Ngiinnggg Nginnnng..
Ketenangan dan ke sunyiaan yang sejak pagi tadi tercipta di SMA Pelita mendadak di kaget kan oleh deritan suara pengeras suara.
Semua murid dan guru yang tadi nya sedang fokus belajar menjadi terheran dan penasaran.
"Chek Chek.. chek one ..chek one.. ehem... ekhemm "
Terdengar suara yang di ucapkan dari pengeras suara.
Semua penguni sekolah sudah pasti tau dari mana suara itu berasal. Karena pengeras suara itu ada di ruang ke siswaan. Yang bersambung dengan lospiker yang tersedia di setiap sudut koridor dan juga kelas.
Namun, suara si pengucap juga tidak asing di telinga mereka.
"Mulai lagi ?" Gumam seorang guru muda yang sedang berdiri di depan kelas dua belas ipa 1.
Tap tap tap
Terdengar suara telapak sepatu yang berlarian di koridor lantai dua itu. Hingga tiga sosok siswa dengan seragam lengkap muncul di depan pintu ruang kelas ipa 1 itu.
"Eh.. Pak Rama, pagi Pak " sapa salah satu di antara mereka.
"Dyo.. ada apa ?" Tanya pria berkemeja biru. Guru termuda dan juga tertampan di SMA pelita.
"Anu, Pak.. kita dapat tugas dari..."
"Keynal "
"Nah.. bapak tau aja " lanjut Dyo dengan terkekeh sendiri.
Dyo dan dua teman nya langsung mencari keberadaan seseorang yang mereka cari.
Namun, seorang siswi baru saja berdiri dari kursinya.
Dyo dan kedua teman nya langsung menelan ludah nya saat melihat muka datar dari siswi cantik yang kini sedang berjalan menuju mereka.
Rama yang melihat itu hanya bisa menggeleng kan kepalanya dengan heran. Dan memberikan izin untuk mereka semua.
Tentu saja setelah kepergian mereka,semua siswa berhamburan keluar kelas.
Bukan hanya kelas 12 ipa 1 yang berhamburan keluar. Namun, juga semua siswa ternyata penasaran.
Seorang siswa laki - laki berpenampilan urak kan. Dasi yang tidak terpasang rapi, tiga kancing seragam atas terbuka.
Kalung berbandul peluru terlihat di lehernya.
Rambut, yang entah sengaja atau tidak, di sisir dengan tidak rapi.
Namun, bibir nya terus tersenyum ketika melihat ketiga teman nya berhasil membawa turun gadis yang di puja nya dua tahun lebih ini.
"Taruhan deh, Keynal pasti di tolak lagi sama, princes kita "
Ucap seorang siswa yang sedang berdiri di balkon lantai dua. Mereka berdiri berjejer menatap ke arah lapangan yang ada di tengah - tengah gedung sekolah berlantai 4 itu.
"Yakin banget loe " timpal teman di sebelahnya.
"Liat aja, kayak gak tau princes kita aja "
"Tapi, mereka sepadan tau.. Keynal ganteng banget " ucap seorang siswi yang kebetulan sedang bersama mereka.
Ketiga laki - laki yang tadi sedang bertaruh mendengus malas.
Kembali ke lapangan, di mana laki - laki yang bernama Keynal berdiri dengan santai dan penuh percaya diri terus tersenyum pada setiap langkab gadisnya yang berjalan mendekat padanya.
Sret
Sebuah spanduk di turun kan dari atas gedung. Yang bertuliskan.
I
♥
U,
V
E
R
A
N
D
A
Gadis itu melirik pada spanduk tersebut, yang langsung menimbulkan banyak seruan dan juga kehebohan dari para siswa dan siswi sekolah. Ada yang mencibir ada juga yang terkagum.
Keynal, masih tersenyum lebar dengan percaya diri. Sesekali memainkan alis nya naik turun. Dan terkekeh kecil.
Veranda.
Gadis itu sampai tiga langkah di hadapan Keynal. Melipat kedua tangan nya di depan menatap datar pada Keynal yang terlihat sangat percaya diri di hadapan nya.
"Ini yang ke lima " ucap Keynal, Ve mendengus malas. Ia meliri pada Dyo dan Dua teman nya yang lain yaitu, Mario dan juga Boby. Mereka memegang sebuah spanduk bertuliskan hal yang sama. Hanya saja ukurun nya lebih kecil.
Ve, beralih lagi pada Keynal dengan lekat masih tanpa ekspresi.
Dari belakang Keynal berdiri, Pak Didin datang dengan sebuket bunga mawar merah dan putih menghampiri, Ve.
Dan menyerah kan nya pada Gadis cantik, berparas bak seorang bidadari dengan bentuk tubuh bak seorang model terkenal.
Ve menerimanya dengan senyum ramah pada Pak Didin. Lalu kembali menatap jengah pada Keynal, yang masih berdiri dengan angkuh dan muka tengil nya.
Ve, menyunggingkan senyum remeh nya. Melirik bunga di tangan nya. Semua menunggu apa lagi yang akan di lakukan oleh gadis dengan julukkan princes itu.
Kalau biasanya, jika ada kejadian penembakan seperti ini akan banyak kehebohan dan teriakan berbagai macam. Tapi, berbeda kali ini. Semua hanya diam menunggu tanpa kehebohan.
Hingga.....
"Hooooooooooooooo.... " teriakan mulai terdengar saat Veranda melempar bunga di kaki nya. Dan menginjak nya dengan tatapan tajam pada Keynal.
Keynal yang melihat itu hanya bisa meringis, namun sama sekali tidak melunturkan senyuman nya. Bahkan terkekeh geli melihatnya.
"Gue beneran suka sama loe, Ve !" Seru Keynal dengan gigih.
Ve melipat kedua tangan nya di depan,menatap Keynal masih dengan tatapan yang sama. Ucapan Keynal sama sekali tidak berpengaruh buat nya.
"Gue enggak!" Ucap Ve, datar.
"Hooooooooo " kembali sorakkan itu terdengar dari semua siswa dan siswi.
Dari lantai dua, Pak Rama melihat itu hanya tersenyum,menggeleng heran.
"Gue, bakal pastiin yang ke enam nanti loe gak bakal bisa nolak lagi, gue bakal bikin loe nerima gue " ujar Keynal dengan santai dan penuh percaya diri.
Ve mendelik malas, ia tidak memperdulikan nya. Memilih berbalik dan melangkah pergi menjauh dari lapangan.
"GUE PASTIIN ITU, VE!!. GUE BENERAN SAYANG DAN CINTA SAMA LOEE!! LOE AKAN TETAP JADI PENYEMANGAT GUE UNTUK DATANG KE SEKOLAH!!"
Teriakkan Keynal menggema, namun Ve tidak perduli. Terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Bahkan mengabaikan setiap seruan siswa dan siswi lain nya.
"Kok, loe malah ketawa sih, Key " ujar Dyo menepuk bahu sahabat nya. "Loe baru aja di tolak,bego!. Lima kali,bro. Lima kali. " ujar Dyo lagi.
Keynal masih saja tertawa menanggapi ucapan sahabatnya.
"Key, loe gigih banget sih ngejar, Ve. Udah tau loe itu bukan tipe nya Ve, kalian berdua itu timpang banget tau gak. Bagai langit dan kerak bumi " sambung Mario yang langsung mendapat lirikkan tidak suka dari Keynal.
"Loe tau kan bakal di tolak lagi?"kini Boby si cowok berkaca mata yang bertanya. Keynal mengangguk dengan senyuman tengil nya.
"Loe cowok paling bebal dan gak tau malu "lanjut Boby mendengus.
"Seorang Veranda, tidak bisa di dapat kan dengan mudah. Gue harus berjuang lebih keras lagi buat cinta gue" ucapnya Keynal dengan teguh.
Ketiga teman nya menatap dengan heran. Kemudian sama - sama mendengus malas.
"Bego,loe !!"
"Gila, emang !"
"Sarap!"
Celetukkan itu di lemparkan ke tiga teman nya pada Keynal. Sambil berlalu meninggalkan Keynal yang juga mengikuti mereka.
Haiiiii...
Hehehhehe
Cerita baru nih....
Dengan latar, anak sekolahannn.. alias remaja...
Semoga pada suka ya....
Sore hari ini kantor polisi di ramaikan oleh siswa siswa sekolah yang baru saja di tangkap karena tawuran.
Di halaman kantor polisi sudah terlihat puluhan siswa yang sedang di hukum dan juga di ceramahi.
Berbeda dengan seorang cowok remaja yang muka nya sedikit lebam. Masih dengan seragam sekolah. Duduk di kursi tunggu.
Di depan nya seorang pria dewasa berstelan rapi khas seorang pengusaha. Sedang berbicara dengan seorang polisi yang menangani kasus tawuran siang tadi.
"Makasih, pak " ucap pria berstelan rapi pada si polisi.
"Sama - sama, pak Dimitri " jawab sang Polisi. Dan pria bernama Dimitri itu langsung berbalik.
Ia sempat menatap cowok remaja yang duduk di kursi tunggu dengan malas.
Saat ia berlalu keluar,si cowok itu juga ikut menyusul.
"Besok kamu ke sekolah yang baru. Dan Papa harap ini sekolah terakhir kamu Di DO " ucap Dimitri sambil berlalu menuju parkiran mobil.
Cowok yang sedari tadi mengikutinya tidak menjawab apapun. Ia hanya ikut masuk kedalam mobil.
"Farish!"
"Iya " jawab si cowok itu dengan malas dan sebenarnya tidak serius. Dimitri menatap marah pada sang anak yang selalu bikin ulah.
"Ini terakhir ya, Farish. ! Kalau sampai sekolah baru,kamu di DO juga, kamu papa kirim ke Bandung. " ujar Dimitri dengan tegas. Farish yang duduk di samping nya terlihat tidak perduli.
Bahkan hanya mengangguk asal dengan ancaman sang papa.
Ia hanya duduk dengan malas, menatap keluar jendela.
***
"Den, di cari ibu di kamar " ucap seorang wanita paruh baya. Yang datang menghampiri Farish yang baru saja pulang dengan sang Papa.
"Iya, Bi. Makasih " ucap nya sopan dan ramah. Setelah itu ia langsung berjalan cepat menuju kamar yang terletak di dekat tangga.
Cklek
Dengan perlahan ia membuka pintu dan tersenyum saat melihat sang Mama sedang duduk di atas kursi roda menatap ke arah jendela.
Farish dengan senyum sumringah langsung masuk dan menghampiri wanita tersebut.
"Malam, Ma. Maaf Farish baru pulang. Jalanan macet " ucap Farish memeluk sang Mama dari belakang.
Wanita itu tersenyum dengan perlahan tangan kanan nya terangkat untuk memeluk kepala anak nya. Ia mengusap rambut Farish dengan lembut.
"Mama udah makan ? Kata Bi Nani, Mama cari Farish. Kangen ya ?" Celoteh nya lagi dengan riang. Dewi, Sang mama tersenyum lembut. Kepalanya mengangguk pelan. Membuat senyum Farish semakin lebar.
"Farish juga kangen Mama. Mama baik - baik aja kan ? Kata Papa, besok Farish ke sekolah baru lagi.. hwkwkwk.. ini sekolah ke tiga Farish dalam dua tahun ini.. " ujarnya terkekeh sendiri. Ia mengecup pipi Dewi dengan lembut. Dan kembali memeluk Mamanya dengan erat.
"Aku yakin, mama pasti sembuh. Aku kangen banget sama Mama. Cepet sembuh Ma.. " ujar Farish dengan sangat. Dewi terus mengusap kepala belakang Farish dengan sayang. Seolah berkata kalau ia sangat merindukan putra semata wayang nya.
"Yaudah, Farish mau bersih - bersih dulu. Nanti Farish balik lagi. .dah Ma.. love you " ucap Farish kembali mengecup pipi sang Mama. Setelah itu baru ia berbalik dan pergi.
***
Pagi Ini SMA Pelita sudah di hebohkan oleh isu yang akan kedatang murid baru.
Banyak siswa dan siswi sedang membicarakan si murid baru yang mereka ketahui namanya cukup terkenal.
Bahkan juga mereka sangat tau kalau si murid baru cukup di segani oleh banyak siswa - siswa sekolah lain.
"Ve, loe tau gak ..."
"Enggak!" Ketus Ve langsung. Padahal Shania belum menyelesaikan ucapan nya. Membuat Shania mendengus kesal. Sedangkan Naomi hanya terkekeh geli melihat Shania yang cemberut.
"Ish.. Ve, gue belum selesai tau " ucap Shania manyun.
"Sumpah, Shan. Loe gak cocok " ledek Naomi tertawa. Ve hanya tersenyum tipis. Ia paling senang menjaili sahabat nya itu.
"Apa sih, Shan? Loe mau ngegosipin anak baru juga ? " tanya Ve dengan malas.
"Lho ? Kok loe tau sih ?" Tanya Shania heran.
"Tuh, mereka pada heboh sama tuh anak baru " jawab Ve menunjuk pada segerombolan teman kelas yang sedang bergosip ria.
"Ck.. kalah cepat deh gue.. "dengus Shania. " btw.. namanya Farish.. loe pada kenal gak ? " tanya Shania lagi.
"Kenal sih enggak. Kalau tau mungkin,iya " jawab Naomi. Yang juga di angguki Veranda.
"Gue dengar dari anak osis. Mereka pada bilang kalau tuh cowok udah tiga kali Di DO. Dan terakhir dari SMA Swara. " jawab Veranda tanpa menoleh. Ia masih fokus membaca novel miliknya.
Di parkiran motor juga sedang membahas hal yang sama saat sebuah motor CBR warna hijau datang dan bergabung dengan tiga cowok yang sedang nonkrong di atas motor.
"Pagi, bro !" Sapa Mario. Cowok yang baru saja memarkir motornya membuka helmnya. Lalu mengindikkan dagu nya sebagai balasan.
"Lagi pada bahas apaan? Kayaknya seru banget " ujar Keynal membuka jaket motor nya.
"Anak baru Key.. lagi heboh banget " jawab Boby dengan semangat.
"Oya ? Siapa ? Emang udah pada tau siapa anak baru nya ?"
"Ck.. yaudah lah. Nih si Lidyo yang ngasih tau. Dia di kasih tau mbak Imel. " saut Mario melirik jail.
Keynal langsung tertawa melihat lirikkan jail nya.
"Cieee.. ciee.. makin lengket nih sama tuh guru.. hahahah " goda Keynal semakin membuat Dyo kesal.
"Gapapa deh, yang penting cantik pacar gue " jawab Dyo dengan mesem - mesem. Membuat Boby menoyor kepalanya.
"Yee.. si kampret.. tadi aja masam amat tuh mukak " ucap Boby. Keynal dan Mario hanya tertawa melihat nya.
"Bentar - bentar, emang pacar ?" Tanya Keynal semakin meledek. Kembali meledakkan tawa Boby dan Mario.
"Hahahhhaha " Dyo hanya bisa mendengus kesal pada ketiganya.
"Hahaha.. harap bersabar ini ujian hahahah " ujar Boby dalam tawanya. Semakin membuat Dyo ingin menjitak nya.
Hingga sebuah mobil lamborghini warna merah melintasi mereka. Membuat tawa mereka reda dan malah terpesona dengan mobil yang di idam kan oleh banyak orang.
"Gileeee.. tuh mobil bukan main.. cakep nya " ujar Mario mengikuti laju mobil itu dengan matanya hingga ke parkiran yang tidak jauh dari parkiran motor.
Bahkan bukan hanya mereka yang terpesona. Tapi, siswa lain nya juga.
"Nah.. itu.. itu yang namanya Farish " ucap Dyo menunjuk pada cowok yang baru saja turun dari mobil tersebut.
"Siapa Farish ?" Ketiga diam, lalu menoleh cepat pada Keynal. Menatap lekat mencari sesuatu yang aneh. "Kenapa ?" Tanya Keynal menggaruk kepala belakang nya dengan polos.
"Loe beneran gak tau Farish ?" Tanya Mario. Dan dengan polos Keynal menggeleng kan kepalanya.
"Loe ngapain aja sih Key ?" Timpal Boby.
"Gak ap tu det . Banget " saut Dyo. Keynal hanya mengindikkan bahu nya dengan acuh.
"Lagian dia siapa sih ? Anak pejabat ? Anak presiden.. artis atau apa .. ? Penting banget kayaknya sampai semua orang harus tau siapa dia ?" Ucap Keynal dengan muka polosnya.
"Ye... bukan gitu juga Key, tuh anak populer banget masalah nya " ujar Boby menyusul Keynal yang berjalan menuju gedung sekolah.
Saat ke empatnya sampai di koridor mereka langsung di sambut oleh gerombolan para siswi dan siswa. Membuat Keynal melirik teman - temannya dengan tautan alis.
"Woyy... pada ngapain sih!!" Mendengar bentakkan Keynal membuat semuanya menoleh kebelakang. Dan langsung kaget saat tau siapa yang meneriaki mereka. "Minggir !" Perintah Keynal. Dan ajaib nya mereka semua langsung memberi jalan dengan teratur. Dan ketika itu juga Keynal dan kawan - kawan bisa melihat apa yang di lihat oleh mereka.
Farish sedang berdiri di depan ruang kepala sekolah. Berdiri bersandar sambil memain kan ponselnya.
"Ck. " decak Keynal, memutar malas bola matanya pada seluruh teman - teman sekolahnya. "Loe pada gak pernah liat orang ya !!. Udah Bel tuh.. balik sana !!" Ucap Keynal lagi dengan nada tegas.
Seketika itu juga, mereka semua pada bubar. Keynal yang melihat itu langsung tersenyum bangga.
"Keynal, emang Bos able banget... " ucap Boby.
"He eh.. langsung pada ngacir gitu" saut Mario.
Keynal hanya mengindikkan bahu, kembali melanjutkan langkah nya.
"Nah... kebetulan.. Geng Somplak " ucap seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah saat Keynal dan kawan - kawan akan melintas.
Farish yang mendengar panggilan itu langsung melirik pada empat cowok berseragam sama dengan nya.
"Eh. Bapak Kepsek.. naon atuh Pak? " saut Keynal langsung menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Boby,Dyo dan Mario.
"Ini, kenal kan. Namanya Farish. Dia murid baru. " ujar Pak Dirga menunjuk pada Farish. Keynal menoleh pada Farish yang berdiri dengan angkuh menatap malas padanya. "Kamu, tolong antar Farish ke kelas ipa 1 ya ? Saya harus ketemu pak Rizal sekarang " lanjut pak Dirga.
"Kita duluan ya, Key.. sini tas lu kita yang bawain " ujar Boby, meraih tas ransel hijau hitam Keynal. Dengan cengiran mereka membuat Keynal heran.
"Woy.. gue doang nih " ujar Keynal
"Udah Nal, ambil positif nya aja. Pagi - pagi bisa ketemu pujaan hati loe " seru Mario saat sudah menjauh.
Keynal mendengus malas, lalu kembali pada Pak Dirga yang sedang menggeleng kepalanya. Sedangkan Keynal memasang senyuman manis nya.
"Iya deh pak, " jawabnya menurut. " ayo ikut gue" ia beralih pada Farish.
Keynal melangkah lebih dulu, menuju gedung kelas ipa.
SMA Pelita, memiliki bentuk persegi yang saling berhubungan. Dan di tengah - tengah terdapat lapangan cukup luas. Dan di dan terbagi. Yaitu gedung ips, ipa, kelas sepuluh dan kantor.
Sedang kan gedung olah raga, perpus, lab dan lain sebagainya terpisah.
***
Sampai di kelas ipa 1, Keynal langsung masuk. Ia langsung berjalan menuju barisan tengah di meja no 2. Di mana Ve sedang duduk fokus pada novel nya.
"Morning, calon ibu dari anak Aa' Keynal " sapa Keynal langsung duduk di kursi yang kebetulan kosong di depan meja Ve.
Mendengar sapaan menggelikan itu membuat Ve mengangkat kepala nya dan melirik Keynal di depan nya dengan tautan alis.
"Loe mau pergi sendiri, atau gue lempar ke bawah" ucap Ve datar.
"Duhhh.. yayang A' Keynal sadis nya.. ckcck.. gak boleh gitu, sama calon suami " ujar Keynal meringis namun terkekeh sendiri.
Sedangkan Naomi dan Shania tidak kuasa menahan tawa mereka.
"Key, loe ngapain sih ? Ips di sebrang tuh, bukan di sini " ujar Shania padanya. Keynal mendelik.
"Tuh.. " Ia mengindikkan dagu ke pintu. "Heh.. ngapain loe ngejogrok di pintu. Masuk sini " ucap Keynal dengan hardikkan.
Ia memicing matanya pada Farish yang menatap lurus pada... "wahhh... " Keynal bangun dari duduknya menghampiri Farish. "Jangan ngeliatin cewek gue kayak gitu!.. gue colok tuh mata.. ta...."
"Ekhem !" Deheman tegas berasal dari pintu membuat ucapan Keynal terhenti. Kelas juga mendadak hening.
Keynal langsung salah tingkah.
"Eh.. Bu Melody. Pagi bu. " ucap Keynal menyapa.
"Pagi!" Balas wanita berkacamata itu dengan datar. "Ngapain kamu pagi - pagi sudah bikin ulah. Gedung ips di seberang "
"Yee.. si ibu. Saya di suruh Pak Dirga ngaterin anak baru. Sekalian nyamperin calon pacar, gitu "jawab Keynal.
Farish masih berdiri dengan angkuh di depan kelas berhadapan dengan Keynal. Ia masih menatap lurus pada Veranda yang sedang menatap jengah pada Keynal.
"Yaudah, udah selesaikan ? Keluar sekarang saya mau ngajar !" Ketus guru itu padanya.
"Ya ampun bu. Ibu kayak Afgan nih, sadis " ujar Keynal, yang langsung mengurai tawa dari semua siswa. Bu Melody hanya bisa menggeleng. Namun, Keynal menurut, ia juga pamit dengan suara lantang.
Farish hanya menatap malas pada kepergian Keynal.
Bu Melody beralih pada Farish.
"Kamu mau memperkenalkan diri ? Atau mau langsung duduk ?" Tanya Melody dengan nada datar.
Tanpa menjawab, Farish langsung melangkah menuju barisan pertama. Ke meja paling sudut dan belakang yang kebetulan kosong.
Ve mengikuti langkah Farish dengan bola matanya. Setelah Farish duduk, Ve kembali ke depan.
"Gilaa.. cool banget kan Ve.. " bisik Shania yang duduk di depan Naomi yang duduk bersama Veranda.
Naomi hanya mengangguk setuju, sedang kan Ve tidak tertarik membicarakan tentang Farish. Memilih menyiapkan keperluan pelajaran bu Melody.
***
Tbc...
Suasana kantin hari ini hampir selalu sama. Selalu di penuhi oleh siswa dan Siswi jika jam istirahat. Suasana riuh selalu dapat di lihat dari luar kantin.
Di koridor masuk, empat sekawan sedang nongkrong di bangku panjang yang ada di dinding koperasi sekolah.
Keempatnya terlihat bersenang menyapa sesekali mengganggu atau meledeki beberapa siswa yang lewat.
Apalagi Keynal, di antara ketiga teman nya yang lain suara nya lah yang paling nyaring terdengar. Suara tawa nya selalu terbahak.
Sampai beberapa siswa lain yang di dalam kantin menoleh keluar karena tawa Keynal memang selalu jadi pusat perhatian.
Dari ujung koridor, tiga siswi berjalan dengan langkah santai dan angkuh. Banyak suit - suitan yang terdengar ketika mereka lewat. Tapi, saat ketiga nya menoleh semua dengan kompak menunduk atau menghindari tatapan mereka. Membuat Shania, Ve dan Naomi hanya mendengus malas.
Jelas saja, karena semua siswa hanya berani mengagumi mereka dalam diam. Apalagi seorang Jeehan Veranda Mahendra. Yang terkenal dengan julukan Princes es. Sikap dingin dan tidak sama sekali menunjukkan sikap ramah pada lawan bicara. Apalagi jika, lawan bicara nya orang yang hanya mencari perhatian nya.
Walau sebenarnya Ve dan dua teman nya, sahabat tepat nya. Mereka baik, dan sopan jika berbicara junior. Atau guru. Ketiga nya juga bukan cuma hanya modal tampang, bukan hanya cewek yang jago dandan dan memamerkan harta orang tua saja. Tapi, ketiga nya juga mempunyai otak cerdas.
Shania, si gadis tinggi dengan tubuh seksi nya. Ia pernah memenang kan juara cerdas cermat tingkat Nasional bersama Veranda. Mengharumkan nama sekolah mereka. Ia juga sekertaris Osis.
Naomi, gadis dengan tatapan dingin seperti Ve ini. Juga pernah membawa cherleaders sekolah dalam ke juaraan nasional. Dan ia juga jadi perwakilan pertukaran pelajar ke jerman setahun yang lalu. Ia juga kapten tim basket putri.
Dan, Veranda. Si ketua Osis. Gadis yang nama nya selalu tersohor di SMA Pelita. Bahkan sampai keluar sekolah juga tau Veranda. Si gadis yang menjadi ketua Osis, ketua fotografi dan juga anggota tim basket putri sama seperti Naomi dan Juga Shania. Prestasi Veranda memang tidak perlu lagi di ragukan. Bahkan baru sebulan yang lalu ia baru saja menjuarai debat bahasa inggris tingkat nasional. Dan seminggu yang lalu, hasi foto nya memenang kan kejuaran se jabodetabek.
Dan tiga - tiga sama - sama anak basket putri pelita.
Tapi, untuk hari ini tentu bukan mereka yang menjadi hot topik. Khusus hari ini Farish mengambil tranding topik di Pelita. Si badboy dari SMA swara. Yang nama dan populeritas nya terkenal dengan sifat badboy nya.
"Btw, Key. Sekarang loe gak lagi jadi cowok paling ganteng di sekolah " ucap Mario setelah lelah bernyanyi tidak jelas. Ia duduk di samping Keynal yang sedang mengetuk bangku.
"Eh.. emang gue paling ganteng ya selama ini. ? Tapi.. percuma gue paling ganteng kalau Ve masih nolak cinta gue " ujar Keynal.
"Hahaha.. iya juga ya. Haha " tawa Boby pecah. Keynal hanya terkekeh sendiri.
"Tuh, panjang umur, " ucap Dyo mengindik dagu ke arah koridor. Di mana Ve dan dua sahabatnya sedang berjalan menuju kantin.
Senyum Keynal semakin merekah lebar. Bahkan saat Ve akan melewati nya dengan cepat ia berdiri dan menghalangi jalan Veranda. Membuat Ve menatap tajam padanya.
"Mau ke kantin ya, bebeb nya A' Key. " ucap Keynal pada Ve.
"Bebebbbb... " seru Dyo dan Mario memecahkan tawa Boby seketika.
"Woy sadar woy.. baru kemarin loe di tolak lagi.. hahahahah " ucap Boby semakin meledek. Tapi, bukan Keynal namanya jika mudah tersinggung. Laki - laki tengil itu hanya mendelik lalu kembali tersenyum, eh. Lebih tepatnya nyengir bodoh di hadapan Veranda.
"Keynal, sayang. Tolong minggir. Kita - kita pada laper pengin makan. Ve lagi PMS. Loe mau di libas badai .. hm ?" Ujar Shania yang memang mulai jengah dengan sikap bebal nya Keynal.
"Ck.. apa sih Shan. " ujar Keynal, ia memutar bola matanya pada Boby. "Bob, mantan terindah loe nih.. " delik nya membuat Shania mengerang kesal. Ia langsung memukul bahu Keynal dengan keras.
"Aww.. gila. Pukulan loe kuat banget. Ckck " ujar Keynal meringis mengusap bahu nya.
"Jadi, cowok lemah banget loe " gumam Naomi membuat Keynal cemberut. Membuat beberapa siswi menatap gemas.
"Ve, temen kamu tuh. Masa kamu diam a..... " ucapan Keynal terjeda begitu saja. Saat Farish melewati mereka dengan santai dan tatapan tidak perduli nya. Ia bahkan sempat menabrak bahu Keynal membuat cowok itu sedikit mundur.
"Ya ampuunn.. Farish cool banget ya.. "
" Farish kok ganteng banget sih..."
"Aaaa.. Farish aku padamuuu "
.
Dan mulai lah bisik - bisik penuh pujian terdengar. Dan semua mata mengarah pada Farish yang memasuki kantin. Tidak terkecuali geng somplak dan Veranda.
"Waahh.. tuh anak cari masalah. Dia baru aja nabrak gue !" Ucap Keynal tidak terima.
"Dyo! " ucap Keynal membuat Dyo tersentak.
"Eh.. Nal.. kalau sama yang ini. Mending kita mundur deh " ujar Dyo menggaruk belakang telinga nya.
"Iya, Key. Mending kita gak usah deh cari masalah sama Farish " dukung Mario. Membuat Keynal menatap tidak percaya. Mukanya cengo melebihi Hamids adik nya Boby. Ia melirik pada Boby yang sudah angkat tangan.
"Payah banget sih. Sama dia doang takut. " dengus Keynal. Ia menatap remeh pada tiga teman nya. Lalu berbalik akan menyusul Farish. Tapi, seseorang lebih dulu menarik kerah leher seragam Keynal.
"Hehe.. enggak kok. Hehe. Iya. Iya. Gak boleh ribut atau berantem di sekolah.. tau kok. Sayang " ucap Keynal, karena Ve lah yang menarik kerah seragam nya.
Shania dan Naomi hanya terkekeh geli melihat sikap patuh Keynal. Memang hanya pada Ve lah Keynal patuh dan bertekuk lutut.
Ve hanya menatap jengah, lalu tanpa menanggapi ucapan Keynal, ia langsung melangkah melewati Keynal begitu saja.
"Sabar, bro. Kan sabar itu gak ada batas nya " ucap Dyo menepuk bahu Keynal yang lagi - lagi di abaikan oleh Veranda.
"Apalagi sabar dalam meluluh kan hati mbak Peranda " timpal Boby.
***
Veranda baru saja menyelesaikan tugas di perpustakaan. Ia kini berjalan menyusuri koridor sekolah. Dan menuju parkiran mobil belakang. Karena memang ia selalu memarkirkan mobil di parkiran belakang.
Ve memicing matanya pada Farish yang baru saja keluar dari gedung lama. Berjalan dengan santai dengan rokok terselip di bibir. Tiga siswa yang Ve yakin bukan siswa sekolah nya. Sedang duduk menunggu Farish di atas kap mobil lamborgini milik Farish.
Ve tidak langsung masuk ke dalam mobil saat melihat tiga siswa asing dengan penampilan urakkan membawa tongkat Baseball. Dan saat Farish mendekat langsung melayangkan nya pada Farish. Membuat Ve kaget.
" arggh.. " Farish mengerang. Tapi, ia saat Daren kembali akan melayang kan tongkat itu. Farish kini menahan nya. Dan langsung menendang Daren. Perkelahian pun tidak bisa terhindarkan. Tiga lawan satu. Tapi, tidak begitu sulit untuk seorang pemegang sabuk hitam dalam karate seperti Farish.
Veranda melihat sendiri bagaimana Farish melibas ketiga nya tampa ampun. Ia hanya menonton dengan tatapan datar. Sama sekali tidak takut atau kagum. Malah terkesan meremehkan. Apalagi saat Farish berhasil melumpuhkam ketiga nya. Membuat Daren dan dua antek nya kabur. Ia kini menatap ke arah Ve. Memicing matanya dengan tatapan datar. Kemudian sudut bibir nya tersungging pada Ve.
Lalu melangkah menghampiri Ve yang masih berdiri di samping mobil nya. Dengan pintu kemudi yang sedikit terbuka.
"Hai.. princes. Gimana ? Loe kagum sama gue sekarang ? " tanya Faris dengan nada datar. Bukan sama sekali untuk sombong. Ve balas menatap datar pada Farish.
"Loe tenang aja, SMA pelita bakal aman kok. Kalau ada gue " ujar Farish lagi.
"Dengar" ucap Ve akhir nya membuka suara. "Selama ini SMA Pelita tidak pernah terlibat tawuran. Tapi, jika besok mereka datang lagi ke sini. Setidak nya, gue tau siapa yang harus jadi tersangka " ucap Ve datar. Farish tersenyum, ia mengindikkan bahu nya dengan cuek.
Ve langsung masuk kedalam mobil. Duduk di balik kemudi. Farish menyingkir saat Mobil itu melaju begitu saja.
Ia tersenyum memandangi mobil Ve yang semakin menjauh. "Menarik " gumam nya.ia pun kembali ke mobil nya.
***
Suara musik jazz terdengar keras di dalam sebuah bilik kamar yang ada di dalam rumah mewah.
"Farish ternyata fans nya banyak juga ya? Walau badung - badung gitu. " ucap Shania yang sedang ngestalk instagram nya Farish di laptop nya. "Kebanyakkan cewek lagi " lanjut Shania.
Naomi yang duduk di lantai dekat kaki tempat tidur ikut melirik pada laptop Shania. "Ganteng gitu soal nya " celetuk nya sambil mencemil chiki yang ada di tangan.
Cklek
Veranda keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut sedikit basah. Ia sudah mengganti seragam dengan kaus rumah. Berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambut nya.
"Tapi Badboy " ucap Shania menghela napas.
"Yee. Jangan salah, justru yang badboy itu yang paling menantang "
"Yee. Apanya yang paling menantang. Contoh nya udah di depan mata ya "
"Siapa? Keynal ?" Shania mengangguk. Ve hanya melirik kedua sahabatnya dari cermin. Sama sekali tidak ada ke inginan untuk menimpali.
"Yee.. Keynal itu badboy nya nanggung tau gak " ujar Naomi mendelik. "Tuh cowok, bebal, muka tembok. Ganteng sih, tapi tuh anak tengil banget. "
"Tapi, cewek di sekolah kita banyak kok yang suka sama dia "
"Lagian Keynal sama geng nya itu enggak bisa di bilang badboy juga. Keynal gak pernah bikin rusuh. Gue gak pernah dengar dia terlibat perkelahian atau tawuran. Bahkan tuh cowok kelihatan anteng aja. "
"Iya sih. Gue heran kenapa anak - anak pada takut sama dia." Ucap Shania berfikir kini ia memulai mengestalk instagram Keynal.
"Bukan takut, tapi segan. Keynal gitu - gitu baik kok. Buktinya dia mau bantuin pak Iman bersihin sekolah hampir tiap pagi "
"Yeee.. itu karena hampir tiap pagi dia telat . " ujar shania mendelik. Naomi hanya tertawa melihat nya.
"Lagian, gue heran. Keynal kurang apa ya. Kok loe sampe nolak dia lima kali. Lima kali lho Ve. " ujar Naomi kini beralih pada Veranda.
"Iya nih. Gue aja yakin banget kalau Keynal beneran suka sama loe "
"Apa sih. Kalian kok jadi nyanjung - nyanjung dia gitu. Tadi kayak nya kalian lagi ngomongin Farish deh. Kok malah jadi cowok bebal itu di bawa - bawa " ujar Ve memutar bola mata nya malas.
"Ya, kita penasaran aja Ve. Loe beneran gak suka sama Key. ?"
"Enggak!"
"Serius?"
"Kenapa gue harus suka sama si biang onar itu ?" Tanya Ve frustasi dengan dua sahabat nya itu.
"Ya.. bukan gitu. Cuma, sayang aja cowok seganteng Keynal di anggurin gitu aja " ucap Shania yang di angguki oleh Naomi.
Ve memilih diam. Ia tidak ingin lagi menanggapi mereka berdua memilih memainkan ponsel nya.
***
Malam ini seperti malam yang sudah - sudah. Farish dan tiga teman nya selalu menghabiskan malam minggu dengan nonhkrong di arena balapan liar.
Farish tampak duduk di atas kap mobil nya dengan menghisap rokoknya. Tiga teman nya sedang berdiri di hadapannya membicarakan taruhan untuk malam ini.
"Gue sih santai aja. Angka mah gak masalahm gue yakim Farish pasti menang " ujar Miko dengan sombong.
"Yee.. gue tau. Tapi malam ini Marsel ikut main "
"Kenapa emang kalau dia ikut main ?" Tanya Farish membuka suara.
"Ya, enggak sih. Cuma Marsel juga gak bisa di anggap remeh juga. " ucap Arya menoleh pada gerombolan di sudut lain.
"Dia doang. Ini " ucap Farish dengan enteng. Lalu ia membuang puntung rokoknya dan beranjak karena balapan akan di mulai.
Lima mobil dengan type yang berbeda - beda. Namun, jelas sudah di desian untuk mobil balap. Kini sudah berbaris sejajar di garis start.
Farish tampak duduk tenang dan santai di balik kemudi nya.
Seorang wanita dengan pakaian minim sudah berdiri di hadapan mobil itu. Dan bersiap untuk memulai nya.
Tapi, sepertinya malam ini mereka harus menunda balapan itu. Karena dari jauh terdengar sirine mobil polisi.
"Sial!" Umpat Farish dengan geram. Dan langsung mengegas mobil nya dengan cepat untuk pergi dari tempat itu. Begitu juga dengan yang lain nya. Semua berpencar menyelamatkan diri dari polisi yang semakin mendekat.
Mobil Farish mulai melaju santai saat memasuki jalanan perumahan elit.
Sesekali ia mengecek sepion untuk memastikan kalau polisi tidak lagi mengejarnya.
Ia berdecak kesal di balik kemudi. Dan akan kembali menginjak gas untuk menambah kecepatan namun ia harus kembali menginjak rem dengan cepat.
Brak !
"Sial " umpat Farish lagi saat mobil nya tidak sengaja menabrak mobil suv hitam yang di depan nya. Mobil Farish langsung berhenti saat mobil di depan berhenti. Ia tidak berniat turun sekedar minta maaf. Memilih duduk diam di balik kemudi memperhatika pintu kemudi mobil di depan dan turun seorang gadis remaja. Yang entah kenapa langsung membuat kedua sudut bibir nya tertarik berlawanan membentuk sebuah senyuman.
Gadis remeja itu berjalan mendekat dengan muka datar dan tatapan tajam. Farish menurunkan jendela mobil ketika gadis cantik remaja itu mengetuk kaca mobilnya.
"Loe !"
Farish hanya tersenyum tipis melihat muka datar tanpa ekspresi gadis cantik bak seorang bidadari tanpa sayap itu.
To Be Contuneu............
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!