"Maafkan aku, seandainya sejak awal aku sadar bahwa pilihanku salah"
Dengan kesunyian bagaikan dunia yang menjadi tuli dan kegelapan bagaikan dunia yang menjadi buta, seorang pria yang sudah meraih segalanya berdiri dihadapan foto seorang gadis yang terpajang di dinding rumah tua yang sudah lama tak dihuni dan tidak lama lagi akan roboh.
Ia menangis mengeluarkan air mata penyesalan atas perbuatannya selama ini.
Begitu banyak nyawa yang ia korbankan untuk sampai ke titik dimana kini ia adalah penguasa dari planet yang bernama Bumi.
Pria itu melepas tudung jaketnya dan melepaskan ikat rambutnya, membiarkan rambut seputih bulan dan sepanjang pedang sabit berkibar-kibar ditiup angin, kedua matanya merah bagaikan darah segar dan berkilau.
Pria itu kemudian menurunkan foto tersebut dengan perasaan hatinya yang begitu kacau, tertekan, dan rapuh.
Pria berumur 58 tahun itu berharap bisa kembali lagi ke waktu dimana ia bisa hidup normal tanpa harus menanggung beban dan tanggung jawab yang dunia berikan padanya.
Pria yang kini berlutut sambil memeluk foto gadis itu bernama Ouvel Euronova, seorang pemimpin Revolusi dunia yang bergerak dengan organisasi atas nama Ende Leiden, yang artinya adalah ''Akhir Penderitaan''
Banyak sekali makhluk hidup yang tak berdosa mati dengan mengenaskan, perang dunia ke-3 sudah selesai dengan lenyapnya negara super-power yang beradu nuklir.
Perang sudah berlangsung selama 1 dekade, tetapi puncak terdahsyat terjadi dalam 2 hari kemarin, dimana 3 miliar makhluk hidup musnah dalam hari yang sama.
Perang dunia ke-3 dinobatkan sebagai sejarah tergelap bagi umat manusia, penyebab terbunuhnya 3 miliar manusia disebabkan oleh kekacauannya kesetaraan antar politik, ekonomi, agama, etnis, ekosistem dan juga pengkhianat dari organisasi revolusi yang menginginkan dunia yang damai dan makmur.
......Umur dunia hanya tersisa 1 jam lagi......
......Sebelum hancurnya permukaan bumi......
......Setelah gejolak ledakan dan bencana alam......
"Dunia tak lama lagi akan hancur, sayang. Tak lama lagi, aku juga akan menyusul kamu kesana. Kuharap kamu berada di surga dan menunggu kehadiran aku, karena aku harus membayar dosaku ke neraka terlebih dulu" senyum pria tua Ouvel sambil mengusap-usap wajah kekasihnya di foto.
Sudah puluhan tahun ia tidak pulang ke rumahnya, di Indonesia, tepatnya di suatu bukit di kota Bandung.
Jika ia diberikan kehidupan kedua oleh Tuhan, ia ingin menjalaninya sebagai anak yang lebih baik, lelaki yang lebih baik, suami yang baik, dan juga ayah yang baik.
Dunia memang sudah damai, tapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa dunia ini tidak akan berumur panjang.
Ia kemudian menyimpan buku jurnal terakhirnya yang akan ia kubur bersama dengan foto gadis itu di atas meja.
Ouvel Euronova tahu, bahwa jika dunia berumur panjang pun manusia akan menjadi lalai karena tergantikannya seluruh peranan oleh teknologi robot dengan kecerdasan yang lebih tinggi dari manusia, teknologi yang sedang berkembang tersebut kini terbawa musnah bersama 2/3 bagian bumi.
Setelah ia merenung lama, terdengar langkah kaki yang berat, sesosok makhluk yang menyerupai manusia berdiri dibelakang Ouvel Euronova, pria dengan rambut seputih bulan dan sepanjang pedang sabit itu berbalik ke arahnya.
"Aku mendengar sendiri, bahwa engkau sang Ouvel Euronova dikutuk oleh dunianya sendiri, dunia yang ingin diselamatkannya. Kau hampir saja menyelamatkan dunia, namun dikhianati oleh sekelompok orang yang berbalik melawanmu dengan menyebarkan fitnah pada seluruh negara, dan menjadikan dirimu sebagai satu-satunya yang disalahkan" ucap sosok tanpa wajah itu.
Sosok itu mengenakan jubah penyihir berwarna hitam. Tubuhnya semua berwarna hitam dan sedikit transparan hingga mata bisa melihat tembus.
"Apa yang kau inginkan? Siapa kau? Iblis?" Ouvel menatap sosok itu dengan tatapan serius dan mengintimidasinya sampai membuat tanah bergetar.
"Aku adalah penguasa seluruh alam semesta, aku kemari untuk membuat kontrak denganmu. Aku akan menggunakan kekuatanku untuk memutarbalik waktu, sehingga dunia ini bisa pulih kembali." Ia memberikan Ouvel secarik kertas, terlihat pola-pola aneh dihadap kertas itu.
Ouvel mengambil kertas itu dan ia bisa membacanya dengan mata miliknya.
"Ini adalah kontrak dimensi yang dilakukan antar penguasa alam semesta dengan pihak makhluk." baca Ouvel Euronova sambil menyebutkannya.
"Aku terkejut kau bisa membacanya, kupikir semua manusia di Bumi hanyalah makhluk biasa." puji sosok penguasa alam semesta.
Sungguh terdengar lucu di telinga Ouvel, bahwa penguasa alam semesta tidaklah sadar bahwa ada kekuatan yang tidak diketahuinya.
"Kau bukan sosok penguasa alam semesta, kau adalah sosok yang mengaku dirimu sendiri. Beritahu aku tujuan sebenarnya kedatanganmu kemari." Ouvel membuat pola garis dimatanya berputar dan mempersiapkan dirinya untuk melenyapkan monster didepannya.
"Ouvel, yang kuinginkan sederhana. Kau memegang Golden-Scroll yang bisa mengabulkan segala permintaan hanya 1x. Tapi kau membutuhkan darahku untuk kontrak ini, kau tidak lihat jika Golden-Scroll membutuhkan secarik kertas untuk menghubungkannya?"
Ouvel memikirkan kembali tawaran dari sosok humanoid tersebut.
Sudah tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukan untuk dunia ini selain merenung diam dan menunggu giliran untuk mati.
Namun, tawaran tersebut mesti dipikirkan baik-baik. Ia ingin hidup kembali di masa lalu, sebagai orang biasa.
Sosok itu kemudian menepuk bahu Ouvel
"Aku mengagumi perjuanganmu, oleh karena itu aku harus mengabulkan keinginanmu. Aku tidak menginginkan apapun, tapi aku ingin mendengar sendiri permintaanmu. Saatnya membuat pernyataan."
Ouvel mengambil darahnya dengan mengsayat telapak tangannya dan membiarkan darahnya mengalir di secarik kertas, begitu juga dengan sosok humanoid yang mengaku penguasa alam semesta.
"Katakanlah, Ouvel Euronova. Perwakilan dari bumi"
"Aku sudah meninggalkan jurnalku di berbagai tempat di dunia, yang akan tertidur melewati keabadian waktu dan dimensi. Seseorang akan datang dan mempelajarinya, dan di rumah ini, bagian jurnal terakhir akan kusimpan disini sebagai penutup cerita dan saksi pertama untuk dimensi dunia baru, dimana manusia akan memiliki keberdayaan lebih baik jika teknologi bertingkah terlalu gegabah. Sihir akan menjadi hal yang memungkinkan untuk dimensi waktu selanjutnya. Aku, Ouvel Euronova akan menciptakan dunia baru yang lebih baik." bicaralah Ouvel dihadapan Golden-Scroll yang terbuka itu.
Alam semesta tertarik kembali menuju dimensi waktu dimana pada saat itu bumi masih baik-baik saja, waktu berjalan mundur hingga ribuan tahun lebih dan terus berjalan hingga pada waktunya kisah baru dari sebuah dimensi baru dimulai, meskipun beberapa galaksi lain tertarik mundur hingga jutaan tahun.
Dimensi dan dunia baru tercipta melampaui segala keabadian benda diseluruh alam semesta yang bahkan tidak diketahui memiliki batas atau tidaknya.
...Bersambung...
Bermula pada kisah baru suatu dimensi yang sudah terciptakan kembali dari sebelum adanya masehi hingga saat ini, tahun 2016.
Di suatu negeri tropis yang bernama Nusantara ini terkenal sebagai negeri yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan berlimpah, para penjelajah dari barat menemukan negeri ini di tahun 1678.
Pada dimensi sebelumnya, negeri ini berubah nama dari Nusantara menjadi Indonesia, namun hingga saat ini pada dimensi baru tetaplah Nusantara.
Awalnya negeri ini adalah kerajaan - kerajaan yang saling membelot satu sama lain, namun pada tahun dimana VOC mulai hadir di Nusantara memonopoli perekonomian dan mendirikan kekuasaan setelah membodohi rakyat disana, pada akhirnya 200 tahun setelah penjajahan tersebut, seluruh kerajaan memutuskan untuk mengadakan pertemuan lalu bersatu dan memulai perlawanan terhadap penjajah, mereka mengumpulkan kekuatan dan berhasil mengalahkan penjajah.
Kovern Talok, seorang pahlawan yang berasal dari barat adalah orang yang telah menyatukan seluruh kerajaan di Nusantara dan mengusir penjajah dari tanah air.
Terbangunlah negeri bernama Nusantara atas persatuan kerajaan-kerajaan berkat Kovern Talok, ia membangun sistem pemerintahan dan membuat negeri tersebut berwujudkan demokrasi pada tahun 1878.
Para raja menjadi mentri dan Kovern Talok menjadi pemimpin negeri yang disebut Presiden.
Nusantara berkembang pesat oleh pendidikan dan sistem pengelolaan sumber daya yang baik, hal itu disebabkan oleh Kovern Talok yang telah memberikan ilmu dan wawasannya tentang dunia barat, sehingga Nusantara punya pemikiran lebih maju.
Jika seharusnya dimensi baru menciptakan suasana yang duplikat dan sama seperti dimensi sebelumnya, namun sejarah telah berubah karena ada sosok yang telah mengubah keputusan setiap individu di masa lalu, sehingga menyebabkan Butterfly-Effect.
"Hmm, aku udah keliatan ganteng ga ya?" ucap remaja laki laki sedang berkaca dan bergaya.
Rahmania Urfana, seorang remaja berusia 15 tahun, hidup dalam suatu perdamaian didalam sejarah baru yang berbeda dengan dimensi pada bumi sebelumnya, Ia adalah anak putus sekolah dan kini akan masuk ke SMA setelah mengikuti kesetaraan Paket B.
Remaja yang penuh rasa gugup akan penampilannya sedang bersiap-siap untuk menemui sahabat yang sudah ia kenal selama 3 tahun. Fadhilah Asmira Putri, gadis yang konon banyak dibilang sebagai bidadari tanpa sayap.
"Hari-hariikuu semakin indahh, dari sahabatt menjadi cintaa~" Urfana sedang membayangkan sesuatu yang tidak perlu dibicarakan lagi.
Ia adalah seorang bucin, panjangnya adalah budak cinta. Ia tenggelam dalam sebuah romantisme akibat lingkungan negeri yang maraknya kisah cinta pada remaja, katanya kalo anak SMP ga pacaran, ga gaul.
Saat itu masa - masa SMP seangkatannya sudah selesai, untuk orang seumuran Urfana sudah semestinya melanjutkan ke bangku SMA.
Urfana baru saja memutuskan untuk berhenti menjadi pekerja lepas dan ingin fokus ke jenjang pendidikan.
Ia mungkin berhenti sekolah saat kelas 2 SMP, tetapi dengan hasil usaha kerja kerasnya, kini ia mengajukan diri untuk memasuki SMK impiannya dengan hasil usaha yang ia kumpulkan selama 2 tahun.
Bandung, kota kembang dan Paris versi pulau Jawa / Paris van Java, disinilah tempat dimana seluruh bagian Nusantara berpangku, Bandung adalah Ibukota Nusantara.
Ada banyak sekali tempat-tempat indah dan lingkungannya yang begitu bersih menjadi perhatian luar untuk menjadikan kota ini sebagai spot wisata yang travelable, bagaikan Tokyonya negeri Yurei yang bersih, sungainya bahkan jernih tak ada sampah.
Ini adalah tahun 2016, dimana keadaan kota Bandung jauh lebih maju dan mekar dibandingkan pada 2016 pada dimensi sebelumnya
"Kota ini indah banget, banyak bangunan geometris dan botanic garden. Walikota Ibukota Bandung hebat banget, apa aku bisa jadi Walikota juga? Atau menjadi salah satu pemilik gedung yang berjajar disana?" -Cakap Urfana sambil melihat ke pemandangan kiri kaca didalam bis yang sedang melaju diatas jembatan layang.
Geografis kota Bandung berubah banyak semenjak sejarah menjadikan kota ini sebagai Ibukota, mulai dari kondisi rumah-rumah yang tak layak dihuni dan juga masyarakat yang kurang mampu namun kini lebih baik, manusia yang hidup punya nama yang berbeda, wajah yang berbeda.
Semenjak sejarah berubah, silsilah keluarga berubah dan orang yang berada di dimensi pertama tidak lahir kembali dalam dunia ini. Kehidupan dan takdir orang yang memiliki silsilah keluarga tetap juga ada yang berubah.
Cilok cilok, cilok mang teh
Mangga kang, batagorna
Nu bade gambar di kanvas, mangga cukup 20rb aja bawa pulang kanvas
Jalan Braga, salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang tidak bisa dilewatkan kalau main ke Bandung, jalanan yang sama sekali tidak dihuni oleh kendaraan berbasis mesin dan listrik, hanya boleh dilewati oleh pedestrian dan sepeda.
Nilai estetika disini cukup terkenal oleh masyarakat asing di luar sana, Bandung menjadi destinasi kedua favorit setelah Bali. Jalan Braga adalah tempat dimana masyarakat kelas bawah hingga menengah atas bisa bercampur bersama dalam keindahan dan fasilitas yang ada disana. Ada 5 area di Jalan Braga, dan Urfana sedang berjalan ke area 3, area tersebut adalah area Mall.
"Selamat pagi Ibu negara. Aku kira kamu masih ketimduran, hambisnya ga bamlas chatkuu" sapa Urfana melihat Fadhilah datang.
"Alay banget ih. Maaf tadi aku lama gara-gara bingung mau pake pakaian yang mana." senyum gadis riang itu, merasa senang dengan sapaan Urfana.
Sejak 1 tahun belakangan ini, ada perasaan yang muncul didalam hati Urfana yang belum pernah ia rasakan pada Fadhilah, itu adalah perasaan jatuh cinta. Fadhilah terlihat sangat menawan baik dari luar maupun dalam.
Dengan outfit kasual, wajahnya yang bersih putih dan juga hati bak ramah, siapa yang takkan jatuh cinta pada gadis seperti ini? Urfana mengalihkan pandangannya ke bawah karena mulai malu dan gugup bersamanya.
"Kamu sekarang-sekarang ini suka menatap aku bentar lalu memalingkan pandangan ke yang lain, kamu ngerasa ga nyaman kah sama aku?" Fadhilah tidak sadar tentang rasa yang bergejolak di hati remaja itu, melainkan agak bingung dengan tingkah lakunya.
Urfana malah canggung dan gugup menanggapi hal tersebut, ini pertama kalinya ia bermain sama Fadhilah setelah 2 tahun kenal.
"Bu-bukan begitu Fadhilah, aku-aku hanya, yah aku agak, tidak kenapa-napa. Ngomong-ngomong, kamu sudah beli tiket buat nonton film horror itu kan?" ia menjawab dengan hati yang berdebar-debar, perkataannya yang tidak begitu jelas.
Fadhilah merogoh tiket di tasnya.
"Iya udah kok, yuk masuk. Kita harus ke CGS sekarang sebelum filmnya mulai, kamu ngajak aku nonton film horror, kamu tau aja kalo aku suka film horror. Urfana suka horror juga ya?" Fadhilah menggenggam tangan Urfana dan mengajaknya jalan bersebalahan.
"Iya, aku suka banget sama horror" jawab Urfana, dengan perkataannya yang tidak jujur.
Pe... Pengen pulang wkwkwkw takut, tapi kek seneng banget pegangan gini.
Rahmania Urfana, pemeran utama cerita dari kisah baru dimensi waktu kedua.
......Bersambung......
...----------------...
"Kamu agak gemeteran, kamu takut?" tanya Fadhilah
"Engga, ACnya dingin banget" balas remaja itu sambil menggigil.
ECB, Entertainment Center Bandung, tempat dimana dunia hiburan berkumpul disini, seperti zona bermain game, menonton cinema film, toko-toko dengan brand pakaian terkenal, kostum anime, dan wisata kuliner khusus anak-anak hingga menjelang dewasa.
Urfana dan Fadhilah sedang mengantre masuk ke CGS di lantai 3 ECB, saat ini masih pukul 9 pagi dan antrean cukup panjang.
The Child-Eater, film tersebut menjadi sorotan setelah cerita novelnya populer dan memiliki trailer yang sangat menarik sehingga dijadikan sebagai novel dan film paling menarik tahun ini.
Urfana saat ini sedang berpikir, bagaimana rasanya menonton film horror langsung di layar lebar, karena di Handphone saja ia sudah ketakutan.
"Wah, filmnya udah mau mulai nih, Aku yakin kamu bakalan suka sama film ini. Aku sendiri sih belum nonton ya, cuma aku udah baca novelnya aja." Fadhilah duduk di kursi yang sudah ia pesan, sambil memeriksa isi tasnya.
Urfana menyusul duduk, ia mengangkat kedua kakinya ke tempat duduk dan memeluk kakinya.
"Huu, penakut ah. Jangan gitu dong, kamu kan cowook" Fadhilah menyenggol bahu Urfana.
Gadis itu menikmati film tersebut, ia benar-benar sangat senang karena ekspektasinya terpenuhi di hiburan visual ini, apalagi audio 3D dan suhu dingin yang membuat siapapun terasa seperti terjerumus masuk kedalam permainan seram film tersebut, namun kemanakah pandangan Urfana saat itu? Ah, tentu saja kepada gadis tersebut.
Dibandingkan menonton film yang menakutkan untuknya, Urfana lebih memilih untuk menatap Fadhilah, ia tidak terlalu berani menatapnya saat kontak mata, namun situasi ini berbeda, ia memilih untuk fokus saja menonton film karena tak ingin menyianyiakan tiket yang sudah ia beli.
"Tadi filmnya seru banget kan? Worth banget tiket yang kita beli, untung kita sempet beli lho sebelum kehabisann" ujar Fadhilah sambil memakan cemilannya saat berjalan, ia terlihat girang setelah menonton film seram itu.
Ekspresi Urfana kaku dan merasa linu dengan kesadisan yang disuguhkan film tersebut, ia mencoba melupakan apa yang ia lihat tadi.
"Ih, biasa aja kali mukanya hahaha. Kek gaada ekspresi gitu dasar." Tertawa Fadhilah, melihat Urfana berkeringat banyak karena film itu.
Setelah selesai menonton film, mereka berdua pergi ke toko buku yang berada di lantai 2 yang bernama Wisdommedia, toko buku paling terkenal di Nusantara yang menyediakan buku secara lengkap dan banyak kategori. Minat membaca orang di negeri Nusantara jauh lebih tinggi dari dimensi sebelumnya.
Fadhilah sangat menyukai novel, itu karena ia sudah membiasakan diri dengan literasi dan mencintai kebiasaan yang diajarkan ayahnya sejak kecil.
Urfana tidak menyukai novel, namun menyukai komik. Ia tak pernah tertarik pada sastra tulisan apalagi buku pelajaran, kelulusannya saat kesetaraan adalah hasil belajar lewat kelas online.
Urfana agak iri karena ia selalu melihat orang memiliki niat membaca tinggi dimanapun ia berada, ia tahu bahwa orang yang membaca buku adalah orang pintar. Meski Urfana tidak menyukai novel dan buku pelajaran, tempat favoritnya adalah perpustakaan, karena perpustakaan tempat yang sangat sunyi dan tidak mengganggu.
Melihat buku bertumpukkan rapi memberikannya ketenangan dan keharmonisan hati.
"Wisdommedia, tempat favorit aku. Urfana aku pengen nunjukkin target novelku yang baru." Fadhilah mendahului Urfana jalan.
Urfana hanya membalas dengan senyum, lalu melihat kiri kanan, ia melihat banyak sekali orang yang nongkrong ditempat itu.
Membaca buku di Wisdommedia itu diperbolehkan secara gratis, dengan syarat menjadi member Wisdommedian dengan memberikan review pelayanan, mengisi saran, rating di aplikasi secara jujur. Wisdommedia juga menyediakan penjualan buku.
Fadhilah ingin menunjukkan suatu novel yang ia tunggu-tunggu selama ini, Urfana bisa melihat seberapa cerianya gadis itu berjalan didepannya, tingkah lakunya mirip seperti anak kecil yang ingin menunjukkan orang tuanya sesuatu yang ia inginkan.
"Oalah, sisanya cuma 1?" ujar Fadhilah dengan bingung, "Buku ini padahal best-seller, tapi cuma sisa satu"
Illysseus Courde, nama buku tersebut yang artinya Perjalanan seorang penguasa dunia.
"Illysseus Courde? Ini fiksi sejarah? atau fantasi?" tanya Urfana sambil membaca sinopsis buku.
"Dua-duanya sih, tapi ini keren banget tau. Katanya kamu ga suka novel, tapi aku pengen kamu baca ini." Fadhilah ngasih buku ini ke Urfana.
Urfana mengambil buku yang ditawari Fadhilah, "Terima kasih Fadhilah" Urfana tersenyum.
Fadhilah kemudian menarik bukunya kembali.
"Tapi boong, aku dulu ya yang baca. Hehe."
Urfana ditertawakan oleh anak anak SMA yang sedang disana, sejak awal ia diamati oleh beberapa anak SMA yang sedang berkeliling disana. Ia menjadi pusat perhatian karena berani jalan berdua dengan selebgram Fadhilah Asmira Putri.
Urfana pipinya memerah, ia agak kesal dengan reaksi orang itu. Tapi lebih memilih untuk mengabaikannya.
Sial, menyedihkan sekali aku ini. Berani - beraninya aku.... Dekat dengan orang yang bahkan levelnya beda sepertiku
-Ucap Urfana dalam hati.
"Yaudah, kita beli aja buku ini ya." Urfana kemudian memegang tangan Fadhilah lalu pergi ke counter pembayaran.
Anak-anak SMA yang tadinya menertawakan dia merasa risih karena mampu mendekati Fadhilah.
"Sial, akan kuhajar dia nanti brengsek." ucap seorang berandalan yang tak kuat melihat tingkah laku Urfana.
"Kita tunggu dulu dia, sampe cewenya misah. Atau mau sekalian bawa aja cewenya?"
"Jangan bodoh, emang lu siapa? Dia selebgram, backingan pasti banyak. Tapi emang gaada siapa siapa sih sekarang, mereka cuma berdua."
Mereka hanya bisa memandang Urfana dan Fadhilah pergi menjauh.
Urfana membelikan buku tersebut untuk Fadhilah dan ingin membaca buku itu bersamanya.
Ada hal aneh yang ia rasakan dari buku tersebut, seolah-olah ia berhalusinasi bahwa di sekitarnya ada suara samar-samar yang berbisik padanya. Urfana bisa mendengarnya meskipun tak jelas.
Suara itu terdengar seperti suara orang gelisah, ia merasakan hal yang janggal ketika ia memegang buku itu, tangannya agak tersetrum saat menyentuhnya. Lalu mengapa buku best-seller terlihat hanya tersisa satu? Dengan jumlah orang yang banyak melewat di Wisdommedia memberikannya keanehan.
"Ini aja kak, berapa harganya?" Urfana menyerahkan buku yang ingin ia beli.
Pramuniaga yang bertugas sebagai kasir memeriksa buku itu, "Buku ini tidak terdapat label dan penerbit. Mungkin sebaiknya kamu ambil saja, Wisdommedia punya kebijakan untuk melepaskan buku tanpa label, judul bukunnya juga tidak ada di daftar kami."
"Eh?" Urfana dan Fadhilah saling menatap bingung, namun mereka menyimpan buku tersebut dan pergi keluar Wisdommedia.
Sembari berjalan. Urfana dan Fadhilah diikuti oleh rombongan anak SMA yang merasa agak kesal dengan Urfana.
"Kita tunggu dia pergi ke wc atau kalo ada kesempatan kita ambil si cowok brengsek itu, lu udah siapin barang barangnya kan?" ucap ketua geng rombongan itu, Yudayono.
"Siap bos"
"Bagus, mampus si brengsek itu kita hajar."
Rombongan itu membawa Lakban, Pulpen, Spidol, dan juga semprotan cabai. Mereka mengawasi Urfana dan menunggu hingga ada kesempatan untuk menghabisinya.
......Bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!