NovelToon NovelToon

Yang Membolak-balikkan Hati

Episode 1 Pengenalan Tokoh

Assalamu'alaikum, Hai........!!!! "

author berharap setelah merevisi novel ini kembali bisa menjadikan karya yang lebih berkesan bagi pembaca.........

author sadar di dalamnya masih banyak kekurangan baik dalam penulisan, penyusunan untaian kata demi kata atau pun dalam penempatan tanda baca.

Mohon author dengan sangat, sangat mohon motivasinya.

...----------------...

Adzkia Laila Tamin sering di panggil Laila sosok gadis cantik tak pernah kekurangan apapun, semua yang diinginkan pasti tercapai dalam segi materi. Laila termasuk anak tunggal dari David Tamin dan istrinya bernama lucia grahita. Ayah dan ibunya berprofesi sebagai pengusaha. ayah Laila termasuk orang terpandang dan memiliki banyak perusahaan. Sedangkan ibunya bekerja sebagai pengusaha kuliner dan memiliki beberapa cabang restoran di kotanya.

Karena kesibukan kedua orang tuanya Laila sering merasa kesepian saat dia pulang dari kampusnya. Laila sering merasa kekurangan kasih dan cinta dari sosok ibu dan ayah. Hal itu dirasakan sejak Laila dari kecil hingga sampai sekarang.

"Ibu akan pergi lagi? Laila yang baru pulang dari kampusnya melihat ibunya yang baru datang dan tiba-tiba akan pergi

Ibu Laila yang bernama Ibu Lucia grahita yang sering disapa ibu Lucia mengiyakan perkataan putrinya dan memberikan alasan jika dia bekerja untuk kebahagiaan putrinya juga. Laila semakin geram mendengar penjelasan ibunya

" Apa ibu tidak punya waktu buat Laila? apa ibu tidak sayang Laila? ibu... Laila anak ibu, aku juga butuh ibu di samping Laila. Aku juga mau ibu punya waktu buat Laila." Laila mengungkapkan keinginannya berharap ibunya mengerti.

"Ibu lucia menghentikan langkahnya dan berbalik." ibu menyayangimu, sayang. Untuk itu ibu dan ayah bekerja keras agar kamu tidak kekurangan apa pun." ucapnya.

"Apa dengan cara seperti ini? Ibu mengatakan, ibu sayang sama aku? tidak! Ibu salah. Bukan itu yang Laila inginkan. tidak semua bisa dihargai dengan uang, Ibu." geram Laila

Namun Ibu lucia tidak lagi menghiraukan perkataan putrinya karena sudah hampir terlambat. Laila semakin kesal, Laila berteriak sekencang mungkin setelah ibunya sudah keluar dari dalam rumah.

Bagi ibu lucia dan suaminya, apa yang mereka lakukan adalah bentuk cinta dan kasih sayang yang tulus untuk buah hatinya. Ia bahkan tak pernah mengharap balasan sedikitpun. Hanya dengan melihat anaknya bahagia, tentu itu sudah cukup bagi keluarga itu.

Laila semakin histeris setelah ibunya berlalu. Berteriak sekencang mungkin seakan menyalahkan takdir. Melihat ibu lucia sudah masuk kedalam mobil yang diantar oleh supirnya. Laila terduduk di kursi dan termenung. Kemudian bangkit meninggalkan tempatnya setelah ibu Lucia berlalu dan memilih naik lantai atas menuju masuk kamarnya.

Semua pelayan melihatnya ikut bersedih. mereka turut perhatian dengan tuan putrinya itu. Di rumah, Laila sering di panggil tuan putri.Keberuntungan sedikit berpihak karena Laila masih memiliki dua sahabat yang selalu mensuport nya.

"Hai dayan. ada tuan putrinya? tanya Rani dan Mala sahabat Laila.

Seorang dayan yang masih di selimuti kecemasan melihat tuan putrinya sedikit takut akan terjadi lagi sesuatu. Karena sapaannya tidak di gubris, dua sahabat Laila itu kembali membubarkan lamunan dayan Siti yang merupakan kepala pembantu di sana juga sebagai pengasuh Laila dari sejak kecil. sering di panggil dengan sapaan dayan Siti

" Iya ada, ayo non masuk!" ucapnya terlihat bahagia melihat kedua sahabat tuan putrinya datang diwaktu yang tepat.

Dayan Siti mempersilahkan mereka masuk dan mengantarnya sampai dikamar tuan putrinya dengan sedikit ketakutan, Saat dayan Siti membuka pintu terlihat kaget melihat Laila mengobrak abrik isi kamarnya.

bak-buk.....Gebuk....... Isi lemari milik Laila jatuh berserakan di lantai. bahkan kamarnya terlihat seperti kamar pecah.

"Ayah dan ibu sama saja! tidak pernah mengerti akan Laila. Ibu dan ayah seakan lupa jika ayah dan ibu memiliki putri yang membutuhkan perhatian dari kalian!" teriak Laila didepan cermin.

Laila mengambil vas bunga dan hendak melempar cermin itu dengan namun dicegah oleh Rani dan dan Mala.

" Marahlah!" tapi jangan pernah menyalahkan keadaan. Rani memegang tangan Laila yang hampir melempar cermin yang ada didepannya. "Tidak ada orang tua tidak menyayangi anaknya hanya saja mungkin caranya yang sedikit keliru, Percayalah suatu hari nanti hatinya akan terbuka! "Ucap Rani dengan suara yang cukup tinggi.

Mala mengambil vas bunga itu dari tangan Laila, dengan pelan dan meletakkan kembali pada tempatnya.Laila melihat sahabatnya langsung memeluk mereka.

hiks.... hiks......Tangis Laila pecah. menumpahkan segala perasaan yang dibendungnya. Air matanya menetes dan terus menetes tes.... tes... membayangkan semua hal yang tidak pernah diinginkan. Dada serasa terasa sesak, kepala Laila terasa pusing karena terlalu lama larut dalam kesedihan. Itulah yang dirasakan Laila saat ini.

Mala dan Rani terus menenangkan Sahabatnya itu. Sementara dayan Siti berjongkok membersihkan barang-barang yang berserakan dilantai. Sesekali matanya melihat tuan putrinya, ada rasa tidak tega terus menerus tuan putrinya bersedih berharap suatu hari nanti tuan putrinya mendapatkan kebahagiaan.

Rani dan Mala adalah kedua sahabat baik laila. mereka bersahabat sejak dulu dan sampai sekarang persahabatan mereka begitu erat. Mereka sudah seperti saudari adik kakak, suka dan duka mereka lalui bersama.

...----------------...

Naufal Fajri Ikhsan sering dipanggil Fajri sosok pemuda tampan, pintar dan berwibawa. Kehidupan keluarganya terbilang sederhana. Ya..... walau sebenarnya dia termasuk dari keluarga terpandang. Namun hal itu entah mengapa kekayaan keluarga pak ikhsan disembunyikan. Mungkin kerena hidup berlebihan bukanlah merupakan prinsip dalam daftar cerita keluarga mereka.

Fajri memiliki saudari perempuan yang bernama Syakira Ikhsan yang kini mondok di sebuah Pesantren. Syakira sering dipanggil Ira dan ayahnya bernama Ikhsan dan ibunya bernama Fatima. Karena ayahnya sakit Fajri harus menggantikan pekerjaan ayahnya itu sebagai asisten pribadi sementara di tempat ayahnya bekerja.

Tak.... tak... tak....Suara sepatu Fajri dan terus mengayunkan kakinya masuk ke sebuah perusahaan yang terbilang cukup besar di kota itu. Fajri sengaja berpakaian sesederhana mungkin dengan mengenakan Jas yang senada dengan celana yang dikenakan. sungguh terlihat begitu berwibawa dan berkarisma.

Entah apa tujuan ayah bertahan di perusahaan ini. " pikir Fajri dan terus melangkah. Pertama kali menginjakkan kaki di perusahaan itu Fajri begitu takjub melihat perusahaan tempat ayahnya bekerja begitu cukup besar.

Ting.....Pintu lip terbuka, Fajri kembali melangkahkan kakinya. Semua mata di sana menatapnya, Terutama dari kalangan kaum hawa. Fajri tidak menghiraukan.

Terpana.....ya....mereka terpana dengan wajah tampan milik Fajri, berkarisma dan tentu sangat berwibawa dengan sosok seorang pemuda yang kini memasuki sebuah ruangan. Fajri pun menghampiri resepsionis di sana dan menanyakan ruang direktur perusahaan itu.

Tik.... tik.... tik..... tidak ada jawaban, perempuan itu seakan terhipnotis dengan pemuda yang sekarang ada didepannya. Fajri tersenyum membuat perempuan itu semakin dilema.

"Maaf, apa tuan direktur ada?" Fajri kembali bertanya pada karyawan wanita itu.

"Ah.. iya....apakah tuan sudah ada janji dengan tuan direktur? maaf." ucap wanita itu salah tingkah dan terus menatap Fajri membuat Fajri membuang pandangannya.

Sekertaris Haris yang kebetulan lewat melihat sosok pemuda yang tidak dikenalnya. Sekertaris Haris menghampiri mereka. Melihat sekertaris Haris, wanita itu menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat pada sekertaris tuan direkturnya. Fajri berbalik.

Dengan sopan sekertaris Haris bertanya siapa laki-laki di depannya dan ada perlu apa dia kemari. Fajri pun akhirnya menjelaskan maksud kedatanganya ke perusahaan itu.

"Saya Fajri, anak dari pak ikhsan. karena beliau sakit meminta saya untuk menggantikannya sementara." ujarnya sambil mengulurkan tangannya pada Sekertaris itu dan sekertaris Haris menyambut uluran tangan Fajri

"Senang berkenalan dengan Anda, tuan." Saya Sekertaris haris. Mari saya antar kan keruangan direktur."

sekertaris Haris mengantarkan fajri bertemu dengan direktur perusahaan tersebut. Cek lek.....suara pintu terbuka

Sekertaris Haris masuk melihat direkturnya memarahi bawahannya.

"Berani sekali kau melanggar kesepakatan yang telah aku buat! "apa kamu tidak berfikir berapa kerugian yang harus ditanggung perusahaan, hah? jika, dalam satu minggu kau tidak menormalkan, maka bersiaplah untuk mengundurkan diri, paham! "teriak direktur itu dan mengepalkan tangannya di atas meja.

Buk.....dak....David Tamin meninju meja tersebut. " brengseknya mempermainkan perusahaan! "geramnya lagi. Tiba-tiba tampak terlihat direktur itu terdiam dan memegang dadanya

sak......David terlihat sesak dan berusaha merilekskan pikiran dan mengatur napasnya. wus.....dengan segera sekertaris Haris menghampiri tuan direkturnya.

" Tuan direktur apakah anda baik-baik saja? sekertaris Haris membantu direktur duduk di sofa untuk memenangkan pikirannya. Sementara Fajri yang berdiri tidak jauh dari tempat itu, bisa melihat dengan jelas bagaimana direktur itu dengan sangat marah pada bawahannya.

David Tamin yang menyandarkan kepalanya di sofa tidak sengaja matanya bertemu dengan tatapan Fajri dan direktur itupun bertanya siapa sosok laki-laki yang berdiri di depannya itu sambil menunjuk kearah Fajri.

Sekertaris Haris pun memberikan air putih pada tuannya itu dan menjelaskan bahwa sosok pemuda itu adalah anak pak ikhsan, Yang akan sementara menggantikan posisi ayahnya yang sedang sakit. Direktur terus menatap Fajri tidak percaya jika anak Ikhsan sudah sebesar itu.

" Baiklah, ayahnya sudah meneleponku dan ternyata ini anak pak ikhsan. Aku tidak menyangka jika pak ikhsan memiliki putra sepertimu. Semoga kau bisa seperti ayahmu."

Fajri pun tersenyum dan memperkenalkan diri serta meyakinkan pada direktur itu jika dirinya akan bekerja sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Setelah merasa baikan David meminta pada sekertaris Haris untuk menjelaskan pekerjaan Fajri selama menggantikan ayahandanya. Selesai serah Terima jabatan itu Sekertaris Haris meninggalkan tempat.

Fajri pun memulai pekerjaannya dengan sangat serius. Dan benar saja hari pertama Fajri menggantikan posisi ayahnya sebagai asisten pribadi sangat memuaskan pekerjaannya bagi direktur tersebut.

Episode 2 Sebuah Keinginan Untuk Merasakan Kasih Sayang Kedua Orang Tua

Lagi-lagi laila duduk di meja makan seorang diri dikelilingi oleh beberapa pelayanan perempuan siap untuk melayaninya.

"Aku tidak punya nafsu makan!" teriak Laila memundurkan piringnya.

Satu persatu pelayan tersebut saling menatap. Timbul kekhawatiran mereka. berharap tidak ada piring lagi yang pecah kali ini. Dengan keberanian diri para pelayanan itu menawarkan makanan lain yang mungkin tuan putrinya akan menyukainya walaupun sedikit kecemasan di benak pelayan tersebut.

Dengan nada berbicara yang cukup berhati-hati, pelayan lainnya pun ikut mengiyakan pada tuan putrinya. dan berkata jika mereka siap melayani tuan putri dan pelayanan pun menundukkan kepala sebagai tanda kesiapan mereka dengan tulus melayani tuan putriny.

Laila diam terlihat menahan rasa kekecewaannya. Laila menatap satu persatu pelayannya dan menghitung mereka.

" Makan makanan ini! perintah laila.

"Maaf tuan putri bagaimana kami mau makan sementara tuan putri belum makan." sahut Dayan lainnya

" Aturan dari mana itu? jadi, kalau aku tidak makan kalian juga tidak makan? begitu? suara Laila mulai sedikit meninggi. "Apa kalian tahu itu sama saja kalian mau bunuh diri. Hah?

Dayan Siti datang dan menghampiri Laila. dayan Siti sudah sangat paham kondisi sekarang ini.

"Dayan Siti aturan macam apa itu? tanya Laila karena memang tidak tahu jika ada aturan seperti itu.

" Maaf tuan putri tapi aturan itu memang benar adanya, nyonya akan marah besar pada kami jika tuan putri tidak makan." Dayan Siti menundukkan pandangannya.

" Oh... jadi aturan itu, ibu yang membuatnya? senyum sinis Laila. "Sungguh aku bingung dengan semua ini. Sekarang aku perintahkan makan makanan itu! jika kalian membantah, lihat saja apa yang akan terjadi." geram Laila

Semua pelayan saling menatap satu sama lain, bingung apa yang harus mereka lakukan. Tidak ada yang berani lagi bersuara. hening.....

" Kenapa kalian diam? kalian dengar perintah ku! aku perintahkan, makan makanan itu!" geram Laila kembali memerintah para pelayan untuk makan

Ayah dan ibu laila mendengar teriakan putrinya dari luar dan segera menuju ruang makan. Melihat Laila di sana memarahi semua pelayan

"Sayang ada apa ini?" ucap Ibu Lucia dengan lembut sambil memegang bahu putrinya

" Maaf nyonya tuan putri tidak mau makan. lapor dayan siti pada majikannya yang terlihat memasuki ruang makan

"Laila berbalik dan melihat kedua orang tuanya. "Apa ibu dan ayah tahu, setiap hari bahkan sejak kecil aku harus duduk disini seorang diri. Dengan begitu banyaknya pelayan kalian sediakan, untuk melayani ku. Tapi, apa hati kecil ibu dan ayah pernah berfikir, apakah aku bahagia dengan semua ini? aku tidak yakin kalian pernah memikirkan hal itu. Lihatlah! "rumah bak istana ini yang kalian pikirkan hanya uang dan uang! " geram Laila yang emosi kembali memuncak

"Laila stop!" bentak ayahnya.

" Kenapa ayah? apa aku salah bicara? tidak ayah. Kalian hanya memikirkan kebahagiaan kalian! "Laila tidak menghiraukan bentakan ayahnya.

"Laila sayang, bukan seperti itu sayang. Kami menyayangimu, nak. Semua ini kami lakukan untukmu nak....."ucapan Ibu Lucia grahita begitu lembut terdengar ditelinga putrinya

" Jadi, bentuk kasih sayang kalian seperti ini? dari kecil ayah dan ibu menitipkan aku pada mereka, kenapa kalian tidak sekaligus menitipkan aku di panti asuhan diluar sana. kenapa?

"Jaga ucapan mu, laila! kami tidak pernah mengajarkan dirimu berkata kasar." Ayah Laila mulai terpancing lagi

" Kenapa.....? ayah dan ibu keberatan?

"Laila!" bentak Ayahnya lagi pada Laila yang tidak bisa mengontrol ucapannya.

" Ayah, ibu. Setiap hari aku merindukan kalian. Bahkan sentuhan kalian. Tapi, apa!saat kalian pulang, yang terucap di bibir kalian "aku lelah. Bahkan kalian meminta dayan siti mengurus ku. Kenapa Tuhan menitipkan aku pada rahim ibu? kenapa?

plak.......

tamparan keras mengenai pipi mulus cantik Laila

Laila terdiam, matanya tertutup sambil memegang pipinya.

" Tampar ayah, tampar.....biar kalian puas. Aku benci kalian. Aku benci...........!! Laila menangis dan berlari naik ke lantai atas sambil memegang pipinya menuju kamarnya.

Tik......

Jantung ayah Laila seakan berhenti berdenyut. Bagaikan angin malam yang berhembus dengan kencangnya… ayah laila terlihat gemetar dan melihat tangannya. Terlihat begitu jelas rasa penyesalan telah menampar putri semata wayangnya namun apa daya semua sudah terjadi.

"Apa yang aku lakukan." lirih nya dan duduk terdiam di depan meja makan dengan penuh penyesalan.

Ibu lucia istrinya hanya menangis dan juga berlari masuk kamarnya. mengingat kembali semua perkataan putrinya

" Tuan? dayan Siti memberikan air putih pada tuannya.

"Terimakasih. katakan padaku dayan Siti apa aku salah? bukankah aku melakukan semua ini untuknya? dimana salahnya? aku bekerja keras siang dan malam agar kelak putriku tidak kekurangan apa pun. Tapi kenapa dia menyalahkan aku, dimana letak kesalahannya? Kenapa dia tidak mengerti?

Dayan Siti mendengar curahan tuannya hanya diam.hening.....tidak ada yang berani berbicara. semua pelayan di sana tampak diam seribu bahasa.

"Makanlah kalian." perintah tuannya dan berlalu dengan langkah kaki yang seakan sulit untuk digerakkan.

Semua pelayan di sana menyaksikan bagaimana tuannya begitu menyesal setelah menampar putrinya katena nafsu amarah yang tidak bisa dikendalikan. Amarah berlebihan bisa menghancurkan pada siapa saja.... ya..... sebagai manusia terkadang kita dikalahkan oleh nafsu kita dibanding dengan akal sehat kita.

Saat amarah menguasai dalam jiwa insan. Seakan tumbuh kebencian. bahkan kita tidak luput seakan menyalahkan takdir. Sungguh kita terkadang berada dalam keadaan terpuruk. kurangnya bersyukur dan bersabar menyebabkan kita lupa daratan. milik siapakah kita?

" Aku kasihan dengan tuan putri. Aku pikir hidup kaya akan membahagiakan orang ternyata tidak. Kekayaan ternyata bisa jadi sebuah malapetaka. ucap salah satu dayan di sana.

"Tutuplah mulut kalian jika masih mau bekerja disini. dan masuklah makan. perintah dayan siti.

Dengan segera atas perintah dayan siti semua bubar. Tidak ada lagi yang berani angkat bicara atau bergosip semua kembali seperti sedia kala.

Sejujurnya dalam hati kecil dayan Siti sangat iba melihat tuan putrinya larut dalam kesedihan. Namun apa daya dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara di ruang kerjanya David Tamin masih terus diliputi rasa penyesalan atas tindakannya telah menampar putrinya di depan semua pegawainya.

Sementara ibu Lucia, ibu yang telah melahirkan Laila kini duduk menangis di kamarnya. Seakan dia merasa gagal menjadi seorang ibu. Terasa begitu perih membayangkan saat di mana sang buah hati ditampar di depan mata. Ya.... seorang Ibu bisa merasakan. Bagiamana tidak mengandung selama sembilan bulan dengan penuh kesabaran bukan perkara dan amanah yang cukup ringan.

"Laila maafkan ibu nak.............

hiks..... hiks........ tangis ibu Lucia pecah.

Sementara Laila di kamarnya kini duduk termenung dengan penuh derai air mata sambil memegang pipinya bekas tamparan ayahnya. Tertunduk di depan tempat tidurnya sambil kedua lututnya ditegakkan dan kepalanya di sandarkan di sana.

"Apa salahku...... ayah, Ibu....... apa? lirih nya sambil terus menangis.......

episode 3 David Tamin Mulai Terbuka Hatinya.

Direktur David tamin terduduk melamun di kursi kebesarannya. Seakan ada yang kurang dari semua apa yang telah dicapainya selama ini.

Menghembuskan napas panjangnya dan sesekali terlihat memejamkan matanya sambil memijat kedua keningnya dengan jari jemari kokohnya yang sudah mulai berkerut.

Selalu ada perasaan yang kurang dalam dirinya namun entah apa itu? David menatap foto yang terpajang di atas meja kerjanya. Ya..... itu adalah foto anak dan istrinya.

Fajri yang duduk di sana sesekali melihat tuannya sedang memikirkan sesuatu namun keberaniannya untuk bertanya sangat kecil.

"Apa menurutmu kebahagiaan itu? tanya direktur David melihat fajri serius menulis.

"Kebahagiaan itu tidak bisa diukur dengan sebuah materi karena kebahagiaan itu terletak dari hati. Ucap Fajri dan berhenti

David mendengar penjelasan Fajri terdiam sejenak dan kembali meminta Fajri melanjutkan ucapannya.

"Hati dan perasaan yang menentukan sebuah kebahagiaan seseorang. Selalu merasa cukup dan mensyukuri nikmat yang di berikan. Namun terkadang kita sebagai manusia biasa terkadang lupa akan hal itu. Maaf tuan, itu menurut pandangan saya."

"Aku menyadari satu hal, bahwa selama ini mungkin aku terlalu sibuk dengan duniaku. Mungkinkah karena aku diperbudak oleh duniawi hingga satu hal aku lupakan? Ucapnya sambil menarik napas.

David kembali merenungi dirinya. Mencoba untuk berdamai dengan perasaannya yang kini menyelimuti ruang hatinya yang tidak menentu.

David pun kembali bertanya pada Fajri apakah Fajri akan ke kampus dan Fajri kembali mengiyakan jika dirinya akan ke kampus hari ini untuk mengurus ujian proposal nya.

David terus melihat Fajri dari tempat duduknya, memperhatikan bagaimana Fajri begitu serius dalam pekerjaannya. Sesekali wajah tuan David terlihat sebuah senyuman kecil yang tergambar di sana.

Setelah pekerjaannya selesai Fajri kembali melupakan jika semua jadwal tuannya hari itu sudah tercatat semua. David pun mengiyakan dan meminta Fajri untuk menyerahkan laporan itu kepada sekertaris Haris.

" Bagus. berikan itu pada sekertaris haris. setelah itu kau boleh pergi. dan bagaimana kabar ayahmu?" tanya David melihat Fajri begitu serius dalam bekerja.

Fajri menjelaskan jika keadaan ayahnya sudah mulai membaik namun masih butuh waktu istirahat lebih cukup. David hanya mengangguk mendengar berita tentang sahabatnya itu.

" Ayahmu orang baik. orang yang selama ini telah mendampingiku dari sejak kami masih muda. Ayahmu begitu banyak membantuku, beliau juga begitu rajin ibadah, aku salut dengan beliau.

tok..

tok

Tiba-tiba Suara pintu diketuk oleh seseorang dan masuklah sekertaris Haris sambil membungkukkan badannya menghadap dengan tuannya dan menyampaikan jika rapat akan segera dimulai semua klien sudah menunggu di tempat.

" Fajri berikan agenda itu pada sekertaris Haris dan kau boleh pergi."

Fajri berdiri dan memberikan agenda itu pada sekretaris Haris dan pamit undur diri. Sekertaris Haris pun menerima catatan itu dari tangan Fajri dengan senyum ramahnya. Seketika selalu dipenuhi tanda tanya tiap kali melihat Fajri.

Fajri menundukkan kepalanya dan tersenyum ke pada sekertaris Haris, tidak bisa di dipungkiri Entah mengapa sekertaris Haris merasa jika Fajri bukan orang biasa. Caranya Fajri menatapnya, berjalan, bertutur kata seperti layaknya seorang pemimpin.

Setelah Fajri berlalu sekertaris Haris masih terdiam di tempatnya, rasa penasarannya pada Fajri masih terus melambai-lambai. Seketika sekertaris Haris kaget dengan sapaan dari tuan David yang membuyarkan lamunannya.

"Sekertaris haris aku melihat dalam diri anak itu bisa di percaya."

Sekertaris tidak mengerti apa maksud tuan David dan Sekertaris pun memberanikan diri bertanya maksud dari tuannya itu.

" Aku sudah tua, Haris. Aku takut putri saya tidak bisa meneruskan bisnisku. Jika aku meminta melakukan apa yang aku harapkan apakah menurutmu dia akan mau?

"Tuan, tidak ada salahnya tuan menyampaikan keinginan tuan kepada pak ikhsan. mungkin beliau akan mengerti. apalagi pak ikhsan sudah seperti saudara anda tuan.

David tersenyum mendengar saran dari sekretarisnya itu. Entah apa rencana tuannya, terlihat senyum merekah di wajah tuan David dan mereka pun menuju ruang rapat.

...----------------...

Kini Fajri sudah sampai di kampus dan bertemu dengan dua sahabatnya. mereka sibuk urusan masi-masing.

Bertha perempuan yang selalu mengagumi Fajri sejak dulu sedang duduk di taman kampus dan melihat Fajri dan dua sahabatnya lewat, segera dia berdiri dan memperbaiki tata rambutnya.

"Hei....pergi mana lho, Bertha? teriak temannya yang bernama mariana.

" Gue ada urusan, bentar ya! " teriaknya.

Tampak Fajri berjalan beriringan dengan dua sahabatnya yaitu Rama dan Ramli sambil serius berbincang. Sesekali terlihat Fajri dan dua sahabatnya itu tertawa. juga, sesekali Fajri mengibas rambut lurusnya yang diterpa dengan angin. terlihat rambut itu melambai-lambai.

Bertha semakin terpesona dengan satu makhluk itu. Fajri Semakin dekat, jantung Bertha semakin berdetak tidak karuan. Saat Fajri sudah dekat dari tempatnya berdiri, Bertha berpura-pura berjalan dan menabrak Fajri.

Buk........

Prang...... ! "

buku yang dibawa Bertha terjatuh dan begitu pun buku milik Fajri.

A.....w.......

Bertha berpura-pura Bagian kakinya kesakitan dan Fajri pun ikut membantu memungut buku yang berhamburan dilantai sambil menanyakan keadaan Bertha walau Fajri tidak yakin apakah perempuan di depannya itu benar-benar kesakitan atau hanya sekedar modus.

Gak apa-apa cuma sakit dikit. Ucap Bertha sambil melirik Fajri. "harusnya aku yang minta maaf sudah menabrak mu, tadi aku sedang tergesagesa.ucap Bertha yang masih memungut beberapa buku miliknya dan berusaha berdiri berharap Fajri memegang tangannya dan membantunya untuk berdiri. namun apa yang ada dalam bayangannya hal itu tidak berlaku.

Rama dan Ramli hanya mengerutkan keningnya melihat drama di depannya. Fahri memberikan buku milik bertha.

"Maaf kami harus pergi, permisi! " Fajri dan dua sahabatnya berlaku.

Bertha tampak murung dan terus melihat punggung Fajri. sementara temannya yang bernama Mariana sudah menertawakan dirinya. "ha-ha-ha........ "Gimana dramanya, berhasil? Mariana yang dari tadi melihat temannya dan menghampiri Bertha. tidak tahan untuk tidak meledek aksi nekad temannya itu. " mau sampai kapan lho berharap dengan dia, melirik saja dirimu tidak pernah, Bertha.... Bertha. Lho sih terlalu percaya diri bisa dapatkan hati Fajri.

"Bisa diam gak.....! " Bertha membentak temannya itu karena kesal.

"Dengar ya..... dikelas saja dia tidak menghiraukan kamu, cowok datar seperti dia mana ada mau melirik ke cewek yang ada dalam otaknya tuh cowok, belajar dan belajar. paham gak? " mariana geleng kepala melihat kegigihan temannya itu.

Mendengar perkataan Mariana Bertha semakin meyakinkan dirinya jika dia bisa mendapatkan hati Fajri bagaimanapun caranya. Mariana hanya geleng kepala mendengar kegigihan temannya itu.

"Serah lho deh. terus antonius kau mau apakan? mariana kembali berceloteh

Bertha terdiam sejenak mendengar pertanyaan temannya itu dan mengajak temannya untuk pergi ke kantin. sampai di kantin Bertha memesan makanan. Bertha kembali bergelut dengan pemikirannya. Bagaimana cara mendekati Fajri.

"Kenapa lho? makan tuh! " sudah jangan dipikir lagi, tidak lama lagi kita akan selesai di kampus ini, itu artinya lho dan Fajri akan jarang bertemu atau bahkan tidak akan bertemu lagi dan lho tidak punya lagi kesempatan mendapatkan cowok datar itu. "ujar mariana dan membuka penutup botol mineralnya

Gluk.....gluk.....gluk..... mariana meneguk air mineral miliknya tiga kali tegukan dan kemudian kembali melihat Bertha dan mengiyakan jika Fajri memang tampan dan berkarisma. Srup..... Bertha menyedot juz alpokat nya sambil membayangkan wajah Fajri.

"Suatu hari nanti gue akan memiliki nya." batin Bertha.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!