...Cerita hanyalah fiksi, tidak ada kaitannya dengan sejarah china. Jika ada kesamaan nama/tempat mungkin hanya kebetulan.]...
...🌸🌸🌸🌸🌸...
Musim dingin baru saja usai dan musim semi menyambut dengan hangat. Masa liburan hampir selesai membuat semua orang sibuk mempersiapkan segalanya.
Tetapi di sini, di hutan yang nampak asri dengan jalanan menanjak terlihat sekelompok pemuda dan pemudi yang sedang berjalan pelan menyusuri jalan setapak. Mungkin menghabiskan waktu liburan untuk mendaki gunung sebelum tugas-tugas menyabut. Musim semi adalah waktu yang tepat walaupun memang singkat.
"Tahan sebentar. Kita akan segera sampai!" ucap laki-laki yang terlihat cukup tampan.
Sebut saja namanya Jiang. Ia menyemangati teman-teman di belakangnya. Totalnya ada enam orang dengan perbandingan tiga laki-laki dan tiga perempuan.
"Tidak bisakah kami beristirahat dulu?" Sebuah suara lembut terdengar dari bagian belakang. Disana ada seorang gadis cantik dengan kuncir kuda. Wajahnya sedikit berkeringat.
Jiang menoleh dan menghampiri gadis itu. "Minumlah," katanya sambil menyodorkan sebuah botol minum bergambar kupu-kupu.
"Apa yang kamu lakukan?! itu milikku!" Tiba-tiba suara lain terdengar. Suaranya melengking karena marah.
"Xiao Yuan, aku akan menggantinya nanti, oke?" Jiang menatap gadis itu dengan pandangan memohon.
Gadis bernama Han Yuan, atau yang kerap di sapa Xiao Yuan itu terlihat kesal. Dia melengos dan melenggang pergi dari sana.
Tanpa memikirkan wajah gadis yang terlihat masam itu, Jiang kembali memberikan botol minumnya pada Li Yue.
"Kita beristirahat di sini saja dulu!" ujarnya pada teman-teman yang lain.
"Xiao Yuan, kamu mau ke mana?" Pertanyaan Li Yue membuat Yuan berhenti dan menoleh ke arahnya.
"Bukan urusanmu." jawabnya acuh tak acuh. Wajah cantik gadis itu terlihat sedikit memerah.
Li Yue yang memperhatikannya segera menutup mulut kembali. Dia sadar diri bahwa dirinyalah penyebab mood gadis itu hancur.
Tanpa melihat lagi, Yuan kembali melangkah sambil beberapa kali menendang kecil kerikil di tanah.
"Kamu akan membiarkannya pergi sendiri?" Li Yue bertanya pada Jiang yang terlihat tidak peduli.
"Apa yang bisa dia lakukan? Jangan khawatir, temperamennya itu, aku mengetahuinya lebih baik. Dia akan baik-baik saja." katanya.
Li Yue tertegun sejenak kemudian tersenyum dan berkata, "Aku baik-baik saja."
"Apakah kalian sedang bertengkar?" Suara lain terdengar menginterupsi keduanya.
Jiang menoleh dan menatap seorang pria yang berjalan menghampirinya.
"Apakah kamu bercanda? Sudah jelas mereka bertengkar, kami semua melihatnya. Kalian para pria, semuanya sama saja!" celetuk seorang gadis yang berada tepat di samping laki-laki yang tadi bertanya.
"Qian Qian, apa maksudmu kami semua sama? Lihat aku! aku lebih baik dari dia, ibuku bilang aku terlihat seperti seorang aktor, siapa itu? Ah Xiao Zhan!"
"Hah! Ibumu mengatakan kebohongan yang sangat besar! Jia Xun Gē, kamu bahkan tidak terlihat lebih tampan dari Kakakku!"
"Qian Qian galak sekali!"
"Tidak bisakah kalian membicarakanku di belakang saja?" tanya Jiang meringis.
"Baiklah, sudah cukup. A-Jiang, kupikir seharusnya kamu tidak terlalu dekat denganku. Xiao Yuan mungkin cemburu. Siapa perempuan yang tidak cemburu ketika pacarnya dekat dengan wanita lain sekalipun itu mungkin teman dekat atau teman kecilnya," ucap Li Yue.
"Pergilah, jangan biarkan sesuatu terjadi pacarmu. Kalau kamu tidak mau, aku yang akan mencarinya," ucap Fanyi, laki-laki yang bertanya di awal tadi. Jiang menatapnya dengan aneh. Bagaimana bisa Jiang membiarkannya? Xiao Yuan adalah pacarnya, dan Fanyi itu terlihat tertarik pada Yuan hanya saja mungkin karena Yuan telah menjadi miliknya, dia memilih mundur. Selain itu mereka semua adalah teman dekat.
Jiang segera bergegas mencari Xiao Yuan. Sambil menunggu keduanya kembali, Li Yue, Qian Qian, Fanyi dan Jia Xun duduk di sebuah batang kayu yang tumbang.
"Aiya~ Apakah kisah percintaan memang seperti itu?" tanya Qian Qian menghela napas panjang.
"Jika kamu bersamaku, tentu saja tidak," ucap Jia Xun menggodanya.
Qian-Qian mendengarnya tetapi tidak menanggapi ucapan pria itu.
"Berhentilah menggoda adikku, dia sudah jelas menolakmu," ujar Fanyi menahan tawa.
"Dàgē,Bagaimana jika kamu membantuku? Aku akan menjadi adikmu yang baik!"
"Tidak tertarik, tidak tertarik. Adikku terlalu baik untukmu." Jawaban itu membuat Lei melengos.
"Li Yue Jiějiě,apakah aku boleh bertanya? Mengapa kamu sangat dekat dengan Jiang Gē?" tanya Qian Qian penasaran.
"A-Jiang dan aku sudah saling mengenal sejak kecil," jawab Li Yue.
"Kamu menyukai A-Jiang?" tanya Jia Xun ikut masuk ke dalam percakapan.
"Tentu saja tidak! Aku hanya menganggapnya sebagai teman," sanggahnya langsung.
"Tapi kurasa A-Jiang menyukaimu," ucap Fanyi sambil mengedikkan bahu.
"Tidak. itu tidak mungkin. Bagaimana kamu berpikir begitu?" Li Yue menatap Fanyi dan melanjutkan, "Dia sendiri yang mengatakan bahwa dia hanya menganggapku teman saja."
"Tidak ada pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan."
...***...
Di tempat lain, Jiang akhirnya menemukan Yuan sedang duduk di bawah pohon. Dia berjalan mendekatinya.
"Mengapa kamu di sini?" tanya Yuan yang sudah merasakan seseorang mendekatinya.
"Mari kita bicarakan baik-baik," kata Jiang lembut.
Yuan berdiri dan berbalik menatap pria di depannya. "Bicara apa? Kamu menyukainya, kan?"
"Mengapa kamu bicara seperti itu?" tanya Jiang mulai terbawa emosi.
"Jiang Gē, Kamu tidak perlu berbohong lagi. Kamu menatapnya dengan pandangan yang berbeda, bahkan orang bodoh sekalipun akan tau arti tatapanmu padanya," ujar gadis itu tanpa terlihat emosi di wajahnya.
"Oh, kamu sudah bisa menebaknya ya? Itu benar, bahwa aku memang menyukai Li Yue. Dia berbeda darimu tetapi aku tidak ingin menghancurkan persahabatan kita. Tetapi juga benar bahwa aku mencintaimu hanya saja sifatmu sungguh keras. Hubungan kita terlalu membosankan." ungkap Jiang meluapkan isi hatinya.
Yuan tersenyum tipis dan mengangguk. "Aku mengerti. Jika kamu mengatakan sifatku yang keras, tahukan kamu bagaimana dengan sifatmu? Tidak berpendirian. Tidak stabil. Aku sudah menduganya, dan untung saja aku tidak benar-benar menaruh hatiku padamu. Jadi kamu jangan khawatir menyakitiku." Dia tertawa pelan setelah mengucapkannya.
"Apa maksudmu?" tanya Jiang berusaha menahan amarah.
"Karena kamu sudah jujur, maka aku juga akan jujur. Jiang Gē, aku tidak pernah benar-benar menyukaimu. Aku menerimamu karena tersentuh dengan perjuanganmu. Jika kamu mempertahankan sikap manismu seperti saat kita pertama kali menjadi kekasih, mungkin aku akan menyukaimu. Tidak disangka, manusia berubah secepat itu. Mengapa ketika kita mendapatkan sesuatu, sulit sekali untuk mempertahankannya? Mengapa ketika kita mendapatkan sesuatu dengan mudah, kita juga dengan mudah melepaskannya?"
"Kamu!"
"Ada apa? Apa aku mengatakan hal yang salah? Jiang Gē, mari kita akhiri saja hubungan ini." Setelah selesai mengatakan apa yang ingin disampaikan, Yuan berlari meninggalkan Jiang yang nampak emosi.
Jiang kembali dengan wajah kesal kepada teman-temannya.
"Kamu sudah kembali? Di mana Xiao Yuan?" tanya Qian Qian saat tidak melihat keberadaan Yuan.
"Jangan tanya aku! aku tidak tau," jawab Jiang ketus.
"Apa yang kamu lakukan padanya?" Kali ini Fanyi yang bertanya.
"Aku tidak melakukan apapun, dia yang memutuskanku!" jawab Jiang kesal saat kembali mengingatnya.
Li Yue mendekati Jiang dengan tatapan curiga. "Apa yang kamu katakan padanya?"
Jiang menatap Li Yue ragu dan menjawab pelan, "Aku menyukaimu."
Jawaban itu membuat mereka semua terkejut.
"Mengapa kamu mengatakan kebohongan seperti itu?" tanya Li Yue lemah.
"Aku tidak berbohong. Yue'er, sebenarnya aku mencintaimu," ucap Jiang sambil memegang kedua tangan Li Yue.
"Apa ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang murni?" gumam Li Yue. Dia melepaskan genggaman tangan Jiang dan menatapnya kecewa.
"Kalian di sini saja. Aku yang akan mencarinya."
***
Di tempat lain, Yuan sudah berhenti berlari. Ia tidak sedih ataupun menghindari masalah, hanya merasa sangat dongkol.
Karena terlalu terlarut dalam pikiran dan menyumpah serapahi Jiang sepanjang jalan, Gadis itu sampai tidak sadar dirinya berjalan ke arah di pinggir jurang yang terlihat gelap. baru saja berpikir menjauh dari sana, tapi kakinya menginjak tanah yang salah. Alhasil tubuh mungilnya jatuh terperosok ke jurang.
Tetapi sebuah tangan dengan cepat memegang tangan Yuan, menahannya agar tidak terjatuh.
Yuan mendongakkan kepalanya dan melihat Li Yue yang sedang berusaha menariknya ke atas. Salah satu tangan Li Yue memegang sebatang pohon yang tidak terlalu besar.
"Bertahanlah," ucap Li Yue.
Yuan tertegun kemudian senyum tipis muncul di bibirnya "Jiějiě, kamu ternyata tidak seburuk yang aku kira. Tetapi jika kamu terus menahanku, kamu juga akan terjatuh."
"Jadi aku harus membiarkanmu terjatuh di depan mataku? Xiao Yuan, aku benar-benar tidak memiliki perasaan apapun kepada A-Jiang." Di tengah-tengah usahanya untuk menarik Yuan ke atas, Li Yue berusaha meluruskan kesalahpahaman.
"Aku tahu. Li Yue Jiějiě, kamu sangat baik, cantik dan juga menyenangkan. Tidak heran dia menyukaimu," ucap Yuan memujinya.
"Tapi aku tidak menyukainya. Dia bukan tipeku!"
"Setuju, kamu terlalu baik untuknya. Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik jika kamu mau."
"Mengapa kamu memutuskannya?"
"Oh dia menceritakannya? tidak apa-apa, aku hanya merasa lelah dengan hubungan ini. Jiějiě, bisa kamu lepaskanku saja? tanganku sangat sakit."
"Apa kamu gila!"
"Jiějiě, mengapa jadi kamu yang terlihat panik?"
"Lalu mengapa kamu terlihat sangat santai? Tidakkah kamu takut?" tanya Li Yue yang tidak habis pikir dengan gadis ini. Di saat menegangkan seperti ini, dia terlihat biasa saja. Hanya tangannya yang terasa dingin.
"Jiějiě, apa yang kamu lihat belum tentu itu yang terjadi. Aku merasa takut, tapi ini terlalu sulit. Kurasa di bawah sana adalah sungai. Jangan khawatir, aku ahli dalam berenang. Lagipula kamu tidak cukup kuat menarikku sendiri, jika kamu tidak melepaskanku, kami berdua akan terjatuh. Jadi, Jiějiě, kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan? Aku percaya padamu." Setelah selesai berkata, Yuan menarik tangannya dari genggaman Li Yue.
Jantungnya terasa berdetak, tanpa sadar air matanya mulai mengalir. Iya! Gadis cantik itu menangis, tetapi dia tidak bisa melakukan apapun. Yuan membiarkan dirinya terjun bebas ke bawah jurang yang terlihat tak berujung. Tidak tau apakah di bawahnya adalah batu-batuan, binatang buas ataukah air. Tetapi Yuan mulai mendengar suara air di bawah sana, kemudian pohon-pohon tinggi yang tadi terlihat dari atas mulai menghilang digantikan batang-batang yang di mana sinar matahari bisa masuk melalui celah-celahnya. Yuan memejamkan mata saat merasakan tubuhnya menghantam air dengan keras. Itu cukup menyakitkan.
Dan yang bisa dia lakukan hanyalah pasrah. Sebenarnya Yuan tidak berbohong. Dia benar-benar bisa berenang, tetapi jatuh menghantam air rupanya cukup menyakitkan. Itu membuatnya lemas.
Samar-samar dia melihat seseorang mulai mendekatinya. Tidak! sepertinya orang itu juga terjatuh. Apakah itu Li Yue? tetapi saat siluet itu semakin dekat, dia terlihat.... berbeda.
Yuan menutup matanya beberapa detik dan saat kembali terbuka, betapa terkejutnya ia melihat dirinya sendiri berada di depannya.
'Halusinasi macam apa ini? Apakah ini hantu air?' pikirnya.
Semakin lama, mata Yuan terasa semakin berat hingga dia mulai kehilangan kesadaran. Ayah, Ibu... Selamatkan aku!
Gadis itu kehilangan kesadarannya dan semakin tenggelam ke dasar air. Apakah ini awal dari akhir hidupnya?
...°°°°°...
Jiějiě [姐姐] :Kakak perempuan
Gēgē[哥哥]: Kakak Laki-laki
Dàgē[大哥]:Kakak Laki-laki → biasanya digunakan untuk memanggil kakak laki-laki tertua.
Ruangan itu sunyi. Barang-barang tertata rapi dengan sedikit asap dupa yang menutupi. Wanginya membuat orang yang menciumnya merasa tenang.
Di atas ranjang, seorang wanita muda tertidur lelap perlahan membuka matanya. Tangannya tanpa sadar terangkat mengusap dahinya.
Mata seindah bunga persik itu akhirnya benar-benar terbuka. Dia mengangkat badannya perlahan sambil menatap ruangan yang tampak asing itu.
Tubuhnya menegang. "Di mana aku?" ujarnya membatin. Tanpa sadar sepasang mata bunga persik itu menatap dirinya sendiri.
Apa ini!!! Apa yang terjadi padanya?
Bagai tersambar petir, gadis itu tiba-tiba turun dari ranjang. Tetapi belum satu menit dia berdiri, dia jatuh terduduk. Kakinya terasa lemas. Dengan tangan menggapai pinggiran tempat tidur yang terbuat dari kayu dengan pola yang indah, gadis itu mencoba berdiri lagi.
"Tuan Putri! Apakah Anda baik-baik saja?" Sebuah suara terdengar dari arah belakang bersamaan dengan langkah kaki yang terdengar cepat.
"Apakah Anda baik-baik saja?" Suaranya lembut tetapi penuh kekhawatiran.
Dia membantu gadis itu berdiri tetapi gadis itu menolaknya.
"Tuan Putri."
"Jangan—jangan mendekat," ujarnya dengan suara serak.
"Tuan Putri, kamu—"
Gadis itu mencoba berdiri lagi dan usahanya kali ini membuahkan hasil. Dengan menopangkan beratnya pada tiang tempat tidur yang terbuat dari kayu itu, dia kini menatap orang yang baru saja ingin membantunya.
Ada dua orang wanita di depannya, hanya saja pakaian mereka terlihat sederhana. "Kalian—siapa kalian?" tanyanya pada kedua orang itu.
"Putri tidak mengenal kami?" Salah satu dari mereka bertanya dengan raut wajah yang masih terlihat khawatir. "Núbì adalah pelayan pribadi Tuan Putri, Jingli. Sedangkan dia adalah pelayan istana luar yang membantu untuk membawakan obat untukmu," jawabnya sambil memperkenalkan wanita yang berdiri di belakangnya.
"Pelayan pribadi?" Dia menggelengkan kepalanya yang terasa nyeri.
"Tuan Putri, Anda baik-baik saja?" Jingli mengambil langkah mendekat, tetapi wanita itu kembali mencegahnya.
"Tidak apa-apa, saya baik-baik saja. Sebelumnya terima kasih sudah menyelamatkanku. Jiějiě, bisakah kamu membantuku untuk menunjukkan jalan besar? ponselku! Apakah kamu menemukannya?"
Jingli menatap bingung pada wanita di depannya ini. Jelas dia tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Tuan Putri, Anda beristirahatlah dulu."
Setelah berkata, Jingli menatap rekannya, memberikan dia kode. Tak butuh waktu lama, pelayan itupun pergi meninggalkan mereka.
"Tuan Putri, Núbì akan membantu." Jingli perlahan mendekat dan membantu gadis itu untuk duduk kembali di atas ranjang.
"Jiejie, Kamu tidak perlu memanggilku seperti itu. Namaku adalah Han Yuan. Kamu bisa memanggilku Yuan," katanya memperkenalkan diri. Merasa bahwa Jingli tidak memiliki niat buruk, maka dia membiarkan saja wanita itu membantunya.
Di sisi lain, Jingli merasa bingung untuk menjawabnya bagaimana. Dia tidak boleh melakukan sesuatu yang salah saat ini.
"Ēn gōng Jiějiě, di mana kamu menyimpan barang-barangku? Ini, aku tidak terlalu nyaman menggunakan baju ini. Omong-omong di mana ini? Tradisinya masih angat kental, alangkah baiknya jika aku bisa mengambil beberapa gambar di sini," ujar Yuan dengan hati-hati agar dermawannya ini tidak tersinggung. Walaupun masih banyak kebingungan dan kekawatiran yang dia rasakan, tetapi Yuan sangat ahli dalam menyembunyikan perasaannya.
"Tuan Putri, Núbì—tidak mengerti apa yang dikatakanya Tuan Putri."
"Ah?"
Tidak lama seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik memasuki kamar itu bersama dengan beberapa pelayan dan seorang wanita tua berbaju putih.
"Putriku," ucap wanita cantik itu seraya membuka tangannya di depan Yuan. Dia hendak memeluknya.
Melihat kedatangan orang banyak yang tiba-tiba ini membuat Yuan terkejut. Tubuhnya yang tadi rileks kembali menegang.
"Tunggu—tunggu! Jangan datang ke sini! Jiějiě, ini ada apa? Saya—kamu bisakah mengantarku keluar dari sini saja? Setelah saya kembali nanti, saya akan menganti semua biaya yang sudah saya habiskan padamu." Yuan menarik lengan Jingli, menatapnya memelas. Perasaanya tidak enak sekarang.
"Putriku, ada apa denganmu? Kamu—kamu tidak mengenali Mǔhòu?" Wanita itu menangis saat mengatakannya.
Melihat wanita di depannya menangis, tidak tahu mengapa hatinya terasa sakit.
"Āyí, kamu jangan menangis. Aku—" Yuan tidak tahu harus berkata apa sekarang. Keadaan macam apa ini?
"Ini adalah salahku. Kamu bahkan tidak mau memanggilku ibu?"
"Wáng Hòu, sebenarnya Tuan Putri juga tidak mengenali Núbì. Sejak Tuan Putri bangun, sudah seperti ini. Tuan Putri sangat menyayangi Wáng Hòu, kejadiaan ini bukan salah Wáng Hòu, ini Núbì yang telah lalai menjaga Tuan Putri. Núbì pantas mendapatkan hukumannya." Pernyataan Jingli membuat wanita paruh baya itu menatapnya.
Yuan menatap orang-orang itu dalam kebingungan yang besar. Kepalanya kembali sakit. Apa yang sedang mereka bicarakan? Siapa Gōngzhǔ? Siapa Wáng Hòu? Di mana dia? Apa yang terjadi? Dan banyak lagi pertanyaan yang berputar di otaknya.
Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca. Yuan menekan belakang kepalanya. Antara rasa sakit dan ketakutan bercampur menjadi satu. Dia hanya ingin pulang sekarang, tetapi dia bahkan tidak tau di mana dia berada.
Entah karena terlalu banyak cairan yang menumpuk di matanya, Yuan merasa pandangannya buram.
"Xiao Li!"
"Tuan Putri!" Teriakan samar itu masih terdengar sebelum akhirnya Yuan merasa tenang kembali.
***
Dalam tidurnya, Yuan bergumam pelan. Sepasang mata indahnya yang tertutup bulu mata lentik perlahan terbuka.
"Tuan Putri, Anda sudah bangun?" Suara lembut itu membuat Yuan menoleh.
Yuan menatap Jingli. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu tetapi terlihat ragu.
Melihat Yuan yang hanya menatapnya tanpa mengatakan satu katapun, wanita itu menjadi cemas.
"Tuan Putri, Anda baik-baik saja? Núbì—hamba akan memanggil tabib istana."
"Di mana aku?" Mendengar pertanyaan yaang dilontarkan Yuan, Jingli pun mengentikan langkah dan memutar kembali badannya.
"Jiějiě, di mana kita?"
Meskipun dilanda cemas, Jingli tetap menjawab, "Kami tentu saja berada di rumah."
Yuan menggeleng pelan. "Tidak. Bukan itu. Maksudku, dinasti apa ini?"
"Ah, ini Dinasti Qin," jawab Jingli.
"Aku tidak berharap ini akan terjadi, tetapi melihat semuanya sekarang, terlalu tidak mungkin bahwa ini semua bercanda, kan?" gumamnya pelan. Sudah terlalu lelah untuk menangis dan juga menangis tidak akan membuatnya kembali juga kan? Lalu apa lagi sekarang? Bunuh diri untuk mencoba apakah dia akan bisa kembali atau tidak? Jangan bercanda! Dia bahkan masih merasakan sakit di tubuhnya yang terlalu mustahil untuk dibilang ini hanya sebuah mimpi. Dan juga, bagaimana jika dia bunuh diri, apakah itu akan menjamin dia akan kembali ke dunianya atau langsung masuk neraka jalur express? Lihat? Memikirkannya saja sudah membuat dia pusing lagi. Jadi lupakan saja itu!
Tiba-tiba, Yuan teringat sesuatu dan bertanya, "Siapa aku?"
Mengerti akan kondisi tuannya yang sudah di jelaskan tabib istana, Jingli segera menjawab, "Anda adalah Tuan Putri Pertama sekaligus anak pertama Raja Huang dan Ratu Yin kerajaan Zhou. Nama anda, Zhou YanLi."
"Aku sakit apa? Sudah berapa lama aku tertidur?"
"Ini bukan karena sakit. Tuan Putri mengalami kecelakaan tiga bulan yang lalu. Anda tenggelam di dermaga halaman belakang. Untungnya Feng Ji Gōngzhǔ menemukanmu dan segera meminta pertolongan."
"Tenggelam?" ulang Yuan yang diangguki Jingli.
'Apakah aku benar-benar melakukan perjalanan waktu?' batin Yuan bertanya.
"Aku mengerti. Jiejie, siapa namamu?" Yuan memilih untuk mengganti topik pembicaraan daripada harus memikirnya nasibnya yang sudah seperti di drama-drama yang ia tonton seperti Splash-splash love, The Romance of Tiger and Rose, The Eternal Love, Love Better Than Immortality, Oh My Emperor dan lain-lain.
"Núbì pelayan pribadi Tuan Putri sejak kecil, Jingli"
Yuan mengangguk paham. Dia pun memikirkan hal yang lain. "Jiějiě, Bisakah aku keluar dari kamar ini? Aku ingin tau bagaimana di luar sana," katanya. Di balik rasa takut dan cemasnya, Yuan juga merasa perlu untuk mengetahui medannya sekarang berada. Apapun yang akan terjadi, jalani saja hari ini dengan baik sekarang.
"Yang Mulia Ratu melarang Anda pergi sebelum Anda pulih. Tuan Putri, Anda harus beristirahat lagi. Núbì akan mengambil obat untukmu atau Tuan Putri ingin ditemani?"
Yuan menggeleng. "Tidak apa. Jingli Jiějiě bisa melakukan tugasmu."
"Kalau begitu, Núbì pergi dulu."
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Núbì [奴婢]:Budak dari kelas rendah/Pelayan (biasanya para pelayan akan memanggil diri mereka sendiri dengan sebutan Núbì)
Wáng Hòu [王后]:Ratu/Istri pertama/utama Raja.
Mǔhòu [母后]:Ibu Ratu (anak-anak dari raja dan ratu biasanya akan memanggil wanghou dengan sebutan ini, sedangkan untuk anak dari selir raja tergantung kedekatannya pada sang Ratu.)
Gōngzhǔ [公主]:Putri (semua anak dari raja akan mendapatkan gelar ini)
Ēn gōng (恩公):Dermawan, En gong Jiejie berarti kakak dermawan (Yuan memanggil Jingli karena menanggapnya menyelamatkan hidupnya/sebagai dermawannya)
Seminggu berlalu, tetapi Yuan masih tidak menemukan jalan kembali. Setidaknya gadis itu sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
"Jingli Jiějiě," panggil Yuan yang sedang merendam dirinya di air mawar.
"Núbì di sini, Tuan Putri," jawab Jingli berlari kecil mendekati Yuan.
"Aku sudah selesai, tolong bantu aku mengenakan pakaian."
"Baik," katanya patuh.
Setelah selesai memakai baju, Yuan duduk di depan cermin dengan Jingli yang sedang menata rambut serta memolesi wajahnya dengan riasan. Tidak ada perbedaan antara antara wajahnya dan Zhou YanLi. Saat pertama kali bercermin, Yuan bahkan bertanya-tanya apakah rupa dari Putri kerajaan Zhou itu benar-benar seperti ini? Atau mungkinkah dia yang berada di dunia modern itu adalah reinkarnasinya? Dia tidak terlalu buta sejarah. Setidaknya Yuan pernah membaca buku sejarah dan di sana tertulis putri pertama kerajaan Zhou adalah salah satu dari lima wanita tercantik yang melegenda pada zaman cina kuno. Apakah Yuan bisa membanggakan dirinya sekarang?
"Selesai!" ucap Jingli menatap pantulan wajah Yuan dengan penuh kekaguman.
Saat melihat hasil karya Jingli di wajahnya tanpa sengaja, matanya menangkap sebuah kotak dengan ukiran unik di sudut meja rias. Tangan Yuan terulur untuk mengambilnya.
"Ini cantik sekali," gumamnya saat melihat isi dari kotak itu.
Mendengar pujian Yuan, Jingli pun ikut melihatnya.
"Apakah ini milik YanLi Gōngzhǔ?" tanyanya pada Jingli.
Meskipun terdengar aneh, Jingli tetap mengangguk dan tersenyum. "Benar, itu adalah milik Anda," jawabnya.
Yuan meringis pelan. "Oke, ini milikku. Sepertinya ini sangat berharga."
"Itu hadiah dari Yang Mulia Raja saat Tuan Putri berusia tujuh tahun, Anda sangat menyukainya, gelang itu salah satu barang yang paling berharga untukmu. Tuan Putri ingin memakainya?"
Yuan menggeleng dan menjawab, "Tidak, ini terlalu berharga. Tapi aku akan membawanya." Kemudian dia berdiri dan melangkah keluar dari kamarnya diikuti Jingli yang berada di belakang.
Hari ini Guówáng mengadakan jamuan makan yang hanya dihadiri keluarga saja. Dan untuk pertama kalinya, Yuan akan bertemu dengan seluruh anggota keluarga Yanli Gōngzhǔ.
Jingli memperhatikan punggung Yuan yang tampak gelisah dan bertanya, "Apakah Anda gugup, Tuan Putri?" Dia pun maju menyejajarkan langkahnya di samping Yuan.
"Apakah ini perlu ditanya lagi?. Aku tidak tahu apakah aku akan melakukan kesalahan di sana," katanya terdengar putus asa. Yuan tadinya ingin menolak, tetapi belum saja memikirkan alasannya, Raja dan Ratu kerajaan Zhou itu menemuinya secara pribadi. Itu pertama kali Yuan melihat 'ayahnya'. Orang tua YanLi terlihat sangat baik, begitulah pikirnya. Dia benar-benar merasa menjadi anak mereka, jadi mana mungkin dia tega menolah permintaan mereka? Terlebih jamuan makan itu diadakan untuk merayakan kesehatannya yang sudah pulih.
"Jangan khawatir, Tuan Putri. Di istana ini, Anda adalah kesayangan semua orang," ucap Jingli sambil tersenyum.
"Aku sangat di cintai?"
"Anda adalah Putri yang bijaksana, lembut dan cerdas. Siapa yang tidak menyukai Anda?"
"Mendengar apa yang dikatakan Jiějiě, aku sedikit tenang."
Jingli terlihat berpikir dan kembali berkata, "Tuan Putri, Anda bisa memanggilku nama saja."
"Mengapa? Apakah kamu akan dihukum jika aku memanggilmu Jiějiě?"
"Itu tidak masalah. Tuan Putri bisa memanggil Núbì dengan sebutan apapun, tetapi panggilan Jiějiě ini terlalu tinggi."
Yuan mengangkat alisnya. "Tinggi? Kupikir tidak. Bukankah itu terlihat seperti kami sangat dekat?"
"Ini—"
Melihat Jingli yang gugup, Yuan tertawa kecil. "Jingli Jiějiě, kamu bilang aku sangat dicintai. Seorang putri yang lembut. Lalu mengapa aku merasa kamu terlihat sedikit takut padaku?"
"Ah, tidak seperti itu, Tuan Putri. Kami memang dekat, tetapi sebelumnya kamu tidak memanggiku begini, Núbì tidak terbiasa. Núbì tidak takut seperti yang Tuan Putri pikirkan, tetapi karena Tuan Putri memperlakukan Núbì dengan sangat baik, tetapi Núbì gagal dalam melindungi Tuan Putri, sudah membuatmu sangat menderita hingga tidak mengingat satupun kenangan. Tuan Putri, aku belum mengatakan ini saat Anda bangun, tapi maafkan kelalaian Núbì karena meninggalkanmu saat itu." Jingli berkata dengan penuh penyesalan.
Yuan tersenyum tipis dan berkata, "Tidak apa. Aku adalah putri yang baik dan lembut, bagaimana mungkin akan menyalahkanmu, kan? Mari bicara lagi nanti, kita sudah sampai."
Dengan menarik lengan Jingli, Yuan membawanya ke hadapan Raja dan Ratu.
"YanLi memberi salam kepada Ayah dan Ibu," ucap Yuan menunduk sopan.
Setelah Raja dan Ratu menerima salamnya, Yuan dipersilakan untuk duduk.
"Jingli Jiějiě, jangan hanya berdiri. Duduklah di sampingku," kata Yuan pada Jingli.
"Itu tidak perlu, Tuan Putri," tolak Jingli halus.
"Jiějiě sangat baik memperlakukan pelayan pribadinya," ujar seseorang yang membuat Yuan menoleh
Seorang gadis muda yang cantik itu duduk di seberangnya. Mereka saling menatap selama beberapa saat sebelum Yuan mengalihkan pandanganya kembali pada Jingli.
Jingli cukup pintar mengartikan tatapan Yuan padanya dan berkata, "Adikmu, Zhou FengJi Gōngzhǔ. Putri dari Selir Agung Zhuang dan Yang Mulia Raja Huang."
Sekarang semua pandangan tertuju pada kedua saudari itu.
"Dia, mengapa menatapku seperti itu?"
"Tuan Putri, sudah menjadi rahasia umum bahwa hubunganmu dengan Putri ketiga FengJi tidak begitu baik," jelas Jingli.
Yuan mengangguk paham. Sebelumnya dia sudah menduga bahwa kehidupan ini tidak akan semudah itu.
Dia tersenyum manis dan kembali menatap FengJi. "Mèimei sangat memperhatikanku. Tidak tahu apakah mungkin kamu tidak memiliki perkerjaan lain selain memperhatikanku?" ujar Yuan yang terdengar biasa saja tetapi sangat tajam
Jawaban Yuan tentu saja membuat seluruh orang terkejut. Terlebih Feng Ji.
Hubungan dia dan kakaknya memang tidak begitu baik, dia selalu mencari kesalahan kakaknya tetapi tetap saja semua orang menyukai Yanli. Itu membuatnya iri dan membenci Yanli. Walaupun dia selalu menyulitkan kakaknya, tidak sekalipun Yanli membalasnya. Dia tetap baik kepada semua orang terlebih keluarganya. Dan itu semakin membuatnya membenci Yanli. Feng Ji menganggap semua yang dilakukan Yanli adalah kemunafikan. Tetapi hari ini dia tidak menyangka Yanli akan membalasnya.
Kembali menetralkan wajahnya, FengJi tersenyum mengejek. "Kakak pertama sepertinya memang sakit."
Suasana berubah tegang karena perdebatan adik dan kakak itu.
"Ji'er! Mengapa kamu mengatakan hal itu pada kakakmu? Minta maaf padanya! " tegur Selir Zhuang.
"Xiao Li, mohon maafkan adikmu. Dia masih terlalu muda untuk mengerti," ucap selir Zhuang sambil tersenyum.
"Aku tidak mau! Memangnya apa kesalahanku?" katanya menolak.
"Sudah, hentikan!" interupsi Raja Huang yang membuat ruangan hening seketika.
Selir Zhuang masih menatap Feng Ji dengan tidak suka.
"Ini salahku, Ibu Selir Zhuang tidak perlu memaksa FengJi Mèimei meminta maaf padaku," kata Yuan kembali membuka suaranya. Dia berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri tempat FengJi.
"Apa yang kamu rencanakan?" tanya Feng Ji curiga.
"Apa yang kamu pikirkan? Apakah aku seburuk itu di matamu? Aku ingin marah, tetapi aku terlalu mencintai adikku. Aku tau kamu menyayangiku. Jika bukan karenamu aku tidak akan berdiri di sini sekarang. Tidak akan ada jamuan tetapi peringatan kematian. Karena itu, aku sangat berterima kasih padamu. Ini bukan sesuatu yang baru, tetapi sangat berharga untukku. Aku memberikannya padamu." Yuan menyodorkan sebuah kotak persegi dengan ukiran yang sangat indah dan membukanya di depan Feng Ji.
"Ambillah," katanya seraya menarik tangan Feng Ji dan meletakkan kotak berisi gelang tangan yang sangat indah itu pada telapak tangan Feng Ji yang masih tak bergeming.
"Kamu—kamu benar-benar memberikan inj padaku?" tanya Feng Ji dengan pelan.
"Ini barang yang paling aku sayangi karena diberikan oleh Ayah. Karena ini barang yang aku sayangi maka aku akan memberikannya pada adik perempuan yang aku sayangi. Aku pikir kamu pasti bisa menjaganya dengan baik." Kata-kata yang keluar dari bibir Yuan seperti sihir untuk Feng Ji. Dia ingat betul bagaimana kakaknya menolak memberikan gelang itu padanya tiga belas tahun yang lalu. Itu adalah awal dari rasa bencinya terhadap Yanli. Tapi sekarang, apa yang terjadi?
"Aku tidak menerima penolakan, jadi ambilah itu!" Setelah mengatakannya, Yuan kembali duduk ke tempat semula. Perbuatannya mendapatkan pujian bahkan dari Yang Mulia sendiri.
"Tuan Putri, mengapa Anda memberikannya pada Feng Ji Gōngzhǔ?" tanya Jingli saat Yuan sudah duduk kembali di tempatnya.
"Terkadang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita juga harus mengorbankan sesuatu yang berharga. Itu layak."
Dan benar saja, apa yang dia lakukan tidak hanya membuat semua orang menyukainya, tetapi juga memujinya. Sangat pantas menjadi seorang Putri Raja dan Ratu tentunya tanpa tau apa apa yang sekarang dipikirkan oleh putri yang mereka semua cintai itu.
"Yang Mulia Putri Zhou YanLi, maafkan aku telah lancang memberikan barangmu kepada adikmu, kamu tidak akan marah kan? Lagipula aku bukan kamu, jadi dibandingkan aku, adikmu lebih cocok menyimpan itu. Bukan begitu? Jadi jika kamu masih hidup, ambillah sendiri, Oke? Aku benar-benar minta maaf tetapi aku harus melakukan ini demi kelancaran hidupku. Mengurangi musuh akan lebih baik, itung-itung ini juga akan memberimu manfaat jika kembali, jadi ayo maafkan aku Jiějiě Gōngzhǔ!"
▪︎▪︎▪︎
Guówáng [国王]:Raja
Mèimei [妹妹]:Adik perempuan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!