dengan nada santai.

Pacarnya itupun langsung memukul keras di ujung bibir Jacelyn, pukulan itu membuat Jacelyn pingsan seketika.

Ketika Jacelyn tersadar dari pingsannya, Jacelyn langsung merapikan pakaiannya yang berantakan.

Kembalinya Pratama dari membuatkan sarapan dan teh hijau.

" Bu, ini teh sama sarapannya sudah jadi."

" Iya, terimakasih banyak."

Pratama pun langsung bergegas pergi dari ruangan itu, melihat Pratama pergi, Jacelyn cepat memangilnya kembali.

" Mau kemana kamu?"

" Sa ... saya mau keluar Bu, melanjutkan pekerjaan saya." jawab Pratama

" Apa kamu tidak melihat tangan saya sakit, kamu di sini temani saya!" Ucap Jacelyn, menyuruh Pratama untuk tetap di ruangannya.

" Baik, Bu," jawab Pratama yang tidak bisa menolak permintaan bos-nya.

Setelah beberapa menit berlalu, Pratama melihat Jacelyn yang sedang kesusahan untuk memegang sendok makan, di karenakan pergelangan tangannya sakit setelah kejadian malam itu.

" Bu, saya minta maaf sebelumnya, biar saya saja yang menyuapi ibuk." ujar Pratama yang sedang menuju ke meja Jacelyn makan.

Jacelyn hanya mengangguk iya.

Suap demi suap masuk kedalam mulut Jacelyn, dan sesekali Pratama mengusap sisa makanan yang ada di bibir Jacelyn.

Pratama terlihat seperti orang dewasa yang pandai menarik perhatian lawan jenisnya, dengan sopan santun dan kebaikannya.

Wanita itu memang butuh seseorang sekarang ini, dia sudah lama tidak mendapatkan perhatian khusus dari seseorang.

Mungkin seseorang yang melihat mereka berdua di dalam ruangan besar dan sedang seperti orang bermesraan pasti akan mengira mereka berdua sedang berpacaran, padahal sebenarnya mereka berdua hanyalah Bos dan cleaning servis yang sedang membantu Jacelyn yang tidak bisa makan yang dibuatkan Pratama.

***

Sampai Pratama selesai menyuapi Jacelyn, Pratama pun hendak pergi meninggalkan Jacelyn, tetapi hal itu di larang tegas ketika Jacelyn melihat Pratama yang sudah berada di depan pintu keluar ruangannya.

" Saya mau keluar dulu Bu, sebelum itu saya meminta maaf atas kelancangan saya tadi." ujar Pratama yang hendak pergi meninggalkan Jacelyn.

" Tunggu sebentar, saya mau berbicara dengan kamu, apa kamu punya sedikit waktu untuk itu?" jawab Jacelyn yang mencoba menahan Pratama dengan alasan mau berbicara.

" Baik, Bu, tapi jangan lama-lama, pekerjaan saya masih banyak, saya juga tidak mau ada gosip dari karyawan ibu." jawab Pratama.

" Baik."

Sebenarnya Pratama tidak enak hati untuk berada di dalam ruangan Jacelyn lama-lama, Pratama menyadari dirinya sendiri, bahwa Jacelyn itu bosnya dan dia hanya seorang tukang bersih-bersih di perusahaan itu.

Jacelyn tersenyum dengan di ujung bibir yang lebam.

" Saya cuma mau tanya, kenapa kamu setiap pagi sudah berada di kantor? Itu juga masih pagi, dan itu jauh dari jam kerja biasanya." tanya Jacelyn.

Sebenarnya Jacelyn tidak mau menanyakan hal itu, karena Jacelyn bingung dengan apa yang mau di bicarakan dengan Pratama, padahal Jacelyn hanya ingin Pratama tetap berada di ruangannya sampai jam kerja kantor.

" Iya Bu, saya datang lebih awal dan bekerja lebih awal karena saya juga lebih baik begitu Bu, di saat saya selesaikan pekerjaan saya dan karyawan ibu masuk kerja dalam keadaan kantor yang bersih kan mereka lebih nyaman Bu dengan itu, tapi jika saya membersihkan tempat mereka bekerja, nanti takutnya mereka tidak bisa fokus dengan pekerjaannya." jawab Pratama mencoba menjelaskan kepada Jacelyn.

Jacelyn tidak fokus dengan penjelasan Pratama, Jacelyn hanya fokus dengan bibir tipis yang di padukan dengan wajah yang sangat cerah Jacelyn sempat berpikir dalam hati.

" pria di depan ini sangat tampan, walaupun dia hanya seorang cleaning servis, bagaimana jika aku berpacaran dengannya, tetapi bagaimana juga kalau orang tuanku tau kalau aku berpacaran dengan seorang cleaning servis di perusahaan ku"

Jacelyn menggeleng cepat dan mencoba menyadarkan dirinya.

" Apa yang aku pikirkan ini, tidak-tidak dengan kejadian tadi kenapa aku bisa berfikir sejauh itu, sadar Jacelyn sadar." ungkapan pikiran Jacelyn yang mencoba menyadarkan dirinya.

" Bu.. Bu.. " panggil Pratama.

Panggilan itu menyadarkan Jacelyn yang melamun.

" Ohh.. i..ya.." jawab Jacelyn dengan gugup.

" Saya boleh pergi sekarang Bu?"

" Baiklah.. silahkan" Jawab Jacelyn dengan nada tegasnya.

Sekarang Jacelyn benar-benar sadar dengan pikirannya.

...****************...

Halo guys, mulai hari ini kalian bisa membaca novel ini, karena hari ini sampai seterusnya saya akan update lagi untuk novel ini... terimakasih atas supportnya.. jangan lupa share ke temen-temen kalian ya😊😊🙏🙏🙏

Identitas Yang Disembunyikan

Akhirnya Pratama pergi meninggalkan Jacelyn dan melanjutkan pekerjaannya, walaupun itu cuma alasan yang di buat-buat Pratama.

Setelah kepergian Pratama Jacelyn berpikir keras.

" Kenapa sedikit aneh ya? Kenapa cleaning servis itu sedikit berbeda ya dari karyawan lainnya, Seperti bukan pegawai cleaning servis biasa, atau mungkin memang ada yang tersembunyi di balik pria itu?" ujar Jacelyn dalam hatinya.

Jacelyn sedikit curiga dengan sikap dan perlakuan Pratama, karena cleaning servis di perusahaannya itu tidak akan berani memasuki ruangan Jacelyn, apa lagi Pratama sempat menawarkan untuk menyuapi Jacelyn sarapan pagi, memang Jacelyn tidak bisa makan karena lengannya sakit setelah kejadian semalam tetapi tetap saja mendengar perkataan Pratama tadi Jacelyn mulai memiliki rasa curiga terhadapnya.

Di suatu tempat, Pratama pergi ke dapur yang ada di perusahaan itu.

Di tengah-tengah perjalanan menuju dapur, Pratama melihat handphonenya yang berdering setelah melihat siapa nama yang ada di layar hp wajahnya kelihatan memucat, Pratama langsung buru-buru berlari menuju dapur.

Setelah sampai di dapur, dia melihat sekelilingnya mencoba memastikan kalau sudah tidak ada orang di sekitarnya, setelah tempat itu aman dan hanya ada dia sendiri Pratama langsung mencoba menghubungi nomor yang tadi menelponnya.

" Halo," ucap Pratama di dalam telepon.

" Iya bos, kamu pulang dulu lah bos saya rindu sama bos, udah lama tidak pulang ke perusahaan." jawab seseorang di seberang telepon.

" Aku masih ada urusan di sini, kamu urus saja urusan kantor, jangan menggangguku lagi!" jawab Pratama dengan nada sedikit mengancam.

" Kalau bos udah jatuh cinta semua urusan di tinggalkan semu, jangan terlalu bucin bos.." jawab seseorang yang berada di telepon.

" Jangan bicara lagi atau tidak ada gaji untukmu satu bulan kedepan, sudahlah !" Jawab Pratama dan langsung menutup teleponnya.

Di panggil bos? Siapa sebenarnya Pratama?

Ternyata Pratama adalah seorang pewaris tunggal dari keluarga yang sangat kaya raya dan berpengaruh, aset yang dimilikinya hampir tiga puluh persen di dunia.

Terus mengapa Pratama menyembunyikan identitasnya?

Itu akan terungkap di suatu saat nanti.

****

Sampai dimana Pratama membuatkan secangkir teh hijau untuk Jacelyn. Sesampainya Pratama di ruangan Jacelyn, Pratama memberikan secangkir teh yang sudah dia buat.

" Ini Bu.. Teh nya."

Memberikan teh hijau dengan senyum yang menjadi ciri khas tersendiri.

" Makasih ya.." Jawab Jacelyn, dia tadi memang menyuruh Pratama untuk membuatkan teh.

Ketika Pratama berjalan menuju pintu keluar, dia menghentikan langkahnya, karena suara Jacelyn memanggil Pratama.

" Pratama.. Coba kamu kesini sebentar! ada yang mau saya bicarakan dengan mu." ucap Jacelyn menyuruh Pratama kembali untuk duduk.

" Oh, iya Bu, ada apa?" tanya Pratama.

Pratama merasa sedikit ada yang berbeda, tak tau itu apa, akhir-akhir ini dia sering bertemu dengan Jacelyn di ruangannya, Jacelyn juga sering menahan Pratama dengan alasan yang tidak jelas, walaupun itu yang diharapkan Pratama tetapi dia sedikit takut jika identitasnya terbongkar.

" Kamu tau tentang ini?" Tanya Jacelyn yang menunjuk ke arah laptopnya.

Sebenarnya Jacelyn sudah mulai curiga dengan Pratama, melihat dari cara dia berbicara dan berjalan Pratama terlihat seperti seorang pemimpin.

" Saya kurang mengerti Bu ini apa? Tapi kenapa ibu menanyakan tentang ini kepada saya, saya hanya seorang cleaning servis di sini Bu " jawab Pratama yang sangat meyakinkan kalau dia memang tidak tau.

" Oh, baiklah, tadi saya kurang paham tentang ini jadi saya mencoba untuk bertanya kepada kamu, dan sekarang kamu boleh pergi."

Penjelasan itu terdengar sedikit aneh di telinga Pratama, bagaimana bisa seorang CEO tidak tau tentang data-data keuangan di perusahaannya.

Setelah itu Pratama pun pergi.

" Mungkin memang perasaan ku saja yang tidak berwarna." ucapnya dalam hati.

Jacelyn sebenarnya sudah tau tentang data-data itu, niat Jacelyn hanya mencoba membuktikan kecurigaannya tentang identitas Pratama yang sedang di sembunyikan dari Jacelyn.

Di lain sisi Pratama yang sudah keluar dari ruangan Jacelyn, mencoba memikirkan apa yang tengah di lakukan Jacelyn kepadanya.

" Sepertinya ada yang aneh dengan Jacelyn, jangan-jangan Jacelyn sudah sadar dengan identitas asliku, tetapi siapa yang berani memberi tahu tentang identitas ku?" ucap Pratama yang menggumam pelan.

" Aku harus cari tahu siapa yang membongkar identitas ku." Lanjut Pratama.

Pratama mencari mencari tahu siapa pelaku yang sudah membocorkan identitasnya, sedangkan Pratama sudah menjaganya.

***

Waktu sudah menunjukkan sore, Jacelyn mencoba untuk menghubungi supirnya, dan ternyata supirnya terjebak macet dan perkiraan sampai di tempat Jacelyn sekitar sejam lagi.

Tanpa sengaja Pratama lewat di depan Jacelyn, Jacelyn yang melihat itu pun langsung memberhentikan laju motor Pratama yang melaju cukup pelan karena masih di sekitar area perusahaan itu.

" Pratama.." panggil Jacelyn dengan teriak.

" Iya Bu, ada apa? pekerjaan saya sudah selesai semuanya dan ini saya juga mau pulang." jawab Pratama yang mencoba mencari tau kenapa dia di berhentikan.

" Iya saya tau. Kamu bisa antar saya pulang?, supir saya masih di perjalanan dan terjebak macet, perkiraan sampai disini masih sekitar sejam lagi." Jawab Jacelyn sembari menjelaskan kepada Pratama.

" Tapi..? Saya hanya memakai motor Bu, apakah ibuk Jacelyn tidak malu di lihat karyawan lain yang melihat ibu pergi pulang sama saya yang hanya seorang cleaning servis di perusahaan ibu ini." jelas Pratama

" Tidak apa-apa, yang penting kamu mau antar saya pulang atau tidak?" tegas Jacelyn.

" Baiklah Bu, silahkan." jawab Pratama sembari membersihkan jok belakang dengan lengan baju yang ia pakai.

Jacelyn segera menaiki motor Pratama.

Ketika di perjalanan menuju pulang Pratama dan Jacelyn hanya diam dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut dua orang itu, yang ada hanya suara motor, mobil dan klakson yang tengah terjebak kemacetan panjang.

Pratama mengendarai motor itu seperti sudah berpengalaman menerobos kemacetan yang panjang.

Beberapa menit kemudian Pratama sampai mengantar Jacelyn pulang ke rumah besar seperti istana itu.

Pratama yang melihat rumah itu seperti biasa saja dan tidak ada ketertarikannya dengan rumah itu, karena Pratama sendiri mempunyai banyak rumah dan apartemen yang lebih mewah dari rumah itu.

" Kita sudah sampai Bu." kata Pratama yang menyadarkan Jacelyn yang tengah melamun dan belum turun dari motor, padahal motor itu sudah beberapa menit berhenti di depan gerbang rumahnya.

" O.. oohh ya, makasih ya, ini buat kamu." jawab Jacelyn yang sedikit kaget dan menyerahkan uang seratus ribu untuk ucapan terimakasih kepada Pratama yang telah mengantarkannya pulang.

" Oh.. iya makasih ya Bu." jawab Pratama.

Pratama menerima pemberian Jacelyn, karena waktu itu dia sempat berfikir, kalau Jacelyn sedikit curiga dengannya, dan dari pada Pratama menolak uang itu dan membuat Jacelyn menjadi lebih curiga lagi lebih baik Pratama menerima uang itu walaupun itu tidak perlu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!