Kisah Ini berawal sejak Puspita Sari atau di panggil Puspita kuliah di salah satu Akademi Manajemen dan Informatika di salah satu Kota IM.
Dimana Kisah nya di mulai, dengan 4 Sahabat di pertemukan saat mereka sama - sama berkuliah di Akademi yang sama dengan jurusan yang sama. Evi, Fatimah, Anggi dan Ida sama - Sama mengambil jurusan Manajamen Informatika.
Kami berlima adalah Sahabat di kampus, kemana - mana selalu berlima. Dan di sini Puspita memiliki umur yang lebih tua dari mereka, lebih tua 2 tahun karena tak langsung melanjutkan kuliah dan lebih memilih terjun ke dunia kerja di salah satu perusahaan asing.
Karena ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi memutuskan untuk Resign , dari perusahaan tersebut.
Berawal dari sini, Puspita mengenal 3 pria, yang memberikan sebuah cinta dan perhatian. 3 Abdi Negara yaitu Ikbal Seorang Polisi, Heru Seorang ASN atau lebih di kenal sebagai aparatur sipil Negara, dan Galih Seorang Tentara.
Perkenalan pun dengan jalan yang berbeda, dengan ketiga pria tersebut. Perkenalan di tahun 2007.
Ikbal Manggara, Polisi muda baru 2 tahun lulus pendidikan dan di tempatkan di POLRES kota IM. Dan Ikbal adalah teman dari Fatimah.
Heru Herdiansyah Seorang mahasiswa yang sama satu jurusan dengan Puspita namun Kakak tingkat dan berumur di bawah Puspita selang 1 tahun. ( Heru adalah PNS yang kemudian di ceritanya, karena kita Flashback kebelakang dulu.)
Galih Heksa adalah Seorang Tentara yang bertugas di Kabupaten S, dia adalah Sahabat pacar Fatimah. Galih berasal dari kota M.
******
" Itu nama Kakak yang tadi ngadain ospek siapa dia, banyak gaya begitu?" Tanya Puspita.
" Namanya Kak Heru." Ucap Anggi.
" Apa nggak bisa diem, kepalanya kaya di film aca - aca nehi - nehi geleng - geleng terus."
" Ssst... bisa - bisa jatuh cinta gimana." Bisik Fatimah.
" Idih.. apaan sih." Ucap Puspita kesal.
" Kakak ini disini sebagai ketua BEM, kalian sudah tahu kan nama Kakak siapa. Dan selama Ospek kalian harus mematuhi peraturan yang sudah tertulis. Dan kalian tahu, selama Ospek setiap hari harus membawa sesuatu yang di tugaskan oleh Kakak - Kakak kalian disini. Kalian mengerti..!!! " Ucap Heru.
" Mengerti kak..!! "
" Kayak nya nyebelin." Bisik Evi pada Puspita.
" Iya benar nyebelin. "
*****
" Beeeuuhhh.. banyak amat." Ucap Fatimah mendengus kesal.
" Apaan ini saya nggak ngerti? " Ucap Ida.
" Iya apaan sih, ini pake istilah lagi."
" Sini saya baca." Puspita mengambil catatan binder milik Anggi.
Citrus SP 5 buah ini adalah buah jeruk.
Kancing warna warni 50 butir ini adalah Permen coklat ch****ha.
Buaya masuk oven ini adalah Roti Buaya.
Tas segi tiga biru ini adalah dari karung terigu.
" Puspita kok kamu pinter sih? " Ucap Ida.
" Untung ada kamu." Ucap Evi.
" Ini mah gampang, tinggal carinya aja bahannya, masalah Tas mau cari dimana yang kayak gini sudah susah. " Ucap Puspita.
" Enak saja kasih tugas, sudah pake istilah pake susah cari bahannya lagi. Mending nggak di hukum pasti di hukum." Ucap Anggi.
" Besok - besok kalau kita jadi anggota BEM, plus jadi panitia OSPEK jangan yang sulit - sulit. Bagaiman susahnya mikir istilah kayak gini, bagi kita yang nggak mengerti, beda sama kita kan tapi yang lainnya." Ucap Puspita.
" Benar - benar, saya setuju ucap Fatimah.
🌟🌟🌟🌟🌟
Karya Ini mungkin sangat berbeda dari karya - karya sebelumnya. Bagi yang baru baca karya saya atau yang sudah lama menjadi Reader Sahabat Puspa. Ini adalah kisah di ambil dari kehidupan Saya, dimana nama tokoh di ambil nama asli, dan ada nama yang di samarkan. Bahkan untuk tokoh sebagian real adanya dan sebagian fiktif.
Alur cerita sebagian asli di kembangkan dan sebagian kehaluan. Cerita ini mengandung 40 % nyata 50 % kehaluan.
Menceritakan 3 tokoh di jadi kan satu tokoh, dalam kisah Novel karya ke 5 saya Antara 3 Abdi Negara.
Dukung terus karya ke 5 saya, jadi kan Favorite, like, hadiah, vote dan komen. Karena kalian saya selalu bersemangat dalam berkarya.
I love u ❤❤❤
Salam Sahabat Puspa...
" Guys, kita sudah semua nih. Tapi Ini Tas segi tiga biru nya bagaimana? " Tanya Anggi.
" Nggak tahu Ini carinya dimana." Jawab Fatimah.
" Saya tadi coba cari di toko nggak ada." Ucap Ida.
" Kamu Puspita bagaimana? " Tanya Anggi.
" Nggak ada." Jawab Puspita.
" Apa kata besok Saja lah." Ucap Fatimah.
" Kita kompak Saja nggak bawa satu." Ucap Puspita.
" Yup benar."
" Nongkrong yuk, ngilangin stress. " Ajak Anggi.
" Yup benar, kita nongkrong di depan sports Center. " Ucap Fatimah semangat.
" Nongkrong gaya nya, kamu Fatimah apa nggak ada CCTV berjalan. Cowok kamu si Mas Nugi itu walau lagi tugas di Kota S tetep Saja setiap menit, suka telepon. Ujung - ujung suruh pada pulang." Cerocos Puspita.
" Kamu sih Fatimah, nggak bisa bohong ya sama Mas Nugi." Ucap Anggi.
" Nggak bisa, kalau ketahuan bohong dia marah." Ucap Fatimah.
" Mas Nugi over protective." Ucap Puspita.
" Benar kalau saya mah udah tak tinggalin." Ucap Evi.
" Enak juga saya jomblo." Ucap Ida.
" Tos dulu, kita jomblo bahagia." Ucap Puspita lalu saling Tos dengan Ida.
" jadi gimana, jadi nggak nih nongkrong di depan sport center? " Tanya Anggi.
" Jadi lah." Jawab Puspita.
" Saya pilih pulang, nggak suka nongkrong."
Ucap Ida.
" saya ikut." Ucap Evi.
" Nggak asik kamu Ida , teman satu Ini nggak suka nongkrong, yang satu nya takut sama Pacar. Hadeuh, masa berdua lagi say." Ucap Puspita.
" Iya nih nggak asik." Ucap Evi
" Main ke rumah Fatimah aja yuk." Ajak Fatimah.
" Hayu lah..!! " Ucap Puspita.
" Saya pulang. " Ucap Ida.
" Ya hati - hati." Ucap Puspita, Fatimah Evi dan Anggi.
Setelah Ida pulang ke rumah menggunakan angkutan umum,Evi,Puspita dengan Anggi berboncengan motor mengikuti motor Fatimah menuju ke rumah nya.
****
" Ada teman Kakak saya." Ucap Fatimah saat sampai di depan rumah nya.
" Pantas ada mobil patroli." Ucap Anggi.
" Kakak saya hari Ini lepas, teman nya yang bawa."
Kami bertiga pun berjalan masuk ke rumah Fatimah, di ruang tamu Kakak Fatimah yang Seorang Polisi bernama Dandi sedang berbincang dengan Seorang Polisi lagi.
" Ganteng. "
" Cantik."
Tatapan Mata Puspita dengan teman kakak Fatimah saling beradu pandang.
" Eh.. A ikbal, apa kabar?" Sapa Fatimah.
" Baik Neng, baru pulang kuliah? " Tanya Ikbal.
" Iya A, eh iya kenalin Ini teman Fatimah Puspita sama Anggi."
" Anggi." Sapa Anggi sambil bersalaman dengan Ikbal.
" Evi." Sapa Evi sambil bersalaman dengan Ikbal.
" Puspita." Sapa Puspita sambil bersalaman dengan Ikbal, tanpa sadar mereka berdua saling beradu pandang sehingga jabatan tangan tak saling melepaskan.
Ehem
Puspita dan Ikbal pun langsung melepaskan tangan nya, saat mendengar deheman Dandi.
" Sudah kenalannya, sudah punya Pacar dia." Sindir Dandi sambil melirik ke arah Puspita.
" Ih Mas Dandi, Puspita itu jomblo sama Ida." Ucap Fatimah.
" Ih apaan sih, yuk akh ke kamar kamu." puspita mendorong pelan tubuh Anggi dan Fatimah
" Dia teman Fatimah? " Tanya Ikbal.
" Iya kenapa Naksir? " Jawab Dandi.
Ikbal hanya tersenyum ke arah Dandi dan menatap punggung Puspita hingga masuk kedalam kamar Fatimah.
*****
" Kamu mana bawa an nya? " Ucap Heru.
" Ini kak." Tunjuk junior nya.
" Bagus lanjut masuk. "
Lalu melihat Anggi, Fatimah, Ida dan Puspita tak mebawa Tas yang mereka suruh. Tatapan tajam Heru langsung menuju ke arah 4 Sahabat itu.
" Hey.. 5 Srikandi, maju kalian..!! " Bentak Heru.
" Wah, Heru, imi mah mangsa." Ucap salah satu teman Heru.
" mana Tas segitiga biru nya?
" Maaf kak nggak ada." Ucap Puspita.
" Terus yang lainnya gimana? "
" Sama kak, kita nggak dapat Tas segitiga birunya." Ucap Ida.
" Bagus ya, kalian kompak. Jalan kodok, dari pintu gerbang hingga lantai ke 2." Bentak Heru.
" Maaf kak, nggak salah? " Ucap Puspita.
" Kak, jarak dari pintu gerbang Sampai Lantai 2 jauh." Ucap Anggi.
" Kalian membantah perintah saya? " Bentak Heru.
" Apa kalian mau tambah hukuman dari senior lainnya? " Bentak Lucky Kakak senior mereka berempat.
Akhirnya Ke 5 Sahabat tersebut jalan Bebek, wajah malu tampak pada Anggi, Evi, Ida, Fatimah dan Evi.
Heru, Lucky dan beberapa senior lainnya hanya tertawa melihat mereka berlima.
" Awas saja, main ketawain saja." Gerutu Puspita.
" Saya juga tuh pengen makan tuh Senior." Gerutu Anggi.
****
Nafas kelima Sahabat itu naik turun, dan langsung duduk di salah satu ruangan.
" Sumpah, saya kesel banget." Ucap Puspita.
" Bedak Fatimah luntur." Ucap Fatimah sambil berkaca.
Lalu tiba - tiba, Heru menaruh botol mineral di atas meja Puspita, dan Puspita langsung menatap ke arah Heru.
" Minum, buat kamu."
Puspita melototkan matanya, dan memandang ke arah Evi, Ida, Fatimah, dan Anggi.
" Kode keras." Bisik Evi.
" Kalau sudah kayak gini, bisa lanjut urusannya." Ucap Anggi.
" Kenapa saya saja yang di kasih, sedang kan mereka nggak."
" Maaf sesuai orang yang memberi." Ucap Heru meninggalkan Puspita .
" Nyebelin." Ucap Puspita yang masih bisa terdengar di telinga Heru.
******
" Hai, boleh duduk disini? " Tanya Heru sambil duduk di samping Puspita.
" Ngapain ijin, sudah duduk saja ijin."Jawab Puspita ketus.
Hahahahah...
" Kamu tuh lucu tahu, diantara Mahasiswi baru kamu paling unik."
" Unik apa nya? "
" Ya unik saja."
" Kenalan dong." Ajak Heru.
" Ngapain kenalan, saya sudah tahu."
" Saya belum tahu nama kamu? " Ucap Heru sambil menjulurkan tangan nya.
Puspita melihat tangan Heru yang mengajak bersalaman mengajak kenalan.
" Puspita Sari, Panggil Puspita."
" Heru, senior kamu semester 4." Ucap Heru sambil tersenyum.
" Eh, PDKT kayaknya." Ucap Evi saat melihat Puspita duduk bersama dengan Heru.
" Bakalan sisa satu stok jomblo kita." Ucap Anggi.
Evi, Anggi dan Fatimah tertawa dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Ida.
*****
" Eh ntar malam double date yuk? " Ajak Evi.
" Boleh." Ucap Anggi.
" Mas Nugi juga datang, kita double date."
" Kamu ikut ya Puspita." Ajak Evi.
" Nggak mikir apa, saya jomblo."
" Ya bukan begitu, dari pada nanti malam minggu kelabu." Ucap Fatimah.
" Kalau saya ikut kalian, yang ada tambah kelabu."
" Ajak Kak Heru." Sindir Anggi.
" Ih.. apaan sih, sama si aca - aca nehi - nehi kalau ngomong kepalanya nggak mau diem. "
Hahahahaha...
Evi, Anggi, Ida, Fatimah saling tertawa terbahak - bahak.
******
" Mas Nugi loh jemput ke kampus? " Tanya Fatimah saat melihat pacarnya menjembut ke kampus.
" Iya, mas baru sampai. Ini teman Mas kenalin." Ucap Nugi.
" Halo.. saya Fatimah pacar Mas Nugi."
" Galih." Sapanya sambil tersenyum.
" Fatimah, dulu an ya. " Ucap Evi.
" Iya kita duluan." Ucap Ida.
" Oh ya hati - hati."
" Yank, Galih ingin jalan - jalan ke pantai. Ajak Sapa tuh teman kamu, biar dia nggak seperti obat nyamuk." Ucap Nugi.
Fatimah lalu memanggil Puspita, dan langsung menoleh ke arah Sahabat nya.
" Ada apa? "
" Puspita, Pantai yuk? "
" Sekarang? "
" Iya, teman Mas Nugi ingin lihat Pantai."
" Mau ya Puspita, kamu nggak Ada acara kan?" Tanya Nugi.
" Nggak ada." Jawab Puspita.
" Yank, kamu bonceng sama Mas, biar motor kamu di bawa sama Galih nanti Puspita bonceng sama Galih. " Ucap Nugi.
Akhirnya, Puspita berboncengan dengan Galih. Puspita tersenyum ke arah Galih saat dia tersenyum.
Di perjalan tak Ada obrolan satu pun, hanya diam sama - sama diam. Sampai akhirnya di pantai, Galih dan Puspita sama - sama diam.
Fatimah dan Nugi, sudah berjalan jauh menikmati rasa kangen keduanya.
" Haduh, Fatimah malah tinggalin kita berdua." ucap Puspita dalam hati nya.
"Jangan menggerutu dalam hati, mereka seperti itu sampai lupa teman karena memendam rasa rindu." Ucap Galih yang memulai pembicaraan.
Puspita langsung menoleh ke arah Pria yang berseragam loreng di sampingnya.
" Dia dengar apa yang saya ucapkan."
" Siapa yang menggerutu, nggak kok."
" Masa, nggak percaya."
" Ih sok tahu."
" Oh iya belum kenalan, saya Galih."
" Saya Puspita."
" Saya pertama kali datang ke sini, kemarin Nugi ngajak saya ke sini, ya saya mau lah, walau hanya ijin sehari besok sudah balik lagi."
" Kenal sama Mas Nugi sudah lama? "
" Dia teman di AkMIL dulu."
Puspita dan Galih berjalan di tepi pantai, yang kebetulan hari ini Puspita yang menggunakan celana 3/4 nya dengan leluasa bermain air dengan di tendang - tendang nya.
" Aa..Kenapa sih sekarang berubah? " Tanya Puspita.
" Berubah apa nya, Aa nggak pernah berubah kok? " Jawab Awan salah satu teman dekat Puspita yang bekerja di salah satu BUMD.
" Ya nggak, dulu Aa nggak pernah seperti ini. Saat setelah saya bilang suka sama Aa Awan seperti nya selalu menghindar."
" Puspita, Aa memang suka sama Kamu, tapi Aa nggak suka sifat kamu. Aa sudah jatuh cinta sama wanita lain. Maaf, kamu bukan kriteria Aa. "
Puspita hanya diam, saat duduk berdua di kursi taman kota Sambil menikmati udara segar dari pepohonan kayu putih.
" Maafkan Aa neng, kedekatan kita dari awal memang salah, Aa yang seolah memberi kamu harapan, dan timbul rasa suka kamu terhadap Aa, tapi setelah kehadiran dia, dan mengatakan suka sama Aa, dan setelah di lihat Aa lebih suka sama dia. Mungkin karena sifat, maaf Aa lebih suka sama sifat nya yang dewasa, dan kamu umur kita saja jauh."
" Sekarang sudah jelas, maafkan bila saya terlalu pede sehingga menyangka Aa juga suka sama Puspita."
" Maaf."
****
Awan pergi dengan motornya kembali ke kantor nya, sedangkan Puspita berdiri di atas trotoar menunggu angkutan umum.
Hati nya masih terasa sakit, apalagi yang di rasakan sakit karena mencintai tak berpihak. Rasa malu pun ada, rasa sakit pun ada semua jadi satu.
" Hi.. mau kemana? " Tiba - tiba seorang berpakaian polisi dengan helm tertutup berhenti di depannya.
Puspita hanya diam, dan terus mencari angkutan umum yang lewat depan nya.
" Mau pulang, Saya antar? " Ucap nya sambil membuka kaca helm nya.
" Oh.. Teman nya Mas Dandi ya." Ucap Puspita.
" Maaf, kirain siapa." Ucap Puspita kembali.
" Saya antar ya."
" Makasih, naik angkot saja."
" Udah ayok naik, Saya antar rumah kamu dimana?"
" Jalan Pahlawan."
" Pahlawan berapa? "
" Pahlawan 1."
" Lah, saya kost di Pahlawan 2."
" Lah, deket dong Pak."
" Aduh jangan Panggil Pak dong, kayak Fatimah saja Panggil Aa ya."
" Heeee... iya deh."
" Yuk naik, Aa antar."
Puspita pun menaiki motor Ikbal, mengantarnya pulang. Dan sepanjang perjalanan tak berhenti mereka berdua saling mengobrol.
****
" Main dulu Aa. " Ajak Puspita.
" makasih, nanti lain waktu. Kita tukeran no hp boleh? "
" Boleh."
Ikbal dan Puspita pun bertukar nomer hp, dan Ikbal pun pamitan untuk pergi.
" Dia itu polisi yang kost di rumah Ibu Haji Narti kan? "
" Om tahu? " Tanya Puspita.
" Ya tahu, dia sering lewat anak nya ramah." Ucap Om Waluyo suami dari Tante Tini adik kandung Papah Puspita.
Puspita sejak kecil ikut bersama tante dan Om nya yang sama - sama sebagai ASN. Tante yang berdinas di sebuah kantor kecamatan, dan Om nya berdinas di salah satu instansi pemerintahan.
" Dia itu orang Sunda, bukan asli orang sini."
" Pantas, logatnya beda."
****
Puspita pun memasuki kamar nya, kamar yang sudah beberapa tahun dirinya tempati. Tante dan Om nya bagai orang tua nya sendiri, setelah kedua orang tua Puspita bercerai, Puspita lebih dekat dengan Tante nya, karena Tantenya tak memiliki seorang anak, dan hanya memiliki anak sambung dari suaminya.
Terdengar sebuah bunyi pesan SMS dari ponsel nya, dan terlihat sebuah nomer ponsel baru.
+6281********66
Sedang ngapain?
" Ini kayak nya Aa Ikbal deh. " Puspita pun membalas pesan tersebut.
Me
" Ini Aa Ikbal ya? "
+6281*******66
Ikbal???
Puspita membulatkan mata nya saat si pengirim SMS seolah - olah tak tahu"
" Ini nomer nya Aa Ikbal atau bukan sih??"
Lalu ponsel Puspita berbunyi, dan nomer tersebut menghubungi Puspita.
" Halo.!! " Sapa Puspita.
" Lagi ngapain? " Tanya dari seberang.
" Aa Ikbal cepet banget baru sampai sudah telepon."
" Aa Ikbal? "
" Ini Aa Ikbal kan? "
" Bukan, saya buka Ikbal."
Puspita melihat nomer ponsel nya dan baru ingat, ini memang bukan nomer ponsel Ikbal dan dirinya lupa bahwa nomer Ikbal sudah tersimpan di kontak ponsel nya.
" Maaf, ini siapa ya? " Tanya Puspita sedikit malu dengan si penelepon.
" Saya teman nya Fatimah." Jawab nya.
" Siapa ya? "
" Galih."
" Galih?? "
" Temannya Nugi."
" Oh.. iya, Saya ingat. Kok tahu nomer Saya dari Fatimah atau Mas Nugi? "
" Fatimah yang kasih."
" Kamu lagi ngapain? "
" Baru saja sampai rumah, dan Saya Panggil nya apa nih ya? " Ucap Puspita.
" Panggil Mas aja ya, kayak Fatimah manggil Nugi."
" Ya.. Mas Galih, lagi ngapain? "
" Lagi santai saja."
" Mas kemarin balik jam berapa ke kota S? "
" Malam langsung balik lagi."
" Mas, Saya mau tanya dapat nomer Saya gimana caranya tiba - tiba Fatimah kasih."
" Fatimah kasih, katanya mau kenalan nggak. "
" Kebiasaan dia itu, suka kasih nomer Saya begitu saja tanpa Saya ketahui."
" Tapi Mas boleh kan, kenalan sekedar teman ngobrol . "
" Boleh, malah banyak teman asik."
" Terima kasih, sekarang kita berteman ya."
******
" Hai... guys." Sapa Puspita pada Anggi, Evil,Ida dan Fatmah.
" Hai juga. " Sapa mereka berempat.
" Guys, kemarin Saya ketemuan sama Aa Awan, tapi ya begitu cinta Saya bertepuk sebelah tangan, dan dia bilang Saya nggak dewasa, nggak seperti wanita yang suka sama dia sekarang."
" Sabar say. " Ucap Anggi.
" Awan yang bekerja di BUMD itu? " Tanya Evi.
" Iya, kalian tahu kan kalau Saya dekat sama dia, dan Saya suka sama dia, ternyata kedekatan kami, dan perhatian nya Saya salah paham, Saya nya yang ke geer an. "
" Belum jodoh say, sabar ya." Ucap Ida.
" Fatimah, kamu kasih nomer Saya sama Mas Galih? " Tanya Puspita.
" Siapa Galih? " Tanya Anggi dan Evi bersamaan.
" Dia teman Mas Nugi Tentara juga, sorry Saya ingin kenalin kamu sama Mas Galih Sapa tahu cocok."
" Kemarin juga teman kakak kamu yang polisi nganterin Saya pulang."
" Cieeeee... Fatimah ada kemajuan kamu ngenalin 2 cowok. " Ucap Ida.
" Kemarin bisa ketemu sama A Ikbal gimana cerita nya? " Tanya Fatimah.
" Setelah ketemuan sama Aa Awan, saat lagi nunggu angkot, dia berhenti tepat di depan Saya. Terus ngajakin, Saya tolak dia maksa ya sudah ikut saja, terus tukeran nomer HP. " Jawab Puspita.
*****
Di sebuah perpustakaan Puspita mencari buku tentang Pascal dan MYOB. Namun buku yang dirinya cari tak ada.
" Mba, buku Pascal sama MYOB keluar semua ya? " Tanya Puspita di petugas perpustakaan.
" Saya cari dulu ya mba."
"Ya mba Saya cari dulu ya."
Petugas perpustakaan pun mencari di komputer buku yang di cari oleh Puspita.
" Mba, buku nya keluar semua."
" Nggak ada sisa ya? "
" Nggak ada mba, maaf mba. "
" Makasih ya mba."
Saat Puspita berjalan keluar, dirinya berpapasan dengan Heru. Dan mereka saling tersenyum.
" Sudah? " Tanya Heru.
" Sudah Kak, soalnya buku yang Saya cari nggak ada." Jawab Puspita.
" Cari buku apa? "
" Pascal sama MYOB. "
" Kakak punya, kalau mau nanti besok Kakak bawa."
" Benar punya, boleh kak pinjam." Ucap Puspita.
" Iya punya, besok nanti di bawa."
" Terima kasih. " Ucap Puspita.
" Tukeran nomer HP, biar saat mencari buku di rumah apalagi yang di butuhkan nantinya." Ucap Heru.
" Boleh, kita tukeran nomer ponsel.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!