NovelToon NovelToon

Partner Ranjang Om Duda

Episode 1_Pertolongan berujung Petaka

Hujan deras dimalam hari seakan begitu mengerti perasaan gadis cantik berumur 21 tahun yang sedang berlari tak tahu arah, tubuhnya sudah basah kuyup, bahkan mungkin dia telah kedinginan,

Tak tahu dia harus berlari kemana, sekarang rumah pun tak punya karna Ayah yang membesarkannya tega menjual dirinya kepada rentenir yang haus belaian, hanya ibu, jalan satu-satunya yang menurut Zena bisa menolongnya.

"Itu dia!! Cepat tangkap !! Jangan sampai lolos.. " Seseorang anak buah rentenir berbicara pada teman-temannya yang sedang mencari gadis malang ini

Zena, gadis malang itu berlari sangat kencang, walaupun keadaan malam hari di derasnya hujan, dia tetap berlari meminta pertolongan, sampai dimana dia menabrak seseorang yang ada dihadapannya, pria bertubuh tinggi dan putih, dengan mata coklat yang sedang memegang payung

"Aduh" Zena terjatuh di hadapan pria itu, tanpa menoleh dan ingin menolongnya, pria yang bernama Stevan masuk kedalam mobil karna derasnya hujan

"Dimana dia!! "

Suara itu begitu Zena kenali, dia langsung bangkit dan mencari tempat persembunyian, melihat mobil disampingnya, dia berusaha mengetuk dan meminta pertolongan

"Om, tolong saya.. "

Tak ada balasan dari dalam mobil, sampai si suara anak buah rentenir itu semakin mendekat, dengan terpaksa Zena membuka pintu mobil dan masuk kedalam

Steven melihat seorang wanita yang menabraknya masuk kedalam mobilnya, padahal dia baru saja meminum obat penenang,

"Cepat keluar!! " Suara bariton Steven menggema di dalam mobilnya, dia tidak mau ada yang mengetahui dirinya sedang meminum obat, hanya sekertaris sekaligus sahabatnya yang bernama Nanda yang mengetahui penyakitnya

"Dimana dia!! "

"Cepat cari!! Dia pasti masih disekitar sini.. "

"Aku cari kearah timur, kamu barat, kita akan berkumpul disini.. "

Semuanya mengangguk patuh, anak buah rentenir itu tak lelah mengejar Zena walaupun dalam situasi hujan deras

Di dalam mobil Lamborghini terlihat Zena sedang memohon meminta pertolongan pada pria pemilik mobil

"Tolong, kali ini saja, setelah orang-orang itu pergi, aku akan pergi dari mobilmu.. "

Steven tersenyum tipis lalu membuka kaca mobil, dia sengaja melakukan itu agar orang-orang yang sedang mencari wanita yang sedang mengumpat di dalam mobilnya ketahuan.

"Apa yang kau lakukan om, mereka bisa saja melihatku, tolong tutup kaca mobilnya.. " Zena berusaha menutup kaca mobil tapi keberuntungan tidak berpihak padanya, salah satu anak buah rentenir itu sudah melihatnya.

"Dia, aku melihatnya, dia ada dalam mobil mewah itu!! " Tunjuk orang yang melihat Zena

"Kau ini sudah mengantuk ya, mana ada gadis miskin masuk kedalam mobil mewah seperti itu.. "

"Kau salah lihat kali!! "

"Mungkin saja aku salah lihat, tapi kita bisa mengeceknya bukan. " Salah satu anak buah rentenir menyetujui ucapan anak buah rentenir lainnya

Mereka melangkah maju, semakin mendekat sampai dimana Zena kebingungan mencari cara untuk mengelabui mereka

"Maaf om, aku masih ingin hidup bebas, dan sekali lagi maafkan saya om,.. "

Setelah berbicara dan meminta maaf, Zena mendekatkan wajahnya pada Stevan lalu tanpa diminta Zena melu**t dan mencium bibir Steven, ekor matanya sesekali melirik pada jendela mobil, rambut panjangnya dia gerai sehingga dapat menutupi wajahnya,

Steven fernando, laki-laki yang mempunyai libido akut, tak pernah merasakan jatuh cinta lagi setelah pengkhianatan dari sang istri, perceraian membuat hidupnya semakin kacau, terlihat jelas setiap malam dia menyewa wanita untuk memuaskan hasratnya

Tampaknya malam ini, malam keberuntungan Steven, dia tidak perlu pergi ke club malam untuk memuaskan hasratnya karna tiba-tiba seorang wanita yang tidak tahu asal usulnya datang menyerahkan tubuhnya dengan suka rela

Awal yang bagus, Steven tidak membalas ciuman itu, dan Zena kini merasa ketakutan, tindakannya sangat bodoh, tapi anak buah rentenir itu tidak habis-habisnya mengejarnya, sampai dimana mereka hampir mendekati mobil Lamborghini merah tersebut,

"Maafkan aku, jika aku yang memegang kendali maka aku akan ketahuan,.. " Gumam Zena dari dalam hati, dia mencubit pinggang pria yang masih mematung untuk memimpin permainan ini

Akhirnya mulut pria itu terbuka, Zena yang tak pandai berciuman berusaha mengingat adegan berciuman di drakor yang sering dia tonton, karna jujur saja ini adalah moment pertama untuk Zena

Berhasil, mungkin kata itu mewakili diri Zena saat Steven mulai terbawa suasana, tanpa sadar Steven mengambil alih permainan ini, dia memutar tubuhnya agar tubuh wanita ini dibawah kendalinya, libidonya tiba-tiba kambuh, padahal dia baru saja meminum obatnya

Dari luar sana, segerombolan anak buah rentenir bisa melihat sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di dalam mobil.

"Kita harus mencari keberadaan wanita itu bukan melihat adegan seperti ini.. " Geram salah satu anak buah rentenir sambil mentoyor jidat temannya

Bisikan itu masih terdengar di telinga Zena,

Tak ada suara lagi, ekor matanya berusaha melihat keadaan sekitar, hembusan nafas lega begitu sangat menyenangkan bagi Zena, dia seperti berhasil memenangkan lotre.

"Sudah aman, aku harus pergi.. " Batinnya

Zena berusaha melepaskan dirinya dari pria yang sedang menerkamnya

"Aduh, mau apa dia!" Batin Zena melihat tangan pria dihadapannya membuka satu persatu kancing kemejanya

"Aaaa tidak----"

Bersambung 😘

Episode 2_Kalah Taruhan

Dorongan kasar membuat pria bernama Steven terdorong kebelakang sehingga membentur bangku kemudi.

"Maaf om, saya harus pergi, terimakasih.. "

Pintu terbuka, sebelum Zena keluar dia sekali lagi memastikan bahwa keadaan benar-benar aman,

Setelah keadaan aman dan hujan sudah reda, Zena keluar, tapi sebelum keluar dia tersenyum pada pemilik mobil yang sedang terpaku "Aku harap kita tidak akan bertemu lagi, dan kau tenang saja om, itu ciuman pertamaku " Setelah mengucapkan pesan terakhir dia berlari, Steven hanya melihatnya tanpa ingin menegur atau membalas ucapan terimakasih, baginya hari ini adalah hari tersialnya, permainan baru saja dimulai dan tiba-tiba diakhiri tanpa kata puas

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, dia berusaha menahan hasratnya karna ulah wanita itu, lagi dan lagi dia harus meminum obat penenang

***

"Zena ada apa? Kenapa kamu kemari nak dan kenapa bajumu basah nak?? " Suara wanita paruh baya menyuruh anaknya masuk kedalam rumah yang beberapa tahun ini dia tempati

"Ibu hikss... Ayah kalah berjudi lagi, dan demi mempertahankan hartanya, Ayah menukarnya dengan aku.. "

Zena duduk, dia menangis di dalam pelukan ibunya

"Ya sudah, kamu boleh istirahat disini, jika kamu takut kembali kerumah Ayahmu.. "

"Kamar kamu ada di sana.. " Tunjuk ibu bernama Maya selaku ibu kandung Zena

Zena mengangguk lalu pamit untuk masuk ke kamarnya, dan begitu juga Maya, dia masuk kedalam kamarnya menemui suaminya yang sedang menatapnya dikasur

"Siapa "

"Zena mas, dia menangis meminta pertolongan kita"

"Apa karna Leo kalah berjudi.. "

Maya mengangguk, dia menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya

"Aku akan menampungnya disini.. "

Rey menghembuskan nafasnya kasar, "Kau kan tahu kita sedang kekurangan ekonomi, dan kamu mau menampung anak itu, apa kita bisa membiayai 3 anak sekaligus, itu sangat berat,"

Maya memejamkam matanya, dia menghirup dalam-dalam aroma tubuh suaminya

"Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa membiarkan Zena menikah untuk penebus hutang judi."

***

Ke esokan harinya, di meja makan sudah ramai dengan celoteh dua anak remaja, dan satu lagi Zena juga ada disitu, dia hanya diam melihat tingkah kedua adik tirinya yang terlihat bahagia

"Zen, ayo makan, jangan dilihat saja makanan itu.. "

Maya membuyarkan lamunan Zena, dia merasa mempunyai keluarga baru saat bersama ibunya, tapi kenapa ibunya selalu tidak mengizinkan Zena tinggal berlama-lama di dekatnya

"Ayo kak Zen, dimakan makananya, nanti dingin jadi gak enak.. "

Suara anak laki-laki berumur 15tahun membuat senyum Zena terukir manis

Tapi berbeda dengan Vera, gadis remaja berumur 17 tahun yang sedari dulu tidak menyukai Zena, dia hanya diam dan menatap sinis Zena

Semuanya mulai menyantap sarapan paginya lalu satu persatu adiknya berpamitan untuk pergi ke sekolah, tersisa tinggal Zena, Rey, dan Maya di dalam meja makan tersebut

"Zen, anggaplah rumah sendiri, .. "

"Iya bu.. "

Sekarang pandangannya tertuju pada Rey, Ayah tiri Zena yang sedang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan

"Om, terimakasih sudah mau menampung Zena.. "

"Boleh juga ini anak, tubuhnya sangat menggiurkan" Gumam Rey dalam hati

Rey tersenyum lalu mengangguk, lalu Rey menyuruh Zena untuk beristirahat di kamar.

***

Di kamar hotel yang begitu luas dan mewah terdapat seorang pria dan wanita sedang dibungkus selimut, pergulatan panas membuat keduanya tertidur pulas karna lelah.

Ponselnya berdering dan membuat pria itu terbangun dari tidurnya

"Steven! Ibu sudah ada dibandara, sebentar lagi ibu sampai diapartemenmu.."

Mata coklat Steven membulat sempurna, dia langsung mematikan telfonnya dan bergegas menuju kamar mandi,

"Sayang.. " Wanita yang disewanya menarik tangan Steven agar terjatuh di dalam pelukannya

"Aku harus pergi, aku akan mentransfer uang sesuai kesepakatan kita"

"Kita lakukan sekali lagi, aku memberimu gratis "

Wanita itu membujuk Steven, dia benar-benar terbuai dengan permainan pria tampan ini yang sangat liar juga memuaskan.

Tapi bukan Steven fernando jika dia menyetubuhi wanita yang sama berulangkali, dia akan menyetubuhi wanita hanya satu kali terkecuali dengan mantan istrinya

Tak mau mendengar wanita itu berbicara, Steven melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya,

Sesampainya diapartemen, Steven bisa melihat ibunya sudah duduk disofa sambil menunggu anaknya datang

"Darimana saja ha! Apa ini kegiatanmu selama menjadi duda, tak pernah pulang dan memberi kabar pada ibu!! "

Steven mengambilkan minuman lalu duduk di hadapan ibunya,

"Aku menginap di apartemen Nanda. "

Kedua sudut bibir Tesa tertarik membuat senyuman manis yang dibuatnya

"Lalu kapan kamu akan menikah, sudah 3 tahun kamu menduda, apa kamu tidak merindukan sentuhan seorang istri, atau sekarang kamu sudah tidak menyukai wanita lagi "

"Ingat tujuan awal kita datang ke negara ini Steve, jika kau tidak mau menikah lebih baik kita kembali,"

Uhukk... Uhukk...

Ucapan ibunya mampu membuat Steven tersedak minumannya, di letakan minuman itu diatas meja

"Bahkan hampir setiap hari aku merasakan sentuhan itu bu, maaf Bu, aku belum berani mengatakan penyakitku, karna jika aku mengatakan yang sesungguhnya pasti kau akan memintaku menikah secepatnya " Batin Steven

Melihat putra semata wayangnya diam tak membantah membuat Tesa semakin yakin bahwa putranya memiliki kelainan karna terlalu lama menduda

"Steven, ibu sedang bicara.. " Pekik Tesa membuyarkan lamunan putranya

"Aku masih normal bu, aku masih belum menemukan wanita yang cocok untuk aku nikahi, lagi pula aku sedang mengatur strategi menyerang Geng Bandit. "

"Aku merasa nyaman dengan hidupku yang seperti ini, kita bisa mendapatkan anak dengan mudah tapi aku harus memastikan ibu yang akan mengandung anakku orang baik,"

"Biar ibu yang mencarikan istri untukmu, dan satulagi FN Group butuh penerus untuk memimpin perusahaan ini setelah kamu tua nanti."

"Ingat Steve kita hanya bersembunyi di negara ini, dan musuh kita sudah mencium keberadaan kita, kita tidak bisa membiarkan mereka leluasa menguasai negara kita"

"Aku berjanji, aku akan merakit senjata lebih banyak lagi, dan aku sudah menyuruh anak buahku yang di negara J untuk datang"

"Ibu tidak usah khawatir, aku akan membalas dendam Ayah dan kaka, sekarang yang ibu lakukan hanya berpura-pura sebagai layaknya ibu rumah tangga biasa"

"Baik, ibu akan pergi"

Huftt...

"Ibu mau kemana?? " Tanya Steven yang melihat ibunya berjalan keluar apartement

"Mencari istri untukmu!! "

"Ayo pak kita pergi.. " Sambungnya menyuruh bodyguardnya pergi

Setelah pintu apartemen tertutup, Steven kembali mendapat telfon

"Apa! Siapa yang berani menantangku!! " Geram Steven saat orang disebrang sana memberi informasi

"Maaf Tuan, apa kita tolak saja.. "

"Jangan, aku pasti akan memenangkannya, oh iya berapa taruhannya.. "

"1 Milyar Tuan.. "

Steven tersenyum tipis, dia menyetujui dan menyuruh asistennya menyiapkan segala keperluannya

Malam kembali menyinari bumi, dan kini Steven sudah ada di markasnya, tempatnya akan bertaruh dengan seseorang yang menantangnya

"Apa kau yakin kau akan menang Tuan Steven.. "

Senyum tipis terukir diwajah Steven, "kita buktikan saja"

"Baik.. "

Dorr..

Dorr...

Dorr..

Beberapa menit kemudian.

"Ah sial!!!! Kenapa aku bisa kalah!! Aku selalu menang melawan siapapun, dan aku sekarang kalah melawan seseorang yang menurutku sangat mudah untuk dikalahkan.. " Usap wajah pria itu dengan kasar, membuat rambutnya sedikit berantakan

Taruhan yang dilakukan Steven adalah menembak jarak jauh, di dunia gelap menembak adalah salah satu yang biasa dilakukan untuk bertaruh, pria tua yang menjadi lawan Steven sangat antusias saat melihat beberapa kali Steven bertaruh, disaat keadaan hutang menumpuk, mendapatkan uang dengan cara cepat adalah bertaruh, Rey sangat ahli menembak, tembakannya tak pernah meleset, dia sangat percaya diri untuk memenangkan taruhan ini, tapi nasib berkata lain, dia dikalahkan oleh pria lebih muda, 1 kali Rey melesetkan tembakan itu membuat Rey harus menerima kekalahannya

Steven tersenyum"Bagaimana Tuan, mana janjimu 1Milyar.." Steven menyenderkan tubuhnya lalu menyilangkan kedua kakinya diatas meja, sesekali sambil menghisap rokoknya

"Ma-maaf Tuan, saya akan menghubungi anak saya untuk memberikan uang, karna saya tidak membawa uang.. "

Steven menangguk, dia melihat jari orang dihadapannya menari di ponselnya

"Cepat bilang pada ibumu, bawakan uang 1 milyar untukku,.. "

"Ibu tidak ada dirumah, dan untuk apa uang sebanyak itu om.. " Suara perempuan yang tidak asing terdengar begituu merdu ditelinga Steven dan membuat hasratnya kembali memuncak.

"Aku tidak mau tahu, atau kau ingin melihatku mati dan kedua adikmu menangis kehilangan Ayahnya begitu!!! "

"Ta-tapi om.. "

Tut......

Panggilan diputus sepihak, bukan Rey atau wanita disebrang sana yang memutuskan panggilan tersebut, tapi Steven pria itu mengambil alih ponselnya

"Apa dia anakmu? "

Bersambung😘

Episode 3_Pelecehan

"Saya tidak mempunyai anak gila seperti dia Tuan, dia hanya parasit yang menumpang hidupnya dirumah saya karna Ayah nya terlilit hutang.. "

"Bagaimana jika saya meminta nomor rekening Tuan, istri saya yang memegang seluruh uangnya jadi saya tidak bisa mengirimnya sekarang.. "

Steven meminta asistenya yang bernama Jack untuk mengambilkan obat penenang untuknya, lalu meminumnya

"Apa jaminannya? "

Rey mengambil kartu nama lengkap dengan alamat rumahnya.

"Ini Tuan, disini tertera alamat rumah dan kantor saya.. "

Dia mengambil kartu nama tersebut lalu membacanya, setelah membaca dia menyimpan kartu nama itu di saku jasnya

"Okeh, aku tunggu, jika malam ini kamu tidak bisa membayarnya , perusahaanmu akan menjadi miliku.. "

"Baik, kalau begitu saya permisi..

***

Disebuah rumah cukup luas sebuah terdengar keributan yang menggema di dekat pintu kamarnya membuat Zena yang sedang tertidur terbangun

"Mas, kamu gila ya! Kita tidak punya uang sebanyak itu, perusahaan kita saja sedang membutuhkan suntikan dana, dan ini kamu meminta uang 1 Milyar.. " Protes Maya di dapur, karna kamar Zena berada di dekat dapur

"Tidak ada pilihan lain, jika aku tidak memberikan uang itu, maka perusahaanku akan menjadi miliknya,.. "

"Lalu bagaimana dengan nasib Vera dan Adit, mereka masih membutuhkan biaya untuk sekolah, kita tidak bisa menyerahkan perusahaan kita padanya.. "

"Dan aku sudah beberapa kali mengingatkan padamu, berhentilah bertaruh.. "

Rey menggebrak meja membuat Maya dan Zena terkejut, Zena menutup mulutnya agar tidak tidak bersuara, dan Maya dia menangis di hadapan suaminya

"Kalau bukan bertaruh, kalian mau makan apa hah! Perusahaan yang kubangun sampai sukses seperti ini berkat siapa! Berkat siapa hah!! " Bentak Rey di hadapan Maya

"Itu berkat aku menang taruhan!! "

"Dan kekayaan ini juga berkat siapa hah! Berkat aku menang taruhan juga, jadi lebih baik kamu diam! Dan turuti permintaanku!! "

Maya menghapus air matanya, dia mencoba melawan suaminya

"Uang kita sudah habis mas, tersisa 500juta, lalu kita mau makan pakai apa? Sebentar lagi Vera mau masuk kuliah, dia menginginkan kuliah di kampus favoritnya.. "

"Berikan uang itu padaku, aku akan bernegosiasi pada Tuan Steven.. "

"Besok pagi aku bertemu dengannya.. "

"Iya mas.. "

Zena yang tak kuasa melihat ibunya menangis pun segera kembali ke kamarnya, dia menangis di atas ranjangnya sambil menekuk kedua lututnya, tanganya memeluk lutunya dan wajahnya dia benamkan di lutunya,

"Aku harus bagaiamana ini, hiks..hikss.."

"Aku tidak bisa diam saja, ternyata Ayah dan om Rey sama saja.. "

Malam semakin larut, dan Zena masih menangis, merenung di dalam kamarnya sampai tak terasa hawa kantuk menyerangnya, Zena yang tak kuasa akhirnya tertidur dengan membawa banyak masalah.

Ke esokan harinya, seperti biasa semua kumpul di meja makan untuk sarapan bersama,

Adit yang biasanya berceloteh kini tiba-tiba menjadi pendiam,

Sampai sarapan pagi selesai pun situasi masih hening, dan satu persatu Zena bisa melihat adiknya pergi bersekolah

"Mas, aku pamit, aku sudah siapkan uang itu dikamar,.. "

Rey meneguk minumannya "Hati-hati, beritahu aku jika hasil ulangan Adit tidak memuaskan.. "

"Baik mas, .. "

Setelah kepergian ibunya beserta kedua adiknya, Zena membereskan sisa piring dan makanan yang masih berada di meja makan, dia menaruhnya di tempat pencuci piring

"Permisi om,.. " Zena mengambil piring di dekat Ayah tirinya

Rey melihat setiap gerakan anak tirinya, dia menatapnya dengan tatapan yang berbeda apalagi sekarang Zena memiliki tubuh ideal seperti model dan lesung pipi menambah kesan manis

"Zen!! " Panggil Rey dia berusaha menggenggam tangan anak tirinya

Zena terkejut lalu menepis tangan Ayah tirinya dengan kasar sehingga membuat Rey marah tak terima

"Dasar anak tidak tahu diri!!! "

Tubuh Zena menengang saat melihat Ayah tirinya marah, terlihat jelas sorot mata yang teduh kini menjadi sorot mata mematikan, Rey menyeret tangan Zena masuk kedalam kamar Zena

"Lepaskan om! Om mau apa!! " Pekik Zena sambil memberontak, di berpegangan pada sudut dinding yang kokoh

"Didunia ini tidak ada yang gratis! Dan kau tahu, sekarang aku menginginkan tubuhmu untuk membayar keperluan sehari-hari mu, sedari kemarin aku menginginkanmu tapi istriku selalu berada dirumah dan membuatku tidak leluasa.. "

Degg..

Zena semakin ketakutan, Ayah tirinya sungguh kejam, dia berusaha memberontak, kakinya menendang bagian sensitif milik Rey

"Awww.. " Pekik Rey melepas tangan Zena

Zena terjungkal, dia jatuh, sebisa mungkin dia bangkit dan berlari keluar rumah

"Aku harus kabur, aku tidak mau disentuh oleh suami ibuku sendiri.. " Gumam Zena berlari mencari pintu keluar

Sebelum sampai di pintu keluar, Rey sudah mencekal tangan Zena lalu menarik dan menjatuhkan di sofa ruang tamu rumahnya

"Om, om jangan lakukan ini om! " Ucap Zena sambil merangkak berusaha menjauh dari Ayah tirinya

Satu persatu kancing kemeja Rey sudah terlepas, dan Rey secepat kilat menarik kaki Zena agar tidak kabur darinya

"Mau kemana! Mari kita bersenang-senang, selagi ibumu tidak ada dirumah.. "

Rey berkata sambil menarik kaki Zena agar terbaring di sofa, setelah itu dia mengunci pergerakan Zena, wajahnya sudah mendekat dan berusaha mencium wanita di depannya, gairahnya semakin terbakar saat tubuh Rey bersentuhan dengan dua benda kenyal milik Zena

"Jangan om.. " Zena memalingkan wajahnya, dia tidak sudi di cium oleh pria tua, tangan Rey hampir menyentuh bagian dada Zena, tapi segera dia tepis, karna marah Rey merobek bagian baju depan Zena, dan dia bisa melihat dua benda kenyal yang masih terbungkus

Zena berusaha memberontak, dia menjatuhkan tubuh Rey ke lantai lalu berusaha bangkit, tapi kakinya berhasil di tarik Rey, Zena terjatuh, dia memohon minta ampun..

"Ampun om ampun, hiks...hiks... " Tangis Zena pecah, dia berusaha menendang-nendang kakinya agar Rey melepaskannya

"Ampun! Aku akan mengampunimu saat kamu mau mmelayaniku.. "

Bughh..

Dorongan keras kaki Zena mampu membuat Rey kehilangan keseimbangannya, dia yang baru saja berdiri langsung terjatuh ke sofa, segera Zena berlari

Krekk..

Pintu rumah terbuka, Maya datang sambil merogoh tasnya, dia melupakan ponselnya

Matanya membulat saat dia melihat kemeja suaminya tergeletak di lantai dan Zena setengah bertelanjang karna bajunya sudah dirobek oleh Rey

"Apa-apaan ini!! " Emosi Maya memuncak, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat

"Ibu, ibu tolong aku bu, aku mau diperkosa sama om Rey.. "Zena meminta perlindungan ibu kandungnya, dia mengumpat dibelakang tubuh Maya

"Apa benar yang dikatakan Zena mas! Kalau kamu mencoba memerkosanya? " Kini Maya berjalan menuju suaminya yang sedang tergeletak di sofa

"Aku tidak mungkin memerkosa anakku sendiri, walaupun dia bukan anak kandungku tapi aku sudah menganggapnya seperti anak kandungku sendiri, dia yang berusaha menggodaku, lihat saja pakaiannya, dia sengaja merobek bagian depan untuk menggodaku.. "

"Tidak bu, itu semua tidak benar, aku tidak mungkin melakukan itu bu,"

Tatapan tajam dan juga kekecewaan Maya terpancar di matanya

Plakk....

"Aww ibu, aku bersumpah bu, aku tidak menggoda om Rey, dia yang berusaha memerkosaku hiks.. hikss.. "

Zena menangis sambil memegang pipi bekas tamparan dari ibunya

"Hey kamu! Anak kecil, sudah berani berbohong, apa seperti ini caramu membalas budi padaku!! " Kini Rey berdiri lalu mengambil kemejanya yang tergeletak dilantai

"Ibu, aku mohonlah percaya padaku.. " Zena bersujud dia memegang lutut ibunya sambil menangis

"Sayang! Jika kamu masih ingin hidup denganku, usir anak ini!! Aku tidak mau dia menggodaku kembali, beruntung kamu cepat datang, jika tidak, mungkin aku sudah dibawa ke kamar olehnya.. "

Maya menangis, dia benar-benar kecewa dengan sikap anaknya, di remaskan jarinya

"Apa ini didikan yang Ayahmu berikan ha!! " Bentak Maya lalu mendapat gelengan dari putrinya

"Atau jangan-jangan dia sudah menggoda Ayah kandungnya juga, atau mereka pernah melakukan.. " Rey menambah panas situasi, dihatinya dia tersenyum puas saat melihat istrinya tidak mempercayai ucapan anaknya sendiri

"Rasakan akibatnya jika menolak melayaniku hahaha" Gumam Rey dalam hati

"Lebih baik usir dia, aku takut dia menggoda Adit, karna Adit adik tirinya," Ucap Rey lagi

"Bangun!!! " Bentak Maya pada putrinya

"Ibu jangan usir aku, aku tidak bersalah bu, dia yang bersalah!! " Tunjuk Zena dengan tangannya

"Apa!! Kau berani padaku!! "

Rey menjambak rambut Zena, sampai beberapa helai rambutnya rontok

"Sakit om.. " Zena memegang rambutnya dia meringis kesakitan

"Ibu tolong aku bu.. "

"Urus dia mas, usir dia sekarang juga, aku tidak mau dia membawa pengaruh buruk untuk keluarga kita.. " Maya berjalan mengabaikan putrinya meminta tolong, dia mengambil ponselnya yang berada di dalam kamar

"Hahaha istriku lebih mempercayaiku, hari ini aku akan memakanmu sampai puas.. " Bisik Rey tersenyum, dia melepaskan tarikannya lalu memegang dagu anak tirinya

Bersambung😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!