Dor!
Dor!
Dor!
" Sial! " Pekik seorang laki-laki berperawakan sedang ketika perutnya terkena hantaman timah panas pistol milik seorang pria misterius yang belum lama ini dikenalnya.
" Hei Harley! Kenapa kamu tidak menyerah saja?! Orang-orang ku sudah mengepung tempat ini!" Seru pria tersebut, lalu dengan hati-hati berpindah posisi untuk mencari perlindungan seraya menembakkan kembali pistolnya.
Tidak ada jawaban dari pria yang irit bicara itu, tetapi dia tahu bahwa Harley belum meninggalkan tempat mereka. Terbukti dengan bunyi tembakan yang masih terdengar, dan berkurangnya orang-orang yang ada disana.
Sreeettt!!
JLEB!
" Aaakhhhh!!!" Pekik pria itu lagi seraya memega ngi bahunya yang tertancap anak panah. Suara tembakan diruangan itupun seketika hilang.
" Dia sudah berhasil menghabisi mereka semua " Batin pria tersebut.
Drap!
Drap!
Drap!
" Katakan dimana kamu menahannya..." Tanya Harley dengan suara dingin dan datarnya. Jangan tanya penampilan laki-laki yang sebenarnya tampan ini, saat ini tubuhnya sudah babak belur akibat berkelahi dengan orang-orang John tadi.
" Kau tidak akan menemukan nya sampai kapanpun " Kekeh John. Lalu dia terbatuk dan memuntahkan darah.
Tanpa basa-basi Harley menekan anak panah yang tertancap dibahu John, hingga membuat pria itu berteriak kesakitan.
" Kurang ajar!" Pekiknya. Rasa sakit di tubuhnya akibat hantaman timah panas diperutnya dan anak panah di bahunya begitu menyiksa dirinya.
" Dimana dia John? Atau akan aku bunuh mereka " Ucap Harley seraya memperlihatkan layar ponselnya. Pria itu mensejajarkan dirinya dengan John.
" Kau! Kau tak akan tega Harley...Mereka tidak bersalah!" Teriak John dengan sisa tenaga yang dia miliki. John tidak menyangka jika Harley telah menemukan keberadaan istri dan anaknya itu.
" Jangan mengetes ku John, kau tidak tahu siapa diriku..." Ucapnya, lalu mematikan kembali layar ponselnya.
" Jadi....Katakan padaku dimana kamu sembunyikan dia " Lanjutnya. Harley berdiri kembali dan meninggalkan John disana bermaksud untuk mendatangi anak serta istri pria itu.
Tahu arah tujuan Harley, John pun akhirnya memberitahu dimana dia menahan seorang anak perempuan yang telah dia culik untuk mendapatkan uang tebusan dari orang tuanya.
Tanpa melihat ke arah John, Harley meraih kembali ponselnya dari dalam saku celananya lalu menghubungi seseorang diseberang sana untuk memberitahu lokasi dan menjemput anak perempuan itu serta meninggalkan John disana seorang diri.
" Hei Harley! Kau tidak akan meninggalkan aku sendirian disini kan?!" Teriak John. Pria ini bisa melihat punggung Harley yang semakin menjauh darinya.
" Hei brengsek! Jawab aku!"
Harley tidak memperdulikan teriakan John dan meneruskan langkah kakinya keluar dari gudang itu, dirinya sudah menghubungi teman-temannya untuk mengurus sisa kekacauan yang telah terjadi. Termasuk membawa John pergi untuk diadili, itupun jika pria itu tidak mati karena kehabisan darah.
Harley memasuki mobil sportnya yang sudah sedikit penyok itu, tadi sempat terjadi aksi kejar-kejaran sebelum akhirnya dia dihadang oleh mobil milik orang-orangnya John sebelum pria itu tiba disana.
Beruntung Harley bisa menghabisi mereka semuanya.
Pria dingin dan misterius itu pun mulai mengemudikan mobilnya, memecah jalan raya di keheningan malam. Hingga satu jam kemudian dirinya tiba disebuah apartemen kecil disalah satu sudut kota.
Harley melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakannya, lalu meredam tubuhnya di bak yang sudah diisi air hangat olehnya. Kebiasaan dirinya sehabis melakukan aktivitas beratnya.
Keesokan harinya.
Panggilan kepada suruh awak penumpang jurusan negara XYZ sudah menggema di seluruh ruangan, seorang pemuda tampan berkacamata hitam yang tengah asik dengan ponselnya beranjak dari duduknya dan mengambil antrian.
" Lagi apa dia sekarang...?" Gumam pria itu.
Setelah melalui tahap-tahap pemeriksaan, pria tampan itupun bergabung dengan para penumpang untuk menaiki pesawat yang akan membawanya ke negara tersebut, lalu mencari kursi yang akan dia duduki selama empat jam perjalanan.
Tiba disampingnya seorang wanita paruh baya yang ramah, dan menyapanya.
" Hallo anak muda, tidak keberatan jika aku duduk disini bersamamu?" Ucapnya sebelum wanita itu menduduki kursi nya.
" Tentu saja nyonya, akan sangat menyenangkan duduk bersama dengan anda disini " Jawab Harley ramah dan sedikit menggoda nya.
" Kau sangat pintar merayu rupanya " Kekeh wanita tua itu, lalu menduduki kursinya dibantu oleh Harley.
Empat jam tidak terasa bagi Harley dan nyonya Simson berada didalam pesawat itu, mereka benar-benar berbincang selama berada disana. Harley bahkan sampai tahu dimana kediaman keluarga nyonya Simson, siapa nama suaminya dan berapa jumlah anak serta cucu dan cicitnya.
" Senang berbincang denganmu Harley, kamu membuatku merasa muda kembali " Ucap nyonya tua itu ketika mereka berpisah di lobby bandara.
Harley melangkahkan kakinya menuju pelataran parkir dimana mobilnya berada, lebih tepatnya dimana seseorang memarkirkan mobil sport untuknya disana. Masih satu jam lagi perjalanan yang harus dia tempuh untuk sampai di kediamannya, dan bertemu dengan dua malaikat yang selalu menemani nya selama ini.
" Semoga Paloma mengurusnya dengan benar..." Batin Harley.
Sesampainya di villa yang terletak diatas bukit tak jauh dari bibir pantai, Harley memarkirkan kendaraan nya lalu bergegas pergi menuju tempat dimana salah satu malaikat yang sudah sangat diridukannya itu biasa menunggu nya.
" Max...!" Pekik pemuda tampan itu ketika mahluk berbulu menerjang tubuhnya.
" Hah...disini ternyata kamu Max !" Keluh Paloma, wanita paruh baya yang menjaga kediaman Harley dan mengurus mahluk berbulu kesayangan tuannya itu.
" Do you miss me buddy?" Tanya Harley kepada Max yang tengah asik menjilati wajah pemuda tampan itu.
" Tentu saja tuan, dia sangat merindukan mu...Setiap hari dia selalu menunggumu disini " Ujar Paloma.
" Apa dia makan teratur Paloma?" Tanya Harley seraya menuntun Max menuju kedalam rumahnya.
" Tentu saja tuan, apalagi setelah aku mengatakan kau akan pulang hari ini " Jawabnya senang.
Ya...Hanya Paloma dan Max yang tahu benar apa pekerjaan pemuda tampan yang masih setia menyendiri itu, bahkan tidak jarang Paloma harus membantu Harley untuk mengobati luka-luka di tubuhnya. Begitu pula dengan Max, anjing kesayangan Harley yang selalu setia menunggunya di ujung tebing samping rumahnya.
" Aku senang kau baik-baik saja nak " Ucap Paloma seraya memeluk pemuda tampan yang sudah dia anggap sebagai anaknya itu, lalu mencium kedua pipinya. Bisa dia lihat betapa beratnya pekerjaan Harley oleh wanita itu dari sisa luka-luka di wajah pemuda tampan itu.
" Ayo sini makan! Aku sudah membuat makanan kesukaan mu nak " Lanjutnya, lalu menuntun Harley ke dapur dimana dia meninggalkan masakannya tadi.
Masakan yang selalu menjadi alasan bagi Harley untuk pulang setelah Max anjingnya.
" Ini lezat sekali Paloma " Puji pemuda itu, sambil melahap makanannya dengan rakus.
" Hei! Pelan-pelan! Nanti kamu tersedak!"
" Aaahh....Kamu cerewet sekali nenek tua! Aku sedang lapar...!"
" Dasar anak bodoh! Aku tidak mau membantumu kalau kamu sampai tersedak makanan ku"
" Aku tidak perduli! Jangan ambil piringku! "
" Hei! Nenek tua! Awas kamu yah...!"
Dan terjadilah aksi drama India diantara mereka berdua, dengan Max sebagai penonton setia nya.
.
.
.
To be continue
Hai kakak-kakak semua terimakasih telah hadir di novel baru ku 😘
Happy reading
Enjoy 😉😉😉
" Apa kau akan pergi lagi? Kau baru seminggu ini berada dirumah..." Ucap seorang wanita paruh baya, sambil mengganti perban di punggung pemuda tampan yang diperkirakan seusia dengan anak sulungnya. Jika saja anak kurang ajar itu tidak mati ditembak salah satu anggota geng pikirnya.
" Ya, dia sudah menyuruh ku untuk terbang ke XXX dan mengurus sesuatu disana " Jawab Harley, lalu memakai kembali kaus oblong putihnya.
" Apa tidak ada pekerjaan lain selain ini nak? Maksudku kau bisa membuka bengkel mobil atau bekerja di bank " Seperti biasa wanita paruh baya yang sudah lima tahun ini membantu Harley untuk menjaga rumah serta mengurus anjing kesayangan nya Max itu, mencecarnya dengan banyak pertanyaan.
Paloma bukan tidak senang dengan semua yang diberikan Harley kepadanya, bahkan gajinya pun sangat besar untuk ukuran seorang asisten rumah tangga. Tetapi dirinya sangat mengkhawatirkan pemuda tampan yang sudah dia anggapnya sebagai anak itu.
Seringkali Harley pulang dengan luka di beberapa bagian tubuhnya, bahkan tidak jarang pemuda itu pulang dengan peluru bersarang di bahu atau kakinya. Hal yang paling Paloma khawatirkan adalah jika seseorang datang kerumah itu dan memberinya kabar terburuk, itu akan sangat menyedihkan untuknya.
" Ayolah nenek tua, kamu gak usah mengkhawatirkan aku seperti itu... Aku tidak bisa mati segampang itu " Ujar Harley lalu mencium kedua pipi wanita bertubuh bulat itu.
Perkenalannya dengan Harley dimulai ketika pemuda tampan ini menolongnya dari ancaman para penjahat lima tahun yang lalu.
Malam itu Paloma baru saja pulang dari tempatnya bekerja di rumah sakit setempat, wanita itu berprofesi sebagai perawat disana. Dia mendengar ada suara tembakan dari arah rumahnya, ini adalah hal yang biasa terjadi dilingkungan tempat tinggalnya. Dimana para gangster selalu membuat rusuh penduduk disana.
Betapa terkejutnya wanita itu ketika dia memergoki tiga pemuda yang masih menodongkan pistol kearah Brandon anak sulungnya, terlebih anaknya itu sudah dalam keadaan tergeletak tak berdaya.
Tiga pemuda itu lalu menodongkan pistol ke arah Paloma, ketika dirinya menghampiri dan memeluk anaknya sambil berteriak histeris.
" Jangan berisik atau aku bunuh kamu j4l4ng!" Teriaknya lalu mengokang senjatanya dan mengarahkan senjata itu ke kepala Paloma.
Harley yang secara kebetulan melewati wilayah itu sepulangnya bekerja, melihat kejadian itu dan memutuskan untuk membantu wanita yang sedang menangisi seseorang dipelukannya dengan pistol menempel dikepalanya.
Dia tidak memperdulikan kondisi tubuhnya yang terlihat begitu menyedihkan dengan beberapa luka memar diwajahnya juga peluru yang masih bersarang di bahunya.
Dor!
Dor!
Dor!
Dengan sisa tenaga yang ada, Harley memarkirkan mobilnya lalu keluar dan menembak ketiganya tanpa ampun. Dia pun langsung menghubungi seseorang untuk membereskan kekacauan yang telah dia buat, dan memutar tubuh nya bermaksud untuk meninggalkan Paloma yang sedang syok disana. Tetapi baru beberapa meter saja kakinya melangkah, tiba-tiba tubuhnya ambruk!
Paloma langsung menolong Harley dan membawa pemuda itu kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. wanita itu bahkan dengan sengaja menyembunyikan senjata serta tas kecil milik Harley, dia tidak mau polisi sampai menangkap pemuda yang telah menyelamatkan nyawanya tersebut.
Selama Harley tidak sadarkan diri di rumah sakit Paloma lah yang merawatnya, wanita itu bahkan hanya sebentar saja berkabung untuk anaknya Brandon yang meninggal ditempat malam itu.
" Akhirnya kamu bangun juga! Aku pikir kamu mati!" Ujar Paloma sambil menangis, setelah dirinya melihat bola mata pemuda itu perlahan terbuka. Lalu memeluknya.
" Aahh..." Harley meringis karena Paloma memeluknya tepat diperutnya.
" Maafkan aku...Apa masih sakit?" Tanya Paloma, langsung melepaskan pelukannya.
" Aku Paloma, kau telah menyelamatkan aku malam itu " Ucapnya saat Harley menatapnya dengan penuh tanda tanya.
" Ahh...Iya, aku ingat....Bagaimana..." Harley bermaksud untuk menanyakan kondisi pemuda yang ada didalam pelukan Paloma malam itu, tetapi wanita itu sudah bisa menebak arah pertanyaannya.
" Bocah kurang ajar itu sudah mati, sudah aku bilang jangan berurusan dengan mereka...Tapi dia tidak mau mendengarnya " Jawabnya kesal, tetapi air matanya mengalir dari kedua sudut matanya.
" Apa kamu tahu, beberapa orang pria datang kemari dan melihat keadaanmu...Lalu mereka pergi tanpa sepatah katapun, mereka hanya melihat kearahku dan memintaku untuk menjagamu sampai mereka datang lagi nanti " Cicit Paloma.
" Apa mereka memberitahu mu kapan mereka akan datang lagi?" Tanya Harley.
Baru saja dirinya bertanya kepada Paloma, tiba-tiba pintu ruang rawat inap itu terbuka. Dua orang berjas hitam memasuki ruangan dan meminta Paloma untuk meninggalkan mereka bersama dengan Harley.
" Siapa mereka?" Gumam Paloma, wanita itu memutuskan untuk berdiri diluar pintu dan menunggu mereka selesai dan keluar.
" Bagaimana keadaanmu nak ?" Tanya seorang pria yang terlihat berusia lebih matang daripada pria yang berdiri disampingnya.
" Aku baik-baik saja pak..."
" Apa misiku selanjutnya?" Lanjut Harley, dirinya sudah paham betul dengan kehadiran mereka disana.
" Dua minggu lagi kau akan pergi ke negara U, dan menemui seseorang disana...Sebelum itu, kami harus menyingkirkan wanita itu nak...Dia telah menyaksikan kejadian malam itu " Ujarnya.
" No Simon, dia akan bekerja untukku....Aku akan membawanya pulang hari ini " Ucap Harley tanpa ragu.
" Apa kau yakin?" Simon mencoba untuk meyakinkan pemuda itu akan keputusan yang diambilnya.
" Ya aku yakin Simon...Dia tidak punya siapa-siapa lagi " Jawab Harley lalu memperlihatkan sesuatu di handphone nya.
" Kau terlalu baik Harley " Ucap Simon
" Kami akan mengawasi nya sementara ini, hingga kami benar-benar yakin dia tidak akan membahayakan dirimu dan kami semua " Lanjutnya.
Hari itu pun Harley membawa dirinya ke kediamannya yang berada diatas bukit tak jauh dari pantai di sebelah selatan kota, setelah pemuda tampan itu memberitahu nya apa yang disampaikan oleh dua pria tadi.
Sebagai balas budi Paloma, pun menerima tawaran Harley tanpa berpikir sedikitpun.
" Huh...Kau ini memang tidak disukai malaikat maut, makanya mereka malas menjemputmu " Ujar Paloma kesal.
Harley sudah terbiasa mendengar celotehan wanita bertubuh bulat ini, dia hanya akan menertawakan ucapannya karena dia tahu Paloma tidak pernah bersungguh-sungguh dengan perkataannya itu.
" Jaga dirimu baik-baik oke...Pastikan kamu kembali dalam keadaan utuh atau aku akan mendatangi mereka dan membunuh mereka satu persatu" Lanjutnya sambil memeluk Harley dan menciumi wajah tampan pemuda itu.
" Aku yakin mereka akan takut padamu nenek tua, kau adalah wanita pemberani!" Gelak Harley.
" Tentu saja, aku bahkan berani memukul pantatmu jika kamu berani pulang dalam keadaan babak belur lagi! Merepotkan saja!" Keluhnya sambil memukuli Harley dengan lap handuk bekas menyeka tubuh pemuda itu.
" Aku pergi nenek tua! Jaga Max dengan baik atau akan aku potong gajimu setengahnya!" Ujar Harley setelah dia menciumi wajah Paloma dan memasuki mobil sport nya
" Dasar anak kurang ajar! Awas kamu yah!" Seru Paloma sambil mengacungkan tinjunya.
.
.
.
To be continue 😊😊
Hai kakak-kakak terimakasih telah meninggalkan jejak kalian disini.
Please jangan lupa komen, vote dan like nya yaaa...
Love you all se alam semesta raya 🤗🤗🤗
Peristiwa fenomenal sedang terjadi di negara W minggu ini, mereka merayakan hari ulang tahun kemerdekaan negera tercintanya yang baru 10 tahun ini merdeka dari penjajahan negara kolonial X.
Seluruh lapisan masyarakatnya bahu membahu menyelenggarakan hari kemenangan ini dengan penuh sukacita, mereka menyelenggarakan berbagai pesta sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap negaranya. Mulai dari pesta olahraga, pesta kuliner dan perayaan karnaval juga pesta budaya. Puncaknya, mereka akan mengadakan pesta kembang api tepat pada pukul 00 waktu setempat.
Harley mendapatkan tugas pengawalan khusus untuk sang presiden bersama dengan dua orang temannya yang baru seminggu ini dikenalnya.
“ Selamat pagi tuan presiden, ini adalah jadwal anda untuk hari ini “ Ucap seorang wanita berpakaian sangat rapi sambil menyerahkan sebuah map kepada Harley.
“ Terimakasih Inggrid “ Ucap sang presiden, lalu menerima amplop tersebut dari Harley setelah pemuda itu memeriksanya terlebih dulu. Salah satu protokol utama dalam pengamanan sang pemimpin negara.
“ Tolong kosongkan waktu untuk saya di jam 12 siang ini Inggrid, saya akan makan siang bersama dengan istri dan anak saya nanti “ Ucapnya lalu menyerahkan kembali map tersebut kepada Inggid, setelah sebelumnya dia mencoret satu jadwal dan menandatangainya.
“ Baik tuan presiden “ Ucap Inggrid , lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
“ Siapa yang bertugas untuk mengawal anak gadisku hari ini Harley?” Tanya sang presiden kepada pemuda yang setia berdiri disampingnya itu tanpa melihat ke arahnya.
“ Petugas Sam yang mengawal putri anda hari ini tuan “ Jawab Harley, sambil menatap layar ponselnya lalu mematikannya kembali dan memasukan benda pipih itu kedalam saku jasnya.
“” Suruh dia membawa putriku kesini jam 12 siang nanti “ Titahnya.
Hal yang paling Harley tidak sukai dari tugasnya kali ini adalah bertemu dengan istri dan anak dari sang presiden, kalau saja dirinya bisa menolak tugas yang diberikan oleh Simon kali ini pasti dia sudah menolaknya sejak awal.
Jika sang presiden adalah sosok pemimpin yang baik untuk negaranya, sosok ayah dan suami yang baik untuk istri dan anaknya, maka tidak dengan istri dan anak dari sang pemimpin negara tersebut. Mereka berbanding terbalik dengan pria yang ada disamping Harley saat ini.
Selama seminggu Harley bertugas disana, sudah sering kali keduanya membuat ulah, hingga Harley dan tim kepresidenan harus memutar otak bagaimana menghalau mereka dari pemberitaan buruk media.
Sang istri yang gemar menghambur-hamburkan uang untuk berpesta, dan sang anak yang suka sekali membuat masalah disekolahnya dan menggunakan nama kebesaran sang ayah untuk melepaskan diri dari jeratan hukum.
Jam makan siang pun tiba.
Sam menjemput Sheeran dari sekolahnya, sementara Bill menjemput nyonya Monica dari salon langganannya. Mereka membawa keduanya ke gedung kepresidenan untuk makan siang bersama dengan Arthur.
“ Hallo sayang…” Sapa nyonya Monica lalu mencium bibir sang suami tanpa ada rasa sungkan.
Salah satu pelayan menarik kursi untuk nyoya Monica, dan wanita itupun mendudukan dirinya disana. Tak lama berselang Sheeran memasuki ruangan dengan wajah yang tertekuk sempurna, sepertinya hari ini gadis itu sudah membuat masalah lagi disekolahnya.
“ Kok gadis ayah murung?” Tanya Arthur kepada putri kesayangannya lalu mencium puncak kepalanya. Sheeran hanya diam membisu, lalu menduduki kursi yang sudah disediakan untuknya.
Tidak ada pembicaraan sama sekali ketika mereka melangsungkan ritual makan siang bersamanya, yang terdengar hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu diatas piring. Hingga akhirnya Arthur membuka suara.
“ Bagaimana dengan sekolah barumu Sheeran? Apa kamu senang disana?” Tanya Arthur disela-sela suapannya.
“ Ya begitulah ayah..” Jawab gadis itu malas.
“ Semoga kamu senang disekolah barumu sayang “ Ucap Arthur, lalu tersenyum kepada putri semata wayangnya.
Sementara ayah dan anak itu berusaha untuk mengakrabkan diri, Monica malah asik mencuri pandang ke arah Harley. Pemuda yang selama seminggu ini telah membuat wanita ini begitu penasaran, karena sangat sulit untuk diajaknya bicara. Hari pertama Harley bertugas saja wanita ini sudah merayunya habis-habisan, untung saja pria misterius ini sudah kebal terhadap virus wanita penggoda jenis apapun di dunia ini.
Usai makan siang yang terbilang singkat, Sam dan Bill pun membawa mereka kembali ke kediaman Arthur. Atau lebih tepatnya ke tujuan mereka masing-masing.
Hingga satu jam kemudian, Sam mengabari Harley bahwa dirinya telah kehilangan Sheeran. Hal ini sontak membuat seluruh penghuni gedung kepresidenan panik! Mereka mulai menghubungi pihak-pihak berwajib untuk membantu pencarian gadis itu, sementara Sam bersama dan Harley sudah memulai pencarian ala mereka sendiri.
Setelah makan siang tadi gadis itu minta diantar ke sebuah mall, Sam pun langsung memberitahukan hal itu kepada Harley agar pria itu memberikan ektra pengamanan di dalam gedung besar itu. Di menit-menit pertama, Sam masih mengikuti gadis itu kemanapun dia pergi. Tetapi setelah gadis itu meminta ijin untuk pergi ke toilet dari situlah Sam mulai kehilangan jejaknya. Sheeran tidak juga keluar dari ruangan itu.
Sam mengerahkan semua tenaga pengaman untuk mencari keberadaan gadis itu disana, dia juga memeriksa rekaman CCTV disetiap sudut gedung itu bahkan hingga ke pelataran parkir. Tetapi hasilnya tetap nihil.
“ GPS di ponselnya mengarah ke lokasi ini Harley “ Ucap Sam, seperti biasa pemuda kaku itu hanya menghela nafasnya lalu mengedarkan pandangannya.
“ Ini…” Ucap Sam lalu mengambil tas milik Sheeran yang tergeletak begitu saja di pelataran parkir gedung kosong itu.
“ Minta petugas polisi untuk memeriksa gedung ini “ Pinta Harley. Dia pun langsung menghubungi seseorang dengan ponselnya.
“ Kita kembali “ Ucap Harley setelah pria itu mematikan sambungan telponnya.
“ Polisi sedang dalam perjalanan kemari Harley “ Ucap Sam, sambil mengikuti Harley masuk kedalam mobil, lalu mereka pun meninggalkan gedung kosong itu.
Sesampainya di gedung kepresidenan, Harley langsung masuk ke ruang sang pemimpin negara. Pria itu terlihat begitu khawatir, sementara nyonya Monica terlihat tengah menangis di sudut sofa.
“ Bagaimana Harley? Apa kalian berhasil menemukan keberadaan anak kami?” Tanya Arthur. Pria itu memijat keningnya yang semakin berdenyut.
“ Kami hanya menemukan tasnya saja tuan, petunjuk mengarah pada sebuah gedung kosong di timur kota “ Jawab Harley dingin dan datar.
“ Apa sudah ada yang menghubungi anda tuan presiden? “ Lanjutnya.
Baru saja Arthur akan menjawab pertanyaan Harley, tiba-tiba Harley meraih remote tv setelah dirinya mendapatkan pesan singkat dari seseorang melalui ponselnya. Pria dingin itu pun langsung menyalakan tv yang ada diruangan itu, disana sudah ada pria bertopeng yang berbicara sambil menunjukan jaket yang terakhir kali dipakai oleh Sheeran.
.
.
.
To be continue
Hai kakak-kakak terimakasih karena telah meninggalkan jejak kalian disini yah...
Jangan lupa vote , like & komennya..
Happy reading
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!