Siang itu matahari sedang panas-panasnya memanggang bumi. Di depan gedung fakultas bahasa dan sastra itu banyak sekali orang-orang yang tengah bercanda di sana.
Ada yang sedang membaca buku atau hanya sekedar memperhatikan orang-orang yang sedang lewat diantara mereka, ada pula yang sibuk me-ngipas-ngipaskan buku di depan muka mereka, dan ada juga yang tengah sibuk mengusap keringat di muka mereka saking panasnya sinar matahari hari itu.
Seorang cewek berkaos oblong ijo armi dan celana jeans biru tengah duduk sambil meneguk sebotol minuman yang dibelinya sendiri dengan uangnya, setelah menghabiskan dua botol yang sebelumnya adalah hasil palak-an dari teman-teman sekelasnya yang tengah lewat di depannya .
Cewek tersebut adalah Kayla.
Cewek dengan potongan rambut sebahu dengan gaya yang agak sedikit tomboy, yang sedang menikmati botol minuman ketiganya dan sambil sesekali mengatakan "Hai" kepada orang-orang yang tengah lewat di depannya dan tentunya orang yang di sapa "Hai" oleh Kayla adalah orang-orang yang Kayla kenal.
Kayla memiliki berat badan sekitar 50-an kg. Sedangkan tingginya sekitar 156 cm (cukup nanggung yah!!!). Kayla mempunyai rambut yang panjangnya hanya sebahu karena memang Kayla adalah cewek yang agak sedikit tomboy dibandingkan teman-temannya yang lain, yang lebih bersikap atau berpenampilan layaknya seorang cewek pada umumnya.
Kayla pun pergi ke kuliah hanya memakai setelan baju biasa saja. T-shirt, celana jeans dan juga sepatu kets, standar banget kan bagi seorang cewek? Memang iya!
Namun justru karena berpenampilan standar itulah yang malah membuat Kayla jadi lebih percaya diri untuk pergi ke kuliah. Dan tidak mungkin pula kalau Kayla pergi ke kuliah dengan mengenakan rok, karena bukan Dia banget!! Karena semua orang yang mengenal Kayla tau kalau Kayla adalah salah satu mahasiswi yang agak tomboy di kampusnya .
Kalau sampai Kayla pergi ke kampus dengan mengenakan rok mungkin saja hujan petir dan badai tsunami tidak akan terhindarkan lagi .
Tapi memang benar juga, tidak pernah satu kali pun Kayla pergi ke kampus dengan menggunakan rok dan berdandan layaknya mahasiswi pada umumnya. Bahkan banyak teman-teman kampus Kayla yang menyebut kalau Kayla adalah cewek jadi-jadian, karena sikapnya yang tomboy dan dandanannya yang lebih mirip dengan seorang cowok ketika sedang berada di lingkungan kampus maupun kesehariannya ketika sedang di kosan.
Kayla memiliki hobi bermain basket. Tapi selain hobi bermain basket masih ada juga sederet olahraga yang bisa Kayla lakukan atau mainkan.
Maka dari itulah Kayla selalu diikut sertakan dalam setiap kegiatan perlombaan olahraga di jurusannya. Bukan karena dia jago tapi ini lebih cenderung karena tidak ada lagi yang mau diajakin setiap kali ada pertandingan olahraga.
Salah satu hal yang paling mencolok dari Kayla adalah suaranya yang sangat keras, seperti toa (tau toa nggak)??
Itu loh , speaker yang berada di atas bangunan masjid!
Selain karena suaranya yang sangat keras seperti toa, Kayla juga dikenal dengan ketawanya yang sangat keras dan ngakak.
Tidak ketika lagi di dalam kelas, tidak di luar kelas, ataupun ketika sedang berada di lapangan basket dan aula. Bahkan ketika sedang di depan Dosen sekalipun.
Kayla memang tidak pernah bisa meminimalisir suara dan mulutnya ketika sedang ngakak, karena memang sudah bawaan kali ya!
Selain itu Kayla adalah orang yang bocor dan hancur abis ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya di kampus.
Orang-orang tidak akan bisa berhenti ketawa kalau Kayla lagi datang kumatnya yang hancur dan bocor itu. Bercandanya tidak akan pernah ada habisnya, segala cara dia lakukan agar semua orang dapat tertawa ketika sedang bersamanya .
Dan karena itulah Kayla sangat di kenal teman-temannya di setiap jurusan seangkatannya.
Selain tomboy, Kayla juga termasuk cewek yang pemberani, yang selalu menjadi andalan teman-temanya untuk meminta antar ke tempat yang gelap ataupun horor.
Bahkan ketika numpang lewat di sebuah gang yang menjadi tempat tongkrongan para preman di belakang kampus.
"Jagoan banget kan si Kayla?"
Tapi terlepas dari itu semua,Kayla juga hanyalah orang biasa yang juga membutuhkan pendamping juga untuk melindunginya dari segala kemungkinan yang bisa membahayakan Kayla nantinya.
"Ya pendamping seorang cowok atau pacar gitu!"
Kayla selama ini memang terkesan tidak membutuhkan seorang cowok disampingnya.
Namun di dalam hati yang terdalam pasti Kayla sangatlah mengharapkan pendamping atau seorang pacar yang benar-benar menyukainya dan bisa menerima semua keadaan juga sifat-sifat yang ada pada diri Kayla yang memang sedikit berbeda dengan sebagian cewek pada umumnya karena Kayla sedikit lebih tomboy.
Setelah lama sekedar duduk dan menghabiskan botol minumannya, Kayla mencoba mengeluarkan Handphonenya hanya untuk sekedar melihat jam saja.
Jam kuliah ternyata tersisa lima belas menit lagi, dan teman-teman Kayla masih pada bertebaran dimana-mana. Ada yang pergi ke warnet, ke perpustakaan, makan di kantin dan ada juga yang hanya sekedar nongkrong saja.
Kayla pun menyerahkan botol minumannya beserta uang recehan untuk membayar minumannya kepada si tukang minuman. Si tukang minuman pun hanya bisa menghela nafas panjang menerima bayaran dari Kayla yang semua uangnya recehan.
"Sudah biasa." bisik si tukang minuman di dalam hatinya pasrah sambil menerima uang recehan dari Kayla.
Kayla pun bersiap meninggalkan tempat tongkrongannya setelah membayar minumannya.
Namun tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil namanya dari jauh.
"La"
Kayla pun langsung menoleh dan melihat ke arah sumber suara yang tadi memanggil namanya.
Ternyata itu suara teman sekelas Kayla di kampus, yang sedang berlari menghampirinya.
"Kemana saja sih kamu, aku cariin kamu dari tadi . . . .heh..heh ..heh..heh..?" tanya Bagus sambil terengah-engah sehabis berlari menghampiri Kayla.
"Memang ada apa sih??"
Jangan bilang kalau kamu mau pinjam duit lagi sama aku! Utang kamu masih berapa sama aku??" ujar Kayla sedikit bercanda kepada Bagus yang masih mengatur nafasnya.
"Enggak" bukan mau pinjem duit, kamu itu kalau sama aku pikirannya buruk terus deh." balas Bagus kepada Kayla dengan wajah sedikit cemberut.
"Kamu di cariin anak-anak, katanya sih di suruh ikutan bermain basket putri." tambah Bagus kepada Kayla.
"Basket putri? Kok tidak bilang-bilang sih? Acara apaan memangnya??" tanya Kayla yang sedikit bingung.
"Porsema", memang kamu tidak tau ya?
"Ya sudah ayuk kita ke sana, sebentar lagi kalian akan bermain." ucap Bagus sambil menarik tangan Kayla dan langsung membawanya ke lapangan basket out door yang berada di belakang kampus.
Sementara itu Kayla sedang sibuk mengingat-ingat. Oya, bulan ini kan memang langganan kampus mengadakan Porsema.
"Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa."
Selain ada perlombaan olahraga,ada juga perlombaan seninya, baca puisi, membuat komik, atau karikatur,bmembikin kaligrafi, bernyanyi dan juga membuat cerpen.
Jangan lupa dukungannya ya sobat.
Berikan like dan komentarnya.
Riuh sorakan dan tepuk tangan penonton memenuhi lapangan basket di belakang kampus siang itu dengan panasnya sinar matahari yang tengah panas-panasnya.
Waktu Kayla dan Bagus tiba di lapangan basket, tim cowok dari jurusan manajemen tengah bertanding dengan tim cowok dari jurusan teknik elektro.
Sesekali cewek-cewek jurusan manajemen menjerit ketika tim lawan hendak memasukkan bola ke ring tim manajemen. Wajar saja kalau banyak cewek dari tim manajemen, karena memang dari tim jurusan teknik elektro tidak ada ceweknya.
Jeritan dari cewek jurusan manajemen itu di tunjukkan untuk mendukung tim manajemen sekaligus untuk menjatuhkan mental dari tim basket jurusan teknik elektro.
Suasana pertandingan pun semakin panas dengan adanya teriakan yang diberikan cewek-cewek dari jurusan manajemen.
"Kayla!!"
Kayla pun menengok ke arah sumber suara yang memanggil namanya.
Desi, teman sekelas Kayla sekaligus sobat karib Kayla melambaikan tangan kepada Kayla.
Kemudian Kayla langsung berjalan menuju ke arah Desi yang tadi memanggil namanya.
"Kamu dari mana saja sih? Di cariin juga." tanya Desi sambil mengipasi mukanya dengan buku karena kepanasan.
"Habis ini kita main, La!" tambah Desi memberitahu Kayla kalau timnya sebentar lagi akan bertanding.
"Kamu kok tidak memberitahu aku sih! Aku kan tidak membawa baju ganti!" seru Kayla kepada Desi agak sewot.
"Aku juga baru tau lima belas menit yang lalu." sahut Desi.
"Tapi kamu tenang saja, baju ganti sudah di siapkan oleh pihak panitia." ucap Desi memberi tahu Kayla.
"Lagian kamu, aku telepon dari tadi tidak nyambung - nyambung??" tambah Desi lagi kepada Kayla
Kayla kemudian mengecek handphonenya. Ternyata banyak panggilan masuk dari Desi yang tidak Kayla tau.
"Tidak ada sinyal!" seru Kayla sambil sedikit tertawa.
"Tolong yah! Hape kamu itu, body saja bagus, sinyalnya parah banget, ganti hp kenapa La." ucap Desi sedikit kesal dan menyuruh Kayla agar mengganti hpnya.
"Hp kayak gitu masih saja kamu pelihara,itu kalau buat melempar maling, maling saja enggak mau ngambilnya." tambah Desi sambil tertawa bercanda setelah mengomentari hape Kayla.
"Sudah puas kamu ngomong dan mengomentari hp aku?" ucap Kayla sambil menjitak kepala Desi yang sudah biasa mengomentari hp Kayla dengan sangat sadis.
Bagus pun kemudian juga menghampiri ke arah Kayla dan juga Desi yang sedari tadi malah berdebat masalah hp Kayla.
"Kita kurang pemain satu orang nih?"
"Masa cuma tujuh orang, kan harusnya delapan orang. Mana lawan yang akan kita hadapi cukup berat lagi." ucap Bagus kepada Kayla dan juga Desi.
"Memangnya anak-anak yang lain pada kemana? Kok bisa sampai kurang pemain?" tanya Kayla kepada Bagus sambil mencari-cari teman-temannya yang lain di sekeliling lapangan basket.
"Si Dani tidak ada Gus??" tanya Desi.
"Farhan sakit, Dodi juga sakit, kalau Bony sudah tidak mau kuliah lagi." balas Bagus menjelaskan dengan wajah yang sedikit bingung karena belum menemukan pemain untuk melengkapi tim yang kekurangan satu orang.
"Eh ada Raka tuh!!" kata Kayla sambil menunjuk seseorang di sebelah lapangan.
"Bagaimana kalau kekurangan pemainnya di tambah dia aja." tambah Kayla.
Desi dan Bagus pun langsung menoleh dan melihat ke arah yang di tunjuk oleh Kayla Wajah Bagus pun tampak kelihatan sumringah.
Bagus pun kemudian melambaikan tangan kepada Raka. Kemudian Raka berjalan ke arah Kayla, Desi dan juga Bagus.
"Gebetan kamu kan? Pantengin saja terus sampai Blades." ujar Kayla sedikit bercanda kepada Desi.
"Ye syirik saja sih kamu!" seru Desi membalas Kayla.
Tanpa sadar ternyata Kayla dan juga Desi sama-sama memperhatikan Raka, cowok yang sedikit unik ketika dia sedang berjalan menuju ke arah mereka.
Meskipun penampilan Raka biasa-biasa saja, tapi ada sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa di deskripsikan lewat kata-kata.
Tapi entah enggak tau kenapa ada sesuatu yang istimewa dari Raka yang membuat dia berbeda dengan cowok-cowok yang lain di kampusnya.
Mungkin karena aura cool-nya itu yang membuat Raka berbeda dengan kebanyakan cowok-cowok lain di kampusnya
Dulu sebenarnya Kayla sempat ngecengin Raka juga, barengan dengan Desi juga, waktu mereka masih semester pertama.
Tapi tidak tau kenapa Kayla dulu menghentikan untuk tidak lagi ngecengin Raka dan tidak tau juga apa sebabnya Kayla mundur.
Mungkin juga karena Kayla tau kalau Desi juga ngecengin Raka waktu itu, jadi Kayla lebih memilih untuk mundur dari pada bersaing dengan Desi, sobat karibnya, atau mungkin lebih tepatnya karena Kayla lebih mementingkan persahabatannya dengan Desi.
Raka mempunyai potongan rambut yang sangat khas yaitu potongan rambut yang ala oriental. Seperti Tomingse atau Sancai.
"Ada apa Gus kok memanggil aku?" tanya Raka ketika sudah sampai dan berdiri di depan Bagus, Kayla dan juga Desi.
"Kamu bermain basket yah!! Sekarang dan harus, enggak boleh enggak!! Kita kekurangan personel soalnya." ucap Bagus sedikit memaksa Raka karena memang keadaan yang memang sangat genting.
"Sekarang? Tapi aku tidak membawa sepatu olahraga Gus." balas Raka sambil menunjuk ke arah sepatu kets yang dia pakai.
"Tidak apa-apa Ka, pakai sepatu itu saja." sahut Kayla
"Iya itu saja tidak apa-apa." tambah Desi yang ikut-ikutan dan sedikit grogi sambil menatap Raka.
"Memangnya sudah tidak ada orang lain lagi ya Gus,selain aku?" tanya Raka kepada Bagus.
"Yee, kamu itu, kalau ada orang yang lain ngapain juga aku memanggil kamu kemari." balas Bagus sedikit meledek Raka.
"Sudahlah Ka, ikut saja tidak apa-apa." sela Kayla.
"Apa tidak lihat tuh muka Bagus sudah kayak sapi kelaparan gitu." tambah Kayla sedikit bercanda kepada bagus
"Iya tuh Ka, mirip banget kayak sapi kelaparan tuh muka Bagus." ucap Desi menambahkan dan ikut-ikutan meledek Bagus.
Raka pun nampak berpikir sebentar sebelum menerima permintaan Bagus untuk ikut bermain basket dengan timnya.
Tiba-tiba angin kecil bertiup dan menyapu rambut poni Raka yang sedang memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan kepada Bagus.
Tanpa tau apa yang tengah di alami Kayla, tiba-tiba saja ada yang ber'desir di dada Kayla ketika melihat wajah Raka dengan rambut poninya yang sedikit tertiup oleh angin kecil itu.
"Ya sudah tidak papa, aku akan ikut bermain!! Kita akan bermain jam berapa? "balas Raka menyetujui ajakan Bagus untuk ikut bermain basket dengan timnya sekaligus menanyakan kapan permainannya akan di mulai.
"Jam setengah tiga, jangan kemana-mana yah...!!" seru Bagus dengan muka yang terlihat sangat girang karena Raka akhirnya setuju untuk ikut bermain basket bergabung dengan timnya, untuk melengkapi kekurangan satu personelnya .
Kayla pun tidak melepaskan pandangannya dari muka Raka, apa mungkin rasa yang dulu pada waktu semester pertama kini muncul kembali.
Namun tanpa sadar Desi mencolek lengan Kayla yang sedari tadi sedang asik memandangi wajah cool Raka.
"Suruh Raka duduk di sebelah aku dong, La.!!" bisik Desi kepada Kayla ketika Raka masih berdiri di tempatnya.
"Ka, duduk dong. Kamu lagi tidak bisulan kan, dari tadi berdiri saja, sudah kayak pagar di perumahan."
"Masih ada tempat kosong nih." ucap Kayla sambil menawarkan tempat duduk yang masih kosong di sebelah Desi.
Jangan lupa berikan dukungannya ya sobat.
Berikan Like dan komentarnya sobat.
Tapi tidak tau kenapa Raka malah lebih memilih duduk di sebelah Kayla yang kebetulan tempatnya juga masih kosong.
"Kok Raka malah lebih memilih duduk di sebelah kamu sih La?" bisik Desi kepada Kayla sedikit kecewa melihat Raka yang malah memilih duduk di Kayla di bandingkan duduk dekat dirinya.
Padahal Desi sangat berharap sekali kalau bisa duduk bersebelahan dengan Raka.
"He.. he..he..Bukan rejeki kamu mungkin!" ucap Kayla sambil tertawa.
Raka dan Bagus tampak sangat serius menyaksikan pertandingan antara jurusan manajemen vs jurusan teknik elektro yang tinggal menyisakan sepuluh menit lagi.
Sesekali Kayla pun melirik cowok yang kini duduk di sebelahnya yaitu tidak lain adalah Raka.
Kayla dulu memang sempat ngecengin Raka waktu semester pertama, tapi itu memang sudah lumayan lama, lagian dari pandangan Kayla, kayaknya kali ini Desi benar-benar berniat serius untuk ngecengin Raka juga, malah sampai sekarang pun masih.
"Ya masak aku tega mau makan teman sendiri." ucap Kayla di dalam hati.
Tapi entah tidak tau kenapa juga Kayla malah semakin sering melirik ke arah Raka meskipun harus melirik dengan ujung matanya karena takut ketahuan sama Raka.
"Kalau di lihat dengan jelas kayak begini, ternyata Raka cakep juga ya." bisik Kayla di dalam hatinya.
Kayla pun menggelengkan kepalanya sendiri sambil berbisik.
"Lho aku kenapa sih? Kok bisa-bisanya malah menjadi mikirin Raka begini?" ucap Kayla kembali di dalam hati.
"La" panggil Desi pelan kepada Kayla.
"La" panggil Desi sekali lagi dan Kayla pun masih tetap saja terdiam dan belum menjawab panggilan dari Desi.
"Kayla" panggil Desi sekali lagi yang kali ini nekat berteriak tepat di depan telinga Kayla dan karena suara teriakan Desi tersebut semua mata penonton di lapangan basket pun kini jadi langsung tertuju ke arah Desi yang tadi berteriak keras kepada Kayla.
Kayla pun terkaget-kaget karena teriakan Desi, bahkan Raka dan juga Bagus pun ikut melihat ke arah Desi secara bersamaan.
"Apaan sih kamu Des, teriak-teriak tidak jelas di depan telinga aku?!" tanya Kayla sedikit protes kepada Desi sambil menutup telinganya yang masih mendengung karena teriakan keras Desi.
"Habisnya kamu di panggil dari tadi tidak dengar-dengar, memang kamu lagi melamun apa sih?" tanya Desi kepada Kayla yang sedikit kesal kepada Kayla yang tadi sedang melamun.
"Enggak, aku lagi enggak melamun apa-apa." jawab Kayla tidak berani jujur kepada Desi.
"Ya sudah, ayo kita ganti baju sekarang, kita kan sebentar lagi aku bermain." ajak Desi kepada Kayla untuk segera berganti baju.
Kemudian Desi dan Kayla pun memanggil semua teman-teman cewek satu timnya untuk segera ikutan berganti baju karena tim meraka sebentar lagi akan mulai bertanding.
Kayla pun kemudian berdiri dan langsung menggendong tas ranselnya untuk segera berganti baju menuju ruang ganti di gor in door yang ada di sebelah lapangan luar.
Sebelum Kayla beranjak berjalan dari tempatnya berdiri, Kayla pun masih menyempatkan untuk sedikit melirik ke arah Raka kembali, untuk yang kesekian kalinya.
Tiba-tiba saja Raka melihat ke arah Kayla. Kayla pun langsung salah tingkah karena kepergok langsung oleh Raka kalau dia ternyata sedang memandanginya dari tadi.
"Doain kita yah!" ucap Kayla berbasa-basi untuk mengatasi rasa gugupnya karena telah kepergok langsung oleh Raka yang dari tadi dia lirik terus-menerus.
" Raka pun mengacungkan ibu jarinya."
"Good luck ya!" ucap Raka menambahkan semangat kepada Kayla.
Entah apa yang dirasakan Kayla kali ini, tapi Kayla rasanya merasa sangat senang sekali karena Raka telah memberinya support.
Dan ketika sedang berjalan ke tempat ruang ganti pakaian, Kayla pun tersenyum-senyum sendiri di sepanjang perjalanan.
Sudah hampir kayak orang gila membayangkan Raka. Ternyata Desi juga merasa sedikit heran terhadap Kayla karena dia berjalan sambil tersenyum-senyum sendiri dari tadi.
"Ada apa sih dengan ini anak, kok dari tadi aku lihat kayak senyum-senyum sendiri terus kayak orang gila baru." bisik Desi di dalam hati yang terheran-heran dengan sikap Kayla kali ini.
"La, kenapa kamu, kayaknya dari tadi kamu senyum-senyum sendiri terus?? Sudah kayak orang gila di pinggir jalan saja." ucap Desi yang ngomong sedikit ngasal kepada Kayla.
"Kayla kaget!"
"Tidak, cuma lagi berharap saja semoga nanti tim basket kita bisa meraih kemenangan dan bisa bermain dengan kompak dalam pertandingan nanti." balas Kayla berbohong kepada Desi.
Akhirnya mereka pun telah sampai di tempat untuk berganti pakaian.
Setelah Kayla dan Desi beserta semua anggota tim basketnya selesai berganti pakaian, kemudian mereka semua langsung menuju ke lapangan pertandingan.
Di pinggir lapangan sudah ada Bagus dan Joko selaku official dari tim basket jurusan bahasa Inggris dan saat berjejer di tengah lapangan untuk saling memberi penghormatan antara kedua tim yang bertanding.
Wajah Kayla terlihat sedikit jutek dan serius.
Desi pun kemudian mencoba menjahili Kayla yang memasang wajah jutek dan serius itu agar bisa bersikap lebih santai.
"Ciye, serius banget tuh mukanya. Cewek tomboy kayak kamu ternyata bisa sampai grogi kayak gitu." canda Desi kepada Kayla agar suasana bisa lebih santai.
"Apaan sih kamu, bukannya mengasih semangat malah bercanda kayak gitu." balas Kayla yang sedikit agak kesal kepada Desi dengan candaannya.
"Lagian ngapain sih kamu tegang banget, rileks sedikit kenapa." sahut Desi lagi.
Kemudian Kayla pun mencoba menghirup nafas panjang agar bisa menghilangkan rasa tegang yang kini tengah dihadapinya.
Namun rasa tegang itu tak kunjung menghilang juga, karena rasa tegang sebelum bertanding seperti ini adalah sindrom yang dimiliki Kayla sejak dia masih duduk di bangku SMU.
Setelah selesai saling memberikan penghormatan, kedua tim basket langsung melakukan pemanasan masing-masing.
Kayla pun pergi ke luar lapangan untuk sekedar mengambil air minum. Dan Kayla langsung meminum air mineral yang ia ambil sambil melihat-lihat ke arah penonton yang berada di samping lapangan.
Dan ternyata tanpa Kayla sadari dan tanpa sengaja Kayla melihat wajah Raka yang berada di sebrang lapangan di antara para penonton.
Meskipun hanya melihat dari kejauhan tapi itu semua nampak nyata dan juga jelas sekali bagi Kayla.
Kayla akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah tempat lain karena merasakan kalau Raka juga tengah melihat ke arah dirinya saat ini.
"Kepedean banget kali ya, Kayla".
"Ternyata Raka cakep juga ya, kalau dilihat dari kejauhan kayak gini!" ucap Kayla di dalam hatinya setelah melihat Raka.
Kayla pun jadi tambah bersemangat untuk pertandingan kali ini dan rasa tegang dan juga grogi yang dialami Kayla tadi serasa hilang dan tak berasa lagi.
Dan setelah selesai meminum air mineralnya, Kayla lalu meletakkan sisa air minumnya di pinggir lapangan dan bersiap kembali ke lapangan karena pertandingannya akan segera di mulai.
Jangan lupa dukungannya ya sobat.
Berikan like dan komentarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!