Kehidupan Alex masih biasa-biasa saja setelah kekasihnya meninggalkannya karena alasan yang membuat perempuan itu terluka.
'Tak perlu ada pernikahan.'
Tak ingin memiliki hubungan rumit yang di sebut dengan pernikahan membuat kaum hawa yang bernama Rosa yang telah ia pacari selama tiga tahun itu berucap bye tanpa kesedihan.
Menjadi bujangan dengan kemapanan dan ketampanan yang melekat pada dirinya, membuat Alex merasa tak begitu peduli dengan kerumitan sebuah ikatan, karena yang penting darinya adalah "Gue butuh, gue beli. No ribet!!!"
Hingga waktu yang mempertemukan keduanya dalam keadaan yang teramat sangat dramatis. Alam seolah-olah mengutuk dan mencibir sumpahnya dan memaksanya untuk menelan kembali apa yang telah ia ucapkan dengan lantang.
***
"Lo yang mulai dan lo harus menuntaskannya, gue bakal cari lo." ancamnya dengan kening bertaut dan benang saliva yang masih mengantungi. nafas keduanya masih saling memburu. saling berebut oksigen yang menipis dalam rongga dada mereka. lalu di usapnya bibir yang masih basah karena ulahnya itu perlahan.
Degub jantungnya menggila hanya karena sebuah ciuman dari gadis belia.
"Jangan lupain wajah gue."
Satu kecupan ia berikan di bibir mungil gadis itu sebelum ia melenggang masuk ke dalam mobil. dan meninggalkan area parkir dan gadis yang masih berdiri kaku di tempatnya.
Alex bahkan masih merasakan kenyal dan lembutnya bibir mungil itu. nafas hangatnya yang beraroma strawberry menganggu konsentrasinya dalam mengemudi. hingga ia sampai ke basement kantor, Alex masih tak mampu menghitung laju detak jantungnya yang tak biasa.
Oh, Alex ia merasakan sesuatu hal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Apakah ini kutukan atas dirinya ataukah ia termakan sumpahnya sendiri atau sumpah Dewa yang telah terwujud atas dirinya.
"Gilaaaaa, gue di baperin bocah!"
Geraldo Alexander.
Asisten CEO di Herlambang Corp, cerdas cekatan tampan dan tentu saja mapan. pria blasteran inggris indo. pemain wanita dan petualang.
***
"Aduh, gue salah mangsa, gimana nih." Sherryl terperangkap oleh kebingungannya sendiri dengan apa yang di lakukannya. tak sadar jika teman-temannya yang berada di belakangnya juga sama terpakunya dengan keadaan mereka yang melihat sesuatu yang nyata namun seperti mimpi.
Semuanya terjadi begitu saja, tanpa perencanaan. bahkan melenceng jauh dari skenario.
"Sher, gimana sekarang. lo salah langkah."
"Tau gue, bingung gugup hampir mati serangan jantung, tau lah. habis ini gue pasti mati." serunya sendiri tanpa di buat-buat. "Ya Tuhan, selamatkan aku. Doremooon datanglah! pinjamkan aku pintu ajaib untuk bisa kabur dari om-om ganteng itu." Jeritnya Hiperbola.
Sherryl Alexandra.
Siswi kelas Dua belas, sangat cantik ceria dan apa adanya. sikap polos yang cenderung seenaknya.
***
"Heh, bocah! mau kemana lu? sini lu tanggung jawab sama gue?"
"Ih, ogah! sapa situ minta tanggung jawab sama gue, gak kenal gak cium juga, oops!" Ujarnya cepat-cepat menutup mulut dengan terpaksa.
"Lo gak kenal sama gue, tapi kok lo bahas ciuman?" Alex menyeringai. "secara gak langsung lo udah ngakuin. dasar bocah." Alex menyeringai setelah tertawa geli melihat ekspresi Sherryl yang gelagapan.
"Iya, gue anak kecil om, yang masih polos tak tau apa-apa jadi di maafkan kan? iya dong?"
"Kagak ada, elo musti tanggung jawab! gue merasa di lecehkan!" Alex berseru seolah ia adalah korban dari kebrutalan gadis kecil yang bernama Sherryl.
"Whaaaat!!!"
***
Hay..hay.. hay... jumpa lagi dengan Author yang suka ngilang dan tentu saja ambekan.
Di sini kita akan ngawal Si Alex, sang Asisten durjana dari si Sableng Dewa Herlambang. Jadi, tap Love biar cerita ini tak hilang dari peredaran. dan kalian bisa ha..ha. hi..hi.. tanpa takut kena pajak koin. dan tentunya dukungan kalian sangat.. sangat.. author harapkan sebagai mood booster. dan untuk sementara slow up sampai Si sbleng bertemu dengan kata End.
Happy Reading...
Tak berbeda dengan hari-hari sebelumnya trio sableng yang di kenal dengan ketampanannya nampak berada di ruang khusus VVIP sebuah Club malam.
Dewa, Alex dan Zack. jangan tanyakan salah satu dari mereka jika mereka telah berkata 'berkumpul' maka di sinilah mereka, di tempat paling banyak mendulang dosa.
"Wa, gimana kabar si baby?" tanya Zack dengan tampang paling manis. ia tahu jika teman yang satu itu sedang di landa banyak sekali masalah selain berebut dalam dunia bisnis, separuh otaknya juga di gunakan untuk memikirkan nasib percintaan yang tak bisa di sebut dengan kisah asmara yang manis.
"Gak usah lo tanya itu, Dewa sudah takhluk setahkluk-takhluknya ampe ndelosor sama tuh princes." Dewa memasang muka paling malas saat Alex menceritakan tentang
keadaan sang bos yang tak memiliki pilihan lain selain menerima persyaratan Cintya yang tak lain dan tak bukan adalah gadis semampai bertubuh mungil yang memiliki kecantikan yang tak perlu di pertanyaan lagi. dan sialanya gadis kecil itulah yang bakal menjadi pawang sang penakluk wanita.
"Gak usah bahas gue, lu sendiri sama Rosalinda juga lagi gegeran kan?" Dewa tesenyum miring meledek. apalagi saat melihat Alex dengan muka masam mendengus kesal.
"Gue masih oke kok," sok tenang padahal hatinya sudah ketar-ketir mendengar ancaman dari wanita yang telah ia pacari selam tiga tahun itu. "dia masih doyan sama rudal gue."
Bohong banget, elaah gue di tendang kemarin anjiiir. ralat Alex dalam hati.
"Gilaaaaa.. Rudal dia kata Wa!" Zack terkekeh geli. Dewa meneruskan dengan gelengan kepala. tak habis pikir dengan asistennya yang otaknya tak jauh-jauh dari ke*ek dan selangk*ngan Rosa dan sayangnya otaknya juga sangat berguna sebagai pesuruhnya.
"Elo tau artinya rudal kan, kalo udah keluar dari sarangnya, gue pastikan nyungsep di satu titik. ya.. itu si Rosa." Alex terlalu membanggakan kehebatannya, membuat duo sableng di depannya meringis memandang jijik.
Bermenit-menit berlalu, tiga orang dewasa itu masih terlarut dalam obrolan yang jauh dari berakhlak.
"Gue balik kalian lanjutin." Dewa berdiri di ikuti pandangan kedua temannya yang memandang heran.
"Kok balik, gak ngadem dulu?"
"Dewa mah takut di sunat sama nonik." Alex berujar anpa berpikir dan berakhirlah tangan Dewa di atas kepalanya. menjambak rambut tebalnya.
"Lo lex, mau balik juga?"
"Ya iyalah, mumpung Apartemen si Rosa belom di gembok." ujarnya menutupi kebohongan, padahal tujuannya ke apartemen adalah melancarkan rayuan demi untuk kelanjutan hubungan tanpa status yang masih di pertahankannya.
"Ya udah kalian emang para pria takut wanita, pergi sono." Zack berujar kesal, tinggallah Zack sendirian sebelum akhirnya ia pun memutuskan untuk beranjak meninggal kan tempat itu.
*
*
*
Dalam perjalanan menuju apartemen Rosa, Alex sudah memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. tapi sebelumnya ia harus memastikan terlebih dahulu tentang perasaannya. perasaan yang menjadi pondasinya dalam menjalin hubungan.
Selama tiga tahun belakang, Alex terlalu menikmati perannya sebagai seorang pria bebas namun ia juga masih menyimpan ego yang mengikat Rosa sebagai kekasihnya.
Kekasih? tentu saja kekasih yang dengan mudah ia lempar ke atas ranjang untuk berpetualang dalam kenikmatan. tapi Alex juga merupakan pria bebas yang tak akan menolak jika di hadapan dengan tubuh mulus nan menggugah dan mengusik kelelakiannya.
Beberapa menit kemudian, mobil Alex telah terparkir sempurna di basement apartemen kalangan elit. Rosa yang merupakan seorang wanita yang berkarir di dunia entertainment, tentu memiliki kehidupan yang tak jauh dari kata Glamour.
Ting!
Denting yang menandakn lift yang membawanya telah sampai pada lantai yang di tuju. dengan langkah ringan yang tak terbebani oleh keadaan hatinya yang gampang, Alex selangkah menuju unit di mana Rosa berada.
Setelah berada di depan pintu apartemen yang tertutup, Alex segera memencet beberapa digit angka untuk akses masuk. dan sayangnya untuk kali ini dia harus terima nasib karena ternyata Rosa telah mengganti pin masuk apartemen.
Dengan perasaan kesal yang bersarang di otaknya, Alex mencoba lagi dan lagi namun tetap gagal. bahkan tembok sekolah mentertawakan kekesalannya. dan akhirnya dengan. tidak sabaran ia memencet bel guna memanghil sang pemilik apartemen.
"Mau apa?!" bentak seorang wanita yang memakai bathrobe berwarna putih. disalah Rosa yang sedang marah. namun sayang pemandangan di hadapannya menutup akal sehat Alex hingga bentakan Rosa sama sekali tak mampir di pendengarannya.
"Ollalaa, so seksi."
***
Dukungannya...
Happy Reading...
Dengan perasaan kesal yang bersarang di otaknya, Alex mencoba lagi dan lagi namun tetap gagal. bahkan tembok sekolah mentertawakan kekesalannya. dan akhirnya dengan. tidak sabaran ia memencet bel guna memanghil sang pemilik apartemen.
"Mau apa?!" bentak seorang wanita yang memakai bathrobe berwarna putih. disalah Rosa yang sedang marah. namun sayang pemandangan di hadapannya menutup akal sehat Alex hingga bentakan Rosa sama sekali tak mampir di pendengarannya.
"Ollalaa, so seksi." tak peduli jika saat ini ada wanita yang memandang penuh intimidasi terhadapnya, Alex justru teralihkan pada paha mulus yang terlihat di balik belahan bathrobe yang tertutup sempurna.
"Lihat apa?" bentak Rosa di dera kemarahan yang maksimal.
Bagiamana ia tak akan marah jika Alex datang hanya di saat ia butuh kehangatan lalu pergi dengan meninggal kan cairan kental dalam tubuhnya dan saat Rosa meminta kepastian, dengan cengiran yang paling menyebalkan Alex mengucapkan 'nanti saja nikahnya yang penting kita kawin dulu'. bukankah itu sungguh sangat kejam dan melukai harga diri wanita. dan yang lebih gila lagi Alex tak membiarkan Rosa memilih untuk pergi meninggalkannya dengan alasan yang_ Well, tak masuk akal.
"Aku tanya kamu mau apa datang kemari!" bentak Rosa lebih meninggikan suaranya.
"Eh buseeet, galak ama neng." Alex menoel dagu lancip Rosa yang langsung di tepis empunya dengan sangat kasar.
Tanpa menunggu di persilahkan masuk, Alex nyelonong begitu saja. Rosa hanya mampu menghembuskan nafas kasar menahan kekesalan. jika ia bisa tak membiarkan Alex masuk, mungkin segalanya akan jadi mudah. namun wanita dan pria sangatlah berbeda. ada rasa tak tega yang di miliki oleh wanita. sekecil apapun pi perasaan yang mengikat keduanya, wanita akan berpikir ulang jika dingin berlaku kejam.
"Pulang sana, aku mau tidur," usirnya pada Alex yang tentu saja sia-sia. pria itu telah lebih dulu masuk mendahului sang pemilik kamar.
"Capek mau tidur." jawabnya dengan melonggarkan dasi setelah melempar jas hitamnya ke atas sofa.
Melepas semua atribut di tubuhnya dengan cara Casual, Alex mengalihkan tatapannya pada wajah Rosa dari pantulan cermin. sungguh cantik nyaris sempurna, namun Alex hanya belum mau menentu kan kehidupannya untuk bersama dengan wanita itu. bukan karena apa, ia hanya belum siap terikat.
Kini yang menempel pada tubuh Alex sudah teronggok serampangan di atas lantai berlapis karpet. menyisakan bokser hitam yang memperlihatkan V line dan mencetak jelas penghuninya.
Wajah Rosa memerah menahan lonjakan emosi di dadanya. Alex dapat melihatnya meski jarak meraka cukup jauh. tapi Alex mengenal Rosa sangat baik. dan Alex yakin, bahwa pesonanya yang di lengkapi dengan tubuh seksi berototnya mampu menarik Rosa ke dalam kungkungannya. bahkan saat ini pun Alex dengan keyakinan di atas rata-rata, Rosa tak akan mampu menolak untuk ia ajak bergumul di atas ranjang. saling memberikan dan menerima berbagi kehangatan.
Sepercaya diri itu memang seorang Geraldo Aleksis.
"Tidur di apartemen kamu sendiri sana, aku mau istirahat."
"Oh ya, kamu yakin tidak ingin aku temani?" Alex berbalik melangkah perlahan mendekati Rosa yang selangkah mundur, "bukankah kau sangat menyukai tubuh berototku ini?" Rosa melotot mendengar kenarsisan Alex. "untuk dua puluh empat jam kedepan aku masih free, setelahnya aku bisa saja pasang bandrol termahal karena aku termasuk limited edition dari barang brended." Alex nyengir.
Entah apa isi otak di Alex hingga ia mampu berujar seperti itu. untung saja kedua temannya tidak sedang bersamanya saat ini, jika tidak mungkin saja asbak yang biasa Dewa dan Zack gunakan untuk menampung abu rokoknya akan bersarang di kepalanya.
Dalam hitungan detik, secepat lompatan cicak yang mengejar mangsa, secepat itu pula Alex menangkap tubuh tinggi semampai Rosa yang bergerak dingin menjauh.
"Mau ke mana? bukankah kau juga sangat menyukai hal ini." tentu saja, siapa yang tidak menyukai segala perlakuan manis dari si otak kotor Alex jika setelah adegan berpeluh itu terjadi, maka ia akan segera melarikan jarinya untuk berselancar di situs-situs belanja.
Dan akhirnya malam itu terlewati sesuai dengan ke inginan Alex. sebuah hubungan intim tanpa status namun sangat di sukainyaa.
"Gimana, gue masih tangguh kan?" tanya_nya dengan cengiran mesum yang menyebalkan, yang di balas dengan tatapan datar oleh wanita yang berkali-kali meneriakkan namanya di bawah kungkungan keperkasaannya.
Bugh!
Terdengar benda berat terlempar membentur lantai yang itu adalah Alex yang terjun bebas dari atas ranjang karena Rosa menendangnya dengan kuat.
"Alamaaak... Habis manis sepah di tendang!"
***
Yang ringan ringan dulu ya gengs.. tetap kawal si Alex dengan kenarsisan berlebihnya.
saking lebihnya sampai Rosa muntah-muntah kebanyakan makan janji. wkkkk...
Gak banyak yang othor minta, cuma jempol kalian. tetep dukungan karya ini,,,
tap love biar dapat notic-notic cantik.
Lots of Luv Chanda.
noooh Si Narsis nan Sableng.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!