Menikah dengan mantan adik ipar membuat Karina harus rela. Karena dia tak mau dinilai buruk oleh mantan ibu mertuanya. Mewarisi harta kekayaan suaminya yang telah meninggal membuatnya dimusuhi oleh ibu mertuanya. Dan Karina harus mau menerima pernikahan dengan mantan adik iparnya dengan alasan agar harta putra sulungnya tidak jatuh ke tangan orang lain.
Apalagi tak ada anak diantara mereka dan itu membuat mantan ibu mertuanya memaksanya menikah lagi dengan adik suaminya. Demi memenuhi amanah mendiang suaminya yang begitu menyayangi ibunya agar selalu berhubungan baik, Karina yang sangat mencintai mendiang suaminya akhirnya menerima perintah ibu mendiang suaminya.
Dan tak lama, pernikahan yang juga ditolak mentah-mentah oleh adik iparnya itu juga tak bisa menolak keinginan sang ibu tercinta. Apalagi setelah kematian kakak kandungnya membuat pria yang mempunyai selisih usia dua tahun dibawah Karina itu pun menuruti keinginan ibunya meski tak ada rasa pada janda kakaknya itu selain menyayangi dan menghormati sebagai istri kakaknya.
Dia pun terpaksa memutuskan hubungan dengan kekasihnya yang sudah hampir tiga tahun dijalinnya demi memenuhi baktinya pada orang tua meski dia harus mengubur dalam-dalam perasaannya pada kekasihnya itu.
Johan Putra Atmajaya yang kerap dipanggil Johan, pria tampan lulusan Oxford university dengan cumlaude. Sayangnya dia tak pernah bercita-cita untuk meneruskan perusahaan mendiang kakaknya yang dirintis mulai nol saat kakaknya kuliah semester lima akhir hingga bertemu dengan kakak iparnya.
***
"Jangan bercanda ma!" Seru Johan sore itu setelah dia pulang kencan dengan kekasihnya. Mendiang papanya yang seorang purnawirawan tentara nasional tak membuat kedua putranya mau meneruskan jejak sang ayah.
Keanu Pratama Atmajaya sang kakak memilih membuka usaha properti yang dirintisnya mulai dari nol membuat menjadi orang yang sukses.
Hingga akhirnya orang tuanya tak memaksakan kehendak mereka untuk meneruskan jejak ayahnya karena kesuksesan yang diraih putra sulungnya. Dan sang ayah juga membebaskan sang adik menjadi apa yang dicita-citakannya.
Sebagai seorang dokter, namun cita-citanya juga harus kandas karena mendengar kabar kematian sang kakak karena kecelakaan membuat Johan mau tak mau membantu kakak iparnya mengurus perusahaan yang sedang jaya-jayanya.
Itupun dia dipaksa oleh ibunya karena sejatinya, warisan kakaknya tujuh puluh lima persen diterima oleh sang kakak ipar. Dan sebenarnya Johan tak menginginkan mengurus semua itu kalau bukan karena kasihan melihat kakak iparnya yang selalu dicaci maki terang-terangan oleh ibunya karena menyebabkan kematian kakaknya meski ibunya tahu kalau kecelakaan kematian kakaknya karena kecelakaan mobil saat ada seseorang yang berusaha mencelakai kakaknya mungkin saingan bisnisnya.
"Ibu gak bercanda Johan. Nikahi kakak iparnya agar hartanya tidak jatuh ke tangan orang lain." Jawab ibu Johan, Ambarwati. Disitu ada istri kakaknya juga yang sekarang disuruh tinggal di rumah ibunya agar tak melarikan diri dengan harta kakaknya. Aneh aneh saja ibunya itu. Batin Johan menatap ibu dan Karina bergantian.
Di satu sisi dia merasa kasihan pada sang kakak ipar. Dan di satu sisi dia juga tak mampu menolak keinginan ibunya.
Karina Ayudia Sari, gadis sederhana dengan hijab syar'i nya. Istri Keanu Pratama putra pertama Atmajaya yang dinikahi dan harus rela menjadi janda karena setelah seminggu pernikahan mereka ditinggal pergi untuk selamanya karena kecelakaan saat perjalanan bisnisnya.
Kini sudah lebih dari tiga bulan setelah meninggalnya sang kakak membuat sang ibu was-was jika harta kakaknya yang sudah diwariskan hampir seluruhnya dibawa lari oleh janda kakaknya meski sebenarnya itu tidak mungkin dilakukan oleh wanita sebaik kakak iparnya. Karena selama Johan mengenal sang kakak ipar, Johan tak pernah melihat keburukan yang dilakukan oleh wanita yang sangat sabar itu.
"Apa mbak juga menerima permintaan ibu?" Tanya Johan menatap ke arah Karina yang sejak tadi hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah ibu dan dirinya.
"Tentu saja dia setuju, kenapa harus kau tanya lagi?" Bukan Karina yang menjawab tapi Ambar sang ibu yang menyelanya.
"Bu, biarkan mbak Karin menjawabnya sendiri." Ucap Johan tak terima menatap ibunya kesal.
"Huh..." Ambar hanya cemberut kesal menatap menantunya.
Padahal saat dia dikenalkan langsung saat menjadi kekasih Keanu, ibunya langsung menerima Karina dengan senang hati dan bahagia meski Karina adalah seorang anak yatim-piatu yang dibesarkan di panti asuhan namun pendidikan sebagai seorang sarjana ekonomi seperti Keanu membuat ibunya dengan senang hati menerima menantu salehah seperti Karina.
"Kalau mbak menolak, aku juga akan menolaknya." Ucap Johan lagi membuat Karina masih terdiam enggan menjawab pertanyaan Johan.
"Ibu tadi sudah memintanya dan dia sudah menerimanya." Sela Ambar lagi.
"Bu."
"Gak apa dek, mbak akan menuruti keinginan ibu." Jawab Karina akhirnya tak mau membuat ibu dan anak itu bertengkar lagi.
"Ibu kan sudah bilang dia setuju." Seru Ambar ketus.
"Mbak yakin bukan karena terpaksa kan?" Tanya Johan memastikan lagi.
"Jo, kau mau menuduh ibu memaksanya?" Seru Ambar tak terima menatap Johan yang tak menatapnya, dan beralih menatap Karina yang sejak tadi menunduk kebawah tak berani mendongak.
"Mbak terima dengan ikhlas." Jawab Karina lemah terdengar pasrah.
"Bu, aku sudah punya kekasih. Dan hubungan kami sudah lebih dari tiga tahun bu, bukan sebulan dua bulan. Kami juga sudah merencanakan pernikahan kami." Tolak Joha menatap Ambar penuh harap.
"Putuskan! Ibu tak akan merestui hubungan kalian." Seru Ambar meninggalkan ruang keluarga rumahnya.
"Huff .." Johan menghela nafas panjang dan berat sambil melirik ke arah sang kakak ipar yang tak pernah menatap wajahnya selama menjadi kakak iparnya.
"Apa mbak sudah melupakan mas Ken?" Tebak Johan yang langsung spontan membuat Karina mendongak menatap pria yang baru pertama kali ditatapnya dengan berani itu.
"Demi Allah, sampai kapanpun aku gak akan melupakan mendiang suamiku meski dia meninggal dunia." Jawab Karina sambil sesenggukan.
Johan tercengang menatap wajah ayu kakak iparnya yang baru dilihatnya dengan lekat untuk pertama kalinya. Selama ini dia tak berani menatap wajah milik kakaknya itu karena dia selalu menundukkan wajahnya jika berhadapan dengan pria selain mahramnya. Dan sekarang karena tuduhannya yang tidak berdasar membuat Johan merasa bersalah melihat air mata yang sejak tadi terlihat dibendungnya jebol.
Johan tersentak kaget menatap sebelah pipi putih Karina yang kemerah-merahan yang bisa ditebaknya bukan karena tersipu atau marah. Namun ada bekas telapak tangan yang tercetak jelas di pipi putih bersih itu.
"Ini kenapa mbak?" Tanya Johan mendekati Karina yang langsung membuat Karina sontak menjauhi adik iparnya dan menutup pipinya dengan menundukkan kepalanya lagi.
"Gak..gak papa kok, mbak ke kamar dulu." Pamit Karina tergesa tak mau diinterogasi oleh adik iparnya. Teriakkan Johan tak didengarnya.
.
.
.
Hai...hai...
Selamat datang di cerita baruku lagi, semoga suka..
Jangan lupa jadikan favorit ya!
Semoga ceritanya juga tak kalah seru dengan cerita aku yang lainnya.
Simak terus ceritaku!
Mungkin sebagian besar pembaca setia karyaku berpikir kalau nama tokoh utama tak beda namanya dengan karyaku yang lainnya.
Yah, aku suka dengan nama itu, sangat pas memenuhi ke-halluan ku...😁😁
Selamat membaca...
Salam penulis
Arazy
"Hai sayang, kau dimana?" Tanya Keanu dalam panggilan ponselnya.
"Aku masih ada kelas setelah ini. Kau pulanglah dulu!" Jawab Karina tersenyum manis meski Keanu tak bisa melihatnya. Kelas keduanya baru saja selesai, namun akan ada tambahan kelas sebagai ganti kemarin. Jadi dia tak bisa pulang bersama kekasihnya.
"Jam berapa kau pulang? Bukannya ini kelas terakhir ya?" Keluh Keanu sedikit kesal karena tak bisa pulang bersama dengan kekasih hatinya. Mereka sudah janji untuk jalan-jalan di malam minggu, biasanya mereka nonton bioskop dan makan malam sambil bercanda ria.
"Mungkin dua jam lagi selesai. Aku akan pulang naik ojek online nanti." Jawab Karina.
"Tidak. Aku akan menjemputmu. Hubungi aku jika kelasmu sudah selesai." Tolak Keanu cepat.
"Baiklah." Jawab Karina tersenyum bahagia mendapat perhatian dari sang kekasih.
"Selamat siang anak-anak." Suara dosen yang mengisi kelas Karina sudah masuk.
"Sudah ya mas, dosennya sudah masuk. Bye." Karina langsung menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban kekasihnya.
Keanu menatap ponselnya sambil tersenyum sumringah setelah mendengar suara merdu kekasih hatinya yang sudah dikencaninya dua tahun ini. Keduanya ada senior dan junior. Karina adalah juniornya di semester akhir. Sedang dirinya senior yang sudah wisuda. Meski dia sibuk dengan pekerjaannya yang baru dirintisnya Ken masih menyempatkan diri untuk mengantar jemput kekasih hatinya.
Keduanya bertemu saat Karina masuk sebagai maba di kampus tempat Keanu kuliah. Saat itu Keanu orang yang tidak mempan meski banyak gadis-gadis yang menyatakan cinta padanya. Namun tak ada satu pun yang mengena di hatinya atau yang bisa membuat hatinya berdebar.
Baru saat pertemuannya pertama kali dengan Karina yang tidak sengaja menabraknya saat dia sudah terlambat masuk padahal itu hari pertamanya menjadi Maba.
"Ma..maaf kak, sa...saya gak sengaja." Ucap Karina saat itu. Pantatnya sampai menyentuh tanah karena menabrak Keanu dari belakang. Malah Keanu tak apa-apa. Keanu langsung menoleh kesal saat dirinya ditabrak oleh gadis tak dikenalnya yang ditebaknya pasti sedang berusaha mencari-cari perhatiannya.
Namun tubuhnya membeku seketika melihat wajah polos, cantik yang natural tanpa polesan make up apalagi gadis itu berhijab syar'i menutupi hingga pinggang dan pergelangan tangannya. Bahkan kaos kaki setia menempel di jemari kakinya.
"Maaf kak... maaf..." Ucap Karina lagi merasa bersalah karena tak dihiraukan Keanu.
Karina langsung meninggalkan Keanu yang masih berdecak kagum menatap Karina padahal Karina sudah pergi dari hadapannya.
"Woi bro... nglamun aja Lo." Tegur salah seorang teman Ken tersentak kaget saat melihat gadis yang menabraknya tadi sudah pergi.
"Eh, apaan sih Lo." Jawab Ken menatap sekeliling mencari sosok gadis berhijab tadi.
"Nyari siapa Lo?"
"Cewek yang nabrak gue tadi mana?" Tanya Ken.
"Sudah pergi noh, baris di lapangan." Jawab teman Ken sambil menunjuk barisan para Maba. Ken terdiam sambil tersenyum seringai.
"Menarik." Guman Ken meninggalkan tempatnya mengikuti langkah teman-temannya tadi menuju kelas.
***
"Mas benar-benar jemput aku?" Tanya Karina saat melihat Keanu berdiri di sebelah mobilnya menunggu Karina keluar dari gerbang kampus.
"Aku kan sudah janji." Jawab Ken tersenyum manis.
"Ayo!" Ajak Ken membukakan pintu mobil untuk Karina.
"Makasih mas." Ken hanya tersenyum.
"Kita jadi kencan kan?" Tanya Ken dalam perjalanan pulang ke kost an Karina.
"Nanti jemput aku habis isak aja mas." Ken mengangguk.
**
Ken sudah tampil menawan malam itu bersiap untuk kencan mereka. Ken merogoh sakunya menatap kotak persegi yang berisi cincin berlian yang sudah dibelinya sebulan yang lalu. Ya, dia berniat untuk melamar kekasihnya itu untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Ken sudah yakin jika Karina adalah jodohnya. Ken merasa cocok dan bisa saling melengkapi saat keduanya ada masalah. Makanya selama mereka pacaran jarang sekali mereka bertengkar atau berbeda pendapat. Ken yang lebih dewasa selalu memilih mengalah daripada harus berbeda pendapat.
Karina sendiri meski usia mereka terpaut tiga tahun sudah terlihat dewasa tidak kekanak-kanakan. Mungkin lingkungan tempatnya dibesarkan adalah panti asuhan membuat Karina menjadi dewasa sebelum umurnya. Karena dituntut untuk hidup mandiri tanpa orang tua mereka meski ada ibu panti.
"Kuharap dia mau menerima lamaranku." Guman Ken tersenyum bahagia membayangkan mereka berdua akan menikah dan menjadi sepasang kekasih. Pasti akan saling menyayangi. Ken sendiri sangat mencintai Karina sejak pandangan pertama mereka bertemu.
"Karin, ma... maukah kau menikah denganku?" Ken berakting sambil berlutut di depan cermin seluruh badannya seolah-olah dia sedang melamar kekasihnya. Ken kembali berdiri dari berlututnya dengan wajah yang sudah merona merah.
"Biasanya aku tak pernah seperti ini, kenapa sekarang jadi gugup ya?" Ken bergumam sendiri di dalam kamar apartemennya.
Setelah usahanya mulai berkembang, Ken membeli apartemen yang dekat dengan perusahaannya. Demi hidup mandiri meski ibunya menentangnya karena ibunya sendiri di rumahnya. Adiknya masih kuliah di Oxford university. Yang mungkin tahun depan akan wisuda.
Johan sendiri terkenal dengan prestasinya dan membuatnya kuliah lebih cepat setahun dari orang kebanyakan karena kejeniusannya.
"Ah, sudah jam segini." Ken berlari menuju lift untuk sampai ke basemen parkir apartemennya.
***
Kini dia sudah sampai di tempat kost kekasihnya. Tempat kost khusus perempuan.
"Selamat malam mas." Sapa Karina tersenyum manis yang dibalas senyuman juga oleh Ken.
"Selamat malam juga sayang." Karina tersipu malu dengan panggilan kekasihnya.
Kini keduanya sudah dalam perjalanan menuju bioskop tempat biasanya mereka menghabiskan malam minggu. Karina tersenyum bahagia sambil menatap ke arah luar jendela mobil.
Entah kenapa sejak pagi tadi deg-degan tidak seperti biasanya. Karina berharap semoga perasaannya itu adalah firasat baik.
"Ayo!" Ajak Ken membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. Karina hanya mengangguk dan turun dari mobil.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak
Beri rate, like dan vote nya
Makasih
"Maukah kau menikah denganku?" Ucap Ken sambil berlutut setelah mereka selesai makan malam di restoran tempat mereka makan. Setelah menonton di bioskop, Ken mengajak kekasihnya makan malam yang sudah direservasinya sekaligus merayakan anniversary ke dua tahun mereka pacaran.
Apalagi usaha yang sedang dilakukan Ken yang dibantu Karina juga mulai membuka cabang ketiganya di luar kota. Usaha yang dirintis Ken berkembang pesat dan sukses mendapatkan kepercayaan dari para investor dan memuji Ken sebagai seorang pebisnis yang handal.
Karina tersentak kaget melihat kekasihnya berlutut di hadapannya sedang melamarnya. Karina menangis terharu melihat usaha kekasihnya membuktikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
"Iya mas...aku mau..." Jawab Karina mengangguk-anggukkan kepalanya antusias tanpa sadar air matanya menetes terharu.
"Makasih sayang." Jawab Ken sama antusiasnya. Dia pun memeluk tubuh Karina setelah memasangkan cincin itu di jari manis kekasihnya.
"Aku mencintaimu mas." Ucap Karina sambil menangis sesenggukan bahagia dalam dekapan Ken.
***
"Selamat malam, tidur nyenyak ya. Mimpikan aku!" Goda Ken sesampainya di depan kost an Karina. Setelah selesai makan malam mereka duduk di bangku taman kota menikmati indahnya malam itu karena keduanya sudah mengikrarkan hubungan mereka ke jenjang lebih serius.
"Selamat malam juga mas." Jawab Karina tersipu malu digoda Ken sedemikian rupa.
Karina masuk ke dalam kamarnya setelah melambaikan tangannya pada Ken. Ken balas melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan tempat kost Karina setelah memastikan kekasihnya masuk ke dalam kamarnya.
***
"Aku akan menikah ma." Ucap Ken tiba-tiba saat dia berkunjung di rumah ibunya. Kini keduanya sedang sarapan bersama sebelum Ken berangkat kerja.
Semalam Ken mengunjungi rumah ibunya yang sudah hampir sebulan tidak didatangi. Dia ingin segera mengabari ibunya dan berbagi kebahagiaannya dengan ibunya.
"Uhuk..uhuk..." Sang ibu Ambar tersedak kaget dengan ucapan putra sulungnya.
"Ibu tak salah dengar kan?" Tanya Ambar memastikan pendengarannya tidak salah.
"Benar ma."
"Dengan gadis itu?" Tanya Ambar lagi terlihat masih ragu.
"Tentu saja ma, siapa lagi. Aku mencintainya ma." Cerita Ken dengan wajah yang berseri-seri. Sambil membayangkan senyum manis Karina.
"Kalau itu sudah menjadi pilihanmu, ibu hanya bisa merestui." Jawab Ambar.
"Makasih ya bu. Ken yakin Karin akan menjadi menantu kesayangan ibu." Ucap Ken tersenyum hangat memeluk ibunya.
"Apa benar-benar harus dengan gadis itu?" Tanya Ambar lagi memastikan.
"Memangnya kenapa Bu? Karin gadis yang baik kok. Ibu juga sudah bertemu dengannya kan, dia gadis yang sopan juga. Dia juga yang menemaniku memulai usaha mulai dari nol, selalu memberiku penghiburan saat bisnis masih jatuh bangun." Ucap Ken memuji-muji kekasihnya.
"Kalau begitu ajak dia makan malam kemari suatu hari nanti." Pinta Ambar tak mau merusak kebahagiaan putranya.
"Iya Bu. Kami berencana menikah setelah Karin wisuda Bu. Mungkin enam bulan lagi setelah skripsinya lulus." Jelas Ken tersenyum cerah secerah matahari pagi.
"Kebetulan, Johan juga akan wisuda lima bulan lagi. Dia juga ada saat kalian menikah nanti." Ucap Ambar melapangkan hatinya. Meski cita-citanya mempunyai menantu yang kaya juga bisa mengangkat derajat keluarganya. Namun karena putra sulungnya sangat menyayangi gadis itu. Ambar mencoba menerimanya.
"Oh ya. Kapan wisudanya? Gak barengan sama Karin kan Bu, aku tak mungkin tidak menghadiri wisuda Karin hanya karena barengan dengan Johan kan?" Ucap Ken mengemukakan pendapatnya.
"Semoga saja tidak." Jawab Ambar.
***
Setelah Ken mengantar Karina ke kampus. Ken langsung menuju kantor untuk mengurus pekerjaannya. Karena pagi ini dia ada meeting klien barunya mengenai pembukaan cabang baru hotel yang hendak dibangunnya di luar kota.
Ken bahkan lupa menyampaikan pesan ibunya untuk mengajak makan malam kekasihnya ke rumah ibunya sambil mendekatkan hubungan keduanya. Karena dari yang ditangkap Ken, ibunya masih belum rela merestui hubungannya meski terpaksa.
***
"Pak, klien sudah menunggu di ruang meeting." Ucap sekretaris Ken yang bernama Dion.
"Kita kesana sekarang." Jawab Ken beranjak dari kursi kebesarannya. Dengan Dion mengikuti dari belakang.
"Selamat datang tuan." Sapa Ken menyalami kliennya yang langsung menyambutnya hangat begitu Ken masuk ke dalam ruang meeting.
"Silahkan duduk!" Tawar Ken ikut duduk berhadapan dengan kliennya.
Ken menyerahkan berkas proposal tentang pembangunan hotel barunya dengan iming-iming yang tentunya sangat menguntungkan kedua belah pihak.
Sekretarisnya Dion menjelaskan tentang proposal kerjasama yang dibuat Ken di layar monitor yang terdapat di ruangan itu. Kliennya hanya mengangguk-angguk mengerti dan paham. Dia juga terlihat tertarik dengan penjelasan dan isi proposal yang diajukan Ken hingga akhirnya mereka pun mencapai kesepakatan dan menanda tangani proyek itu.
Ken pun kembali menyalami kliennya ramah dan antusias setelah pertemuan dua jam mereka yang mencapai kesepakatan bersama. Ken sangat puas dan tersenyum bahagia karena lagi-lagi proyeknya berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Dia pun langsung menghubungi Karina begitu kliennya sudah meninggalkan kantor.
Bermaksud berbagi kebahagiaan dengan kekasih atau lebih tepatnya calon istrinya yang baru dilamarnya semalam. Ken berencana mengajak makan siang bersama dan memberi tahunya tentang undangan makan malam bersama ibunya.
Tok tok tok
"Masuk!" Titah Ken membatalkan niatnya untuk menghubungi Karina.
"Ada seseorang yang datang ingin menemui anda pak." Ucap Dion setelah masuk ke dalam ruang kerja Ken.
"Siapa?" Tanya Ken mengernyitkan dahi. Seingatnya, jadwalnya sudah tidak ada lagi selain menanda tangani beberapa berkas yang ada di mejanya.
"Pak Leon." Ken langsung menegang mendengar nama itu. Dia ingat betul siapa pria itu.
"Suruh dia masuk!" Titah Ken duduk di kursi kebesarannya siap menyambut tamunya yang sempat menjadi sahabat baiknya di masa sekolah menengah atas.
Cklek
"Apa kabar bro?" Sapa Leon dengan santainya. Tak lupa senyuman kepura-puraan yang selalu menyeringai di bibirnya.
"Sepertinya kita tidak sedang dalam keadaan bisa saling menyapa." Jawab Ken dingin menatap Leon tajam.
"Wow... kukira kau sudah melupakan masa lalu dan menuju masa depan." Jawab Leon enteng dengan senyum seringai di wajahnya yang kentara mengejek Ken yang emosian meski tak terlalu ditunjukkan di hadapan keluarganya termasuk di hadapan kekasihnya, Karina.
"Ada urusan apa kau kesini?" Tanya Ken to the point.
"Kau masih sama ya, tidak suka basa-basi." Komentar Leon yang mendapat tatapan tajam dari Ken. Leon mengangkat tangannya tanda menyerah atau... pura-pura menyerah.
.
.
TBC
Beri rate, like dan vote nya
Makasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!