NovelToon NovelToon

REINKARNASI : TERPERANGKAP DI TUBUH YANG SALAH

Pengumuman

Halo Readers.

Ini adalah novelku yang ketiga , REINKARNASI : TERPERANGKAP DI TUBUH YANG SALAH.

Pertama kalinya Author LYTIE mencoba membuat novel Kategori Pria ( pemeran utamanya pria).

Semoga readers menyukainya.

Isi cerita murni adalah khayalan Author LYTIE semata.

Inti ceritanya King si agen rahasia yang macho , terbunuh dalam ledakan bom dan rohnya reinkarnasi ke dalam tubuh Zhong Li , pemuda lemah dan buta yang hidup di zaman Kerajaan yang didominasi oleh wanita.

Wanita lah yang memegang kendali dan maju ke medan perang.

Wanita jugalah yang memilih pria untuk menjadi pasangan hidupnya.

Bahkan hanya wanita yang boleh menceraikan suaminya dan memilih pria lain sebagai pendamping hidupnya.

Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan King sebelumnya.

Semoga readers akan memaklumi dunia macam apa yang sedang dihadapi oleh King ya 😁.

Jangan lupa klik FAVORIT, LIKE, VOTE, KOMENTAR POSITIF jika readers menyukainya.

Mohon maaf apabila ada kesalahan di dalam cerita karena Author LYTIE hanyalah manusia biasa yang suka menghalu

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

BAB 1. Anak jalanan

***Panti asuhan Jaka*** 

Bu Siti, pemilik Panti Asuhan Jaka  tersenyum lebar menyambut kedatangan beberapa donatur panti asuhan yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang. 

"Selamat datang Ibu-Ibu ke Panti Asuhan Jaka. Maaf apabila Panti Asuhan ini banyak kekurangan," ucap Bu Siti sambil memberikan ekspresi wajah malu bercampur sedih. 

Rombongan ibu-ibu itu merupakan donatur dan sebagian besar berasal dari keluarga berada. Mereka melihat sekeliling Panti Asuhan Jaka.

Banyak sekali anak-anak yatim piatu yang tinggal di sana dan terlihat jelas anak-anak itu dalam kondisi menyedihkan. Anak-anak itu terlihat kotor, kumuh, dan kurus. 

"Ibu-Ibu silahkan duduk dulu," kata Bu Siti. 

Para donatur itu pun duduk di atas kursi sofa yang sudah robek-robek dan tidak berbentuk utuh lagi.

"Aku baru mengambil alih panti asuhan ini. Sebelumnya panti asuhan ini di kelola oleh Jaka, abangku. Akan tetapi, beliau sakit keras dan meninggal beberapa waktu yang lalu. Penyakitnya memerlukan banyak uang sehingga keluargaku tidak bisa menyiapkan dana untuk menyokong panti asuhan ini," jelas Bu Siti sambil berlinang air mata. 

"Jangan khawatir Bu Siti. Kita sudah mengetahui keadaan panti asuhan ini dari foto-foto yang Bu Siti posting di media sosial. Kita akan memberikan bantuan dana supaya anak-anak yatim piatu ini semuanya bisa hidup dengan layak," ucap salah satu donatur mewakili temannya yang lain.

"Terima kasih banyak Bu. Aku mewakili semua anak panti asuhan Jaka mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas kebaikan hati ibu-ibu semua," kata Bu Siti sambil menangkupkan kedua tangannya di hadapan para ibu-ibu donatur yang dermawan. 

***

Seorang anak laki-laki  membawa nampan yang berisi beberapa aqua gelas dan menghidangkannya di atas meja. 

"Silahkan di minum Bu!" ucap anak laki-laki itu dengan sopan. 

"Terima kasih nak!" jawab para Ibu-Ibu donatur. 

Mereka terkejut ketika melihat wajah anak laki-laki yang menghidangkan aqua gelas. 

Anak laki-laki itu kurus dan tinggi sehingga para Ibu-Ibu donatur menebak usianya sekitar lima belas tahun. Padahal tahun ini usianya hanya sepuluh tahun.

Yang membuat para Ibu-Ibu donatur terkejut adalah karena bola mata anak laki-laki itu yang berwarna biru. 

"Anak ini blasteran?" tanya salah satu ibu donatur ke Bu Siti. 

"Iya, Bu. Namanya Arthur. Joko menemukannya di tempat sampah dan mengasuhnya  selama sepuluh tahun," jawab Bu Siti. 

"Malang sekali nasibnya," ucap ibu donatur yang lainnya.

Arthur hanya terdiam dan berdiri di samping Bu Siti.  Arthur sudah terbiasa melihat tatapan iba maupun kata-kata yang mengasihaninya dari setiap orang yang bertemu dengannya. 

Arthur sama sekali tidak merasa malu ataupun rendah diri. Arthur tidak peduli siapa pun orang tuanya yang telah tega membuangnya ke tempat sampah. 

Arthur sangat mensyukuri hidupnya yang diselamatkan oleh Jaka sehingga bertekad membalas budi Jaka. 

Walaupun setiap tahun selalu ada keluarga yang berniat mengadopsinya, Arthur menolaknya karena kondisi kesehatan Jaka yang semakin buruk. 

Arthur ingin tetap berada di sisi Jaka untuk menjaganya hingga akhirnya Jaka meninggal dan panti asuhan ini di ambil alih oleh Bu Siti. 

Arthur merasa senang dengan kedatangan para Ibu-Ibu donatur yang bisa membantu kehidupan anak-anak yatim piatu lainnya menjadi lebih baik. 

Dalam waktu singkat, para ibu-ibu donatur sudah memberikan uang tunai dalam jumlah banyak ke Bu Siti. 

Bu Siti mengantar kepulangan para Ibu-Ibu donatur ke depan pintu Panti Asuhan Jaka dengan senyuman semringah. 

***

"Kapan Bu Siti akan membeli makanan dan pakaian untuk adik-adik?" tanya Arthur dengan polos. 

"Ini adalah uangku. Tidak ada makanan dan pakaian baru," ujar Bu Siti dengan ketus dan tersenyum sinis. 

"Tetapi kata ibu-ibu donatur itu..." 

"Diam! Pergi masak nasi dan telur goreng untuk mereka. Aku sudah cukup baik masih menyediakan beras dan telur ayam untuk kalian!" teriak Bu Siti. 

Arthur mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya dan berjalan menuju dapur. 

Yang paling penting baginya sekarang adalah menyiapkan makanan untuk anak-anak yang berada di Panti Asuhan Jaka.

Anak-anak yang polos dan dengan lahap memakan nasi putih dipadu telur goreng yang dimasak oleh Arthur. 

Arthur memberikan jatah makannya ke anak lainnya yang lebih memerlukan makanan itu. 

Beberapa saat kemudian Arthur berniat mencari Bu Siti lagi untuk meminta kebutuhan anak-anak panti asuhan Jaka.

***

Arthur melihat Bu Siti sedang berada di teras depan. Wanita tua itu sedang berbicara dengan  seorang pria. 

Arthur menguping pembicaraan mereka secara diam-diam. 

"Gimana sayang? Dapat gak uangnya?" tanya pria itu. 

"Ya pastilah. Uang yang banyak! Semua karena jasamu. Semula aku ingin menjual panti asuhan ini. Idemu untuk memotret mereka dalam kondisi menyedihkan membuat donatur datang sukarela menyetor uang ke kantongku," ucap Bu Siti sambil ketawa. 

"Jangan lupa bagianku," ujar pria itu sambil tersenyum lebar. 

"Oke! No problem! Dua hari lagi akan datang donatur yang baru. Siap-siap deh kantongku full uang tunai," kata Bu Siti. 

"Kantong kita!" kata pria itu sambil ketawa keras.

Arthur segera meninggalkan tempat persembunyiannya sambil mengepalkan kedua tangannya. 

Arthur sama sekali tidak menyangka Jaka yang dermawan bisa mempunyai adik yang serakah dan mata duitan.

Malam harinya setelah semua anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Jaka tertidur pulas, Arthur mengendap-endap keluar dari Panti Asuhan Jaka. 

Arthur tidak mau dirinya dimanfaatkan oleh Bu Siti lagi.  Sebelum pergi Arthur menatap bangunan Panti Asuhan Jaka dalam waktu yang lama. 

"Maafkan abang, adik-adikku! Abang harus pergi! Abang bersumpah akan kembali menyelamatkan kalian!" janji Arthur dengan suara bergetar. 

Arthur yakin Bu Siti yang masih memerlukan anak-anak panti asuhan untuk mendapatkan uang dari donatur, pasti mau tidak mau harus mengurus mereka semua. 

***

Sejak malam itu Arthur tinggal di jalanan. Hidup di jalanan yang keras membuat Arthur harus berkelahi setiap hari dengan sesama anak jalanan hanya demi memperebutkan sesuap nasi saja. 

Lama kelamaan Arthur mengetahui beberapa teknik berkelahi untuk melindungi dirinya sendiri. 

Semua pekerjaan anak jalanan dilakukan oleh Arthur. Menjadi penyemir sepatu, pengamen, pengelap kaca mobil bahkan membersihkan bus umum. 

Mata Arthur yang berwarna biru  seolah-olah dapat menghipnotis setiap orang yang dijumpainya sehingga mereka mau memakai jasa Arthur. 

Arthur mendapatkan setiap rupiahnya dari hasil jerih payahnya. 

Arthur tidak mau bergabung dengan komplotan anak jalanan yang suka mencuri maupun menjadi pengemis bohongan di jalan raya. 

Arthur memegang teguh prinsipnya sehingga membuat banyak anak jalanan yang iri dan selalu berkelahi dengan Arthur. Bahkan ada beberapa anak jalanan yang usianya lebih tua daripada Arthur ingin merebut uang hasil jerih payah Arthur. 

Tentu saja Arthur memberikan perlawanan yang keras dan berkelahi mati-matian dengan beberapa anak jalanan itu. 

Walaupun tubuhnya sudah penuh dengan luka tinju, Arthur tidak mau menyerah. 

"Hei bule! Serahkan uangmu segera! Jika tidak, nyawamu akan melayang!" teriak Boris, bos anak jalanan yang mengeroyoknya saat ini. 

Ucapan Boris bukan omong kosong belaka karena dia sudah mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya. 

"Kalian tidak malu memalak anak kecil! Aku tidak akan pernah tunduk dan takut!" ucap Arthur dengan nada tegas.

TERIMA KASIH READERS SETIA SUDAH MEMBACA KARYAKU.

FOLLOW AUTHOR LYTIE DI NOVELTOON DAN JUGA BERGABUNG DENGAN GRUP CHAT LYTIE CHAN. DITUNGGU YA READERS 🤗

AUTHOR : LYTIE

IG : lytie777

FB : Lytie

BAB 2. Menjadi agen rahasia

***Salah satu lorong kecil di jalanan***

Perkataan Arthur membuat Boris tersinggung. Boris yang semula hanya berniat mengancam Arthur menjadi berambisi membunuh Arthur. 

"Lidahmu sangat tajam. Beradu mulut dengan dewa kematian di akhirat sana!" teriak Boris sambil menghunuskan pisau lipatnya ke perut Arthur. 

Arthur menahan pisau lipat itu dengan kedua tangannya. Darah segar mengalir dari telapak tangan Arthur. 

"Polisi! Jangan bergerak!" 

Tiba-tiba muncul beberapa orang berpakaian polisi di sekeliling mereka. 

"Sial!" teriak Boris sambil menjatuhkan pisau lipatnya di lantai. 

Beberapa polisi itu meringkus Boris dan komplotannya. 

Hanya beberapa menit saja, Boris dan komplotannya sudah dibawa pergi oleh polisi. 

Arthur terduduk lemas di atas aspal jalan raya dan mengelap pergelangan tangannya yang berdarah ke kaosnya. 

Terdengar suara langkah kaki berat yang mendekat ke arahnya sehingga Arthur mengangkat wajahnya ke atas. 

Seorang pria berpakaian jas rapi dan mengenakan kacamata hitam berdiri di depan Arthur. 

"Anak muda! Kamu cukup tangguh! Mau bergabung denganku?" tanya pria itu dengan suara tegas. 

Arthur menatap pria itu dari atas kepala sampai ujung kaki, lalu teringat akan kejadian janggal yang baru saja terjadi. 

Para polisi itu meringkus dan membawa pergi Boris serta komplotan tanpa memeriksa keadaannya. Malahan pria berpakaian jas rapi ini yang menghampirinya. 

"Om bos dari polisi tadi?" tanya Arthur. 

"Bukan! Tetapi mereka bisa mendengarkan perintahku!" jawab pria itu. 

"Aku bersedia ikut Om! Tetapi ada syaratnya!" ucap Arthur. 

"Menarik sekali! Apa syaratmu?" tanya pria itu. 

Arthur menceritakan tentang Panti Asuhan Jaka dan tindakan Bu Siti yang membohongi uang donatur. 

Arthur ingin Bu Siti di tangkap segera sehingga panti asuhan Jaka di ambil alih olehyayasan lain dan yatim piatu di Panti Asuhan Jaka bisa hidup dengan layak dan tenang. 

"Itu hal yang sangat mudah!" ujar pria itu dan mengeluarkan handphonenya untuk menelepon seseorang.

Beberapa saat kemudian pria itu menatap ke arah Arthur setelah menutup sambungan telepon.

"Done! Siapa namamu? " tanya pria itu. 

"Arthur! Arthur Fabiano!" jawab Arthur. 

"Arthur? Mulai sekarang nama panggilanmu King!" kata pria itu. 

"Oke !" jawab Arthur dengan cepat. 

Pria itu membawa Arthur pergi meninggalkan jalanan yang sempat menjadi tempat tidurnya selama satu bulan. 

***

Pria itu membawa Arthur ke sebuah rumah yang ternyata mempunyai ruang rahasia. 

Di dalam ruang rahasia ada beberapa anak laki-laki dan perempuan yang berumuran sekitar sepuluh tahun ke atas.  Mereka sedang berlatih bela diri yaitu seni tempur tangan kosong. 

Arthur terkesima melihat anak-anak yang berumuran sebayanya sangat pintar bertarung. 

"Roy! Anak ini anggota baru?" 

Seorang wanita muncul di hadapan King dan berbicara dengan pria itu. 

"Roy! Ternyata namanya Roy!" kata hati Arthur. 

"Iya! Obatin lukanya!" jawab Roy dengan singkat. 

"Oke!" ucap wanita itu. 

Wanita itu mengeluarkan kapas, alkohol,betadine dan perban dengan cekatan.

Arthur menahan rasa sakitnya ketika kapas yang berisi alkohol mengenai luka goresan pisau lipat di telapak tangannya. 

"Kamu sangat tahan sakit dan kuat. Pantas saja Roy membawamu pulang," ucap wanita itu. 

Arthur hanya menganggukkan kepalanya. 

"Panggil aku Nay. Siapa namamu? " tanya wanita yang bernama Nay itu. 

"King!" jawab Arthur dengan singkat. 

Nay melanjutkan menuangkan betadine di luka Arthur dan membalutnya dengan perban. 

"Ikut aku! Roy sudah menunggumu," ajak Nay.

Nay membawa Arthur ke sebuah kamar yang berisi banyak tempat tidur bertingkat dua. Tempat tidur itu berukuran besar dan bisa digunakan untuk pria dewasa. 

Roy duduk dengan tenang di salah satu tempat tidur bertingkat dua.  Arthur pun duduk di sebelah Roy. 

"Ini adalah tempat tidurmu mulai hari ini," kata Roy. 

"Oke!" jawab Arthur dengan singkat. 

"Markas ini adalah tempat pelatihan untuk menjadi agen rahasia. Kamu akan berlatih mulai besok pagi. Kamu bisa baca tulisan?" tanya Roy. 

"Bisa!" jawab Arthur. 

Selama tinggal di Panti Asuhan Jaka, Jaka lah yang mengajari anak asuhnya membaca, menulis, dan berhitung sehingga Arthur bisa membaca,menulis, dan berhitung dengan baik. 

Roy berdiri dari tempat tidur dan menunjukkan poster besar yang menempel di dinding kamar tidur. 

"Ini jadwal rutinmu selama tinggal di markas ini," jelas Roy. 

"Oke!" jawab Arthur sambil menganggukkan kepalanya. 

Beberapa saat kemudian Roy meninggalkan kamar. Arthur membaca dengan saksama jadwal yang ada di poster besar itu. 

Jadwalnya sangat lengkap mencakup jam dan latihan-latihan yang harus dilakukan setiap hari. 

"Aku pasti akan menjadi agen rahasia terbaik!" tekad hati Arthur.

***Sepuluh tahun kemudian*** 

Arthur atau lebih sering dikenal dengan nama  panggilan King sedang melakukan push up seratus kali bersama rekannya, Hercules. 

Mereka berdua sama-sama kuat dan melakukan push seratus kali dengan mudah bahkan hanya menggunakan satu tangan sebagai tumpuan. 

Sosok tubuh King sekarang sangatlah beda jauh dengan tubuhnya yang kurus dan tinggi sepuluh tahun yang lalu.

Sekarang tubuh King sangatlah besar dan berotot , yang merupakan hasil dari latihan kerasnya selama bertahun-tahun.  Pastinya ditambah dengan otot perut six pack.

Penampilan King sangat macho, dengan rambut pendek berwarna dark blue. Satu anting bulat terpasang cantik di  telinga kirinya. 

Semua anak didik Roy menguasai seni bela diri yang terkenal, seperti Jujitsu, Karate, Judo, Taekwondo, Muay thai, Silat, dan Krav Maga.

Tentu saja King juga menguasai semua seni bela diri itu. King paling suka menggunakan Krav Maga, seni bela diri yang paling berbahaya dan mematikan di dunia. 

Krav Maga mengambil inspirasi dari gaya seni bela diri lainnya seperti Tinju, Gulat, Aikido, Judo, dan KAPAP. 

Krav Maga mempunyai banyak jurus rahasia yang bisa membuat lawan langsung lumpuh total, hingga paling parah berakibat kematian. 

Selain itu  King  mempunyai keterampilan melemparkan pisau kecil. Tembakan dari pistol King selalu tepat mengenai target. 

Sesuai dengan tekad hatinya sepuluh tahun yang lalu, King berhasil menjadi agen rahasia terbaik. 

***

Seorang wanita berambut pendek menghampiri King dan Hercules yang masih berlomba push up di lantai. 

"King. Hercules. Ke ruang rapat sekarang!" ucap Xena, salah satu agen rahasia wanita. 

"Oke!" jawab King dan Hercules bersamaan. 

Mereka berdua segera menghentikan lomba push up nya dan berjalan menuju ruang rapat. 

"Kita lanjutkan lagi bro setelah menyelesaikan misi," kata Hercules ke King. 

"Sip!" jawab King sambil mengacungkan jempolnya. 

***

Ruang rapat yang dimaksud adalah ruangan khusus tempat di mana Roy memberikan misi-misi khusus untuk anak didiknya. 

Roy menyalakan proyektor dan menampilkan beberapa foto setelah semua anak didiknya berkumpul di sana.

"Mafia Harimau! Kalian pasti sudah mengenal mereka dengan jelas!" kata Roy. 

"Yes Roy!" jawab anak didiknya dengan serentak. 

Selama tiga tahun terakhir Mafia Harimau selalu melakukan kejahatan berupa menjual narkotika, perjudian ilegal, perdagangan organ, dan penculikan remaja putri untuk di jual ke luar negeri. 

Anak didik Roy sudah beberapa kali menggagalkan kejahatan Mafia Harimau sehingga di antara mereka sudah tercipta permusuhan yang dalam. 

"Kali ini mereka akan menjual sekelompok gadis  ke Thailand. Misi kalian adalah menyelamatkan kelompok gadis itu!" ucap Roy dengan tegas. 

"Yes Roy!" jawab anak didiknya dengan serentak. 

"King memimpin Tim A dan Hercules memimpin Tim B! Siap berangkat tiga puluh menit lagi!" ujar Roy. 

"Yes Roy!" jawab anak didik Roy dan serentak keluar dari ruang rapat. 

++++++++++++++++++++++

Semua anak didik Roy memakai baju anti peluru dan menyiapkan senjata andalan masing-masing. 

King menyelipkan pistol jenis Beretta M9 di pinggangnya dan pisau terbang andalannya. 

King dan rekan-rekan pria lebih suka menggunakan pistol jenis Beretta M9 karena pistol jenis ini  memuat lebih banyak peluru. 

Ada 15 butir peluru ukuran 9x19mm yang berbaris zig-zag di dalam kotak magasen pistol Beretta M9, sedangkan Xena dan agen rahasia wanita lainnya menggunakan pistol jenis Walther PP karena mudah diselipkan di balik baju. 

Pistol Walther PP bentuknya mungil dan ukurannya segenggaman orang dewasa serta bobotnya juga ringan. 

"Tim A! Lets Go!" teriak King dengan semangat. 

Adrenalinnya terpacu untuk memberantas Mafia Harimau dengan segera. 

King tidak akan pernah menyangka misi kali ini adalah misi terakhirnya yang akan membuatnya terperangkap di dalam tubuh yang salah.

Apa yang terjadi di misi terakhir King?

Dears readers tercinta. Jangan lupa follow author LYTIE di noveltoon dan bergabung dengan grup chat LYTIE CHAN 🤗

Ada fitur baru nih pemberian tips dengan menonton iklan sebanyak sepuluh kali. Ditunggu ya dukungannya.

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

IG : lytie777

FB : Lytie

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!