..."*Apakah dia tidak bisa mengucapkan terima kasih ?" ...
...- Kiara*....
.......
.......
.......
Milan, Italia
Di sebuah minimarket di pinggir jalan terlihat seorang wanita yang berusia kira-kira 20 tahun yang memakai pakaian serba hitam dan juga masker serta ditambah dengan topi dan juga rambut panjangnya di kuncir kuda. Ia sedang berbincang dengan salah satu kasir minimarket itu.
"Tuan, saya ingin membayarnya. Saya sudah selesai belanja," kata wanita ini sambil menaruh barang belanjaannya di meja kasir.
Kasir minimarket itu menjumlahkan semua barang belanjaan wanita yang ada di hadapannya. Isi dari semua barang belanjaan wanita ini adalah bahan-bahan makanan instan serta snack dan juga minuman dingin. Semua total belanjaan sekitar €25 atau jika dirupiahkan Rp. 450.000. Wanita ini pun dengan mudah membayarnya secata cash. Setelah itu wanita ini pun pergi dari minimarket itu.
Saat ia masih akan keluar dari pintu kaca minimarket, wanita itu melihat seseorang laki-laki sedang berlari-lari entah karena apa. Wanita ini pun mencoba tidak memperdulikannya, sampai akhirnya ia tahu jika yang mengejar laki-laki itu adalah segerombolan orang yang membawa senjata api. Wanita yang melihat ini pun tanpa berfikir panjang segera mengejar laki-laki itu lewat jalan pintas. Barang belanjaan yang baru dibeli, ia titipkan kepada kasir minimarket itu lagi. Ya, benar wanita ini berfikiran untuk membantu laki-laki yang sedang dikejar oleh segerombolan orang dengan senjata.
Dengan jalan pintas yang ia tempuh, akhirnya wanita ini bisa menyusul laki-laki yang dikejar itu. Wanita ini pun segera mengajak dengan paksa laki-laki itu untuk sembunyi. Karena tidak mungkin untuk melawan semua segerombolan orang itu saat ini.
Mereka berdua pun sudah bersembunyi, semua orang yang mengejar pun kehilangan jejak mereka. Mereka berdua sudah aman sekarang.
Wanita ini pun dengan segera melepas masker yang ia pakai karena wanita ini ingin berbicara dengan laki-laki yang ada dihadapannya. Lebih tepatnya bertanya tentang keadaannya.
"Apa kamu baik-baik saja ? Bagaimana kamu bisa dikejar oleh mereka semua ?" tanya wanita itu.
"Kamu tidak perlu tahu. Aku akan pergi sekarang," jawab laki-laki itu dengan dingin.
"Hah ? Dia bahkan langsung pergi saja tanpa mengucapkan terima kasih padaku," gerutu wanita ini dengan sangat kesal.
Wanita ini pun kembali menuju minimarket tadi untuk mengambil barang belanjaannya dan segera pulang ke rumah.
...****************...
Sesampainya di rumah, wanita ini pun segera masuk dan saat ia sudah berada di dalam rumah terlihat oleh kedua matanya sang ayah yang sudah duduk menunggu di sofa ruang tamu. Wanita ini menyadari kalau ia sudah ditunggu. Wanita ini pun dengan segera memberikan barang belanjaannya kepada salah satu pelayan lalu melepas topi dan jaket yang ia kenakan dan membawanya di tangan kemudian menuju ke arah sang ayah yang sudah menunggu.
"Daddy sedang menunggu ku ?" tanya wanita ini.
"Dari mana saja ? Hanya belanja kenapa harus selama ini ?" tanya balik ayah dari wanita ini.
"I am sorry Daddy. Tadi ada masalah sedikit waktu di perjalanan pulang," jawab wanita ini sambil menundukkan kepalanya tanda penyesalan.
"Duduklah di sebelahku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," pinta sang ayah.
Wanita ini pun melakukan apa yang disuruh oleh ayahnya. Ia pun duduk di sebelah sang ayah.
"Kamu tahu, kamu akan terus dalam bahaya. Daddy hanya takut jika kamu terjadi apa-apa. Bunda pasti marahin Daddy habis-habisan nanti," kata sang ayah.
"Maafkan aku Daddy. Aku tidak bermaksud apapun. Daddy tidak perlu cemas juga aku bisa menjaga diriku. Kemampuan bela diriku sangat hebat," ucap wanita ini.
"Justru itu yang Daddy takutkan. Kamu tahu banyak musuh perusahaan yang mencari kamu ? Jangan sampai mereka tahu tentang identitas mu dan wajahmu. Daddy takut mereka akan menyakitimu," ucap ayah wanita itu.
"Baiklah Daddy. Aku akan menjaga diriku. Terima kasih sudah mencemaskan ku," ucap wanita ini dengan senyuman lalu melenggang pergi menuju kamarnya.
Di dalam kamar wanita ini terlihat begitu menyeramkan untuk seorang wanita. Ya, ini dikarenakan begitu banyak senjata yang tergeletak di atas meja yang ada di sudut kamar dan juga dindingnya penuh dengan kertas-kertas yang ditempelkan begitu saja. Nuansa kamar dari wanita ini begitu dark dan deep. Kamar ini bukan seperti kamar seorang wanita pada umumnya.
Wanita ini adalah Kiara Putri Alexandra. Putri dari Darren dan juga Riri yang sekarang masih tinggal bersama dengan Dave dan Bening. Kiara memutuskan untuk terus tinggal bersama Dave karena satu alasan. Alasannya adalah saat ia berusia sekitar delapan tahun, ayah kandungnya sudah dibebaskan dari penjara. Dave pun membawa Kiara untuk dikembalikan lagi kepada Darren yang lebih berhak untuk merawat putrinya. Tapi Darren menolak dan memilih untuk menyuruh Dave tetap merawat anaknya, Kiara. Darren juga berpesan kepada Kiara agar selalu bersama dengan Dave dan Bening dan untuk selalu menjaga serta membantu keluarga Joan. Waktu Darren mengucapkan hal ini usia Kiara kurang lebih delapan tahun. Jadi Kiara sudah mengerti dan paham dengan ucapan sang ayah kandung.
Akhirnya pada saat usia Kiara memasuki sembilan tahun ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan bela diri. Kenapa ? Karena ia ingin untuk melindungi keluarga Joan sesuai pesan dari ayah kandungnya.
Hubungan Kiara dan Darren sebagai ayah dan anak masih sangat baik-baik saja. Kiara juga tidak pernah membenci Darren karena kesalahan dimasa lalu. Sekarang Darren ada di Sydney karena ia di beri tanggung jawab untuk menjalankan Joan's Group yang ada di sana. Perusahaan Dave yang dulunya bernama Global Games kini berubah menjadi nama Joan's Group.
Kiara sekarang hidup bersama Dave dan juga Bening. Ia sekarang sudah menjadi seorang wanita yang tumbuh besar dengan begitu cantik dan sangat pemberani.
Kiara juga adalah salah satu mata-mata dan penjaga dari Joan's Group yang ada di Milan. Perusahaan Joan yang ada di Milan begitu berkembang sangat cepat, oleh karena itu banyak musuh dari perusahaan lain yang ingin merebut sahamnya dan juga banyak perusahaan yang ingin menanam investasi kepada Joan's Group. Begitu berpengaruh Joan's Group kepada dunia bisnis. Oleh karena itu peran Kiara sangat berpengaruh besar untuk menjaga dan melindungi Joan's Group.
Sebenarnya, Dave dan Bening tidak menyetujui tentang Kiara yang harus menjadi seperti ini. Tatapi karena Kiara sendiri yang memaksa, Dave pun mau tidak mau harus menyetujuinya.
Kiara juga sangat pintar untuk mengetahui musuh-musuh dari Joan's Group. Tetapi yang belum bisa ia ketahui adalah salah satu musuh dari perusahan The William Company. Dari setahun yang lalu ia terus mencari informasi tentang The William Company tetapi nihil hanya sedikit informasi yang dia ketahui.
The William Company adalah salah satu perusahaan terbesar di Milan yang juga merupakan saingan dari Joan's Group. Sampai sekarang Kiara masih belum mengetahui siapa pemegang atau pemilik dari perusahaan The William Company itu. Yang Kiara tahu hanya pemimpin dari perusahaan saingan juga adalah seorang Mafia yang begitu kejam. Identitasnya juga tidak diketahui keasliannya.
...****************...
Saat Kiara berada di dalam kamarnya, ia terus melihat kearah dinding dimana terdapat banyak kertas-kertas yang ditempel di sana. Kertas-kertas itu berisi dengan semua informasi tentang The William Company dan juga semua perusahaan yang menjadi musuh dari Joan's Group. Tetapi kebanyakan informasi bukan tentang The William Company.
"Perusahaan The Empire sudah ketahuan kejahatannya dan akhirnya diputus jalinan kerja samanya," kata Kiara pada dirinya sendiri.
"Tetapi ancaman terbesar berasal dari The William Company. Aku bahkan tidak memiliki banyak informasi tentang mereka. Wajah dari pemiliknya pun aku tidak tahu. Aku takut kalau diam-diam mereka sudah mulai masuk ke perusahaan Joan's Group," lanjutnya sembari otak memikirkan banyak hal.
Saat Kiara masih tetap melihat kearah kertas-kertas yang menempel di dinding, terdengar suara ketukan pintu dan juga suara panggilan kecil dari luar kamar.
"Kak Kiara apa kamu di dalam ? Boleh kah aku mengganggu mu sebentar?" kata seseorang dari luar kamar.
Kiara yang mendengar itu pun segera membuka pintu kamarnya. Saat pintu kamar sudah terbuka, terlihatlah oleh matanya seorang anak perempuan kira-kira berusia sepuluh tahun berdiri dengan senyuman kecil.
"Eh, Gilsha kamu disini ? Ada apa datang kemari ?" tanya Kiara dengan sopan.
"Kak, aku ingin bermain denganmu. Aku tidak ingin bermain dengan kak Nata dan kak Niki. Mereka selalu menggodaku," ucap Gilsha.
"Baiklah. Kamu mau masuk ?" tanya Kiara.
"Tidak. Kamar kak Kiara begitu menakutkan. Gilsha takut kalau di kamar Kak Kiara. Kita mainnya di kamar Gilsha saja ya," ajak Gilsha.
"Baiklah. Ayo," kata Kiara menyetujui ajakan adik bungsunya.
Gilsha adalah anak perempuan bungsu dari Dave dan Bening, setelah lima tahun Bening melahirkan Nata dan Niki.
Di dalam kamar Gilsha, terlihat anak sepuluh tahun itu sudah mengambil sebuah papan permainan Monopoli. Monopoli adalah mainan kesukaan Gilsha dari semua macam permainan yang ia punya.
"Gilsha mau main monopoli ?" tanya Kiara.
"Iya, Gilsha mau main monopoli. Gilsha mau membangun hotel," jawab Gilsha.
"Baiklah, tapi kak Kiara punya satu syarat buat Gilsha," kata Kiara mengajukan sebuah syarat sebelum permainan.
"Apa kak ?"
"Gilsha sudah selesaikan PR ? Kalau sudah baru kita main," kata Kiara.
"Sudah," jawab Gilsha lalu ia menuju ke arah meja belajar untuk mengambil buku PR nya.
"Ini kak Kiara, buku PR Gilsha sudah selesai semua kan ?" kata Gilsha sambil tersenyum.
Kiara pun mengambil buku yang diberikan oleh Gilsha adiknya, kemudian ia melihat apakah PR dari sang adik sudah selesai. Ternyata yang dikatakan Gilsha benar. Ia sudah menyelesaikan PR. Kiara pun segera untuk bermain bersama Gilsha sesuai janjinya dan persyaratan tadi.
Bersambung...
..."Sekertaris ? Aku harus mendapatkan posisi ini untuk mempermudah tugas ku," ...
...- Kiara....
.......
.......
.......
Pagi pun tiba, matahari memasuki kamar milik Kiara yang mungkin terasa begitu gelap karena suasana memang seperti itu. Kiara pun membuka matanya perlahan-lahan karena matahari yang masuk di kamarnya begitu menyilaukan. Kiara pun beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk menyiapkan dirinya.
Pagi ini Kiara akan pergi ke Joan's Group untuk melaksanakan pekerjaannya. Selain itu Kiara juga harus mengantar Gilsha ke sekolah. Inilah rutinitas dari Kiara.
Di meja makan, sudah terlihat Dave, Bening, Nata, Niki serta Gilsha sudah duduk manis di sana. Kiara yang melihat itu dari arah tangga pun segera menghampiri mereka semua.
Kiara yang menggunakan pakaian serba hitam ditambah dengan sepatu boots hitam dengan heels tinggi sekitar 7 cm serta rambutnya yang di kuncir kuda. Ini adalah pakaian Kiara sesuai dengan pekerjaannya sekarang.
Sesampainya di ruang makan, Kiara pun segera bergabung dengan yang lainnya lalu memberi sapaan hangat.
"Selamat pagi semua," sapa Kiara dengan senyuman pagi, lalu mengambil tempat duduk disebelah Gilsha.
"Pagi Kiara. Anak bunda satu ini udah cantik sekali," kata Bening memberi pujian karena melihat penampilan Kiara yang setiap hari memang sangat cantik.
"Bunda juga cantik," kata Kiara lalu duduk di tempatnya.
"Kak Kiara, nanti kita main monopoli lagi ya. Kak Kiara kemarin malam kalah. Gilsha beli semuanya," ucap Gilsha yang ada disebelah Kiara.
"Baiklah. Tapi kamu harus sekolah dulu pagi ini lalu kerjakan PR mu baru kita main," kata Kiara yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Gilsha.
Mereka semua yang ada di meja makan pun menikmati sarapan pagi yang sudah tersedia. Dimasak langsung oleh kepala pelayan yang begitu mahir dalam hal memasak.
"Oh ya Nata, Niki. Nanti setelah pulang sekolah bunda cuma mau ingetin ada pemotretan. Kalian jangan sampai lupa," kata Bening memberitahu.
"Ah Bunda, Nata begitu bosan dengan pemotretan. Seharusnya yang melakukan pemotretan itu Kak Kiara dia kan cewek," keluh Nata.
"Nata, adik kecil yang sudah mulai besar. Kamu harus semangat okay," kata Kiara mencoba memberi semangat kepada adik laki-lakinya.
Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi. Dave dan Kiara harus menuju kantor sedangkan Bening harus menuju butik serta Nata, Niki, dan Gilsha harus pergi ke sekolah.
Kiara dan juga Gilsha pun menuju ke dalam mobil, mereka berdua ada di satu mobil karena Kiara harus mengantar Gilsha ke sekolah. Nata dan Niki akan diantar oleh Bening karena sekolah mereka dekat dengan butik milik Bening. Lalu Dave pergi duluan ke kantor.
"Ayo Gilsha kita berangkat sekolah okay. Pokoknya di sekolah kamu harus jadi murid yang paling pinter," kata Kiara sambil memberikan senyuman saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Sebuah mobil Jeep Wrangler berwarna hitam sudah keluar dari halaman rumah. Mobil ini adalah mobil yang dikendarai oleh Kiara yang sudah berangkat melintasi jalanan di Milan.
Lima menit kemudian, mobil Jeep Wrangler yang tadi dikendarai oleh Kiara pun berhenti tepat di depan gerbang sekolah Gilsha. Dengan cepat, Kiara membantu adik kecilnya itu untuk membuka sabuk pengaman.
"Kakak, Gilsha masuk dulu ya. Jangan lupa nanti jam satu jemput Gilsha ya," pamit Gilsha dengan sangat imut.
"Baiklah. Nanti kamu ingin memesan apa ? Kakak akan membelikannya untukmu," kata Kiara menawarkan sesuatu.
"Aku ingin ice cream yang ada di dekat butik milik bunda," ucap Gilsha.
"Baiklah, setelah pulang sekolah nanti kita akan pergi ke sana," ujar Kiara menyetujui keinginan adik kecilnya itu.
Gilsha pun turun dari mobil, dan Kiara tetap mengawasi adiknya itu dari dalam mobil. Setelah adiknya menghilang dari pengelihatannya baru Kiara pergi untuk menuju ke Joan's Group.
...****************...
Joan's Group perusahaan bisnis paling besar dan nomer satu di kota Milan. Dipegang oleh CEO ternama yaitu Dave Joan Alexandro. Seorang CEO yang sangat pandai dalam taktik bisnis. Beberapa tahun lalu ia mendapatkan sebuah investasi yang tidak terlalu besar di Milan. Dave adalah seorang yang berani mengambil resiko. Meskipun ia tahu jika investasi ini tidak cukup besar, tetapi ia yakin akan dirinya sendiri. Dave yakin jika ia akan membuat perusahaan yang dipegang olehnya begitu besar dan sangat disegani oleh siapa saja. Sekarang semua terbukti.
Pertama kali Joan's Group dibangun di Milan. Perusahaan ini masih dengan nama Global Games. Perusahaan yang masih dipandang sebelah mata. Tetapi Dave dengan kepercayaan diri yang tinggi bisa merubah semua itu. Sampai akhirnya, dua tahun yang lalu Global Games mencapai masa kejayaannya dan akhirnya diganti nama menjadi Joan's Group.
Banyak orang di luaran sana yang ingin menjadi bagian dari Joan's Group. Ini semua dikarena memang gaji yang ditawarkan dan beberapa tunjangan yang akan diberikan sangat menggiurkan.
Kiara yang merupakan salah satu bagian dari Joan's Group akhirnya sudah tiba. Kedatangannya disambut hangat oleh semua karyawan perusahaan. Banyak karyawan juga yang menyapanya dengan sangat ramah.
Di ruangannya yang terletak di lantai sepuluh dari gedung Joan's Group, terlihat Kiara yang sudah duduk di kursi kebesarannya dengan semua anak buah yang sudah duduk dengan rapi dihadapannya.
"Selamat pagi semuanya. Bagaimana keadaan kalian semua hari ini. Semoga selalu baik," sapa Kiara dengan ramah namun dari caranya berbicara terlihat begitu tegas.
"Selamat pagi juga nona Kiara. Semoga anda juga dalam keadaan baik," jawab salah seorang anak buah Kiara.
"Baik, pagi hari ini saya ingin bertanya kepada kalian, bagaimana perkembangan informasi mengenai The William Company ? Bagaimana juga keadaan informan yang aku kirim kesana ?" tanya Kiara.
"Maaf nona, tapi mencari informasi mengenai The William Company sangatlah tidak mudah," jawab seorang anak buah yang lainnya.
"Nona ada informasi juga yang terbaru. Jika informan yang nona kirimkan kemarin sudah ketahuan dan dibunuh," kata anak buah Kiara lainnya.
"Baiklah kalau begitu. Beri keluarganya ganti rugi mengenai meninggalnya informan kita. Tanggung biaya hidup keluarganya," perintah Kiara.
"Baik Nona,"
"Lalu apakah kalian ada informasi tentang rencana jahat yang akan dilakukan oleh The William Company untuk menyerang kita ?" tanya Kiara lagi-lagi.
"Untuk kali ini belum ada. Tetapi yang saya tahu, perusahaan The William Company sedang mencari seorang sekertaris," jawab salah satu anak buahnya.
"Baiklah. Apa ada perusahaan lain yang juga akan mencoba menghancurkan Joan's Group selain The William Company ?" tanya Kiara lagi-lagi.
"Ada nona. Perusahaan dari Tyrant Group. Mereka ternyata mengkhianati kita," jawab salah seorang anak buah.
"Berikan saya detil lengkapnya beserta bukti. Kalian semua boleh kembali bekerja. Saya harap kalian semua akan selalu baik-baik saja," pungkas Kiara mengakhiri pertemuan singkatnya dengan semua anak buahnya.
Bersambung...
..."Melindungi Joan's Group adalah tugas ku. Bagaimana pun aku tetap akan melindunginya," ...
...- Kiara....
.......
.......
.......
Di ruang kantornya yang sudah sepi oleh orang, Kiara pun membuka sebuah berkas yang berisi tentang Tyrant Group yang sudah berkhianat. Kiara membaca berkas itu dengan teliti. Benar sekali kata anak buah nya, jika perusahaan ini memang berkhianat dalam hal pengembangan lahan. Perusahaan ini mengambil untung begitu banyak sehingga menyebabkan perusahaan Joan's Group merugi. Hal ini baru diketahuinya lantaran semua berkas mengenai pengembangan lahan itu telah di palsukan oleh Tryant Group.
Kiara yang sudah mengetahui semuanya pun segera memberitahu sang ayahnya, Dave yang juga sebagai pemilik dari perusahaan ini. Tetapi sebelum Kiara pergi untuk memberitahu sang ayah, ia terlebih dahulu mengurus surat lamaran kerja untuknya.
Benar saja, setelah tadi salah satu anak buahnya memberitahu jika The William Company membutuhkan seorang sekertaris, Kiara pun berfikiran untuk mengambil posisi itu. Tentu maksud darinya untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang The William Company.
Kiara sampai sekarang juga tidak habis pikir dengan keamanan privasi yang di miliki oleh The William Company menurutnya sangat begitu rahasia, dan tertutup. Bukan hanya Kiara yang sampai sekarang tidak tahu wajah dari sang pemilik perusahaan itu tetapi juga banyak perusahaan lain yang menanam investasi di perusahaan The William Company juga merasakan hal yang sama.
Menurut perusahaan lain, saat mereka akan melakukan meeting dengan The William Company sang pemilik tidak mungkin hadir melainkan lebih memilih untuk menyuruh anak buahnya.
Kiara juga pernah berfikir mungkin karena pemilik dari The William Company juga merupakan seorang Mafia, oleh karena itu ia menutup rapat informasi dirinya sendiri.
Kiara pun membuka laptop miliknya yang ada di hadapannya. Ia pun segera membuka Ms. Word kemudian membuat surat lamaran kerjanya.
Surat lamaran kerja dibuat oleh Kiara dengan sangat cepat. Namun semua isi yang ada di surat lamaran kerja itu adalah informasi yang palsu. Kiara harus memalsukan indentitasnya supaya tidak diketahui oleh pihak The William Company kalau ia adalah mata-mata bukan hanya mata-mata biasa tapi juga seorang ketua.
Setelah dirasa selesai, Kiara pun segera mencetak surat lamaran itu lalu ia memanggil salah seorang anak buah kepercayaannya atau bisa dibilang tangan kanan dari Kiara. Orang ini bernama Sean. Seorang pria yang begitu gagah, dan sudah menemani Kiara selama satu tahun belakangan ini.
"Permisi," panggil Sean yang sudah ada di hadapan Kiara.
"Sean, akhirnya kamu datang. Ada yang ingin saya bicarakan. Duduklah terlebih dahulu," kata Kiara.
Sesuai dengan perintah Kiara, Sean pun melakukannya. Ia pun duduk dengan sangat sopan di sebuah kursi berhadapan dengan Kiara.
"Ada apa nona memanggil saya ?" tanya Sean penasaran.
"Sean saya ingin kamu mengganti semua informasi pribadi saya menjadi seperti surat lamaran kerja ini," jawab Kiara sambil memberikan surat lamaran kerja miliknya yang sudah di cetak.
"Baik nona. Tapi kalau boleh tahu, untuk apa nona ?" tanya Sean.
"Pertanyaan yang bagus. Saya akan melamar pekerjaan di perusahaan The William Company. Jika saya bisa bergabung dengan mereka, saya bisa dengan mudah mencari informasi untuk melindungi perusahaan ini dari mereka," jawab Kiara memberitahu rencananya.
"Nona, tapi itu sangat berbahaya. Jika terjadi hal buruk kepada nona bagaimana ?" kata Sean terlihat begitu khawatir dengan keselamatan atasannya itu.
"Kamu tenang saja. Tidak akan ada yang berani berbuat hal buruk kepadaku. Aku akan baik-baik saja. Kamu lakukan saja apa yang saya perintah. Satu lagi, selama saya pergi kamu yang mengurus semuanya disini. Saya percaya dengan kamu," ucap Kiara.
"Baik nona. Saya akan menjalankan perintah nona dengan baik," pungkas Sean lalu pergi dari ruangan Kiara.
Setelah berbicara dengan Sean, Kiara segera menemui ayahnya untuk memberitahu masalah perusahaan Tryant Group dan juga tentang rencananya untuk masuk ke The William Company.
...****************...
Kiara sekarang sudah ada di depan ruangan ayahnya. Dengan sangat sopan, Kiara mengetuk dulu pintu setelah diizinkan baru dia masuk dan menemui sang ayah.
"Permisi, daddy ini Kiara. Apa Kiara boleh masuk ?" tanya Kiara meminta izin.
"Masuklah sayang," jawab Dave dari dalam ruangan.
Kiara pun masuk ke ruangan kerja ayahnya. Ia melihat sang ayah sedang begitu sibuk dengan semua berkas yang bertumpuk berantakan di mejanya. Kiara pun segera duduk di kursi tepat berhadapan dengan ayahnya itu.
"Daddy, apa daddy sibuk ? Ada sesuatu yang Kiara mau bicarakan," kata Kiara.
"Bicarakan saja sayang. Daddy pasti dengarkan," ucap Dave.
"Daddy Kiara mau memberitahumu dua hal. Pertama soal Tryant Group, dan yang kedua soal melindungi perusahaan ini," kata Kiara.
"Katakan mulai dari Tryant Group. Ada apa dengan perusahaan itu. Kita baru menjalani kerjasama lima hari yang lalu. Ada apa dengan mereka ?" tanya Dave mulai serius.
"Tryant Group sudah mengkhianati kita. Mereka sudah membuat kita rugi. Kiara ada buktinya," kata Kiara sambil memberikan berkas map mengenai Tryant Group.
Dave pun segera mengambil berkas itu dan memeriksanya. Meskipun ia sudah sangat percaya dengan Kiara tetap saja harus disertai dengan sebuah bukti. Dave memeriksa semuanya dan ternyata yang diucapkan oleh sang putri itu benar apa adanya.
"Baiklah. Daddy akan urus pembatalan kerja sama dengan Tryant Group. Lalu apa yang kedua ? Katakan," suruh Dave.
"Yang kedua rencana untuk melindungi Joan's Group," kata Kiara.
"Rencana ? Apa yang kamu rencanakan ?" tanya Dave penasaran.
"The William Company sedang mencari seorang sekertaris. Kiara akan mengambil posisi itu dan mencari semua informasi di sana," jawab Kiara mulai memberitahu rencananya.
"Tidak, daddy tidak akan menyetujuinya. Itu terlalu bahaya jika kamu ketahuan. Suruh saja anak buah mu yang lainnya. Tapi kamu jangan turun tangan sendiri," kata Dave tidak menyetujui rencana putrinya itu.
"Daddy ini kesempatan bagus untuk mengetahui semua rencana buruk The William Company kepada perusahaan kita. Percaya sama Kiara, tidak akan terjadi sesuatu denganku. Kiara akan baik-baik saja," ucap Kiara mencoba membujuk ayahnya.
"Suruh saja anak buah mu yang lainnya," kata Dave tetap tidak menyetujuinya.
"Sudah tiga anak buah yang Kiara suruh untuk menjadi mata-mata dan mereka semua mati. Kiara sudah tidak mau menyusahkan mereka," ucap Kiara.
"Mereka saja mati, apalagi kamu. Daddy lebih baik kehilangan perusahaan ini daripada harus kehilangan kamu," kata Dave.
"Daddy tolong izinkan Kiara," ucap Kiara mencoba terus membujuk sang ayah.
"Percuma selama ini kamu menyembunyikan wajah dan identitas kamu kalau ujung-ujungnya akan diketahui oleh The William Company," kata Dave.
"The William Company hanya akan tahu wajahku saja tetapi tidak identitas ku," kata Kiara.
"Baiklah, kalau kamu memaksa. Dengan berat hati daddy akan mengizinkannya. Tapi dengan satu syarat," ucap Dave.
"Apa daddy syaratnya ?" tanya Kiara.
"Hanya tiga bulan saja kamu boleh berada di The William Company setelah itu tinggalkan perusahaan itu apapun yang terjadi," jawab Dave.
"Baiklah. Oh ya daddy, satu lagi. Untuk rencana ini, Kiara tidak bisa tinggal bersama daddy dan bunda. Kiara tidak ingin membahayakan keselamatan kalian," ucap Kiara.
"Dasar anak bodoh yang seharusnya ditakutkan keselamatannya itu kamu. Bukan daddy atau pun bunda," kata Dave.
"Ya sudah, Kiara kembali lagi ke ruangan. Masih ada banyak hal yang harus Kiara urus," pungkas Kiara kemudian ia pergi meninggalkan ruangan Dave.
...****************...
Kiara sepertinya tidak kembali keruangan kerja miliknya, tetapi ia menuju ke salah satu meja di ruang karyawan. Kiara ingin menemui Selena, seorang karyawan wanita yang begitu suka dengan hal yang namanya berdandan. Kali ini Kiara butuh bantuan Selena untuk mengubah gayanya seperti seorang sekertaris.
"Selamat pagi nona Selena," sapa Kiara dengan begitu hangat.
Kiara yang masih memakai lipstick berwarna merahnya itu harus ikhlas membuat coretan di luar bibir. Ini dikarenakan Selena begitu terkejut dengan kehadiran seorang Kiara. Tentu saja Selena begitu takut dengan Kiara.
"Eh nona Kiara. Ada yang bisa saya bantu ?" tanya Selena dengan senyuman manisnya.
"Tentu saja ada. Saya ingin kamu temani saya ke mall," jawab Kiara.
"Ke mall ? nona Kiara ingin berbelanja ?" tanya Selena.
"Tentu saja. Saya ingin berbelanja dan juga pergi ke salon. Kalau kamu mau ikut, saya bisa traktir kamu," ajak Kiara.
"Benarkah ?" tanya Selena yang tidak percaya.
"Tentu saja. Tapi dengan syarat, nanti kamu harus memilihkan saya gaya fashion yang cocok untuk saya. Sebagai balasannya, kamu boleh beli apa saja. Apa kamu setuju ?" kata Kiara.
"Ehmm, tapi nona bukankah ibu anda juga seorang fashion designer terkenal di kota ini ya ?. Sungguh aneh jika anda meminta bantuan saya untuk hal ini," ucap Selena.
"Yang seorang fashion designer kan ibu saya bukan saya. Jika kamu tidak mau ya sudah, saya akan berangkat sendiri," kata Kiara.
"Baik nona, saya akan bantu nona Kiara," kata Selena menyetujui.
"Bagus. Bersihkan lipstick mu yang tercoret itu. Saya akan tunggu di mobil. Anggap saja saya sebagai temanmu," kata Kiara lalu meninggalkan meja Selena.
"Sungguh aneh nona Kiara ini, ibunya seorang fashion designer ternama tapi nyuruh orang lain buat memilihkan fashion untuknya. Apa dia juga tidak tahu cara berpakaian yang benar ? Mungkin saja lihat pakaiannya selalu saja berwarna hitam," kata Selena di belakang Kiara.
Walaupun Bening, ibunya adalah seorang fashion designer ternama, tetapi Kiara tidak memiliki bakat untuk bisa memadukan sebuah pakaian sehingga menjadi fashion. Bagi Kiara pakaian yang cocok dengan nya adalah sebuah pakaian yang berwarna hitam. Tidak mungkin jika ia akan melamar sebuah pekerjaan dengan menggunakan pakaian hitam layaknya mata-mata, yang ada belum mendapat informasi apapun, ia bisa tertangkap.
Kiara tidak meminta bantuan sang ibu, karena untuk sekarang ia ingin menyembunyikan rencananya terlebih dahulu dari sang ibu dan tidak ingin membuat ibunya khawatir dengan keselamatannya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!