NovelToon NovelToon

Found You

1. Password-nya bilang dulu...

NovelToon
Bayu tak membalas lagi chatt dari sahabatnya itu, ia memilih menyimpan ponselnya di atas meja dan mendongakkan kepala. Hingga dirinya terkejut, saat melihat ada seorang gadis yang duduk di kursi saling berhadapan dengannya, tengah fokus memandangi laptop.
Sejak kapan gadis itu duduk di sana? Kenapa bisa ia tidak sadar?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
"Kamu siapa?"
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Orang!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Saya tau kamu orang, tapi kenapa kamu duduk di sini?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Meja lain udah pada penuh, jadi saya ikut duduk di sini.
Bayu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memang cafe miliknya itu sore ini sedang ramai. Setiap meja sudah terisi. Ia bersyukur sekali melihatnya, selain cuci mata. Ia juga mendapatkan tambahan pundi-pundi rezekinya.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Di meja no 5 masih ada tuh kursi kosong, kenapa nggak di sana aja?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Emang kenapa, sih, kalau saya duduk di sini?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Toh, Mas duduk sendiri juga, keliatan banget jomblonya!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
😒
Bayu mendengus, bisa-bisanya gadis itu menghinanya. Setelah tanpa izin duduk di meja yang ditempatinya, lebih menyebalkan lagi gadis itu lebih galak darinya.
Sekarang, ia memilih diam saja, sambil berpikir apa yang harus ia beli untuk kado pernikahan adiknya Ken.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
"Waktu kecil Hawa sukanya boneka, apa gue beli boneka aja, ya?"—batin
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Ya, elah. Habis lagi!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
🤨
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Mas, sering datang ke sini?
Bayu mengangguk sebagai jawaban, hampir setiap hari ia datang ke sana. Toh, pemiliknya adalah dirinya sendiri.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Tau password Wi-Fi cafe ini nggak?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Tau!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Apa password-nya, saya males tanya ke sana.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Bilang dulu aku cinta kamu.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
😠
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Mas, nggak usah main-main, deh.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Pakek minta saya bilang cinta dulu, udah kelamaan jomblo, ya?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Kita nggak pernah kenal, bisa-bisanya minta saya bilang cinta.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Mas kalau mau pacar, cari aja di luar, sana!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Bukannya memanfaatkan keadaan!
Orang-orang yang ada di sana sontak mengalihkan pandangan ke arah mereka, karena gadis yang di hadapan Bayu itu berbicara dengan suara keras.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Tapi, itu—
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Itu apa? Bercanda?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Nggak semuanya bisa jadi candaan, Mas. Saya tersinggung, nih.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Emang saya cewek apaan, cuma mau dapat password Wi-Fi aja disuruh bilang cinta dulu.
Gadis itu menutup laptopnya kesal, lalu memasukkan ke dalam tasnya.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Kelamaan jomblo, jadi gila. Sial banget gue!
Gadis itu pergi begitu saja meninggalkan Bayu.
Bayu menutup wajahnya, malu karena orang-orang masih memperhatikannya. Pasti mereka menyangka yang tidak-tidak tentangnya. Gadis itu berkata sial karenanya, ia lebih sial lagi karena gadis itu.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Salah, nih, gue bikin password Wi-Fi kayak gitu!
***
Bayu keluar dari salah satu toko yang ada di Mall sambil membawa kotak berukuran besar dan tinggi setengah tubuhnya. Setelah selesai membeli kado yang akan ia berikan sebagai hadiah pernikahan untuk adik Ken.
Agak kesusahan memang ia membawanya, tapi mau bagaimana lagi. Ia hanya pergi seorang diri, jadi mau tak mau Bayu harus membawanya sendiri.
Nama belum diketahui 2
Nama belum diketahui 2
Aduh!
Langkah Bayu terhenti saat mendengar seseorang meringis, saat itu juga ia menyimpan kotak kadonya di bawah. Hingga ia melihat dua orang manusia berbeda gender, berdiri di hadapannya.
Nama belum diketahui 3
Nama belum diketahui 3
Bisa hati-hati nggak jalannya. Kotaknya kena cewek gue, nih!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Maaf, nggak sengaja.
Nama belum diketahui 3
Nama belum diketahui 3
Nggak sengaja, makanya jalan tuh pakai mata.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Saya jalan pakai kaki, sedangkan mata dipakai untuk melihat jalan. Kalau jalan pakai mata, saya nggak bisa.
Nama belum diketahui 3
Nama belum diketahui 3
Nyolot, ya, lo. Udah salah juga!
Bayu menghela napasnya, padahal ia biasa saja.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Saya udah minta maaf.
Nama belum diketahui 3
Nama belum diketahui 3
Lo, ya, em—
Nama belum diketahui 2
Nama belum diketahui 2
Bim, udahlah. Aku nggak apa-apa, kok.
Nama belum diketahui 3
Nama belum diketahui 3
Tapi, barusan kamu—
Nama belum diketahui 2
Nama belum diketahui 2
Nggak apa-apa, Bim. Mending kita pergi aja dari sini, ayo.
Gadis itu menarik tangan pacarnya agar segera pergi. Bahkan, lelaki itu sempat menatapnya tajam sebelum benar-benar pergi dari sana.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Muka ceweknya, kok, nggak asing, ya?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Udahlah, nggak ada urusannya juga sama gue.
Ia kembali membawa kotak kadonya untuk segera pulang. Sebelum akhirnya melanjutkan langkah untuk pergi dari sana, kali ini lebih hati-hati lagi. Takutnya, ia malah menabrak orang lagi.
Ini kali pertamanya Bayu belanja satu barang, tapi ribetnya seperti membeli puluhan barang. Gara-gara dirinya tidak tahu harus membeli apa, ia jadi asal membeli. Tetapi, semoga saja adik Ken menyukai hadiah darinya.
***
Drrrttt ... drrttt ...
Bayu menghentikan kegiatannya yang tengah memeriksa laporan keuangan cafe-nya, saat suara ponselnya yang ada di atas meja berbunyi.
Ia pun mengambil ponselnya, dan nama yang tertera pada layar membuatnya menghela napasnya.
Nenek Ratu
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Pasti soal perjodohan lagi.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Apa gue pura-pura udah punya calon aja, ya?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Bohong dikit nggak apa-apa kali, ya. Daripada gue diteror mulu. Nenek sama Ibu, kan, satu paket. Sukanya teror gue buat cepet nikah.
Menghela napasnya, Bayu pun menjawab telepon dari neneknya. Lalu, mendekatkan ponselnya itu ke daun telinga.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Assalamualaikum, Nek.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Waalaikum salam, kamu dari mana aja? Jawab telepon Nenek aja lama."
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Iya, maaf. Bayu lagi pusing banyak kerjaan.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Makanya cepat nikah, dong."
Bayu mengernyitkan dahinya, apa hubungannya pusing pekerjaan dengan harus cepat menikah? Neneknya itu, memang paling bisa menghubungkan apa pun, yang ujung-ujungnya minta ia menikah.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nggak ada hubungannya, Nek.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Ada! Kalau kamu nikah, pasti ada yang urusin, ada yang bantuin juga. Jadi, kamu nggak pusing-pusing banget."
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Makin pusing yang ada.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Pusing gimana? Oh, ya, kamu itu kapan mau ke kampung? Nenek tunggu-tunggu, lho, ini. Bapak sama Ibu kamu udah seminggu, kata mereka kamu mau nyusul. Tapi, belum ke sini juga."
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Bayu masih banyak kerjaan, Nek. Belum bisa ke sana.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Ya, terus kapan kerjaannya beres? Kalau kamu nggak ke sini terus, kapan mau lihat si Siti? Dia cantik, baik, sopan, kamu pasti suka. Cari istri yang ada di kampung Nenek aja, jangan orang sana. Cukup bapakmu yang punya istri orang sana."
Bayu menghela napasnya, ia tak tahu Siti itu siapa? Anak siapa? Kenapa neneknya itu, begitu ingin ia berjodoh dengan Siti? Dan, satu lagi. Apa salahnya ia mendapat istri yang satu kota dengannya? Toh, tidak ada masalah. Buktinya Ibu sama bapaknya baik-baik saja. Meski Bapak dari kampung, dan Ibu dari kota.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nek, udah dulu, ya. Bayu harus kerja lagi, biar cepat selesai.
Nenek Ani
Nenek Ani
"Kamu itu kebiasaan, Nenek belum selesai bicara sama kamu."
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nanti disambung lagi, ya, Nek. Assalamualaikum.
Tut.tut.tut
Dengan sengaja, Bayu memutuskan sambungan teleponnya. Jika tidak, neneknya itu akan terus memperpanjang tentang perjodohannya dengan Siti.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Gimana, nih? Gue harus cepat-cepat dapat calon istri. Biar nggak dijodohin terus.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Masa gue harus main aplikasi Go-Kencan.
***

2. Dua gadis rusuh

Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Singkirin nggak mobil lo?
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Mobil lo tuh yang singkirin!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Heh, gue yang pertama datang ke sini.
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Enak aja! Gue yang pertama!
Satpam
Satpam
Mbak, udah, jangan pada berantem, Mbak.
Bayu menghentikan mobilnya saat di depan sana ia melihat dua gadis yang sedang bertengkar tepat di parkiran cafe-nya. Lelaki itu melepas kacamata hitam yang ia pakai, untuk memastikan jika penglihatannya itu tidak salah. Dan, memang benar. Di sana sedang terjadi pertengkaran secara live. 
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Emang bener-bener lo, ya!
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Apa lo, huh? Berani sama gue?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Lo pikir gue nggak berani? Nantangin lo?!
Kedua mata Bayu membulat, saat melihat dua gadis itu sekarang saling menjambak rambut. Mereka juga tidak ada takut-takutnya sama sekali, padahal satpam yang berjaga sudah berusaha memisahkan mereka, dan terus meniup peluit.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Waduh, ngeri juga berantemnya cewek.
Bayu melepaskan seatbelt yang dikenakannya, lalu turun dari mobil dengan cepat saat melihat kedua gadis itu yang mulai saling mencekik leher satu sama lain.
Jangan sampai ada peristiwa saling membunuh di depan cafe-nya, bisa-bisa para pelanggannya kabur.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Hei, hei! Udah!
Bayu berusaha memisahkan keduanya. Tetapi, alih-alih berhenti, mereka malah semakin buas saling menyerang.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Uhuk ... lepasin gue!
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Lo yang lepasin gue, bego.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Enak aja lo bilang gue, bego. Lo beneran mau mati, huh?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Pak, bantuin saya, Pak!
Pak Satpam itu terlihat sudah kewalahan, karena sejak tadi berusaha memisahkan. Tetapi, yang dipisahkan malah semakin menjadi.
Bayu menarik pinggang gadis yang rambutnya diikat kuda, sedangkan Pak Satpam menarik gadis yang berpenampilan heboh dari rambut sampai ujung kaki. Hingga mereka berhasil memisahkan kedua gadis itu, tapi sayangnya keributan masih terjadi di sana.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Dasar Nenek lampir, lo!
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Lo orang gila!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Astaghfirullah
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Lo Dugong!
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Lo kentut Anabel!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Sialan lo, ya!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
UDAH! STOP!
Bayu mendekap gadis rambut diikat kuda itu dari belakang, meski sudah dipisahkan. Kedua tangan gadis itu masih saling memukul.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Berhenti, atau saya lapor polisi sekarang?
Kedua gadis itu berhasil terdiam.
Satpam
Satpam
Sekarang jelaskan, ada apa sebenarnya? Kenapa kalian bertengkar di sini?
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Dia tuh, Pak. Mau ambil tempat parkir, padahal yang sampai duluan itu saya.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Enak aja, dia bohong tuh, Pak. Orang yang duluan datang itu saya.
Bayu menghela napasnya gusar, hanya karena tempat parkir. Kedua gadis itu bertengkar, saling jambak rambut, dan mencekik leher satu sama lain. Apa tidak ada kasus yang lebih besar lagi, daripada rebutan tempat parkir?
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Tuh, Pak. Dia emang gitu, tuh. Suka rebut apa yang saya punya.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Dih, yang ada lo yang suka ikut-ikutan gue. Lo, kan, iri dengki banget sama apa yang gue pu—
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Udah, bisa diem nggak?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Jangan dibalas lagi, mau saya laporkan polisi, hm?"
Gadis yang diikat kuda itu diam.
Nama belum diketahui 4
Nama belum diketahui 4
Udah nggak mood gue di sini, mending pergi aja.
Setelah mengatakan itu, gadis yang berpenampilan heboh itu berjalan menuju mobilnya. Masuk, lalu pergi dari sana.
Begitu juga dengan satpam yang merasa semuanya sudah aman, ia kembali ke pos untuk berjaga. Sedangkan, gadis yang masih ada dalam dekapan Bayu, masih menggerutu kesal.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Gue yakin, dia ikut-ikutan gue, tuh.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Nggak kreatif banget, apa-apa ngikutin gue.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Udah, sih!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Perihal tempat parkir aja, kalian ribut sampai mau saling bunuh.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nggak ada kerjaan tau nggak.
Gadis itu, mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Bayu. Hingga kedua mata mereka saling bertemu, dan keduanya sama-sama terpaku.
Wajah mereka begitu dekat, apalagi posisi mereka sekarang. Orang yang melihatnya, pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih. Terlihat romantis, karena sang lelaki memeluk gadisnya dari belakang.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
"Dia, kan, yang kemarin," —batin
Gadis itu seketika tersadar sesuatu. Ketika melihat kedua tangan Bayu melingkar di tubuhnya.
Detik itu juga, ia menginjak kaki Bayu dengan sengaja. Membuat lelaki itu meringis, dan melepaskan gadis itu dalam dekapannya.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Mas ngapain peluk-peluk saya?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Kesempatan banget, ya, dari tadi peluk saya.
Gadis itu memukuli lengan Bayu dengan kesal.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Apaan, sih, siapa juga yang mau peluk kamu?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Orang dari tadi saya pisahin kamu, biar nggak berantem terus.
Bayu sama sekali tak mempunyai niat terselubung. Niatnya tadi benar-benar ingin memisahkan gadis itu.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Ya, tapi, nggak peluk-peluk saya juga bisa, 'kan?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Pak Satpam tadi aja pisahinnya, cuma narik tangan si Nenek lampir. Nggak sampai peluk-peluk.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Terus, kenapa Mas malah main peluk-peluk?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Saya jadi curiga, Mas ini naksir saya, ya
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Huh?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Kemarin aja waktu saya tanya password Wi-Fi, Mas suruh saya bilang cinta dulu.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Sekarang, main peluk-peluk saya.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Jadi, Mas emang punya niat terselubung, 'kan?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Apa jangan-jangan, Mas ikuti saya, ya?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Dih, ngapain saya ikuti kamu?
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Karena Mas naksir sama saya, buktinya udah 2 kali kita ketemu.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Mas, jadi jomblo meresahkan banget, ya. Kemarin saya udah bilang, 'kan? Cari pacar! Jangan suka manfaatin keadaan.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Saya nggak—
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Nggak apa? Saya tegaskan lagi, ya, Mas. Saya itu cewek baik-baik, nggak suka bilang cinta sembarang. Apalagi, dipeluk-peluk sama orang sembarang kayak, Mas.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Dan, saya itu nggak suka sama, Mas. Jadi, nggak usah ikuti dan memanfaatkan keadaan untuk dekat sama saya.
Dahi Bayu mengernyit, kenapa jadi seperti ini? Dari mana asalnya ia bisa suka gadis itu? Ia saja tak mengenalnya, Bayu juga tidak memanfaatkan keadaan. Gadis itu salah paham.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Saya it—
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Sitiiiiiiiiiiiiii
Bayu memejamkan kedua matanya sambil menahan kesal, saat mendengar teriakan seseorang.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Siapa lagi, ini?
Ia pun membuka kembali kedua matanya, lalu mengalihkan pandangan ke sumber suara. Hingga ia melihat seorang gadis, yang baru keluar dari Cafe dan berjalan menghampiri Bayu dan gadis yang bertengkar tadi.
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Eh, Siti! Lo, ya, gue tungguin dari tadi nggak datang-datang.
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Taunya lo ada di sini, ngapain juga lo masih di sini, sih? Bukannya masuk!
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Gue itu ta—
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Apa, huh? Udahlah, ayo kita pergi dari sini.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Kok, pergi?
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Gue udah kenyang makan sendiri tadi, abis lo lama banget, sih.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Terus gue gimana?
Nama belum diketahui 5
Nama belum diketahui 5
Makan di rumah lo aja lah, sekarang gue harus balik kerja. Antar gue sekarang.
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Ish, lo 😠
Nama belum diketahui 1
Nama belum diketahui 1
Ya, udahlah
Kedua gadis itu pun pergi meninggalkannya, membuat Bayu bernapas lega. Setiap berurusan dengan yang namanya perempuan, ia tidak pernah bisa tenang.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Jadi, kedatangan dia dan cewek heboh tadi cuma numpang ribut rebutan tempat parkir doang gitu?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Tapi, nggak mampir ke Cafe gue?
Bayu menggelengkan kepalanya tak percaya, sungguh kejadian yang terjadi barusan sangat-sangat tidak ada keuntungan untuknya.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Wah, hebat banget ini lahan parkir
Bayu bertepuk tangan sendiri.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Bisa direbutin dua cewek sekaligus, sedangkan pemilik Cafe-nya dikata-katain.
Bayu pun berjalan menuju Cafe-nya. Lebih baik ia mengurus Cafe, daripada hal yang tidak penting. Seperti kasus lahan parkir itu.
Mungkin, setelah ini ditiadakan saja tempat parkir. Ia merasa iri, karena kalah oleh lahan parkir cafe-nya sendiri.
Iri karena cewek rebutan cowok lain ❌
Iri karena cewek rebutan lahan parkir ✔️
***

3. Kondangan

Rumah Kel. Ken
08.00
Bayu tiba di halaman depan rumah Ken dan keluarganya. Satu Minggu telah berlalu, sejak sahabatnya itu memberikan undangan padanya. Dan, tepat hari ini adalah acara pernikahan adik Ken dilaksanakan.
Menurut undangan yang ia terima, pukul sembilan nanti akan diadakan akad nikah, di rumah yang ditempati Ken sekeluarga. Sedangkan, untuk resepsi pernikahannya diadakan di salah satu hotel pukul 19.15 malam nanti sampai selesai.
Bayu keluar dari mobilnya, lalu berjalan menuju bagasi untuk mengeluarkan kado yang sudah ia siapkan. Lebih baik ia memberikan sekarang, meskipun acaranya belum dimulai.
Ia mendengus kesal karena kado itu menyusahkan dirinya. Setelah berhasil mengeluarkan kado, Bayu langsung membawanya untuk masuk ke rumah Ken.
Ia sudah diberi izin sahabatnya itu untuk langsung masuk melalui pesan, sebelum ia pergi tadi. Toh, memang selama ini setiap ke rumah Ken, ia selalu disuruh untuk menganggap rumah itu sebagai rumahnya sendiri. Jadi, memang sudah tidak sungkan lagi ketika ia datang ke sana.
Hanya saja, sudah beberapa tahun Bayu tak pernah berkunjung lagi ke sana, terakhir ia ke sana ketika SMA. Saat pernikahan Kakak Ken juga, ia tak sempat datang. Bisa bertemu dengan lelaki itu saja, akhir-akhir ini. Sebelumnya, mereka hanya bertukar kabar melalui pesan.
Saat memasuki rumah, ia melihat dekorasi yang bernuansa putih. Hiasannya dipenuhi bunga dan aksesoris serba berwarna putih, serta sedikit warna hijau dari daun-daun bunganya. Dekorasinya dibuat sederhana karena hanya untuk akad saja, tapi terlihat sangat elegant.
NovelToon
Ia melihat keluarga besar dari pihak Papa dan Mama Ken yang berlalu-lalang di sana, meski tak semuanya ia kenali. Tetapi, ada beberapa yang pernah akrab dengannya.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Si Ken mana, sih?
Bayu sudah merasa pegal membawa kado itu.
Kenzo
Kenzo
Bayu!
Bayu mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Hingga ia melihat Ken yang berlari menghampirinya. Lelaki itu, memakai kemeja putih dan celana chino warna abu-abu.
Kenzo
Kenzo
Gue tungguin dari tadi, baru nyampe lo. Kan, gue mintanya jam 7 lo udah ada di sini.
Bayu mendengus.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Udah untung gue mau datang!
Bayu menurunkan kadonya, dan menyimpannya di lantai. sudah tak tahan lagi menahan pegal.
Kenzo
Kenzo
Ya, udahlah. Acaranya juga satu jam lagi, sekarang lo ganti baju dulu, yuk.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
🤨
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ngapain gue ganti baju?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Yang gue pakai ini udah bagus, kok.
Kenzo
Kenzo
Emang udah bagus, tapi gue udah siapin satu baju buat lo. Biar kita seragam, kan, lo udah gue anggap sodara.
Kenzo
Kenzo
Jadi, ayo!
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ya, udah. Nih, kado buat si Hawa. Lo yang bawa.
Kenzo
Kenzo
Gede banget kado dari lo, isinya apaan?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nggak usah kepo lo!
Ken berdecak, tapi juga mengambil alih kado dari Bayu. Lalu, ia mengajak Bayu agar mengikutinya.
***
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Lo lagi telepon siapa, sih?
Bayu bingung sendiri ketika melihat Ken yang terus mondar-mandir di hadapannya.
Kenzo
Kenzo
Pacar gue, tapi nggak dijawab-jawab.
Kenzo
Kenzo
Dia ke mana, ya? Kok, belum datang?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ya, mana gue tau. Kan, dia pacar lo.
Kenzo
Kenzo
Ah, elah.
Bayu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 9. Bukankah acara pernikahannya akan segera dimulai sebentar lagi? Tetapi, kenapa pihak pengantin pria belum juga datang?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ken, ini acaranya kapan mulai, sih? Kok, belum pada datang?
Padahal pihak keluarga dari Ken sudah siap semua. Hanya tinggal menunggu pihak pria.
Kenzo
Kenzo
Lo tunggu di sini, ya. Gue mau temui adek gue dulu, biar telepon si Bimo. Gue nggak punya nomor dia soalnya.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ya, udah.
Bayu menghela napasnya, setelah Ken pergi. Sekarang ia hanya duduk sendiri, biasanya ia akan gabung dengan sepupu Ken yang seumuran dengannya. Tetapi, dilihat dari keadaan sekarang, sepupu Ken yang seumuran dengannya sudah memiliki anak dan istri semua. Jadi, mereka lebih sibuk dengan keluarganya masing-masing.
Drrttt ... drrttt ...
Ia merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya yang berdering, lalu melihat siapa pelaku yang menghubunginya. Dan, nama yang tertera di layar ponselnya itu membuat ia enggan untuk menjawab.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nenek nggak ada capek-capeknya, ya, teror gue.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Hampir tiap hari gue ditelepon. Dan, ujung-ujungnya bahas tentang perjodohan.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Kan, gue males jawabnya sekarang.
Bayu malas membahas tentang perjodohan. Apalagi, sekarang ia ada di acara pernikahan. Bisa-bisa neneknya akan semakin gencar menjodohkannya dengan Siti, jika tahu sekarang ia pergi ke kondangan hanya sendiri.
Tak lama kemudian, ia melihat Ken berjalan kembali menghampirinya. Kali ini dengan raut wajah gelisahnya, ia tak tahu apa yang membuat sahabatnya itu tiba-tiba gelisah.
Kenzo
Kenzo
Yu, ayo ikut gue.
Ken menarik lengannya agar ia mengikutinya. Bayu yang kebingungan hanya mengikuti saja ke mana sahabatnya itu, hingga Ken berhenti berjalan ketika di samping rumahnya yang sepi. Untuk apa Ken mengajaknya ke sana?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ada apaan, sih, lo ajak gue ke sini?
Kenzo
Kenzo
Yu.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Apaan?
Kenzo
Kenzo
Bayu ...
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Lo kenapa, sih?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Panggil nama gue, ditanya kenapa malah panggil nama gue lagi.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Sehat lo?
Melihat Ken seperti itu malah membuatnya semakin penasaran. Ada apa sebenarnya?
Kenzo
Kenzo
Ba—
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Sekali lagi sebut nama gue, gue pergi juga da—
Kenzo
Kenzo
Nikahi aduk gue, Yu.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
😳
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Apa?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Gila lo, ya, minta gue nikahin adik lo.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Si Hawa, kan, emang mau nikah sama pacarnya.
Kenzo
Kenzo
Si Bimo kabur, Yu.
Kenzo
Kenzo
Orang tuanya sendiri yang bilang waktu ditelepon, dan mereka nggak bisa ke sini.
Kenzo
Kenzo
Karena si Bimo nggak ada di rumah, dia kabur!
Ken terlihat gelisah, sekarang yang lelaki itu pikirkan adalah acara akad adiknya yang seharusnya dilaksanakan sebentar lagi.
Kenzo
Kenzo
Bantuin gue, Yu.
Kenzo
Kenzo
Lo mau, ya, nikah sama adik gue.
Bayu shock, sahabatnya itu meminta ia menikahi adiknya, seperti meminta tolong belikan permen.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Lo gila?
Kenzo
Kenzo
Gue belum gila, tapi bentar lagi kayaknya gue bisa gila beneran. Kalau lo nggak mau nikahin adik gue.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Tapi, gue juga bisa gila kalau iyain permintaan lo itu.
Kenzo
Kenzo
Ayolah, Yu.
Kenzo
Kenzo
Mau, ya ... bantu gue dan keluarga gue.
Kenzo
Kenzo
Kalau pernikahannya batal, kami semua bisa malu. Apalagi, adik gue pasti malu banget.
Kenzo
Kenzo
Undangan udah pada disebar, belum lagi kita udah reservasi hotel buat resepsi nanti.
Kenzo
Kenzo
Semuanya udah siap, Yu. Cuma tinggal pengantin prianya aja.
Sebenarnya, bukan hanya karena malu yang ia khawatirkan jika acara pernikahannya batal. Tetapi, Ken lebih memikirkan hati adiknya yang pasti sudah hancur sekarang.
Setidaknya, jika Bayu menikahi Hawa. Adiknya itu hanya akan menanggung hatinya yang hancur saja, tidak dengan menanggung malu di hadapan banyak orang karena pernikahannya batal.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Maaf, tapi gue nggak bisa, Ken.
Lelaki itu mengusap wajahnya gusar setelah mendengar ucapan Bayu, apa yang harus dilakukannya sekarang?
Orang yang bisa ia pinta tolong hanya Bayu sekarang, ia juga sudah tahu bagaimana sahabatnya itu selama ini. Jadi, ia tidak masalah jika adiknya menikah dengan Bayu.
Kenzo
Kenzo
"Jangan nyerah, Ken!" —batin
Kenzo
Kenzo
Yu, lo sahabat gue satu-satunya yang paling dekat sama keluarga gue.
Kenzo
Kenzo
Selama ini, kami semua juga udah anggap lo seperti saudara.
Kenzo
Kenzo
Gue yakin, Papa juga pasti nggak akan keberatan kalau adik gue jadinya nikah sama lo.
Kenzo
Kenzo
Jadi, gue mohon ... nikahi adik gue, Yu.
Ken menunjukkan wajah memelas. Tidak banyak waktu lagi, sebentar lagi acaranya harus segera dimulai. Apalagi, para tetangga yang menjadi tamu undangan di akad pernikahan. Sudah banyak yang berdatangan.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nikah itu nggak gampang, Ken.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Kalau cuma baca ijab kabul doang emang mudah, tapi setelah sah tanggung jawab gue gede.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Nikah itu ibadah terlama, gue nggak mau asal-asalan kayak gini. Terlebih lagi, hati adik lo bukan untuk gue.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Dan, gue nggak bisa menikahi orang yang nggak cinta sama gue.
Bayu bingung kenapa jadi seperti ini sekarang? Apakah kesialannya datang kembali? Bahkan, ia belum bertemu adiknya Ken sama sekali. Tetapi, kenapa sekarang ia harus dihadapkan dengan permasalahan ini?
Kenzo
Kenzo
Gue tau, Yu.
Kenzo
Kenzo
Justru karena gue percaya sama lo, gue minta lo yang nikahin adik gue sekarang.
Kenzo
Kenzo
Dan, gue yakin kalau adik gue bisa cinta sama lo seiring berjalannya waktu. Apalagi, kalian dulu dekat banget.
Kenzo
Kenzo
Jadi, nggak bakalan susah-susah amat rasa cinta itu tumbuh.
Bayu terdiam, ia bingung harus apa. Kenapa ia jadi ikut-ikutan bingung sekarang? Padahal, niatnya datang ke sana adalah untuk memenuhi undangan yang diberikan Ken padanya. Undangan sebagai tamu, bukan sebagai pengantin pria.
Kenzo
Kenzo
Yu, lo tau, 'kan?
Kenzo
Kenzo
Kalau selama ini, gue, Papa, dan Mas Gio selalu mengusahakan agar Hawa tidak terluka.
Kenzo
Kenzo
Entah itu fisik ataupun hati, dan lo juga tau sendiri kenapa kita semua itu begitu melindungi dia.
Kenzo
Kenzo
Tapi, sekarang kami telah gagal melindungi hatinya, Yu.
Kenzo
Kenzo
Hatinya hancur sekarang karena cowok berengsek macam si Bimo, dan gue nggak mau hati adik gue tambah hancur karena harus menanggung malu di hadapan banyak orang.
Kenzo
Kenzo
Jadi, gue mohon ... nikahi adik gue.
Ken sudah frustrasi sekarang, ia tak punya cara lagi untuk membujuk Bayu. Meski, sebenarnya ia malu karena membujuk sahabatnya itu dengan cara memaksa Bayu agar mau menikahinya. Tetapi, hanya ini yang bisa ia lakukan untuk adiknya sekarang.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ken, gue datang ke sini buat jadi tamu undangan.
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Bukan buat jadi pengantin pria cadangan.
Ken terdiam setelah mendengar itu, sepertinya ia telah menyinggung hati sahabatnya.
Kenzo
Kenzo
Maaf, Yu. Duh, gue nggak tau malu banget, ya.
Kenzo
Kenzo
Gue mikirin hati adik dan keluarga gue, tapi gue nggak mikirin hati lo. Pasti lo juga berat banget, karena nggak cinta sama ad—
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Anterin gue sekarang.
Ken mengernyitkan dahinya.
Kenzo
Kenzo
Ke mana?
Bayu R Athallah
Bayu R Athallah
Ketemu sama bokap lo!
Kenzo
Kenzo
Mau ngapain?
Bayu tak menjawabnya, ia malah pergi lebih dulu dari sana. Dan, Ken hanya mengikuti saja, masih dengan rasa bingung dan penasaran. Untuk apa Bayu ingin bertemu papanya?
***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!