NovelToon NovelToon

Pendekar Serigala Emas Sakti Season 2.

Perjalanan Menuju Ke Pulau Lidah Naga.

He Shu Huan dan Alina mengarungi sungai merah yang terletak di sebuah tempat tersembunyi di dalam rumah masa kecil Bi Guan yang tertutup oleh dinding batu pegunungan yang bernama pegunungan naga merah. Mereka berdua memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar sekali terhadap kawasan yang belum pernah di lihat sebelumnya oleh He Shu Huan dan para sahabatnya.

" Meskipun aku di besarkan di pulau ini, aku belum pernah mengetahui adanya daerah asing di pulau ku ini ."Kata He Shu Huan memandang istrinya yang duduk di hadapannya.

" Pulau buangan penuh misteri yang harus kita selidiki untuk mengetahui apakah yang tersembunyi di dalam pulau kecil mu ini,Huan Gege. "Kata Alina halus dan lembut sekali kepada He Shu Huan.

" Iya, sayang ku. Aku mau melihat lebih baik lagi untuk mengenal dan memahami tentang hal yang ada di pulau yang membesarkan diriku dari aku masih bayi kecil sampai aku berusia 14 tahun. "Kata He Shu Huan merangkul Alina dengan lembut dan menciumnya mesra sekali.

Gruduk,gruduk!!

" Ada apa ini? ! " Pekik Alina memeluk He Shu Huan dengan cepat.

Perahu yang mereka tumpangi tiba-tiba terhenti di tengah sungai merah dan He Shu Huan mengamati air sungai merah dengan tatapan mata tajam nya.

"Ular raksasa merah yang berada di bawah perahu kita. "Kata He Shu Huan cepat memeluk Alina untuk melindungi istrinya dari pergerakan ular raksasa merah di bawah air Sungai.

Ssshhhh...!!Wurr!!

Ular raksasa merah bergerak di bawah sungai merah dan meliukkan tubuhnya ke arah perahu yang di tumpangi oleh He Shu Huan dan Alina.

Wushhh! !

Drruk ,duk,duk !!

Bruakkk !!

He Shu Huan cepat menggendong Alina dan membawanya melayang dengan berkelebatan cepat menapak air sungai merah dengan ilmu ginkang naga terbang yang sangat hebat sekali.

Wushhh !!

Brrrrrrrrrrrrr !!

He Shu Huan dan Alina tiba di sebuah dataran tinggi yang merupakan sebuah pulau kecil yang bentuknya seperti cangkang kura -kura.

" Di manakah kita berdiri saat ini, Huan Gege ?" Tanya Alina merapatkan dirinya di pelukan He Shu Huan.

He Shu Huan tidak sempat menjawab istrinya karena ia fokus untuk menghadapi serangan maut dari ular raksasa merah yang keluar dari sungai merah secara cepat sehingga terlihatlah bentuk ular ini yang sangat besar sekali sampai mulut ular raksasa itu terbuka lebar sekali.

" Kyaaaa. .Ular. .!!" Teriak Alina ketakutan melihat ular raksasa di hadapannya dan He Shu Huan.

He Shu Huan mengeluarkan seruling nya dan memainkan musik yang membuat ulat itu mengantuk dan tidur kembali ke dalam sungai merah.

"Sayang, kita sudah aman karena ular itu sudah tidur kembali di sungai merah. " Kata He Shu Huan membelai lembut rambut panjang Alina untuk menenangkan hati dan pikiran istrinya.

" Huan Gege, kita terdampar di atas pulau cangkang kura -kura. "Kata Alina yang merasa kedua sepatunya menginjak gundukan yang sangat tinggi sekali.

" Kita harus segera pindah ke arah pulau seberang untuk keamanan kita. "Kata He Shu Huan cepat meraih jemari Alina, lalu ia mengajak istrinya ber lompatan ke arah pulau kecil lainnya.

Hap!!

Tep !!

Mereka berdua tiba di pulau yang penuh bunga warna ungu garis hitam. Mereka melihat papan nama yang tertulis di pintu masuk ke dalam pulau tersebut.

" Pulau bunga kematian. " Kata He Shu Huan.

" Huan Gege, pulau ini sangat seram sekali. "Kata Alina merinding melihat alam di sekitar lokasi tersebut.

" Ini adalah bagian kecil dari keseluruhan isi pulau abadi kita sayang. " Jawab He Shu Huan menggandeng tangan Alina menyelusuri pulau yang juga ada di dalam peta kertas emas yang sudah di pelajari dengan cermat oleh He Shu Huan dan Alina.

He Shu Huan dan Alina berhenti berjalan di hutan bunga kematian yang penuh dengan racun yang ganas sekali sehingga Alina merasakan sakit dan sesak napas.

" Sayang. " Kata He Shu Huan cepat mengerahkan ilmu sinkang penangkal racun untuk mencegah racun masuk ke dalam sel darah Alina.

He Shu Huan mendudukkan Alina di atas pangkuannya dan ia menggunakan telapak tangan yang ia letakkan di atas dada Alina dengan ilmu sinkang yang sangat tinggi sekali .

" Bertahanlah sayang ,ada Huan Gege di sini yang akan selalu melindungi dirimu. " Kata He Shu Huan konsentrasi untuk menyelamatkan istrinya.

Semilir angin berdesir ke arah mereka berdua di sertai oleh suara senjata tajam yang berupa samurai panjang membuat gerakan menebas ke arah mereka.

Wushhh !!

Cranggg !!

Dessssssss !!

He Shu Huan menggerakkan telapak tangannya ke arah samping kanan dan ia menangkis samurai panjang dari pihak musuh yang datang untuk membunuh mereka berdua dengan ilmu sinkang naga api dan berhasil melumpuhkan musuh yang tergeletak tewas hangus.

Dua jam kemudian He Shu Huan berhasil menyembuhkan Alina yang tersenyum ceria kembali usai di selamatkan nyawanya oleh He Shu Huan.

" Huan Gege, terimakasih atas pertolongan mu kepada ku. "Kata Alina lembut.

" Aku suami mu ,sayang. Aku wajib untuk melindungi mu selalu. "Jawab He Shu Huan mengajaknya keluar dari pulau bunga kematian.

" Pulau Lidah Naga itu berada di dekat sungai merah bukan di seberang dan di tengah sungai merah, Huan Gege. "Kata Alina mengingat kembali peta kertas emas.

" Eh ya kita salah jalan makanya kita tersesat di pulau bunga kematian. "Kata He Shu Huan tersenyum malu karena ia telah membuat dirinya dan istrinya tersesat di tengah pulau sungai merah.

" Tak apa-apa, kita masih bisa kembali ke awal kita datang ke sungai merah." Kata Alina cepat untuk He Shu Huan tidak malu lagi.

He Shu Huan nyengir lalu mengajak Alina kembali ke awal mereka datang ke arah sungai merah dengan cara berkelebatan cepat sekali bagai angin di atas air sungai merah.

Wushhh !!!

Brrrrrrrrrrrrr !!

Mereka berdua tinggal di belakang dinding rumah masa kecil Bi Guan ,lalu mereka berdua berdiri di tepi sungai merah untuk mencari pulau lidah naga yang sesuai dengan peta nya.He Shu Huan membuka kembali peta kertas emas untuk di pelajari kembali olehnya dan Alina.

" Di dalam peta ini,ada pohon cemara yang ada bunga warna merah ber kuncup tapi kenapa di daerah ini tidak terlihat oleh kita ?!" Kata He Shu Huan mengelus lembut pipi Alina.

Alina berjalan -jalan di sekitar lokasi mereka berdua berada saat ini dan gadis ini menemukan pohon cemara yang sama seperti di gambar peta di tangan He Shu Huan.

" Huan Gege, lihat aku menemukan pohon cemara bunga warna merah berkuncup yang sama seperti di gambar peta kertas emas. "Seru Alina bersemangat sekali.

He Shu Huan segera menghampiri istrinya di sisi kiri dirinya. Ia juga bisa melihat pohon tersebut.

" Ayo kita telusuri daerah ini. " Kata He Shu Huan cepat menggandeng tangan Alina dan mengajaknya menyelusuri hutan belantara bagian timur dari bantaran sungai merah.

Mereka berdua semakin lama semakin masuk ke dalam hutan yang semakin sukar untuk di datangi oleh mereka berdua.

" Hmm,aku gendong saja dirimu untuk mempermudah pencarian kita terhadap pulau pusaka Kekaisaran Ming kita." Kata He Shu Huan menggendong Alina yang awalnya protes tetapi karena He Shu Huan memaksa untuk Alina nyaman di dalam perjalanan mereka berdua menyelusuri hutan belantara yang tidak ada namanya.

Bersambung

Hutan Tanpa Nama.

He Shu Huan dan Alina menyelusuri hutan yang berada di bantaran sungai merah untuk satu misi yang ingin mereka capai bersama-sama,yakni mereka ingin menemukan pulau pusaka yang menyimpan harta karun para leluhur Kekaisaran Ming yang di sembunyikan oleh seorang sakti mantan Kasim Kakek kandung He Shu Huan yang di perintahkan oleh Mendiang Kaisar Ming Yuen untuk menyelamatkan pusaka Kekaisaran Ming di saat Kekaisaran Ming menghadapi perang dalam melawan Kekaisaran Gi.

"Huan Gege..Pencahayaan yang kita perlukan untuk melihat langkah kita mencari pulau lidah naga."Kata Alina di atas gendongan He Shu Huan.

"Aku akan membuatkan cahaya penerang dari kunang -kunang untuk mu."Kata He Shu Huan yang menurunkan Alina di bawah pohon.

He Shu Huan menangkap banyak kunang -kunang di taruh dalam botol transparan sehingga cahaya kunang -kunang menjadi penerang bagi mereka di hutan yang gelap sekali selain hari sudah tengah malam juga hutannya merupakan hutan yang amat lebat.

"Aku merasa tenggorokan ku kering dan haus..Aku ingin minum."Kata Alina yang berjalan di samping He Shu Huan.

"Tunggu sebentar lagi karena kita akan sampai di sungai yang airnya aman untuk di minum oleh kita terutama untuk mu ,sayang."Kata He Shu Huan.Ia memberikan Alina makan buah pir untuk Alina tak merasa dahaga lagi.

Mereka berdua terus melangkah sesuai petunjuk peta untuk mendapatkan pusaka Kekaisaran Ming dan akhirnya mereka dapat melihat setitik terang untuk misi mereka tercapai.

"Eh ada tulisan pulau bunga seroja di batang pohon ini."Kata Alina menyentuh ukiran tulisan di pohon cemara bunga putih.

"Bunga seroja adalah kecantikan kaki wanita di era dinasti Tang."Kata He Shu Huan menunjuk ke arah sepatu bunga seroja.

"Cantik apanya ?Sepatu seroja justru membuat penderitaan bagi kedua kaki wanita menjadi jelek dan tak lazim."Kata Alina yang menekan sepatu bunga seroja.

Krekk!!

"Terbuka.."

"Iya ,ayo kita masuk ke dalam goa di balik pohon cemara bunga putih."Kata He Shu Huan mengajak istrinya masuk bersamanya ke goa rahasia.

Mereka menemukan sejumlah harta karun yang sangat melimpah ruah di dalam goa tersebut

"Emas,berlian ,permata,giok dan sejumlah keramik kelas mahal tersimpan di goa ini."Kata Alina yang mengambil kalung berlian yang sangat indah.

"Kotak musik dari Kerajaan Yunani juga ada,lihat ini untukmu."Kata He Shu Huan mengambilkan kotak musik dari tumpukan harta karun di depan kedua mata mereka.

"Pedang bermata berlian yang sangat indah sekali wah..Aku suka sekali gaun cantik ini."Kata Alina mengambil gaun ala gadis persia yang perutnya terlihat dan seksi.

"Oh ,tidak..Kau tak boleh pakai gaun itu terlalu terbuka."Kata He Shu Huan merampas gaun itu dan melemparkan gaun ke tumpukan harta karun lain.

"Huan Gege ,kau kuno sekali..Gaun itu bisa aku pakai di hadapanmu saja..Boleh,ya?" Pinta Alina mengambil kembali gaun itu di tumpukan harta karun.

Alina tak sengaja menekan tumpukan harta karun dan ia merasakan adanya benda yang paling baik dan berharga dari segala harta karun tersebut dan ia menarik He Shu Huan untuk melihat benda di dalam tumpukan harta karun.

"Huan Gege ,di sini..Di dalam sini ada benda yang memiliki cahaya luar biasa indah sekali..Ayolah ambillah.."Kata Alina begitu antusias sekali.

He Shu Huan membongkar -bongkar harta karun untuk mendapatkan benda yang terdalam sekali dan akhirnya menemukan kitab -kitab sejarah dari berbagai dinasti sampai dinasti lainnya.

"Ilmu 73 pedang Kaisar Dewa Perang yang amat terkenal di dinasti Han."Kata He Shu Huan yang jauh lebih menyukai pusaka tersebut daripada pusaka lainnya.

"Huan Gege..Aku menemukan payung sakti milik Ratu Bidadari Ungu dari Dinasti Qin."Kata Alina di bagian lain di tumpukan harta karun.

"Berikan kedua pusaka yang kalian pegang kepada ku atau kalian berdua dapatkan hukuman mati dari ku..!" Perintah seorang kakek kurus yang menggunakan gelang panjang menyerang ke arah Alina lebih dulu daripada He Shu Huan.

Wutt!!

Crang!!

Alina menangkis serangan gelang panjang kakek kurus dengan pedang berlian di tangan mungil Alina yang mengerahkan ilmu pedang naga biru.

He Shu Huan menggunakan ilmu sinkang naga perak dengan telunjuk kanannya menebas leher kakek kurus yang kaget sekali karena hanya dalam satu jurus saja telah membunuh kakek kurus itu.

Wushh,crakk!!!

"Huh siapa suruh mengancam kita berdua dan menyerang mu ,sayang.Maka, dialah yang harus mati di tangan ku."Kata He Shu Huan yang sudah sibuk lagi dengan mengumpulkan semua harta karun di goa bunga seroja.

"Bagaimana caranya kita memindahkan pusaka ke Istana Kekaisaran Ming?"Tanya Alina melihat He Shu Huan menumpuk harta karun per peti di pintu goa bunga seroja.

"Ada kapal milik musuh kita yang sudah musnah oleh kita beberapa hari yang lalu ,sayang."Jawab He Shu Huan yang memindahkan per peti dari goa bunga seroja ke kapal laut milik musuh mereka di tepi pantai pulau abadi.

Alina membantu menata peti harta karun di kapal laut itu dengan semangat sekali.Namun Alina tak menyadari adanya sepasang mata warna merah di sudut kapal laut itu.

"Tunggu ,aku ambil 5 peti pusaka lagi ,lalu kita bisa segera berangkat kembali ke daratan besar dengan kapal laut Huan Na kedua kita."Kata He Shu Huan yang menaruh peti nomor 15 di kapal laut.

"Iya ,aku tunggu di kapal laut sambil masak untuk makan siang kita."Jawab Alina tersenyum manis di balik tungku api sibuk memotong sayur di atas papan alat memotong sayur.

"Tunggu aku ,ya sayang.Aku tak lama kok."Kata He Shu Huan mengecup bibir manis Alina sebelum berkelebat cepat pergi kembali ke gubuk kecil milik Bi Guan.

Brrr!!

Alina tersenyum melihat tingkah suaminya yang amat menyayanginya.Ia memotong daging ikan pari dengan pedang di atas meja.Ia fokus pada pekerjaaan sebagai istri yang baik.

Namun desiran angin kencang meluncur cepat ke arah Alina yang segera berbalikan badan dan ia menjerit saat adanya percikan api menyerangnya dan..

Byur!!

Brakk!!

Alina terjatuh ke air laur dengan kapal laut terbalik oleh terjangan seorang nenek sakti yang duduk di batu karang di tepi pantai pulau Abadi. Nenek ini adalah Iblis Tua Racun Api.

"Bocah perempuan laknat yang patut mendapat pembalasan atas perbuatan suaminya terhadap murid ku Ru Qu."Kata Nenek kejam itu tersenyum bahagia melihat Alina telah di serangnya hingga terjatuh ke dasar laut pulau Abadi.

Tetapi senyuman bahagia di wajah nenek itu hilang karena semburan air laut telah menerjang dirinya hingga menghantam hancur seluruh wajah dan tubuh nenek itu hingga berkeping-keping.

Wushh!!!

Brushh!!

Blang!!

Brrr!!

He Shu Huan sudah muncul kembali bersama Alina di tepi pantai pulau Abadi dengan peti -peti harta karun mereka yang di letakkan di samping mereka berdua.

Rupanya He Shu Huan sudah mengetahui adanya musuh bersembunyi di kapal itu dan mengincar nyawa istrinya saat ia pergi ke gubuk kecil milik Bi Guan.

Ia segera kembali tepat waktu saat Alina di serang nenek sadis dengan percikan api di tungku api di belakang Alina dan menenggelamkan kapal laut dengan posisi terbalik.

Lalu He Shu Huan segera menolong Alina yang terjatuh ke dasar laut pulau Abadi dan ia langsung membalas perbuatan nenek keji itu dengan ilmu badai tsunami yang dashyat sehingga dirinya dapat membunuh musuhnya dengan cepat.

"Huan Gege sekarang kita harus bagaimana?Kapal laut tak ada lagi sekarang..?"Tanya Alina.

"Ada orang kita datang untuk membantu kita dan mereka akan mengantarkan kita pulang ke rumah kita."Jawab He Shu Huan tenang.

Ucapan He Shu Huan di sambut oleh suara ramai Khun Pham di kapal laut Huan Na sesungguhnya di ujung utara dari pantai laut pulau Abadi sedang melambaikan tangannya kepada mereka berdua.

"Yang Mulia..!!"

"Ayo cepat -cepat kita mengangkut peti -peti kotak di samping Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri."

Kata Ling Hu Chong kepada para pasukan Ming.

Bersambung..

Kembali Ke Daratan Besar.

Sesudah He Shu Huan dan Alina berada di kapal laut Huan.Mereka berdua menghabiskan waktu mereka di dalam kamar untuk misi He Shu Huan lainnya terhadap Alina.

"Aku tetap menginginkan anak perempuan untuk kehamilan mu yang ketiga saat ini."Kata He Shu Huan memijat pundak Alina dengan lembut usai istrinya mengeluh pusing ,mual dan muntah di pagi hari ke 20 mereka berada di kapal laut Huan Na.

"Kalau gagal lagi bagaimana?"Tanya Alina minum air jeruk nipis segar.

"Iya terus saja sampai kau dapat menghasilkan anak perempuan untuk ku."Jawab He Shu Huan di tepi tempat tidur melayani keperluan Alina.

"Ah suka -suka kamu lah tapi kau bantu aku rawat anak -anak yang kau hasilkan dariku."Kata Alina di periksa oleh tabib untuk kondisi kesehatannya di hari ini.

"Kondisi janin anda masih sangat muda karena anda mengandung kembali di usia Pangeran muda ke 4 baru usia 6 bulan dan kini anda hamil lagi usia 2 karena itu anda harus banyak makan dan minum sehat."Kata Tabib.

"Iya,tabib terimakasih banyak atas saran mu."

Jawab Alina menunjuk ke arah He Shu Huan yang mengangguk patuh untuk membantu merawat kesehatan Alina.

"Iya,ya ya aku juga merasa khawatit dan kasihan kepada mu yang harus menjalani kehidupan mu sebagai istri ku."Kata He Shu Huan mengelus -elus perut Alina yang masih rata tapi denyut janin telah terdengar oleh pendengaran tajam He Shu Huan.

"Aku masih ada asi untuk Shu Hai karena itu kau tak perlu khawatir meskipun aku hamil di masa aku masih memberikan asi untuk putramu ke 4."

Kata Alina usai mereka tiba di pintu gerbang Istana Kekaisaran Ming.

"Aku pun sangat menyukai Asi mu juga."Kata He Shu Huan yang mendapatkan jeweran di telinga kanan oleh Alina karena bicara di depan Han Ji Yun yang menyodorkan bayi Shu Hai kepada Alina untuk di beri Asi.

Alina cepat membawa bayinya ke kamarnya dan ia bisa memberi asi nya dengan nyaman untuk Ming Shu Hai.Ia juga membantu Ming Shu Long dan Ming Shu Huo serta Ming Shu Tian usia 3 tahun itu makan.

"Ayo..Ayo kalian makan siang yang benar sama ibu."Kata Alina terampil sekali dalam mengasuh 4 orang anak sekaligus meskipun ada banyak sekali pengasuh dan dayang istana membantunya tapi ia tetap memprioritaskan tugas utamanya adalah ia wajib mengasuh anak nya dan melayani suami di rumah.

"Sayang ,aku pergi kerja dulu ya..!"Kata He Shu Huan sudah rapi kembali lalu mencium bibir Alina.

"Iya selamat bekerja dan sukses untukmu."Jawab Alina tersenyum manis sekali melihat He Shu Huan mengecup pipi ke 4 putra mereka dengan kasih sayang yang adil.

"Anak -anak jangan nakal di rumah dan kalian harus patuh pada ibu kalian."Kata He Shu Huan di pintu kamar tidur Alina.

"Iya ,ayah ."Jawab ke tiga putra kembar besarnya.

"Iya,ayah ,Shu Hai juga patuh kepada pesan ayah."

Jawab Alina menggendong Shu Hai usai putra ke 4 nya berganti pakaian dan bersiap untuk makan bubur bayi di bantu pengasuh.

"Selain Shu Hai juga adiknya Shu Hai harus di sebut juga dong Ibu."Kata He Shu Huan tersenyum di pintu gerbang Istana Kasih Abadi kepada Alina yang mengantarnya di pintu.

"Iya ,ayah adiknya Shu Long,Shu Huo ,Shu Tian dan Shu Hai patuh kepada pesan ayah untuk patuh kepada ibu."Jawab Alina tertawa kecil.

"Soso ." Panggil Ming Ming dan Mi Xuan Ji datang ke rumah dengan membawa Bi Zhen,Bi Jing Yi,Bi Zhin ,Bi Jing Lan dan bayi Bi Zhao serta Bi Jing Li.

"Enam orang anak sudah di miliki oleh Bi Guan sahabatku."Kata He Shu Huan melihat anak -anak kecil yang masuk ke rumahnya bersama Ming Ming dan Mi Xuan Ji.

"Iya Huan Gege..Suami kami sangat menyukai anak supaya rumah kami ramai katanya."Kata Mi Xuan Ji menggendong bayi laki -laki Bi Zhao.

"Yo Hu juga menambah anak untuk tahun ini Ming Li Jie jie hamil kedua."Kata Ming Ming memangku bayi perempuan Bi Jing Li usia 5 bulan.

"Bagaimana dengan kakak Ming Bing dan Khun Pham?" Tanya He Shu Huan mengecup kedua pipi para keponakannya.

"Kak Bing Bing belum menambah anak untuk Cihu Khun Pham."Jawab Ming Ming mengajari anak -anak menulis di buku tulis yang tergeletak di atas meja tulis di ruang keluarga rumah kakaknya.

"Oh,semoga kakak Bing bisa mempunyai anak lagi untuk membahagiakan Khun Pham yang ingin sekali mempunyai anak laki -laki sebagai penerus marga Khun."Kata Mi Xuan Ji menyiram pohon bonsai di rak buku di ruang keluarga Istana Kasih Abadi.

He Shu Huan meninggalkan istri dan anak -anak bersama dengan Ming Ming dan Mi Xuan Ji serta para keponakannya di rumah karena ia harus kerja di Balairung Utama Kekaisaran Ming.

Bi Guan dan para pejabat tinggi Kekaisaran Ming sudah menanti kedatangan He Shu Huan untuk memberikann laporan hasil kerja mereka kepada He Shu Huan sebagai Kaisar Ming Huan mereka.

"Yang Mulia ,kami mendapatkan laporan dari Kota Wu An yang meminta bantuan pangan dan obat -obatan untuk mengatasi masalah penyakit lepra yang mewabah di kota Wu An."Lapor menteri nya.

"Berikan bantuan pangan,obat dan juga kirimkan tabib terbaik dari lulusan sekolah tabib di Istana ke kota Wu An."Perintah He Shu Huan.

"Yang Mulia,kita memerlukan pangkalan militer di kota Tu An."Lapor menteri lainnya.

"Buatlah segera pangkalan militer di seluruh kotq dan desa di seluruh Kekaisaran Ming untuk jaga keamanan dan keselamatan negeri Ming kita."

Perintah He Shu Huan.

Di sebuah tempat yang sangat asri dan damai terlihatlah seorang pemuda yang sangat tampan melangkahkan kedua kaki bersepatu indah ke arah Ibukota Kekaisaran Ming.

Pemuda ini berpenampilan sebagai calon sarjana yang ingin melamar pekerjaan sebagai Kasim di Istana Kekaisaran Ming.Nama pemuda ini adalah Liu Ze Bun yang berasal dari kota Liu An.

"Bun Koko ,apakah kamu yakin kamu mau kerja sebagai Kasim di Istana Kekaisaran Ming?"Tanya gadis cantik jelita berpenampilan pendekar silat .

"Iya."Jawab Liu Ze Bun menatap bangunan Istana Kekaisaran Ming dengan tatapan mata bersinar.

"Kalau begitu bantulah aku untuk bekerja sebagai pelayan dari Permaisuri Alina di Istana Kekaisaran Ming begitu kamu lulus di terima bekerja sebagai kasim di Istana Kekaisaran Ming."Pinta gadis itu.

"Tentu saja,Gou Jiu ,aku pasti akan membantu mu masuk ke Istana sebagai pelayan Permaisuri Alina sesuai impianmu."Kata Liu Ze Bun melangkah ke Istana Kekaisaran Ming dan berbaris di bagian para pelamar Kasim di pintu khusus calon kasim.

Gou Jiu mengamati Liu Ze Bun mengikuti proses pendaftaran sebagai calon kasim di pintu masuk ke Istana Kekaisaran Ming namun ia tak sengaja melihat seorang pemuda sangat tampan sekali keluar dari Istana Kekaisaran Ming di pintu lain.

"He Shu Huan."Kata Gou Jiu mengenali sosok pria yang di apit oleh pria tampan dan para pengawal yang sangat gagah perkasa lain tengah berjalan ke arah utara untuk meninjau pembangunan kuil surga dan juga alun -alun kota Ibukota Kekaisaran Ming.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!