Happy Reading 😊
Pagi itu Ara berlari menuju ke kelas 11 IPS dengan tergesa karena bel tanda masuk sudah berbunyi. Ara Anastasia adalah seorang siswi pindahan dari Jogja dan sudah 6 bulan bersekolah di sana.
Sebenarnya gadis itu tidak terlambat, hanya saja tadi Ara mampir ke kelas 11 IPA untuk menemui sang pujaan hati yaitu Revan Prayoga, salah satu cowok terkenal yang di gilai para gadis di SMA Negeri Harapan 1. Pria jangkung yang juga ketua OSIS itu mempunyai paras menawan yang bisa membuat para gadis meleleh bila melihatnya.
Perawakan tinggi, tampan, kulit putih, hidung mancung, bibir merah alami, alis tebal dan yang paling penting dia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Banyak yang mengejarnya terutama Ara. Sudah 6 bulan ini gadis itu tidak lelah mengejar Revan, tapi sayangnya cowok itu sama sekali tidak tertarik dengan Ara.
Menurutnya Ara adalah salah satu dari seribu gadis yang tergila-gila padanya dan tidak ada yang spesial selain kecantikannya. Memang Revan akui jika Ara termasuk cewek populer, mempunyai banyak fans dan juga tubuhnya indah.
Tapi bagi Revan yang dia lihat bukan hanya dari segi itu. Cowok itu menyukai cewek yang smart, cerdas dan pintar. Ara jauh dari kata itu, gadis itu selalu mendapatkan nilai buruk terutama di bidang menghitung. Bukan level Revan sama sekali.
Revan tahu bahwa Ara menyukainya. Namun dia sudah berulangkali menolak gadis tersebut. Ara yang sangat cerewet dan selalu merusuhinya itu semakin membuat Revan muak apabila Ara datang kepadanya.
"Dari mana saja Lo Ra, tadi kan Lo udah datang ke sekolah sejak pagi, tapi ini kok baru nyampe kelas?" Tanya Nita teman sebangkunya.
"Biasa Nit, Gue nyamperin Revan di kelasnya, eh dianya gak ada, Gue tunggu-tunggu sampai bel berbunyi, dia gak datang-datang, y udah aku balik ke sini deh." Jawab Ara memangku wajah.
"Sampai kapan Lo mau ngejar Revan, masih banyak cowok tampan dan populer di sekolah kita Ra, lama-lama Gue kasihan sama Elo yang gak pernah di anggap sama Revan, bahkan dengar-dengar ni ya, katanya Revan lagi ngedeketin si Angel, sang ratu di sekolah ini." Ara mencibir.
"Gue gak bakal nyerah Nit buat dapetin hati Revan, katanya cinta itu harus di tunjukan dan di ungkapkan, jadi Gue gak bakal berhenti sampai di sini." Nita hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Ara.
Sahabat nya itu sudah sangat paham bagaimana usaha Ara untuk mendapatkan perhatian dari Revan, tapi cowok itu tidak pernah mau melirik Ara. Sebenarnya Nita juga kasihan melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu. Bahkan Ara bisa mendapatkan cowok yang lebih dari Revan, tapi memang dasarnya Ara itu keras kepala, jadi sangat sulit untuk membuatnya berhenti.
"Eh si killer datang." Bisik Nita.
Ara yang sedang malas itu langsung duduk tegak karena tidak mau dapat hukuman lagi dari guru yang dia juluki killer itu.
Sedangkan di kelas 11 IPA.
"Nih, bekal dari Ara." Romi menyodorkan sekotak bekal untuk Revan yang baru saja masuk kelas.
"Buat Lo aja," jawab Revan cuek. Romi menyambutnya dengan senang hati, karena setiap bekal yang di berikan Ara untuk Revan pasti disuruh makan Romi atau Vero.
"Kenapa sih Lo gak pernah mau makan bekal yang di bawain Ara, masakannya enak bro, Gue aja ketagihan." Ucap Romi.
"Ya udah, kalau Lo ketagihan makan aja, Gue gak mau dan gak akan pernah mau makan masakan buatan dia."
"Awas Van, nanti jadi karma loh, bisa-bisa Lo gak bakalan bisa hidup kalau gak makan masakan Ara, iya gak Ver?" Vero hanya berdehem.
"Gue udah bilang, apapun yang berhubungan dengan Ara, Gue males,,, dia itu cewek aneh yang gak tau malu, udah Gue tolak berkali-kali masih tetep aja gak mau nyerah,"
"Itu berarti tandanya dia tulus, Van." Jawab Romi.
"Gak butuh ketulusan dia!"
"Awas ntar kebalik loh Van, bisa jadi ntar Lo yang bakal kejar-kejar Ara dan ngemis cintanya." Sela Vero yang masih fokus ke layar ponselnya.
"Gak, Gue udah punya gadis idaman lain," jawab Revan. Romi akan menyela tetapi guru mereka sudah masuk ke dalam kelas.
Jam istrinya telah tiba, saatnya Ara beraksi lagi untuk menemui Revan. Revan sendiri tidak habis pikir dengan kelakuan Ara yang selalu mengganggunya. Dia harus menghadapi Ara dengan stok sabar yang tidak terhingga.
Bayangkan saja, Ara rela mengirimkan pesan berkali-kali hanya untuk bertanya dirinya sedang apa. Selalu menanyakan apakan ia sudah makan atau belum dan masih banyak lagi.
Revan yang tidak mau bertemu Ara bergegas menuju kelas Angel yang ada di sebelahnya.
"Van, Lo mau kemana? Buru-buru amat!" Seru Romi sahabat baiknya.
"Biasa, nyamperin gebetan!" Jawab Revan sambil berlari. Dia tidak mau kalau sampai keduluan Ara yang sampai ke kelasnya.
Romi hanya menggelengkan kepalanya, dia juga termasuk dari deretan cowok terpopuler di sekolah itu.
"Eh, Romi,, Revan mana?" Tanya Ara yang baru masuk ke kelas 11 IPA.
Romi yang melihat Ara langsung mendekat, jujur Romi mengakui bahwa Ara adalah gadis yang sangat cantik, bahkan menurutnya lebih cantik daripada Angel, yang jadi minusnya hanya otaknya Ara yang kurang Smart.
"Dia udah ke kelasnya Angel buat ngajak makan siang di kantin, kamu mau ke kantin juga gak?" Tanya Romi.
Ara menggeleng. "Gue mau nyamperin Revan," seru Ara melangkah meninggalkan Romi tapi langsung di cekal lengan Ara oleh pria itu.
"Ra, gak usah terlalu memaksakan diri Lo, Revan gak bakalan mau melirik ke arah Lo Ra, dia udah deketin Angel dan berencana nembak cewek itu." Ucap Romi yang sebenarnya juga ikut kasihan melihat Ara yang mengejar Revan.
"Lepasin Rom, apa urusan Lo kalau Gue gak mau buat ngejauhin Revan? Gue yakin Revan pasti milih Gue." Romi langsung melepaskan tangannya dari lengan Ara dan gadis itupun langsung berlari keluar kelas.
Vero yang sedari tadi melihat hal itu mendatangi sahabatnya. "Udah Rom, biarin aja maunya Ara bagaimana, mungkin aja dengan kegigihan nya itu Revan bisa terbuka hatinya." Ucap Vero menepuk bahu Romi.
"Iya Ro, Gue tau,, cuma Gue kasian aja lihat cewek secantik Ara rela ngejar-ngejar Revan yang udah jelas-jelas nolak dia." Jawab Romi.
###
Sedangkan di kantin.
Ara menatap pemandangan di depannya dengan mulut yang menganga. Hatinya memanas saat melihat Revan tengah menyuapi seorang gadis yang cukup populer diantara cowok-cowok di sekolahan itu. Angel si Queen. Gadis cantik yang juga salah satu gadis terpopuler di SMA itu. Queen adalah julukannya karena memang dirinya termasuk Ratu di sekolah tersebut. Dan itu menandakan bahwa level Ara masih jauh di bawah Angel.
"Cih, dasar sok manja, pakai minta di suapi segala!" Gerutu Ara.
Gadis itu masih melihat adegan demi adegan yang membuat dadanya sesak.
Bersambung.
Hai akak reader semuanya 🥰
Novel ini sekuelnya Berbagai Cinta : Pilih Aku Suamiku.
Happy Reading 😊
Revan dengan mesra menyuapi Angel dengan sikap yang lembut dan romantis, sikap yang berbanding terbalik saat di hadapan Ara.
"Lihat saja, Gue gak bakal ngelepas Revan gitu aja, selama enam bulan ini Gue bersusah payah buat dapetin hati Revan, Gue gak bakalan nyerah!" Dengan langkah percaya diri Ara mendekati meja yang sudah duduk dua orang yang menganggu matanya sedari tadi.
"Hai Van, Gue boleh gabung ya?" Ucap Ara yang langsung duduk di depan Revan dan Angel.
"Siapa yang ngizinin Lo duduk situ!" Ketus Revan saat melihat Ara yang datang sambil mesam mesem gak jelas.
"Hai Ra." Sapa Angel sambil tersenyum.
"Angel, kenapa kamu malah menyapa cewek gak jelas begini." Ucap Revan lembut pada Angel sangat berbeda saat Revan bicara pada Ara.
"Gak apa-apa Van, Ara juga teman kita kan, dia mau gabung makan di sini," jawab Angel masih dengan nada lembut membuat Ara berdecak tidak suka. Menurut Ara, Angel ini hanya berpura-pura sok manis di hadapan Revan.
Padahal aslinya Angel ini bermuka dua, Ara pernah melihat Angel memarahi adik kelasnya hanya karena tidak sengaja menyenggol bahunya saat berjalan tergesa. Saat itu Angel menggunakan kekuasaannya sebagai Queen sekolah, dengan gaya sok dan menindas adik kelas mereka. Tapi Revan tidak pernah melihat semua itu.
"Gak usah terlalu baik sama semua orang." Ucap Revan masih menatap gadis yang di sukainya itu. Lagi-lagi Ara hanya memandang Angel dengan tatapan tidak suka.
"Dasar munafik." Gerutu Ara yang tidak di dengar oleh kedua gadis itu.
"Mau makan, Ra?" Tanya Angel lembut dan tersenyum. Sikap yang membuat Ara muak.
Tapi berbeda dengan Revan, sikap Angel inilah yang membuat Revan sangat menyukai gadis tersebut. Selain cantik Angel juga di kenal sebagai gadis yang pintar, baik, disiplin, sopan, ramah, tidak neko-neko dan semua itulah yang membuat Revan memilih Angel sebagai perempuan impiannya.
"Udah Angel, gak usah pedulikan dia."
"Van, Lo kok gitu sih sama Gue, tenang aja, Gue bakal traktir makanan buat Lo ya?" Ucap Ara membuat Revan semakin risih.
"Wah, Gue juga mau donk Ra di traktir makan." Seru Romi yang juga ikut bergabung dengan Angel dan Revan.
"Eh, siapa yang mau bayarin makanan buat Lo, Gue cuma mau traktir Revan doank, ya!" Ucap Ara sewot.
Revan yang merasa terganggu dengan kehadiran dua mahluk di depannya itu langsung menarik tangan Angel dan mengajaknya pergi.
"Eh Van, Lo mau kemana?" Seru Ara ikut berdiri.
"Ayo, kita cari kursi lain aja ya?" Revan tetap tidak menghiraukan Ara yang mengajaknya bicara. Membuat Ara mendengus kesal.
Ara berjalan mengejar Revan dan Angel. "Van, tungguin Gue donk!" Revan berdecak sebal.
"Ra, Gue sama Angel mau makan berdua aja, jadi tolong jangan ganggu kita, oke." Bentak Revan, membuat Ara menghentikan langkahnya.
Gadis itu menatap kepergian Revan dan Angel mencari tempat kosong lain. Ara hanya berpikir, bukankah tadi pagi ia sudah memberikan bekal untuk Revan.
Ah, pasti bekalnya gak di makan sama Revan, kok sedih gini ya." Batin Ara melow.
"Yuk makan sama Gue dan Vero aja, Ra." Romi mendekati Ara dengan langkah gagah. Romi dan Vero ini juga sama-sama most wanted di SMA tersebut. Semua siswi memandang kagum ke arah cowok-cowok yang terpandang dan berprestasi itu.
Romi adalah ketua basket sekolah, sedangkan Vero si genius di bidang kimia. Revan sendiri adalah ketua OSIS yang terkenal galak dan arogan.
"Gak Rom, Gue mau balik ke kelas aja." Jawab Ara tersenyum. Senyum yang sangat manis membuat Romi mematung sepersekian detik.
Ara memang cantik alami, bodynya aduhai, apalagi dengan dengan baju ketat dan rok selutut membuat para cowok berdecak kagum saat melihat Ara.
Sedangkan Revan yang sudah kesal karena kedatangan Ara selalu bisa di tenangkan Angel hanya dengan tatapan lembutnya. "Udah Van, kalau kamu kesal seperti itu aku gak jadi makan loh."
"Iya, kita makan aja ya, kalau ada kamu tuh, kesal ku langsung hilang, Angel." Jawab Revan tersenyum.
###
Ara masih setia menunggu Revan pulang sekolah, dia pun menunggu cowok itu didepan pintu gerbang karena tadi ada acara rapat OSIS jadi terpaksa membuat Ara menunggu Revan pulang sampai rapat itu selesai.
Kegigihan Ara memang patut di acungi jempol, gadis itu tidak peduli dengan kata penolakan dari Revan yang menurutnya hanya angin lalu.
Baginya bisa menaklukkan hati Revan adalah sebuah anugerah yang terindah di dalam hidupnya. Sungguh Ara memang sudah gila karena cinta.
Gadis itu melihat jam di pergelangan tangannya, sudah sejam dia menunggu Revan di sana tetapi Revan dan kawan-kawan belum juga nampak batang hidungnya.
Ara memang sudah biasa ikut pulang bersama Revan dan kawan-kawan. Biasanya Revan memakai mobil dan Ara akan nebeng ikut pulang dengan cara merayunya sampai pria itu memperbolehkan.
Meskipun Revan tidak suka dan keberatan jika Ara ikut naik ke mobilnya, tetapi Romi dan Vero selalu membela Ara dan berakhir gadis itu duduk di sebelah Revan yang menyetir.
"Kenapa lama sekali mereka, kakiku udah kesemutan ini!" Gerutu Ara. Gadis itu berjongkok untuk mengusir rasa capek dan kemudian berdiri lagi setelah kakinya sudah terasa enakan.
Sekolah juga sudah terlihat sepi karena sebagian besar siswanya sudah pulang ke rumah, hanya Ara yang memang kurang kerjaan menunggu seorang Revan yang tidak akan pernah menganggap nya itu.
Ara memicingkan matanya ketika dia hanya melihat Romi dan Vero berjalan menuju parkiran yang tidak jauh dari pintu gerbang itu, biasanya Revan selalu ada di antara dua sahabatnya itu dan pulang bersama, tetapi kenapa mereka hanya berdua.
Karena penasaran tidak melihat keberadaan Revan akhirnya Ara berjalan mendekati Romi dan Vero untuk mencari tahu.
"Revan kemana? Kenapa dia tidak pulang bersama kalian?" Tanya Ara tiba-tiba.
Romi dan Vero yang baru saja akan masuk ke dalam mobil tentu saja terkejut melihat gadis itu yang masih berada di sekolah.
"Ra, kok Lo belum pulang?" Tanya Romi tidak menjawab pertanyaan Ara.
"Gue tanya kalian di mana Revan?" Romi dan Vero saling berpandangan.
"Dia udah pulang dari tadi, bareng Angel, kayaknya dia lewat pintu belakang." Jawab Vero yang langsung di senggol oleh Romi.
Jawaban Vero langsung membuat wajah Ara muram. Gadis itu melangkah pergi tak merespon seruan Romi.
Keesokan harinya.
Revan menggenggam tangan Angel dan menatap gadis pujaan hatinya itu dengan lembut.
"Angel, hari ini aku mau mengatakan perasaanku, sebenarnya sudah sejak lama suka sama kamu, maukah kamu jadi pacar aku?" Ucap Revan membuat Angel tersipu malu.
"Iya Van, aku mau jadi pacar kamu, aku juga sayang banget sama kamu." Jawab Angel membuat semua orang bersorak. Acara penembakan itu berada di kelas Angel. Semua teman sekelas Angel bersuka cita menyambut sang ketua OSIS dan Queen sekolah akhirnya jadian.
Bersambung.
Awal yang bikin kesel 😄
Jangan lupa like bunga dan kopinya 🌹☕
Happy Reading
Revan mengumumkan pada semua siswa dan siswi di SMA tersebut bahwa dia dan Angel sudah resmi berpacaran. Romi dan Vero menatap sahabatnya itu tidak suka.
"Si Revan memang gila ya, apa dia gak mikirin perasaan Ara, kalau Gue jadi dia pasti udah Gue terima Ara sejak dulu. Ara itu tulus sama Revan!" Ucap Romi.
"Ara memang cantik, tapi Revan gak suka sama cewek yang gak smart dan selalu pakai baju yang ketat, kalau Gue sih gak mikir dua kali buat nerima Ara. Secara Ara itu sangat cantik." Jawab Vero yang mendapatkan anggukan dari Romi.
Ara memang suka berdandan, pakaiannya serba pas di tubuhnya, bahkan dadanya yang besar itu tercetak jelas, setiap mata pria yang memandang mereka pasti membayangkan bahwa telapak tangannya pasti tidak akan muat untuk ukuran dada Ara.
"Lo bener bro, udah biarin aja tuh Revan, dia pasti bakal nyesel udah menyia-nyiakan cewek setulus Ara."
Sedangkan di sisi lain.
Nita berlari melewati koridor dan bergegas masuk ke dalam kelasnya, menghampiri Ara yang masih sibuk mengerjakan tugas dari guru matematika karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
"Ra, ada berita heboh!" Seru Nita.
Ara mendongak menatap sahabatnya yang sudah berkeringat dengan napas yang ngos-ngosan. "Berita apa?" Tanya Ara kembali fokus ke pada bukunya.
"Revan Ra, Revan..!"
"Revan kenapa?" Ara langsung berdiri ketika Nita menyebut nama Revan. Takut terjadi sesuatu pada pria pujaan hatinya itu.
"Revan sama Angel jadian!" Akhirnya Nita mengatakan berita heboh itu dengan helaan napas kasar.
"Eh, Ra,,, Elo mau kemana!" Teriak Nita yang melihat Ara sudah berlari keluar kelas. Nita langsung mengejarnya, takut dan ingin tahu dengan apa yang akan di lakukan Ara setelah gadis itu mengetahui kabar berita ini.
Ara berlari ke arah lapangan yang sedang di penuhi oleh siswa-siswi, dadanya sudah bergemuruh hebat saat melihat beberapa siswa memberikan selamat kepada kedua pasangan itu. Tangan Ara mengepal kuat, dia tidak menyangka bahwa Revan akan menembak Angel dan mereka jadian.
"Tenang Ra, kamu harus meminta penjelasan pada Revan." Gumam Ara menyemangati dirinya sendiri.
Dengan langkah cepat gadis itu langsung berjalan ke arah Revan yang sedang tersenyum lebar ke arah gadis yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu.
"Van, Lo kok tega banget sih sama Gue!" Seru Ara. Revan dan Angel langsung menoleh ke arah Ara yang terlihat kesal itu.
"Memangnya Gue ngapain Lo, Ra?" Tanya Revan tanpa rasa bersalah. Semua orang yang berada di situ langsung menyingkir menjauh tapi mereka tidak bubar karena ingin melihat adegan yang akan menarik setelah ini. Para siswa dan siswi berbisik ketika Ara datang. Semua orang sudah tahu kalau Ara memang menyukai Revan dan mengejar pria itu.
"Gue suka sama Elo dan berusaha buat deketin Lo, tapi apa balasannya, Elo malah milih dia di banding Gue, apa Gue kurang cantik di bandingkan dengan gadis ini?" Ara menunjuk Angel.
Revan yang melihat Ara menunjuk kekasihnya menjadi tidak suka. "Turunin gak, Gue dari awal memang sudah nolak Lo kan Ra, Elo nya aja yang masih tidak tahu malu ngejar-ngejar Gue, jadi di sini gak ada yang perlu di salahi!" Teriak Revan emosi. Angel langsung menggenggam tangan Revan agar kekasihnya itu tidak marah.
"Tapi seharusnya Lo kasih kesempatan buat Gue, Van. Elo yang gak mau membuka hati buat Gue, Elo yang menutup diri dan gak mau Gue deketin, padahal selama ini Gue tulus, bahkan Gue selalu buatin bekal buat Lo." Ucap Ara menahan rasa malu dan sakit.
Revan tersenyum sinis. "Dari awal Gue gak suka sama elo, jadi gak perlu nyusahin diri buat nyenengin hati Gue. Bekal Lo juga belum pernah Gue makan, selama ini Gue selalu kasih ke Romi dan Vero, jadi Gue gak salah, dan mulai detik ini Lo gak usah deketin Gue lagi, kalau perlu jangan pernah nunjukin muka Lo di hadapan Gue karena sekarang Gue udah punya kekasih." Ara langsung menegang mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Revan. Dadanya terasa sesak, bahkan semua orang sekarang sudah menertawakannya.
"Ingat Ra, jauhin Gue mulai sekarang!" Ucap Revan lagi seakan mengingatkan bahwa Ara tidak boleh mendekati Revan. Nita yang melihat hal itu langsung berlari ke arah Ara dan memeluknya. Revan sudah mengajak Angel pergi.
"Ra, Lo gak apa-apa kan?" Tanya Nita mengelus punggung Ara memberikan ketenangan pada sahabatnya itu. Bahu Ara terguncang, menahan napasnya yang tersengal. Dia melihat Angel yang menoleh ke arahanya dan tersenyum seakan mengejek Ara.
Ara mengepalkan tangannya ketika melihat senyum Angel itu, semua orang masih saling berbisik menertawakan Ara.
"Kalian semua BUBAR!!!" Teriak Nita kepada semua orang. Melihat Nita yang sudah melotot dan wajah yang seram, semua siswa yang ada di lapangan langsung membubarkan diri.
"Nit, Revan udah mempermalukan Gue, dia juga udah ngelarang Gue buat deketin dia Nit, apa Gue bisa?" Luluh sudah air mata Ara, gadis itu menangis di pelukan sahabatnya.
"Tenang Ra, Elo pasti bisa, dari dulu udah Gue bilang sama Elo, gak usah ngejar Revan lagi, cowok kaya gitu gak pantes buat lo kejar. Lo harus bisa Move On!"
"Makasih Nit, Elo emang sahabat terbaik." Jawab Ara melepaskan pelukannya, memandang Nita dengan tersenyum.
"Nah, gitu donk, Lo cantik kalau tersenyum, gak perlu di tangisi Cowok kaya Revan, yuk kita balik ke kelas, Lo harus selesaikan pekerjaan dari Pak Ridwan kan." Ara mengangguk, kemudian mengusap air matanya yang membekas di pipi chubby-nya.
###
Bruukk!!
"Elo emang brengsek Van, tega-teganya Lo bilang kaya gitu sama Ara! Di mana hati nurani Lo dan pikiran Lo yang katanya cerdas itu," Romi mendorong Revan lagi hingga menabrak meja belajar di kamar Revan.
"Gue juga kecewa sama Lo Van," ucap Vero.
"Woi, kalian ini kenapa sih, malah belain cewek gak jelas kaya Ara, dari dulu kan udah Gue bilang kalau Gue gak suka sama Ara, jadi wajar donk kalau Gue bersikap kaya gitu, biar tuh cewek tau kalau Gue risih di deketin dia terus!"
"Tapi gak gitu juga Lo mempermalukan dia di depan semua orang." Ucap Romi masih kesal dengan sahabatnya itu.
"Lo kenapa Rom, apa jangan-jangan Lo suka sama Ara!"
"Kalau Gue bilang iya, gimana?" Revan sedikit terkejut. Tapi kemudian dia tertawa. "Kalau Lo suka, Lo aja yang pacari dia,"
"Gue menganggap Ara udah kaya adik Gue sendiri, jadi gak mungkin Gue macari Ara!" Romi sudah muak melihat tingkah Revan yang kelewat bodoh itu.
"Gue cabut dulu!" Romi menyambar tas ranselnya di meja kemudian keluar dari kamar Revan.
"Jujur Van, Gue juga kecewa sama Lo, sikap Lo itu tidak mencerminkan sebagi pria sejati dan smart," ucap Vero yang juga ikut keluar.
"Aaarrgghh!!! Kalian kenapa sih, cuma gara-gara Ara jadi nyalahin Gue!" Seru Revan.
Bersambung.
Nah loh, Revan emang kamu bego ya 🙄
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!