NovelToon NovelToon

Elbara

01. Awal

...Hi kembali lagi saama phi dengan cerita yang berbeda(>_<)...

...Sebelum kalian baca cerita phi, phi cuma mau bilang. Phi sama sekali ga Bermaksud untuk menyinggung agama dan lain-lain...

...Semua plot yang ada didalam cerita ini benar-benar murni hanya untuk berjalan nya cerita, Phi sama sekali ga berniat untuk menjelek-jelekan suatu agama maupun membangga-banggakan salah satu agama....

...Phi harap kalian semua mengerti ❤...

...Dan teruntuk cerita ini, sama sekali tidak ada adegan Lgbt. Penyakit yang diderita tokoh utama, hanya manisan untuk meramaikan cerita ini....

...Mungkin cerita ini akan berbeda dari yang lain awalnya, namun cerita ini tetap sama seperti cerita klise lain nya....

...And yah, semua perilaku buruk yang ada dicerita ini. Jangan ada yang meniru!...

...Cerita ini terinspirasi dari video tiktok, yang mungkin kalian tau....

...So Happy Reading semua(ㅅ˙³˙)♡...

Cahaya matahari yang terik menyinari segerombolan orang yang tengah melihat sesuatu yang menarik,Di arah depan terdapat seorang Anak laki-laki kecil yang tengah menodongkan pistol. Beberapa polisi mencoba menenangkan anak laki-laki yang masih berderai air mata.

"Nak tolong ya,Lepaskan pistol nya. Nanti kita beli es krim,Mau? "Tanya polisi itu berusaha menenangkan sang bocah.

"Hikss...Bapak pikir aku bakal percaya??!! "Ucap nya mengusap air mata.

"Kamu tau?Bohong itu salah satu perbuatan dosa,Dan saya gamau berbuat dosa"Lanjut polisi itu.

"TERUS KENAPA YANG BUNUH BUNDA GA DIPENJARAA!!!,DIA UDAH BOHONGGG..DIA YANG BUNUH BUNDA AKUUU!!! "Teriak nya menangis tersedu-sedu.

Beberapa orang yang berada disekitar berbisik bisik,Mereka melihat bocah laki-laki itu dengan prihatin. Padahal umur nya masih sangat belia,Tapi pemikiran nya seperti orang dewasa mereka menyayangkan orang tua nya yang lalai itu.

"Adek tenang ya...Nanti kita tangkep penjahat itu sama-sama..."

"NGAKKK KALIAN SEMUA PEMBOHONGG!! "

Disisi lain,Seorang gadis kecil tengah menatap jalanan yang begitu padat mulut nya terbuka membuat helaan nafas. Didepan nya sang supir menatap gadis itu sedikit gelisah.

"Nona seperti sedang terjadi sesuatu didepan"Ucap supir itu.

"Tlobos aja,Kalau nggak sogok aja pakai uang Daddy"Ucap nya tampak acuh.

"A-aaduh non mana bisa gitu,Lag- "Ucap supir itu terhenti

"Belicik,Mending om jalanin aja pelintah aku! "Sentak nya tak terima,Supir itu mengangguk lalu keluar guna memastikan kejadian yang sedang terjadi.

Gadis didalam mobil itu menutup mata nya.

Grkeek...

"Non didepan ada anak kecil yang lagi nodong pistol,Makannya jadi ram- "

Brak....

Pintu di buka lalu di tutup dengan kencang oleh gadis itu,Si supir menatap cemas pada anak gadis itu. Benar-benar anak gadis yang nakal untung saja anak dari bos nya,Kalau tidak...

"NONAA!!ANDA MAU KEMANA!!! "Teriak Supir itu.

Gadis itu menggerutu sembari mengepalkan tangan nya,dengan tubuh yang kecil dan ramping nya itu ia berhasil menerobos segerombolan orang yang berkerumun. Sedangkan si supir tertinggal jauh dibelakang lantaran sulit mendapatkan akses berjalan,jantungnya berdegup kencang lantaran panik. Masalah nya gadis itu adalah anak konglomerat bisa bahaya kalau itu anak ilang kan.

Gadis itu berjalan mendekat,Ia bahkan menerobos polisi yang siap siaga menghadang orang yang ingin mendekat.

Srek..

"Dacal ngelepotin,Aku mau tidul aja banyak gangguan! "Gerutunya kesal

"DEKK JANGAN KESITUU!! "Sentak salah satu penjaga polisi itu

"Tuh anak siapa lagi?Maen terobos aja"Celetuk teman penjaga polisi itu.

"Gatau,Tangkep cepat. Bisa-bisa kita dimarahi bos kalau ada yang celaka! "

Pistol yang tadi diarahkan ke kepala polisi kini berbalik diarahkan pada satu gadis yang berjalan mendekat dengan wajah garang nya.

"J-JJANGAN MENDEKAT ATAU AKU TEMBAK!!! "Perintahnya pada gadis itu

Kepala polisi yang melihat itu membelalakan mata nya,Bagaimana bisa ada anak kecil ditempat ini?

Gawat,Bisa bahaya nih.

Gadis itu seakan tuli oleh peringatan yang diberikan bocah laki-laki itu,Ia semakin berjalan mendekat. Bocah laki-laki itu berusaha menarik pelatuk nya,Tangan nya gemetar karena ia baru memegang senjata seperti ini. Ia ragu,Akankah ia bisa menembak? Tapi jika ia takut..Bagaimana pembunuh ibu nya bisa ia bunuh?

Dorrr!!

Jalanan yang tadi ramai itu seketika hening,Layak nya sebuah pemakaman benar-benar tidak ada yang berani berbicara. Suara pistol yang menggelegar tadi benar-benar membuat jantung mereka berdebar kencang,Sama hal nya dengan kepala polisi itu. Jantung nya benar-benar ingin lepas dari tempat nya,Untung saja gadis itu bisa menghindar walau terkena besetan dibagian lengan. Ia ingin berjalan namun dihentikan oleh rekan nya,Jika ia bertindak gegabah bisa saja bocah itu akan mati.

"U-UUDAH AKU BILANG,JANGAN MENDE- "

"BELICIKK!! "Teriak gadis itu,Ia sudah sangat dekat dengan bocah penggagu ini.

"Gala-gala kamu aku jadi gabica tidull,Mobil aku juga halus belenti gala-gala kamu!KAMU TAU ITU NGGAK SIH!! "Kesal nya

Srek

Brak...

Pistol yang berada ditangan bocah itu terjatuh,Kepala polisi yang melihat itu menghela nafas nya lega. Matanya kembali dibuat terbelalak lantaran pistol itu kembali ditodongkan,beda nya bukan bocah laki-laki itu yang menodongkan melainkan bocah perempuan dengan wajah galak nya.

"Dalipada hidup kamu cuma jadi pengganggu,Mending mati aja! "

Dorr!!!...

Laki-laki dewasa dengan seragam sekolah nya menyungginkan senyum nya ketika ia melihat koran yang dipajang di dinding,Dengan bingkai ala vintage.

"BARAAA BURUAN MAU TELAT INI!!! "Teriak gadis yang terburu-buru memakai kaus kakinya.

"Ahhh sialan,Kebalik lagi.."Dengus nya lalu mulai kembali memakai kaus kaki itu.

Laki-laki yang dipanggil Bara atau lebih tepat nya Elbara Ricardo Vincent,itu tersenyum melihat tingkah gadis yang hampir setiap pagi ia lihat,Ia kembali menatap koran itu dengan seksama.

Pok...

"Betah banget ngeliatin tuh koran jadul"Ucap gadis itu,Menepuk pundak milik Bara.

"Lucu liat muka lo"Jawab nya seraya mengelus puncak kepala gadis yang ada disamping nya

"Sialan,Udah ah ayo nanti telat"Ucap gadis itu

Bara mengangguk lalu mengambil tasnya,Ia menatap penampilan gadis itu yang berpenampilan acak-acakan,Menyadari tatapan itu membuat gadis yang ada di depan nya tersenyum lebar.

"Nanti gue rapihin di mobil"

"Tumben lo mau berangkat pagi"Tanya Bara

"Lagi dapet hidayah nih gue,Udah ah ayok!!! "Gadis itu menarik lengan Bara menuju mobilnya.

Didalam mobil,Gadis itu sibuk merapihkan baju sepatu tas dan kaus kaki nya yang baru dipasang sebelah. Setelah nya memakai sedikit riasan agar muka nya tidak pucat.

"Hah..Gila kok orang-orang bisa ya berangkat sekolah pagi"Dengusnya seraya merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan

Bara hanya menggeleng melihat sikap gadis itu.

"Padahal kita dulu musuhan,Eh malah jadi temenan begini"Kekeh gadis itu,Ia menatap Bara dalam.

"Hmm,Pertemuan pertama kita aja ga wajar"

"Emang selama kita bareng-bareng ada yang wajar? "

"Ga sih.."

Gadis itu terkekeh.

"Gara-gara lo,Tangan gue jadi ada tatonya"Ucap Gadis itu

"Salah lo juga,Ngapain ngedeketin gue"Ujar Bara

Gadis itu terkekeh,Ia kembali fokus pada pemandangan jalanan di jakarta. Kini mereka sudah memasuki gerbang yang menjulang tinggi itu,Beberapa siswi berkumpul di sisi untuk melakukan sesuatu

"Kyaa!!Itu mobil Kak Bara!!!"

"Eh udah rapih belum?!!"

"Coklat gue tadi mana heh!"

"Aduh deg-degan pliss "

"Kak Bara pasti milih gue sih fiks."

Mobil berwarna hitam itu berhenti disalah satu parkiran yang ada,Beberapa siswi sudah menggerumi mobil Bara. Wajar saja,Bara ini termaksud mostwanted disekolah ini Wajah nya yang tampan bak dewa yunani membuat hati wanita klepek-klepek dalam sekali pandang..

"Kak aku bawa coklat! "

"Kakak pasti belum sarapan,Nih aku bawain roti! "

"Bara gue ada susu nih"

"Baraaa gue kangennn!!! "

Layak nya adegan slowmo Bara keluar dari mobil dengan sangat keren,Ia menatap satu persatu siswi yang membuatnya risih. Ia berjalan menuju sebelah pintu mobil nya,berniat membukakan pintu untuk gadis itu.

Grekk...

"Hai guysss inget gue gaa"Sapa seorang gadis yang melambaikan tangan nya.

"Akhhh kak Rea!!! "

"Kakak huhu kangen anettt!! "

"Njerrr rea lagi,Tapi gapapa"

Reanna Alodia Gilsha, Perempuan cantik dengan sifat bar-bar nya. Gadis yang sangat dilindungi oleh Pangeran sekolah hingga membuat gadis ini adalah gadis paling spesial di sekolah, tentu nya karena pangeran sekolah yang menjaga nya dari serangan buaya-buaya darat. Sudah tak heran lagi bagi para penghuni sekolah bahwa dimana ada Rea disitu pasti ada Bara dan juga sebalik nya, mereka layak nya perangko dan amplop benar-benar tidak bisa dipisahkan.

Didalam sekolah ini ada 3 jenis kelompok wanita,Yang pertama itu kelompok yang dengan terang-terangan membenci Rea akibat kedekatan nya dengan Bara. Yang kedua adalah kelompok yang memanfaatkan keberadaan Rea yang ada di sisi Bara,Mereka bisa menitipkan sesuatu untuk Bara lewat Rea. Dan Kelompok yang ketiga yaitu Kelompok yang sangat amat menyukai Rea atau bisa dibilang Fans nya Rea banget,Apapun yang terjadi Rea Is My Life.

Dan segerombolan siswi didepan Rea Adalah kelompok dua,Yang artinya hanya memanfaatkan keberadaan Rea. Mereka melakukan ini agar bisa meluluhkan hati Bara itu,Rea sih senang-senang saja karena tiap pagi ia dapat makanan. Hanya saja lama lama eneg juga sih..

"Haha gue kira kalian semua lupa sama gue"Ucap Rea tersenyum ke segerombolan siswi itu

Mereka semakin berteriak histeris,Mereka yakin pasti bisa meluluhkan hati Bara. Hanya saja tidakkah mereka tau bahwa Bara ini,Membenci hal yang seperti ini..

"Minggir"Sarkas Bara dengan nada dingin nya,Segerombolan yang berisik tadi seketika terdiam. Bara menarik lengan Rea dengan lembut,Rea tersenyum kikuk lalu menatap segerombolan perempuan itu.

"KAYAK BIASA YA GUYSS!! "

Bara mendengus,Perlahan tapi pasti Bara semakin melambatkan laju jalan nya.

"Lo bisa ga sih,Gausah gitu lagi"Kesal Bara

"Gitu gimana? "Bingung Rea

"Lo ngumpulin mereka semua terus ngambil hadiah yang seharus nya buat gue,Ini juga sama aja lo ngasih mereka harapan. Ra"Ucap Bara,Ia menghentikan jalan nya lalu menatap Rea.

Berbeda dari orang-orang yang memanggil Rea itu Rea,Bara malah lebih suka memanggil Rea dengan sebutan Ara atau Ra.

"Lo gasuka? "Cicit Rea

Bara mengacak rambut nya frustasi,Ia menghela nafas nya lalu menatap Rea, "Bukan gitu,Gue cuma gamau mereka berharap lebih sama gue Ra. Lo tau itu"Jelas Bara.

"Terus,Kalau lo gini mulu kapan dapet cewenya? "Tanya Rea

Bara menyungginkan senyum tipis nya,Ia mengusap puncak kepala Rea lembut, "Kan ada lo. Selagi ada lo,Gue bisa kok hidup tanpa Cewe"

"Terus,Gue apaan kalau bukan Cewe??!! "Kesal Rea

"Bukan gitu konsepnya Ra"Kekeh Bara,Ia merangkul Rea sehingga membuat kepala Rea menyentuh ketiak Bara.

"Bawrla lwo gamawluo? "Ucap Rea tersendat

"Malu kenapa? "Tanya Bara dengan halus.

Rea menyembulkan kepala nya dari ketiak Bara,Emang wangi sih tapi aneh aja gitu.

"Kepala gue ada di ketek lo"Kekeh Rea

"Lo mau liat seluruh badan gue juga gue gamalu Ra"Ucap Bara,Rea mendelik ngeri

"Serem ah Bar"Ujar nya,Bara terkekeh dan kembali mengusap puncak kepala Rea.

Persahabatan antara wanita dan laki-laki,Apakah bisa semurni itu?Tanpa ada rasa cinta yang terpendam. Rasa nya benar-benar aneh,Rea dan Bara sudah menjalin hubungan persahabatan lebih dari 11 tahun. Akankah hubungan ini akan terganti?Atau tidak?

"Tuh udah sampe kelas gue,Lagian lo ribet banget sampe mau nganterin"Ucap Rea,Bara kembali mengelus puncak kepala Rea.

"Biar lo ga diculik"

"Mana ada yang mau nyulik gue"

"Ada"

"Siapa?"

Bara kembali terkekeh,Melihat wajah Rea saja sudah bisa menjadi moodboster nya.

"Gue"Jawab Bara,Rea langsung menjitak kepala Bara kesal.

"Iya terserah lo,Udah ah gue mau ke kelas Bay!!! "

Belum beranjak satu langkah dari tempat asal,Bara mencegat sebelah tangan Rea. Rea berbalik lalu menaikan sebelah alisnya bingung

Cup...

"Jangan bolos"Ucap Bara tersenyum,Ia kembali mengelus puncak kepala Rea.

Sedangkan Rea mematung ditempat, "Iya udah sanah,Hus..huss"

Bara pun pergi meninggalkan Rea,Rea hanya melambai melihat kepergian Bara. Sudah biasa ia diperlakukan seperti ini jadi ia tidak mungkin bap-

"Masih aja lo sama Bara"Celetuk gadis yang nongol dijendela

Rea tersenyum kecut.

"Kalo dia musuh gue baru gue jauhin"Ucap Rea menjawab Gadis itu

"Tapi sayangnya hati lo udah terpikat sama dia,Ya kan? "Ucap gadis itu

"Diem El.."Desis Rea

ElFreda Kaula Caroline,Merupakan satu-satu nya teman perempuan milik Rea. Ide-ide nakal nya saja selalu terceletus dari El ini,Tak heran kenapa mereka bisa sampai sedekat ini.

"Hehe iya deh piss"Ucap El menunjukan kedua jarinya

"Nanti siang jadi? "Tanya El

"Jadilah,Kapan lagi kita makan gratis"Ucap Rea diselingi dengan tawanya

"Yaudah ah,Gue mau masuk"Lanjut Rea

El hanya mengangguk.

Kasian sekali teman nya itu,Memendam rasa dengan sahabat nya sendiri.

Eh??

02. Kegiatan Amal

Cahaya matahari yang terik menyinari beberapa siswa yang tengah bergerumun, dengan sebuah bingkisan di tangan mereka tampak antusias dengan itu. Rea dan El sudah berada didepan barisan siswi itu, mata Rea maupun El memincing. El tersenyum senang ketika melihat jumlah siswa yang bertambah setiap minggu nya.

"EKHEM.. EKHEM... " Tes Rea pada toa yang dipegang nya, seluruh mata pandang siswi langsung menuju kearah Rea.

"OKE JADI KEGIATAN MINGGUAN KITA BAKAL BERJALAN KAYAK BIASA NYA, GUE CUMA BISA NGAMBIL MAKANAN INSTAN AJA GUYS. YANG KALIAN MASAK SENDIRI NGGAK GUE TERIMA YA, ALESAN NYA SIMPLE! GAMPANG BASIII!! " Teriak Rea ditoa itu

Di samping nya sudah ada El yang duduk di bangku dengan kaca yang ia pegang, semua perempuan yang ada disitu langsung berbaris dengan rapih.

Kegiatan rutin tiap minggu ini dinamakan 'Amal for Bara', Setiap siswi yang menyukai Bara suka sekali memberikan makanan atau minuman untuk Bara. Sayang nya hal itu ditolak mentah-mentah oleh Bara, maka dari itu Rea memberikan solusi nya untuk memberikan makanan dan minuman itu kepada nya dan akan diberikan pada Bara. Mengetahui kedekatan nya dengan Bara tentu membuat mereka senang, setidak nya Bara mau melirik makanan mereka itu sudah seperti sebuah berkah. Walau sedikit kesal dengan nama kegiatan, mereka hanya bisa pasrah lantaran bos nya adalah si bad girl disekolah ini.

"Pelan-pelan ya guys! " Seru El menatap barisan yang ada di depan nya.

"Makin hari makin panjang yang barisan nya" ucapnya pada Rea

"Ini namanya rejeki anak sholeh"

Plak...

"Sholeh mata lo, punya agama aja ngga" Ucap El, Rea mendelik tajam pada El.

"Daripada lo, jarang ibadah" Ledek Rea, El bersedih lalu kembali menatap siswi yang ada didepan nya.

"Ekhem kak, ini antrian nya makin panjang lho~~" Ucap gadis yang ada didepan meja, Rea langsung menatap gadis itu

"Nah oke, Jadi lo bawa apa? " Tanya Rea

Gadis itu tampak tersenyum malu, "A-aaku buatin kak Bara sapu tangan.. " Ucap sambil menunjukan sapu tangan yang sudah dihias sedemikian rupa

Rea mengangguk, "Ini buat lap keringat ya? " Tanya Rea, Gadis itu mengangguk antusias.

"Tapi kenapa banyak banget jaitan nya? Tuh nama Bara yang lo jait banyak banget, Sakit anjir kalo dilapin. Apalagi buat ketek yang sensitif" Ucap Rea menjelaskan.

Gadis itu menunduk lesu, El yang berada disamping nya menyenggol Rea kesal. "Kalo gabisa buat lap ketek, buat lap kaki juga bisa! " Ucap nya lalu mengambil sapu tangan itu

"Kan nama nya sapu tangan! " Seru Rea

"Lah terus kenapa lo bilang buat ketek? "

"Ketek kan bagian dari tangan! "

"Ngga ya, ketek udah termaksud bagian pinggang" Ucap El tak mau kalah

"Kok lo nyolot sih" Kesal Rea

"Lah lo ngeselin" Kesal El

"Minta dihajar? "

"Mau dong qaqa.. " Ledek El, lantaran kesal Rea dengan sigap menarik lengan El. Hanya saja El lebih cepat dari Rea, Ia berlari sehingga adegan kejar-kejaran terjadi, Beberapa siswi disana menghela nafas berat jika sudah seperti ini pasti tidak akan jadi.

"ELLL ANAK SETANN SINI GAK LOO!! " Teriak Rea kesal

"NGGA MAU WL-BRUK.... "

El meringis ketika merasakan kepala nya yang tertabrak sesuatu yang keras, Ia mengusap kepala nya. Rea yang melihat itu menyunggingkan senyum tipis nya.

"REYYY. EL KANGEN KATA NYA!!! " Teriak Rea dari arah belakang

Sedangkan El mebelalakan mata nya, ia menatap keatas dan wajah laki-laki yang selama ini ia hindari ada tepat didekat nya. Wajah konyol nya dengan senyum yang bikin muntah, dibelakang Rea tertawa terpingkal-pingkal..

"Pfttt... Hahhahaha mampus lo haha-AKHHHH!!... "

Grep...

Rea terdiam merasakan jantung nya yang berdetak hebat, Laki-laki dengan gaya cool nya menatap Rea cukup tajam. Rea terkekeh lalu segera membenarkan posisi nya, dilain tempat El tertawa melihat azab langsung didepan mata nya.

"Eh.. Bara, lagi ngapain tuh?? " Tanya Rea cengegesan, Bara menatap Rea cukup tajam.

"Sekali lagi lo jatuh gini, Gue kurung lo" Ancam nya pada Rea, Rea mengeluarkan dua jari nya sehingga membentu huruf V

"Piss om jago, Ga lagi deh" Ucap nya seraya tersenyum.

"JANGAN DEKET-DEKET GUE KUDANIL!!! " Teriak El berusaha menghindar.

Rey Adinoputra, Laki-laki dengan sejuta gombalan nya itu termaksud mostwanted disekolah ini wajah nya yang tampan serta gombalan maut nya mampu membuat siapa saja klepek-klepek. Ntah sebuah berkah atau kesialan, Rey dipertemukan dengan El gadis cantik dengan kelakuan bar-bar nya Rey jatuh cinta pada gadis itu pada pandangan pertama.

Rey kira awal nya ini hanya cinta sesaat, hanya saja.. saat Rey melihat El terluka, menangis, atau bahkan menghilang dari pandangan nya membuat Rey sakit. Seperti ada sesuatu yang menusuk-nusuk hati nya, Rey baru paham saat melihat El ditembak oleh laki-laki lain. Rey mencintai El lebih dari apapun. Sayang nya, Mungkin saja ini karma dari Tuhan karena diri nya yang sering ngegoshting perempuan. El menolak diri nya mentah-mentah. Gapapa kok,Rey akan terus berusaha agar membuat El jatuh pada nya, Rey akan terus melakukan itu sampai El mencintai nya..

Tujuan hidup nya sekarang adalah... membuat El jatuh cinta!!!

"Gamau, maunya deket-deket sama lo" Ucap Rey mengalungkan tangann ya pada lengan El

Tentu saja hal itu membuat El risih, mata nya menatap tajam pada Rey. Gara-gara Rea ia harus berhadapan dengan lintah ini, pengen marah tapi gabisa.

Kan bestai:v....

"REAAA TANGGUNG JAWAB LOO!!! " Teriak El, ia berjalan menuju Rea. Rea yang melihat itu langsung menyiapkan posisi siap siaga.

"Bara, disini udah ga aman. Mending kita cari makan yok! " Seru Rea dengan tergesa-gesa, ia menarik lengan Bara dan langsung menuju kantin. Perut nya lumayan lapar, dan ia juga mau menghindar dari amukan El.

Bara hanya mengikuti Rea, ntah sudah berapa kali ia memperingatkan Rea agar tidak berlarian seperti ini. Susah memang berteman dengan orang yang berkepala batu ini.

Dengan beriringan Rea dan Bara menuju ke kantin, melihat pemandangan yang sudah tak biasa tetap saja membuat beberapa siswi berteriak histeris. Mereka iri dengan ke uwuan dua sahabat itu, tak jarang juga banyak yang mencocokan diri mereka.

Bara tersenyum tipis.

"Ra" Panggil Bara, Rea menaikan sebelah alisnya

"Apa? " Saut Rea.

"Mereka bilang kita cocok" Ucap Bara.

"Lah terus? " bingung Rea

Bara tersenyum tipis lalu menggeleng. Rea hanya acuh dan kembali melanjutkan perjalanan nya, dibelakang sudah ada El yang mencak-mencak.

"Oh ya daritadi gue ga liat Arsen, kemana tu bocah? " Tanya Rea.

Bara mendelik, "Ngapain? "

"Hah? Ngapain? Lo ngomong apa si Bar? "

"Ngapain nanyain dia" Ucap Bara dengan wajah yang tak enak dilihat

"Y-yya emang gaboleh"

"Nggak! " Tegas Bara, Rea tersentak kaget.

Rea menyinggung senyum misterius nya, "Cieee... cemburu lo ya?!! " Desak Rea yang niat nya bercanda.

"Iya! "Ucap Bara lalu memalingkan wajah nya, Wajah Rea benar-benar dekat dengan diri nya. Rasa nya benar-benar aneh, jantung nya seperti berdetak seribu kali lebih cepat. Memang sedari dulu seperti ini, Bara menduga bahwa diri nya memiliki penyakit jantung kronis.

" Ciee... Bara aku cemburu"Ledek Rea terkekeh geli, Bara semakin membuang wajah nya. Melihat itu terus membuat jiwa usil Rea meronta-ronta, ia terus menatap wajah Bara tapi Bara selalu membuang muka.

"Acieee...hahahaha,Kalo lo gini terus kapan gue dapet jodoh nya"

"Kan bisa aja Arsen itu jod-"

Cup....

Rea terdiam sebentar, matanya mengedipkan beberapa kali. Sedangkan Bara tersenyum miring, melihat ekspresi ini benar-benar sangat memuaskan untuk diri nya. Manik milik Rea langsung menatap manik mata Bara, tatapan mereka terkunci beberapa saat.

"Nah ke uwuan macam apalagi ini? "

"Ga panas kok, cuma gosong"

"Anjirr gerah!! "

"Murahan banget sih, dicium malah diem aja"

"Njirr mau dongg"

"Hatiku mleyot"

"Mereka cocok sih, ga heran gue"

"Bara punya gue plis, gsh gitu dng"

"Apa ni, patah hati seantero sekolah kah? "

Rea yang tersadar langsung memundurkan wajah nya, mata nya menatap Bara kesal. Sedangkan Bara tak bereaksi apapun, melihat wajah kesal Rea itu sudah cukup untuk membangun mood nya kembali.

"Wahh pelecehan ini namanya!! " Sentak Rea tak Terima, ia mengusap-usap bibir nya yang tadi terkena bibir Bara. Ini Bara duluan loh yang nyosor bukan Rea yaa

"Si anjir, bibir gue jadi ga suci lagi!!! "

Bara terkekeh.

"Emang sejak kapan bibir lo suci? " Tanya Bara

Rea terdiam.

"I-iintinya pelecehan ini! Gue aduin ke kemensos Yaa!! " Sentak Rea

"Itu buat bansos! "

Rea menatap Bara mesem-mesem.

"Masih pagi aja udah lucu, agak siangan dikit keknya udah bikin sayang" Ucap Rea

Bara mengacak rambut Rea saking gemas nya, ingin sekali ia melemparkan gadis ini ke sungai amazon.

"Aww... dedeq jadi baperrr!! "Saut Rea tersenyum konyol

03. Rumah

Hari sudah mulai sore, Rea sudah berada didepan sebuah rumah mewah yang ada didepan nya. Ia menghela nafas berat, perlahan membuka pintu coklat yang besar nya melebihi titan. Suasana yang cukup tenang, tanpa ada nya satupun manusia didalam nya. Rumah yang sebesar ini memang jarang diisi oleh para human-human, hanya siang hari para pelayan bekerja dan sore hari mereka sudah pulang. Maka dari itu rumah ini selalu sepi di sore dan malam hari.

Ting...

Suara notifikasi membuyarkan lamunan Rea, ia langsung membuka handpone nya. lalu mengklik aplikasi berwarna hijau dan membaca pesan singkat dari salah satu kurir makanan.

Aji maskano...

Mba pesenan nya saya batalin ya

Rea terdiam lalu mendengus kesal, perut nya sudah cukup lapar tapi kenapa malah dibatalin. Lagian juga ini kurir nya memang tidak niat mencari uang ya?

^^^Lah kenapa?^^^

Saya mau top up diamond˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

"Ini orang niat dagang kaga sih" Dengus Rea, lalu meletakan ponsel nya sembarangan

Ia mengelus dada nya sabar. "Cobaan orang beriman"

Tok... Tok...

"Permisiiii.. Gopuddd" Teriak seseorang

Rea langsung membuka pintu nya, lalu menatap gojek itu bingung. "Lah kata nya gajadi? "

Pria yang sudah cukup tua itu menatap Rea bingung, "lah saya ga bilang gajadi mba"

"Terus? Ini emang apaan? "

"Ini salmon-salmon gitu mba, aduh apa ya nama nya" Bingung Pria itu

Rea mengambil makanan yang disodorkan, ia menatap makanan itu. Ini termaksud makanan kesukaan nya, mungkin saja Bara yang memberikan nya. Dasar, kenapa tidak memberitahu nya

"Yaudah makasih ya pak" Ucap Rea, pria itu mengangguk sebagai tanda jawab lalu pergi.

Rea langsung masuk dan mengambil piring untuk menikmati makanan ini, Ia tersenyum tipis. Memang Bara saja yang mengerti diri nya, tapi kenapa Bara tidak memberitahu nya?. Rea beralih menatap ponsel nya, lalu menatap room chat Bara. Benar-benar tidak ada notifikasi apapun.

"Suprise gitu ga si? " bingung Rea.

Belum mulai ia melanjutkan makan, suara bel kembali berbunyi membuat Rea mengepalkan tangan nya. Padahal sedikit lagi makanan itu akan masuk kedalam mulut nya, tapi ada aja gangguan nya.

"Apalagi sih! Ga liat orang lagi mau makan apa ya! " Sentak nya kesal lalu kembali membuka pintu.

"Kenapa lagi p-" ucap nya terhenti ia menatap laki-laki yang berpakaian casual itu.

"Cih.. Inget pulang lo" Ucap Rea, ia berjalan pergi dengan tangan yang terkepal.

Keluarga nya bukan termaksud keluarga yang harmonis, Rea tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Ayah nya pergi meninggalkan ibu nya dan diri nya, walau begitu ayah nya tidak melupakan tanggung jawab nya untuk menafkahi diri nya maupun ibu nya. Bertahun-tahun ibu nya hidup didalam kesendirian, diri nya pun lahir hanya karena kesalahan semata. Saat umurnya 4 tahun, ibu nya meninggal karena penyakit yang menggerogoti tubuh nya.

Memang sangat miris, bahkan dihari pemakaman ibu nya ayah nya bahkan tidak datang. Ia juga kenal ayah nya hanya dari foto pernikahan ibu nya, Rea benci itu. Saat umurnya 5 tahun, ia diajak untuk pergi menemui ayah nya oleh orang suruhan ayah nya. Lagi-lagi kabar buruk menimpa diri nya, ayah nya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Anak kecil yang seharus nya sibuk bermain, berbeda dengan Rea yang sibuk memikirkan masa depan nya.

Rea tidak tahan tinggal dirumah ini.

Rea ingin pergi.

Pergi meninggalkan seluruh orang yang membuat malaikat nya harus pergi meninggalkan diri nya.

Dan laki-laki yang tadi adalah kakak tiri nya, Andrea Triyas Gilsha. Hubungan mereka berdua pun tidak baik, bahkan sangat buruk. Andre yang berfikir bahwa ayah Rea yang menyebabkan keluarga nya hancur, dan Rea yang berfikir ibu Andre adalah seorang penjilat.

Memuakan.

Sedari kecil tidak pernah terlintas dibenak mereka untuk saling berdamai, mereka layak nya sebuah minyak dan air. Tidak bisa disatukan.

"Ayah nanya kabar lo" Ucap Andre

"Terus? " Acuh Rea

Andre menatap sinis Rea. "Seharus nya lo bersyukur masih ada yang mau merhatiin lo! "

"Dari awal gue ga pernah minta diperhatiin atau apapun itu, hidup gue sendiri itu udah lebih dari cukup" Ucap Rea berusaha menahan emosi nya.

"Anak gatau diri" Sinis Andre

"Anak pungut belagu banget"Ujar Rea tak kalah sinis

" lo dapet nama Gilsha itu cuma gara-gara ibu lo yang ngegoda ayah gue, coba kalo nggak? "Ucap Rea tersenyum sinis

"Jadi gelandang hidup emak lo! "

"GAUSAH GA SOPAN LO! " Bentak Andre

"Apa? "

"Emang bener kan, emak lo yang ngegoda ay-" Ucap Rea terhenti

Badan nya sedikit terhuyung karena dorongan dari Andre, "Bukan ibu gue yang bermasalah, tapi ayah lo. Mata nya yang jelalatan gabisa liat cewe cakep"

"Emak lo juga murahan" Sinis Rea, Andre mengepalkan tangan nya. Ia berusaha untuk mengontrol emosi agar tidak berbuat diluar batas kepada gadis keras kepala didepan nya ini.

"Dengerin gue ya, kakak tersayang. Mau lo ngejelekin si Reno ayah lo yang lo sayang itu ke gue. Gabakal mempan, Gue bukan orang yang sayang sama orang tua" Ucap Rea

"Dan juga, bilang ini sama ibu lo. Jangan hasut ayah biar gue dateng kerumah menjijikkan punya kalian"

"REANNAAA!! " Bentak seseorang

Jantung Reanna berdetak dengan kencang, kepala nya menoleh kearah samping. Bukan Andre yang membentak nya, melainkan Bara yang baru saja datang. Mata nya benar-benar berkilat menahan amarah, sedangkan Rea mata nya benar-benar berkaca-kaca.

"Bara.. Lo bentak gue? " Tanya nya perlahan

"Iya!, Lo udah keterlaluan Rea" Sinis Bara

Rea terkesiap, ucapan Bara selain emosi marah dan kecewa. Bara tidak memanggil nya seperti biasa, Rea adalah panggilan ketika Bara sudah sangat amat marah.

"T-ttapi lo gausah bentak gue Bar.. " Lirih nya

"Kalo gue ga bentak lo, lo gabakal ngerti Rea. Stop bertingkah kekanak-kanakan" Sentak Bara

Rea mengepalkan tangan nya, "kekanak-kanakan? " Gumam Rea

Rea kembali menatap tajam Andre yang berada didepan nya, "INI SEMUA GARA-GARA ULAH LO-"

PLAK....

"Cukup Rea cukup, Jangan sampe gue ngulangin hal yang sama" Tekan Bara

Rea memegangi pipi nya yang terasa panas, bibir nya berdarah akibat tamparan yang kencang itu. Rea perempuan dan Bara laki-laki bisa dibedakan bagaimana tenaga nya, apalagi dengan tubuh Bara yang seperti ini. Rea meneteskan air mata nya secara perlahan. Selain pipi nya yang merasa perih, Rea juga merasakan ulu hati nya yang sakit.

"Bara... lo beneran nampar gue? " Ucap Rea tak percaya

Bara terdiam, ia spontan melakukan hal itu karena Rea sudah diluar kendali.

"Lo emang pantes dapet tamparan, Rea" Ucap Andre, Rea mengacuhkan Andre dan masih menatap Bara tak percaya.

"Bara.. Kenapa lo malah gini, Se-seharusnya lo ga nampar gue Bar.. "

"Kita temen kalau lo lupa, kita selalu bareng-bareng kemana-mana Bar. Tapi kenapa lo malah.. "

Rea terdiam.

"KENAPA LO MALAH BELAIN ANAK PUNGUT INI BARA!!! "

Air mata milik Rea sudah turun layak nya air terjun, Bara langsung menarik lengan Rea dengan kencang.

"Lo emang harus dihukum biar kapok" Tegas Bara

"Bara.. Hik... j-jjjangan.. " Mohon Rea.

Bara semakin berjalan dengan cepat, hal itu membuat Rea harus mati-matian mengikuti langkah Bara yang lebar dan cepat. Tangan nya juga begitu sakit akibat cengkraman Bara, Hatinya sakit. Orang yang ia kira akan membela nya malah berbalik membela orang yang jelas-jelas diri nya benci, Rea benci. Rea benci semua orang, Rea benci ketika diri nya tidak bisa melakukan apapun.

Rea butuh seseorang, Rea tidak mau hidup seperti ini.

Rea lelah.

Brak...

Rea membutuhkan seseorang.

Bara membuka sebuah pintu yang tampak usang dengan tendangan nya, Rea tersentak kaget. Jantung nya berdegup dengan sangat kencang, sebuah ruangan yang gelap dan kotor.

Rea benci ini.

Sebuah pengalaman menyakitkan ada didalam kegelapan.

Bahkan Rea tidak tau ia harus kemana, Rea takut akan kegelapan namun Rea tidak bisa menjangkau sebuah cahaya. Apa yang harus diri nya lakukan?

Kenapa, dunia tidak seadil ini.

"Diem didalam sana, Sampe gue yang ngeluarin lo. Ngerti! " Ucap Bara

"Bara pliss.. jangan gini g-ggue takutt" Ucap Rea bergetar.

"G-ggue bakal lakuin apapun asal jangan masukin gue kesana" Mohon Rea, Rea menatap Bara berkaca-kaca.

"Lo mau minta maaf sama kakak lo? "

Rea terdiam, ia tidak merasa bersalah. Kenapa ia harus meminta maaf? Apa yang harus ia sesali, kenapa Bara ambis ingin diri nya untuk meminta maaf. Ada apa dengan Bara ?

"Bahkan hal kecil aja lo gabisa Rea"

"Masuk."

Rea menggeleng keras, Tangan nya sudah bergetar lantaran ketakutan.

"Masuk Rea." Kecam Bara menatap tajam Rea.

"Bara pliss... j-jjangan"

Bara menarik tangan Rea lalu menghentakkan nya kedalam ruangan itu. Rea meraung-raung agar bisa dilepaskan, dengan tidak tega nya Bara menginjak jari-jari Rea. Hal itu membuat Rea mengerang kesakitan, ia menarik tangan nya sehingga pintu itu bisa ditutup

Brak... Brak...

"BARAAA BUKAIN GUE TAKUTTT!!! " Tangis Rea kembali pecah.

"BARA HIK.... MAAF GUE TAKUTT... BARAAAA!! "

Bara sama sekali tak bergeming, bahkan sama sekali tidak ada rasa penyesalan. Rea memang sesekali harus diberi pelajaran, Rea harus mengerti arti hidup didalam sana.

"Jangan pernah keluar sebelum gue jemput, Reanna" Ucap Bara dari balik pintu, lalu ia pergi meninggalkan Rea yang masih menggedor-gedor pintu

Teriakan nya bahkan terdengar sangat keras, suara rintihan yang bisa membuat orang merasa kasihan.

"Lo keterlaluan" Ucap Andre yang bersender pada salah satu Tembok.

Berbeda dari laki-laki lain yang maco, Andre malah terlihat seperti perempuan. Andre tidak memiliki kulit eksotis atau setidaknya rahang yang tegas. Andre malah memiliki kulit putih susu dengan bulu mata yang lentik dan rahang yang hampir menyerupai wanita, Perumpamaan nya seperti uke!.

"Dia emang harus dikasarin, sesekali" Ucap Bara sendu

"Jangan dibukain pintunya, Atau.. "

"Lo bakal bernasib sama kayak adek lo" Tegas Bara menatap Andre tajam

Ia mengungkung Andre sehingga membuat Andre terpojok, Aura Bara memang sangat kuat. Tidak diragukan lagi, Melihat tatapan nya saja sudah membuat Andre merasa takut. Bagaimana bisa adiknya berteman dengan orang seperti ini?, terlebih lagi bagaimana bisa ia takut pada anak yang jauh lebih muda dari nya

"Jangan nganggep ucapan gue ini sepele, Andre"Bisik Bara ditelinga Andre.

Andre menegang dengan mata yang melotot, sedangkan Bara tersenyum miring lalu segera pergi dari mansion itu meninggalkan Rea yang ada didalam gudang dan Andre yang terdiam ditempat. Andre memegangi jantung nya yang berdetak tak karuan

"S-ssialan.. " Desis Andre

Pipinya jadi bersemu merah karena itu, ada apa dengan diri nya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!