NovelToon NovelToon

Bertukar Suami

Ketakutan

"Kami pergi dulu ya?" ucap David sambil mencium punggung tangan Keyla dan Darma secara bergantian. Begitupula dengan Kayra.

"Hati-hati di jalan!" peringati Kayla.

"Iya Kak!" balas David.

David langsung menggandeng tangan Kayra dan melangkahkan kakinya menuju parkiran. David tadi mengendarai motornya ke rumah sakit. David tidak memiliki mobil, keluarga David bukanlah keluarga kaya seperti keluarga Darma.

Sesampainya di parkiran David langsung melepaskan tangan Kayra. Perasaan Kayra jadi tambah khawatir yang melihat perubahan wajah David. Ia tidak berani melihat lama-lama wajah suaminya yang kusut itu. Sembari menunggu suaminya mengeluarkan motornya dari parkiran. Ia memutuskan untuk menunggu di depan gerbang rumah sakit.

"Ayo buruan naik!" ucap David yang sudah berada di dekat Kayra.

"Baik!" balas Kayra dan langsung nangkring di bagian jok belakang motor.

David langsung melajukan motornya perlahan sebelum keluar ke jalan raya. Tapi ketika ia sudah berada di jalan raya, ia langsung menambah laju kecepatan motornya menjadi 100 km/jam.

Kayra yang berada di belakangnya merasa takut sekali. Otomatis ia langsung berpegangan ke jaket yang dikenakan suaminya. Agar dia tidak terjatuh dari motor. David yang mengetahui Kayra begitu ketakutan jadi tersenyum sinis.

"Rasakan kamu, ini semua karena ayahmu yang meminta aku untuk menikahimu. Padahal aku tidak mengenalmu apalagi mencintaimu. Gara-gara aku menikahimu, aku harus meninggalkan kekasih yang sangat aku cintai!" batin David.

David menepikan kendaraannya di pinggir danau yang jaraknya cukup jauh dari perumahan. David sengaja memilih tempat itu karena sepi jarang ada orang melintas di sana.

"Buruan turun, kita sudah sampai!" perintah David.

Dengan perlahan Kayra langsung membuka matanya, ia begitu kaget melihat di depannya hanya ada danau yang terhampar luas.

Dengan rasa takut ia turun dari motor suaminya. David mengajak istrinya itu untuk duduk di kayu pinggiran danau.

"Kamu senang menikah denganku?" tanya David dengan senyuman sinisnya.

Kayra tidak bisa menjawab pertanyaan David itu. Ia hanya diam saja dan menundukan kepalanya.

"Kenapa kamu hanya diam?" tanya David mulai kesal.

"Ma-maafkan ayahku yang sudah membuat kita harus menikah!" balas Kayra gugup.

"Maaf, settt ... begitu mudahnya kamu minta maaf. Gara-gara aku harus menikahimu, aku harus meninggalkan kekasihku yang sangat aku cintai. Bahkan sebentar lagi aku berencana untuk menikahinya!" ucap David emosi.

"Maaf karena aku tidak bisa menolak permintaan ayahku yang sedang sakit. Hiks ... hiks ...." balas Kayra lalu menangis.

"Maaf. Daritadi kamu hanya bisa maaf, apa maafmu itu bisa membuat aku bisa melepasmu begitu saja lalu kembali dengan kekasihku lagi. Hah ...!" bentak David sambil mengangkat tangannya berniat melayangkan pukulan ke Kayra namun tidak jadi.

"Huh ... settt!" ucap David sambil membuang tangannya ke posisi semula.

Kayra hanya menunduk dan memejamkan matanya karena sangat takut.

"Tolong kamu ingat ya, pernikahan kita ini hanya sebatas perjodohan saja. Jangan harap aku akan membuka hatiku untuk mencintai kamu. Kasih sayang dan cintaku hanya untuk kekasihku Nayla, kamu mengerti!" ucap David emosi.

"I-iya aku mengerti!" balas Kayra gugup dan gemetaran.

"Baguslah, kalau begitu ayo kita kembali ke rumah sakit lagi. Kamu jangan berani-beraninya mengadu sama ayahmu atau siapapun termasuk kedua orang tuaku. Hapus air matamu itu, aku tidak mau kalau mereka mencurigai kita!" perintah David dan meninggalkan Kayra duluan ke motor.

Kayra hanya mengangguk, lalu ia mendekati danau untuk mengambil air dan membasuhkan ke wajahnya, agar terlihat segar kembali. Setelah itu ia melangkahkan kakinya dengan gontai menuju motor suaminya.

"Kenapa kamu lama sekali jalannya, tidak tahu apa ini sudah petang. Sebentar lagi adzan magrib berkumandang!" teriak David kesal.

"Atau kamu ingin aku tinggal di sini saja biar di makan binatang buas!" takuti David.

Mendengar perkataan David yang kedua, Kayra langsung mempercepat langkah kakinya. Ketika Kayra sudah naik di atas motor, tanpa aba-aba ia langsung melajukan motornya. Hampir saja Kayra terjatuh ke bawah. Kayra hanya bisa mengelus dadanya sambil berdoa.

"Ya Allah, kuatkanlah hatiku menghadapi semua ini. Semoga Engkau segera membuka pintu hatinya untuk aku. Walaupun ia tidak menyukaiku, aku akan terus berusaha menjadi istri yang baik untuknya!" batin Kayra sambil menitikkan air mata.

David melajukan motornya dengan kecepatan tinggi lagi yang membuat Kayra lagi-lagi berpegangan pada jaket yang dikenakan suaminya. Dalam waktu sepuluh menit motor David sudah menepi di sebuah beskem. Di mana ia bersama geng motornya sering berkumpul.

"Turun!" perintah David.

Kayra langsung membuka matanya perlahan-lahan. Kini ia lebih bingung lagi melihat sekitarnya. Banyak motor-motor terparkir di dekat motor suaminya. Ia mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada suaminya.

"Maaf Mas, kita sekarang ada di mana lagi. Kenapa banyak sekali motor terparkir di sini?" tanya Kayra bingung.

"Kamu tidak perlu tahu, buruan turun!" bentak David.

Kayra spontan langsung turun dari motor suaminya. Ia berjalan mengikuti David di belakangnya. Sambil melihat ke arah sekeliling dengan perasaan bingung.

Begitu terkejutnya di dalam beskem tersebut banyak peria sedang asik mendengarkan musik sambil meminum-minuman keras. Kayra langsung menutup hidungnya, karena tidak tahan dengan baunya.

"Ehem ... siapa gadis cantik di belakangmu. Kelihatannya masih kinyis-kinyis?" tanya temannya.

"Dia istriku!" jawab David malas.

"What ... kapan kamu menikahinya, terus bagaimana dengan Nayla?" tanya temannya kaget.

"Itu tidak penting. Terpaksa aku harus meninggalkan Nyala karena harus menikahi wanita sialan ini!" ucap David kesal.

Kayra yang mendengar dirinya disebut wanita sialan hanya bisa menitikkan air matanya.

"Oh, begitu ceritanya. Tapi kok bisa sih kamu meninggalkan Nayla hanya untuk menikahi wanita ini?" tanya temannya penasaran.

"Bapak sama Ibu yang memaksaku untuk menikahinya. Orang tua wanita ini sedang sakit parah. Beliau meminta kepada orang tuaku untuk menjodohkan aku sama dia!" ucap David kesal sambil menunjuk Karya dengan jarinya.

"Tapi, kamu kan bisa menolaknya?" tanya temannya.

"Pertama aku memang menolaknya, tapi Ayah mengancamku. Jika aku tidak mau menikahinya, aku tidak dianggap lagi sebagai anaknya. Aku juga harus angkat kaki dari rumah selamanya!" jawab David kecewa.

"Kejam juga ya, orang tua kamu!" sahut temannya yang lain.

"Aslinya sih tidak kejam, hanya saja karena tidak ingin menyakiti hati sahabatnya ia tega melakukan itu terhadapku. Jadi semua ini karena ulah orang tuanya!" jawab David kesal.

"Nih minum dulu biar tidak puyeng tuh kepala!" ucap temannya sambil menyodorkan minuman.

"Untuk beberapa hari ini, aku libur dulu!" tolak David sambil mendorong botol minuman itu dengan pelan.

"Ceilah ... sekarang dia menolak karena ada bininya di sini. Biasanya juga dia paling semangat minum. Apalagi kalau ditemani Nayla!" sahut temannya.

"Jangan-jangan sebentar lagi dia taubat terus jadi Pak Ustad deh!" sahut teman yang lainnya.

"Bukannya begitu, aku tidak mau kalau sampai orang tua wanita ini tahu kalau aku bukan peria baik-baik. Aku tidak mau cari masalah sama orang tuaku!" balas David.

"Oke deh, kami mengerti situasi kamu saat ini!" ucap temannya.

"Kira-kira bini lo ini, mau dipakai tidak. Kalau tidak kasihkan saja buat aku. Aku sangat bersedia menampungnya!" ucap temannya yang baru datang dari belakang.

"Jangan mending kasihkan aku saja, dijamin aman deh!" sahut yang lainnya semangat.

"Emmm ... bentar deh aku pikirkan dulu!" ucap David sambil memegang dagunya.

Kayra yang tahu akan diserahkan suaminya kepada salah satu temannya langsung gemetaran. Ia begitu takut, keringat dingin mulai bercucuran di dahi dan tubuhnya. Entah apa yang akan terjadi dengannya bila itu sampai benar-benar terjadi.

Aku Tidak Seperti Itu

"Bagaimana kalau kita jadikan wanita ini piala bergilir kita, setuju tidak kalian?" tanya ketua geng motor.

"Setuju!" sorak semua peria yang ada di beskem tersebut.

"Untuk hari ini, dia bersamaku karena aku kan ketua di sini. Untuk selanjutnya terserah giliran siapa!" ucap ketua gengnya.

Di saat semua sedang sibuk mengatur jadwal mereka bersama Kayra. David hanya diam saja tanpa ekspresi sedikitpun.

"Astaga, sekejam itukah suamiku, dia bahkan tega membagi tubuhku kepada teman-temannya. Oh, Tuhan tolong selamatkan aku dari mereka yang berniat melecehkan aku!" batin Kayra lalu menitikkan air mata.

Ketua geng itu langsung melangkahkan kakinya mendekati Kayra dengan rona senyum bahagia di wajahnya. Ketika ia mulai dekat dengan Kayra. Jantung Kayra langsung dag-dig-dug, keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahi dan tubuhnya karena ia sangat ketakutan sekali. Tangan ketua geng itu sedikit lagi menyentuh pipi halus milik Kayra. Namun tidak jadi karena hpnya tiba-tiba berdering.

"Sialan, mengganggu saja!" gumam ketua geng itu lalu mengangkat panggilannya.

"Halo, ada apa?" tanya ketua geng itu kesal.

(Orang yang menelepon)

"Ya sudah. Saya matikan dahulu, nanti saya hubungi lagi!" ucap ketua geng lalu memutuskan panggilannya.

"Huh, mengganggu saja!" ucap ketua geng kesal.

"Ayo sayang kita lanjutkan lagi sayang-sayangannya. Sorry, tadi sempat tertunda!" ucap ketua geng itu lalu ingin melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat tertunda. Matanya membelalak melihat pipi mulus itu, terlihat jelas kalau wanita di depannya murni cantik bukan karena make up. Bahkan air liur segera menetes dari mulutnya, ia begitu tergoda melihat bibir tipis berwarna pink itu.

Kayra rasanya ingin pingsan karena sangat ketakutan. Dia membaca doa terus dalam hati supaya Tuhan segera menolongnya. Tangan ketua geng itu nyaris menyentuh pipi mulus Kayra. Karena tidak bisa berbuat apa-apa Kayra langsung menutup matanya dan menganggap semua ini hanya mimpi buruknya.

"Stop!" perintah David.

Akhirnya, David bersuara juga. Kayra langsung membuka matanya dan merasa sangat senang. Sementara ketua geng bingung kenapa David mencegah kegiatannya itu.

"Ada apa Vid, kenapa kamu menghentikan kegiatanku. Apa kamu tidak ikhlas jika kami ikut merasakan keindahan di depan mata ini?" tanya ketua geng kesal.

"Bukan begitu, tapi kami harus segera kembali ke rumah sakit. Soalnya kami daritadi keluarnya. Takutnya ini akan menjadi masalah buat aku. Orang tuanya akan mengadu kepada orang tuaku!" jelas David.

"Oh, ya sudah. Pergilah, tapi besok kalau ada waktu bawa dia kemari lagi untuk kami cicipi!" ucap ketua gengnya.

"Oke, kalian tenang saja kalau soal itu!" balas David.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" ucap David sambil menarik tangan Kayra dengan kuat hingga tubuh Kayra terseret-seret.

"Auw ... sakit Mas!" teriak Kayra dengan langkah yang terseret-seret itu.

"Hahaha ... David-david!" sorak teman-temannya sambil tertawa terbahak-bahak.

David tambah mempercepat langkahnya dan memperkuat cengkraman tangannya ke Kayra. Kayra hanya bisa meringis kesakitan menahan sakit. Ia terus mengucapkan kata sakit agar suaminya berhenti dan melepaskan cengkraman tangannya.

Rasanya akan patah pergelangan tangan Kayra karena begitu kuatnya cengkraman David. Tapi David tidak perduli dengan teriakan Kayra. Ketika sudah sampai di dekat motornya ia langsung melempar tubuh Kayra dengan kuat. Tubuh Kayra langsung menghantam motor di depannya.

"Auw ...." teriak Kayra kesakitan.

Badannya terasa remuk redam, ia berusaha bangkit. Ia memegangi perutnya yang begitu sakit akibat benturan keras tadi. Bukannya menolong Kayra, David malah bertepuk tangan sambil tersenyum.

"Pok-pok-pok." suara tepuk tangan David mengema.

"Hebat ... kamu memang benar-benar hebat. Aku tidak menyangka wajahmu yang sok polos itu ternyata hanya kedok saja!" ucap David.

"Maksud kamu apa, Mas?" tanya Kayra bingung.

"Hahaha, aku tidak menyangka kalau kamu serendah itu. Kamu membiarkan teman-temanku dengan mudah menyentuhmu tanpa sedikitpun kamu berusaha untuk menolak atau melawan. Ternyata kamu tidak lebih baik dari wanita penghibur peria hidung belang!" tunjuk David ke arah mata Kayra.

"Kenapa kamu tega memfitnahku, Mas. Bukannya aku tidak mau menolak atau melawan tapi__" ucapan Kayra terpotong oleh David.

"Tapi kamu senang bisa tidur dengan mereka!" lanjut David.

"Bukan begitu Mas, tapi karena jumlah mereka sangat banyak jika aku menolak atau melawan mereka, pasti aku akan kalah!" jelas Kayra sambil memegang tangan David.

"Lepaskan tangan kotormu itu, jangan pernah kamu berani menyentuhku, tolong kamu ingay itu. Aku jijik sama kamu!" balas David sambil menepis tangan Kayra dengan kuat.

"Astaga, segitu jijiknya kamu sama aku. Aku tidak seperti itu, aku selalu menjaga kehormatanku. Bahkan berpacaran pun aku tidak pernah. Please percaya sama aku, Mas. Aku akan buktikan sama kamu kalau aku masih suci Mas!" ucap Kayra menangis mencoba meyakinkan David. Lagi-lagi ia berusaha menyentuh tangan David. David langsung memundurkan tubuhnya agar tidak tersentuh Kayra.

"Kamu ini tuli atau tidak bisa diberitahu, Hah. Sudah aku bilang jangan sentuh aku lagi tapi kamu masih saja melakukannya. Aku tahu kamu melakukan itu agar aku mau mencicipi tubuhmu itu. No-no-no jangan pernah berharap saya akan melakukan itu!" ucap David sambil menggerak-gerakkan telunjuknya di depan wajah Kayra.

"Tapi Mas, bukan itu tujuanku!" ucap Kayra sedih.

"Sudah. Aku tidak mau memdengar bualanmu lagi. Cepat hapus air mata buaya kamu itu. Ayo kita kembali lagi ke rumah sakit, ini sudah malam!" ucap David lalu naik ke motornya duluan. Ia melepas helm yang menggantung di motornya. Ia berniat memberikan itu pada Kayra.

Kayra langsung mendekat dan berniat naik ke motor suaminya.

"Nih!" ucap David sambil memberi helm tadi.

Kayra diam dan tercengang melihat David yang memberi ia helm. Ada rasa bahagia menyelimuti hatinya walaupun hanya mendapat perhatian sekecil itu.

"Buruan ambil, malah bengong!" bentak David.

Kayra langsung mengambil helmnya dengan tersenyum dan segera memakainya.

"Siapa yang menyuruhmu memakai helm itu. Aku memberi helm itu hanya untuk pembatas antara kamu dengan aku. Aku tidak sudi berdekatan dengan kamu!" ucap David.

Deggg ... jantung Kayra seakan berhenti mendengar perkataan David. Dadanya menjadi sangat sesak menahan rasa sakit di hatinya. Dengan segera ia meletakkan helm itu di belakang David sebelum ia ikut duduk di belakangnya.

Begitu tahu Kayra sudah naik David langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Lagi-lagi hampir saja Kayra terjatuh dari motor. Sekarang ia tidak bisa lagi berpegangan pada jaket David.

Ia berpegangan pada besi bagian belakang motor David agar tidak jatuh. Sebelum sampai di rumah sakit, David menepikan motornya ke tukang Martabak pinggir jalan. Ia mengingat pesan Keyla kakaknya Kayra tadi sebum pergi.

"Turun!" perintah David.

Kayra langsung turun mengikuti perintah David. Ia melihat ada toilet umum di sana. Ia berniat meminta izin untuk kesana sebentar untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar.

"Mas, aku izin ke toilet sebentar ya. Aku mau basuh wajahku agar terlihat segar lagi!" ucap Kayra.

"Hem ...." David hanya berdeham.

Kayra langsung melangkahkan kakinya menuju toilet tesebut.

"Ingat jangan lama-lama kalau tidak mau aku tinggal!" ancam David.

Kayra hanya mengangguk saja tanda paham, ia langsung masuk ke dalam toilet tersebut. Ia segera membasuh wajahnya, ia melihat ke arah cermin mendapati matanya yang sayup karena habis menangis. Ia langsung mengambil peralatan make upnya di dalam tas yang ia pakai. Ia mengoleskan bedak ke wajahnya, lalu ia juga memberi make up tipis ke wajahnya agar tidak kelihatan habis menangis.

"Kalau begini, Kak Kayla dan yang lain tidak akan tahu kalau aku habis menangis!" gumamnya lalu memasukkan alat make upnya ke dalam tas kembali lalu segera keluar.

Ketika ia sudah dekat dengan David, David terus memperhatikan wajahnya dengan seksama. Kayra yang dipandangi jadi merasa aneh. Apa ada yang salah dengan make upnya.

Selamat Jalan

"Maaf Mas, apa make up aku berantakan. Maklum lampu di toiletnya redup!" ucap Kayra malu.

"Buat apa kamu pakai make up segala, apa kamu ingin merayuku dengan tampil seperti ini? Percuma itu tidak akan pernah mempan, yang ada aku tambah jijik melihatmu!" tegas David dengan wajah mengejek.

Kayra hanya diam saja sudah dihina lagi sama suaminya. Ia tidak membela dirinya lagi walaupun yang dituduhkan suaminya semuanya salah besar. Hal itu ia lakukan karena sudah mulai memahami watak dan karakter suaminya.

Rasanya ia ingin menangis lagi tapi segera ditahan karena tidak ingin keluarganya sampai tahu kalau ia habis menangis. David yang sudah membayangkan martabaknya langsung naik ke atas motornya.

Ia mulai kesal lagi karena Kayra malah diam dan bengong bukannya langsung ikut naik. David langsung menekan klakson motornya berulang kali. Dan itu berhasil membuyarkan lamunan Kayra dan jadi perhatian banyak orang.

"Kamu mau saya tinggal di sini sendirian, apa kamu mau jalan kaki menuju rumah sakit!" ucap David kesal. Ia langsung menggas motornya hingga berjalan sedikit.

"Jangan Mas ... maaf!" hanya itu yang keluar dari mulut Kayra. Ia bergegas naik ke atas motor suaminya.

"Nih!" David langsung memberikan bungkusan berisi martabak ke Kayra dan ia langsung mengambilnya tanpa protes.

"Kemarikan helm itu!" perintah David.

"Tapi Mas!" ucap Kayra.

"Buruan!" bentak David.

Kayra langsung memberikan helm tersebut kepada suaminya. David langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Ya Allah Pak, kasihan ya sama istrinya. Padahalkan istrinya cantik sekali tapi kenapa suaminya begitu galak!" ucap istri penjual martabak.

"Sudah Bu. Biarkan saja itu urusan mereka kenapa Ibu malah jadi ikut-ikutan!" nasehati suaminya.

"Bukan begitu Pak, Ibu hanya kasihan saja!" balas istri penjualnya kecewa.

Orang-orang yang berada di sana pun ikut serta membahas David yang begitu galak sama istrinya.

Di perjalanan David hanya diam dan terus menambah kecepatan laju motornya biar cepat sampai. Kayra di belakangnya hanya bisa beristigfar saja, semoga Allah melindunginya selalu sampai tujuan.

Kini mereka sudah sampai di rumah sakit, David langsung turun dari motornya tanpa menunggu istrinya lagi. Ia langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit.

Dengan langkah sempoyongan Kayra melangkahkan kakinya mengikuti sang suami.

Ketika sudah hampir sampai di ruangan mertuanya, David menghentikan langkahnya. Ia melihat ke arah Kayra dengan tatapan mata yang begitu tajam. Kayra yang mendapatkan kode itu langsung berjalan cepat mendekat suaminya. David mengetuk pintu ruangan mertuanya dan Keyla bergegas membukanya.

"Rupanya kalian berdua, ayo masuk!" perintah Keyla.

David langsung menampilkan senyum tampannya di depan keluarga Kayra. Ia mulai merubah sikap kasar dan angkuhnya menjadi sikap baik, sopan dan lembut. Ia langsung duduk di sofa.

"Kak ini oleh-olehnya!" ucap Kayra sambil meletakkan martabak itu ke meja.

"Wah, terima kasih ya? Ayah mau martabak tidak?" tawari Keyla pada ayahnya.

"Tidak. Ayah masih kenyang, kalian saja yang makan!" balas Pak Lukman.

"Baiklah. Oya, Mas mau aku suapin tidak?" tawari Keyla pada suaminya.

"Kamu serius Kay?" tanya Damar tidak percaya.

"Serius dong, ayo buka mulutnya ... akkk! ucap Kayla sambil menyodorkan sepotong martabak manis ke mulut suaminya dengan mesra.

"Terima kasih ya, i love you!" balas Damar sambil mengunyah martabaknya.

"I love you too!" ucap Keyla tersenyum bahagia.

"Ra, kamu kok diam saja? Buruan David juga disuapin biar tambah mesra hubungan kalian!" perintah Kayla tersenyum genit.

Kayra yang tadinya bengong melihat pemandangan romantis di depannya langsung kaget mendengar perintah kakaknya itu. Ia langsung melihat ke arah suaminya takut. David hanya biasa saja terlihat tidak marah mendengar permintaan kakaknya.

Kayra langsung mengambil sepotong martabak berniat untuk menyuapi suaminya. Dengan rasa takut dan tangan begitu gemetar, ia menyuapkan potongan martabak itu ke mulut suaminya.

"Aaakkk!" ucap Kayra.

"Terima kasih, Sayang," balas David langsung membuka mulutnya.

"Sama-sama," balas Kayra sedikit terkejut melihat David semesra itu terhadapnya.

"Nah gitu dong, kan romantis ya, Mas!" ucap Keyla bergelayut manja di lengan suaminya.

"Benar sekali sayangku!" balas Damar kemudian mencium kening istrinya mesra.

Sungguh pemandangan yang menyesakkan hati untuk Kayra. Jujur ia begitu iri melihat kemesraan kakaknya dengan suaminya. Ia tidak mungkin mendapatkan ciuman kening itu dari suaminya.

Dekat dengannya saja suaminya jijik. Disela-sela lamunannya David langsung mencium pipi Kayra. Mata Kayra langsung melotot karena begitu kaget dengan perilaku suaminya yang aneh itu.

"Kamu kenapa Sayang kok malah melamun sih?" pura-pura David. Ia tidak mau kalau keluarga istrinya sampai tahu kalau hubungannya dengan Kayra tidak baik. Ia tidak mau mencari masalah dengan orang tuanya lagi.

Kaya yang ditanya hanya diam saja. Bibirnya melengkungkan seperti bulan sabit.

"Ayah senang sekali melihat kalian semua bisa dengan mudah akrab dan mesra sama pasangan masing-masing. Semoga pernikahan kalian bahagia sampai menua," ucap Ayah tersenyum bahagia.

"Aamiin," balas anak dan mantunya bersamaan.

Tiba-tiba senyuman Pak Lukman berubah jadi rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak itu.

Mereka yang melihat langsung berteriak ketakutan.

"Ayah!" teriak semuanya lalu berlari mendekati sang Ayah yang sekarat itu.

Damar langsung keluar mencari bantuan, sementara David pura-pura khawatir dengan keadaan mertuanya. Padahal di dalam hatinya ia menyumpahi mertuanya agar cepat meninggal. Agar ia bisa terbebas dari perjodohan ini yang begitu memuakkan baginya.

Dokter dan para suster berlari mendekati Pak Lukman. Tidak lama tubuh beliau melemah dan matanya mulai tertutup. Sebelum matanya benar-benar tertutup beliau mengucapkan dua kalimat syahadatnya. Tangis kedua anaknya langsung pecah mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya.

"Innalilahi wa innalilahi roziun!" ucap Dokter.

"Ayah!" teriak Kayla dan Kayra sambil memeluk ayahnya erat dan menangis sejadi-jadinya.

Mereka sangat terpukul dan kehilangan ayahnya. Kini mereka hanya berdua saja, tidak memiliki sanak keluarga lagi yang dekat. Untungnya mereka sudah mempunyai suami yang menemani kehidupan mereka selanjutnya.

"Sudah. Ini semua sudah takdir beliau. Kalian jangan menangis lagi. Lebih baik kita mendoakan beliau agar tenang di alam sana. Semoga semua amal ibadah beliau diterima disisi Tuhan," ucap Damar sambil berusaha melepas pelukan istrinya dari mertuanya.

"Mas!" ucap Kayla masih menangis langsung memeluk suaminya.

Berbeda dengan David, ia hanya diam saja bahkan sesekali tersenyum di saat yang lain tidak ada yang memperhatikannya. Kayra masih saja memeluk ayahnya sambil menangis.

"Maaf Embak, silahkan dilepas pelukannya. Kami ingin segera membersihkan jenazah sekalian mengkafaninya. Sebelum almarhum dibawa pulang ke rumah!" perintah susternya.

David langsung berusaha melepaskan pelukan Kayra dari ayahnya. Ia tidak mau berlama-lama dengan semua sandiwara ini. Jika sang mertua sudah dikuburkan jenazahnya, ia bisa bebas berbuat apa terhadap istrinya.

"Sudah. Ayo lepaskan pelukanmu, biar Ayah segera dibersihkan dan dimandikan oleh para suster," beritahu David.

Kayra melepaskan pelukannya dari ayahnya langsung berpindah memeluk suaminya.

Jujur David seperti ingin melemparkan tubuh istrinya jauh-jauh dari tubuhnya. Namun itu iya tahan, karena di sini masih ada Kayla. Ia tidak membalas sedikitpun pelukan istrinya.

"Sudah ya. Aku harus menelepon orang tuaku, ingin memberi kabar tentang Ayah," ucap David sambil melepas pelukan Kayra.

Kini mereka semua sedang berada di pemakaman ayahnya. Meskipun ini sudah malam, tapi acara pemakaman jenazah Pak Lukman masih ramai yang menghadiri. Mengingat Pak Lukman adalah orang yang baik dan sangat dermawan.

Satu jam sudah mereka menyaksikan prosesi pemakamannya. Kini tubuh Pak Lukman sudah terselimuti tanah dan dihiasi bunga-bunga. Kayla dan Kayra masih saja menangis, karena sudah sangat malam dua besan itu mengajak mantunya untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Di rumah keluarga Damar Keyla disambut baik-baik oleh Damar dan keluarganya. Berbeda dengan Kayra, hanya kedua orang tua David saja yang menyambutnya dengan baik tidak dengan David.

"Ini sudah malam, ayo bersihkan tubuh kalian berdua. Setelah itu kalian baru istirahat!" perintah Bu Farah.

"Iya Bu!" balas Kayra.

"Buruan David, kamu ajak istrimu ke kamar pakaiannya sudah Ibu siapkan untuk kalian berdua!" perintah Bu Farah.

"Baik Bu, kami pamit ke dalam ya!" ucap David tersenyum lalu menggandeng tangan istrinya.

Bu Farah merasa sangat bahagia, akhirnya anaknya mau juga menerima Kayra menjadi istrinya. Bu Farah langsung masuk ke dalam kamarnya untuk bersih-bersih dan beristirahat karena sangat lelah.

Ketika David dan Kayra sudah masuk di dalam kamar. David langsung menghempaskan tubuh istrinya dengan kuat. Tubuh Kayra langsung tersungkur ke lantai, ia sengaja tidak bersuara sedikit pun walaupun tubuhnya begitu sakit. Ia tidak mau membuat keributan di rumah mertuanya.

"Buruan sana bersihkan tubuhmu, bawalah pakaianmu sekalian. Aku tidak tertarik melihat tubuh hinamu itu!" ucap David dengan nada rendah takut terdengar kedua orang tuanya.

Kayra langsung bangun dan mengambil pakaian yang sudah disiapkan mertuanya itu. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkannya tubuhnya yang terasa lengket. Setelah seleasai ia langsung memakai pakaian.

Ia bergegas keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Ia mengelap rambutnya yang basah dihadapan suaminya. David tidak berkedip mata sedikitpun melihat istrinya sedang sibuk mengeringkan rambut. Pikiran kotor mulai merasuki otak David.

Apakah malam ini David akan mengambil haknya dari Kayra istrinya. Kalau penasaran boleh lanjut baca ceritanya lagi ya, di bab selanjutnya!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!