NovelToon NovelToon

Mendadak Indigo

bagian 1

Pagi itu aku bersiap untuk ke sekolah. Walaupun hari ini hari minggu, tapi aku di suruh Bu Amel untuk membantunya membersihkan gudang, karena mulai besok gudang itu akan di ubah menjadi kelas XII IPS-2, ya, kelasku. Menurut cerita yang beredar, katanya dulu ini adalah kelas, tapi setelah kejadian itu kelas di tutup dan di jadikan gudang. Entah mengapa setiap kali aku melewati ruangan ini aku merasa ada yang memperhatikanku dari dalam, entahlah mungkin itu hanya perasaanku saja.

Akhirnya aku sampai di sekolah, terlihat Bu Amel sedang berbicara dengan Pak Agus, satpam sekolahku. Aku langsung saja menghampirinya.

"Selamat pagi Bu, Pak Agus," ucapku sambil tersenyum menyapa mereka dan mereka pun membalas senyumanku. Tapi aneh, Bu Amel terlihat begitu cemas ! entah apa yang sudah terjadi sebelum aku datang, tapi yang jelas ku lihat pintu gudang sudah terbuka, aku pun bertanya apa yang sudah terjadi kepada mereka, namun sungguh mengejutkan ketika aku berbalik ke arah Bu Amel dan Pak Agus mereka sudah tidak ada padahal baru saja 2 menit yang lalu mereka di sini.

"Hana!!" itu suara Bu Amel, arahnya dari arah gerbang. Aku langsung berbalik ke arahnya dan ternyata benar itu adalah Bu Amel, dia baru datang lalu yang tadi itu .... ?

"Ternyata kamu datang lebih dulu Han?" ucapnya.

Tapi tunggu, lebih dulu? jadi yang tadi itu bukan Bu Amel dan Pak Agus? tapi siapa? ketika ku lihat kembali ke arah gudang, pintunya tertutup!! tapi tadi pintu itu terbuka.

"Han!! Kamu gak apa² kan?!" pertanyaan Bu Amel menyadarkanku dari lamunanku tentangnya.

Sesampainya di gudang, aku melihat sekeliling, tak ada yang aneh di sini. Tapi tunggu, siapa itu tadi? kurasa aku melihat seseorang di balik lemari besar itu. Ketika aku melihatnya, Bu Amel memanggilku untuk menyuruhku mengambil sapu di kantor guru karena memang peralatan kebersihan selalu disimpan di sana, katanya kalau disimpan di gudang, para murid tidak berani untuk mengambilnya ke sana. Semua karena cerita yang beredar. Akhirnya aku pun berjalan menuju kantor guru untuk mengambil sapu sesuai dengan yang di perintahkan Bu Amel padaku.

Baru saja aku menginjakkan kakiku di depan pintu kantor, ku lihat di dalam sepertinya ada orang, ku ketuk saja pintunya supaya lebih sopan maksudku. Tapi, setelah beberapa kali ku ketuk tak ada jawaban dari dalam.

"Apa dia tidak mendengarku ya? ah mungkin aku masuk saja!!" pikirku. Aku pun masuk tapi aneh, orang yang tadi ku lihat tidak ada.

"Ah mungkin dia sedang ke kamar mandi," pikirku.

Aku pun kembali ke gudang dan memberikan sapu itu kepada Bu Amel, aku pun melanjutkan kegiatanku merapihkan ruangan ini. Sungguh, kejadian pagi ini sangat mengganggu pikiranku, tentang Bu Amel dan Pak Agus yang tadi ku sapa dan ternyata itu tak nyata, lalu seorang misterius yang ku lihat di kantor itu, ah semuanya membuat pikiranku kacau. Atau memang benar cerita tentang penunggu gudang ini yang selalu mengganggu orang-orang? ah tapi aku tidak percaya, lagipula ini masih siang masa iya ada hantu siang-siang begini.

B****UUUUK!! buku itu terjatuh secara tiba² tanpa ada yang menyentuhnya sama sekali, karena memang di ruangan ini hanya ada aku dan Bu Amel. Kami pun hanya saling pandang melihat kejadian itu.

bagian 2

Sebenarnya apa yang terjadi di sini? semua kejadian aneh ini, siapa sebenarnya mereka? sampai sekarang kejadian tadi masih terekam jelas dalam ingatanku, dan bukan hanya itu, mereka bahkan mengikutiku sampai rumah. Mereka? ya, mereka, makhluk tak kasat mata itu, mereka mengikutiku.

Tadi, ketika aku pulang aku mampir kerumah temanku dan menceritakan semuanya, tentang sosok yang menyerupai Bu Amel bersama dengan Pak Agus, dan sosok misterius di kantor guru itu, semua ku ceritakan padanya. temanku ini adalah seorang indigo, dia mempunyai sixs sense sejak berusia 2 tahun, karena ku pikir mungkin dia bisa membantuku memecahkan misteri ini, maka ku ceritakan saja semua padanya.

"Ya, memang di sekolah aku sering melihat mereka, aku juga sering melihat mereka usil kepada teman-teman, tapi aku baru tahu bahwa kamu juga seorang indigo, sama sepertiku," ucapnya.

Tapi ini benar-benar bukan jawaban yang ku inginkan. GHOST atau hantu adalah sesuatu yang aku takutkan dan dia bilang aku sama seperti dia, itu artinya aku adalah seorang indigo. Bukannya aku takut, hanya saja aku belum siap dengan semuanya, aku belum siap melihat makhluk-makhluk itu menggangguku seperti yang di katakan Rani, temanku.

"Sebenarnya Han, lo gak perlu takut, toh mereka juga gak makan lo kan?! Jadi kenapa lo harus takut? percaya deh sama gue. Ya, kalo lo belum siap, gue siap bantu lo kok, tenang aja," katanya sambil tersenyum padaku, mencoba menenangkanku. Apakah aku bisa melewati semua ini? apakah aku bisa tahan melihat wajah menyeramkan mereka seperti yang di katakan Rani? Ya Allah ....

"Gak semua hantu nyeremin kok."

Tiba-tiba saja ku dengar sebuah suara di belakangku, jujur sekarang aku takut, ragu untuk menengok ke belakang. Akhirnya ke beranikan diri untuk melihat sosok apa yang ada di belakangku, ketika aku berbalik untuk melihatnya....

"AAAAAAAAAAAAA."

Aku berteriak dan langsung meninggalkan kamarku. Makhluk itu sangat menyeramkan dengan darah yang mengalir dari sekujur tubuhnya, dan yang paling menyeramkan adalah kepalanya gak ada!!.

Keesokan harinya, ketika sedang di perjalanan menuju sekolah, kulihat seorang perempuan memunggungiku dengan memakai seragam yang sama denganku, itu artinya dia satu sekolah denganku. Ku hampiri dia dan ku coba ajak dia bicara.

"Halo," ucapku menyapanya.

Dia membalikkan badannya dan tersenyum padaku. Tapi aneh, wajahnya pucat sekali. Ah mungkin dia sedang sakit. Aku pun mengajaknya untuk berangkat sekolah bareng, tapi setelah sampai di sekolah, baru saja kami melewati gerbang, dia menghilang!! aku langsung berlari menuju kelas tanpa melihat sekelilingku.

"Han, lo kenapa? Ngos-ngosan gitu, abis dari mana lo?" tanya Sonya teman sebangkuku.

Jelas saja aku ngos-ngosan orang baru aja liat hantu, tapi aku gak mungkin ngomong kayak gitu ke Sonya , dia pasti gak percaya.

"Gak ko Son, gue gak apa-apa cuman abis lari doang, itu soalnya tadi gue di kejar anjing di depan, hheheheh ... " ucapku berbohong dan untunglah Sonya percaya. Ketika ku lihat Rani datang, aku langsung saja mengajaknya ke kantin, bukan karena aku lapar, tetapi karena aku ingin menceritakan kejadian tadi padanya.

"Ran, please kasih tau gue gimana caranya bedain manusia sama hantu?." ucapku.

"Tar juga lo bisa, kalo udah terbiasa. Cuman hati-hati aja sama hantu jahat yang mungkin aja bisa nyelakain lo atau bahkan bawa lo ke alam mereka. Kalo lo sampai dibawa ke alam mereka, bahaya!!" aku semakin takut mendengar ucapan Rani, gak kebayang rasanya kalau aku sampai dibawa ke alam mereka.

"Courage in everyone Han!! Lo harus inget itu, lo harus yakin lo bisa, lo harus yakin lo kuat buat ngelewatin semuanya, percaya deh sama gue," ucapan Rani cukup menenangkan pikiran dan perasaanku. Setidaknya, aku sudah tidak terlalu takut untuk saat ini karena Rani ada di dekatku. Selama dia ada di dekatku, aku yakin semua akan baik-baik saja.

bagian 3

Aku berjalan menuju kelas baru yang akan ku duduki, sebuah ruangan yang menurut kebanyakan orang adalah ruangan yang angker dan menyeramkan. Menurut cerita yang beredar, katanya ruangan yang dulunya pernah dijadikan gudang ini pernah ada siswi yang meninggal bunuh diri di sana. Entah karena apa, aku pun tak tahu, karena menurut penjaga sekolah, setelah kejadian itu tak ada yang berani untuk membahasnya kembali, sebab setiap kali ada yang menceritakan kejadian tersebut, selalu ada saja kejadian aneh yang menimpa orang-orang yang berhubungan dengan sekolah ini, entah itu guru, penjaga sekolah, ataupun siswa/siswi di sini.

 

"Rani !! Kamu ngerasa risih gak sih dikasih kelebihan kayak gini?" tanyaku pada Rani. Karena jujur, sebenarnya aku merasa risih dengan kelebihan yang di berikan Tuhan padaku. Bukan aku menolak pemberian-Nya padaku, hanya saja aku belum siap dengan semua ini.

"Udah aku bilang Han, kamu gak perlu takut ! ini kelebihan yang Tuhan kasih buat kita. Udahlah ya, nih aku kasih tau kalo kita takut sama mereka, mereka bakalan makin berani sama kita, lagian gak semua hantu nyeremin kok !" kata-kata itu.

"Gak semua hantu nyeremin."

Membuatku teringat akan kejadian kemarin malam di rumahku, di kamarku sendiri. Sosok itu masih terekam jelas dalam ingatanku, bagaimana sosok itu menjahiliku dengan menakut-nakutiku dengan kepalanya yang buntung dan darah yang mengalir dari lehernya membuatku ingin mengeluarkan semua isi perutku hari ini.

 

"Hai Ran !! Hai Hana !! Kalian abis dari mana? Kita ke lapangan sekarang yuk?!" ajak Zahra yang baru datang dari belakang kita, entah dari mana dia.

 

"Eh Zahra !! Abis dari mana lo?!" kata Rani sambil merangkul Zahra dan berhenti berjalan.

"Iya, dari mana lo Zah? pake datang dari belakang, ngagetin aja !! untung jantung gua gak copot" ucapku yang memaki dia karena telah mengagetkan kami.

"Lo ngajak kita ke lapangan mau ngapain?" kataku pada Zahra dengan di susul anggukan oleh Rani yang kelihatannya juga penasaran.

"Kalian gimana sih, gak denger tadi Pak Ali nyuruh semua murid kumpul di lapang?" aku dan Rani hanya mengerutkan kening dan saling pandang.

"Han, lihat deh kok sepi gini?" kata Rani padaku. Karena memang kulihat tidak ada satu pun orang di lapangan.

"Lo gimana sih Zah, katanya suruh kumpul di lapang, tapi ini gak ada siapa-siapa di sini? wah ngibulin kita lo ya?!" kataku sambil membalikkan badan ke arah Zahra dan Rani yang ada di belakangku tadi. Ya, tadi. Karena sekarang mereka menghilang entah kemana, yang jelas kini hanya terdengar suara orang menangis, apa mungkin sejak tadi aku berjalan dan mengobrol dengan hantu .... ?

AAAAAAAAA.

Aku berlari menuju kelas dengan menunduk karena mereka menatapku dari berbagai arah, dan tatapan mereka seolah aku telah menghancurkan rumah mereka. Tunggu, menghancurkan rumah mereka? gudangnya !! ya, gudang itu adalah rumah bagi mereka dan aku telah ....

Tuhan, apa yang harus aku lakukan? dan dimana sebenarnya Rani berada?

Aku berlari dan terus berlari, hingga akhirnya aku tersungkur karena sesuatu menghalangi jalanku. Ku beranikan diri melihat benda apa yang membuatku terjatuh, dan kuharap bukan sesuatu yang menyeramkan. Dan ketika aku berbalik ternyata itu adalah kepala buntung dengan bekas luka yang memanjang dari telinga kanan sampai telinga kiri, di tambah mata yang tertusuk garpu membuat darah segar mengalir dengan deras di sana yang sukse membuatku mual dan muntah ....

Darah !! kepalaku pusing, semua menjadi gelap dan aku tak ingat apa-apa lagi.

"PERCAYALAH KAMI ADA DI SEKITAR KALIAN"

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!