NovelToon NovelToon

Adakah Cinta Di hatimu

Bab 1

Diusianya yang baru menginjak 17 tahun, Saira Putri Atmaja sudah terbiasa hidup mandiri dan prihatin. Mengingat Saira tinggal bersama keluarga yang sederhana. Ia anak ke 2 dari 2 bersaudara.

Kedua orang tuanya sangat menyayangi Saira dan kakaknya,

Hari hari aku lalui mulai dari bermain dan sekolah dengan keterbatasan dikarenakan ayah ku mengalami kebangkrutan usahanya. Ayah bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, yang memaksa aku untuk hidup seadanya tidak banyak aneh aneh.

Dengan semangat aku yang kuat dan ingin meningkatkan perekonomian aku berusaha belajar dan belajar tanpa ikut bermain dengan teman teman yang lain.

Aku berbeda dengan yang lain tidak gampang bergaul dan cenderung lebih tertutup, sehingga aku sedikit memiliki teman tapi saat itu aku memiliki sahabat yang sangat dekat tetapi ketika lulus SMA kita mulai sibuk akan aktifitasnya masing masing, aku sibuk dengan kuliahku dan sahabatku juga sama.

Sebelumnya aku tidak pernah percaya akan namanya cinta walaupun aku sudah pernah berpacaran tapi aku tidak merasakan dalamnya cinta, apalagi aku pernah memberi harapan palsu kepada sahabat laki laki ku dulu sehingga aku memilih menjauh, karena tidak ada yang namanya murni sahabat antara pria dan wanita pasti salah satunya memiliki perasaan.

Sampai aku bertemu dengan seorang pria yaitu kakak kelasku di sekolah. Juan Pratama namanya. Pertama aku masih merasa biasa saja sama seperti hubungan aku sebelumnya yang tidak pernah sampai dalam, tapi dengan dia duniaku berubah. Walau aku tau aku memiliki perbedaan dari segi usia dan kehidupannya tetapi aku tetap menjalaninya.

Dia sangat dewasa. Aku kadang memiliki rasa minder tidak pantas melihat lingkungan dia dari keluarga dan teman temannya serasa jauh karena aku melihat aku yang dengan keluarga yang biasa saja.

sedikit demi sedikit aku mengenal kepribadian dia yang keras dan agak sedikit posesif yang membuatku tidak bisa bergerak dan sering ucapannya membuatku sakit hati.

Tapi di balik sikapnya yang keras dia memiliki hati yang baik perhatian, dan kepeduliannya terhadapku sangat terasa. Itu yang membuat merubah kehidupan percintaan ku berbeda dan aku mulai menyeimbangi ya.

Aku memulai hubunganku dengan Juan saat aku masih duduk di kelas XII, setelah dengannya aku merasa nyaman, karena aku merasa ada sosok laki laki dewasa yang menjaga dan menyayangiku di saat kosongnya hatiku. Sedangkan Juan sosok pria tampan, pendiam dan tegas serta mapan.

"Yang, sabtu ini kakak antar ya ke sekolah nanti pulangnya kakak jemput juga". ucap Juan.

"Baik, kak". Saira mengangguk. Aku senang mendengarnya karena waktu ku hanya sabtu minggu bisa bersamanya sedangkan hari biasa sibuk dengan aktifitas masing masing.

Sabtu pagi kak Juan menjemput ku ke rumah.

" Pagi bu, Saira ada?" ucap Juan. "Ada, silahkan masuk. Tunggu sebentar ya nak Juan, Saira sedang siap siap." Jawab Ibu. "Saira..Saira kak Juan sudah menunggu jangan lama lama". panggil Ibu. ' Iya, bu." Saira. Terdengar akrab karena kak Juan sudah dekat sekali dengan keluargaku terutama ibuku yang sudah menganggap kak Juan seperti anaknya sendiri. Jalan berdua naik motor seakan romantis.

"Yang, nanti pulang sekolah kamu ikut kakak ya", ucap Juan. " Mau kemana kita, kak" tanyanya penasaran. "Kamu ikut aja nanti juga tau" jawab Juan. "Iya, kak." Saira.

Di sekolah, "Saira, kamu kemana saja aku hubungi kamu tapi ga pernah dijawab atau dibalas". Dengan wajah Keyla kesal.

"Sorry, key aku banyak tugas yang belum aku selesaikan" jawab Saira dengan memelas. Padahal semalam Saira kedatangan Juan ke rumah mereka ngobrol sampai malam.

"Ish, sampai segitunya ga bisa angkat telepon dari aku" kesal Keyla. "Iya, sorry sorry.."Saira. "Oke, tapi nanti pulang sekolah kita main, yuk."

"Aduh sekali lagi aku minta maaf ya Key, aku tidak bisa kalau hari ini. Soalnya aku sudah ada janji sama kak Juan pulang sekolah." Saira. "Hmm..ya sudah lain kali harus bisa, janji ya" Keyla. "Oke," sambil berpelukan. "Happy fan ya Saira." Keyla.

Juan sebelum menjalin hubungan dengan Saira pernah memiliki mantan kekasih yang sangat dicintai oleh Juan. Hingga sekarangpun Juan masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya sepenuhnya. Juan berhubungan dengan Saira berharap bisa melupakan mantan kekasihnya itu yang tega meninggalkan Juan begitu saja, meninggalkan rasa sakit dan kekecewaan.

Sairapun sebenarnya tau akan posisinya yang hanya untuk pelampiasan rasa sakitnya dan ingin melupakannya. Dan Saira sadar bahwa dirinya tidak akan pernah bisa menggantikan posisi mantan kekasihnya dihati Juan.

Bel sekolah berbunyi pertanda berakhirnya jam pelajaran. Juan sudah menunggu di depan sekolah menunggu Saira keluar.

" Itu kak Juan", Keyla menunjuk ke arah Juan. "Cie, yang sudah dijemput sama pujaan hati, Keyla terus menggoda Saira.

"Sudah ah, aku pulang duluan ya, kamu tidak apa-apa aku tinggal duluan" . "Tenang saja ra, sebentar lagi juga kak Rendy juga datang jemput" jawab Keyla santai. "Ya sudah, bye Keyla" Saira sambil melambaikan tangan.

"Kak, sudah lama menunggu?" tanya Saira. "Tidak juga, baru sampai", sambil memberikan helm ke Saira." Ayo, naik"!

Saira langsung menaiki motor, sambil memeluk Juan dibelakang Saira tampak senyum-senyum sendiri.

"Kak, sebenarnya kita mau kemana sih?". tanyanya dengan penasaran. Yang ditanya pun hanya senyum dan mempererat tangan Saira dari depan sambil tangan sebelah memegang kemudi motor. "Ish, ditanya malah senyum saja."kesal Saira.

Akhirnya sampai di tempat yang dituju. Juan menggandeng tangan Saira dan duduk disebuah restoran.

"Kamu belum makan kan?." Tanya Juan. Saira hanya menggeleng kepala. "Mau makan apa?" tanya Juan. "Aku samakan saja menunya dengan kak Juan." Jawab Saira karena memang sudah merasa lapar. Juan langsung memesankan makanan. Sambil menunggu makanan datang, Saira memainkan hp nya. Tiba-tiba datang wanita cantik dengan laki-laki yang sepertinya pasangannya atau suaminya bahkan.

sejurus kemudian Juan melihat wanita tersebut, sontak membuat mata Juan memerah menahan amarah. Dan aku yang merasa bingung entah mengapa kak Juan tiba-tiba berubah sikapnya. Kemudian langsung menarik tanganku pergi dari restoran tersebut.

"Kak, kenapa kok tiba-tiba kita pulang, kan kita belum makannya. tanyaku penasaran." "Kita tidak jadi makan disini pindah tempat saja, kakak teringat ada restoran yang lebih enak daripada disini," jawab Juan kesal.

Saira yang masih berpikir, "apa karena ada wanita tadi ya, kak Juan jadi berubah. Saira baru ingat bahwa wanita yang tadi bertemu di restoran adalah mantan kekasih kak Juan.

Saira yang tadi perasaannya bahagia berubah menjadi sedih karena melihat kak Juan masih memiliki perasaan kepada mantannya dari sikap marahnya tadi.

Kini mereka datang ke restoran lain untuk makan. Saira tidak berani untuk bertanya. Dalam keheningan mereka makan berdua. setelah itu, Juan mengantar Saira pulang. "Maaf tadi makannya sampai berpindah tempat," ucap Juan menyesal. Juan tahu mungkin Saira bingung melihat sikapnya tadi. "Nanti malam kakak kesini lagi," sambil tersenyum Juan membelai wajah Saira. Saira mengangguk tersenyum menahan sedih.

Selepas Juan pergi hilang dari penglihatan. Saira masuk ke rumah dan langsung ke kamar. Dengan hati yang kacau Saira menangis. Apa begini rasanya menjalin hubungan dengan orang yang hatinya masih dimasa lalunya.

Malam Pun tiba, kak Juan datang ke rumah. Saira yang sudah menunggu langsung membukakan pintu.

"Hai, yang lagi ngapain" tanyanya menggoda. "Lagi nunggu seseorang datang, om", jawab Saira asal.

Mereka langsung berbincang diruang tamu melepas tawa mengobrol apa saja yang jadi bahan pembicaraan berdua. Waktu Pun sudah malam, Juan pamit pulang. "Yang, kakak pulang dulu ya, nanti kita ketemu lagi," sambil mencium kening Saira.

Saira sudah mulai melupakan kejadian tadi siang, karena sikap kak Juan yang sangat manis malam ini.

Flashback on:

Setelah mengantarkan Saira pulang. Juan pulang dengan keadaan kacau. Satu sisi Juan marah melihat mantan kekasihnya jalan dengan suaminya. Satu sisi lain Juan merasa bersalah karena telah bersikap berlebihan tadi siang sehingga membuat Saira bingung.

Juan sudah merasa nyaman dengan kehadiran Saira dan mulai membangun perasaannya lagi, tetapi bayang-bayang masa lalunya selalu menghantui pikiran Juan karena tidak gampang melupakan seseorang yang sudah mengisi hari-harinya selama beberapa tahun lalu. Dan Juan sadar sekarang dia harus bangun dan melupakan masa lalunya.

Flashback off.

Saira, sehari-hari selain sekolah kadang suka membantu ibunya berjualan untuk menambah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan. Kadang Saira suka iri pada teman temannya yang mana usia teman sebayanya lagi masa bersenang senang bermain dan membeli barang barang bermerek. Tidak dengan Saira, dia menahan semuanya karena hanya isi perut dan biaya sekolah yang ada dipikiran Saira saat itu.

"Yang, nanti kita ke rumah mamah ya, mamah ingin bertemu denganmu ". ucap Juan. Saira tidak langsung menjawab. "Aku...malu, kak," sambil menunduk. "Kenapa harus malu sih yang, kan kita ketemu orang tuaku bukan ketemu orang lain." Juan dengan nada sedikit tinggi.

Aku sudah terbiasa dengan ucapan kak Juan yang selalu meninggi jika tidak sepaham.

"Tapi aku takut kak, takut jika orang tuamu tidak suka terhadapku." Karena aku sadar aku dari keluarga biasa saja dan wanita yang pernah mendampingi kak Juan jauh lebih cantik dan kaya. Batin Saira sedih.

"Ya sudah kalau itu mau mu, kita tidak jadi ke rumah mamah sekarang." Ucap Juan agak kesal. Akhirnya aku ikut ke rumah kak Juan , di sana kita saling berbicara saling bertukar cerita. Mulai dari kehidupan masa kecil sampai dia pernah berhubungan dengan seorang wanita yang menurut dia sakit akan perpisahannya.

Entah mengapa aku merasa sakit sekali mendengarnya, ketika dia menceritakan masa lalunya yang pernah begitu sangat mencintai wanita di masa lalunya itu. Aku semakin tidak yakin akan kesungguhan dia terhadapku atau hanya pelampiasannya saja karena ditinggal seseorang yang dicintai.

Keesokan harinya di sekolah.

"Hai.. Kay, kenapa melamun saja." Tanya Saira mengangetkan keyla. "Ish, kamu ra, bikin kaget saja."

"Abis dari tadi dipanggil tidak di jawab" cebik Saira. "Kamu kenapa Key"?

tanya Saira. "Aku tidak tahu ra, akhir akhir ini aku sering mendengar ada yang menggosipkan tetang kak Rendy," jawab Keyla. "Memangnya ada apa dengan kak Rendy?" tanya Saira penasaran. "Tidak tahu lah ra, aku juga bingung," aku dengar gosip ka Rendy suka jalan bareng dengan wanita lain dan itupun beda beda wanita", dengan wajah sedih."Tapi setiap aku tanya kak Rendy bilangnya hanya teman".

Saira ikut sedih dengan apa yang dirasakan temannya Kayla, sebenarnya Saira sudah lama mengetahui gosip tersebut tapi takut Kayla marah dan tidak percaya, Saira memilih diam sampai Keyla tahu dengan sendirinya.

"Key, apa kamu pernah liat dengan mata kepalamu sendiri kak Rendy seperti itu". Keyla menggeleng. " Liat langsung sih tidak ra, tapi teman temanya banyak yang melihat. Aku bingung ra, apa yang harus lakukan, apa aku akhiri saja hubungan ini. Tapi dia selalu memaksa kalau aku memutuskan dia dan mengancam ku dia akan menyakiti dirinya sendiri." Keyla langsung memeluk Saira dan menumpahkan keluh kesahnya.

"Sabar ya Key, berdoa saja semoga ada jalan keluarnya jika dia jodohmu tidak akan kemana, tapi jika dia bukan jodohmu pasti akan diperlihatkan semuanya." Sambil menenangkan Keyla.

Entahlah dunia percintaan begitu rumit. Disaat ada seseorang yang kelihatannya begitu mencintai pasangannya dia melakukan hal hal yang diluar nalar atau tingkat kebucinannya tinggi tetapi dia merasa tidak puas dengan seorang wanita. Tapi ada juga seseorang yang bersikap dingin tidak pernah romantis pada pasangannya tapi setia dengan satu wanita, tetapi dibalik itu menyimpan rasa yang tak pernah hilang dari masa lalunya yang menyesakan hati pasangannya yang sekarang.

Bab 2

Keyla terus menyelidiki gosip yang beredar tentang kekasihnya Rendy. Berkat informasi dari teman temannya Rendy, Keyla mendapatkan nomor telepon wanita yang akhir akhir ini sedang kekasihnya, dan keyla langsung menghubunginya untuk bertemu.

"Key, kamu yakin mau menemui wanita itu" tanya Saira. "Iya ra, aku harus menemuinya supaya masalahnya jelas. Aku tidak mau terus menerus menjadi beban pikiranku". tekadnya.

"Aku mendukungmu Key, tapi aku takut kamu nanti terbawa emosi malah jadi kacau masalahnya," sambil menatap Keyla.

"Tenang ra, aku akan bicara baik baik antara sesama wanita, bila perlu kamu juga ikut ra, biar bisa menemaniku dan jadi saksi." Bujuk Keyla

"Baiklah, demi kamu aku selalu menemani mu Key," aku juga takut kamu kenapa kenapa di sana." Sambil tersenyum.

Besoknya setelah jam pulang sekolah, sesuai kesepakatan Keyla dan wanita itu. Keyla dan Saira mendatangi tempat dimana mereka janjian.

"Key, siap."Saira meyakini Keyla. "Siap".

Wanita itu sudah menunggu dan duduk di restoran yang sudah dijanjikan tersebut.

"Siang, mbak kenalkan nama ku Keyla dan ini temanku Saira," sambil mengulurkan tangan. "Siang, aku Desi." Ucap wanita tersebut.

"Ada apa ya kalian ingin bertemu dengan ku" tanyanya penasaran. "Sebenarnya yang ingin bertemu denganmu adalah aku," ucap Kayla. "Memangnya ada apa," balas Desi. "Sebelumnya aku ingin bertanya, apakah kamu mengenal laki laki yang bernama Rendy..?" selidik Kayla. Desi mengerut dahinya. "Maksudmu Rendy Sebastian", jawabnya ringan. "Iya", ujar Keyla. "Oh, dia kekasihku. Dia selalu mengejar ku sampai sampai dia selalu menjemput ku ke sekolah karena ingin menemui ku." Jawab Desi santai.

Deg..

Bagai disambar petir di siang bolong, Keyla menahan amarahnya berusaha tetap tenang. Seseorang yang dia lihat selalu memujanya dan selalu memenuhi permintaanya apapun yang terjadi tapi dengan sekejap mendengar ucapan wanita tadi langsung runtuh hatinya.

Keyla terdiam tidak ingin melanjutkan pertanyaannya.

Kemudian dia segera pamit sambil menarik tangan Saira.

" Dan kamu sendiri siapa, bertanya tentang Rendy kepadaku". tanya Desi. "Aku teman nya kak Rendy hanya ingin mengenal anda saja". Jawab Keyla bohong.

"Ok, Terima kasih atas waktunya, mbak. Maaf saya terburu buru karena ada satu hal yang akan saya lakukan." Ucapnya terburu buru

Desi, memandang bingung sambil berucap, "Hey..Keyla tunggu dulu, untuk apa kamu bertanya tentang hubungan aku dengan Rendy." Desi sedikit berteriak hingga pengunjung yang lain memperhatikannya.

Di jalan, Keyla menangis sambil menahan gemuruh di dadanya. Saira dengan setia menenangkan Keyla.

"Key, menangislah jika itu membuatmu lega. Sekarang kamu tinggal tanyakan langsung ke Rendy apa maksudnya," sambil mengusap bahu Keyla.

Saira mengantar Keyla pulang karena khawatir dengan kondisi Keyla. Hari sudah sore, Keyla sudah sedikit tenang dan Saira bersiap akan pulang takut ibunya mencarinya.

Tiba tiba suara telepon berbunyi.

Dert..dert..

Juan : " Yang, kamu dimana?

Saira : "Aku masih di rumah Keyla kak, baru aku mau pulang menunggu Keyla tenang dulu tadi."

Juan : "Ok, kakak jemput sekarang ya!"

Saira : " Iya, kak.

Sebelumnya Saira sudah bilang ke Juan Keyla ada masalah dengan Rendy tapi belum cerita jika Saira ikut menemani Keyla menemui wanita yang sedang dekat dengan Rendy.

Juan sudah sampai depan rumah Keyla. Dan Saira pun pamit kepada ibu Keyla yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri karena sudah lama bersahabat dengan anaknya dan ibu Keyla.

"Tante, Saira pamit pulang ya, sudah sore", ujar Saira. "Iya Saira, hati hati dijalan, salam sama ibumu ya" ucap ibu keyla. "Baik, tante nanti Saira sampaikan. Assalamualaikum" , pamit Saira.

Saira langsung menghampiri Juan yang sudah menunggu di depan rumah Keyla. "Ayo, kak sudah sore aku takut ibu menungguku di rumah," ujar Saira. "Baik, sayang". Diperjalanan Saira terlihat banyak melamun. Juan sambil menyetir melihat ke samping terlihat Saira hanya diam saja. "Yang, ada apa kenapa kamu jadi diam saja dari tadi?" tanyanya. "Ah, tidak apa apa kak, hanya kepikiran Keyla saja, kasian dia". "Bagaimana Keyla" tanya Juan.

Saira pun menceritakan apa yang terjadi tadi siang itu. Juan tidak merasa kaget mendengar cerita Saira karena Juan sering melihat langsung Rendy sering gonta ganti wanita, tapi Juan tidak mau ikut campur urusan kekasih sahabatnya itu. karena Keyla sebelumnya suka membangga-banggakan Rendy.

Juan yang masih sibuk dengan kuliahnmnya karena sebentar lagi akan menghadapi sidang menyempatkan untuk menjemput Saira.

"Kak, kakak kan sedang sibuk sibuknya sebentar lagi kakak akan ujian. Jadi tidak usah repot repot untuk mengantar ku" ujar Saira.

"Kakak tidak repot kok yang, hanya mengantar saja, kebetulan kakak sedang pulang. Supaya kakak bisa bertemu denganmu walau sebentar" imbuh Juan.

" Mungkin minggu depan kakak akan sibuk menyiapkan sidang skripsi dan kakak tidak akan pulang. Apa kamu akan marah?" tanya Juan.

"Untuk apa aku marah, kak. Itu proses akhir yang harus kakak selesaikan untuk masa depan kakak. Aku hanya bisa mendoakan kakak di lancarkan dan mendapatkan hasil yang memuasakan" ujar Saira.

"Terima kasih sayang" Juan memeluk Saira erat.

Setelah mengantarkan Saira pulang besok paginya Juan berangkat kembali ke Jakarta.

Satu minggu sudah Juan tidak pulang hanya memberikan kabar pada Saira. minggu berikutnya Juan benar benar sibuk dengan persiapan sidang skiripsinya sehingga komunikasi pun terputus.

Saira yang mengharapkan kabar dari Juan tak kunjung ada dan merasa sedih tapi Saira menggingat kembali Juan sedang sibuk tidak bisa diganggu.

Saira pulang sekolah sendiri karena Keyla sudah dijemput oleh Rendy.

Saat Saira sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah. Tiba tiba ada suara mobil mengklakson. Saira pikir dia menghalangi jalan dan Saira pun bergeser ke pimggir agar mobil tersebut bisa melewatinya.

Tapi mobil itu masih mengklaksonnya membuat Saira menoleh ke belakang dan memperhatikan orang yang ada di dalamnya.

"Jalannya masih luas, kenapa tidak dilewati saja" seru Saira kesal.

Tapi mobil itu malah berhenti dan orang yang ada di dalam mobil keluar. Saira tadinya akan memarahi orang itu tapi setelah melihat yang keluar Saira langsung kaget.

"Kak Juan" panggil Saira. Juan hanya tersenyum dan menghampirinya.

"Apa mau marah" goda Juan. "Kakak itu ngeselin ya, aku pikir tadi orang yang serakah ingin jalannya luas" seru Saira.

"Iya kakak serakah ingin kamu masuk ke mobil tapi kamunya tidak ngeh saja. "Ya mana aku tahu kalau itu kakak" keluhnya.

Saira dan Juan akhirnya pulang bersama. Juan memberitahukan pada Saira bahwa Juan sudah lulus sidang skripsi tinggal menunggu jadwal wisuda.

"Alhamdulillah, aku senang kak mendengarnya. Apalagi kakak akan selalu di sini terus kalau kakak sudah lulus" ucap Saira.

"Iya sayang" Juan mengajak Saira jalan jalan mengganti waktu yang lama tidak bertemu dengan Saira.

Waktu Wisuda telah tiba, Saira tidak bisa menemani Juan wisuda karena saat itu Saira sedang sakit yang tidak memungkinkan untuk ikut hadir ke tempat wisuda Juan di Jakarta.

Besoknya Juan menemui Saira yang sedang sakit di rumah.

"Bagaimana yang keadaanmu?" tanya Juan. "Aku sudah mendingan kak" jawab Saira.

"Kak, maafkan aku kemarin aku tidak bisa menemani kakak wisuda" ucap Saira.

"Tidak usah dipikirkan yang, yang penting sekarang kesehatanmu. Kakak khawatir sama kamu" ujar Juan.

Setelah melihat Saira sudah baikan, Juan merasa lega. Dan Juan berpamitan pulang.

Juan kembali ke kotanya dan mencoba peruntungan melamar pekerjaan di perusahan perusahan di kota ini.

Juan berharap mendapat pekerjaan di sini agar tidak jauh dari Saira.

Beberapa lamaran sudah Juan kirimkan baik melalui email mau pun langsung ke perusahan yang di tuju.

Juan menunggu panggilan selama 1 bulan lebih tapi belum ada saja panggilan. Hingga akhirnya Juan mendapatkan telepon panggilan dari salah satu perusahaan yang Juan lamar.

Karena jurusan yang diambil Juan dan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan cocok maka Juan sudah bisa bekerja minggu depannya dengan masa percobaan beberapa bulan.

Sampai Juan diangkat sebagai pegawai tetap.

Bab 3

Saira yang khawatir akan sahabatnya itu karena ketahuan selingkuh. "Sayang, jangan kepikiran terus. Serahkan semuanya pada mereka biarkan mereka yang memutuskannya kita hanya bisa memberi saran dan menemani jika dia membutuhkan teman bicara" ujar Juan.

Juan tahu kekasihnya itu tipikal orang yang suka kepikiran.

"Iya, kak terima kasih. Yang penting aku ada di saat sahabatku sedang membutuhkan seseorang meluapkan perasaannya."Ucap Saira.

Juan tersenyum melihat sikap kekasihnya yang memiliki sifat yang baik dan mencium tangan Saira sambil tangan sebelahnya menyetir.

"Kak, hati hati, kakak kan sedang menyetir nanti tidak fokus lagi. " Saira mengingatkan. "Tanang saja sayang, jangan khawatir".

Tiba tiba Juan menepikan mobilnya kepinggir jalan yang kebetulan jalanan sepi. "Kak, kenapa mobilnya berhenti." Saira heran. Juan melepaskan seltbeltnya kemudian langsung menempelkan bibirnya ke bibir Saira. karena terkejut Saira mendorong Juan. "Tadi kan di jalan kalau kakak mencium tangan kamu takut celaka, sekarang kita sedang berhenti berati kakak sudah bisa menciummu biar leluasa", bibirnya menyeringai.

"Ish, kak Juan jangan aneh aneh deh ini kan di jalan bagaimana kalau ada yang lihat," jawab Saira malu. Juan tak menggubrisnya dan langsung menempelkan lagi bibirnya ke bibir Saira dan menekan tengkuk Saira dan Saira pun membalas ciumannya. Takut kebablasan Saira menyudahi ciumannya.

"Kak, sudah cukup," wajah Saira memerah. Juan melepas ciumannya sambil mengusap bibir ranum Saira. "Maafkan kakak, Saira. " Ujar Juan.

Mobil dilanjutkan kembali hingga sampai ke depan rumah Saira. "Kak, masuk dulu ke dalam?" tawar Saira. "Tidak, kakak langsung pulang ya, supaya kamu cepat istirahat. Pasti kamu seharian sudah kelelahan," ucapnya. "Baiklah, terima kasih kak," ucap Saira. "Sama sama, sayang." Juan tersenyum dan langsung menyalakan mesin mobil melaju pergi.

Saira masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum.." Ucap Saira

"Waalaikumsalam.., sudah pulang nak"? tanya ibu Saira.

"Iya bu, maaf Saira pulang terlambat tadi Saira main di rumah Keyla, oh iya ibu ada salam dari tante Mirna. " Ujar Saira.

Wa'alaikumsalam..jawab ibu Saira. "Bu, Saira ke kamar dulu ya mau sekalian mandi" sambil berjalan ke kamar.

Di kamar Saira menyiapkan buku pelajaran yang akan di bawa besok ke sekolah setelah itu Saira beristirahat setelah menunaikan solat isya.

Ke esokan harinya. Saira bangun pagi sekali karena sebelum berangkat sekolah tak lupa Saira membantu ibunya memasak dan membersihkan rumah.

"Bu, semua sudah beres, Saira pamit berangkat sekolah ya". sambil mencium tangan ibu Saira. Tak lupa Saira suka membawa bekal makanan ke sekolah untuk mengirit uang jajan.

Saira kadang suka memilih berjalan kaki jika uang jajannya pas pasan, ia lalui dengan kesabaran.

Bel sekolah berbunyi waktunya pelajaran dimulai. "Anak anak tiga bulan lagi kalian akan menghadapi ujian nasional ibu harap kalian harus lebih giat dan serius lg dalam belajarnya. Dan mulai minggu depan sudah mulai ada jam tambahan setelah jam sekolah." Ujar ibu guru.

"Key, sepertinya kita mulai sibuk belajar nih, sudah tidak bisa santai santai lagi", hufft Saira menghela nafas. "Iya ra, aku harus fokus belajar supaya bisa ikut SMPTN", jawab Keyla.

"Semangat", mudah mudahan kita lulus dan mencapai keinginan yang kita tuju." Mereka melanjutkan pelajaran berikutnya.

Karena kesibukan masing masing terutama Saira sedang mengikut pelajaran tambahan yang waktunya pun tersita untuk belajar, intensitas pertemuan dengan Juan ikut berkurang, kadang membuat mereka sering berselisih paham.

"Kak, maaf akhir akhir ini sepertinya aku harus fokus untuk belajar karena beberapa bulan lagi aku akan ujian." ucap Saira. "Tidak apa apa sayang, kamu fokus saja dengan belajarmu, kakak suport kamu dari jauh biar tidak mengganggumu". ujar Juan. "Tapi kakak jangan macam macam ya, selagi aku jarang menemui kakak" tanyanya cemas. "Haha..Saira Saira..kenapa kamu berpikir seperti itu, tenang saja sayang kakak akan terus ada untukmu". Juan tergelak mendengar ucapan Saira karena harus bersabar berpacaran dengan anak usia SMA.

Waktu bergulir begitu cepat hingga waktu ujian nasional tiba.

Pagi pagi sekali Saira sudah menyiapkan perlengkapan sekolahnya tetapi hari ini Saira tidak ikut membantu ibunya menyiapkan sarapan karena ibunya sudah memberitahu selama ujian tidak usah membantu ibunya di rumah.

"Ibu, aku berangkat ujian dulu ya, doa kan Saira supaya lancar ujiannya," sambil menyalami tangan ibunya. "Tentu nak, tidak kau pinta pun ibu pasti mendoakan yang terbaik untuk anak anak ibu, semoga lancar dan dimudahkan ujiannya nak. "Ibu mengusap bahu Saira. "Aamiin".

Ujian pertama dimulai, Saira tampak tenang karena materi yang diujikan hari ini masih dikuasi oleh Saira, begitu dengan hari berikutnya sampai hari terakhir ujian mata pelajaran yang menurut Saira sangat sulit karena kurang memahami. Beruntung sebelum ujian, Kak Juan selalu membantu untuk membelikan buku buku persiapan ujian. Sangat perhatian sekali walau tidak ingin bertemu tapi dia selalu mensuport.

"Alhamdulillah, selesai juga ujiannya" benafas lega. "Ra, bagaimana tadi bisa tidak", tanya Keyla. "Ya begitu deh, aku yakin tidak yakin dengan ujian yang terakhir soalnya susah sekali tadi tapi insya Allah mudah mudah an hasilnya bagus", sambil mengacungkan jempol.

"Kita jalan yuk, " ucap Keyla. Saira terdiam sejenak. "Tenang aku yang traktir hitung hitung kita merayakan selesai ujian", sambil merangkul Saira. "Aku jadi tidak enak Key, kamu selalu mentraktir aku terus". Ujar Saira. "Ish kamu ra, seperti ke siapa saja, kita kan sahabat." Saira lantas tersenyum.

"Eh, ra kamu setelah lulus mau kemana"? tanya Keyla. "Entahlah, Key. Aku juga belum tahu, Kamu kan tahu ibu dan ayahku keadaan ekonominya sedang sulit. Kalau aku inginnya melanjutkan kuliah supaya bisa bekerja dan mendapatkan pekerjaan yang bisa merubah kehidupanku." Ucap Saira.

"Kamu enak tinggal pilih Universitas mana yang kamu mau," ucap Saira. "Kamu juga bisa ra, coba coba saja ikutan SMPTN ambil yang negeri supaya biayanya ringan.

Saira berpikir sejenak, mungkin nanti bisa dibicarakan ke ayah dan ibunya di rumah.

Selesai jalan jalan dan makan, mereka pulang kerumah masing masing.

"Assalamualaikum, bu aku pulang".

"Waalaikumsalam, sudah pulang nak, kok sore pulangnya" tanya ibu. "Tadi habis jalan jalan dulu dengan Keyla bu hitung hitung melepas penat bu setelah ujian" jawabnya sambil tersenyum. "Ya sudah, sana mandi dan jangan lupa makan ya" ujar ibu.

Malam setelah semuanya rapi, bunyi telepn terdengar.

Dert..dert..

"Kak, Juan" melihat nama yang keluar di telepon.

Juan : " Assalamualaikum.

Saira : Wa'alaikumsalam.

Juan : "Halo sayang, bagaimana kabarnya sudah bebas sekarang"

Saira : "Alhamdulillah sehat kak,

akhirnya selesai juga ujiannya".

Juan : "Bisa dong kakak ketemu lagi sama kamu" Juan menggoda.

Saira: Kenapa ada yang kangen ya.

Juan : "Ternyata benar kata Dylan, Rindu itu berat".

Saira : haha Saira tergelak mendengar gombalan Juan.

Juan : "Ya sudah nanti lusa libur kakak mau culik kamu, yang. Kakak mau ajak kamu seharian".

Saira : "Oke,

Juan : Istirahat ya sayang. Miss u. Assalamualaikum

Saira : Waalaikumsalam..Miss u too

telepon ditutup.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!