Perkenalkan namaku Mira Dewi, aku bisa dipanggil Mira aku menikah dengan pria pilihan orang tuaku dengan seorang lelaki bernama Arif wahyudi.
Awal cerita keluargaku termasuk dalam keluarga harmonis, suami yang sayang pada keluarga dan mertua yang juga sangat mendukung awal menikah mertua sudah menyiapkan sebuah rumah untuk kami walaupun tidak besar dan mewah, tapi Alhamdulillah sudah ada, tapi pada awal menikah kami sudah mendapat cobaan suamiku yang awalnya bekerja di ibukota terkena dampak PHK.
"Bang gimana kali kita pulang kampung saja, kita buka usaha kecil kecilan di sana?"
" tapi kita mau usaha apa dengan uang hasil pesangon yang tidak seberapa, mir?"
" atau kalau tidak Abang bisa ngelamar kerja di pabrik sepatu yang ada di kota kita biar tidak jauh dari rumah, yaaah biarpun gajinya tidak sebesar disini, dan aku bisa buka warung buat nambah penghasilan. Gimana?"
bang Arif nampak berfikir dan " ya sudah kalau itu sudah jadi keputusanmu, memang kupikir memang itu kurasa jalan terbaik buat kita."
singkat cerita kami pulang kampung dan menceritakan rencana kami pada mertua dan Alhamdulillah mamah dan bapak mendukung putusan kami
" ya bapak sama ibu mendukung semua keputusan kalian dan bapak rasa memang itu yang terbaik, kami juga sudah tua ingin dekat dengan anak, apalagi adik kalian Susi dibawa suaminya."bapak mertuaku emang the best dia selalu mendukung.
"ya ibu juga setuju, gimana kami udah isi belum mir ibu udah gak sabar pengen punya cucu." mamah menimpali sambil senyum ibu mertuaku emang agak cerewet
" Alhamdulillah Mira udah isi sudah mau menginjak 2 bulan mah" bang Arif yang jawab
" Alhamdulillah akhirnya aku bisa cepat gendong cucu, yah walaupun Dah ada anaknya Susi tapi kan jauh mana jarang datang kesini."kata mama menimpali
" terus rencana kalian apa kedepannya?"bapak yang dari tadi hanya menyimak obrolan kami akhirnya bertanya
"untuk sementara kita mau buka warung dulu gimana pak sebelum aku dapet kerjaan." bang Arif menjawab. bapak dan ibu kelihatan berfikir
" itu kayaknya ide bagus Rif, soalnya disini agak jauh ke warung tapi penduduk banyak" mama kelihatan antusias.
...Besoknya setelah sholat subuh aku siap siap menyiapkan bagian rumah yang akan dijadikan tempat berjualan semala, bapak sudah menyuruh tukang. bapak emang gercep....
sekitar dua hari menyiapkan tempat akhirnya sudah selesai.
" bang besok kita mulai belanja ke pasar ya" ucapku sama bang Arif
" ya sekarang aku mau kerumah mang Burhan dulu mau pinjam mobil pickup buat belanja besok, kamu istirahat aja duluan biar besok seger kan kita bangunnya sebelum subuh"
"ya udah, bang bawa kunci aja takutnya ntar aku ga denger Abang ketok pintu" jawabku
"ya udah aku berangkat ya, aku kunci dari luar ya, aku berangkat" kata bang Arif sambil ngeloyor keluar.
besoknya sebelum subuh aku dan bang Arif udah siap siap bang Arif udah nyiapin mobil dan tak lama terdengar suara adzan kami sholat subuh dulu sebelum berangkat, sesudahnya kami langsung berangkat tak lupa izin dulu sama bapa dan mama karena kebetulan rumah kami berdampingan.
" mah, pak kami berangkat dulu ya." kataku sambil menyalami mereka
" ya hati hati, rif jangan biarkan Mira angkat yang berat berat soalnya lagi hamil muda masih rentan."kata mama
"siap nyai ratu " kata mas Arif sambil menjalankan mobil.
Singkat cerita Mira dan Arif sudah menjalankan usahanya sudah enam tahun. mereka Sudak memiliki anak perempuan bernama syifa berumur 5 tahun.
warung mereka berkembang dengan pesat dan Mira pun sudah menambah usahanya dengan menjadi jual baju secara kredit kepada warga sekitar dan warga daerah tempat tinggal keluarga Mira yang masih satu kecamatan dengan tempat tinggal Mira sekarang.
ketika Mira keliling sudah jadi tugas Arif jaga warung dan Syifa anak mereka. Mereka bahu membahu bekerja sama meningkatkan perekonomian keluarga kecil mereka.
disaat perekonomian mereka bisa di katakan mapan untuk ukuran orang kampung pada umumnya, cobaan mulai datang.
" mir, akhir akhir ini pa****** mamah kok sering sakit ya, malah kadang sampai ke bagian tulang saking sakitnya, kenapa ya?" kata Bu Diah mertua mira pada suatu sore saat mereka sedang duduk di depan warung
" sejak kapan udah lama ma? " jawab Mira
" udah lama sih tapi udah sebulan ini sakitnya tambah da sering."
" bapak tau gak mah?" tanya Mira
" udah, bapak udah nyaranin berobat tapi mama takut, soalnya mama pernah denger warga kampung sebelah ada yang sakit kayak mamah harus di operasi, mama takut mir" kata Bu Diah sambil memandang kosong kedepan.
" emang sebaiknya diperiksa ma biar gak penasaran, kan kita jadi tau penyakitnya apa, kalah mau ntar Mira antar kerumah sakit"
" iya deh ntar mama bilang dulu sama bapa"
" gimana kali besok mumpung Mira libur keliling, biar Syifa dan warung bang Arif yang jaga. gimana?"
Bu Diah nampak berfikir" ya udah ntar kalau bapa pulang mama bilang sekalian minta uangnya, hehe.." kata Bu Diah disertai cengiran sambil ngeloyor masuk rumahnya.
sorenya Bu Diah datang lagi ke warung untuk memberitahu Mira soal besok jadi berangkat di periksa ke rumah sakit dan Mira mengiyakan dan besok pagi mereka berangkat.
malamnya sebelum tidur Mira minta izin sama Arif
" bang besok aku mau nganter ibu kerumah sakit Abang jaga warung sama Syifa ya!"
Arif nampak kaget mendengar ibunya mau periksa soalnya ibunya tak pernah mengeluh sakit
" emang mama sakit apa?"
" aku juga gak tau, cuma tadi siang ibu ada bilang sering sakit di bagian payu**** nya kayanya takutnya penyakit serius kan lebih cepat kita tau lebih baik bang" jawab Mira
" perlu Abang anter ga kita tutup aja warungnya dan Syifa kita titip ke umi aja gimana?" kata Arif nampak khawatir
" sebaiknya ga usah bang biar aku dan mama aja dulu baru kita liat penyakitnya apa, oke" jawab . Mira menenangkan suaminya
" ya udah tapi kali ada apa apa kabarin ya biar aku langsung nyusul"
"siap" kata Mira sambil mengacung jari jempolnya pada Arif lalu merebahkan tubuhnya untuk istirahat.
esok pagi pagi sekali mira dan Bu Diah sudah siap berangkat ke rumah sakit setelah merapihkan dagangan agar suaminya tidak terlalu repot saat di tinggalkan, setelah rapi dan siap
" bang Mira sama ibu berangkat ya" ucap Mira sambil menyalami suaminya
" iya kali ada apa apa kasih kabar ya" kata Arif
bapak keluar rumah udah siap mau berangka ke sawah
"mir titip mamah ya, maaf bapak ga bisa anter soalnya lagi ada ada yang mau beli jagung kali aja harganya cocok, kalau ada apa apa kabarin kita ya!" kata bapa ada rasa ga enak
" iya pa santai aja." kata Mira sambil berjalan bersama Bu Diah menuju jalan raya.
Sesampainya mereka di rumah sakit cepat cepat Mira mengambil no antrian
" mah, mama duduk disini dulu tunggu dulu aku mau daftar dulu." kata Mira sambil membantu Bu Diah duduk
" ya udah mama tunggu disini" kata Bu Diah sambil mendudo dirinya di kursi tunggu.setelah sekian lama akhirnya Bu Diah dapat panggilan untuk giliran periksa
" silahkan duduk bu." kata dokter " apa keluhan ibu?" Bu Diah pun menceritakan secara detail apa yang dia rasakan. dan dokter pun memeriksa Bu Diah yang harus melakukan beberapa pemeriksaan dan yang terakhir tes lab.
" begini Bu untuk perkiraan awal sepertinya ibu menderita kanker payu****" tapi untuk lebih tepatnya kita bisa melihat dari hasil lab dan hasilnya dapat di ambil dua hari kedepan." kata dokter selanjutnya
akhirnya dengan perasaan was was keduanya pulang untuk mengabarkan kabar tersebut.
Dua hari berikutnya mereka kembali dengan di dampingi bapa dan arif, dan hasil lab pun sudah keluar dan Bu Diah di nyatakan mengidap kanker payu****stadium tiga dan harus di operasi dan budiah langsung di operasi seminggu kemudian, Susi sudah di
" Rif kasih tau Susi kalau ibu besok di operasi." kata bapa
" udah pa tapi katanya ga bisa datang soalnya Ridwan suaminya belum bisa cuti." kata Arif
" oh ya sudah ga apa apa yang penting kita udang ngasih kabar"
kata bapa sambil terduduk lesu, sementara Mira pulang duluan mereka bergiliran menunggu Bu diah.
seminggu kemudian Bu pasca operasi Bu Diah boleh di rawat di rumah dan kontrol seminggu sekali.
ketika Mira sedang menyuapi Bu Diah makan
" Mir, hmmm Susi kok gak pernah nengok ibu ya, apa dia sehat" Bu Diah bertanya pada mira
" hmmm... anu mah katanya masih repot mas Ridwan belum bisa cuti karena masih sibuk dan anak anak belum libur sekolah" kata Mira sambil memainkan sendok yang ada di tangannya.
" sebenarnya dia tuh sayang ga sih sama ibunya,mamah sudah seperti ini tapi dia tidak bisa meluangkan waktu barang sehari" kata Bu Diah terlihat gurat kekecewaan di wajahnya.
" sudahlah mah ga apa apa kan ada mira" kata Mira sambil tersenyum, sebenarnya sudah beberapa kali Mira dan Arif menelpon Susi untuk di minta datang tapi hanya jawaban suaminya sibuk dan dan anak anak masih belum dapat libur sekolah hanya itu jawaban yang di dapat mira, Arif dan bapa
" mir, mamah nanya apa sama kamu?" ketika berpapasan dengan bapa di ruang tengah
" anu ... hmmm itu pak mama hmmm..." Mira bingung mau Jawab apa, dia bingung takut bapa tersinggung.
" mama pasti nanyain Susi kan?" Mira hanya mengengguk tanpa menjawab ya sudah biar nanti bapa jelain sama mama" kata bapa sambil berjalan meninggalkan Mira yang masih memandangi punggung bapa yang menjauh.
" mir, mama gimana ?" Arif yang yang sedang menjaga warung bertanya pada mira yang baru keluar dari rumah ibunya
" Alhamdulillah udah mau mau makan tapi ga banyak." kata Mira sambil duduk di samping Arif.
" mama nanyain Susi lagi ga?"
" ya gitu deh, aku bingung harus jawab apa"
kata Mira sambil tertunduk.
sebenarnya Mira merasakan lelah harus mengurus meriahnya karena ga ada yang gantian selain sama Arif dan bapa, keliling nagih kreditan, jaga Syifa dan warung sementara anak kandungnya Susi belum menampakkan batang hidungnya sampai sekarang. bila di kasih tau pasti jawabannya nyolot dan itu itu saja.
Arif menarik nafas panjang lalu menghembuskanya dengan kasar, sambil menyasak rambutnya kebelakang.
" maaf ..." kata Arif dengan mata berkaca-kaca menatap istrinya yang kelihatan lelah
" maaf untuk apa?" kata Mira sambil mengernyitkan dahi nya
" maaf sudah bikin kamu capek ngurus mama, dan terima kasih" kata Arif sambil menggenggam tangan Mira
" nggak apa apa bang, mamah ibu aku juga jangan di pikirkan." kata Mira sambil tersenyum dan mengusap lembut tangan suaminya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!